i Ses db tsi oueyl het 4 eb ae ln
Seas yf oS all Snsdly i
Dari Abu Malik Al-Harits bin Ashim Al-Asy'ari Radhiyallahu Anhu berkata;
Rasulullah bersabda, “Kesucian itu sebagian dari iman, Alhamdutiliah’
memenuhi timbangan, subhanallahi walhamdulillah’ memenuhi ruang
antara langit dan bumi, shalat itu cahaya, shadaqah itu bukti, sabar itu
pantulan, dan Al-Qur’an itu hujah bagimu, Setiap manusia bekerja.
Ada yang menjual dirinya; ada yang membebaskan dirinya; ada pula
yang menghancurkan dirinya.” (Riwayat Muslim)
Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim di awal kitab Ath-Thaharah bab:
Keutamaan wudhu, nomor 223.
Pemahaman Hadits
Hikmah yang Mengena
Rasulullah Shallallatu Alahi wa Sallam diberikan kemampuan untuk
berkata yang singkat dan padat. Betapa banyak beliau menyampaikan
nasehat-nasehat kepada para sahabatnya dengan lafazh yang jelas dan
singkat, namun mencakup segala kebaikan dan melarang segala keburukan
tanpa ada kerumitan dalam lafazh dan cacat dalam makna. Hadits yang
ada di hadapan kita sekarang mencakup arahan-arahan yang luhur, hikmah-
ALWafi Svarah Hadits Arba in 199hikmah nubuwwah yang tepat, nasehat-nasehat yang keluar dari orang
yang tidak berbicara menurut kemauan hawa nafsunya, dan ucapannya itu
tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya. Tnsya Allah akan
kami jelaskan nasehat-nasehat ini dalam bahasan berikut ini.
Bersuci dan Pahalanya
Bersuci adalah syarat sahnya ibadah dan tanda kecintaan Allah.
Rasulullah telah menjelaskan kepada kaum muslimin yang khusyu’ bahwa
apa yang dilakukan oleh orang mukmin dalam menyucikan badan dan
pakainannya —sebagai persiapan untuk bermunajat kepada Rabb-Nya—
memiliki pengaruh yang penting dan tampak bagi keimanannya karena ia
merupakan ungkapan ketundukan kepada perintah-Nya dan pemenuhan
seruan-Nya yaitu firman Allah,
Ge GRAS ANTES LT OT ts
“Liai manusia, sembahlah ‘Tuhanmu yang telah menciptakanmu.” (Al-
Bagarah: 21)
[rs
Dia juga berfirman,
“Apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan
tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalanuu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah.”
(Al-Maa' idah: 6)
“Dan pakaianmu, sucikantah.” (Al-Muddatstsir: 4)
Dia berdiri dan menanggung kesulitan untuk berdiri di hadapan Allah
dalam keadaan suci dan takwa, harum dan rapi. Sebegaimana Allah telah
berbuat baik kepada makhluk-Nya, maka Allah pun pasti mencintainya,
“Sesungguhnya Allch menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-
orang yang menyucikan diri.” (Al-Bagarah: 222)
Setengah Keimanan
Rasulullah menjelaskan tentang pahala bersuci seperti wudhu dan
yang lainnya, pahalanya berlipat ganda ci sisi Allah hingga mencapai
setengah pahala keimanan. Hal itu karena keimanan akan menghapuskan
dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil yang telah lalu, sedangkan bersuci,
khususnya wudhu akan menghapuskan dosa-dosa kecil yang telah lalu,
maka kedudukannya bagaikan setengah keimanan.
