You are on page 1of 86
ikl Fee (9) QUANTUMBOOK g Ci } 4 yY Wigonggo Among Anggono \ 4 (C3) KELAS XII KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN (C3) KELAS XII Wigonggo Among Anggono PT KUANTUM BUKU SEJAHTERA KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN SMK/MAK Kelas XII ©2021 Hak cipta yang dilindungi Undang-Undang ada pada Penulis. Hak penerbitan ada pada PT Kuantum Buku Sejahtera. Penulis + Wigonggo Among Anggono Editor + Idul Sapril Desainer over: Endah Nurhanifa Desainer Is 2 Endah Nurhanifa Tahun terbit 2 2021 ISBN + 978-623-271-555-4 Diterbitkan oleh PT Kuantum Buku Sejahtera Anggota IKAPI No. 212/JT1/2019 Jalan Pondok Blimbing Indah Selatan X N6 No. 5 Malang - Jawa Timur Telp. (0341) 438 2294, Hotline 0822 9951 2221; Situs web: www.quantumbook.id Dilarang memperbanyakatau memindabkan sebagian atau seluruh si buku inidalam bentukapa pun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam atau dengan sistem penyimpanan Jainnya, tanpa izin tertulis dari PT Kuantum Buku Sejahtera. Prakata Bab1 Bab2 Bab3 Bab4 Bab5 Bab6 Ep |} v Konsep Dasar Penggambaran Konstruksi Jalan dan Jembatan 1 A. _Jenis-Jenis Gambar Konstruksi Jalan dan Jembatan .. 2 8. _Konsep Dasar Gambar Konstruksi Jalan dan Jembatan 3 Uji Kompetensi no. Persyaratan Penggambaran Konstruksi Jalan dan Jembatan .. 13 A. Persyaratan Penggambaran Konstruksi Jalan 14 8. Persyaratan Penggambaran Konstruksi Jembatan nn Seer 22 Uji Kompetensi.. 5 g32 Prosedur Pembuatan Gambar Jalan dan Jembatan dalam Peta Topografi.. 35 ‘A. Mengenal Pengukuran Topografi untuk Pekerjaan Jalan dan Jembatan .... 36 8. _Prosedur Pengukuran Topografi untuk Pekerjaan Jalan dan Jembatan .. Uji Kompetensi Gambar Denah, Gambar Tampak, dan Gambar Potongan 4s A. Denah Perencanaan Jalan dan Jembatan = 46 B. Gambar Tampak Jalan dan Jembatan som. 48 C. Gambar Potongan Jalan dan Jembatan ... 51 Uji Kompetens 54 Prosedur Gambar Detail Konstruksi Jalan .... 57 ‘A. Menggambar Bagian-Bagian Jalan .. 58 B, Gambar Jalur Lalu Lintas 60 © Menggambar Jalur Pejalan Kaki .. D. Menggambar Bahu Jalan —. Menggambar Saluran Samping F._ Skala Penggambaran . Uji Kompetenii... Prosedur Gambar Detail Konstruksi Jembatan «ww A. Acuan Struktur Jembatat 8, Menggambar Detail Jembatan C. Perencanaan Bangunan Atas Jembatan D. Perencanaan Bangunan Bawah Jembatan 85 E. Perencanaan Fondasi Jembatan .. F.Perencanaan Jalan Pendekat G. Gambar Detail Konstruksi Jembatan 92 Uji Kompetensi... 100 Bab7 — Pembuatan Maket Jalan dan Jembatan 103 ‘A. Mengenal Maket ~ 104 B. Pembuatan Maket Jalan 106 Pembuatan Maket Jembatan .. ~ 1 Uji Kompetensi 18 Bab8 —Mengevaluasi dan Membuat Laporan Gambar Jalan serta Jembatan .. ‘A. Evaluasi Gambar Jalan dan Jembatan .. B. Penyajian Gambar Shop Drawing Jalan dan Jembatan .. C._ Laporan Perencanaan Jalan dan Jembatan .. 131 BD. Penyajian Gambar 142 E. _Sistematika Laporan Menggambar Jalan dan Jembatan » 144 Uji Kompetens ~ 146 Glosarium..... Indeks esssssesssosee Daftar Pustaka 153 Biodata Penuli 158 Biodata Konsultan.. 159 Tim Kreatif. Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya buku Konstruksi Jalan dan Jembatan Kelas Xi! (C3) SMK/MAK Program Keablian Teknik Konstruksi dan Properti ini dapat dirampungkan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa syukur ke hadirat Allah SWT atas kelancaran dalam penulisan buku ini. Buku ini disusun untuk memenuhi kebutuhan bahan ajar Konstruksi Jalan dan Jembatan yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 revisi terbaru. Hadimya buku ini diharapkan dapat menjadi panduan belajar bagi peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian Desain Permodelan dan Informasi Bangunan. Dengan mengacu kepada KI/KD Kurikulum 2013 maka buku ini disusun dalam delapan bab yang masing-masing bab membahas materi sesual dengan kompetensi dasar secara berurutan. Pada setiap bab disajikan refleksi dan uji kompetensi dengan harapan peserta didik dapat melakukan evaluasi diri dan pengayaan atas materi yang telah dipelajari. Buku ini telah dirancang sesuai dengan model pembelajaran berbasis HOTS dan STEM serta diselaraskan dengan pembelajaran revolusi industri 4.0 sehingga diharapkan dapat menjadi bahan ajar yang lebih sesuai dalam pencapaian kompetensi peserta didik. Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu hingga terwujudnya buku ini, Semoga buku ini dapat memberi manfaat bagi peserta didik dan guru ‘SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) serta semua pihak yang memerlukan. Penulis "Bruce Lee" Konsep Dasar Penggambaran onstruksi J Gti ace eee 3.11 Memahami konsep dasar gambar konstruks jalan dan jembatan 4.11 Menyaiikan hasi konsep dasar gambar konsttuksi jalan dan jembatan Setelah mempelajari mater ini, peserta didik diharapkan mampus ‘mengklasifkasikan jenls-jenis gambar konstruks! jalan dan jembatan; serta menjelaskan konsep gambar konstrukst jalan dan jembatan. Dalam melakukan sebuah pembangunan, baik gedung maupun pembangunan lainnya harus-diawali dengan sebuah gagasan atau konsep. Hal tersebut juga berlaku dalam pembangunan jalan dan jembatan yang harus berdasarkan pada sebuah konsep. Konsep tersebut harus dituangkan dalam sebuah penggambaran yang jelas dan teliti. Konsep penggambaran dalam sebuah pembangunan jalan dan jembatan sangat penting agar pekerjaan konstruksi berjalan dengan baik dan lancar. Lalu, bagaimana konsep dasar penggambaran dalam pembangunan jalan dan jembatan? Agar lebih jelas, cermatilah materi berikut ini. -Jenis Gambar Konstruksi Jalan dan Jembatan amar 1. lstas Jalan dan Jembatan Sumber: Fathurohman, 2018 Terdapat beberapa jenis gambar konstruksi yang diterapkan dalam pembangunan jalan dan jembatan, Berikut ini dijelaskan mengenai jenis-jenis gambar konstruksi jalan dan jembatan. 1. Gambar Rencana Gambar rencana merupakan gambar yang pembuatannya digunakan untuk mempersiapkan suatu proyek ke tahap pelelangan proyek. Secara umum, gambar rencana merupakan bagian dari gambar desain. Selain gambar rencana, dikenal istilah gambar prarencana dalam gambar desain. Pada umumnya, gambar prarencana hanya terdiri atas beberapa inti seperti gambar denah. Gambar prarencana sangat dibutuhkan pada saat proses konsultasi dan negosiasi. Setelah proses negosiasi selesai dan telah terjadi kesepakatan proyek antara pemakai jasa dan penyedia jasa serta pihak-pihak lainnya maka selanjutnya akan dibuatkan gambar rencana yang lebih lengkap. Selain di dalamnya terdapat denah, gambar rencana sudah disertakan dengan gambar konstruksi dan gambar pelengkap lain. Gambar rencanainilah yang digunakan untuk pelaksanaan tender dan pelelangan, 2. Gambar Kerja/Shop Drawing Gambar kerja merupakan gambar rencana yang ditambah dengan gambar detail dan gambar lainnya sebagai pelengkap. Hal ini dilakukan untuk memperlancar dalam proses pelaksanaan pembuatan bangunan proyek. Selain itu, hal ini dapat membuat hasil pembangunan mempunyai spesifikasi yang sama dengan dokumen tender yang telah disepakati. Gambar kerja harus sudah disetujui atau disahkan oleh direksi pekerjaan yang menangani proyek. > Konstruksi Jalan dan Jembatan 3, Gambar Hasil Pelaksanaan (As-built Drawing) Gambar hasil pelaksanaan dapat disebut sebagai record drawing. Gambar hasil pelaksanaan merupakan gambar akhir dari suatu gambar proyek yang wajib diserahkan kepada pengguna jasa. Gambar ini nantinya dapat digunakan untuk dokumentasi ataupun keperluan operasional dan perawatan proyek. g Konsep Dasar Gambar Konstruksi Jalan dan Jembatan Dalam membuat sebuah gambar perencanaan atau gambar prarencana suatu proyek maka dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama, menggambar dapat dilakukan secara manual, sedangkan cara kedua dapat dilakukan dengan bantuan aplikasi perangkat lunak. Dalam menggambar secara manual, dibutuhkan keterampilan tersendiri, terutama keterampilan untuk membuat gambar agar terlihat indah, rapi, dan benar. Selain itu, dibutuhkan kejelian, ketepatan, kerapian, dan harus meminimalisasi kesalahan. Hal tersebut karena penggambaran secara manual akan lebih susah untuk direvisi kesalahan penggambarannya. Hal tersebut berbeda jika penggambaran dilakukan menggunakan perangkat lunak atau aplikasi khusus, kesalahan dapat direvisi menggunakan fitur-fitur yang tersedia, Penggunaan aplikasi dalam membuat gambar perencanaan lebih mudah karena terdapat berbagai jenis fitur yang dapat digunakan untuk membuat dimensi ukuran, skala, memperbanyak gambar, merevisi gambar, dan lain-lain. Biasanya, aplikasi yang paling umum digunakan untuk menggambar konstruksi gambar kerja adalah AutoCAD. Namun, selain AutoCAD masih banyak aplikasi lain yang dapat digunakan untuk melakukan penggambaran rencana, seperti SketchUp, Autodesk 3Ds Max, dan Archicad. Selain metode atau cara penggambaran, terdapat prinsip-prinsip atau aturan-aturan yang harus Anda ketahui dalam membuat gambar konstruksi. Adapun prinsip-prinsip atau aturan-aturan tersebut dijelaskan sebagai berikut. 1, Bidang Gambar Bidang gambar merupakan area atau tempat yang digunakan untuk menempatkan seluruh gambar objek. Bidang gambar dibatasi oleh garis tepi dengan menempatkan seluruh gambar dan keterangan gambar di dalamnya. Luas bidang gambar pada gambar rencana ataupun gambar konstruksi yang lain disesuaikan dengan ukuran kertas yang digunakan. Agar lebih jelas mengenai ukuran kertas, berikut ditampilkan mengenai jenis dan ukuran kertas. Tabel 1.1 Ukuran Kertas Lambang Panjang (mm) Lebar (mm) ‘AO. 1.189 B41 AL B41 594 AQ. 594, 420 AB 420 297, Aa 297 210 Sumber: Setyevan, 2019 2. Garis Tepi Garis tepi merupakan bagian yang sangat penting dalam menggambar. Garis tepi dapat membuat gambar terlihat lebih rapi dan ketika gambar-gambar tersebut 4 (as per Rao » AX akan dijilid tersedia bagian yang menjadi tempat penjilidan sehingga tidak merusak bagian gambar. Pada umumnya, jarak garis tepi pada kertas gambar ukuran AO dan ‘Al sekurang-kurangnya mempunyai lebar sebesar 20 mm. Adapun kertas ukuran ‘A2, A3, dan A4 batas garis tepi memiliki ukuran lebar sekurang-kurangnya 10 mm. Jika gambar akan dijadikan sebagai arsip, bagian sebelah kiri gambar diberi lubang untuk menjepit kertas-kertas gambar tersebut dalam suatu bundel arsip. ‘Sama halnya jika beberapa gambar tersebut akan dijilid, bagian sebelah kiri gambar harus tersedia bagian yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk menjilid agar tidak mengganggu gambar utama. Oleh karena itu, bagian sebelah kiri kertas gambar biasanya memilikijarak garis tepi yang lebih lebar daripada sisi yang lain contohnya 30-40 mm. Adapun ketebalan garis yang digunakan untuk garis tepi minimal 0,5 mm. Hal tersebut dapat Anda perhatikan pada Gambar 1.2 berikut. Garis tepi Gambar 1.2Garis epi Sumber: Aksara Media Sejahters Skala Gambar Skala merupakan perbandingan sederhana antara besaran jarak sesungguhnya dan jarak pada gambar, Skala berfungsi mempermudah dalam pembuatan ukuran agar sesuai dengan aturan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, skala dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui perkiraan jarak sebenarnya dari gambar yang telah dibuat, Pada umumnya, skala yang digunakan untuk menggambar peta adalah 1500, 1: 1.000, dan seterusnya. Adapun skala yang umum digunakan untuk setiap fungsi dan jenis gambar diuraikan sebagai berikut. a. Gambarsituasi, skala yang digunakan yaitu 1: 500 dan 1: 1.000. b. Gambar konstruksi, skala yang digunakan, yaitu 1 : 200, 1: 100, dan 1:50. . Gambar detail, skala yang digunakan, yaitu 1: 20, 1:10, dan Pembuatan Garis Dalam menggambar digunakan berbagai jenis garis, baik bentuk maupun ukurannya. Hal itu karena gambar merupakan alat untuk berkomunikasi sehingga penggunaan garis tersebut harus disesuaikan dengan tujuan dan maksudnya. Secara garis besar, garis dibedakan menjadi beberapa jenis yang dijelaskan sebagai berikut. a. Garis tebal Garis tebal biasanya digunakan untuk garis tepi dan garis kepala gambar. Selain itu, garis tebal digunakan untukmembuat garis benda, Akan tetapi, garis benda biasanya dibuat dengan ukuran sedang, b. Garis tipis Garis tipis digunakan untuk keperluan garis piembantu atau garis