You are on page 1of 146
Menimbang : a. Mengingat KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA NOMOR PER-1/KN/2021 ‘TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELESAIAN ASET BEKAS MILIK ASING/TIONGHOA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 39 ayat (2) dan Pasal 43 Peraturan Menteri Keuangan — Nomor 62/PMK.06/2020 tentang Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara tentang Petunjuk Teknis Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, periu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara tentang Petunjuk Teknis Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa; Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2015 tentang Kementerian Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 98); Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020 tentang Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 553); Peraturan Menteri Keuangan Nomor 87/PMK.01/2019 tentang Perubahan Atas PMK Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1862) sebagaimana telah beberapa kali diubah teralchir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Menetapkan KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ote Kerja Kementerian Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1745); MEMUTUSKAN: : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA ‘TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELESAIAN ASET BEKAS MILIK ASING/ TIONGHOA. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan: (1) Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa, yang selanjutnya disingkat ABMA/T, adalah aset yang dikuasai Negara berdasarkan: a, Peraturan Penguasa Perang = Pusat + Nomor Prt/Peperpu/032/1958 jo. Keputusan Penguasa Perang Pusat Nomor Kpts/ Peperpu/0439/1958 jo. Undang-Undang Nomor 50 Prp. Tahun 1960; b. Penetapan Presiden Nomor 2 Tahun 1962; c. Penetapan Presiden Nomor 4 Tahun 1962 jo. Keputusan Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/Pemimpin Besar Revolusi Nomor 52/KOTI/1964; dan d. Instruksi Radiogram Kaskogam Nomor 10403/G- 5/5/66. (2) Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia. (3) Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal di lingkungan Kementerian Keuangan yang memiliki kewenangan, tugas, dan fungsi di bidang kekayaan negara. (4) Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal pada Kementerian Keuangan yang memiliki kewenangan, tugas dan fungsi di bidang kekayaan negara. (8) Direktorat adalah Direktorat di lingkungan Direktorat Jenderal yang melaksanakan tugas dan fungsi pengelolaan ABMA/T. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (6) (7) (8) (9) (10) (a) (12) (13) (14) (15) at Direktur adalah Direktur pada Direktorat Jenderal yang melaksanakan tugas dan fungsi pengelolaan ABMA/T. Kantor Wilayah adalah Kantor Wilayah pada Direktorat Jenderal. Kantor Pelayanan adalah unit vertikal pelayanan pada Kantor Wilayah. Kementerian Negara yang selanjutnya disebut Kementerian adalah perangkat pemerintah yang membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. Lembaga adalah organisasi non Kementerian Negara dan instansi lain pengguna anggaran yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau peraturan perundang-undangan lainnya. ‘Tim Penyelesaian adalah Tim Penyelesaian ABMA/T Tingkat Pusat. Tim Asistensi Daerah adalah Tim Asistensi Penyelesaian ABMA/T Tingkat Wilayah. Pemohon adalah pejabat yang berwenang/ditunjuk oleh Kementerian/Lembaga, Pemerintah Provinsi/Kabupaten/ Kota, atau Pihak Ketiga. Pihak Ketiga adalah pihak yang — menempati/ menghuni/menggunakan ABMA/T meliputi: a. Pegawai Negeri Sipil/Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia; b. Pensiunan/Purnawirawan/Janda/Duda Pegawai Negeri Sipil/Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia; atau c, Badan Usaha Milik Negara/Daerah d. Swasta, baik Badan Hukum/Perorangan. Surat Pernyataan Penerima Pelepasan Hak, yang selanjutnya disingkat SP3H adalah surat pernyataan yang dibuat serta ditandatangani oleh Pemohon yang menyatakan ABMA/T tidak akan dialihkan/ —_dipindahtangankan/diubah peruntukannya tanpa persetujuan tertulis dari Direktur Jenderal atas nama Menteri. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) -4- Penilaian adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh Tim Penilai Pemerintah pada Direktorat Jenderal untuk memberikan suatu opini nilai atas suatu objek penilaian. Nilai Wajar adalah estimasi harga yang akan diterima dari penjualan aset atau dibayarkan untuk penyelesaian kewajiban antara pelaku pasar yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar pada tanggal Penilaian. Rapat Pembahasan Tim Asistensi Daerah adalah rapat Pembahasan yang dihadiri paling sedikit 5 (lima) unsur instansi Tim Asistensi Daerah yang dilakukan dengan kehadiran secara fisik atau secara daring yang dituangkan dalam berita acara pembahasan dengan penandatanganan secara fisik atau digital signature. Rapat Pembahasan Tim Penyelesaian adalah rapat Pembahasan yang dihadiri paling sedikit 5 (lima) unsur instansi Tim Penyelesaian yang dilakukan dengan kehadiran secara fisik atau secara daring yang dituangkan dalam berita acara pembahasan dengan penandatanganan secara fisil atau digital. Rekomendasi Tim Asistensi Daerah adalah cara penyelesaian yang diusulkan oleh Tim Asistensi Daerah kepada ‘Tim Penyelesaian yang didasarkan pada hasil penelitian administratif, penelitian lapangan, dan pembahasan. Rekomendasi Tim Penyelesaian adalah cara penyelesaian yang diusulkan oleh Tim Penyelesaian kepada Direktur Jenderal yang merupakan kesimpulan dari hasil penelitian administratif, dan pembahasan serta penelitian lapangan apabila dilakukan. Pengelola Barang adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan Barang Milik Negara. BABI TIM PENYELESAIAN DAN TIM ASISTENS] DAERAH Pasal 2 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ei Dalam penyelesaian ABMA/T, Direktur Jenderal atas nama Menteri membentuk: a. b. () (2) (4) (5) a) ‘Tim Penyelesaian; dan Tim Asistensi Daerah. Pasal 3 Tim Penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, beranggotakan unsur dari instansi tingkat pusat, antara lain: Kementerian Keuangan; Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Kementerian Pertahanan; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; Badan Intelijen Negara; Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional; g. Kejaksaan Agung; dan h. Kepolisian Negara Republik Indonesia. Tim Penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pepe oP diketuai oleh Direktur. Masa Kerja ‘Tim Penyelesaian selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang. Susunan keanggotaan Tim Penyelesaian ditetapkan setiap awal tahun dengan Keputusan Direktur Jenderal. Dalam hal terdapat perubahan susunan keanggotaan Tim Penyelesaian selama tahun berjalan, Direktur dapat menetapkan Perubahan Tim Penyelesaian. Pasal 4 Tim Penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a mempunyai tugas: a, memberikan pertimbangan atas penyelesaian ABMA/T termasuk penanganan masalah hukum kepada Direktur Jenderal; b, melaksanakan sosialisasi dan koordinasi penyelesaian ABMA/T dengan instansi terkait; c. melaksanakan inventarisasi dan penelitian ABMA/T; KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (2) (3) ay (2) (3) (4) Ge d. membahas usulan penyelesaian dari Tim Asistensi Daerah serta menyampaikan saran, pendapat, dan/atau rekomendasi penyelesaian ABMA/T kepada Direktur Jenderal; dan e. melaksanakan tugas Jain yang terkait dengan ABMA/T. Tim Penyelesaian, melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Menteri melalui Direktur Jenderal setiap tahun. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun sesuai tata cara pengisian dan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI huruf b yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. Pasal 5 ‘Tim Asistensi Daerah scbagaimana dimaksud pada Pasal 2 huruf b beranggotakan unsur dari instansi tingkat daerah, antara lain: a. Kantor Wilayah; b. Pemerintah Provinsi dan/ atau Kabupaten/Kota; c. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; d. Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi dan/ atau Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota; Komando Daerah Militer; Badan Intelijen Negara di Daerah; Kejaksaan Tinggi remo Kepolisian Daerah; dan Kantor Pelayanan. ‘Tim Asistensi Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diketuai oleh Kepala Kantor Wilayah yang wilayah kerjanya meliputi wilayah kerja Tim Asistensi Daerah yang bersangkutan. Masa Kerja Tim Asistensi Daerah selama 1 (satu) tahun anggaran dan dapat diperpanjang. Susunan keanggotaan ‘Tim Asistensi Daerah ditetapkan setiap awal tahun dengan Keputusan Kepala Kantor Wilayah. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA () Q) (2) (3) (4) -7- Dalam hal terdapat perubahan susunan keanggotaan Tim Asistensi Daerah selama tahun berjalan, Kepala Kantor Wilayah dapat menetapkan Perubahan Tim Asistensi Daerah. Pasal 6 Tim Pelaksanaan Asistensi Daerah mempunyai tugas: a. melaksanakan sosialisasi dan koordinasi dengan instansi terkait di wilayahnya dalam rangka mempercepat penyelesaian masalah ABMA/T sesuai dengan arahan Direktur Jenderal; b, melaksanakan inventarisasi dan penelitian ABMA/T dan melaporkan hasil inventarisasi dan penelitian kepada Tim Penyelesaian; c, menyampaikan usulan penyelesaian masalah ABMA/T sesuai kondisi terkini di wilayahnya dan menyampaikan saran dan rekomendasi penyelesaian kepada Tim Penyelesaian; d. melakukan pengawasan aspek kesesuaian peruntukan terhadap ABMA/T yang telah dilakukan penyelesaian dengan cara dilepaskan penguasaannya dari Negara kepada Pihak Ketiga dengan cara pembayaran kompensasi yang diberikan keringanan; dan e. melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal. Pembayaran kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huraf d merupakan pembayaran kompensasi yang diberikan keringanan. Tim Asistensi Daerah menyampaikan laporan perkembangan penyelesaian ABMA/T di wilayahnya kepada Direktur Jenderal melalui Tim Penyelesaian setiap tahun Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun sesuai tata cara pengisian dan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI huruf a yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Q) (2) (3) (4) q) (2) -8- BAB I] PENYELESAIAN ABMA/T Bagian Kesatu Umum Pasal 7 Penyelesaian ABMA/T dilakukan dengan cara: a. dimantapkan status hukumnya menjadi Barang Milik Negara/Daerah/Desa; . dilepaskan penguasaannya dari Negara kepada pihak ketiga dengan cara pembayaran kompensasi kepada Pemerintah; c. dikembalikan kepada pihak ketiga yang sah; atau d. dinyatakan selesai karena keadaan tertentu. Penyelesaian ABMA/T dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara sebagian atau seluruhnya berdasarkan usulan Tim Asistensi Daerah. Penyelesaian ABMA/'T diutamakan dilakukan dengan cara dimantapkan status hukumnya menjadi Barang Milik Negara/Daerah/Desa. Penyelesaian ABMA/T sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada data sebagaimana dimaksud tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020 tentang Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa. Bagian Kedua Permohonan Pasal 8 Penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 didahului dengan adanya permohonan yang diajukan oleh Pemohon kepada Tim Asistensi Daerah. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (I), penyelesaian dapat dilakukan tanpa melalui permohonan dari Pemohon, dalam hal: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. @) a) -9- a. dimantapkan menjadi Barang Milik Negara/Daerah/Desa, untuk: 1. kepentingan Negara/Daerah/Desa; atau 2. ABMA/T yang telah bersertipikat atas nama Kementerian/Lembaga atau Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota/Desa dan _telah digunakan sesuai dengan tugas dan fungsi. 3. _kepentingan Negara dimantapkan menjadi Barang Milik Negara pada Pengelola Barang. b. dinyatakan selesai karena keadaan tertentu untuk ABMA/T dalam hal: 1, tidak ditemukan; atau 2. hhilang atau musnah akibat bencana alam {force majeur). Pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a, Kementerian/Lembaga; b. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota; atau c. Pihak Ketiga. Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) barus dilengkapi dokumen persyaratan penyelesaian ABMA/T. Pasal 9 Penyelesaian ABMA/T sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a dilengkapi dokumen persyaratan meliputi: a. _fotokopi sertipikat hak atas tanah dalam hal tanah telah bersertipikat; b. riwayat tanah dari Kantor Kelurahan/Desa dalam hal tanah belum bersertipikat, c. fotokopi surat ukur/peta bidang tanah/ gambar situasi dari Kantor Pertanahan setempat atau dokumen pengukuran luas tanah dari instansi lainnya; d. surat keterangan dari Pemohon rencana peruntukan/ penggunaan ABMA/T; e. surat pernyataan dari Pemohon bahwa tidak ada sengketa atas ABMA/T; f, surat pernyataan dari Pemohon yang menyatakan akan menyelesaikan permasalahan, —apabila__—_aset diduduki/dibuni oleh pihak lain; KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -10- g. dokumen lain yang mendukung penyelesaian. Penyelesaian ABMA/T sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b dilengkapi dokumen persyaratan meliputi: a, fotokopi sertipikat hak atas tanah dan riwayat perolehan/kepemilikan tanah dari Kantor Pertanahan setempat dalam hal tanah telah bersertipikat; b. riwayat tanah dari Kantor Kelurahan/Desa dalam hal tanah belum bersertipikat; c. surat pernyataan dari pemohon, terkait kepentingan penggunaan ABMA/T sebagai berikut: 1. tempat kegiatan komersial; 2. rumah tinggal bagi: a) perseorangan; atau b) Pegawai Negeri Sipil/Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia atau pensiunan /purnawirawan /janda/duda Pegawai Negeri Sipil/Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia, yang didasarkan pada suatu keputusan yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang; 3. tempat kegiatan organisasi sosial dan/atau organisasi keagamaan; 4. tempat kegiatan pendidikan formal, dengan keterangan sebagai berilcut: a) _ tempat pendidikan formal yang berizin tetapi belum terakreditasi; b) tempat pendidikan formal berupa sekolah dan/atau perguruan tinggi dan sudah mempunyai Akreditasi; 5. tempat kegiatan pendidikan berupa sekolah luar biasa; 6. tempat ibadah agama yang diakui Pemerintah. d. surat pernyataan dari Pemohon bahwa ABMA/T tidak dalam keadaan sengketa; e. surat keterangan dari Kelurahan/Desa setempat yang menerangkan bahwa Pemohon telah secara terus KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA fai menerus menempati/menghuni/menggunakan ABMA/T paling sedikit 5 (lima) tahun; surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan bahwa: 1. Pemohon Badan Hukum bukan merupakan reinkarnasi/penerus/ onderbouw/perkumpulan/yayasan _terlarang/ eksklusif rasial; 2. Perorangan tidak pernah menjadi anggota dan/atau pengurus__perkumpulan/yayasan terlarang/ eksklusif rasial. surat pernyataan dari Pemohon yang menyatakan bahwa segala akibat hukum dan biaya yang timbul terkait proses penerbitan sertipikat pada Kantor Pertanahan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Pemohon; dokumen akreditasi pendidikan dalam hal ABMA/T digunakan untuk tempat —pendidikan —_formal berakreditasi; Surat keterangan dari Kemeterian Agama setempat atau Kelurahan /Desa setempat bahwa ABMA/T digunakan untuk tempat ibadah agama yang diakui pemerintah, dalam hal ABMA/T digunakan untuk tempat ibadah. bagi Pemohon yang merupakan badan hukum, dilengkapi dengan: 1. salinan/fotokopi keputusan pengesahan badan hukum Indonesia dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; 2. surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan bahwa status badan hukum tersebut tidak memiliki kaitan kepemilikan dengan badan bukum atau organisasi asing; bagi Pemohon Pegawai Negeri Sipil/Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia dilengkapi dengan: 1, fotokopi kartu PNS/anggota TNI/Polri; dan 2. fotokopi Surat Izin Penghunian/Penunjukan; KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (3) (4) -12- 1. bagi Pemohon pensiunan/purnawirawan/ janda/duda Pegawai Negeri Sipil/Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia dilengkapi dengan: 1. fotokopi surat keterangan pensiun untuk pensiun/purna tugas PNS/anggota TNI/Polri atau surat keterangan janda/duda PNS/anggota TNI/Polri untuk janda/duda PNS/anggota ‘TNI/Polri; 2. fotokopi Surat Izin Penghunian/Penunjukan; dan 3. surat keterangan bahwa instansi di lingkungan pemohon bersangkutan tidak memerlukan aset tersebut; m, dokumen lain yang mendukung penyelesaian. Penyelesaian ABMA/T sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf c dilengkapi dokumen meliputi: a. fotokopi putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap yang dilegalisasi oleh Pengadilan Negeri; dan b. surat pernyataan dari Pemohon dan/atau ahli waris Pemohon bahwa segala akibat hukum dan biaya yang timbul terkait proses _ penerbitan/perubahan sertipikat pada Kantor Pertanahan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Pemohon dan/atau ahli waris Pemohon. Penyelesaian ABMA/T sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf d dilengkapi dokumen meliputi: @. surat pernyataan dari Pemohon atau surat keterangan dari Tim Asistensi Daerah bahwa tanah dan/atau bangunan: 1. tidak ditemukan; 2. hilang atau musnah akibat bencana alam (force majeur); dan/atau 3. sebelum berlaku Peraturan Menteri Keuangan Nomor 188/PMK.06/2008 tentang Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Cina, telah: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -13- a) dipertukarkan dengan aset milik Pihak Ketiga oleh Kementerian/Lembaga atau Daerah; b) dilakukan ——_ pemindahtanganan atau dikembalikan kepada pihak ketiga oleh Kementerian/Lembaga atau Pemerintah Daerah; ©) dikembalikan kepada pemilik perorangan yang sah dengan persetujuan Menteri; atau d) dilepaskan penguasaannya kepada Pihak Ketiga dengan cara pembayaran kompensasi dengan persetujuan Menteri; b. _Hasil reviu oleh Aparat Pengawasan Internal Pemerintah mengenai keadaan tertentu sebagaimana tersebut pada huruf a di yang dikeluarkan oleh Aparat Pengawasan Internal Pemerintah dari Kementerian/Lembaga atau Pemerintah Daerah; dan ¢. dokumen lain yang mendukung penyelesaian. Bagian Ketiga Proses Penyelesaian ABMA/T di Tim Asistensi Daerah Pasal 10 (1)Tim Asistensi Daerah menindaklanjuti permohonan tertulis sebagaimana dalam Pasal 8 ayat (1). (2) Pelaksanaan tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Tim Asistensi Daerah melakukan: a. penelitian administratif, b. _penelitian lapangan; dan c. pembahasan. Pasal 11 Penelitian administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf a meliputi: a. pengecekan terhadap —ikelengkapan dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9; dan KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -14- b. pencocokan kesesuaian data ABMA/T dengan dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9. Pasal 12 Pengecekan kelengkapan dokumen persyaratan dilakukan dengan cara mengisi daftar pengecekan (checklist) kelengkapan dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 1 yang merupakan bagian tidak terpisahken dari Peraturan Direktur Jenderal ini. @ (2) ay (2) (3) (4) Pasal 13 Dalam hal dari hasil penelitian administrasi disimpulkan dokumen persyaratan belum lengkap dan/atau belum sesuai, Tim Asistensi Daerah menerbitkan surat permintaan kelengkapan data dan/atau dokumen persyaratan kepada Pemohon. Dalam hal dari hasil penelitian administrasi disimpulkan dokumen persyaratan sudah lengkap dan data telah sesuai, maka dilakukan penelitian lapangan. Pasal 14 Penelitian lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) dilakukan untuk meneliti kesesuaian antara data ABMA/T dengan kondisi tanah dan/atau bangunan dan penggunaan ABMA/T. Dalam melakukan penelitian lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tim penelitian lapangan dapat berkoordinasi dengan instansi terkait dan/atau Pemohon. Hasil penelitian lapangan dituangkan dalam berita acara penelitian lapangan dan ditandatangani oleh tim penelitian Japangan. Berita acara penelitian lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) memuat sekurang-kurangnya: @. nomor surat tugas; b. hari dan tanggal pelaksanaan penelitian lapangan; ¢, nama dan NIP/NRP tim penelitian; nomor surat tugas; data ABMA/T; KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (5) (6) q) (2) (3) fsa f. pihak yang ditemui; g. _penjelasan penguasaan tanah dan/atau bangunan dan penggunaan ABMA/T; hh. penjelasan apabila terjadi perbedaan/ ketidaksesuaian data ABMA/T dengan kondisi tanah dan/atau bangunan dan penggunaan ABMA/T; i. penjelasan lain yang diperlukan terkait ABMA/T; dan j. tanda tangan tim penelitian. Dalam hal terdapat perbedaan/ketidaksesuaian data ABMA/T dengan kondisi tanah dan/atau bangunan dan penggunaan ABMA/T sebagaimana dimaksud pada ayat (4) hurufh, harus didukung dengan surat keterangan dari pihak yang berwenang. Berita acara penelitian lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun sesuai dengan tata cara pengisian dan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini, Pasal 15 Berdasarkan hasil penelitian administrasi dan penelitian lapangan, Tim Asistensi Daerah melakukan Pembahasan terhadap permohonan penyelesaian untuk menentukan penyelesaian ABMA/T. Hasil pembahasan dituangkan dalam berita acara pembahasan. Berita acara pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memuat sekurang-kurangnya: a. hari, tanggal, dan tempat pelaksanaan pembahasan; b. nama, jabatan, dan kedudukan Tim Asistensi Daerah yang hadir; ¢. data ABMA/T yang dibahas; d. dasar pertimbangan penetapan usulan penyelesaian ABMA/T; e, usulan rekomendasi penyelesaian ABMA/T; dan tanda tangan Tim Asistensi Daerah paling sedikit dari 5 (ima) unsur instansi yang hadir. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. (4) q 2) @ @) (3) Hig Berita Acara Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun dengan mengacu pada tata cara pengisian dan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran III huruf a yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. Pasal 16 Dalam hal hasil pembahasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (1) dinyatakan disetujui, Tim Asistensi Daerah menyampaikan usulan penyelesaian ABMA/T kepada Tim Penyelesaian dengan menyertakan dokumen meliputi: a. dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9; b. daftar pengecekan (checklist) kelengkapan dokumen persyaratan; c. Berita acara penelitian lapangan; dan d. Berita Acara pembahasan. Dalam hal hasil pembahasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (1) dinyatakan tidak disetujui, maka Tim Asistensi Daerah menerbitkan surat pengembalian atau penolakan kepada Pemohon. Bagian Keempat Proses Penyelesaian di Tim Penyelesaian Pasal 17 ‘Tim Penyelesaian menindaklanjuti usulan penyelesaian ABMA/T dari Tim Asistensi Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1). Dalam pelaksanaan tindak lanjut usulan penyelesaian ABMA/T dari Tim Asistensi Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1), Tim Penyelesaian melakukan: a. Penelitian administratif; dan b. Pembahasan. Selain melakukan penelitian administratif dan pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Tim Asistensi Daerah dapat melakukan penelitian lapangan. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. aa qe Pasal 18 Penelitian administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a meliputi: a. pengecekan kelengkapan dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1); dan b, pencocokan kesesuaian data ABMA/T dengan dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1). Pasal 19 Pengecekan terkait penelitian administrasi dilakukan dengan cara mengisi daftar pengecekan (checklist) kelengkapan dokumen sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. Pasal 20 (1) Dalam hal dari hasil penelitian administrasi disimpulkan dokumen persyaratan belum lengkap dan/atau belum sesuai masih diperlukan kelengkapan data dan/atau dokumen persyaratan, Tim Penyelesaian menerbitkan surat permintaan kelengkapan data dan/atau dokumen persyaratan kepada Tim Asistensi Daerah. (2)Dalam hal dari hasil penelitian administrasi disimpulkan dokumen persyaratan sudah lengkap dan data telah sesuai, terhadap usulan penyelesaian Tim Asistensi Daerah dilakukan pembahasan, Pasal 21 (1) Pembahasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) dihadiri oleh Tim Penyelesaian dan Tim Asistensi Daerah. (2) Hasil pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam berita acara pembahasan. (3) Berita acara pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memuat sekurang-kurangnya: a. hari, tanggal, dan tempat pelaksanaan pembahasan; b. nama, jabatan, dan kedudukan Tim Penyelesaian yang hadir; KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (4) @ @) @) -18- c. data ABMA/T yang dibahas; dasar pertimbangan penetapan usulan penyelesaian ABMA/T; ¢. _rekomendasi penyelesaian ABMA/T berupa: 1. Disetujui, untuk: a) dimantapkan status hukumnya menjadi Barang Milik Negara/Daerah/Desa; b) dilepaskan penguasaannya dari Negara kepada Pihak Ketiga dengan cara pembayaran kompensasi kepada Pemerintah; ©) dikembalikan kepada pihak ketiga yang sah; @) dinyatakan selesai karena keadaan tertentu. 2. Tidak/belurn disetujui; f, tanda tangan Tim Penyelesaian paling sedikit dari 5 (ima) unsur instansi Tim Penyelesaian yang hadir. Berita Acara Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan mengacu pada tata cara pengisian dan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran III huruf a yang merupakan bagian tidal terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. Pasal 22 Dalam hal diperlukan, Tim Penyelesaian dapat melakukan penelitian lapangan. Hasil penelitian lapangan dituangkan dalam berita acara penelitian apangan dan ditandatangani oleh tim penelitian. Berita acara penelitian lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya memuat: @. nomor dan tanggal surat tugas; hari, tanggal, dan tempat penelitian lapangan; nama, NIP/NRP tim penelitian; data ABMA/T; pihak yang ditemui; ba mo po penjelasan penguasaan tanah dan/atau bangunan dan penggunaan ABMA/T; penjelasan lain yang diperlukan terkait ABMA/T; dan h. _ tanda tangan tim penelitian. e KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (4) @ (2) (3) a) 2) (3) -19- Berita Acara Penelitian Lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun dengan mengacu pada tata cara pengisian dan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran Il yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. Bagian Kelima Penetapan Status Hukum Menjadi Barang Milik Negara/Daerah/Desa Pasal 23 Pemantapan status hukum ABMA/T menjadi Barang Milik Negara/Daerah/Desa dilakukan terhadap ABMA/T yang belum bersertipikat atau telah bersertipikat atas nama Kementerian/Lembaga atau Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota/Desa. Kementerian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk Kementerian yang mempunyai tugas dan wewenang selaku Pengelola Barang. Usulan pemantapan status hukum ABMA/T sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilengkapi dengan keterangan pertimbangan diusulkannya mekanisme _ penyelesaian ABMA/T dimaksud oleh Tim Asistensi Daerah. Pasal 24 Dalan hal Tim Penyelesaian _ merekomendasikan pemantapan status hukum ABMA/T sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1), Direktur membuat konsep Keputusan Menteri Keuangan untuk ditetapkan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri. Direktur Jenderal atas nama Menteri menetapkan pemantapan status hukum ABMA/T menjadi Barang Mili Negara/Daerah/Desa. Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan mengacu pada tata cara pengisian dan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini, KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. ie9) (2) -20- Pasal 25 Dalam hal ABMA/T belum bersertipikat atas nama Kementerian/Lembaga atau Femerintah Daerah/Desa, keputusan mengenai pemantapan status hukum ABMA/T menjadi Barang Milik Negara/Daerah/Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 harus segera ditindaklanjuti dengan pensertipikatan. Pembebanan biaya pensertipikatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Bagian Keenam Pelepasan Penguasaan Dari Negara Kepada Pihak Ketiga Dengan @ (2) (3) Cara Pembayaran Kompensasi Kepada Pemerintah Pasal 26 Penyelesaian ABMA/T dilakukan dengan cara dilepaskan penguasaannya dari negara kepada pihak ketiga dengan cara pembayaran kompensasi kepada Pemerintah dilakukan terhadap ABMA/T yang telah ditempati/dihuni/digunakan oleh pihak ketiga. Pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengajukan permohonan pelepasan penguasaan ABMA/T kepada Tim Asistensi Daerah. Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan secara tertulis kepada Tim Asistensi Daerah, dengan dilengkapi persyaratan meliputi: a. menempati/menghuni/menggunakan ABMA/T secara terus menerus paling singkat selama 5 (lima) tahun; dan b. dalam hal pihak ketiga: 1. badan hukum, maka status badan hukum tersebut harus tidak memiliki kaitan kepemilikan dengan badan hukum atau organisasi asing, dan bukan merupakan reinkarnasi/ penerus/ onderbouw dari organisasi/ perkumpulan/ yayasan__terlarang eksklusif rasial; atau KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Q) (2) (3) @) (2) a 2) -21- 2. perseorangan, maka status perseorangan tersebut tidak pernah menjadi anggota/pengurus dari organsisasi/perkumpulan/yayasan terlarang/eksldusif rasial. Pasal 27 Tim Asistensi Daerah melakukan pembahasan untuk meneliti kebenaran bahwa pihak ketiga memenuhi persyaratan sebagaimana tersebut pada Pasal 26 ayat (3). Hasil rapat pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam berita acara rapat yang ditandatangani oleh Tim Asistensi Daerah. Berita acara rapat yang disusun sesuai dengan tata cara pengisian dan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran Ill huruf a yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. Pasal 28 ABMA/T yang akan dilepaskan penguasaanya dari Negara kepada pihak ketiga dengan cara pembayaran kompensasi kepada Pemerintah dilakukan penilaian untuk mendapatkan nilai wajar. Nilai wajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai dasar penetapan besaran kompensasi. Pasal 29 Dalam hal Tim Penyelesaian pada rapat pembahasan menyetujui penyelesaian ABMA/T sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1), Direktur meminta Kepala Kantor Wilayah selaku Ketua Tim Asistensi Daerah untuk menyampaikan laporan penilaian ABMA/T dan bentuk pembayaran kompensasi secara sekeligus atau berkala. Berdasarkan permintaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Kantor Wilayah selaku Ketua Tim Asistensi Daerah melakulan: a. Pengajuan permohonan penilaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang penilaian. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. a) @) 8) (4) @ 2) -22- b. Pengusulan bentuk pembayaran kompensasi secara sekaligus atau berkala yang dimohonkan oleh pihak ketiga. Pasal 30 Penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) dihitung berdasarkan ketentuan sebagai berikut: a. dalam hal di atas tanah ABMA/T telah berdiri bangunan baru dengan struktur baru yang terpisah dari bangunan ABMA/T, penilaian dilakukan atas tanah dan bangunan Jama; b. dalam hal di atas tanah ABMA/T telah berdiri bangunan baru yang berdiri dalam struktur yang sama dan merupakan bagian renovasi dari bangunan ABMA/T, penilaian dilakukan atas tanah dan seluruh bangunan; atau c. dalam hal bangunan ABMA/T telah dibongkar, penilaian dilakukan atas tanah ABMA/T; Kepala Kantor Wilayah selaku Ketua Tim Asistensi Daerah menyampaikan laporan penilaian yang memuat nilai wajar ABMA/T. Penyampaian laporan penilaian pada ayat (2) disertai dengan usulan cara pembayaran kompensasi oleh pihak ketiga. Dalam hal pihak ketiga tidak menyampaikan cara pembayaran kompensasi, Kepala Kantor Wilayah selaku Ketua Tim Asistensi Daerah merekomendasikan cara pembayaran kompensasi kepada Direktur selaku Ketua Tim Penyelesaian. Pasal 31 Laporan penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) menjadi dasar bagi Direktur dalam menghitung besaran kompensasi yang harus dibayar oleh Pihak Ketiga. Pelepasan penguasaan ABMA/T dari Negara kepada pihak ketiga dengan cara pembayaran kompensasi kepada Pemerintah ditetapkan sebesar 100% (seratus persen) dari nilai wajar ABMA/T. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. -23- (3) Besaran kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberi keringanan dengan ketentuan sebagai berikut: a. sebesar 50% (lima puluh persen) dari nilai wajar dalam hal ABMA/T digunakan untuk: 1, tempat kegiatan pendidikan formal yang berizin tetapi belum terakreditasi; 2, kegiatan organisasi sosial dan/atau organisasi keagamaan; atau 3. rumah tinggal Pegawai Negeri Sipil/ Tentara Nasional Indonesia / Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Pensiunan/Purnawirawan/Janda/Duda Pegawai Negeri_—SSipil/Tentara_ ‘Nasional Indonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia, yang didasarkan pada suatu keputusan yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang; b. _ sebesar 65% (enam puluh lima persen) dari Nilai Wajar, dalam hal ABMA/T digunakan untuk kegiatan pendidikan formal berupa sekolah dan/ atau perguruan tinggi dengan status akreditasi C; c. sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari Nilai Wajar, dalam hal ABMA/T digunakan untuk kegiatan pendidikan formal berupa sekolah dan/ atau perguruan tinggi dengan status akreditasi B; d. sebesar 80% (delapan puhih persen) dari Nilai Wajar, dalam hal ABMA/T digunakan untuk: 1. kegiatan pendidikan formal berupa sekolah dan/atau perguruan tinggi dengan status akreditasi A; atau 2. sekolah luar biasa; e. sebesar 100% (seratus persen) dari nilai wajar dalam hal ABMA/T digunakan untuk tempat ibadah agama yang diakui Pemerintah. (4) Pihak Ketiga membayar tambahan kompensasi sebesar 10% (sepuluh persen) dari Nilai Wajar tanah ABMA/T dalam hal terdapat bangunan ABMA/T yang dibongkar tanpa persetujuan Menteri. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. 