200 AL Wali: Sparah HaditsArba inMuslim meriwayatkan dari Utsman Radhiyallahu Anku dari Nabi
Shallallahu Alahi wa Sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa yang berwudhit
dan menyempurnakannya, maka akan keluar dosa-dosa dari jasadnya hingga
keluar dari bawah kuku-kukunya.” Juga karena iman membersihkan batin
dari kotoran-kotoran maknawi (abstrak), sepexti menyekutukan Allah, nifak
dan yang semisalnya, sedangkan bersuci adalah membersihkan kotoran-
kotoran yang tampak. Dan itulah tanda orang-orang mukmin pada hari
kiamat, Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam bersabda, “Sesungguhaya
umatku dipanggil pada hari kiamat dalam keadaan putih bercahaya dari bekas
wudhu. Maka barangsiapa yang menginginkan untuk memanjangkan
cahayanya maka takukanlah.” (Muttafa alaih), yaitu cahaya bersinar dari
ubun-ubun, tangan dan kaki mereka.
Bersuci Setengah dari Shalat
‘Ada yang menjelaskan bahwa lafazh iman itu artinya shalat, mereka
berhujah dengan firman Allah berikut ini,
[ver sal ey CB) ELA ald Basu
“Dan Allah tidak akan aig imanmu.” (A-Bagarah: 143)
Atau shalat yang kalian lakukan ketika menghadap ke Baitul Maqdis.
Mereka berkata, “Bersuci itu secengah keimanan atau setengah shalat, karena
bersuci merupakan syarat sahnya shalat dan syarat itu menduduki posisi
setengahnya.”
Wudhu Itu Kuncinya Surga
Terdapat penjelasan dalam Kitabullah bahwa sehab masuknya orang-
orang kafir ke dalam neraka ialah karena mereka tidak bergabung ke dalam
barisan orang-orang yang shalat. Sebagaimana dijelaskan firman Allah
Ta’ala,
[ery spall] ¢ Bale A621 UU os Gee gbSei ue
“Apakah yang memosukkan kamu ke dalam saqar (neraka)?” Mereka
menjawab, “Kami dahulu tidak termasuk crang-orang yang mengerjakan
shalat.” (Al-Muddatstsir: 42-43)
Shalat merupakan penyelamat dari neraka dan jembatan menuju surga.
Bersuci adalah kuncinya shalat, maka ia adalah kuncinya surga, Dalam
AL-Wafi. Srarah Hadits Arba in 201riwayat Muslim disebutkan, “Tidaklah seorang muslim berwudhu dan
menyempurnokan wudhunya, kemudian dia shalat dua rakaat, yang dengan
keduanya dia menghadapkan dan hati dan wajahnya, kecuali wajib baginya
masuk surga.” Disebutkan pula, “Tidaklah salah seorang di antara kamu
berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, kemudian dia berdoa, Aku
bersaksi bahwa tiada tukan selain Allah dan aku bersaksi bakwa Muhammad
adalah hamba dan utusan-Nya, kecuali akan dibukakan baginya pintu surga
yang delapan, dia masuk dari mana yang dia suki.”
Di Antara Sifat Keimanan
Wudhu adalah sifat keimanan yang tersembunyi. ‘lidak ada yang
menjagenya kecuali orang yang beriman. Rasulullah Shallellahu Alahi wa
Sallam bersabda, “ridak akan menjaga wudhu kecuali seorang mukmin.”
(Riwayat Ibnu Majah dan Al-Hakim). Karena ia tidak tampak di samping
memang cukup menyulitkan. Oleh karena itu, maka orang yang menjaganya
adalah orang yang paling dahulu masuk surga.
Dalam Shahihnya Ibnu Khuzaimah meriwayatkan bahwa pada suatu
pagi Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam memanggil Bilal dan berkata,
“wahai Bilal, sebab apa yang membuatmu mendahuluiku masuk surga?
Sesungguhnya tadi malam aku masuk surga dan mendengar suaramu di
depanku?” Bilal menjawab, “Wahai Rasulullah, tidaklah aku menguman-
dangkan adzan kecuali aku shalat dua rakaat dan tidaklah aku berhadate
kecuali aku berwudhu.” Rasulullah bersabda, “Inilah penyebabnya.”