ukuran, garis penunjuk, dan garis arsir. é ae Rage c. Garis putus-putus Garis ini biasanya digunakan untuk membuat garis benda. Namun, jika dilihat dari arah memandang pembuat gambar garis, sebenarnya tidak terlihat. Garis putus-titik Garis putus-titik biasanya digunakan untuk menggambar garis sumbu (garis simetri), garis potong bidang benda, dan garis pada benda yang berada di belakang. Garis ini dapat digunakan untuk keperluan lain, tetapi harus diberikan keterangan. ‘Adapun jenis-jenis garis yang sering digunakan dalam menggambar dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut. Tabel 1.2 Jenis-Jenis Garis Jenis Garis Keterangan Penggunaan a ‘Tebal kontinyy Garis bend nyata (gars benda terthat) BT Garis kaya Berpotongan (oars Imaginer) 182 Garis ukuran 3 ars reyes! arts tint kontnyy {Cutusatautenghung) | B4 Garis penunjs BS Garis art BG Guts yata peda penampang yang Sinutardltempat 7 Garis mb pend ‘CY Goris batas yana dipotona, Fla batamnys |} ~~~ |enrstintskontinyubebas] ? Gar Baas sana dpotons Gare teiskontinys | p1 samadenganch a D[ AVN [ets dengan agzag = — — [Garis gores tba EY Garis gambar terhatang E Se (Garis henda terhalang) F FT Garis sumbu |__| earisergores tipis | F2 cats simetr F3 Gadetintazan. s [7 "= | cars berores tis yan Aipertctlvungryeden | G1 cars yang menuniktan bing ptona “Garis yong menunjukian permukaan H|—— ——— — —— Jarisbergorestebal | H1 benda kena yang haus mendepathan ppengerloan khusus Ty Garis benda/bagian yang berdekatan Garis bergores 12 Posislalternatif dan batas kedudukan ganda tipis bbenda yang bergerak 13 Garis stem Sumber Setyawen, 2019 Pembuatan Huruf dan Angka Huruf biasanya digunakan untuk keperluan menulis, seperti keterangan, catatan, dan judul, Adapun angka digunakan untuk menulis, contohnya penomoran, ukuran, dan pengodean. Huruf dan angka tidak boleh menimbulkan keragu-raguan bagi pembaca. Oleh karena itu, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam Penggunaan huruf dan angka yaitu dapat dibaca dengan jelas dan bentuknya seragam serta konsisten. Secara umum, ukuran huruf dapat diambil perbandingan tinggi huruf terhadap lebarnya yaitu 3 : 2. Adapun standar penggunaan huruf dan angka yang digunakan oleh [SO 3098/1-1974 dan JIS terlihat pada gambar berikut. onsen Dasar Penagambaran KonstruksiJalan dan a ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijkimnopqrstuvwxyz [(1?.,"-=+xV%&)]O 01234567891VX ‘Gambar 1.3 Bentuk Huruf dan Angka Sesuai dengan Standar SO. Sumber: Setyawen, 2019 6. GambarPerencanaan Jalan Sebelum menggambar denah badan jalan, terlebih dahulu harus ditetapkan letak dan arah badan jalan secara tepat. Agar dapat mengetahui letak dan arah badan jalan yang tepat maka dibutuhkan pedoman titik-titik koordinat. Setiap wilayah atau kota biasanya sudah terdapat titik tertentu sebagai sumbu koordinatnya. Sumbu X dan dari koordinat tersebut menunjukkan arah utara dan selatan. Oleh karena itu, agar arah sumbu jalan dapat digambar dengan benar, perlu ditetapkan arah mata angin pada gambar. Simbol mata angin menunjukkan arah utara (north) dengan tanda panah. Arah mata angin tersebut biasanya disertal dengan ukuran skala yang digunakan pada gambar. 4 ° 5 10 km U ‘Gambar 1.4 rah Mata Angin Sumber: Aksara Media Sejahtcra 7. KepalaGambar Kepala gambar atau etiket gambar merupakan bagian dari gambar yang digunakan untuk memberi informasi dan data-data dari gambar. Informasi data gambar berupa nama instansi, judul gambar, nama penggambar, skala, dan nomor gambar. Semua ukuran kertas, kecuali A4 kepala gambar pada umumnya diletakkan di sebelah pojok kanan bawah untuk gambar dengan posisi horizontal, sedangkan untuk posisi vertikal diletakkan di pojok kanan atas, Adapun untuk gambar dengan ukuran kertas A4, jika gambarnya horizontal, kepala atau etiket gambamya berada di pojok kanan atas, sedangkan jika posisinya vertikal diletakkan di sebelah kanan bawah. Oo : 9. Dalam menggambar suatu perencanaan sebuah bangunan, selain terdapat gambar-gambar ini, terdapat gambar-gambar yang bertujuan mendukung proyek. Hal tersebut agar proyek dapat berjalan sesuai dengan perencanaan dan mencegah adanya konflik ataupun perbedaan interpretasi antara semua pihak yang terlibat pada proyek. Suatu gambar perencanaan yang lengkap harus dilengkapi dengan hal-hal berikt halaman sampul; daftar gambar; daftar singkatan dan simbol; gambar situasi; denah perencanaan jalan (plan) atau jembatan; potongan memanjang (profile); potongan melintang jalan (cross section); denah perencanaan drainase; Potongan memanjang saluran; gambar detail; gambar perencanaan traffic engineering; dan gambar standar. 18 40 at st a | [ewe [nema Te rr ve setpange sam bona p mane PERINGATAN: q MACAM ETIKET 64 185 Gamba 1.5 Kepala Garbar pada Kertas M4 Sumber: Aksara Media Seohtera Halaman Sampul Halaman sampul merupakan halaman yang berada pada bagian paling depan dari sebuah gambar kerja. Pada halaman sampul terdapat beberapa informasi mengenai beberapa hal, di antaranya a. menerangkan nama dari pemilik proyek/pengguna; b. _-menerangkan nama dari proyek dan keterangan yang dibutuhkan; dan ._ menerangkan nama dari konsultan perencana pada proyek. Daftar Gambar Di dalam daftar gambar terdapat daftar judul gambar yang disusun secara urut. Setiap lembar diberikan kode yang merupakan singkatan dari nama judulnya. Setiap kode tersebut ditulis menggunakan huruf kapital, Agarlebih mudah memahaminya, biasanya gambar-gambar yang sejenis ditempatkan pada lembar yang berdekatan. onsep Dasar Penggembaran Konstruks! Jalan dan Jembatan 10. 11 12. 13. 14, Daftar Singkatan dan Simbol Daftar ini dibuat pada lembaran khusus dan mempunyai fungsi agar pembaca gambar dapat memahami arti dari simbol, kode, ataupun istilah yang terdapat dalam gambar tersebut dengan mudah. Hal ini dapat menghindari terjadinya salah tafsir tethadap simbol, kode huruf, dan istilah (khusus istilah asing) yang terdapat di dalam gambar kerja atau perencanaan. Gambar Situasi Gambar situasi merupakan suatu gambar teknis yang memperlihatkan tata letak ataupun suatu posisi bangunan pada arah daerah yang akan dibangun. Gambar ini, pada umumnya merupakan gambar peta dari suatu wilayah tertentu. Pada gambar situasi disertakan letak dari suatu proyek yang akan dibangun dan dihubungkan dengan daerah-daerah yang lebih dikenal oleh masyarakat umum. Dalam pembuatan sebuah gambar dilengkapi dengan keterangan-keterangan sekadarnya untuk memperjelas dan mempermudah dalam menentukan lokasi yang akan dibuat bangunan. Denah Perencanaan Denah perencanaan merupakan gambar tampak atas suatu proyek yang dibuat untuk panduan pembuatan gambar detail-detail selanjutnya. Berdasarkan denah perencanaan, dapat diketahui bentuk dan arah jalan, letak jalan, panjang dan lebar jalan, serta fasiitas jalan. Dalam penggambaran denah perencanaanjalan, umumnya dibagi menjadi beberapa bagian. Hal tersebut karena tidak memungkinkan penggambaran denah jalan secara menyeluruh dalam satu bagian pada jalan yang mempunyai panjang hingga beberapa kilometer. Cara yang biasanya digunakan yaitu dengan meletakkan titik-titik pembantu pada sumbu jalan dengan jarak tertentu.Titikttik ini disebut dengan station (STA). Dalam penulisannya, di belakang huruf STA ditampilkan angka-angka. Angka-angka tersebut menunjukkan jarak dari station yang pertama, contohnya STA.0, STA.O memiliki arti station pertama untuk titik awal pengukuran. Selanjutnya, STA.100 memiliki arti station yang titiknya diukur pada jarak 100 meter dari STA.O. Potongan Memanjang Pada gambar potongan memanjang ditampilkan gambar potongan jalan yang dilihat secara memanjang. Dalam gambar ini, selain dapat dilihat titik-titik station yang ditentukan juga dapat dilihat ketinggian (level/peil) dari permukaan tanah. Selain itu, diperlihatkan rencana permukaan jalan dan rencana dasar saluran yang akan dibuat, Potongan Melintang Jalan (Cross Section) Gambar potongan melintang jalan dibuat dengan tujuan memperlihatkan gambar jalan yang dilihat secara melintang, Pada umumnya, gambar diambil darijarak yang telah ditentukan dari penampang jalan atau dapat diambil potongan dari setiap station, tetapi dapat dibuat potongan di luar titik station. Hal tersebut dilakukan, apabila terdapat hal spesifik yang ingin diperlihatkan. Misalnya, apabila ada saluran drainase melintang di jalan, adanya jembatan, dan adanya tiang penerangan jalan, Keberadaan gambar potongan melintang ini membuat pembaca gambar dapat mengetahui hal-hal yang meliputi ukuran lebar dan tinggi jalan, bentuk lapis perkerasan jalan, kemiringan dari jalan, serta fasilitas lain dari jalan, Misalnya, adanya saluran air, dinding penahan, saluran air, median, dan trotoar. Konstruks! Jalan dan Jembatan 15. Denah Perencanaan Drainase 16, 7. 18. Gambar denah drainase digunakan perencana gambar agar dapat menjelaskan tentang letak saluran air terhadap badan jalan, arah pengaliran air, dan model konstruksi saluran terbuka serta saluran tertutup. Gambar Detail Gambar detail merupakan gambar konstruksi yang dibuat dalam perbandingan skala kecil, contohnya skala penggambaran 1 : 20, 1:10, dan 1: 5, Gambar detail dilengkapi dengan ukuran-ukuran yang lengkap dan jelas, serta dibuat tabel-tabel dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan. Gambar detail dibuat untuk lebih menjelaskan gambar konstruksi yang dibuat agar lebih jelas dan mudah dalam memahaminya. Gambar pekerjaan yang membutuhkan gambar detail, di antaranya detail fondasi, detail dinding penahan tanah, detail pagar, detail jembatan, detail kuda-kuda, detail kolom, detail balok, detail trotoar, detail jembatan, dan detail saluran air, Gambar Perencanaan Traffic Engineering Traffic engineering dibuat dengan denah tersendiri agar tidak rancu dengan gambar- gambar yang lain. Gambar perencanaan traffic engineering memuat beberapa hal, yaitu perencanaan rambulalu lintas, marka jalan, penerangan jalan, dan pengaturan trafficlight. Gambar Desain Jembatan Dalam penggambaran konstruksi jembatan, terdapat bagian-bagian yang wajib ada. Bagian-bagian tersebut diuraikan sebagai berikut: a. kover/sampul; b. daftarisi; peta lokasi proyek; d. peta lokasi tempat asal material; e. _daftar simbol/singkatan; f. daftar bangunan pelengkap; 4g. _daftar ringkasan volume pekerjaan; h. alinyemen horizontal; i. _ alinyemen vertikal; potongan melintang (cross section); gambar standar meliputi gambar bangunan pelengkap, drainase, rambu jalan, dan marka jalan; |. gambar detail bangunan bawah atau atas jembatan; m. _informasi mutu bahan; dan 1. _informasi kelas pembebanan. Konsep Dasar Penggambaran Konstruksi Jalan dan Jembatan Tugas Individu Carilah satu gambar konstruksi, baik jalan maupun jembatan, kemudian analisislah Jenis-jenis garis, huruf, dan angka yang diterapkan dalam gambar konstruksi tersebut. Refleksi Jawaban YA TIDAK No. Pertanyaan 1. | Apakah setelah mempelajari Bab 1, Anda dapat mengetahui mengenai konsep dasar penggambaran konstruksi jalan dan jembatan? Jika jawaban Anda TIDAK, jelaskan alasannye: 2. | Menurut Anda, apakah pengetahuan mengenai konsep 13, Bagian gambar yang terdapat daftar judul gambar yang disusun secara urutadalah a. sampul d. daftar gambar b. _kepala gambar e. gambar situasi c. daftar singkatan 14, Bagian yang mempunyai fungsi agar pembaca gambar dapat memahami arti dari simbol, kode, ataupun istilah yang terdapat dalam gambar dengan mudah adalah a. daftar gambar d. gambar situasi b. sampul fe. daftar singkatan dan simbol c_ kepala gambar 15. Gambar teknis yang memperlihatkan tata letak ataupun suatu posisi bangunan pada arah daerah yang akan dibangun disebut a. gambar rencana d. gambar situasi b. gambar kerja e. denah perencanaan gambar prarencana B. Soal Esai Jawablah dengan tepat dan benar. 