You are on page 1of 14
Volume 15, No. 2 September, Th, 2011 ISSN 0853-6627 JURNAL BISNIS DAN EKONOMI Pengarih Stimuli Lingkungan dan Fasilitas Pembayaran Terhadap Tingkat Emosi Konsumen Yasintha Soelasih Kinerja Fiskal Daerah: Kasus Kabupaten dan Kota di Provinsi Derai Istimewa Yogyckarta Jak Sriyana Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Laki-Laki dan Perempuan dalam Kagiatan Ekonomi di Provinsi Acsh ‘Abubakar Hamzah, Susant, dan Sofyan Syahnur Corporate Governance dan Manajemon Laba: Pengaruh Presiden Komisaris Independen dan Xomite Audit Independen Sunifah Analisis Pengaruh Sosialisasi, Sanksi dan Faktor-Faktor Demografi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak PBE di Surakarta ‘Amalia Kurniati dan Sotya Fevriera Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan terhadap Hubungan antara Cash Flow Right Leverage dan Manajemen Laba: Oportunistik atau Efisien | Putu Sugiartha Sanjaya Status Likuiditas Saham, Struktur Aset, dan Struktur Modal Bambang Sutopo PC a ee er Volume 15, No. 2 September 2011 ISSN 0853-6627 JURNAL BISNIS DAN EKONOMi TERAKREDITASI SK NO. 68a/DIKTI/Kep/2010 DAFTAR ISI Daftar isi Pengaruh Stimuli Lingkungan dan Fasilitas Pembayaran Terhadap Tingkat Emosi Konsumen Yasintha Soetasih - 103-118 Kinerja Fiskal Daerah:Kasus Kabupaten dan Kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta aka Sriyana 119-130 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Leki-Laki dan Perempuan dalam Kegiatan Ekonomi di Provinsi Aceh Abubakar Hamzah, Susanti, dan Sofyan Syahnur 131-144 Corporate Governance dan Manajemen Laba: Pengaruh Presiden Komisaris Independen dan Komite Audit Inaependen Surifah io , 145-159, Analisis Pengaruh Sosialisasi, Sanksi dan Faktor- Kepatuhan Wajib Pajak PBB di Surakarta Amalia Kurniati dan Sotya Fevrier@ s.r. 160-174 Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan terhadap Hubungan antara Cash Flow Right Leverage dan Manajemen Laba: Oportunistik atau Efisien 1 Putu Sugiartha Sanjaya.. sess 175-185 Status Likuiditas Saham, Struktur Aset, dan Struktur Modal Bambang Sutopo ... Pedoman Penulisan Indeks Artikel Volume 15, No.2 September 2011 STATUS LIKUIDITAS SAHAM, STRUKTUR ASET, DAN STRUKTUR MODAL Bambang Sutopo Universitas Sebelas Maret Surakarta Email: bhsutopo@yahoo.com Abstract This study provides evidence to demonstrate how ‘quidty status of stock affacts the relation betwen asset structure erd ceptal structure The iauidlty stetus of stockis predicted to affect the positive association botween «asset structure and capital structure. Long-term debt 'o total asset ratio is used to provy for capital structure, ‘and the ratio of fixed asset to total asset 's used to measure asset structure. Durmmy variable is used as @ ‘measure of the liquitity status of stock. Using 990 observations over 2004-2910 periods from the Indonesia ‘Stock Exchange, empirical results ofthis study support the hypothesis that iquidty status of stock affects the association between asset structure and capital structure. Keywords : capital structure: asset structure; iquilty status 0/ stock 1, PENDAHULUAN Hubungan antera strubtur aset dan struktur modal telah banyak dlakuken dalam peneliiar-peneliian sebelumnya. Hasil penelitian-peneltian tersebut pada umumnya renuniukkan bahwa struktur aset berhubungan posit dengan struktur modal yang dlukur dengan rasio utang jangka panjang (antara lain, McCue dan Ozcan 1992; ‘Ghosh dk. 2000 Hall dkk. 2004: Sogerb-Mira 2005: Abor 2007; Bhabra dk. 2008; Abor ran Biekpe 2009; Odi ddan Gobardhun 2011), Hail studi Sutoyo (2011) ¢ Indonesia mengkonfirmasihasi-asil peneiian tersebut