Bersuci Adalah Amanat
Tbmu Majah meriwayatkan dari Abu Ayub Al-Anshari Radhiyallahu
Anhu, dari Rasulullah, beliau bersabda, “Shalat yang lima waktu, dari Jumat
ke Jumat, dan menunaikan amanat adalah penghapus dosa yang ada di antara
keduanya.” Ditanyakan, “Apa yang dimaksud dengan menunaikan amanat?”
Rasulullah menjawab, “Mandi dari junub, karena pada setiap bawah rambut
itu ada junub.” Dari hadits Abu Ad-Darda* Radhiyallahu Anhu,
“Sesungguhnya Allah tidak memberikan amanat pada agama-Nya kecuali
junub.” Karena junub adalah sesuatu yang absLrak yang ada dalam badan,
dan tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah dan pelakunya. Tidak akan
hilang kecuali dengan amal dari pelakunya dan niatnya. Dan biasanya tidak
ada seorang pun yang mengetahui perhuatan tersebut, sebagaimana niat
202 Al Wali: Sarah HaditsArba inadalah perkara yang tersembunyi. Oleh karena itu, menghilangkan hadats
dengan bersuci adalah amanat.
Kesucian Hati
Tidak ada nilainya kesucian yang tampak tanpa diiringi oleh kesucian
batin. Karena itu kesucian badan hendaldah diiringi dengan kesucian hati,
niat yang baik, tujuan yang benar dan amal yeng lurus (istiqamah). Bahkan
Al-Ghazali menafsirkan suci yang disebutkan dalam hadits tersebut sebagai
kesucian hati dari sifat iri, hasud, dengki, dan penyakit-penyakit hati yang
lain, karena iman tidak akan sempurna kecuali dengan sempurnanya hal
itu. Dia menafsirkan juga dengan meninggalkan maksiat dan dosa. Allah
Ta’ala berfirmen lewat lisan kaum Nabi Luth ketika menyifati Nabi Luth
dan para pengikutnya yang jauh dari perbuatan keji,
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang menyucikan diri.” (Al-
raf: 82 dan An-Naml: 56)
Dzikir kepada Allah dan Keadaannya
Sesungguhnya ungkapan syukur kepada Allah adalah dengan
memperbanyak dzikir kepada-Nya. Terutama dengan lafazh-lafazh dan
kalimat dzikir yang diajarkan Rasulullah yang pahalanya memenuhi
timbangan amelan kebaikan pada hari kiamat sehingga ia melebihi beratnya
timbangan keburukan, Pelakunya pun menjadi orang-orang yang selamat
dan didekatkan kepada Allah Ta’ala. Terutama jika pujian kepada-Nya
disandingkan dengan pensucian, pengagungan, pemuliaan dan pengesaan-
Nya.
“Alhamdulillah memenuhi timbangan, Subkanallah dan al-Hamdulillah
memenuhi yang ada antara langit dan bumi” Dalam riwayat Muslim dan
yang lainnya, “Tasbih dan takbir memenuhi langit dan bumi.” Dan menurut
riwayat At-Tirmidzi, “Lea ilaha Hlallah tidak ada penghalang antara dia
dan Allah hingga sampai kepada-Nya.”
‘Terdapat banyak hadits tentang keutamaan empat kalimat tadi. dalam
‘Musnad Ahmad dari Abu Said dan Abu Hurairah Radhiyallahu Anhuma dari
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,
“Sesungguhnya Allah memilih empat ucapan kalimat: subhanallah,
Alhamdulillah, Laa ilaha illallch, dan Allahu akbar. Barangsiapa yang
mengucapkan, ‘Subhanallah’ dituliskan baginya dua puluh kebaikan dan
AL-Wafi. Srarah HaditsArbain 203dihapuskan dua puluh kesalahan, Barangsiapa yang mengucapkan, Allahu
akbar" ia juga seperti itu. Barangsiapa yang mengatukan ‘aa ilah ilallah’
ia juga seperti itu. Barangsiapa yang mengatakan Alhamdu lillah’ ia
juga seperti itu, dan barangsiapa yang mengatakan Alhamdulillahi Rabbil
alamin’ dari dalam dirinya dituliskan baginya tiga puluh kebaikan dan
dihapuskan tiga puluh kesalahan.”