1. _ Setelah proses negosiasi selesai dan telah terjadi kesepakatan proyekantara pemakai jJasa dan penyedia jasa serta pihak-pihak lainnya maka langkah selanjutnya adalah Selain di dalamnya terdapat denah, gambar rencana sudah disertakan dengan ... Dalam menggambar secara manual maka dibutuhkan keterampilan tersendiri, terutama keterampilan untuk membuat gambar agar... Penggunaan aplikasi dalam membuat gambar perencanaan lebih mudah karena .. Garis tepi dapat membuat gambar terlihat .. Skala berfungsi mempermudah dalam .... Huruf biasanya digunakan untuk keperluan menulls .. Angka digunakan untuk menulis... Semua ukuran kertas, kecuali Ad kepala gambar pada umumnya diletakkan di. 0. Setiap kode ditulis menggunakan huruf ... yr Zo enove C. Soal Esai Uraian Jawablah dengan ringkas dan benar. Sebutkan komponen-komponen gambar perencanaan yang lengkap. Sebutkan bagian-bagian di dalam kepala gambar. Jelaskan fungsi dari halaman sampul. Jelaskan yang dimaksud dengan potongan memanjang dan potongan melintang. Jelaskan yang dimaksud dengan gambar detail. yawns dp scrsesttin den sete ‘N 2 __ # Persyaratan Penggambaran Konstruksi Jalan dan Jembatan | | setreh merpeljr materi eserts atk harapkan amp || 1. menjelaskan persyaratan penggambaran konstruksi jalan; dan | | 2. menjelaskan persyaratan penggambaran konstruks! jembatan, | Dalam menggamberkonstruks|jalan dan jembatan tidak dilakukan begitu saja, melainkan harus memenuhi beberapa persyaratan yang telah ditentukan. Hal tersebut bertujuan agar hasil penggambaran konstruksi lebih batk dan benar. Jika gambar konstruksi yang dibuat tidak benar dan tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan, pekerja akan kesulitan dalam membaca gambar sehingga proses pekerjaan proyek akan terhambat. Selain pekerjaan proyek yang terganggu, hasil pekerjaan akan jauh dari standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, seseorang yang bertugas menggambar konstruksi jalan dan jembatan harus mematuhi dan menerapkan syarat-syarat tertentu. Lalu, apa aja syarat-syarat dalam melakukan penggambaran konstruksi jalan dan jembatan? Agar lebih memahami syarat tersebut, pahamilah materi berikut ini. ey Persyaratan Penggambaran Konstruksi Jalan |-—tadan Jalan 4. Median 2 Bahu Jalan Ambang Pengamen 7 Bangunan 2 JalurLaluLintas 4 Saluran Top! 6 ‘Pagar Pembatas -_-————- Rumaa ——_{ [HW rua +} Eee rer |} at Jalan RUMWJA® Ruang Milk Jelan RUWASJA®= Ruang Pengawas Jalan, ‘Gambar21 Bagian-Bagian Jalan Sumber: Aksara Media Sejahtera Agar mendapatkan sarana transportasi yang nyaman dan aman maka dibutuhkan proses yang baik dan terencana sebelum sistem transportasi tersebut dibuat. Hal utama yang harus direncanakan dalam pembangunan transportasi adalah pembangunan jalan. Pembangunan jalan tidak dapat dilakukan begitu saja, melainkan harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Dalam melakukan pembangunan jalan, terdapat beberapa syarat yang harus dipahami, Syarat-syarat tersebut dijelaskan sebagai berikut. RUMAJA = Ruang Mi 1, Klasifikasi Jalan Secara umum, jalan dibagi menjadi beberapa jenis yang memiliki karakteristik tersendiri. Klasifikasi jalan tersebut dijelaskan sebagai berikut. a. Jalanarteri Jalan arteri merupakan jalan yang digunakan untuk pelayanan angkutan Utama dengan ciri-ciri perjalanan yang ditempuh yaitu perjalanan jarak jauh dan kecepatan rata-rata pengguna jalan yang tinggi. Adapun banyaknya jalan masuk menuju jalan ini diberikan batasan, b. Jalan kolektor Jalan kolektor merupakan jalan yang digunakan untuk pelayanan angkutan pengumpul/pembagi dengan ciri-ciri perjalanan yang ditempubh, yaitu jarak sedang, memiliki kecepatan rata-rata pengguna jalan yang sedang, dan banyaknya jalan masuk menuju jalan ini diberikan batasan. ¢. Jalan lokal Jalan lokal merupakan jalan yang digunakan untuk memberikan pelayanan angkutan di daerah lokal/setempat. Ciri-ciri jalan lokal, yaitu memiliki perjalanan yang ditempuh merupakan perjalanan jarak dekat, mempunyé tata-rata yang rendah, dan tidak ada pembatasan jalan masuk menuju jalan ini. Tabel 2.1 Klasifikasi Fungsi, Kelas Beban, dan Medan Jalan Kelas Jalan 1 0 mB me ‘Muatan Sumbu Terberat(Ton) | >10 | 10 8 Tidak ditentukan Tipe Medan p}ea}|lcelo]s]c]o]sa]e Kemiringan Medan (%) <3 | 3-25 | >25 | <3 | 325] >25| <3 | 325 | >25 Sumber: setyavan, 2019 2. Karakteristik Lalu Lintas Karakteristik lalu lintas dibagi menjadi beberapa bagian yang dijelaskan sebagai berikut. a. Volume lalu lintas Volume lalu lintas merupakan banyaknya kendaraan yang melintasi suatu titik pengamatan dalam periode waktu tertentu. Waktu pengamatan biasanya per hari atau per jam. Volume lalu lintas dibedakan menjadi volume Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) dan Volume Jam Perencanaan (VJP). Dalam membuat sebuah perencanaan jalan yang baik, umumnya berdasarkan pada Volume Jam Perencanaan (VJP). Hal tersebut karena jika memakai dasar volume lalu lintas harian rata-rata, kapasitas volume jalan yang dihasilkan kurang memadai khususnya pada saat ramai. Selain itu, dalam membuat perencanaan jalan, dasar perencanaan volume jalan tidak boleh terlalu besar dari hasil pengamatan yang dihasilkan, Hal tersebut akan menyebabkan jalan menjadi lengang sehingga kurang efisien. ‘Gambar 2.2 lusts! Volume Lalu Lintas ‘Sumber: Debora, 2016 1) Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) Lalu lintas harian rata-rata merupakan banyaknya kendaraan yang melintasi suatu titik pengamatan dalam periode waktu harian, Perhitungan lalu lintas harian rata-rata dilakukan dengan cara membagi kuantitas kendaraan yang melintas saat observasi dibagi dengan waktu/lama observasi. Selain LHR, dikenal istilah Lalu Lintas Harian Rata-Rata Tahunan (LHRT).LHRT diperoleh dari banyaknya lalu lintas dalam satu tahun dibagi dengan banyaknya hari dalam satu tahun (digunakan 365 hari). Pada umumnya, untuk menentukan besar LHRT dapat digunakan LHR untuk mengefisienkan waktu dan dana yang dikeluarkan. LHRT diperoleh dari hasil observasi/pengamatan. Hasil observasi/pengamatan ini merupakan volume lalu lintas rata-rata yang diambil dari kedua jurusan yang sudah diketahui tujuan dan arahnya, diambil dalam satu hari serta dalam satu tahun, 2) Volume Jam Perencanaan (VJP) VJP merupakan banyaknya kendaraan yang melintasi suatu titik pengamatan dalam satu jam. VJP umumnya digunakan sebagai landasan dalam perencanaan jalan. Hal pokok untuk menentukan satu jam sebagai VaP harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut. a) Volume ini tidak sering muncul pada penyebaranarus lalullintas setiap jam dalam waktu satu tahun. b) Volume lalu lintas setiap jam yang nilainya lebih dari VIP, besarnya volume tidak diperbolehkan terlalu besar dari VJP yang direncanakan. ©) Volume yang digunakan tidak diperkenankan memiliki nilai terlalu tinggi/besar, Hal tersebut akan membuat perencanaan jalan tidak efisien. Jalan akan lengang karena jumlah pemakai jalan terlalu sedikit dibanding dengan kapasitas jalan. VIP LHR k = faktor rasio jam rencana Nila k untuk jalan antarkota antara 10-15% (normal 11%), nilai k untuk jalan dalam kota = 9% Konstrus Jalan dan Jembatan = w b. Kecepatan rencana Kecepatan rencana merupakan kecepatan tertinggi dan menerus yang dipilih serta digunakan untuk perencanaan bagian jalan raya, seperti perencanaan kemiringan jalan, tikungan, kecepatan maksimal yang diizinkan, dan jarak Pandang. Kecepatan yang diambil untuk kecepatan rencana tidak boleh menimbulkan bahaya. Adapun dalam memilih kecepatan rencana harus mempertimbangkan beberapa hal berikut ini. 1) Kecepatan yang dipilih dapat memberikan rasa ketenangan dan keamananan untuk pengemudi/kendaraan yang melewati. 2) Kecepatan yang dipilih bergantung pada kondisi cuaca dan bentuk geometrik atau bentuk fisik jalan. 3) _Kecepatan yang dipilih harus memperhitungkan biaya yang tersedia, Adapun hal-hal yang berpengaruh pada kecepatan rencana diuraikan sebagai berikut. 1) Keadaan medan Jenis klasifikasi medan jalan dapat dikategorikan menjadi beberapa bagian. Beberapa jenis tersebut tertuang dalam Tabel 2.2 berikut. Tabel 2.2 Klasifikasi Medan Jalan Jenis Medan Notasi Kemiringan Datar D < 3% Perbukitan B 3-25% Pegunungan G 225% Sumber Setyawan 2019 Perencanaan kecepatan rencana di daerah pegunungan harus memilikinilai yang lebih rendah daripada kecepatan rencana di perbukitan, Adapun rencana kecepatan di perbukitan nilainya lebih rendah daripada perencanaan rencana di daerah datar. 2) Karakteristik dan pemanfaatan wilayah yang akan dilewati jalan Kecepatan rencana dipengaruhi oleh karakteristik dan pemanfaatan wilayah yang telah direncanakan dilewati oleh jalan. Kecepatan rencana berdasarkan pada medan jalan dan fungsi jalan tertuang dalam Tabel 2.3 berikut. Tabel 2.3 Kecepatan Rencana (VR) Sesuai dengan Klasifikasi Fungsi dan Klasifikasi Medan Jalan Kecepatan Rencana (VR, km/jam) Fengst2aiag Datar Bukit Gunung Arteri 70-120 60-80 40-70 Kolektor 60-90 50-60 40-50 Primer. 40-70 30-50 20-30 Sumber Setyanan, 2019 c. Kendaraanrencana Kendaraan rencana merupakan kendaraan yang digunakan untuk dasar perencanaan bagian-bagian penampang melintang jalan dan diambil dimensi yang terbesar untuk mewakili setiap kelompoknya. Kendaraan yang melewati jalan, pada umumnya dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu kelompok mobil penumpang, truk/bus, semitrailer, dan trailer. Selain dipilih dari ukuran terbesar dari setiap kelompok, kendaraan rencana yang dipilih mempertimbangkan fungsi jalan, jenis kendaraan yang paling sering mengunakan jalan tersebut, dan besarnya dana serta biaya yang timbul. 1) Kendaraan rencana untuk jalan perkotaan Dalam merencanakan ukuran kendaraan yang diperuntukkan bagi putaran balik bagi jalan perkotaan dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut. Tabel 2.4 Dimensi Kendaraan Rencana Jalan Perkotaan ma DimensiKendaraan | DimensiTanjolan | Radius | Radias seene 2D fendaraan | simbol Putar | Tonjolan nen Tinggi | Lebar | Panjang | Depan | Belakang | minimum | Minimum Sn TRAE Sumber: lsara Media Slater mes fou [af z [ oo [oo | 128 26 | oee : " . Potongan melintang jalan come’ |e | x [2 | 2 | 25 128 25 Potongan melintang jalan merupakan suatu potongan jalan yang tegak lurus Gntion | oes | | as |e | as |e it 8 dengan sumbu jalan. Dengan melihat potongan melintang jalan maka dapat ditunjukkan bagian-bagian dari jalan yang dijelaskan sebagai berikut. Sumber Seryawan, 2019 1) Jalurlalu lintas 2) Kendaraan rencana untuk jalan luar kota Jalurlalu lintas merupakan semua bagian perkerasan jalan yang digunakan Dalam merencanakan dimensi kendaraan untuk putaran balik bagi jalan untukarus lalu lintas angkutan. Hal-hal pokok yang harus dipahami dalam luar kota dapat dilihat pada Tabel 2.5 berikut. membuat gambar jalur lalu lintas yang digunakan bagi jalan di kawasan ‘Tabel 2.5 Dimensi Kendaraan Rencana Jalan Luar Kota perkotaan yaitu menentukan lebar jalur yang akan direncanakan. Adapun dalam menentukan lebarjalur yang akan direncanakan harus memahami [__DimensiKendaraan Tonjolan Radius Roda Kendaraan Radius hal-hal berikut. Rencana | Tinggi | Lebar | Panjang | Depan | Belakang | Depan | Belakang | Tenjolan a) Besarnya lebar jalurjalan yang diperoleh dari lebar dan jumlah lajur versa [a30 | an | aa | op = a oa oa Jalan serta lebar dari bahu jalan, test b) Besarnya lebar jalur tidak boleh kurang dari 4,5 meter sehingga cae [410 26 2 1s 198 864 12.78 1336 memungkinkan dua kendaraan dengan lebar 2,1 meter dapat saling Kerderomn [aio | 26 2 12 09, 29 4 1370 berpapasan. Apabila terdapat dua kendaraan dengan lebar lebih dari perencanaan awal dan berpapasan di jalan, dapat menggunakan bahu jalan yang ada. 3. Karakteristik Jalan 2) Kemiringan melintang jalan Dalam mengetahui karakteristik jalan maka karakteristik tersebut dibagi menjadi Kemiringan melintang pada lajur alu lintas sangat diperlukan agar drainase Sumber Setyawan, 2019 beberapa hal yang dijelaskan sebagai berikut. a. Tipejalan Tipe atau model jalan dapat ditunjukkan dengan melihat potongan jalan. Hal tersebut dilakukan dengan cara menghitung banyaknya lajur dan arah pada jalan, Terdapat beberapa tipe jalan yang dikenal secara uum. Tipe-tipe tersebut diuraikan sebagai berikut. 1) Jalan dengan dua lajur, satu arah (2/1UD). 2) Jalan dengan dua lajur, dua arah tidak terbagi/undivided (2/2 UD). 3) Jalan dengan empat lajur, dua arah tidak terbagi/undivided (4/2 UD). 4) Jalan dengan empat lajur, dua arah terbagi/divided (4/2 D). 