dan ‘menunjukkan bahwa struktur aset merupakan determinan struktur modal yang naling dominan, Peneltian ini mengembangkan studi tentang strustur aset sebagai determinan struktur modal diatas dengan, ‘menguji peran status lkuiites saham dalam menjelaskan hubungan struktur aset dengan tang jangka panjang, Likuigitas saham dipih dalam studi ini dengan mempertimbangkan hasil penettian-penelian sebelumnya tentang eran penting likuidtas saham, antara lain, bahwa lkuiditas mempengaruhi keputusan investasi (Becker-Blease ‘dan Paul, 2006). Di samping itu, Ikuidtas berpengeruh pada trading cost dan market impact cost (Chordia dkk., 2009) serta mampunyai hubungan dengan risk, yaitu saham yang tidak hud lebih bersiko dibandingkan sahami yang likuid (Uddin, 2009). Likuidtas saham (dan rsito kids) juga berpengaruh pade retum, meskipun pada ‘masa krsis iso lkuditas merupakan pengukuran yang lebih tepat (Lou dan Sadka, 20), Status likuidtes saham dalam penelitan ini adalah status saham yar termasuk saham dalam Indeks LQ45, Menurutirazdil (2010), unsur lkuidtas dalam penentuan indeks adalah penting, Indeks LO45 merupakan indeks yang ditentukan berdasarkan 45 saham yang paling likuid dan dengan kritera tetent. Berdasarkan uraien di alas, masalah peneliian ini dirumuskan sebagai verikut: Apakah status lkuidtas ssaham mempunyai dampak terhadap hubungan antara struktur aset dan stiuktur modal? Hasil peneliian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada literatur penelitian tentang struktur modal dengan menyediakan bukti tempiis tentang peran status lkuidtas saham dalam menjelaskan struktur aset sebagai determinan struktur modal i samping itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam analisis pendanaan olsh manajemen dan dalam analsis investasi oleh investor 186 ‘totus Likuiditas Saham, StrukturAset, dan Struktur Modal . (Bambang Sutopo) Pada Bagian II berikut ini, dibshas tinjauan pustaka dan perumusan hipotesis, Bagian II menjelaskan ‘metoda penelitian. Bagian IV merdeskrinsi deta dan menyalikan serta membahas hasil pengujian hipotesis. Pada Bagian V, disalkan simpulan, keterbatasan, dan implikas) 2, TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.4, Teori Struktur Modal Teori struktur modal yang dikemukakan oleh Modigiani dan Miler {selanjutnya disingket dengan MN] (1958), bahwa struktur modal tak berpengaruh pada nilal perusahaan jika tanpa pajek, dan dilanjutkan dengan teori MM (1963), bahwa penggunaan utang dapat momasikmukan nilai perasanaan melalui penghematan pajak, ‘merupakan teor:-teori yang dikembangkan banyak penelit-peneiti sesusahnya, Miler (1977) menyatakan banwa dengan edanya pajak perorangan, martfaat dari penghematan pajak untuk memaksimunkan rilai perusaliaan berkurang. Fosberg 2010) yang menguiteori MM menemukan bahwa baik teori MM dengan pajak maupun tanga paiak bukan merunakan wrediktor yang akurat aias nila perusahaan, Teor struktur medal sebagai pengembangan teori NM adalah the static trad-of theory dan pecking order theory yang dikemukakan oleh Myers (1984). Menurut the static trade-off theory, penggunaan utarig menimbuikan trade-offantara manfsal yang diperoleh dan biaya yang ditanggung (the state trade-of theory), karena penggunaan Uutang yang tinggi di samping memberi manfaat berupa penghiematan pajak juga mengandung risiko kebangkrutan Sebagai teori altematf, pecking order theory, yang dikembangkan berdasarkan agency theory (Jensen dan Meckling, 1976), signaling theory (Ross, 1977), dan infomation asymmetry (Myers dan Majluf, 1984), menyatekan bahwa penentuan struktur modal didasarkan pada urutan preferensi dengan