6) (6) QQ) (2) (3) (4) @) (2) -24- Dokumen yang digunakan sebagai dasar penetapan pemberian keringanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b, huruf c, dan huruf d adalah surat keterangan akreditasi pada saat pengajuan permohonan kompensasi. Dalam hal terdapat ABMA/T yang digunakan lebih dari satu lembaga pendidikan dan memiliki lebih dari satu status akreditasi, maka yang digunakan adalah akreditasi terendah. Pasal 32 Hasil perhitungan besaran kompensasi dituangkan dalam konsep surat persetujuan penctapan besaran kompensasi yang disampaikan oleh Direktur kepada Direktur Jenderal. Surat persetujuan penetapan besaran kompensasi sebagaimana tersebut pada ayat (1) ditandatangani oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri Surat persetujuan penetapan besaran kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang sekurang- kurangnya memuat: a. data ABMA/T; b. data Pihak Ketiga penerima pelepasan penguasaan ABMA/T; c. besaran kompensasi; dan d. cara pembayaran dan jangka waktu pelunasan. Surat persetujuan penetapan besaran _kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun dengan mengacu pada tata cara pengisian dan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV huruf d yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pasal 33 Direktur menyampaikan surat persetujuan penetapan ‘besaran kompensasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) kepada Pihak Ketiga. Berdasarkan surat persetujuan penetapan _besaran kompensasi, Pihak Ketiga melakukan pembayaran kompensasi kepada Pemerintah dengan menyetorkannya ke KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. -25- Kas Negara dengan cara sekaligus atau berkala sesuai dengan yang tercantum dalam persetujuan. Pasal 34 Pembayaran kompensasi dengan cara sekaligus dilakukan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkannya surat persetujuan penetapan besaran kompensasi. ) (2) (3) (4) 6) (6) Pasal 35 Pembayaran kompensasi dengan cara berkala, dilakukan dengan besaran pembayaran yang tetap dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun sejak diterbitkannya persetujuan penetapan besaran kompensasi. Jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhitung sejak — tanggal diterbitkannya surat persetujuan penetapan besaran kompensasi dan dengan jangka waktu pembayaran lebih dari 1 (satu) bulan hingga paling lama 24 bulan. Besaran pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambahkan sebesar 5% (lima persen) per tahun dari besaran kompensasi. Tambahan besaran kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Jangka waktu lebih dari 1 (satu) hingga 12 (dua belas) bulan sebesar 5% (lima persen) dari besaran kompensasi. b. Jangka waktu lebih dari 12 (dua belas) hingga 24 (dua puluh empat) bulan sebesar 10% (sepuluh persen) dari besaran kompensasi. Dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkannya surat persetujuan penetapan besaran kompensasi, Direktur dan Pihak Ketiga menindaklanjuti dengan menandatangani perjanjian pembayaran kompensasi dengan cara berkala. Penandatanganan perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat dilalukan melalui kehadiran Direktur dan Pihak Ketiga. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. (7) (8) (9) Q) Q) 8) (4) - 26 - Dalam hal kehadiran pihak ketiga tidak dapat dilakukan maka Direktur menyampaikan naskah perjanjian kepada Pihak Ketiga untuk dilakukan penandatanganan. Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (5) sekurang- kurangnya memuat: a. para pihak yang terikat dalam perjanjian; b. data ABMA/T; c. besaran kompensasi; d. jangka waktu pembayaran kompensasi; dan e, hak dan kewajiban para pihak. Perjanjian pembayaran kompensasi dengan cara berkala disusun sesuai dengan tata cara pengisian dan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini, Pasal 36 Dalam hal Pihak Ketiga tidak melakukan pembayaran kompensasi secara berkala sebagaimana dimaksud pada Pasal 35 ayat (1), maka Direktur memberikan peringatan tertulis paling banyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 2 (dua) tahun baik secara berturut-turut maupun kumulatif pada bulan berjalan dan/atau bulan berikutnya. Dalam hal setelah diberikan surat peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pihak Ketiga melakukan pembayaran, maka pembayaran yang harus dilakukan adalah sebesar tunggakan bulan sebelumnya dan bulan berjalan sesuai perjanjian. Persetujuan besaran kompensasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 35 ayat (1) dinyatakan batal dalam hal Pihak ketiga tidak memenuhi peringatan tertulis ketiga. Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai dengan tata cara pengisian dan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV huruf b yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. Pasal 37 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA @ 2) qd) (2) (3) 4) (5) (6) QQ) -27- Dalam hal ABMA/T yang persetujuan kompensasinya telah dinyatakan batal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (3), dapat dimantapkan status hukumnya menjadi Barang Mili Negara/Daerah/Desa. Ketentuan mengenai pemantapan status hukum ABMA/T menjadi Barang Milik Negara/Daerah/Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 mutatis mutandis berlaku untuk pemantapan status hukum menjadi Barang Milik Negara/Daerah/Desa terhadap ABMA/T yang persetujuan kompensasinya telah dinyatakan batal. Pasal 38 Pihak Ketiga yang telah melunasi pembayaran kompensasi sesuai ketentuan menandatangani SP3H di atas kertas bermeterai sesuai ketentuan. Dikecualikan dari ketentuan ayat (1), SP3H tidak perlu diterbitkan dalam hal Pihak Ketiga melakukan pembayaran kompensasi sebesar 100% (seratus persen). Berdasarkan SP3H dan bukti setor ke kas Negara, Direktur menerbitkan Surat Keterangan Lunas (SKL). Dikecualikan dari ketentuan ayat (3), Surat Keterangan Lunas (SKL) tidak diterbitkan kepada Pihak Ketiga yang memperoleh keringanan sebesar 100% (seratus persen). SP3H sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai dengan tata cara pengisian dan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran IV huruf h yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. Surat Keterangan Lunas (SKL) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun sesuai dengan tata cara pengisian dan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran IV huruf i yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. Pasal 39 Berdasarkan pelunasan dari Pihak Ketiga dengan dibuktikan SP3H dan Surat Keterangan Lunas (SKL), Direktur membuat konsep Keputusan Menteri Keuangan KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. (2) (3) (1) (2) -28- tentang Pelepasan Penguasaan ABMA/T dari Negara kepada Pibak Ketiga dengan Cara Pembayaran Kompensasi dan menyampaikan kepada Direktur Jenderal atas nama Menteri. Direktur Jenderal atas nama Menteri menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Pelepasan Penguasaan ABMA/T dari Negara kepada Pihak Ketiga dengan Cara Pembayaran Kompensasi. Keputusan Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun sesuai dengan tata cara pengisian dan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran V huruf c yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. Pasal 40 Keputusan Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2) diterbitkan salinan dan disampaikan kepada pihak terkait namun tidak terbatas kepada Pemohon, Kepala Kantor Wilayah selaku Ketua Tim Asistensi Daerah, dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota setempat. Salinan Keputusan Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai dasar oleh: a, Pemohon untuk mengurus kepemilikan hak atas tanah kepada Kantor Pertanahan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. b. Kantor Wilayah selaku Ketua Tim Asistensi Daerah untuk membuat surat kepada Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota untuk memberikan catatan pada buku tanah mengenai ABMA/T yang dialihkan kepada Pemohon. c. Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota setempat untuk peralihan status hukum ABMA/T dialihkan kepada Pemohon. Bagian Ketujuh Pengembalian Kepada Pihak Ketiga Yang Sah Pasal 41 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (1) (2) (3) a 2) 3) QQ) -29- ABMA/T dikembalikan kepada pihak ketiga yang sah berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht). Putusan pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perkara yang didalamnya Menteri sebagai pihak yang tergugat dan/atau turut tergugat. ABMA/T dikembalikan kepada pihak ketiga sebagaiamana dimaksud pada ayat (1) dalam hal telah dilakukan upaya hukum yang maksimal. Pasal 42 Dalam hal Tim Penyelesaian pada rapat pembahasan merekomendasikan penyelesaian ABMA/T sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf c, Direktur membuat konsep Keputusan Menteri Keuangan tentang Pengembalian ABMA/TT Kepada Pihak Ketiga Yang Sab dan menyampaikan kepada Direktur Jenderal atas nama Menteri. Direktur Jenderal atas nama Menteri menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Pengembalian ABMA/T Kepada Pihak Ketiga yang Sah. Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai dengan alur tata cara pengisian dan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran V huruf d yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. Bagian Kedelapan ABMA/T Dinyatakan Selesai Karena Keadaan Tertentu Pasal 43 ABMA/T dapat dinyatakan selesai karena keadaan tertentu, melipul a. tidak ditemukan; b. _hilang atau musnah akibat bencana alam (force majeur); KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (2) (3) -30- sebelum berlaku Peraturan Menteri Keuangan Nomor 188/PMK.06/2008 tentang Penyelesaian Asct Bekas Milik Asing/Cina, telah: 1. dipertukarkan dengan aset milik Pihak Ketiga oleh Kementerian/Lembaga atau Daerah; 2. dilakukan pemindahtanganan atau dikembalikan kepada pihak ketiga oleh Kementerian/Lembaga atau Pemerintah Daerah; 3. dikembalikan kepada pemilik perorangan yang sah dengan persetujuan Menteri; atau 4, dilepaskan penguasaannya kepada Pihak Ketiga dengan cara pembayaran kompensasi dengan persetujuan Menteri; ABMA/T dinyatakan selesai karena keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus terlebih dahulu mendapatkan reviu oleh Aparat Pengawasan Internal Pemerintah dengan ketentuan: a. Reviu oleh Aparat Pengawasan Internal pemerintah dari Kementerian Keuangan terhadap ABMA/T sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c angka 3, atau huruf c angka 4; Reviu oleh Aparat Pengawasan Internal pemerintah dari Kementerian/Lembaga atau Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf ¢ angka 1 dan angka 2; Dalam hal keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ABMA/T dinyatakan selesai yang memerlukan reviu dengan melibatkan lintas sektoral Kementerian/Lembaga dan/atau Pemerintah Daerah, maka reviu dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Dalam hal pelaksanaan reviu sebagaimana dimaksud ayat (2), Kepala Kanwil selaku Ketua TAD melakukan kegiatan sebagai berikut: a. Verifikasi dokumen ABMA/T; b. Penelitian fisik ABMA/T dilakukan paling sedikit oleh 3 (tiga) unsur anggota TAD; Mengumpulkan dokumen lain yang diperlukan. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA @) (5) (6) 7 -31- Pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) Kepala Kanwil selaku Ketua TAD dapat melibatkan Tim Pusat. Berdasarkan hasil kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Kepala Kanwil selaku ketua TAD mengajukan permohonan reviu kepada: a. Aparat Pengawasan Internal Pemerintah dari Kementerian Keuangan melalui Direktur dalam hal reviu oleh terhadap ABMA/T sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c angka 3, atau huruf c angka 4; b. Aparat Pengawasan Internal Pemerintah dari Kementerian/Lembaga atau Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c angka 1 dan angka 2; c. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Pusat atau Kantor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi dalam hal keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ABMA/T dinyatakan selesai yang memerlukan reviu dengan melibatkan lintas sektoral Kementerian/Lembaga dan/atau Pemerintah Daerah. Permohonan reviu sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diajukan oleh Kepala Kanwil selaku ketua TAD dengan dilengkapi dokumen paling sedikit terdiri atas: a. Dokumen Peraturan perundang-undangan di bidang ABMA/T; b. Berita Acara penelitian fisik ABMA/T yang ditandatangani oleh paling sedikit 3 (tiga) unsur anggota TAD; c. Berita Acara verifikasi dokumen ABMA/T yang ditandatangani oleh paling sedikit 3 (tiga) unsur anggota ‘TAD; dan 4. Dokumen lain yang diperlukan, Selain dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (6) Kepala Kanwil selaku TAD melengkapi dokumen terdiri atas: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA () (2) 3) Q) -32- a. Surat keterangan dari instansi terkait dalam hal kondisi ABMA/T tidak ditemukan, hilang atau musnah akibat bencana alam (force majeur); atau b. Surat Persetujuan Menteri atau = Pimpinan Kementerian/Lembaga atau Pemerintah Daerah dalam hal ABMA/T telah: 1. dipertukarkan dengan aset milik Pihak Ketiga oleh Kementerian/Lembaga atau Daerah; 2. dilakukan pemindahtanganan atau dikembalikan kepada pihak ketiga oleh Kementerian/Lembaga atau Pemerintah Daerah; 3. dikembalikan kepada pemilik perorangan yang sah dengan persetujuan Menteri; atau 4, dilepaskan penguasaannya kepada Pihak Ketiga dengan cara pembayaran kompensasi dengan persetujuan Menteri. Pasal 44 Dalam hal Tim Penyelesaian pada rapat pembahasan merekomendasikan penyelesaian ABMA/T sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf d, Direktur membuat konsep surat keterangan untuk ditetapkan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri. Direktur Jenderal atas nama Menteri menetapkan surat keterangan bahwa ABMA/T dinyatakan selesai karena keadaan tertentu. Surat keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai dengan tata cara pengisian dan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran V huruf e yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. BAB IV ABMA/T YANG DIKUASAI OLEH PIHAK KETIGA Pasal 45 ABMA/T yang dikuasai oleh Pihak Ketiga dan telah terbit sertipikat atas nama Pihak Ketiga namun perolehannya KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (2) (4) (5) (6) Q) (2) 3) - 33 - tidak sesuai ketentuan penyelesaian ABMA/T, maka penyelesaian atas ABMA/T tersebut dilakukan melalui upaya musyawarah dengan Pihak Ketiga. Musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Tim Asistensi Daerah dengan Pihak Ketiga. Musyawarah dilakukan dalam rangka menjelaskan status ABMA/T dan untuk mencapai kesepakatan penyelesaian. Dalam hal hasil musyawarah dicapai kesepakatan, maka dituangkan dalam berita acara yang ditandatangani oleh Tim Asistensi Daerah dan Pihak Ketiga. Berdasarkan Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pihak Ketiga mengajukan permohonan penyelesaian ABMA/T sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26. Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disusun sesuai dengan tata cara pengisian dan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV huruf c yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. Pasal 46 Dalam hal musyawarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) tidak tercapai dan/atan berdasarkan hasil penelitian terdapat indikasi sertipikat diperoleh dengan cara tidak sah, Direktur Jenderal meminta kepada instansi yang memiliki tugas dan fungsi di bidang pertanahan untuk melakukan pemblokiran sertipikat ABMA/T. Setelah dilakukan pemblokiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penyelesaian ABMA/T dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, melalui upaya hukum: a, di luar lembaga peradilan; dan/atau b. melalui lembaga peradilan. Penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan berdasarkan rekomendasi dari Kepala Kanwil selaku Ketua ‘TAD kepada Direktur selaku Ketua Tim Penyelesaian sebagai derileut: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (4) -34- a. penyelesaian ABMA/T di luar lembaga peradilan dilakukan namun tidak terbatas pada musyawarah mufakat yang dilakukan oleh Tim Asistensi Daerah dengan Pihak Ketiga dan upaya-upaya lainnya yang perlu untuk penyelesaian ABMA/T. b. penyelesaian ABMA/T melalui lembaga peradilan dilakukan dengan upaya hukum yang berlaku. Berdasarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Tim Penyelesaian melakukan Rapat Pembahasan guna menetapkan mekanisme dan pihak yang menindaklanjuti penyelesaian ABMA/T. BABV PENATAUSAHAAN DAN PEMUTAKHIRAN DATA ABMA/T Bagian Kesatu Penatausahaan Pasal 47 Direktur melakukan penatausahaan ABMA/T melalui kegiatan: a db. ce. q) 2 (3) Pembukuan; Inventarisasi; dan Pelaporan. Pasal 48 Pembukuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 huruf a merupakan kegiatan pencatatan ABMA/T yang dilakukan setiap ada pemutakhiran data. Pencatatan ABMA/T sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada Daftar ABMA/T setiap ada pemutakhiran data yang meliputi: a. perubahan status terkini ABMA/T; atau b. penyelesaian ABMA/T; Inventarisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 huruf b merupakan kegiatan penelitian lapangan yang dilakukan oleh Tim Asistensi Daerah terhadap ABMA/T di wilayah kerjanya paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun atas permintaan Tim Penyelesaian KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. (4) (5) -35- Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 huruf c merupakan kegiatan penyampaian Laporan Penyelesaian ABMA/T, meliputi: a Laporan Keuangan Sistem Akuntansi Transaksi Khusus Bendahara Umum Negara setiap semester sebagai bahan untuk menyusun neraca pemerintah pusat; Laporan Perkembangan Penyelesaian ABMA/T yang dibuat setiap tahun yang memuat sekurang- kurangnya: 1. Ringkasan kegiatan pengelolaan ABMA/T; 2. Data ABMA/T, meliputi: a) nama dan lokasi aset; b) tahun dikuasainya aset; c) _ kondisi fisik aset; d) posisi hukum aset; ¢) perkembangan penyelesaian seat pelaporan; dan f) _ keterangan pendukung lainnya. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b dibuat berdasarkan data penyelesaian ABMA/T pada Tim Penyelesaian dan laporan Tim Asistensi Daerah atas pengelolaan ABMA/T pada wilayah kerjanya yang dibuat setiap tahun yang memuat sekurang-kurangnya: a. b. Ringkasan kegiatan pengelolaan ABMA/T; Data ABMA/'T, meliputi: nama dan lokasi aset; tahun dikuasainya aset: kondisi fisik aset; posisi hukum aset; perkembangan penyelesaian saat pelaporan; dan ra ee eee Pee keterangan pendukung lainnya. Bagian Kedua Pemutakhiran Data Pasal 49 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA qQ) (2) (3) (4) 5) - 36 - Pemutakhiran data dilakukan oleh Direktur dalam hal terdapat: a. b. perubahan status terkini ABMA/T; atau penyelesaian ABMA/T; Status terkini ABMA/T sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi tetapi tidak terbatas pada adanya perubahan atas: a. b. c a e Nama; Lokasi; tahun dikuasai; kondisi fisik, antara lain perubahan luas tanah dan/atau bangunan; dan/atav posisi hukum. Perubahan status terkini ABMA/T sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufa berdasarkan usulan dari Tim Asistensi Daerah dan/atau hasil inventarisasi scbagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (3) Usulan Tim Asistensi Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada Tim Penyelesaian dengan dilampiri dokumen pendukung: a. a. fotokopi sertipikat hak atas tanah dan riwayat perolehan/kepemilikan tanah dari Kantor Pertanahan setempat dalam hal tanah telah bersertipikat; riwayat tanah dari Kantor Kelurahan/Desa dalam hal tanah belum bersertipikat; dokumen mengenai status terkini sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dari_—aparat kelurahan/Kecamatan/instansi yang — berwenang; dan/atau dokumen lain yang mendukung. Perubahan status terkini yang berdasarkan _hasil inventarisasi dilengkapi dengan: a. b. laporan inventarisasi; dokamen mengenai status terkini sebagaimana dimaksud pada ayat_—s((2),—s dari_—aparat kelurahan/Kecamatan/instansi yang —_berwenang; * dan/atau KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Q) (2) (3) (4) Q @ 2) -37- c. dokumen lain yang mendukung. Pasal 50 Tim Penyelesaian melakukan Rapat Pembahasan atas perubahan status terkini data ABMA/T sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 ayat (2). Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Pembahasan sebagai rekomendasi yang ditandatangani oleh Ketua Tim Penyelesaian dan/atau paling sedikit 5 (lima) unsur Tim Penyelesaian yang hadir. Dalam hal diperlukan, Tim Penyelesaian melakukan penelitian lapangan atas status terkini data ABMA/T. Hasil penelitian lapangan dituangkan dalam Berita Acara Penelitian Lapangan dan ditandatangani oleh tim penelitian. Pasal 51 Berdasarkan Berita Acara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (2) dan/atau ayat (4), Direktur melakukan pemutakhiran data ABMA/T dengan cara memberikan catatan pada daftar ABMA/T. Direktur memberitahukan status terkini atas data ABMA/T sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala Kantor Wilayah selaku Ketua Tim Asistensi Daerah. BAB VI PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN EVALUASI Bagian Kesatu _Pasal 52 Direktur Jenderal melaksanakan pembinaan, pengawasan, dan evaluasi atas penyelesaian ABMA/T. Pembinaan, pengawasan, dan evaluasi atas penyelesaian ABMA/T sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Tim Penyelesaian kepada Tim Asistensi Daerah. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. -38- Bagian Kedua Pembinaan Penyelesaian ABMA/T Pasal 53 Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (1) dilaksanakan terhadap: a. _kegiatan penyelesaian; dan b. pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan. Pasal 54 Pembinaan terhadap kegiatan penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 huruf a meliputi: a. _asistensi dalam rangka penyelesaian ABMA/T; dan/atau b. _pemberian bimbingan teknis peraturan di bidang ABMA/T; Pasal 55. Pembinaan terhadap pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 huruf b meliputi: a. pemutakhiran data penyelesaian ABMA/T; b. _pelaksanaan inventarisasi ABMA/T; dan/atau c, _ pelaporan penyelesaian ABMA/T. Bagian Ketiga Pengawasan dan Evaluasi Penyelesaian ABMA/T Pasal 56 (1) Pengawasan penyelesaian ABMA/T dilaksanakan dengan cara melakukan pemantauan tindak lanjut meliputi: a. keputusan penyelesaian ABMA/T berupa pemantapan status ABMA/T — menjadi = Barang —MMilik ‘Negara/Daerah/Desa; dan b. keputusan penyelesaian ABMA/T yang dilepaskan kepada Pihak Ketiga dengan keringanan pembayaran kompensasi. (2) Evaluasi penyelesaian ABMA/T dilaksanakan atas Japoran penyelesaian ABMA/T yang disampaikan oleh Tim Asistensi Daerah maupun Tim Penyelesaian sebagaimana dimaksud pada pasal 47 ayat (4) KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. (a) (2) (4) Q) @) -39- Pasal 57 Delam melaksanakan pengawasan_tindak_—_lanjut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1), Direktur dapat meminta bantuan Kantor Wilayah dan/atau melibatkan instansi terkait. Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara meliputi: a. melakukan pemeriksaan lapangan; b. melaicukan korespondensi; dan/atau c. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait. Pelaksanaan Pengawasan sebagaimana dimaksud pada Pasal 56 ayat (1) huruf a dilaksanakan sejak tanggal diterbitkannnya keputusan pemantapan status ABMA/T sampai dengan telah dilakukannya penatausahaan ABMA/T oleh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Pemerintah Desa berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang Barang Milik Negara/Daerah. Pelaksanaan Pengawasan sebagaimana dimaksud pada Pasal 56 ayat (1) huruf b dilaksanakan sejak tanggal diterbitkannnya keputusan penyelesaian ABMA/T yang dilepaskan kepada Pihak Ketiga dengan keringanan pembayaran kompensasi sampai dengan Pihak Ketiga melakukan — perubahan ~—peruntukan = maupun pemindahtanganan atas ABMA/T. BAB VIL KETENTUAN PERALIHAN Pasal 58 Penyelesaian ABMA/T yang masih dalam proses atau belum diproses selanjutnya dilaksanakan menurut ketentuan dalam Peraturan Direktur Jenderal ini. Penyelesaian ABMA/T yang telah selesai dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal ini, dinyatakan tetap sah. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. -40- BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 59 Pada saat berlakunya Peraturan Direktur Jenderal ini, Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor 7/KN/2015 tentang Petunjuk Teknis Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 60 Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 13 April 2021 DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA, ttd, RIONALD SILABAN _ Salinan sesuai dengan aslinya Sekretaris Direktorat Jenderal KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA NOMOR PER-1/KN/2021 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELESAIAN ASET BEKAS MILIK ASING/TIONGHOA DAFTAR LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELESAIAN ASET BEKAS MILIK ASING/TIONGHOA (ABMA/7) I. Format Daftar Pengecekan (Checklist) Kelengkapan Dokumen Persyaratan ABMA/T A. Tim Asistensi Daerah 1, Format Daftar Pengecekan (Checklist) Kelengkapan Dokumen Persyaratan Penyelesaian Aset Bekas Mili Asing/Tionghoa (ABMA/'T) Dengan Cara Dimantapkan Status Hukumnya Menjadi Barang Milik Negara/Daerah 2. Format Daftar Pengecekan (Checklis) Kelengkapan Dokumen Persyaratan Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (Abma/'T) Dengan Cara Pembayaran Kompensasi Kepada Pemerintah 3. Format Daftar Pengecekan (Checklist) Kelengkapan Dokumen Persyaratan Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (ABMA/T) Dengan Cara Dikembalikan Pada Pemilik Perorangan Yang Sah 4. Format Daftar Pengecekan (Checklisf} Kelengkapan Dokumen Persyaratan Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (ABMA/T) Dengan Cara Dinyatakan Sclesai Karena Keadaan Tertentu nL. ml. WV. B. ‘Tim Penyelesaian 1. Format Daftar Pengecekan (Checklisf} Kelengkapan Dokumen Persyaratan Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (ABMA/T) Dengan Cara Dimantapkan Status Hukumnya Menjadi Barang Milile Negara/Daerah 2. Format Daftar Pengecekan (Checklis) Kelengkapan Dokumen Persyaratan Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (ABMA/'T) Dengan Cara Pembayaran Kompensasi Kepada Pemerintah 3. Format Daftar Pengecekan (Checklist) Kelengkapan Dokumen Persyaratan Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (ABMA/T) Dengan Cara Dikembalikan Pada Pemilik Perorangan Yang Sah 4. Format Daftar Pengecekan (Checklis) Kelengkapan Dokumen Persyaratan Penyelesaian Asct Bekas Milik Asing/Tionghoa (ABMA/'T) Dengan Cara Dinyatakan Selesai Karena Keadaan Tertentu Format Berita Acara Penelitian Lapangan Format Berita Acara Penelitian Lapangan ABMA/T Format Berita Acara Pembahasan A. B. Format Berita Acara Pembahasan Tim Asistensi Daerah/ Tim Penyelesaian Format Berita Acara Pembahasan Terkait Reinkarnasi/Penerus/ Onderbouw Dari Organisasi/Perkumpulan/Yayasan Terlarang/ Eksklusif Rasial Format Dokumen Terkait ABMA/T yang dikuasai Pihak Keiga A. B. c. D. Format Surat Pemberitahuan Format Surat Peringatan Format Berita Acara Musyawarah Format Surat Persetujuan Penetapan Besaran Kompensasi Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa Format Surat Persetujuan Penetapan Besaran Kompensasi Yang Kedua Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa Format Surat Persetujuan Perpanjangan Jangka Waktu Pelunasan Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa Format Surat Penolakan Perpanjangan Jangka Waktu Pelunasan Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa |. Format Surat Pernyataan Penerima Pelepasan Hak (SP3H) Format Surat Keterangan Lunas VI. VIL. Format Keputusan Menteri Keuangan Penyelesaian ABMA/T A. Format Keputusan Menteri keuangan Tentang Penyelesaian ABMA/T Dengan Cara Pemantapan Status Hukum Menjadi Barang Milik Negara B. Format Keputusan Menteri keuangan Tentang Penyelesaian ABMA/T Dengan Cara Pemantapan Status Hukum Menjadi Barang Milik Daerah C. Format Keputusan Menteri keuangan Tentang Penyelesaian ABMA/T Dengan Cara Pelepasan Penguasaannya Dari Negara Kepada Pihak Ketiga Dengan Pembayaran Kompensasi Kepada Pemerintah D. Format Keputusan Menteri keuangan Tentang Penyelesaian ABMA/T Dengan Cara Pengembalian Kepada Pemilik Perorangan Yang Sah E. Format Keputusan Menteri keuangan Tentang Penyelesaian ABMA/T Dengan Cara Dinyatakan Selesai Karena Keadaan Tertentu F. Format Keputusan Menteri keuangan Tentang Penyelesaian ABMA/T Dengan Cara Sebagian 1, Pemantapan Status Hukum menjadi Barang Milik Negara 2. Pemantapan Status Hukum menjadi Barang Milik Daerah 3. Pelepasan Penguasaannya dari Negara kepada Pihak Ketiga dengan Pembayaran Kompensasi 4, Pengembalian kepada Pemilik Perorangan Yang Sah Format Laporan Perkembangan Penyelesaian ABMA/T A. Format Laporan Perkembangan Penyelesaian ABMA/T di Tim Asistensi Daerah B. Format Laporan Perkembangan Penyelesaian ABMA/T di Tim Penyelesaian Format Surat Keterangan Menteri Keuangan dan Perjanjian Menteri Keuangan Tentang Penyelesaian ABMA/T A. Format Surat Keterangan Menteri Keuangan Tentang Penyelesaian ABMAT Yang Dinyatakan Selesai Dengan Keadaan Tertentu B. Format Perjanjian Menteri keuangan Tentang Penyelesaian ABMA/T Dengan Cara Dilepaskan Penguasaannya dari Negara Kepada Pihak Ketiga Dengan Pembayaran Kompensasi Kepada Pemerintah LAMPIRAN 1 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA, NOMOR : PER-1/KN/2021 ‘TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELESAIAN ASET BEKAS MILIK ASING/TIONGHOA I. Format Daftar Pengecekan (Checklist) Kelengkapan Dokumen Persyaratan ABMA/T. A. Tim Asistensi Daerah 1, Format Daftar Pengecekan (Checklist) Kelengkapan Dokumen Persyaratan Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (ABMA/T) Dengan Cara Dimantapkan Status Hukumnya Menjadi Barang Milik Negara/Daerah/Desa KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA seevsseeensceel Monsees TIM ASISTENSI DAERAH KANTOR WILAYAH PROVINSI ...(3)... (2) DAFTAR PENGECEKAN (CHECKLIST) KELENGKAPAN DOKUMEN PERSYARATAN PENYELESAIAN ASET BEKAS MILIK ASING/TIONGHOA (ABMA/T) DENGAN CARA DIMANTAPKAN STATUS HUKUMNYA MENJADI BARANG MILIK NEGARA/DAERAH/DESA. 1, Data ABMA/T sesuai Lampiran ...(4)...Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020; ATE ODE “rouse | 7AARGANGT [DESH ee [xab/xom™m | NO | HALAMAN Blok LAAN 5 DORGWEN | anne Naan [WAS TANAA ETON PENTELESNAN 2. Data Pemohon : Nama Alamat : Nomor/tanggal surat Permohonan : Permohonan jenis penyelesaian (6) pesses( To onl) Boop 3. Dolkumen Persyaratan ; (10) fotokopi sertipikat hak atas tanah dalam hal tanah telah bersertipikat; riwayat tanah dari Kantor Kelurahan/Desa dalam hal tanah belum bersertifikat; fotokopi surat ukur/peta bidang tanah/ gambar situasi dari Kantor Pertanahan setempat atau dokumen pengukuran luas tanah dari instansi lainnya; -2- surat keterangan dari Pemohon rencana peruntukan/ penggunaan ABMA/T; surat pernyataan dari Pemohon bahwa tidak ada sengketa atas ABMA/T; surat pernyataan dari Pemohon yang menyatakan akan menyelesaikan permasalahan, apabila aset diduduki/dihuni oleh pihak lain; dokumen lain yang mendukung penyelesaian |4. Kesesuaian Data ABMA/T antara Lampiran PMK Nomor 62/PMK.06/2020 dengan dokumen persyaratan: (11) Sesuai Tidak Sesuai IS. Keterangan Lainya Kabid (13) Pelaksana (tanda tangan) (tanda tangan) Nama. ceeNama..i se NIP Loe NIP. PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN I. A. 1 No. Petunjuk Pengisian (1)_| Cukup jelas (@) [Nomer “urut “sesuai lampiran “Peraturan MenteriKeuangan — Nomor ) | 62/PMK.06/2020 tentang Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (3)_| Diisi sesuai wilayah kerja, contoh: Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta 4) [Dusi sesuaiurutan” Jampiran Peraturan MenteriKeuangan Nomor ) | 62/PMK.06/2020 tentang Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa. Diisi dengan data ABMA/T sesuai yang tercantum dalam lampiran Peraturan (6) | Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020 tentang Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa. (6)_| Cukup jelas (@)_| Cukup jelas (8)_| Cukup jelas (9)_| Cukup jelas (10) | Diisi dengan tanda Y (11) | Diisi dengan tanda ¥ (12) | Diisi dengan penjelasan atas Kelengkapan dokumen persyaratan, ketidak sesuaian data ABMA/T atau keterangan lain yang perlu ditambahkan (13) | Diisi dengan nama bagian yang melakukan pengecekan Keterangan tambahan: *) Ditulis dengan huruf Arial dan ukuran sesuai pedoman penyusunan Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan I. Format Daftar Pengecekan (Checklist| Kelengkapan Dokumen Persyaratan ABMA/T A. Tim Asistensi Daerah 2. Format Daftar Pengecekan (Checklist) Kelengkapan Dokumen Persyaratan Penyclesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (ABMA/T) dengan Cara Dilepaskan Penguasaannya dari Negara kepada Pihak Ketiga dengan Cara Pembayaran Kompensasi kepada Pemerintah dengan Menyetorkannya ke Kas Negara KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TIM ASISTENSI DAERAH KANTOR WILAYAR ...(2)... PROVINS! ...(3)... DAFTAR PENGECEKAN (CHECKLIST) KELENGKAPAN DOKUMEN PERSYARATAN PENYELESAIAN ASET BEKAS MILIK ASING/TIONGHOA (ABMA/T) DENGAN CARA DILEPASKAN PENGUASAANNYA DARI NEGARA KEPADA PIHAK KETIGA DENGAN CARA PEMBAYARAN KOMPENSASI KEPADA PEMERINTAH DENGAN MENYETORKANNYA KE KAS NEGARA 1, Data ABMA/T sesuai Lampiran ...{4)...Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PKM.06/2020: aT AE OUT TDENTTAS TRIANTSANG] | —"DESA/ TAB] faawayt | SMARTGANG] [DESAy se] SAB | wo | Hatantaw a. DORUMEN Taras waa | LUAS TANAH PETUNIUK PENYELESAIAN 2. Data Pemohon a. Nama b. Alamat cc, Nomor/tanggal surat Permohonan d. Permohonan jenis penyelesaian 3. Dokumen Persyaratan : (10) fotokopi sertipikat hak atas tanah dan riwayat perolehan/ kepemilikan tanah dari Kantor Pertanahan setempat dalam hal tanah telah bersertipikat riwayat tanah dari Kantor Kelurahan/Desa dalam hal tanah belum bersertipikat surat pernyataan dari pemohon terkait Kkepentingan penggunaan ABMA/T sebagai ... seal 1 Tov : surat pernyataan dari Pemohon bahwa ABMA/T tidak dalam keadaan sengketa; surat keterangan dari Kelurahan/Desa setempat yang menerangkan bahwa Pemohon telah secara terus menerus menempati/ menghuni/menggunakan ABMA/T paling sedikit 5 (lima) tahun; surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan Pemohon Badan Hukum bukan merupaken _ reinkarnasi/penerus/onderbouw/ perkumpulan/yayasan terlarang/eksklusif rasial; surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan Pemohon Perorangan tidak pernah menjadi anggota dan/atau pengurus perkumpulan/yayasan terlarang/ cksklusif rasial; surat pernyataan dari Pemohon yang menyatakan bahwa segala akibat bulaum dan biaya yang timbul terkait proses penerbitan sertipikat pada Kantor Pertanahan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Pemohon okumen akreditasi pendidikan dalam hal ABMA/T digunakan untuk tempat pendidikan formal berakreditasi; surat keterangan dari Kemeterian agama setempat atau Kelurahan /Desa setempat bahwa ABMA/T digunakan untuk tempat ibadah agama yang diakui pemerintah, dalam hal ABMA/T digunakan untuk ‘tempat ibadah. dokumen lain yang mendukung penyelesaian Untuk Pemohon yang merupakan badan hukum, dilengkapi: salinan/fotokopi keputusan pengesahan badan hukum Indonesia dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Untul Negara Republik Indonesia dilengkap’ surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan bahwa status badan hukum tersebut tidak memiliki kaitan kepemilikan dengan badan hukum atau organisasi asing; k Pemohon Pegawai Negeti Sipil/Tentara Nasional Indonesia/ Kepolisian fotokopi kartu PNS/anggota TNI/Polri; dan fotokopi....... 