5) Jalan dengan enam lajur, dua arah terbagi/divided (6/2 D). & Biri ar te ; permukaan jalan yang lurus dapat berfungsi dengan baik. Kemiringan melintang yang dibutuhkan dijelaskan sebagai berikut, a) _Kemiringan melintang yang digunakan untuk perkerasan beton atau semen dan perkerasan aspal sebvesar 2-39, b)_Kemiringan melintang untuk jalan yang mempunyai lajur lebih dari dua kemiringan melintangnya ditambahkan 1% searah, ©) Kemiringan melintang bagi jalan yang menggunakan perkerasan lain selain aspal dan beton, kemiringan melintangnya disesuaikan dengan sifat dari permukaannya, 3) Lajur a) Lebar lajur yang dibatasi dengan marka garis membujur terputus, diukur cari sisi sebelah dalam garis tengah marka garis tepi jalan sampai dengan garis tengah marka garis pembagi arah pada jalan dua lajur dengan dua arah, (aaa See b) Lebar lajur yang dibatasi oleh marka garis membujur terputus pada d) Perlu pertimbangan ruang bebas kendaraan bagi setiap arah dalam jalan yang mempunyai lajur lebih dari satu diukur dari sist dalam pemanfaatan median untuk fasilitas jalan. geris tengah marka garis epi jalan sampat dengan garis tengah garis Tabel 2.7 Lebar Median Jalan dan Lebar LajurTepian pembagi lajur. iabariar ©) Lebarlajuryang dibatasi oleh marka garis membujur utuh diukurdari alee Taian LebariMisdian Jalan (mn) Tepian Minimal setiap tepi bagian dalam marka membujur garis utuh. Minimal [Minimal khusus *) im) Tabel 2.6 Lebar Lajur Ideal untuk Jalan Antarkota i 250 7,00 0,25 = = 7,00 Fungal Kelas Lebar Lajur Ideal (m) MA, IB, HC 1,50 040 sean 0,25 ; 1 375 jatar) Arteri ‘i 1 AA 2,50 ‘Sumber: Setyawan, 2019 Kolektor WA, IIB 30 digunakan pada jembatan bentang > 50m, terowongan, atau lokasi Lokal IC 30 Damaja terbatas. 6) Separator Separator jalan merupakan bagian jalan yang berfungsi sebagai pemisah antara jalur dengan kecepatan lambat danjalur kecepatan cepat. Bangunan ini dibuat tinggi menggunakan kereb dan jalur tepian. Lebar bangunan separator ini tidak diperkenankan kurang dari 1,00 meter. 7) Trotoar atau jalur pejalan kaki Trotoar merupakan jalur yang diperuntukkan khusus bagi pergerakan pejalan kaki, Di jalan kawasan kota, trotoar sangat diperlukan pada setiap jalan. Hal tersebut karena pada jalur perkotaan jumlah kendaraan yang melewatijalan-jalan tersebut sudah sangat padat. Apabila tidak disediakan jalur khusus untuk pejalan kaki, akan menyebabkan kemacetan dan kecelakaan. Dalam merencanakan jalur pejalan kaki atau trotoar, terdapat beberapa hal yang harus dipahami. Beberapa hal tersebut dijelaskan Sumber Setyawan, 2019 4) Bahujalan Dalam bahu jalan, terdapat beberapa pertimbangan pokok yang wajib Anda ketahui. Pertimbangan tersebut dijelaskan sebagai berikut, a) Bahu jalan mempunyai kemiringan standar sekitar 3-5%. b) _Besarnyalebar minimal bahu jalan dapat dilihat pada ketentuan yang sudah tersedia. Q)_ Besarnyakemiringan melintang pada bahu jalan diharuskan melebihi kemiringan melintang pada lajur kendaraan. d) _Tinggipermukaan pada bahujalan harus berkesinambungan dengan tinggi permukaan perkerasan jalan. [geen] S08, SALURLALU LINTAS | Sas |e [| sebagai berikut. inal SADR a) Pembuatan trotoar yang tidak ditinggikan, penempatannya harus di Ea sebelah luar saluran samping dengan lebar tidak boleh kurang dari vyotae 1,5 meter. ae nue b) Jalan arteri dan kolektor di daerah kota sangat disarankan 2 x menggunakan trotoar. ve _ | | ©) Penentuan lebar trotoar yang akan dibuat harus disesuaikan dengan banyaknya pejalan kaki yang menggunakan. Dalam menentukan lebar Gombe setintang Bahu Jalon trotoar yang akan dibuat, dapat mengacu pada spesifikasi trotoar Sumi nadia Seite (SNINo, 03-2447-1991), sedangkan untuk menentukan lebar minimal 5) Median jalan trotoar berdasarkan pada fungsi jalan dapat dilihat pada tabel berikut. Dalam perencanaan media jalan terdapat beberapa hal yang harus Tabel 2.8 Lebar Trotoar Minimal diketahul. Beberapa hal tersebut dijelaskan sebagal berikut. a) Penggunaan median jalan wajib digunakan bagi jalan yang mempunyai Fungst Jalan Minimal Minimal khusus *) dua arah dengan empat lajur atau lebih. ENR b) Bagi median yang mempunyai ukuran lebar < 2,5 meter, harus Kolektor Primer 1,50 1,50 dibuatkan pembatas fisik yang ditinggikan agar tidak dilanggar oleh Arteri Primer kendaraan yang lewat. Kolektor Sekunder 10 i ©) Besarnyalebar minimal median yang terdiri atas bangunan pemisah Lokal Sekunder : : jalur dan lajur tepian dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut. Sumber: Setyawan,2019 Konstruksi Jalan dan Jembatan Persyaratan Penggambaran Konstruksi Jalan dan Jembatan Soa Sara ee d we a ® Catatan: *) digunakan pada jembatan dengan bentang > 50 m atau di dalam terowongan dengan volume lalu lintas pejalan kaki 300-500 orang per 12 jam. 8) Saluran samping Saluran samping merupakan saluran yang sangat berguna untuk menjaga konstruksi jalan tetap kering. Dalam hal ini, dengan cara menyalurkan air yang berada dilapisan permukaan jalan dan dari sebelah luar jalan menuju ke saluran pembuangan. Saluran samping, pada umumnya mempunyai bentuk trapesium dengan dinding saluran terbuat dari tanahasli ataupun pasangan batu kali. Dasar saluran ini memiliki lebar tidak boleh kurang dari 30 sentimeter atau disesuaikan dengan debit air yang lewat. 9) Jalur hijau Jalur ini merupakan area yang ditanami dengan tumbuhan untuk penghijauan, contohnya tanaman perindang ataupun rumput. Tujuan pembuatan jalur hijau ini diuraikan sebagai berikut. a) _Jalur hijau dibuat agar dapat menyejukkan hawa dalam daerah perkotaan. b) Jalur hijau dibuat agar dapat mengurangi silau mata yang berasal dari lampu kendaraan yang saling berpapasan. © _Jalur hijau dibuat untuk mengurangi polusi/pencemaran udara dan untuk memperindah pemandangan lingkungan. 4) Jalurhijau digunakan untuk menghalangi pejalan kaki dari terik sinar matahari. BG Persyaratan Penggambaran Konstruksi Jembatan Dalam menggambar sebuah konstruksi pasti harus mengikuti kaidah atau aturan-aturan yang telah ditetapkan. Hal tersebut agar konstruks! jembatan yang digambar sesuai dengan fungsinya. Adapun syarat yang perlu diketahui dalam menggambar konstruksi jembatan dijelaskan sebagai berikut, Kaidah Pokok Perencanaan Jembatan Berikut ini diuraikan mengenai kaidah dalam perencanaan jembatan. iat a. b. Khusus untuk beton bertulang dan baja, standar pendetailannya harus konsisten untuk semua gambar. Dalam penggambaran komponen jembatan dibuat tampak sebenarnya. Usahakan tidak ada gambar bayangan dan pandangan dari sisi sebaliknya. Menunjukkan setiap dimensi ukuran hanya boleh satu kali setiap dimensi ukuran. Upayakan menggambar setiap Komponen jembatan secara detail cukup pada selembar kertas, Setiap gambar harus diberi skala yang tercantum pada gambar. Dalam menggambar jembatan, membuat demensi, dan membuat komponen gambar harus sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Apabila diperlukan kiat khusus ketika melaksankan pekerjaan tersebut, kiat- kiat tersebut harus diuraikan dengan gambar secara jelas dan dimuat dalam spesifikasi. Adapun syarat yang harus diperhatikan dalam membuat spesifikasi diuraikan sebagai berikut, Oe A 1) Spesifikasi dan gambar harus dapat menerangkan pekerjaan secara menyeluruh, baik, jelas, dan tidak bermakna ganda. 2) _ Spesifikasi wajib menerangkan tentang metode pelaksanaan, prosedur yang diharuskan, dan toleransi yang dibolehkan agar pengawasan mutu terjamin. 3) _ Spesifikasi membuat ketetapan standar minimal suatu pekerjaan tentang Jenis pekerjaan tertentu. 4) Spesifikasi memberikan ketentuan cara-cara pengujian mutu dari suatu jenis pakerjaan. 5) Di dalam spesifikasi memuat tentang ketentuan standar secara lengkap, 6) Dalam kepentingan pengecekan kesamaan antara desain dan pelaksanaan proyek, saat proyek sudah selesai mungkin dibutuhkan pengujian antara hasil dan perencanaan. Kriteria dalam Perencanaan Jembatan Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam menggambar konstruksi Jembatan harus mematuhi kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria dalam menggambar konstruksi jembatan dijelaskan sebagai berikut. a. Kekuatan dan stabilitas struktur, Jembatan harus mempunyai kekuatan unsur-unsur yang memadai untuk menahan beban sesuai dengan batas kemampuan struktur/ULS (Ultimate Limit State) dan kesatuan struktur tersebut harus tetap stabil menahan beban.Beban ULS merupakan perkiraan beban yang melebihi 5% selama umur struktur rencana. b. Kenyamanan dan keamanan struktur Struktur jembatan tidak diizinkan ada getaran, retakan, dan lendutan yang menyebabkan jembatan menjadi tidak layak untuk digunakan ataupun mengalami pengurangan umurrencana. Oleh karena itu, fondasi dan bangunan bawah pada jembatan harus tetap berada dalam batas layanan yang ditentukan. ¢._Kemudahan (pelaksanaan dan pemeliharaan) Memilih perencanaan yang lebih mudah dalam pelaksanaan dan pemeliharaannya. Rencana yang sulit akan membuat sukar dikerjakan dan membuat proyek mundur sehingga akan menyebabkan pembengkakan biaya. d. Ekonomis Sebaiknya dipilih rencana paling murah, biaya ini dipertimbangkan dari biaya umurtotal struktur yang meliputi biaya awal konstruksi dan biaya pemeliharaan. e. Pertimbangan aspek lingkungan, sosial, dan keselamatan jalan Rencana yang dipilih dengan mempertimbangkan aspek sosial, aspek lingkungan, dan aspek keselamatan jalan. . _ Keawetan dan kelayanan jangka panjang Pemilihan material yang digunakan disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Misainya, menghindari bahan-bahan yang mudah berkarat untuk penggunaan di sekitar laut yang mempunyai sifat korosif besar. g. Estetika Struktur jembatan harus membuat yang melihat merasa senang, nyaman, dan indah. Tampilan harus menyatu dengan alam, meskipun tanpa tambahan dekorasi yang lain. tpl gua ae aa ecacae ® 3. Parameter dalam Perencanaan Jembatan | Dalam menentukan jenis material yang digunakan maka letak/lokasi jembatan, tipe fondasi, tipe bangunan bawah, dan tipe bangunan atas dibutuhkan parameter- parameter khusus. Adapun parameter khusus tersebut dijelaskan sebagai berikut. a. Umur rencana jembatan Salah satu faktor yang dapat memengaruhi umur rencana pada jembatan yaitu bahan atau material jembatan dan aksi dari ingkungan. Jembatan yang dalam perencanaannya lebih lama diharuskan mempunyai perencanaan aksi dengan periode ulang lebih panjang. Jembatan permanen mempunyai umurstandar 50 tahun, sedangkan untuk jembatan khusus memiliki standar sekitar 100 tahun. Pembebanan jembatan Perhitungan beban pada jembatan menggunakan BM 100 menurut SK. SNI 7-02-2005. Geometrik Dalam menentukan lebar dari jembatan rencana harus disesuaikan dengan banyaknya kendaraan yang melewati jembatan tersebut per jam. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel berikut merupakan tabel untuk menentukan lebar jembatan dan jumlah lajur apabila disesuaikan dengan volume kendaraan yang lewat jalan. Tabel 2.9 Penentuan Lebar Jembatan THR Lebar Jembatan (m) JumlahLanjur LHR <2.000 34-45 1 7000 < THR <3.000 45-6,0 2 3,000 < LHR <8.000 60-7,0 2 8,000 < LHR <20.000 a 4 TAR> 20,000 3a Sumber: Setyawan, 2019 Lebar lantai jembatan harus memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jembatan. Oleh karena itu, menetukan lebar jembatan harus memenuhi ketentuan berikut. 1) Lebar jembatan minimal untuk jalan nasional kelas A yaitu1+7+1 meter. 2) Lebar jembatan minimal untuk kelas B yaitu 0,5 + 6,0 +0,5 meter. 3) Lebar jembatan tidak boleh lebih sempit dibandingkan lebar jalannya. 4) Harus sesuai dengan standar lebar lajur lalu lintas, jumlah lajur x (2,75-3,5 meter), Kemiringan lantai jembatan Terdapat dua jenis kemiringan lantai jembatan yaitu kemiringan melintang lantai Jembatan dan kemiringan memanjang lantai jembatan. Kemiringan melintang lantai jembatan besarnya yaitu 2%, sedangkan kemiringan memanjang Jembatan merupakan tanjakan ataupun turunan ketika melewati jalan. Dalam ™Menentukan perbandingan kemiringan memanjang lantai jembatan, simaklah Persyaratannya berikut ini 1) Kecepatan kendaraan > 90 km/jam dengan perbandingan kemiringan Memanjang lantai jembatan 1 : 30. 