mempertimbangkan risko atau diaya yang timbul, dengan preferensi pertama adalah sumber dana intemal dan kedua adalah sumber dana ekstemal dengan urutan: uleng.sekuritas ‘brid, dan ekuitas (Myers, 1984) The siatc rede-of theory dan pevking order theory banyak dikembangkan alau ¢iuji oleh penelt-penett berikutnya. Helwege dan Liang (1996) menemukan bahwa pemilhan jenis seturtas yang okan diterbitan di pasar ‘modal sebagai sumber dana tidak mengikut pecking order: Penggunaan cana eksternal tidak berhubungan dengan keterbatasan dana internal, meskipun perusahaan yang memiliki Kelebihan dana cenderung menghindari pasar modal. Shyam-Sunder and Myers (1999) menemukan bahwa pecking order theory letih unagul ditendingkan dengan stauic trede-of theory meskipun hasiltersebut hanya untuk kelompok sampel tertentu. Frank dan Goyal (2003) menemukan hasil yang berbeda dengan Shyam-Sunder and Myers (7999). Hasil studi mereka tidak mendukung pecking order theory. Untuk memenuhi Kebutuhan pendenaan, perusahaan cenderung menggunakan sumber dana ekultas dan bukan utang, ‘Sebagai aterati? penjalasan teniang kebjakan stuktur modal, Kochhar (1998) mengujl peran agency theory vs. transaction cost economics. Hasil studi tersebut mendukung transaction cost economics, yaitu bahwa ppenentuan pendanaan lebih didasarkan pada pertimbangan efisiensibiaya transaksi 2.2, Determinan Struktur Modal ‘Shyam-Sunder and Myers (1999) menyatakan bahwa struktur modal dapat ditentukan oleh berbagai faktr, ‘meskipun meriemukan Keunggulan pecking order theory dibandingkan static trade-off theory. Determinan atau faktorfaktor yang mempengaruh struktur modal yang pada umumnya dite dberbagai negara adalal proftabilitas, pertumiuhan, struktur asst, ukuren parusahaan, dan umur perusahaan (Hall ckk., 1984). Struktur modal dapat diukur dengan utang jangka panjang, uteng jangka pendek, dan atau total utang, ‘Banyak peneliti mengukur strukjur modal dengan tang jangka panjang, di semping pengukuran yang lain, (antara lain, Timan dan Wessels [1998], McCue dan Ozcan [1992], Krishnan dan Moyer [1996], Ghosh dkk. 12000}, Al- ‘Sakran [2001], Hall dkk, [2004], Akhtar [2005], Sogorb-Mira [2005], Chevalier dkk, (2006). Abor [2007], Bhabra dk (2008), Abor dan Biekpe [2009], Frank dan Goyal [2009], Gurcharan (2010, Odit dan Gobardhun (2011), Peneli- penelitiyang tidak menggunakan ukuran utang jangka panjang tetapi menggunakan ukuran utang jangka pendek dan atau total viang antara lain Chen dan Strange (2005), Eriatis dkk. (2007), Heyman dk,(2008), Bokpin (200), serta Psillaki dan Daskalakis (2009). ‘Struktur modal dapat diukur dengan total utang (antara lain, Krishnan dan Moyer [1996], Al-Sakran [2001], 187 Volume 15, No.2 September 2011 Hall dk. [2004], Chen dan Strange [2005], Sogorb-Mira [2005], Abor {2007], Heyman dkk. [2008], Bokpin [2009], Poilaki dan Daskalakis [2009], Chevalier dkk. [2006], dengan utang jangka panjang, den atau utang jangka pendek. 2.3, Struktur Aset sebagai Determinan Struktur Modal ‘Struktur aset sebagai determinan struktur modal vidasarkan pada argumen bahwa jaminan merupakan salah satu fakior penting dalam membenkan pinjaman kepada perusahaan. Jaminan tersebut pada umumnya disesuaikan dengan jens pinjaman. Karena dalam peneliian ini struktur modal adalah tang jangka panjang (rasio lang jangka panjang dengan aceltetan), maka jaminan yang relaifrelevan adalah asettetap (atau struktur aset, yaita rasio asat tetep terhadap total aset), Strukisr aset sebagai determinan struktur modal telah banyak diel dan hasil peneitian pada umumnys menuniukkan f buigan positf2ntara struktur aeet den utang jaugka panjang (antara lain, Abor 2007" Eriotis ukk, 2007; Bhabie ckx, 2002: Abor dan Biekpe 2009; Out dan Gobardhun 2011, dan Sutopo 2011), 2.4, Status Likuiditas Saham, Struktur Aset, dan Struktur Modal Status lkuidtas saham dalam studi ini adalah sebagai variabel pemoderasi hubungan antara struktur aset dan struktur modal, Likuiditas saham diplih dalam stud ini dengan mempertimbangkan peran penting likuiitas ‘saham, antara lan, dalam keputusar investasi (Becker-Blease dan Paul, 2006), dalam penentuan trading cost dan market impact cost (Chordia dkk,, 2008), dalam hubungannya dengan risiko, yatu saham yang tidak lhuid lebih betisiko dibandingkan sahaun yang ituid (Uddin, 2009), dan pengaruhnya pada return, meskipun pada masa krisis riko fikuiitas merupakan pengukuran yang lebih tepat (Lou dan Sada, 2011), Status lkvditas sham dalam penelitian ini adalah status saham yang termasuk saham dalam Indeks LO5. Unsur iki¢tas dalam penentuan indeks adalah penting (Hrazdi, 2010). Indeks LO45 merupakan indeks yang ditentukan berdasarkan 45 saham yang paling Ikuid dan dengan kriteriatertentu, antara iain, berdasarkan: nla transaksi, kepitalisasi pasar, jumlah hati perdagangan, kondisi Keuangan, dan prospek pertumbuhan. Oleh sebab ity, stalus kudites saham dipreiksi ‘mempunyai dampak posit pada hubungan antera struktu: aset dan struktur modal 25. Hipotesis Berdeserkan pembahasan tentang hubungan stuktur aset denga likuiduas saham tersebut datas, aumuskan hipotesis sebagai berikut Hipotesis: Status tkuidtas ssham memoderas’ hubungan positf antara struktur 3. METODA PENELITIAN 3.1. Metoda Analisis dan Pengukuran Variabel Untuk pengujian hipotesis digunakan model regresi berik Struktur Modal,, = «+B, Struktur Aset,, + Status Likuiditas Saham,,+ £,,... sone) Struktur Modal, * 26S Aas, + Sahn Ltda Sham, Strut Axa'Status Lldas SahaM,, Ey ever nrnnn (2) ‘Secara statistis, hipotecis nol (H,) dan hipotesis alternatif (H.) dapat dinyatakan sebagai berikut: H: y= 0; dan HBO. Pengukuran variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Struktur modal diukur dengan ‘asio ulang jangka panjang, yaitu uiang jangka panjang dibagi dengan total aset. Rasio utang jangka panjang dlpih untuk mengukur struktur modal Karena ukuran in relaif lebih erat terkait dengan strut aset yang juga struktur modal dan tentang peran status ddan struktur modal 188 ‘Status Likuiditas Saham, Struktur Aset, dan Struktur Modal (Bambang Sutopo) bersifat jangka panjang. Struktur aset adalah asettetap dibagi dengan total aset, Pengukuran struktur modal dan struktur aset ini digunakan dalam pene!tian-peneltian sebelumnya, aniaa lain, Abor dan Biekpe (2008), Psiaki dan Daskalakis (2009), dan Osit dan Gobardhun (2011). Status thvidtes saham ciukur dengan menggunakan Variabel dummy, ytu sama dengan 1 jka saham perusahean termasuk dalam Index LQ4S pada perioda pertama tahun 2004 atau pada perioda ke-dua tahun 2010 dan sama dengen 0jka tidak, Untuk mendeteksi apakah terdapat multkolnearias antar variabel ndependen, digunaian indixator variance inflation factor (VIF). Sebagai rue of thumb, multkoineartas bermasalah ka VIF melebini 10 (Gujarat, 1995). Uj heteroskevaststas dan uji no:malitas residual menggunakan metoda graik 3.2. Sampe! Penelitian * Sampel perusahaan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan non - lembaga keuangan yang terdattar ¢! Bursa Efek Indonesia dengan parioda venyamnatan dari tahun 2004-2010. Sampel perusahaan yang digunakan dalam peneiiian ini adalah samgel yarg memenuhi persyaratan kelengkapan data dan tidak ‘mengandung rial ekstim, yaitu: rilai masing-masing rasio berikututang jangka ganjang, utang jangka pendek, total utang, proftabiitas, dan struktur ase adalah lebih dari nol dan kurang dari 1. Data penelitian diambil der OSIRIS databace dan berbagai sumberinformas Keuangan yang dipublikas. 4, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1, Deskripsi Sampel ‘Sampel perusahaan dalam peneltian ini adalah perusahaan-perusahaan non - lmbaga keuangan (semua sektor kecuali sektor 9) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data untuk ‘pengukuran variabel-variabel diambil dari laporan keuangan perusahaan tahun 2004-2010. Data yang tidak dipeoleh sacara lengkap dan mengandung data eekstnm tidak cigunaken sebagai sampel peneitian. Pengui pulan data dengan persyaratan ersebut menghasikan ‘sampel Sebariyak 990 obeservasi dari tahun 2004-2010. Distribusi sampel (cbservasi) berdasarkan sektor industri disajikan pada Tabel 1. Jumiah sampel terbesar dari 8 sektor adalah dari sektor “Traae, Services, and Investment” yaitu sebanyak 326 observasi atau 32,9%, sedangkan jumlah sampel terkecil adalah dari sektor “Agriculture® yaitu ‘sebanyak 27 observasi atau 2,7%., Tabel 1. Distribusi Sampel No. Industri Jummlah Observasi 1 Agjoultre a 27% 2 Mining 49 49% 3 Basic Industry end Chamicals 12 114% 4 Miselaneous Industry ca 89% 5 Consumer Goods industry 128 124% 6 Property, Real Estate, and Building Construction 184 15.6% 7 Infrastructure, Utilities, and Transportation 51 52% & Finance 0 0.0% 9 Trade, Services, and Investment 326 32.9% 930 700.0% ‘Statistik desicipti variabel dependen (Stuktur Modal) dan variabel independen (Struktur Aset) adalah ‘Sebagai berikut. Dengan jumleh sampel 990 observas (N), mean struktur modal adalah 0.2041 dan deviasi standat 0.1775, sedangkan mean struktur aset adalah 0.5118 dan deviasi standar 0.2305. 4.2. Hasil Analisis dan Pembahasan Hasil regresi untuk pengujan hipotesis disajkan pada Tabel 3, Pada Tabel 3 tersebut, lai Fhasil regresi, bik tanpa moderasi maupun dengan moderasi adalah signifikan pada level 0,01, yaitu berturuturut sebesar Volume 15, No.2 September 2011 3.5957 dan 103.4259, sedangkan adjusted R square dari hasilregresi tanpa moderasi adalah sebesar 0.2203 sedangkan adjusted R square dari hasi regresi dengan moderasi adalah sebesar 0.2370. Hasil yj diagnostk yang telah dlakukan menunjukkan Variance Inflation Factors (VIF) yang kurang dati 10 yang mengindikasi bahwa tidak terdapat multkolineariias dalam regresi yang bersangkutan. Hasil uj diagnostix yang lain mengindikasi bahwa hasi regres! memenuni persyaravan normaltas, can tidak terjadi masalah serius dengan heteroskedastsitas! Tabel 2. Hasil Regresi Dampak Status Liduiditas Saham pada Hubungan antara Struktur Aset dan Struktur Modal Model + Model 2 Variabel & 6 Oo o _ Konstanta 0.0705 0.0277 (0.8854) (2.0872) ‘Struktur Aset 0.3698 *** 0.3258 (16.7257) (13,7384), Status Lduitas Soham 09410 0.0545 (3.88) (4.7582 ‘Struktur Aset * Status Likuigitas Sanam 0.1826 (32178) Jerlah Observas 09 0 F ase 103.4259. * Adjuses R Square 07299 zara mer anjlkan berurturt sanikanl pada level 005 dan 0.01 Keterangan: Stuktur Modal adalah utangjangha panlang aibal dengan total ast: trktur Ase adalah aset etapdibagl dengan ‘tl aset Status Usuictas Saharn merupakan varabal du.nmy dengan ria 1 jka saham termasuk deta Indeks LOSS pada pid pe-tama 2004 stau pade perioda kedus 2010; Srultur Aset° Sats Lhutas Saham adalah srturasetckalikan dengan sats Muidlas saham Hasilregresi tanpa moderasi (Model 1) pada Tabel 4, dengan sampei 990 observasi dari tahun 2004- 2016, merunjukkan bahwa koefsien struktur aset dan status lkuiitas sahiam adalah post signikan pada level 0.01. Has