Barangsiapa yang mengungkapkan semua itu dengan lisannya,
meyakini atas semua yang diucapkanya dengan sepenuh hati dan dirinya,
menghayati dengan akal pikirannya, maka dia akan mendapat balasan yang
besar. Kalaulah diukur dengan tempat dan umpamakan dengan volume
maka ia akan memenuhi langit dan bumi. Kalaulah dia mempunyai tanga,
maka dia akan naik ke derajat yang paling tinggi. Dalam riwayat At-Tirmidzi
dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu dari Nabi Shalialiahu Alahi wa Saliam,
beliau bersabda,
“Tidakiah seorang hamba mengucapkan Laa ilah ilallah ikhlas dari
hatinya, kecuali akan dibukakan baginya pintu-pintu langit, sehingga
dia dapat sampai ke Arsy selama dia tidak melakukan dosa-dosa besar.”
Arasy adalah langit-langitnya surga Firdaus. Barangsiapa yang sampai
kepadanya, maka dia telah mencapai derajat yang paling tinggi.
Para ulama telah berkata, “Empat kalimat ini adalah merupakan
peninggalan yang kekal dan baik (al-baqiyat ash-salihak) Allah Ta’ala
berfirman,
i Cilet galt ar thts adit
feral Gy SOT ES Ul
“arta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-
amatan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pakalanya di sisi Tuhan-
‘ma serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (AL-Kahtfi: 46)
Yaitu yang tetap pahalanya di sisi Allah, berkembang dan terus
membesar, Dia lebih baik daripada harta, keluarga, dan anak,
Ketenangan Hati
Orang yang berdzikir itu wajib menghadirkan hati dan memahami
maknanya semaksimal mungkin sehingga dzikirnya itu memiliki pengara
204 Al Wali: Sparah HaditsArba intethadap jiwanya, yang membuat hatinya menjadi tenang dan akhlaknya
menjadi lurus. Allah berfirman,
“(aitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya degan mengingati Allah-lah
hati menjadi tenteram.” (Ar-Rz'd: 28)
Memperbanyak Dzikir
Orang mukmin sangat membutuhkan ketenangan hati dan kemantapan
jiwanya. Oleh karena itu hendaklah ia banyak dzikic kepada Allah hingga
dia selalu berhubungan dengan Allah, bersandar kepada-Nya, memohon
pertolongan dan perlindungan-Nya, meminta ampunan dan maghfirah-Nya,
schingga dia diingat Allah di kerajaan-Nya dengan karunia dan rahmat
Nya, dia menempuh jalan petunjuk dan kebenaran.
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama)
Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya
i waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadaru dan
malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia
mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang cerang). Dan
adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (Al-
Ahzzb: 41-43)
Shalat Adalah Cahaya
Shalat fardhu adalah kewajiban yang terus berlaku, rukun yang pokok
dari rukun Islam sehagaimana dijelaskan Rasulullah hahwa ia adalah cahaya
yang menunjui pelakunya kepada jalan kebaikan, menghalanginya dari
perbuatan maksiat, dan menunjukinya ke jalan istiqamah. Allah berfirman,
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan
mungkar.” (Al-Ankabut: 45)
Dia adalah cahaya maknawi yang menerangi jalan hidayah dan
kebenaran sebagaimana cahaya menerangi jalan yang lurus dan akhlak yang
benar. Dengannya seorang muslim akan menjadi orang yang berwibawa
dan terhormat di dunia dan wajahnya akan bersinar pada hari kiamat.
“Sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan
mereka.” (At-Tahrim: 8)
Karena orang yang istiqamah bersama Allah, berdiri di hadapan-Nya
dengan knusyu’, menghadapkan diti setiap hari lima kali, lurus akhlaknya
AL-Wafi. Srarah Hadits Arba in 205bersama manusia, unggul di antara mereka dengan akblak dan perilakunya,
dengan kewara‘an dan ketakweannya, Allah menjadikan cahaya pada
wajahnya sebagaimana menjadikan cahaya pada hatinya,
“Janda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.” (Al-
Fath: 29)
Ath-Thabarani meriwayatkan dari Ubadah bin Ash-Shamit Radhiyallahu
Anhu sebagai hadits marfu’, ‘Sika seorang hamba menjaga shalatnya,
menyempurnakan wudhunya, ruku'nya, sujudnya dan bacaannya, maka
shalat akan berkata kepadanya, ‘Semoga Allah menjagamu sebagaimana
kamu menjagakw’, Dia naik dengannya ke langit dan memiliki cahaya, hingga
sampai kepada Allah Azza wa Jallc dan shalat member! syafwat kepadanya.”
Cahaya Jamaah dan Masjid
Jika seorang muslim menjaga shalat berjamaah maka dia akan memiliki
cahaya di atas cahaya. Apabila shalat berjamaah dilaksanakan di masjid,
maka akan sempumalah cahayanya, hingga keberuntungan dan kebahagiaan
akan diraih. Dia akan masuk ke surga bersama mugarrabin dan orang-orang
baik. Rasulullah Shallaliahu Alahi wa Sallam bersabda,
“Barangsiapa yang shalat lima wakte secara berjumaah, maka dia akan
melewati shirat (jembatan) seperti kilat yan berkilau, dia berada dalam
golongan As-Sabiqun (para pendahulu). Pada hari kiamat, dia datang
dengan wajah bagaikan bulan di malam purnama.” (Riwayat Ath-
Thabarani)
Rasulullah bersabda,
“Berilah kabar gembira orang yang berjalan menuju ke masjid dalam
kegelapan dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat.” (Rivayat
Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Penyejuk Mata dan Jalan Keluar dari Kesulitan
Shalat adalah penghubung antara seorang hamba dengan Rabbnya,
bermunajat kepada Sang Pencipra. Oleh karena itu maka shalat menjadi
penyejuk mata bagi orang-orang yang bertakwa. Di dalamnya mereka
mendapatkan kenyamanan, ketenteraman, dan keamanan. Mereka segera
menujunya ketika ditimpa kesempitan, penderitaan, dan kesulitan. Maka,
tidaklah mengherankan jika mereka mereguk dari sumber penghulu para
rasul. “Dijadikan kesejukan mataku dalam shalat.” (Riwayat Ahmad dan An-
206 Al Wali: Sparah HaditsArba inNasa’). Jika sebuah urusan membuatnya bingung, beliau memanggil Bilal,
‘Wahai Bilal dirikanlah Shalat dan hiburlah kami dengannya
Shadaqah Adalah Cahaya (Burhan)
Burhan adalah sinar yang bersumber dari matahari. Rasulullah
bersabda, “Sesungguhnya roh orang yang beriman ketika keluar dari jasadnya
dia bersinar seperti sinar matahari.” Argumen yang mematahkan disebut
burhan karena jelasnya arti yang ditunjukkan.
Dengan demikian, maka shadaqah adalah bukti (burhan) atas benamya
iman seseorang dan bahwa dia telah merasakan nikmatnya keimanan.
Rasulullah bersabda, “Tiga perkara, harangsiapa yang mengerjakannya, maka
dia akan merasakan manisnya keimanan: Barangsiapa yang hanya beribadah
kepada Allah, hahwa tiada tuhan selain Allah, menunaikan zakat hartanya
dengan penuh senang hati dan memberikan bantuan kepadanya setiap tahun.”
Sebabnya karena harta itu disenangi oleh jiwa dan ia kikir dengannya.
Maka jike dia herlapang dada untuk mengeluarkannya di jalan Allah, hal
itu menunjukkan atas benarnya keimanan kepada Allah dan keyakinannya
atas janji dan ancaman-Nya.