3. fotokopi Surat Izin Penghunian/Penunjuken Untuk Pemohon pensiunan/purnawirawan/ janda/duda Pegawai Negeri Sipil/Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia dilengkapi: fotokopi surat keterangan pensiun untuk pensiun/purna tugas PNS/anggota TNI/Polri atau surat keterangan janda/duda PNS/anggota ‘TNI/Polri untuk janda/duda PNS/anggota TNI/Polri; fotokopi Surat Izin Penghunian/Penunjukan; dan surat keterangan bahwa instansi di lingkungan pemohon bersangkutan tidak memerlukan aset tersebut 4. Kesesuaian Data ABMA/T antara Lampiran PMK Nomor 62/PMK.06/2020 dengan dokumen persyaratan : (12) Sesuai ‘Tidak Sesuai 5. Keterangan Lainya 13). su (dst) Kabid ...(14)... Kasi ...(14)... Pelaksana (tanda tangan) (tanda tangan) (tanda tangan) sre Namaniens see NIP ose PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN I. A. 2 No. Petunjuk Pengisian (1) | Cukup jelas g) [Nomor urut sesuai lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020 tentang Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (3) | Diisi sesuai wilayah kerja, contoh: Jawa Tengah dan D.1 Yogyakarta (4) | Diisi,sesuai dengan urutan lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020 tentang Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa, Diisi dengan data ABMA/T sesuai yang tercantum dalam lampiran Peraturan (6) | Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020 tentang Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa. (6) | Cukup jelas (2) | Cukup jelas (8)_| Cukup jelas (9) | Cukup jelas (20) Diisi dengan tanda V (11) | Diisi dengan penggunaan aset ABMA/T oleh Pemohon. (12) | Diisi dengan tanda ¥ (13) | Diisi dengan penjelasan atas Kelengkapan dolcumen persyaratan, Ketidak sesuaian data ABMA/T atau keterangan lain yang perlu ditambahkan (14) | Diisi dengan nama bagian yang melakukan pengecekan Keterangan tambahan: 4 Ditulis dengan huruf Arial dan ukuran sesuai pedoman penyusunan Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan 1. Format Daftar Pengecekan (Checklist) Kelengkapan Dokumen Persyaratan ABMA/T A.Tim Asistensi Daerah 3. Format Daftar Pengecekan (Checklist) Kelengkapan Dokumen Penyelesaian ‘Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (ABMA/T) dengan Cara Dikembalikan Pada Pemilik Perorangan Yang Sah KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA met ‘TIM ASISTENSI DAERAH KANTOR WILAYAH .. PROVINS! ...(3)-.- (2)... DAFTAR PENGECEKAN (CHECKLIST) KELENGKAPAN DOKUMEN PERSYARATAN PENYELESAIAN ASET BEKAS MILIK ASING/TIONGHOA (ABMA/T) DENGAN CARA DIKEMBALIKAN PADA PEMILIK PERORANGAN YANG SAH 1, Data ABMA/T sesuai Lampiran ...(4)...Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PKM.06/2020: ACAMRT BMA SOUR DENTIMAS SAUANTGANGT | BeSA/ TA] BMA WTGRNOT ]_ DEA | kee | RAB [No | HaLawan Bn DORUMER | yeas wawa | WAS TANAR PETUNJUK PENVELISATAN 2. Data Pemohon : a. Nama b. Alamat c. Nomor/tanggal surat Permohonan d. Permohonan jenis penyelesaian 3. Dokumen Persyaratan : (10) fotokopi putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap yang dilegalisasi oleh Pengadilan Negeri; dan surat pernyataan dari Pemohon dan/atau ahli waris Pemohon bahwa segala akibat hukum dan biaya yang timbul terkait proses penerbitan /perubahan sertipikat pada Kantor Pertanahan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Pemohon dan/atau ahli waris Pemohon. #. Kesesuaian Kesesuaian Data ABMA/T antara Lampiran PMK Nomor 62/PMK.06/2020 dengan dokumen persyaratan: (11) Sesuai ‘Tidak Sesuai B. Keterangan Lainnya 12). (dst), Kabid ...(13)... Kasi ...(13)... Pelaksana (tanda tangan) (tanda tangan) (tanda tangan) PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN L. A. 3 No. Petunjuk Pengisian (1)_ | Cukup jelas 2) |Nomor rut sesuai lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020 tentang Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (3) _| Diisi sesuai wilayah kerja, contoh: Jawa Tengah dan D.1 Yogyakarta (a) | Diisi sesuai dengan urutan lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020 tentang Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa. Diisi dengan data ABMA/T sesuai yang tercantum dalam lampiran Peraturan (5) | Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020 tentang Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa. (6) | Cukup jelas (7)_| Cukup jeias (8) | Curup jelas (9)_| Cukup jelas (10) | Diisi dengan tanda Vv (11) | Diisi dengan tanda v Diisi dengan penjelasan atas kelengkapan dokumen__ persyaratan, 12) gan peny (12) | ketidaksesuaian data ABMA/T atau keterangan lain yang perlu ditambahkan (13) | Diisi dengan nama bagian yang melakukan pengecekan Keterangan tambahan: *) Ditulis dengan huruf Arial dan ulcuran sesuai pedoman penyusunan Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan I. Format Daftar Pengecekan (Checklist) Kelengkapan Dokumen Persyaratan ABMA/T A. Tim Asistensi Daerah 4. Format Daftar Pengecekan (Checklist) Kelengkapan Dokumen Persyaratan Penyclesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (ABMA/T) Dengan Cara Dinyatakan Selesai Dengan Keadaan Tertentu KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ‘TIM ASISTENSI DAERAH KANTOR WILAYAH ...(2)... PROVINSI...(3)... DAFTAR PENGECEKAN (CHECKLIST) KELENGKAPAN DOKUMEN PERSYARATAN PENYELESAIAN ASET BEKAS MILIK ASING/TIONGHOA (ABMA/T) DENGAN CARA DINYATAKAN SELESAI KARENA KEADAAN TERTENTU 1, Data Data ABMA/T sesuai Lampiran ...(4)...Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PKM.06/2020: CAME RBMATT TOUT TDENTITAS ‘JALAN/GANG/ ‘DESA/ KAB/ [ALAMA! ABMA/T BLOK KELURAHAN. KEC KOTA Pee 7 5 DGRUWEN | ras wawa | LUAS TANAH PETUNJUK PENYELESAIAN 2. Data Pemohon : a. Nama (6). b. Alamat wa(M)o ¢. Nomor/tanggal surat Permohonan (B)esscsennnoreeneesnnserrnetee 4. Permohonan jenis penyelesaian seessnneernsteennse(Dere 3. Dokumen Persyaratan : (10) surat pernyataan dari Pemohon atau surat keterangan dari Tim Asistensi Daerah bahwa tanah dan/atau bangunan tersebut dinyatakan selesai karena keadaan tertentu dikarenakan Hasil reviu oleh Aparat Pengawasan Internal Pemerintah mengenai keadaan tertentu sebagaimana tersebut pada huruf a di yang dikeluarkan oleh Aparat Pengawasan Internal Pemerintah dari Kementerian/Lembaga atau Pemerintah Daerah; dan dokumen lain yang mendukung penyelesaian, 2 4. Kesesuaian Data ABMA/T antara Lampiran PMK Nomor 62/PMK.06/2020 dengan dokumen persyaratan: (12) Sesuai ‘Tidak Sesuai 5. Keterangan Lainya Kabid ...(14)... Kasi ...(14)... Pelaksana (tanda tangan) (tanda tangan) (tanda tangan) PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN I. A. 4, No. Petunjuk Pengisian (1) | Cukup jelas (2) [Nomor urut sesuai lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020 tentang Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (3)_| Diisi sesuai wilayah kerja, contoh: Jawa Tengah dan D.1 Yogyakarta (a) | Diisi sesuai dengan urutan lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020 tentang Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa. Diisi dengan data ABMA/T sesuai yang tercantum dalam lampiran Peraturan (5) | Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020 tentang Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa. (6) | Cukup jelas (7) | Cukup jelas (8) | Cukup jelas (9) | Cukup jelas (10) | Diisi dengan tanda V (11) | Diisi dengan alasan dikeluarkan dari daftar ABMA/T sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara (12) | Diisi dengan tanda V (13) | Diisi dengan penjelasan atas kelengkapan dokumen persyaratan, ketidak sesuaian data ABMA/T atau keterangan lain yang perlu ditambahkan (14) | Diisi dengan nama bagian yang melakukan pengecekan Keterangan tambahan: » Ditulis dengan huruf Arial dan ukuran sesuai pedoman penyusunan Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I di Lingkcungan Kementerian Keuangan I. Format Daftar Pengecekan (Checklist) Kelengkapan Dokumen Persyaratan ABMA/T B. Tim Penyelesaian 1. Format Daftar Pengecekan (Checklis(] Kelengkapan Dokumen Persyaratan Penyelesaian Asct Bekas Milik Asing/Tionghoa (ABMA/T) Dengan Cara Dimantapkan Status Hukumnya Menjadi_-Barang, —Milikc Negara/Daerah/Desa KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ae ‘TIM PENYELESAIAN ASET BEKAS MILIK ASING/TIONGHOA (ABMA/T) DAFTAR PENGECEKAN (CHECKLIST) KELENGKAPAN DOKUMEN PERSYARATAN PENYELESAIAN ASET BEKAS MILIK ASING/TIONGHOA (ABMA/‘) DENGAN CARA DIMANTAPKAN STATUS HUKUMNYA. MENJADI BARANG MILIK NEGARA/DAERAH/DESA 1. Data ABMA/T sesuai Lampiran ..... (2) .....Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020: ARTA OUR TDENTITAS aswayr | JARTGANG] | DESA; Teo | EABY [wo | HaLaMaN =a DORGNEN | —, RUMEN | pras waa | LUASTANAH PETUUUK PENYELESAIAN 2. Data Pemohon : a. Nama b. Alamat c. Nomor/tanggal Surat Permohonan d. Permohonan jenis penyelesaian 3. Data Usulan : a. TAD Yang mengusulkan b. Nomor/tanggal Surat Usulan c. Usulan jenis penyelesaian 4. Dokumen Persyaratan : (11) fotokopi sertipikat hak atas tanah dalam hal tanah telah bersertipikat riwayat tanah dari Kantor Kelurahan/Desa dalam hal tanah belum bersertifikat -2- fotokopi surat ukur/peta bidang tanah/ gambar situasi dari Kantor Pertanahan setempat atau dokumen pengukuran luas tanah dari instansi lainnya surat keterangan dari Pemohon rencana peruntukan/ penggunaan ABMA/T surat pernyataan dari Pemohon bahwa tidak ada sengketa atas ABMA/T surat pernyataan dari Pemohon yang menyatakan akan menyelesaikan permasalahan, apabila aset diduduki/dihuni oleh pihak lain dokumen lain yang mendukung penyelesaian. . Kesesuaian Data ABMA/T antara Lampiran PMK Nomor 62/PMK.06/2020 dengan dokumen persyaratan: (12) Sesuai ‘Tidak Sesuai §. Keterangan Lainya (13).. (dst) Kasubdit ...(14)... Kasi...(14)... Pelaksana (tanda tangan) (tanda tangan) (tanda tangan) PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN I. B. 1 No. Petunjuk Pengisian (1) | Cukup jelas (2) Dist sesuai nomor urut lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor / PMK.06 /2020 tentang Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa. Diisi dengan data ABMA/T sesuai yang tercantum dalam lampiran (3) |Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020 tentang Penyelesaian Aset Bekas Mililc Asing/Tionghoa. (4)_| Cukup jelas (5) | Cukup jelas (6) | Cukup jelas (7)_| Cukup jelas (8) | Cukup jelas (9) | Cukup jelas (10) | Cukup jetas (11) | Diisi dengan tanda ¥ (12) | Diisi dengan tanda ¥ (1g) | Diisi dengan penjelasan atas kelengkapan dokumen persyaratan, ketidak sesuaian data ABMA/T atau keterangan lain yang perlu ditambahkan (14) | Diisi dengan nama bagian yang melakukan pengecekan Keterangan tambahan: *) Ditulis dengan huruf Arial dan ukuran sesuai pedoman penyusunan Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan Format Daftar Pengecekan (Checklist) Kelengkapan Dokumen Persyaratan ABMA/T B. Tim Penyelesaian 2. Format Daftar Pengecekan (Checklist) Kelengkapan Dokumen Persyaratan Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (ABMA/T) dengan Cara Dilepaskan Penguasaannya dari Negara kepada Pihak Ketiga dengan Cara Pembayaran Kompensasi kepada Pemerintah dengan Menyetorkannya ke Kas Negara KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2). ‘TIM PENYELESAIAN ASET BEKAS MILIK ASING/TIONGHOA (ABMA/T) DAFTAR PENGECEKAN (CHECKLIST) KELENGKAPAN DOKUMEN PERSYARATAN PENYELESAIAN ASET BEKAS MILIK ASING/TIONGHOA (ABMA/T) DENGAN CARA DILEPASKAN PENGUASAANNYA DARI NEGARA KEPADA PIHAK KETIGA DENGAN CARA PEMBAYARAN KOMPENSASI KEPADA PEMERINTAH DENGAN MENYETORKANNYA KE KAS NEGARA Data ABMA/T sesuai Lampiran ...