2) Kecepatan kendaraan 60-90 km/jam dengan perbandingan kemiringan mMemanjang lantai jembatan 1:20, ee Konstruksi Jalan dan Jembatan 3) Kecepatan kendaraan < 60 km/jam dengan perbandingan kemiringan memanjang lantai jembatan 1:30. 4) _Kemiringan memanjang jembatan pada ruas jalan nasional tidak boleh lebih dari 5% atau 1: 20. Ruang bebas vertikal dan horizontal Ruang bebas vertikal merupakan jarak jagaan untuk mencegah rusaknya struktur atas jembatan yang diakibatkan adanya benda/barang yang hanyut/lewat di bawah jembatan dan menumbuk/menabrak bagian jembatan tersebut. Ruang bebas (clearance) vertikal ukurannya bervariasi. Hal tersebut bergantung pada macam ataupun jenis sungai yang dibuatkan jembatan. Pengukuran ruang bebas vertikal ini diambil dari jarak antara batas paling bawah struktur atas Jembatan sampai dengan permukaan air banjir sungai yang ada di bawahnya. Besar nilai clearance/ruang bebas (C) dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yang diuraikan sebagai berikut. 1) _Jembatan yang berada di atas sungai pengaitan, C= 0,5 meter. 2) Jembatan yang berada di atas sungai alam dan tidak disertai dengan adanya hanyutan, C = 1,0 meter. 3) _Jembatan yang berada di atas sungai alam disertai dengan adanya hanyutan ketika banjir, C= 1,5 meter. 4) _Jembatan yang berada =2,5 meter. 5) _Jembatan jalan layang, C= 5,1 meter. 6) Jembatan yang berada di atas laut atau sungai dan dipakai untuk alur pelayaran, C > 15 meter, Adapun ruang bebas horizontal dapat ditentukan menurut kemudahan navigasi kapal. Berdasarkan US Guide Specification, ruang horizontal minimal yaitu tiga kali panjang kapal rencana dan dua kali lebih besar dari lebar chanel. AS ANS tas sungai alam yang tidak tahu kondisinya, C LAs. 7 He ‘Gambar 25 Clearance pada Jembatan datas Selat/Laut/Sungal yang Dilewatl Kapal ‘Sumber! Aksara Media Selahtera Bidang permukaan jalan yang sejajar terhadap permukaan jembatan Dalam merencanakan permukaan jembatan terhadap permukaan jalan harus memenuhi persyaratan agar dapat menahan energi yang diakibatkan tumbukan dari kendaraan yang melintasi jemmbatan. Hal tersebut dilakukan dengan cara member’ jarak dengan membuat jalan yang datar, diawali dari kepalajembatan sepanjang tidak boleh kurang dari lima meter ke arah jalan. Selain itu, diberi struktur pelat untuk pembebanan peralihan dari jembatan ke jalan. Dengan cara ini, diharapkan dapat mencegah rusaknya struktur secara bertahap akibat energi kejut pada struktur atas yang ditimbulkan karena adanya tumbukan dari kendaraan berat yang lewat. Persyaratan Penggambaran Konstruksi Jalan dan Jembatan Top Lateral Bracing ‘min asm rin 2 75 m= 350m) ‘min 3m ‘Gambar 2.6 Potongan Melintang Jalan ‘Sumber: Aksara Media Sejatera Tinggi bidang kendaraan tidak boleh kurang dari lima meter yang diukur dari lantai jembatan hingga bagian bawah balok pengaku rangka bagian atas/ top lateral bracing. Hal tersebut bertujuan agar kendaraan/barang yang lewat jembatan dalam keadaan terlindungi dan aman. Tata letak dan lokasi jembatan Penempatan jembatan sebaiknya menghindari adanya tikungan di atasjembatan dan opritjembatan. Secara umum, pertimbangan dalam penempatan jembatan diuraikan sebagai berikut. 1) Pertimbangan teknik meliputi keadaan tanah dan aliran sungai. 2) _Alur sungai yang stabil dan tidak berpindah-pindah. 3) Penempatannya tidak di tikungan sungai. 4) Dibuat tegak lurus terhadap arah sungai. 5) Ditempatkan pada daerah sungai yang mempunyai lebar terkecil 6) Disesuaikan dengan tingkat kebutuhan sosial (tingkat kebutuhan lalu lintas), 7) Pertimbangan keindahan (estetika). Dalam rangka memenuhi keindahan dan keamanan di tempat-tempat tertentu, dapat diberikan variasi. Misalnya, perapat, railing, dan pembuatan lebar jembatan secara khusus. Jembatan ‘Bentang pendek Bentang pariang Gamibar 2.7 Sungai dan Penampang Sungat ‘Sumber: Aksara Media Selahtera & ‘Konstruksi Jalan dan Jem Dalam penempatan jembatan di daerah perbatasan di antara bukit dan lembah yang banyak terdapat aliran sungai yang berkelok-kelok karena adanya perubahan kecepatan air dari tinggi ke rendah. Aliran sungai berkelok tersebut yang menjadi penyebab terjadinya banyak alur sungai. Di tempat tersebutharus dihindari untuk penempatan jembatan. Daerah-daerah dengan ciri-ciri di atas akan membuat jembatan cepat rusak karena dikikis oleh arus sungai. Selain itu, ada kemungkinan jembatan tidak berfungsi baik pada saat banjir karena alur sungai pada saat banjir berpindah tempat, hh, Penentuan bentang Bentang jembatan (L) merupakan jarakantara dua kepala jembatan. Agar lebih jelas, pethatikan gambar berikut. ‘Gambor 28 Potongan Memanjang Jembatan ‘Sumber: Aksara Media Sejahtera Penentuan bentang pada saat pembuatan jembatan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu bentang jembatan untuk sungai dengan limpasan banjir dan bentang jembatan untuk sungai bukan limpasan banjir. Bentang untuk sungai dengan limpasan banjir dibuat mempunyai bentang yang lebih Panjang jika dibanding dengan bentang pada sungai tanpa limpasan banjir. Hal tersebut disebabkan oleh sungai dengan limpasan banjir, alur sungai akan membawa material hanyutan daridaerah yang terkena limpasan banjir. Material yang terbawa hanyut dengan berbagai macam bentuk, jenis, ataupun ukuran tersebut tentu membutuhkan jalan yang lebih lebar jika dibanding dengan alur sungai yang hanya air tanpa material banjir yang mengikuti. pn rata L i Muka Air Banjir Gab | untuk Kondici = Buln sung fipasan bani v 2 Air banjir tidak membawa hanyutan ‘Gambar 2.9 Bentang Jembatan untuk Sungai Bukan Limpasan ‘Sumber: Aksara Media Sejahtera Persyaratan Penggambaran Konstruksi Jalan dan Jembatan (2s Sea dibutuhkan. Adapun material tersebut diuraikan sebagai » 2) 3) 4) b Untuk Kendick L=b_ | -sungailimpasan banjir = Air banjie membawa hanyutan Dimana L=Bentang jernbatan ‘a= Lebar dasar sungal b= Lebar permukaan air banjir ‘Gambar 2.10'Bentang Jembatan untuk Sungai Linpasan Sumber: Aksara Media Sejahtera, is material yang yerikut. Bambu. Kayu. Beton dengan mutu minimal K-350 untuk lantai jembatan, sedangkan elemen strukturatas jembatan lainnya serta K-250 untuk bangunan bawah. Baja tulangan dengan diameter lebih kecil dari 13 mm menggunakan NJTP 24, Adapun untuk baja tulangan dengan diameter lebih dari 13 mm ‘Menggunakan BJTD 32 dan BJTD 39 dengan variasi diameter baja tulangan Paling banyak lima ukuran. ! Perencanaan bagian-bagian konstruksi jembatan, seperti bangunan atas, bangunan bawah, dan fondasi mengacu pada ketentuan berikut. ! v Bangunan atas a) Pemilihan bangunan atas Perencanaan yang dilakukan sebelum jembatan dibangun sangat enting dilakukan. Hal tersebut bertujuan agar jembatan yang dibangun tidak terlalu mahal dalam pembiayaan, sesuai dengan ! fungsi yang diinginkan, mampu menahan beban, dan dapat digunakan sesuai dengan umur rencana. Perencanaan jembatan harus mempertimbangkan faktor-faktor ekonomis yang meliputi pemilihan tipe struktur utama dan jenis material yang terbaik. i @ O-15m Flat Slab Beton = 10-16 Galagar Beton T Te 16-25m | Modi Gig Beton T x 25-40m | SoxBetonsertulng | TT 25-40m_| _Galagori Pratekan 7 40-300m | Box Free Candlever 7aIp “40-200 Rangka Baja SERA 150-400m | _Pelengkung Baja | == 200-500m Cable Stayed = 300-2000 ‘Ganeung Fa 2) TW SEEDS E Gambar2.11 Penentuan Tipe Jembatan Berdasarkan Bentang Jembatan ‘Sumber: Aksara Medla Sejahtera ‘Adapun pemilihan tipe dan material untuk bangunan atas jika tidak ada perencanaan yang khusus, dapat mengacu pada jembatan standar Bina Marga yang diuraikan sebagai berikut. (1) Bentang 1-10 meter menggunakan box culvert (single, double, dan triple). (2). Bentang 6-16 meter menggunakan voided slab (plank). (3) Bentang 6-25 meter menggunakan gelagar beton bertulang tipeT. (4) Bentang 16-40 meter menggunakan gelagar beton pratekan tipe Idan box. (5) Bentang 20-40 meter menggunakan gelagar komposit tipe |dan box. (6) Bentang 40-60 meter menggunakan rangka baja. b) _Acuan perencanaan teknis (1) Perencanaan struktur atas dengan memakai rencana keadaan/ limit states berupa Serviceability Limit States (SLS) dan Ultimate Limit States (ULS). (2), Memperhitungkan lendutan dari struktur atas untuk waktu jangka pendek dan jangka panjang secara cermat, Hal tersebut agar lendutan tidak melebihi batas yang diperbolehkan yaitu untuk simpel beam < L/800 dan untuk kantilever L/400. (3) Mencermati sifat dan perilaku jangka panjang dari material serta kondisi lingkungan dari jembatan, khususnya seperti permeabilitas beton, selimut beton, tebal beton, tebal elemen baja, dan galvanis dalam menghadapi risiko korosi dan potensi degradasi material. Perencanaan bangunan bawah Struktur bawah dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu bagian kepala jembatan/abutment dan bagian pilar. a) Pemilihan bangunan bawah ‘Macam-macam tipe bangunan bawah yang dapat dipakai tersaji pada gambar berikut. Persyaratan Penggambaran Konstruksi Jalan dan Jembatan Tabel 2.10 Tipikal Jenis Kepala Jembatan TINGG! PANGKAL (m) JENIS PANGKAL © 1 20 30 PANGKAL TEMBOK Pe, PENAHAN GRAVITAS! (and PANGKAL TEMBOK PeNananvanmsver O--—_| PANGKAL TEMBOK PENAHAN KONTRAFORT Z PANGKAL KOLOM NM SPILL THROUGH i= PANCKAL BALOK CAP TIANG SEDERHANA Ty PANGKAL TANAH ea ls BERTULANG, Le ‘Sumber: Aksara Media Sejahtera Tabel 2.11 Tipikal Jenis Pilar Jembatan TINGGI TIPIKAL (m) JENIS PILAR ° x0 gs wale aS : eae ree eeg Se a ; 5 stetranttatnetsor gas Puan ponrAn savy rnc (otonaanaaTau wadeMUKD Dlejrtan elo sett ait ay i | ‘lnjrkan mtu pengguraan drat Genarnpangin mempatia hrs — P 439. Konstruksi Jalan dan Jembatan Sumber: Aksara Media Sejahtera b) Acuan perencanaan teknis (1) Perencanaan bangunan bawah memakai rencana keadaan batas/ limit states berupa SLS dan ULS. (2) Merencanakan struktur bangunan bawah memakai rencana menurut perilaku jangka panjang dari material dan kondisi lingkungan dari jembatan. Misalnya, selimut beton yang digunakan tidak diizinkan kurang dari 50 milimeter untuk daerah agresif dan tidak diizinkan kurang dari 30 milimeter untuk daerah normal. 3) Perencanaan fondasi a) Pemilihan fondasi Pemilihan tipe fondasi sebagai pendukung struktur bawah jembatan harus mempertimbangkan jenis dan karakter tanah, kedalaman tanah keras, dan beasarnya beban yang dipikul oleh fondasi, baik beban dari struktur bawah maupun struktur atas jembatan. Hal-hal yang berpengaruh dalam pertimbangan pemilihan fondasi, yaitu (1) fondasi yang berada pada daerah gerusan (scouring) yang kuat tidak diperbolehkan memakai fondasi langsung; (2) fondasi langsung dapat digunakan di daerah gerusan apabila terpaksa, tetapi harus ditambahkan perlindungan terhadap gerusan; (3) penempatan fondasi di daerah gelincir global dan lokal seharusnya dihindari; (4) penempatan pilarjembatan dan kepala jembatan harus pada lereng sungai; (5) gaya pada kepala jembatan tidak diperkenankan ataupun dihindarkan menyebar dan jatuh pada tebing sungai/lereng; serta (6) jenis fondasi yang digunakan disesuaikan dengan jenis tanah dibawah pilaratau kepala jembatan, Berdasarkan pertimbangan tersebut, tipe fondasi dapat dikategorikan sebagai berikut. Tabel 2.12 Pemilihan Bentuk Fondasi heey Ting sos | order suman | ayy | sale Bee le. etn | Thre | sang | rset | eeng Pinca Pace a TeOT09 al soon | “Sreet | 30-600 |] o0-e00 | aoo-so0 | so-1200 om corso Moat | 5 | as | BAR | naakeetnas | 30 o | « ei Keems | oss | 7 | mo | 7 | vas | wea | te on ata 35000 | saooos | anooos || azo | ame | 200 | axm | sao ica wa seal sto-1500 | 600-1500 | se0-1.000° | 500-5000 | so0-7.000 an x Sumber: Setyawan, 2019 re aia TA Esia ene TR TIGA » b) Acuan perencanaan tekt ‘Adapun acuan perencanaan teknis meliputi (1) Working Stress Design (WSD) akai untuk perencanaan fondasi; (2) faktor keamanan/Safety Factor (SF) yang diperuntukkan bagi tiang pancang, SF point bearing = 2,5-3 dan untuk $F friction = 3-5; serta (3) faktor keamanan/Safety Factor (SF) yang diperuntukkan bagi fondasi dangkal dan fondasi sumuran dangkal, SF daya dukung = 1,5-3, SF geser = 1,5-2, dan SF guling = 1,5-2. Tugas Individu Hitunglah kemiringan melintang normal lajur alu lintas yang harus dibuat pada bagian alinyemen jalan yang lurus. Refleksi Jawaban No. Pertanyaan ms YA TIDAK 