Kesucian dan Jujur
Seorang muslim yang suci dan bersih dari kotoran materi
mengungkapkan rasa syukurnya kepada Allah dengan ucapannya. Dia adalah
orang yang menunaikan hak Allah dalam ibadalinya, maka akan suci pulalah
dari kotoran maknawi, terutama dari sifat kikir dan bakhil. Seorang muslim.
adalah orang yang dermawan, karena tidak akan bertemu antara bakhil
dan keimanan dalam hati seseorang. Allah Ty‘ala berfirman,
“Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-
orang yang beruntung.” (Al-Hasyr: 9)
Olch karena itu shadaqah dan infak di jalan kebaikan untuk membantu
orang-orang fakir dan miskin dan dalam rangka mencari ridha Allah
Subhanaku wa ‘a’ala, baik berupa infak wajib maupun infak sunnah,
semuanya adalah bukti nyata atas jujummya keimanan, atau pelakunya
terhitung sebagai orang-orang mukmin yang beruntung,
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-
orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan
AL-Wafi. Srarah Hadits Arba in 207diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiuda berguna, dan orang
orang yang menuanaikan zakat.” (Al-Mukminun: 1-4)
Sabar Adalah Cahaya
Cahaya (dhiya’) adalah sinar yang dihasilkan dari panas dan dapat
membakar, seperti cahaya matahari. Tidak sebagaimana bulan dia itu hanya
semata cahaya yang memiliki pancaran, namun tidak membakar, Maka,
sabar adalah dhiya’ (cahaya) karena ia berat bagi jiwa, membutuhkan usaha
keris, mengekang dan menahan dari yang diinginkan hawa nafsunya.
Sabar Adalah Jalan Kemenangan
Seorang muslim akan senantiasa berada di jalan kebenaran selama
dia bertahan dalam kesabaran, Demikian itu karena manusia hidup di dunia
terancam oleh berbagai kesulitan dan diliputi berbagai musibah yang semua
itu membutubkan ketabahan dan kekuatan. Jika tidak demikian maka ia
akan hancur dan binasa. Betapa besar kebutuhan seocang muslim kepada
kesabaran. Untuk taat membutuhkan kesabaran, untuk meninggalkan
maksiat butuh kesabaran, dan untuk menanggung penceritaan dan musibah
membutuhkan kesabaran. Oleh karena itu berakhlak dengan sifat sabar
adalah kekuatan yang tidak ada tandingnya, cahaya agung yang menghan-
tarkan pemilikinya untuk senantiasa disinari dan ditunjuki ke jalan kebenaran.
Sebab itu orang-orang mukmin yang bersabar berhak mendapatkan pujian
dari Allah dan tambahan pabala. Allah Tu’ala berfirman ketika memuji Nabi
Ayub Alaihissalam,
ee ae ee Lae a
[ee el epeigl sey Saal Gb De wideg by
“Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sahar. Dialah sebaik-baik hamba.
Sesungguhnya dia amat taat kepada Tuhannya.” (Shaad: 44)
Dan Dia juga berfirman,
“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan “Innaa
Tillahi wa inna flaihi rajf’un”. Mereka itulah yang mendapat keherkahan
yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka.” (Al-Bagarah: 155-157)
Lihatlah pembahasan yang lebih lengkap dalam penjelasan hadits ke-
Lg,
208 AL Wali: Sparah HaditsArba inAl-Qur‘an Adalah Hujah
Pedoman hidup seorang muslim adalah Al Quran, dan imamnya
adalah Kitabullah. Dia mengambil petunjuk dari petunjuknya, mengamal-
kan perintahnya, meninggalkan larangannya dan berakhlak dengan akhlak-
akhlaknya. Barangsiapa yang berbuat seperti itu, maka dia akan
mendapatkan manfaat dari Al-Qur'an kerika membacanya. Dia menjadi
dalil yang menunjukkan jalan keselamatan di dunia dan menjadi argumen
(burhan) yang akan membelanya pada hari Kiamat. Barangsiapa yang
menyimpang dan berpaling dari ajaran-ajaran Al-Qur’an, maka Al-Qur' an
akan menjadi musuhnya pada hari kiamat. Semakin dia banyak
membacanya tanpa mengamalkannya maka semakin banyak pula dosa yang
ditanggungnya karena Al-Qur’an tidak menjadi argumen bagi dirinya
discbabkan penyimpangennya dari jalan yang lurus.