(2)...Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PKM.06/2020: EAA ASMA TOE TDewrmas JRTARTSRNGT “BSA AB) ABMATT ANTGANG7 J _DESA/ | xeo | SABY_| no | HaLAMAN I Bhs DORUHEN | yas waa | LUAS TANAH PETUNIUK PENYELESATAN .. Data Pemohon : a, Nama b. Alamat c, Nomor/tanggal Surat Permohonan d. Permohonan jenis penyelesaian . Data Usulan : a. TAD Yang mengusulkan b. Nomor/tanggal Surat Usulan c. Usulan jenis penyelesaian 11) . Dokumen Persyaratan : fotokopi sertipikat hak atas tanah dan riwayat perolehan/ kepemilikan tanah dari Kantor Pertanahan setempat dalam hal tanah telah bersertipikat 2 riwayat tanah dari Kantor Kelurahan/Desa dalam hal tanah belum bersertipikat Surat pemnyataan dari pemohon terkait kepentingan penggunaan ABMA/T scbagai sesssnsee(LD)aseernnceeenses surat pernyataan dari Pemohon bahwa ABMA/T tidak dalam keadaan sengketa surat keterangan dari Kelurahan/Desa setempat yang menerangkan bahwa Pemohon telah sccara terus menerus menempati/ menghuni/menggunakan ABMA/T paling sedikit 5 (lima) tahun; surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan Pemohon Badan Hukum bukan merupakan ~ reinkarnasi/penerus/onderbouw/ perkumpulan/yayasan terlarang/ eksklusif rasial; surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan Pemohon Perorangan tidak pernah menjadi anggota dan/atau pengurus perkumpulan/yayasan terlarang/ eksklusif rasial; surat pernyataan dari Pemohon yang menyatakan bahwa segala akibat hukum dan biaya yang timbul terkait proses penerbitan sertipikat pada Kantor Pertanahan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Pemohon; dokumen akreditasi pendidikan dalam hal ABMA/T digunakan untuk tempat pendidikan formal berakreditasi; Surat keterangan dari Kemeterian agama setempat atau Kelurahan /Desa setempat bahwa ABMA/T digunakan untuk tempat ibadah agama, yang dialui pemerintah, dalam hal ABMA/T digunakan untuk tempat ibadah; dokumen lain yang mendukung penyelesaian Untuk Pemohon yang merupakan badan hukum, dilengkapi: salinan/fotokopi keputusan pengesahan badan hukum Indonesia dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan bahwa status badan hukum tersebut tidak memiliki kaitan kepemilikan dengan badan hukum atau organisasi asing; Untuk Ses’ Kasubdit (tanda ta -+-Nama.. Sipil/Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia dilengka; “3 Untuk Pemohon Pegawai Negeri Sipil/Tentara Nasional Indonesia/ Kepolisian Negara Republik Indonesia dilengkapi: fotokopi kartu PNS/anggota TNI/Polri; dan fotokopi Surat Izin Penghunian/Penunjukan Pemohon pensiunan/purnawirawan/ janda/duda Pegawai Negeri fotokopi surat keterangan pensiun untuk pensiun/purna tugas, PNS/anggota TNI/Polri atau surat keterangan janda/duda PNS/anggota ‘TNI/Polri untuk janda/duda PNS/anggota TNI/Polri; fotokopi Surat Izin Penghunian/Penunjukan surat keterangan bahwa instansi di lingkungan pemohon bersangkutan tidak memerlukan aset tersebut Kesesuaian Data ABMA/T antara Lampiran PMK Nomor 62/PMK.06/2020 dengan dokumen persyaratan: (13) ual ‘Tidak Sesuai §. Keterangan Lainya (4) secon eene(ASt) nen (15)... Kasi ...(15)... Pelaksana ngan) (tanda tangan) (tanda tangan) sevoNQM@ es Nama.. se NIP sess sss NTProsese seseNDPeossee PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN L. B. 2 No. Petunjuk Pengisian (1)_| Cukup jelas Diisi sesuai dengan nomor urut lampiran Peraturan Menteri Keuangan (2) |Nomor 62/PMK.06/2020 tentang Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa. Diisi sesuai dengan data ABMA/T sesuai yang tercantum daiam lampiran (3) |Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020 tentang Penyelesaian Aset Bekas Milike Asing/Tionghoa. (4) | Cukup jelas (5)_ | Cukup jelas (6)_ | Cukup jelas (7) | Cukup jelas (8). | Cukup jelas (9) | Cukup jelas (10) | Cukup jelas (11) | Diisi dengan tanda V (12) | Diisi dengan penggunaan aset ABMA/T oleh Pemohon (13) | Diisi dengan tanda ¥ (14) | Diisi dengan penjelasan atas kelengkapan dokumen persyaratan, ketidale sesuaian data ABMA/T atau keterangan lain yang perlu ditambahkan (15) | Diisi dengan nama bagian yang melakukan pengecekan Keterangan tambahan: *) Ditulis dengan buruf Arial dan ukuran sesuai pedoman penyusunan Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Pimpinan Unit Organisasi Eselon 1 dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan I. Format Daftar Pengecekan (Checklist) Kelengkapan Dokumen Persyaratan ABMA/T B. Tim Penyelesaian 3. Format Daftar Pengecekan (Checklist) Kelengkapan Dokumen Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (ABMA/T) dengan Cara Dikembalikan Pada Pemililx Perorangan Yang Sah KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ool Leve ‘TIM PENYELESAIAN ASET BEKAS MILIK ASING/TIONGHOA (ABMA/T) DAFTAR PENGECEKAN (CHECKLIST) KELENGKAPAN DOKUMEN PERSYARATAN PENYELESAIAN ASET BEKAS MILIK ASING/TIONGHOA (ABMA/T) DENGAN CARA DIKEMBALIKAN PADA PEMILIK PERORANGAN YANG SAH. 1, Data ABMA/T sesuai Lampiran ...(2)...Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PKM.06/2020: ‘ALAMAT ABMA/T NO. URUT IENTITAS TALAN/GANGT DESA/ KABy ABMA/T eS enn KEC BAB( | no | HALAMAN oh: DOKUMEN | qras nama | LUAS TANAH PETUNJUK PENYELESATAN 2, Data Pemohon : a. Nama b. Alamat c, Nomor/tanggal Surat Permohonan d. Permohonan jenis penyelesaian 3. Data Usulan : a. TAD Yang mengusulkan b. Nomor/tanggal Surat Usulan ¢. Usulan jenis penyelesaian 4, Dokumen Persyaratan : (11) fotokopi putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap yang dilegalisasi oleh Pengadilan Negeri; dan surat pernyataan dari Pemohon dan/atau ahli waris Pemohon bahwa segala akibat hukum dan biaya yang timbul terkait proses penerbitan/perubahan sertipikat pada Kantor Pertanahan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Pemohon dan/atau abli waris Pemohon. -2- 5. Kesesuaian Data ABMA/T antara Lampiran PMK Nomor 62/PKM.06/2020 dengan dokumen persyaratan: (12) Sesuai 6. Keterangan Lainya +13). ‘Tidak Sesuai Kasubdit ...(14)... Kasi ...(14)... (tanda tangan) (tanda tangan) Nama. NIP. PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN I. B. 3 No. Petunjuk Pengisian (2)_[ Cukup jelas Diisi sesuai dengan Nomor urut lampiran Peraturan Menteri Keuangan (2) |Nomor 62/PKM.06/2020 tentang Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa Diisi dengan data ABMA/T sesuai yang tercantum dalam lampiran Peraturan (3) | Menteri Keuangan Nomor 60/PKM.06/2020 tentang Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa. (4) | Cukup jelas ()_| Cukup jelas (6) | Cukup jelas (2) | Cukup jelas (8)_| Cukup jelas (9)_| Cukup jelas (10) | Cukup jelas (11) | Diisi dengan tanda ¥ (12) | Diisi dengan tanda ¥ (19) | Diisi dengan penjelasan atas kelengkapan dokumen persyaratan, ketidak sesuaian data ABMA/T atau keterangan lain yang perlu ditambahkan (14) | Diisi dengan nama bagian yang melakukan pengecekan Keterangan tambahan: *) Ditulis dengan huruf Arial dan ukuran sesuai pedoman penyusunan Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi Eseion I di Lingkungan Kementerian Keuangan 1. Format Daftar Pengecekan (Checklist) Kelengkapan Dokumen Persyaratan ABMA/T B. Tim Penyelesaian 4. Format Daftar Pengecekan (Checklist) Kelengkapan Dokumen Persyaratan Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (ABMA/T) Dengan Cara Dinyatakan Selesai Karena Keadaan Tertentu KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (1).. TIM PENYELESAIAN ASET BEKAS MILIK ASING/TIONGHOA (ABMA/T) DAFTAR PENGECEKAN (CHECKLIST) KELENGKAPAN DOKUMEN PERSYARATAN PENYELESAIAN ASET BEKAS MILIK ASING/TIONGHOA (ABMA/T) DENGAN CARA DINYATAKAN SELESAIL KARENA KEADAAN TERTENTU 1. Data Data ABMA/T sesuai Lampiran ...(2)...Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PKM.06/2020: ANAT BATE CURT ennmas ‘JALAN/GANG/ DESA/ ‘KAB/ AMAT weno 7 Desay | ec | RABY | wo | MaLaMAN D, DORUMEN | peas NaN | LUAS TANAH PTURJUK PENVELESAIAN 2. Data Pemohon : a. Nama b. Alamat c. Nomor/tanggal Surat Permohonan d. Permohonan jenis penyelesaian 3. Data Usulan : a. TAD Yang mengusulkan b. Nomor/tanggal Surat Usulan c. Usulan jenis penyelesaian 4, Dokumen Persyaratan : (11) surat pernyataan dari Pemohon atau surat keterangan dari Tim Asistensi Daerah bahwa tanah dan/atau bangunan tersebut dinyatakan selesai karena keadaan tertentu dikarenakan f (12) : -2- dokumen lain yang mendukung penyelesaian. 5. Kesesuaian Data ABMA/T antara Lampiran PMK Nomor 62/PMK.06/2020 dengan dokumen persyaratan: (13) Sesuai Tidak Sesuai 6. Keterangan Lainya 15). Pelaksana 15)... (tanda tangan) {tanda tangan) (tanda tangan) PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN I. B. 4 No. Petunjuk Pengisian (2) [ Cukup jelas (2) | Diisi sesuai dengan Nomor urut lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020 tentang Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa Diisi dengan data ABMA/T sesuai yang tercantum dalam lampiran Peraturan. (3). | Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.06/2020 tentang Penyelesaian Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa. (4)_ | Cukup jelas (5)_| Cukup jelas | (©) | Cukup jelas | (7) | Cukup jelas (8)_ | Cukup jelas (9) _| Cukup jelas (10) | Cukup jelas (11) | Diisi dengan tanda ¥ (a2) | Diisi dengan alasan dinyatakan selesai karena keadaan tertentu sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara (13) | Diisi dengan tanda ¥ 14) |Diisi_ dengan penjelasan atas kelengkapan dokumen _persyaratan, { ketidaksesuaian data ABMA/T atau keterangan lain yang perlu ditambahkan [15) | Diisi dengan nama bagian yang melakukan pengecekan Keterangan tambahan: a Ditulis dengan huruf Arial dan ukuran sesuai pedoman penyusunan Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA ttd. RIONALD SILABAN LAMPIRAN IT PERATURAN DIRSKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA NOMOR : PER-1/KQ/2021 ‘TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENVELESAIAN ASET BEKAS MILIK ASING/TIONGHOA Il. Format Berita Acara Penelitian Lapangan ABMA/T KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 1). sen(2)ees BERITA ACARA PENELITIAN LAPANGAN ASET BEKAS MILIK ASING/TIONGHOA (ABMA/T) Nomor ..(4).. tanggal (5)... perihal...(6)..., Serta berdasarkan Surat Tugas Nomor: o(8)-o, Pada hart int ....9)... tanggal ....(10)..., kami yang bertandatangan di bawah it 1. Nama sssene(11), 42) NIP Instansi (13 2 dst. ‘Telah melaksanakan penelitian lapangan atas ABMAVT berupa: vpextias | —anareane—]——“oesar oar Saal ARMA ee KeuiAan | _xecawatan | (280 [No | HALAWAN calls DOKUMEN Oe ‘ATAS NAMA ‘LUAS TANAH PETUNJUK PENYELESATAN Dengan hasil penelitian lapangan sebagai berikut: 1 “ALAMAT ABMAT IDENTITAS ABMAT TARGA? eH ay KECAMATAN | KAB/KOTA. NO-URUT, A

You might also like