You are on page 1of 7
BULETIN ISSN 1858-1412 GIZI MIKRO Diterbitkan Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan DIY JI. Tompeyan TR IIl/ 201 Yogyakarta Gizi Kita Yogyakarta Vol. 13 No.2 Him. 71-144 Desember 2013 ISSN 1858-1412 Penanggungjawab: Kepala Dinas Kesehatan DIY Pemimpin Redaksi dg. inni Hikmatin, M,Kes Anggota Redaksi Agus Wijanarko, SKM, M.Kes ‘Sudarmanta, SKM, MPH Azis Jati Nur Ananda,S.Gz Editor : Suseno, S.Gz Sekretariat : Prima Oktaviani Hapsari, S.Gz, Dietisien Alamat Redaksi : Seksi Gizi Dinas Kesehatan DIY JalanTompeyan TR Ill/ 201 Yogyakarta 55244 Telp : (0274) 556937, Faks: (0274) 512368 Email : gizi_diy@yahoo.co.id izin mengutip _: bebas dengan menyebutkan sumber Jumlah terbitan : 300 eksemplar Redaksi menerima kiriman naskah berupa hasil penelitian dan artikel pangan dan gizi. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia ataupun Bahasa Inggris, diketik dengan spasi 1,5 spasi, 5-6 Jembar kertas ukuran kuarto. Untuk manuskrip hasil penelitian, selain ketentuan umum diatas terdapat beberapa ketentuan bagian-bagian manuskrip terdiri dari: judul, abstrak, pendahuluan, metode, hasil, pembahasan,ucapan terima kasih (bila ada), daftar pustaka. Redaksi berhak menyunting naskah atau artikel yang dimuat tanpa mengubah isi. Naskah yang masuk akan ‘menjadi milik redaksi dan yang dimuat akan mendapatkan imbalan sesuai dengan dana yang tersedia dalam DIPA Program Pembinaan Gizi Masyarakat DIY Tahun 2013. Hi GIZI KITA Volume 13 No. 2, Tahun 2013 EDITORIAL Salam Gizi Kita, mengiringi terbitnya Volume 13 No.2 Tahun 2013 semoga semangat, harapan, dan komitmen kita untuk senantiasa belajar demi perbaikan gizi terus menyala. Pada edisi ini kami mengangkat tema GIZI MIKRO karena kami menyadari betapa besarnya masalah gizi mikro di Indonesia, bahkan yang ditemukan saat ini seperti fenomena ‘gunung es yang terlinat hanya puncaknya saja. Bahkan bila dilihat perkembangan masalah yang ada, ada beberapa kasus berubah dari kekurangan gizi mikro menjadi kelebihan gizi mikro. Pada edisi ini kami menyajikan beberapa ulasan baik dalam bentuk makalah bebas maupun hasil penelitian mengenai gizi mikro seperti Gangguan Akibat Kekurangan lodium, Peran Protein dalam Metabolisme lodium dan Zat Besi, Kecukupan Zat Gizi Mikro (Kalsium, Vitamin D, Fosfor, Mangan, dan Boron) sebagai Pencegah terjadinya Osteoporosis, Efek Diet Tinggi Kalsium terhadap Penurunan Berat Badan, Superfood Manfaat Kesehatan Kacang Hitam, Pemanfaatan Tomat sebagai Pangan Sumber Antioksidan Likopen untuk Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Kanker Prostat, dan Keajaiban Madu. Kami sepenuhnya sadar bahwa buletin Gizi Kita ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca selalu kami tunggu. Akhimya redaksi mengucapkan selamat membaca dan semoga bermanfaat. Redaksi Gizi Kita GIZI KITA Volume 13 No. 2, Tahun 2013 i ISSN 1858-1412 HALAMAN INFO PROGRAM Gangguan Akibat Kekurangan lodium dr. Prehatin Broto Iskandar, M.Sc .. 1 LAPORAN PENELITIAN Jenis Minuman tidak Mempengaruhi Respon Orthostatik sebagai Indikator rasi pada Lanjut Usia Sehat Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih, Probosuseno, | Dewa Putu Pramantara, Siti Putri Wahyuni, Dwi Suprapt.. 75 Substitusi Tepung Ketan Hitam Sebagai Alternatif Pengganti Tepung Terigu pada Pembuatan Brownies Kukus lin Putri Pamungkas, Elza Ismail, Agus Wijanarka . 86 Hubungan Pola Asuh dan Status Gizi Balita di Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Wikan Sinung Arief Raharjo, Herawati, Tri Siswati .. MAKALAH BEBAS Peranan Protein pada Metabolisme lodium dan Besi DR. Toto Sudargo, SKM, M.Kes 107 Kecukupan Zat Gizi Mikro (Kalsium, Vitamin D, Fosfor, Mangan, dan Boron) ‘Sebagai Pencegah Terjadinya Osteoporosis Titis Mahardika, Amd .. 