1._| Apakah setelah mempelajari Bab 2, Anda dapat mengetahui ‘mengenai persyaratan penggambaran konstruksi jalan dan jembatan? Jika jawaban Anda TIDAK, jelaskan alasannya: 2. | Menurut Anda, apakah pengetahuan mengenaipersyaratan penggambaran konstruksi jalan dan jembatan penting untuk diketahul? Jika jawaban Anda YA, jelaskan alasannya: A. Soal Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat. 1, Banyaknya kendaraan yang melintasi suatu titik pengamatan dalam periode waktu tertentu disebut... a. volume jalan d. b. volume lalu lintas e © volume mobilisasi 2. Waktu pengamatan untuk menghitung volume lalu lintas disebut.... a perminggu d, — setiap 30 menit b. perhari/per jam e ¢. tiga hari sekali keramaian jalan kemacetan setiap 10 jam 3. Banyaknya kendaraan yang melintasi suatu titik pengamatan dalam periode waktu harian disebut .... a, mobilisasi rata-rata d. alu lintas harian rata-rata b. volume rata-rata e. alu lintasrata-rata volume jam perencanaan Banyaknya kendaraan yang melintasi suatu titik pengamatan dalam satu jam disebut a. volume jam perencanaan d. alu lintas per jam b. mobilisasi rata-rata fe. _lalulintas harian rata-rata volume rata-rata Kecepatan tertinggi dan menerus yang dipilih dan digunakan untuk perencanaan bagian jalan raya, seperti perencanaan kemiringan jalan, tikungan, kecepatan maksimal yang diizinkan, dan jarak pandang disebut .... a, kecepatan hasil dd. kecepatan tidak terduga b. kecepatan proses fe, _kecepatan rencana c. kecepatan target 6. Nilai k (normal) untuk jalan antarkota sebesar . a. 10% d. 13% b. 11% e. 14% c 12% 7. Dalam klasifikasi medan jalan, medan datar memiliki kemiringan .... a = >3% d, <2% b. >2% e. 2-3% cc <3% 8. _Kemiringan melintang yang digunakan untuk perkerasan beton atau semen dan perkerasan aspal sebesar..... a. 2-3% d. 1-3% b. 3-49 € 6% 5% 9. Kemiringan melintang untuk jalan yang mempunyailajur lebih dari dua kemiringan melintangnya ditambahkan ... searah. a 5% d. 2% b. 4% 2 1% 3% 10. Bahu jalan mempunyai kemiringan standar sekitar ... a 1-2% d. 4-6% b. 2-3% e 5-8% cc 3-5% 11. Bagian jalan yang berfungsi sebagai pemisah antara jalur dengan kecepatan lambat. dan jalur kecepatan cepat disebut... a. trotoar jalan d. separator jalan b. badan jalan e. jalurhijau <_ saluran samping ____Persyaratan Penagambaran Konstuksi Jalan dan Jembatan ————— 12. Berikut ini yang tidak termasuk kriteria dalam menggambar konstruksi jembatan adalah ... a. _kekuatan dan stabilitas struktur b. bahan yang digunakan _ kenyamanan dan keamanan struktur d.kemudahan e. ekonomis 13. Berikut ini yang tidak termasuk dalam parameter perencanaan jembatan adalah ... a. _umurrencana jembatan dd. ruang hijau b. pembebanan jembatan @. ruang bebas vertikal dan horizontal © geometrik 14. Kecepatan kendaraan > 90 km/jam dengan perbandingan kemiringan memanjang lantai jembatan yaitu . a 1:30 a 1:25 b. 1:20 e 5 Prosedur Pembuatan Gambar Jalan dan c 1:50 ; anc al P ta SS a nae Zyl SLE perwanann Jembatan dalam Pe jembatan, kecuali. | : - a. bambu d. baja tulangan Te ff Sule Meee opografi c beton | B. Soal Esai | Jawablah dengan tepat dan benar. | 7. Perhitungan lalu lintas harian rata-rata dilakukan dengan cara... 2. VJP pada umumnya digunakan sebagai landasan dalam .... 3. Kecepatan rencana dipengaruhi oleh .... 4. Kendaraan yang melewati jalan pada umumnya dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu 5. Kemiringan melintang pada lajur lalu lintas sangat diperlukan agar... 6. Spesifikasi dan gambar harus dapat menerangkan pekerjaan secara ... 7. Beban ULS merupakan wu. ] 8. _Jembatan yang dalam perencanaannya lebih lama diharuskan mempunyai 9, Lebar jembatan minimal untuk jalan nasional kelas A yaitu... 10. Ruang bebas vertikal merupakan jarak jagaan untuk .... | 3.13 Menerapkan prosedur pembuatan gambar jalan dan jembatan ke dalam peta topografi €. Seal Esai Uraian 4.13 Menggambar siteplan jalan dan jembatan Jawablah dengan ringkas dan benar. Jelaskan tipe-tipe jalan, Jelaskan hal pokok yang harus dipahami dalam menentukan VIP. Buatlah tabel dimensi kendaraan rencana jalan luar kota. Uraikan kaidah pokok dalam perencanaan jembatan. Uraikan ketentuan yang harus dipahami dalam menentukan lebar jembatan, } Setelah mempelajari materi ini, peserta didi diharapkan mampu 1, menentukan prosedur pengukuran topografi untuk pekerjaan jalan dan jembatan; serta 2. menyajikan gambar siteplan jalan dan jembatan, yawns Gp persis nn de ten Jalan dan jembatan merupakan salah satu infrastruktur yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat agar dapat terkoneksi satu sama lain. Pembangunan jalan dan jembatan memerlukan banyak persiapan yang matang agar hasil pembangunannya dapatdirasakan dan bermanfaat bagi masyarakat. Salah satu persiapan yang harus dilakukan dalam pembangunan jalan dan jembatan adalah membuat siteplan. Dalam membuat siteplan Jalan dan jembatan, diperlukan berbagai jenis prosedur atau data yang lengkap. Hal ini agar pembangunan jalan dan jembatan berjalan dengan lancar. Adapun persyaratan dan prosedur pembuatan siteplan dijelaskan pada materi berikut. Mengenal Pengukuran Topografi untuk Pekerjaan Jalan dan Jembatan Gambar 3.1 llustrasi Pengukuran Topograf ‘Sumber: Salim, 2020 Pengukuran topografi merupakan kegiatan yang wajib dilakukan sebelum melakukan Pembangunan jalan dan jembatan. Pengukuran topografi bertujuan agar dapat Mmengetahui kondisi geografis dari daerah atau wilayah yang akan dibangun jalan atau jembatan, Secara umum, terdapat beberapa prinsip yang harus dipahami dalam Pengukuran topografi pada pekerjaan jalan dan jembatan. Prinsip-prinsip tersebut, yaitu 1. pengukuran jarak; 2. pengukuran sudut; dan 3. pengukuran beda tinggi. Adapun tahapan-tahapan atau prosedur pengukuran topografi yang terestris. dilakukan untuk pekerjaan perencanaan jalan dan jembatan meliputi tahap persiapan (personel, bahan atau alat, dan administrasi); tahap survel atau pengukuran (survei pendahuluan dan survei detail); tahap pengolahan data; serta tahap penggambaran. B Preaedaa Pengukuran Topografi untuk Pekerjaan Jalan dan Pengukuran topografi untuk pekerjaan pelaksanaan jalan bersifat pengukuran stake out. Pengukuran stake out yaitu pengukuran yang dilakukan untuk mengimplimentasikan gambar rencana (design drawing) dengan kondisi lapangan sebenarnya. Hal ini dilakukan dengan bantuan titik-titik yang ada di lapangan dari hasil pengukuran topografi sebelumnya. Pengukuran stake out bertujuan dalam penentuan center line, penentuan batas ROW, pembebasan lahan, pengukuran untuk pembuatan shop drawing, dan pengukuran untuk monitoring pelaksanaan konstruksi, Adapun, pengukuran stake out untuk pelaksanaan jembatan meliputi pengukuran stake out untuk center line, stake out posisi abutment dan pier jembatan, serta pengukuran stake out untuk monitoring pelaksanaan konstruksi. Alat ukur GPS tipe navigasi untuk keperluan surveil pendahuluan dan alat GPS tipe geodetik untuk pengukuran titikctitik ikat (apabila diperlukan), Peralatan ukur harus dikalibrasi dengan metode yang tepat sesuai dengan jenis spesifikasi setiap alat sebelum digunakan. Prosedur pengukuran topografi untuk pekerjaan jalan dan jembatan secara lebih rinci dijelaskan sebagai berikut. 1. Survei Pendahuluan Survei pendahuluan dikenal dengan istilah reconnaissance dilakukan untuk mengetahui secara faktual kondisi rencana trase jalan yang telah dibuat. Dalam survei pendahuluan terdapat beberapa peralatan yang dibutuhkan meliputi peta Tencana trase jalan di atas peta topografi skala 1 : 50,000 atau skala 1 : 25.000; GPS navigasi; heling meter/klinometer; kompas; formulir survel; dan kalkulator. GPS dan kompas berfungsi sebagai penentu persentase kemiringan vertikal pada AS rencana. Jika trase rencana yang telah dibuat tidak memungkinkan diterapkan di lapangan, dilakukan pemilihan alternatif trase jalan. 2. Pemasangan Bench Mark (BM) ‘Gambar 3.2 Pemasangan Bench Mark Sumber: Maulana, 2019 Sebelum pengukuran dilakukan maka harus dilakukan pemasangan patok terlebih dahulu. Hal tersebut bertujuan sebagai sarana untuk menyimpan informasi koordinat hasil pengukuran. Monumen pengukuran jalan dan jembatan dapat berupa bench mark, patok CP (Concrete Point), dan patok kayu pengukuran. Bench mark tersebut dipasang sepanjang ruas jalan yang diukur setiap interval jarak kurang lebih 1 km. Setiap pemasangan bench mark harus disertai pemasangan patok CP. Hal tersebut sebagai pasangan untuk mendapatkan azimuth pada pekerjaan stake out tahap pelaksanaan. Pemasangan BM untuk jalan eksisting sebaiknya dipasang di kiri jalan dan CP di kanan jalan searah dengan jalur pengukuran dengan posisi saling tampak satu samalain. Pemasangan patok kayu dilakukan setiap interval 50 meter padajalur yang Jurus dan datar. Selain itu, dilakukan setiap 25 meter pada jalur yang berkelok atau perbukitan pada sisi jalan yang sama. Di daerah tertentu yang tidak dapat dipasang patok kayu dapat diganti dengan pemasangan paku payung yang ditandai dengan cat di sekitarnya, Selanjutnya, diberi nomor sesuai dengan urutannya. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan memudahkan pencarian patok sehingga harus diberikan tanda khusus. 3. Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (KKV) Pengukuran kerangka kontrol vertikal dilakukan dengan metode sifat datar sepanjang trase jalan melewai 8M, CP, dan semua patok kayu. Pengukuran sifat datar dilakukan pergi-pulang secara kiring pada setiap seksi. Panjang setiap seksi +. Prosedur Pemibuatan Gambar Jalan dan Jembatan dalam Peta Topogtaf ee A 1-2 km dengan toleransi ketelitian <10 mm VD. D merupakan jumlah jarak dalam km. Elevasi titik referensi yang digunakan sebagai elevasi awal harus dihitung dari ._ tinggi MSL atau muka air laut rata-rata. A, < 38 Dalam pengukuran sifat datar harus menggunakan alat sifat datar otomatis atau yang sederajat dengan deviasi standar ketelitian pengukuran alat per 1 km pergi- pulang yang ketelitiannya <5 mm. Selain itu, pembacaan rambu harus dilakukan pada tiga benang, yaitu benang atas, benang bawah, dan benang tengah. Bagi kontrol bacaan, rambu ukur harus dilengkapi nivo kotak untuk pengecekan vertikal rambu. Pengukuran Kerangka Kontrol Horizontal (KKH) Pengukuran titik-titik kontrol horizontal dilakukan dengan tujuan merapatkan tittk- titik kontrol horizontal yang terdapat di sekitar lokasi proyek. Titik-titik koordinat yang digunakan sebagai kontrol horizontal tersebut dianjurkan dalam sistem koordinat nasional dengan sistem proyeksi yang digunakan yaitu Universal Transverse Mecator (UTM). Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa pengukuran topografi bidang jalan bersifat memanjang, Pengukuran titik-titik kontrol horizontal dapat dilakukan dengan metode poligon terbuka terikat sempurna atau poligon tertutup. Pengukuran poligon horizontal meliputi pengukuran setiap titik poligon dan pengukuran jarak setiap sisi poligon dengan azimuth. Pengukuran Penampang Memanjang ora 1098 Sy Gambar 33 Contoh Pengukuran Penampang Memanjang Sumber Wicaksana, 2011 Dalam pelaksanaannya, pengukuran penampang memanjang dilakukan bersamaan dengan pengukuran sifat datar atau pengukuran penampang melintang. Pengambilan data penampang memanjang dilakukan setiap perubahan muka tanah dan sesuai dengan kerapatan detail yang terdapat pada sepanjang trase. Pembacaan rambu harus dilakukan pada tiga benang, yaitu benang atas, benang bawah, dan benang tengah. Pengukuran Penampang Melintang Pengukuran penampang melintang ruas jalan dapat dilakukan dengan alat sifat datar didaerah datar dan terbuka. Akan tetapi, di daerah dengan topografi bergelombang sebaiknya dilakukan menggunakan teodolit kompas dengan ketelitian bacaan 20" Pengukuran penampang melintang ruas jalan yang dilakukan harus tegak lurus dengan ruas jalan. Pengambilan data dilakukan setiap perubahan muka tanah dan sesual dengan kerapatan detail yang ada. Hal tersebut harus mempertimbangkan skala peta yang dihasilkan dan tingkat kepentingan data yang akan ditonjolkan, Sisi kanan dan kiri penampang melintang tidak boleh terbalik. Agar mempermudah dalam pengecekan maka setiap sisi koridor diberi notasi yang berbeda contohnya koridor sebelah kiri dari center line jalan diberi notasi alphabetic, sedangkan untuk koridor sebelah kanan diberi notasi numbers. Dalam melakukan pengukuran penampang melintang harus dilakukan dengan syarat kondisi datar, Konstruks! Jalan dan Jembatan 7 landai, dan lurus dilakukan pada interval setiap 50 m dengan lebar koridor 75 m ke kiri dan 75 m ke kanan AS trase jalan. Pengukuran dengan Titik Ikat Referensi Gambar 3.4 Pengukuran dengan Titik kat Referensi Sumber: NN, 2019 Pengukuran kerangka kontrol horizontal diikatkan pada titik-titik referensi horizontal eksisting yang ada. Informasi mengenai lokasi titik ikat tersebut dapat dicari dari institusi yang terkait antara Bakosurtanal, BPN, atau dari hasil pengukuran proyek sebelumnya. Persiapan dan survei pendahuluan sama seperti pada pekerjaan pengukuran jalan. Pengukuran Penampang Melintang Sungai Bentuk Penampang Melintang sungai ‘Gambar 3.5 Pengukuran Penampang Metintang ‘Sumber: Nalendta, 2013 Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing 125 m dari AS rencana jembatan, Pengukuran kedalaman sungai dilakukan menggunakan rambu ukur jika kedalaman air kurang dari 5 m dan arus tidak deras. Jika arus deras dan kedalaman lebih dari 5 m, pengukuran dilakukan dengan alat echosounder. Pengukuran Situasi Pengukuran situasi dilakukan menggunakan Electronic Total Station (ETS) atau menggunakan alat ukur teodolit dengan ketelitian bacaan < 20” Data yang diukur mencakup semua objek bentukan alam dan buatan manusia yang ada di sekitar tencana jembatan. Pada pengukuran situasi tersebut, pengambilan titik ukur harus detail atau rapat. Hal tersebut karena di lokasi sekitar rencana jembatan akan Prosedur Pembuatan Gamibar Jalan dan Jembatan dalam Peta Topografi 3g % f dilapangkan. Selain itu, di lokasi-lokasi tersebut biasanya akan dilakukan desain- desain yang bersifat khusus. 10. Pengukuran Pelaksanaan Jalan Gambar 3.6 Pengukuran Palaksanaan Jalan Sumber: Kodi Salatiga,2020 Pengukuran pelaksanaan jalan bertujuan mengimplementasikan gambar rencana (design drawing) di lapangan. Berdasarkan tujuannya, implementasi tersebut dapat digunakan untuk menentukan center line, pembuatan shop drawing, rencana pembebasan lahan, dan monitoring pelaksanaan pekerjaan. Pengukuran untuk kegiatan pelaksanaan dilakukan dengan cara stake out. Stake out adalah meletakkan posisi-posisi detail dari gambar rencana ke dalam posisi sebenarnya di lapangan. Hal tersebut dilakukan dengan bantuan koordinat-koordinat yang ada di lapangan. 11. Pengukuran Stake Out untuk Center Line (Gambar 3,7 lustrasi Pengukuran Stake Out Sumber: Sanjaya, 2019 Pengukuran stake out untuk penentuan center line merupakan stake out yang bersifat garis, baik berupa garis lengkung maupun garislurus. Stake out yang bersifat garis lurus dilakukan terhadap center line jalan yang lurus. Stake out dilakukan setiap interval 50 m, Adapun stake out yang bersifat garis lengkung dilakukan setiap tikungan jalan. Posisi yang akan dilakukan stake out, yaitu Point Intersection (Pl); Target Circle (TC); dan Circle Tangent (CT). Khusus untuk tikungan full circle dilakukan pada Tangent Spiral (T5); Spiral Circle (SC); Circle Spiral (CS); dan Spiral Tangent (ST) untuk tikungan bentuk spiral-circle-spiral, Jarak dari titik di atas sudah terdapat dalam rencana, Alat ukur yang digunakan yaitu teodolit/EDM/ETS. 12. 13. 14. Pengukuran Stake Out untuk Rencana Pembebasan Lahan Pengukuran stake out untuk rencana pembebasan lahan dilakukan apabila dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan pembebasan lahan. Daerah yang diukur merupakan daerah yang terkena pembebasan lahan. Pada pengukuran ini, dilakukan pemasangan patok-patok pada batas daerah yang terkena pembebasan berdasarkan koordinat patok-patok pada batas yang telah terdapat pada peta rencana pembebasan lahan. Pengolahan Data Pengolahan data hasil pengukuran topografi terdiri atas beberapa tahapan dalam penghitungannya. Tahapan penghitungan tersebut, yaitu hitungan poligon untuk pengukuran kerangka kontrol horizontal (sudut, azimut, dan jarak); hitungan sifat datar untuk pengukuran kerangka vertikal dan hitungan posisi; serta hitungan beda tinggi untuk pengukuran situasi dan penampang melintang, Pengolahan data dapat dilakukan secara manual dengan bantuan kalkulator ataupun komputer. Hasil pengukuran lapangan dapat berupa formulir yang berisi catatan dari hasil pengukuran dan data yang direkam dalam file elektronik. Pengukuran yang bersifat manual dan semidigital berupa koordinat setiap objek yang selanjutnya digunakan sebagai masukan data untuk proses penggambaran. Pengukuran dengan sistem digital murni, hasil pengukuran direkam dalam file elektronik. Hal tersebut disebabkan karena alat ukur digital dilengkapi data recorder atau data kolektor sehingga pengolahan data akan lebih mudah dan lebih cepat. Data ukur lapangan yang sudah tersimpan di memory data recorder atau data collector dapat langsung diunduh ke komputer dengan bantuan interface, Format data ini dikonversi ke format raw data, lalu dilakukan proses konversi ke dalam file book. Data file book memiliki format yang sama dengan batch file. Data file book dihitung dengan perangkat lunak khusus topografi untuk memperoleh harga koordinat. Penggambaran Ey ‘Gambar 38 Priggamnboran Menggunakan Aptikasl Sumber: Dew 2020, Dalam penggambaran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penggambaran secara manual dan digital, Penggambaran secara manual dilakukan berdasarkan pada hasil ukuran lapangan yang menggunakan tangan di atas kertas milimeter dan memasukkan data-data dari hitungan manual. Penggambaran secara digital dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak komputer dan plotter. Data dimasukkan dari hasil hitungan spreadsheet ataupun unduhan data dari pengukuran digital. Selanjutnya, diproses dengan perangkat lunak topografi, Penggambaran secara digital dapat dilihat pada kanal YouTube berikut (https://www.youtube.com/ watch?v=6hgbw5w852k), x Tugas Kelompok Bentuklah kelompok yang terdiri atas tiga orang siswa, kemudian buatlah siteplan jalan berdasarkan data topografi menggunakan aplikasi yang digunakan pada video tutorial materi sebelumnya. Pilihlah daerah atau wilayah yang akan dilakukan penggambaran siteplan. Refleksi Jawaban ya | TIDAK No. Pertanyaan 1. | Apakah setelah mempelojari Bab 3, Anda dapat mengetahui ‘mengenai prosedur pembuatan gambar jalan dan jembatan ke dalam peta topografi? Jika jawaban Anda TIDAK, jelaskan alasannya: 2. | Menurut Anda, apakah pengetahuan mengenai prosedur pembuatan gambar jalan dan jembatan ke dalam peta topografi penting untuk diketahui? Jika jawaban Anda YA, jelaskan alasannya: A. Soal Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat. 1. Berikut ini yang tidak termasuk dalam tahapan pengukuran topografi adalah .... a. tahap persiapan b. tahap survei ©. tahap pengolahan data d. _tahap penagambaran e. tahap evaluasi 2. Pengukuran yang dilakukan untuk mengimplimentasikan gambar rencana (design drawing) dengan kondisi lapangan sebenarnya disebut .. a. pengukuran langsung b. _ pengukuran menggunakan skala _pengukuran tidak langsung d._ pengukuran stake out , _ pengukuran terencana a 10. 1. Berikut ini beberapa tujuan dari pengukuran stake out, kecuali.. a, penentuan center line b. penentuan batas row ¢. pembebasan lahan dd. pengukuran rencana fe. pengukuran untuk pembuatan shop drawing Kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui secara faktual kondisi rencana trase Jalan yang telah dibuat adalah .... a, survei pendahuluan a. b. pemasangan BM e. © pengukuran KKV Berikut ini merupakan beberapa peralatan yang pendahuluan, kecuali a. peta rencana trase jalan a. b. smartphone e c GPSnavigasi Bench mark dipasang sepanjang ruas jalan yang diukur pada setiap interval jarak kurang lebih pengukuran KKH pengukuran penampang memanjang jutuhkan dalam survei kompas kalkulator a. 100m d. 50m b. 500m e 2km « 1km Pemasangan patok kayu dilakukan setiap interval .. meter pada jalur yang lurus dan datar. a. 150 d, 200 b. 100 e 500 a 50 Pengukuran sifat datar dilakukan pergi-pulang secara kiring pada setiap seksi dengan panjang setiap seksi... a 2-3km d. 1-3km b. 3-4km e 1-2km c 2-4km Dalam pengukuran penampang melintang harus dilakukan dengan syarat kondisi datar, landai, dan lurus pada interval setiap a. 200m d. 50m b. 250m 2 150m c 100m Informasi mengenai lokasi titik ikat dapat dicari dari institusi yang terkait seperti a. Bappeda d. Dinas PU b. BPN © Dinas Perhubungan < Bappenas Penguikuran situasi dilakukan menggunakan ... a ETS d. klinometer b. EDM e MSL c._ heling meter 12. Pemasangan patok kayu pada jalur yang berkelok atau perbukitan dilakukan setiap interval jarak ... pada sisi kanan jalan yang sama. a 25m d. 125m b. 50m e 150m c 100m 13. Dalam pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal (KKV), jumlah jarak dalam km menggunakan simbol ... a ol ds b T e D Cal; 14. Pengukuran penampang melintang di daerah dengan topografi bergelombang sebaiknya dilakukan menggunakan teodolit kompas dengan ketelitian bacaan ... a 10" d. 40" b. 20" 2 50" < 30" 15. Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing ... dari AS rencana jembatan. a. 50m d. 125m b. 75m e 150m c 100m B. Soal Esai Jawablah dengan tepat dan benar. 1. Tahapan-tahapan atau prosedur pengukuran topografi yang teristris dilakukan untuk pekerjaan perencanaan jalan dan jembatan meliputi... 2. Alat ukur GPS tipe navigasi untuk keperluan..... 3. GPS dan kompas berfungsi sebagai 4. Setiap pemasangan bench mark harus disertai pemasangan .... 5. aerah tertentu yang tidak dapat dipasang patok kayu dapat diganti dengan... 6. Pengukuran kerangka kontrol vertikal ini dilakukan dengan metode..... 7. Pengambilan data penampang memanjang dilakukan setiap .... 8. Sisi kanan dan kiri penampang melintang tidak boleh terbalik karena .... 9. Pengukuran pelaksanaan jalan bertujuan ... 10. Pengolahan data hasil pengukuran topografi terdiri atas beberapa tahapan dalam penghitungannya, yaitu.... C. Soal Esai Uraian Jawablah dengan ringkas dan benar. 1. Sebutkan prinsip-pr dalam pengukuran topografi untuk pekerjaan jalan dan jembatan. Jelaskan ketentuan dalam melakukan pengukuran penampang melintang, Jelaskan ketentuan dalam melakukan pengukuran penampang melintang sungai. Jelaskan tahapan-tahapan dalam pengolahan data. Gambarkan satu peta atau siteplan perencanaan jalan dan jembatan secara manual. Oxeeee : yawn Gambar Denah, Gambar Tampak, dan Gambar Potongan Kompetensi|Dasar, 3.14 Menerapkan prosedur pembuatan gambar denah jalan dan jembatan 4.14 Menggambar denah jalan dan jembatan 3.15 Menerapkan prosedur pembuatan gambar tampak jalan dan jembatan 4.15 Menggambar tampak jalan dan jembatan 3.16 Menerapkan prosedur pembuatan gambar potongan jalan dan jembatan, 4.16 Menggambar potongan jalan dan jembatan Tujuan|Pembelajaran Setelah mempelajar mater ini, peserta didik diharapkan mampu 'menjelaskan konsep denah konstruksi jalan dan jembatan; _menjelaskan konsep gambar tampak konstruks! jalan dan jembatan ‘menjelaskan konsep gambar potongan; membuat gambar denah perencanaan jalan dan jembatan; membuat gambar tampak jalan dan jembatan; serta membuat gambar potongan jalan dan jembatan. Dalam konstruksi jalan dan jembatan, perencanaan yang matang merupakan salah satu faktor penentu dari keberhasilan pembangunan jalan dan jembatan. Keberhasilan tersebut meliputi serua aspek pembangunan, mulai dari biaya, proses, hinggahasil. Dalam tahapan persiapan, terdapat beberapa jenis gambar konstruksi yang harus dipersiapkan, mulai dari denah jalan dan jembatan, gambar tampak jalan dan jembatan, hingga gambar potongan jalan dan jembatan. Lalu, bagaimana proses dan prosedur dalam membuat denah, gambar tampak, dan gambar potongan jalan-serta jembatan? Agar lebih jelas, pahamilah materi berikut ini. gO Denah Perencanaan Jalan dan Jembatan Gambar denah jalan dan jembatan merupakan jenis gambar konstruksi dari sebuah jalan dan jembatan yang memperlihatkan sebuah jalan dan jembatan dari atas. Gambar ini digunakan sebagai dasar patokan