ini merunjukkan peran stuktur aset sebagai determinan saham dan menunjukkan perbedaan struktur modal berdasarkan status likuiditas saham, yaitu struktur modal pada saham dengan status lkuld lebih besar dibandingkan dengan struktur modal pada saham dengan status yang tidak likuid Hasilregiesi dengan moverasi (Moda! 2) menunjukkan bahwa koefisen struktur aset tetap postif dan signifikan pada ‘evel 0.0’, tetapi koefsien status likuiditas sanam menjadi negattf dan tidak signifikan pada level 0.05, dan koefsieninteraksistruktur aset dengan status lkuiditas saham adalah posit signiikan pada level 0.01 +Hasil analss ini mendukung hipotesis penelitian banwa status lkuditas saham berpengaruh positf pada hubungan antara struktur aset dan struktur modal. +Hubungan vost strukturaset dan stiuktur modal menurjukken peran penting asettetap dalam pendanaan Jangka panjang. Keterjaminan pengeinbalian pinjaman merupakan faktor penting bagi pemberipinjaman dalam emberian pinjaman. Karena strukiur modal dalam studi ini adalah utang jangka panjang, maka aset tetap ‘merupakan jaminan yang sesuai dtinjau dari jangka waktu pinjeman. 1 Gratk hsogam rerunjttanbahwe sil eres! erdstits sears normal don gre scarepol menujlkan kt yng maryebr ala ak rmeruruttan pa ore, Gratiot erst ak dspkan dam akan 190 ‘Status Likuidltas Saham, Struktur Aset, dan Struktur Modal * (Bambang Sutopo) Stucl ini menemukan bahwa status ikuidtas mempunyai peren pentiny dalam penentuan stuktur ‘modal, dalam hal ini, memoderasi hubungan struktur aset dengan struktur modal. Peran Penting struktur aset dalam Pehentan ulang jangke parang lebih fuat pada perusahaan dengan slatus saham yang liu, Indeks LOS Sebogal dasar penguluran status liuidtas saham tidak hanya mencerminkan lkudltas saham telapi juga menoerminkan Kondsi Keuangan dan prospek pertumbuhen saham. Karalteristksaham dalam Indoks LO46 oy monje rertimbangan penting dalam penentuan pendnaan ving jangka pening yang didasarkan pada stuxty aset, 4.3. Analisis Tambahan Analisis tambahan dalam penelian nidllakukan dengan menambahkan beberapa variabel kon yaitu roftatiftas(Laba Sebelum Pajak / Perjualan) pertumbuhan (Rala-Rata Perubanan Penjualan Bersih Selama 2 Tahun Terakhir), ukuran perusehaan (LN Total Aset), dan umur perusahaan (Tatun Pergisen.- Tahun Pandi- flan Perusahaan). Hasilenalsisregresi mode 2 setelah manambahkan varabel-variabel Kotte cisajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Has Rogresi Dampak Status Liduiditas Saham pada Hubungan antara Struktur Aset dan Struktur Modal dengan Variabel Kontrol: Profitabilitas, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, an Umur Perusahaan Vatiabel Kootisien t Sig. Konstanta 0.08 “2601 0.008 = ‘Struktr Ast 0348 18.587 6.000 Status Lihuidtas Saham 0.028 “1982 0.298 ‘StrukturAset * Status Lkuidtas Saham 0.125 3.164 002 Proftabiltas ont “3507 0.000 “* Pertunbuhan 2.001 2016 cosa ‘Ukuran Perusahaan 0.005 2770 0.006 ** Umur Perusahaan 0.001 24t8 9016 * Observash 985 F 4a17 0.000 ** Adjusted R Square 0256 Keierangan:“, “* menunjukkan berturturutsignfkas| pada evel 0.05 dan 0.01 Sebagaimana disajkan pada Tabel 3, setolah menambahkan variabel-varabel kontrol ke dalam analisis betrea a, Observas berkurang dai 990 menjadi 985. Selenjutnya, has regesi paca Tabel 3 menunjubkan Fahwa kosfsien ineraks stukturaset dengan status ities saham adalh posit sgnifan pad vel DOT Basi ir fonssten dengan has regres! pada Tbel 2 ~ Model (2), yal mendukung hipsesis penelian haha ‘talus liuctas saham berpengaruh postif peda hubungan antara stukturaset dan smut mode 3beI$ menunjukkan juga hasi regres arabe! kontrol