12 Efek Diet Tinggi Kalsium Terhadap Penurunan Berat Badan Esti Nurwanti, S.Gz, Dietisien 118 ‘Superfood, Manfaat Kesehatan Kacang Hitam Andi Imam Arundhana, $.G2.... 124 Pemanfaatan Tomat sebagai Pangan Sumber Antioksidan Likopen Untuk Upaya Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Kanker Prostat Muhammad Asrullah, S.Gz.. 133 Keajaiban Madu Asri Dwi Mugni, S.Gz 140 i GGIZI KITA Volume 13 No. 2, Tahun 2013 GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN IODIUM Prihatin Broto Sukandar* Gambaran gondok sudah lama dikenal di indonesia, terbukti pada candi Borobudur ada relief penderita gondok. Sampai sekarangpun Gangguan Akibat Kekurangan lodium (GAKI) khususnya gondok merupakan salah satu dari empat masalah gizi utama di Indonesia yang belum dapat dieliminasi'. Gangguan Akibat Kekurangan lodium salah satu masalah gizi mikro selain anemia gizi besi dan kekurangan vitamin A. Di Indonesia berdasarkan survei pembesaran kelenjar gondok pada anak sekolah angka nasional Total Goiter Rate (TGR) 11,1% pada tahun 2003. Di Provinsi DI Yogyakarta dan Jawa Tengah berturut-turut 4,5% dan 6.1%. Gangguan Akibat Kekurangan lodium adalah sekumputan gejala yang timbul akibat tubuh seseorang kekurangan unsur iodium secara terus menerus dan dalam waktu yang cukup lama, iodium adalah zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh manusia untuk membentuk hormon tiroksin yang berfungsi untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan*. Gangguan Akibat Kekurangan lodium adalah semua akibat yang ditimbulkan dari kekurangan iodium dalam suatu populasi, yang dapat dicegah dengan mengkonsumsi cukup jodium*. Kebutuhan tubuh terhadap iodium bervariasi menurut umur dan kondisi tertentu. Keadaan fisiologis tertentu dari tubuh seperti misalnya pada wanita hamil dan menyusui dengan anak kecil atau orang dewasa kebutuhan iodiumnya berbeda. Tingkat kebutuhan jodium yang dianjurkan berdasarkan rata-rata asupan populasi yaitu sekitar 100 — 150 mgfhr. Kadar ini cukup untuk memelihara fungsi tiroid normal yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Jika terdapat zat goitrogenik dalam makanan, maka asupan iodium harus di tingkatkan menjadi 200 — 300 mg/hr. Asupan yang lebih tinggi ini juga harus diterapkan pada wilayah yang asupan zat goitrogeniknya tinggi, seperti dengan populasi dengan kebiasaan makan yang tinggi mengkonsumsi singkong, jagung, rebung, kentang mani, kacang-kacangan dan jewawut. Kebutuhan iodium sebagaimana direkomendasikan oleh WHO (1996), untuk iap hari adalah 50 mg untuk bayi, 90 mg untuk anak 2 ~ 6 tahun, 120 mg untuk anak sekolah usia 7 — 12 tahun, 150 mg untuk orang dewasa dan 200 mg untuk wanita hamil dan menyusui®, Bal Litbang GAK! Magelang, email; patin_sukandar@yahoo.com GGIZIKITA Volume 13 No. 2, Tahun 2013, H Dengan Kemajuan jlmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran maka ‘spectrum GAKI menjadi lebih lebar dan secara ilmiah menjadi lebih tegas serta lebih luas timbulkan: lahir mat, cacat bawaan, peningkatan kematian perinatal, peningkatan kematian bay, kretin neurologi (keterbetakangan mental, tuli mata juling, dan lumpuh spastik), kretin mexedematosa (keterbelakangan mental, kecobolan), kelainan fungsi psikomotor. Masa neonates; gondok neonatus, hipotiroid neonatus, peningkatan kerentanan terhadap radiasi nuklr Anak dan remaja; gondok juveni! hipotiroidisme, gangguan fungsi ‘mental, hambatan Perkembangan fisik, peningkatan kerentanan terhadap radiasi nuklir. Dewasa: gondok dengan Komplikasi, hipotiroidisme, gangguan fungsi mental, iodine induced hyperthyroidism (\\H), Peningkatan kerentanan terhadap nuklir. Ibu hamil; keguguran’. Dalam rangka penanggulangan GAKI maka keberadaan lembaga BP2 GAKI sangat Glperlukan, 8P2 GAKI Magelang adalah Unit Pelaksanaan Teknis dari Badan Litbangkes yang Gitetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomar: 575/MENKES/SKIIV/2000 tanggal 10 Apri! 2000, yang kemudian disempumakan dengan SK Permenkes No: 2350/MENKES/ PERIXI/2011 tanggal 22 November 2011. Balai Penelitian dan Pengembangan Gangguan Aklbat Kekurangan lodium (BP2 GAKI) adalah Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Penelitan dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang panara administratifdibina oleh Sekretaris Badan Litbangkes dan secara teknis dibina oleh Kepala Pusat Penelitian Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik. Balai BP2 GAKI terletak di dekat candi Borobudur sebelah utara tepatnya dusun Jayan, Kavling Borobudur Magelang, Tugas pokok BP2 GAKI adalah melaksanakan penelitian dan Pengembangan, Pelayanan dalam rangka penelitian, jaringan kerja sama, serta desiminasi hasil-hasil penelitian di bidang penanggulangan gangguan akibat kekurangan iodium, Kegiatan meliputi di bidang Bioteknotogi, teknologi pangan, penelitian kink (epidemologi Klinik dan tumbuh kembang), gizi masyarakat, lingkungan, sosial dan kebijakan. Pelayanan klinik GAKI dilakukan dalam rangka penelitian dan Pengembangan di bidang AKI. Adapun pelayanan meliputi pelayanan klins,fsioterapi, gizi, psikologi dan pemeriksaan 'aboratorium. Balai BP2 GAKI bekerja sama dengan Dinas Kesehatan ataupun Puskesmas tentang penatalaksanaan pasien gondok dan hambatan tumbuh kembang anak terutama anak- anak hipotiroid ataupun kretin serta kerjasama surveilans terutama pemeriksaan kandungan 'odium dalam urin Urine Jodie Exeretion (UIE) dan hormon tiroid (TSH, Ta, 73). Kegiatan pelayanan Klinik pendaftaran buka hari Senin sampai Kamis dari pukul 8.00 sampal 11.00 WIB. Adapun biaya gratis untuk Jamkesmas termasuk obat-obatan dan BB Gl2I KITA Volume 13 No. 2, Tahun 2013 pemeriksaan laboratorium sedangkan untuk Askes pegawai dan umum dikenakan biaya untuk pemeriksaan laboratorium berdasarkan PP No. 21 Tahun 2013 mulai tanggal 10 juni 2013 sebesar: 1. Kadar Tiroid Stimulating hormon (TSH) —_—Per analisis, Rp. 75.000, 2. Kadar Hormon Tiroksin (FT4) Rp. 60.000,, 3. Kadar lodium urin (UIE) Rp. 30.000, 4. Kandungan lodium Per analisis Rp. 50.000,- Selain kegiatan di atas pelayanan klinik BP2 GAKI juga melakukan follow up atau kunjungan rumah bagi pasien-pasien tertentu sehingga diharapkan pelayanan bisa berkelanjutan dan paripurna. Pelayanan Klinik di BP2 GAKI Magelang bisa bersifat jangka panjang. Pasien harus kontrol rutin setiap 1 satu bulan, tiga bulan, enam bulan atau satu tahun berdasarkan dari tingkat penyakitnya masing-masing. Walaupun pasien sudah dinyatakan normal atau sembuh bila tidak kontrol secara rutin akan kembali ke keadaan semula bahkan sebaliknya, misalkan hipotiroid menjadi hipotiroid lagi ataupun malah ke hipertiroid maka perlu kerja sama yang intensif antara Puskesmas atau Dinas Kesehatan serta pasien atau keluarga pasien sendiri PUSTAKA: 4. Depkes, RI. 2001. Pedoman pelaksanaan pemantauan garam beriodium di tingkat masyarakat. Depkes Rl, Jakarta. 2. Ministry of Health of Indonesia, 2003. Technical assistanc for evaluation on intensified iodine deficiency control project. Directorate general of community health, directorate of ‘community nutrition, Jakarta. 3. Depkes, RI. 2004. Peningkatan Konsumsi garam beriodium. Tim penanggulan GAKY pusat, Jakarta. 4, World Health Organitation. 2007. Assessment of iodine deficiency disorders and monitoring their elimination. World Health Organization, Geneva. 5. World Health Organization, 1996. Trace Elements In Human Nutrition and Health. World Health Organization, Geneva. 6. Djokomoeljanto, 2002. Spektrum klinik Gangguan Akibat Kekurangan lodium dari gondok hingga kretin endemik. Jurnal GAKY Indonesia Vol 3. No. 1. 1-6. Ga Ra Voure 13 ohn 28 B

You might also like