pembuatan gambar tampak, gambar potongan, dan detail struktur bangunan. Selanjutnya, gambar denah akan diberi garis potong bagian-bagian yang akan ditampilkan lebih rinci dalam gambar detail. Pada umumnya, gambar denah berisi dua hal utama yaitu titik awal proyek dan titik akhir proyek. Selain itu, denah berisi tempat-tempat yang terdapat masalah teknis, contohnya tanjakan dan masalah drainase. Dalam membuat gambar denah jalan dan jembatan, juru gambar harus membayangkan tampilan bentuk jalan dan jembatan dari atas. Gambar denah ini menampilkan bentuk jalan dan jembatan serta susunan strukturnya, Selain itu, ukuran- ukuran yang rinci akan tampak pada gambar denab ini. Jika pada gambar siteplan lebih difokuskan pada situasi sekitar konstruksi, gambar denah lebih difokuskan pada detail ukuran dan permulaan hingga ujung konstruksinya. Gambar denah digunakan sebagai dasar dalam membuat gambar potongan. Pembuatan gambar potongan dapat dilakukan dengan cara meletakkan garis gambar potongan pada gambar denahnya. Adanya garis potongan iniakan menjadikan hubungan yang berurutan antara gambar potongan dan gambar denah. Pembangunan jalan dan jembatan tidak hanya mencakup beberapa bagian atau beberapa meter, tetapi pembangunan jalan dan jembatan memiliki panjang dan ukuran tertentu, Oleh karena itu, bagian-bagian dari jalan dan jembatan harus digambar dengan tepat dan sesuai dengan tujuan pembangunan. Suatu denah tidak dapat mencakup semua bagian jalan atau jembatan sehingga dibutuhkan pembagian penggambaran denah. Agar memudahkan dalam penggambaran denah maka pada sumbu jalan dipasang titik-titik pembantu dengan interval atau jarak tertentu, misalnya jarak setiap 50 meter atau 100 meter. Titik-titik tersebut dikenal dengan istilah station (STA). Angka yang terdapat di belakang huruf STA menunjukkan jarak diukur dari station yang pertama yaitu STA.0. Dengan denah tersebut, dapat diketahui beberapa informasi yang nantinya akan membantu dalam proses pembangunan jalan dan jembatan, Adapun informasi tersebut berupa letak jalan, bentuk dan arah jalan, panjang dan lebar jalan, serta fasilitas-fasilitas yang terdapat pada jalan dan jembatan. Selain denah perencanaan jalan utama, denah perencanaan drainase sangat diperlukan. Hal tersebut agar saat pembangunan dapat diketahui letak saluran air dan informasi lain yang dibutuhkan dalam pembangunan jalan dan jembatan. Adapun informasi yang disediakan oleh denah perencanaan drainase meliputi letak saluran air ees eat Jalan, arah pengaliran air, dan mode! konstruksi saluran terbuka serta Dalam membuat denah, peta topografi sangat penting sebagai acuan. Peta topografi menjadi dasar dalam pembuatan denah perencanaan jalan. Data-data atau informasi yang terdapat pada peta topografi, misalnya jarak setiap titik menjadi acuan dasar dalam menentukan titik-titik di denah. Setelah peta topografi, informasi di sekitar jalan yang akan direncanakan harus dimasukkan, Informasi di sekitar jalan tersebut dapat berupa bangunan penting, fasilitas yang terdapat di sekitar perencanaan jalan, dan sebagainya. Agar lebih jelas, berikut disajikan mengenai contoh denah perencanaan jalan. Gambar4.1 Contoh Denah Pekerjaan Jalan Sumber: Dinas Sumber Daya Alrdan Bina Marga, 2014 Gambar 42 Contoh Denah Pekerjaan Jalan Sumber: Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga, 2014 Ganarbea, Gamba ong dn Gan Pong “ay ‘Gambar 4.3 Contoh Denah Jembatan dengan Bentang 6m ‘Sumber: Hdideas, 2015 Denah konstruksi jalan dan jembatan harus memenuhi beberapa kriteria agar denah tersebut dapat mempermudah pekerjaan. Adapun syarat suatu denah jalan dan jembatan harus memenuhi syarat berikut. 1. Menjelaskan ruang-ruang dua dimensional yang telah direncanakan, baik dari segi hubungan maupun fungsinya. 2. Memuat batas-batas ruang, arah, dan notasi-notasi ketinggian jalan atau jembatan. 3. Gambar denah disebut informatif apabila saat dibaca atau dilihat dapat dirasakan dimensi keleluasaan serta dapat mengenal fungsi dari bagian jalan atau jembatan. Agar pemahaman mengenai prosedur pembuatan denah jalan dan jembatan lebih khususnya pembuatan denah menggunakan aplikasi AutoCAD maka Anda dapat Mengunjungi kanal YouTube ‘Belajar Autocad Indonesia” (httpsi//www.youtube.com/ watch?v=wl7CxdiR_Jo) dengan judul “Membuat Denah Rencana Jalan di AutoCAD dengan Polyline Arc’. Anda juga dapat mempraktikkan cara pembuatan denah tersebut agar lebih mahir. 8 Gambar Tampak Jalan dan Jembatan Fungsi utama gambar tampak jalan yaitu memberikan gambaran utuh sebagaimana bentuk atau tampilan yang dilihat di lapangan. Oleh karena itu, gambar tampak dapat dikatakan sebagai pandangan luar yang tampak dari sudut pandangan tertentu. Gambar tampak jalan dapat dibuat dalam bentuk dua dimensi atau bentuk tiga dimensi. Pembuatan gambar tampak jalan membutuhkan data-data yang terdapat saat pembuatan gambar denah. Data-data tersebut, di antaranya rincian ukuran badanjalan, bahu jalan, trotoar (jika ada), dan ukuran drainase jalan. Dalam memperoleh konstruksi Jalan yang kuat maka harus didesain dan dirancang sedemikian rupa agar jalan yang dirancang memiliki kelayakan untuk dialui dalam waktu yang lama. Dalam membuat gambar tampak, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan. Beberapa hal tersebut dijelaskan sebagai berikut. 1, Penentuan Skala Gambar Ukuran area yang diperlukan untuk bangunan jalan yaitu panjang dan tidak mungkin untuk digambarkan sesuai dengan ukuran sebenarnya pada kertas gambar. Oleh karena itu, untuk membuat perencanaan dilakukan det gan skala tertentu. Contoh ukuran skala gambar untuk perencanaan jalan dapat dilihat pada uraian berikut, a, Situasi, skala 1: 5.000 atau 1: 1.000. b. Denah dan tampak, skala 1: 200, 1: 100, dan 1:50, © — Potongan memanjang dan melintang, skala 1:20 dan 1:10. d. Detail atau penjelasan, skala 1:10. 2. Penentuan Satuan Gambar Penentuan satuan gambar dalam pembuatan gambar kerja sangat penting. Hal tersebut karena berkaitan dengan ukuran antara skala gambar dan ukuran yang sebenarnya pada suatu objek. Penentuan satuan gambar dapat memudahkan dalam membuat rancangan dan memudahkan pihak lain dalam menindaklanjuti gambar. Satuan gambar yang digunakan harus disesuaikan dengan ukuran skala gambar yang digunakan. Secara umum, satuan gambar menggunakan satuan milimeter (mm) atau sentimeter (cm). Penggunaan satuan yang tepat dapat memberikan gambaran tentang ukuran yang sebenarnya di lapangan. 3. Penentuan Proyeksi Gambar Penentuan metode proyeksi dalam pembuatan gambar dapat memudahkan dalam pembuatan gambar dengan tinci sehingga informasi yang diperoleh lebih lengkap dan detail seperti bentuk yang dilihat dari berbagai sudut pandang. Selain memerhatikan ketentuan tersebut, pembuatan gambar kerja harus dilakukan dengan menerapkan kaidah-kaidah penggambaran sesuai dengan aturan yang berlaku, Ketentuan-ketentuan tersebut, seperti penggunaan jenis-jenis garis, ketebalan garis, dan penulisan keterangan-keterangan gambar lainnya. Tahapan-tahapan dalam pembuatan gambar tampak harus dilakukan dengan benar agar hasilnya sesuai dengan tujuan. Berikut tahapan-tahapan dalam membuat gambar tampak jalan dan jembatan. 1. Penggambaran Denah Jalan dan Jembatan Gambar tampak untuk sebuah konstruksi dapat dikatakan sebagai media presentasi desain. Hal tersebut karena pada gambar tampak ditonjolkan bentuk dan jenis struktur, baik dari sudut pandang keunikan maupun keindahannya. Oleh karena itu, penyajian gambar tampak akan segera diketahui nilai lebih pada desainnya, 2. Hal Penting dalam Penggambaran Tampak Jalan dan Jembatan Berikut ini dijelaskan mengenai hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan gambar tampak jalan dan jembatan. a. Mencari data Data merupakan bahan yang digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan keputusan atau tindakan. Terdapat beberapa jenis data yang dibutuhkan, seperti lokasi, tujuan, bahan struktur, dan peraturan. b. Menganalisis data Data yang telah diperoleh selanjutnya akan dianalisis dan dikaji untuk mendapatkan hasil dan keputusan. Hasil dan keputusan tersebut nantinya akan Gambar Denah, Gambar Tarnpak, dan Gambar Potongan Ye ae ma =a ditindaklanjuti sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan perencanaan pembangunan jalan dan jembatan. c. Mengevaluasi hasil analisis data Evaluasi terhadap hasil analisis data dilakukan untuk mengkaji kelayakan dari hasil yang diperoleh. Dalam tahapan ini, perubahan terhadap hasil analisis dapat terjadi. Oleh karena itu, melalui evaluasi tersebut, hasil analisis dapat mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. TAMPAK SAMPING Data bag ’ BAGIAN PADA RANGKA ATAS ‘Gambar 4.5 Contoh GambarTampak Jembatan ‘Sumber: Odie, 2017 Evaliasi cj Gambar Potongan Jalan dan Jembatan Gaynbac potongan merupakan gambar bangunan yang diproyeksikan pada bidang vertikal. Gambar bangunan yang diproyeksikan tersebut diambil pada tempat-tempat tertentu. Pada umumnya, gambar potongan menunjukkan semua bahan yang akan ‘Gambar 4.4 Diagram Proses Data Somber Atsare Media Sates ¢ i SL Se oo, Teese ee Selsin tu gambar potongan dlenghpl dengan petunlcpetunjuk yang 7 i. ‘an kunci dari sist angui ian-t Terdapat beberapa data yang dibutuhkan dalam membuat gambar tampak jalan dan plumbinal Gierear Heenan eee feo omen Yeon dan jembatan, Data-data tersebut diuraikan sebagai berikut. potongan melintang jenis yaitu potongan memanjang dan a. Ukuranjembatan, seperti badan jembatan, trotoar, median (jika ada), dan pagar 1. Gambar Potongan Memanjang jembatan. Pada gambar pot i i b. Susunan konstruksi yang terlihat, seperti abutment, gelagar, lantai jembatan, secara Tre en Re SE en RES ROC ELIE cuacyare ( 9 batan, dan hal-hat lai ai i jembatan, al-hal lain sesuai dengan ditentukan, dapat dilihat ketinggian (level/peil) dari permukaan tanah. Selain itu, gambar ini memperlihatkan rencana permukaan jalan serta rencana dasar saluran yang akan dibuat, oprit penghubung jalan dengan bentuk jembatan yang tampak dari luar. amar Denah, Gamba Tempak dan Gamba Potongan => ke leit on aera r \ ~ ennai Gambar 4.6 Potongan Memanjang Jembatan ‘Sumber: Hdideas, 2015 2. Gambar Potongan Melintang Gambar potongan melintang jalan dibuat dengan tujuan memperlihatkan gambar jalan yang dilihat secara melintang. Pada umumnya, gambar diambil darijarak yang telah ditentukan dari penampang jalan atau dapat diambil potongan dari setiap station. Selain itu, dapat dibuat potongan di luar titik station. Hal tersebut dilakukan apabila terdapat hal spesifik yang ingin diperlihatkan. Misalnya, apabila ada saluran drainase melintang di jalan, adanya jembatan, dan adanya tiang penerangan jalan. Keberadaan gambar potongan melintang ini membuat pembaca gambar dapat mengetahui hal-hal yang meliputi ukuran lebar dan tinggi jalan, bentuk lapis perkerasan jalan, kemiringan dari jalan, dan fasilitas lain dari jalan. Misalnya, adanya saluran air, dinding penahan, saluran air, median, dan trotoar. | T | Gambar 47 Potongan Melintang Jembatan Sumber: Hdideas, 2015 trust Jal ‘dan Jembatan Cr __ Agar dapat memahami materi mengenai gambar potongan, Anda dapat menyimak video yang tersaji di kanal YouTube“Selamet: spd“ (https://www.youtube.com/watch?v=7R- 1AkvBRig) berjudul "Membuat Potongan Jembatan Beton Sederhana’, Anda juga dapat mempraktikkan tahapan-tahapan tersebut agar lebih mahir dalam membuat gambar potongan, Vale ela} E) Indonesia kini sedang gencar dalam melakukan Pembangunan infrastruktur. Infrastruktur yang dibangun mencakup berbagai bidang, mulai dari infrastruktur bidang Sena eer Seer Cre irigasi, konektivitas (jalan), Kayu Agung (189,2 km) telekomunikasi, transportasi, dan masih banyak lagi. Salah satu infrastruktur yang terus digenjot pembangunannya oleh pemerintah adalah pembangunan jalan tol. Terkait jalan tol, tahukah Anda bahwa saat ini terdapat beberapa jalan tol yang memiliki ukuran sangat panjang. Jalan tol apa nee aja yang mendapat predikat Jalan Tol Bakauheni — saa vatg menos ere een) Berikut ini tiga jalan tol terpanjang di Indonesia. Boece rit primeira) Gambar Denah, Gambar Tampak, dan Gambar Potongan

You might also like