yang meliput proftbilas, pertumbuhan, ukuran air Sean, Gan umur Perusahaan. Secara unum, hasll analis's regres trsebut Konsisten dengan hal Studi Sulope (2011). Haslregesi masing-masing variabel kontaltesebut dbehas sebagai bert Koeteien {2fabelprofiabiltas adalah -0.111 signitkan pada level 0,01. Hasi ini mendukung hiptesis bahwa proftabiltes berhubungan negaif dengan utang jangka panjang, Berdasarkan hasl empis in, perusahean yang mempunyai Droftabiias rendah cenderung menggunakan sumber pendangan ung jangkaparjang, Sbaliye,perisatonn 191 Volume 15, No.2 September 2011 dengan profitabltas tinggi cenderung menggunakan sumber pendanaan dari sumber intemal (aba) sumber dana ulang jangka parjang, Hasil peneliian ini konsisten dengan temuan beberapa sebelumnya seperti Krishnan dan Moyer (1996), Sogorb-Nira (2005), Abor (2007), Bhabra dk. (2008), dan Abor dan Biekpe (2009), Hasilegresi pada Tabal 3 menunjukkan bahwa koefisien variabel pertumbuhan adalah -0.001 dan signiikan ‘pada level 0,05. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan Bhabra dhk. (2008) yaiiu bahwa pertumbuinan berhubungan negatif dengan utang jangka panjang. Bagi bank, perusahaan yang memounyal oertumuban rlatif tinggi mungkin dianggap mempunyai rsiko yang relatfiebin besar dibandingkan perusahaan yang mempunyai pertumbuhan relatif rendah. Perusahaan yang mempunyai risko relatf besar canderung menghadapi kendala yang relat lebih besar juga dalam mengakses sumber dana vtang jangka panjang, Koefsian regresi vaiabel ukuran pada Tabel 3 menunjukkan adalah 0.005 dan signifkan pada level 0,01. UUxuran perugahaan bechubungan posiif ¢engan utang jangka panjang, Hasil ini mengindikas’ bafhwa perusahaan esar cenderung menggunacan sumber dana utang lebih Uesar ditandingkan ceruszhaar kecll. Beberapa faktor, seperti kepercayaan bank dan kemampuan mesjeral yang relat led’ ting ser neko relat kecl pada peruszhaan yang relatif lebih besar, mungkin merupakan salah satu penentu perggunaan sumber dana yang lebih besar oleh perusahaan yang rela besar. Hasi peneltan ini onsisten dengan temuan Krishnan dan Moyer (1996), Al-Sakran (2001), Hall dkk. (2004), Akhtar (2005), Sogorb-Mira (2008), Abor (2007), Bhabra dkk. (2008), ‘Abort dan Biekpe (2009), dan Odit dan Gobardhun (2011), serta hasil peneitian di Indonesia oleh Chevalier dk. (2008) dan Gurcharan (2010). Hasilregresi pada Tabe! 3 juga menunjukkan bahwa koefsien variabel umur perusahaan adalah 0.001 dan signikan pada level 0.01. Hesil analisis ini mendukung higctesis bahwa umui perusahaan berhubungan posi dengan utang jangka panjang. Perusahaan yang relat lama mungkin cenderung lebih dikenal oleh bank sibendingkan dengan perusahaan yarg relat baru, dan sebaliknya perusahaen yang relalif baru cenderung kurang cikenal oleh Lani. Oleh sebab tu, prusanaan yang relat lama cenderug mempunyal aksas fasiitas kredit dan bank yang relat lebih mudah divandingkan dengan perusahaan yang rela baru, dar. dengan demikian cenderung ‘menggunaxan utang jangka paniang yang lebin besar divendingkan dengan persahen baru, 5. PENUTUP Pereltian ini memberi bulti empiris awal tentang peran status likuiditas saham sebagal pemoderasi hubungan antare strukiur aset den strukiur modal. Statis likuiitas saham diprediks! memoderasi hubtngan struktur aset dengan struktur modal Konsisten dengan prediksiterschut, hasil peneltian ini menunjukkan bahwa status likuiditas satiam memoderasi memperkuat hubungan positfantara struktur aset van struktur modal, Peran strultur aset sebagai determinan struktur modal pada perusahaan dengan eaham yang berstatus likuld lebih kuat

You might also like