a ree
[sev ee el ae al wag Siepall La Gy
“Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang
lebih lurus.” (Al-Israa*: 9)
Rasululullah Shallallahu Alahi wa Sallam bersabda,
“Sungguh telah aku tinggalkan sesuatu bagi kamu sekalian, jika kanw
berpegang teguh dengannya, maka kamu tidak akan tersesat selamanya
setelahku, yaitu Kitebullah.” (Riwayat Muslim)
Beliau juga bersabda, “Bacalah Al-Qur‘an karena ia datang sebagai
pemberi syafaat pada Hari Kiamat.”
Obat bagi Orang Mukmin dan Penyakit bagi Orang Kafirdan Munafik
Orang mukmin adalah orang yang mendapatkan obat dari Kitabullah
yang akan menyembuhkan dari penyakit fisik dan penyakit ruhani. Setiap
dia membaca dan mentadabburinya, maka akan bersinar ruhnya, akan
lapang dedanya dan kehidupannya akan berjalan pada relnya yang benar.
Sedangkan jika orang yang tidak beriman mendengarkan Al-Qur’an, seluruh
persendian mercka akan bergetar ketakutan, jiwa mereka tertutup dan
mereka mengira bahwa kehancuran akan segera menimpa diri-diri mereka.
Allah Twala becfirman,
4 to
i
St Gaba 3
D hakg Bla pa G lesa ye Us
Tar ie yl ey GS
AL-Wafi. Srarah Hadits Arba in 209“Dan Kami turunkan dari Al-Qur*an suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur'n itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang shalim kecuali kerugian.” (Al-
Tsraa’: 82)
Sebagian salaf berkata, “Tidaklah seorang duduk dalam majlis al-Qur'an
alu berdiri darinya dengan selamat —telap dalam keadaan seperti ketika
dia duduk— kecuali dia beruntung atau merugi.” Kemudian dia
membacakan ayat ini.
Jalan ke Surga
Arahan yang agung dan cemerlang ini ditutup dengan penjelasan
tentang beberapa golongan manusia, karena setiap manusia pada setiap
harinya melewati waktu pagi dan petang, tetapi mereka tidak berada dalam
keadaan yang sama. Di antara mercka ada yang menghabiskan malan dan
siangnya untuk taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mecari
keridhaan-Nya, berpegang teguh dengan kejujuran dalam bermualah dengan
Allah dan dengan manusia, sehingga dia selamat dari kehancuran dan
terbebas dari adzab, Dialah orang yang berjiwa, berpikir dan berakal bebas
serta bebas dalam kehendak. Tidak ada yang sebanding dengan harga
dirinya kecuali surga yeng abadi dan kenikmatan yang kekal.
Di antara mereka ada juga yang menghabiskan malam dan siangnya
hanya untuk bermaksiat kepada Allah, menyalahi perintah-Nya dalam
urusannya yang umum ataupun khusus, baik dengan Allah maupun dengan
makhluk. Sehingga dia membinasakan dirinya dan menjerumuskannya ke
dalam bahaya, serta menjualnya dengan harga yang sangat murah. Dia
sengsara di dunia dan terpenjara dalam neraka jahim yang abadi kerena
sebelumnya dia telah tertawan oleh syahwat dan hawa nafsunya, takluk
kepada setan dan hawa nafsunya. “Setiap manusia pergi, maka ada orang
‘yang menjual dirinya, ada orang yang memerdekakannya, ada pula orang
yang membinasakannya.” Artinya setiap manusia ada yang berusaha untuk
membinasakan dirinya atau menghaneurkannya. Barangsiapa yang berusaha
untuk tat kepada Allah, menjual dirinya kepada Allah dan membebaskan
dirinya dari api neraka dia akan selamat. Namun, barangsiapa yang berusaha
dalam maksiat kepada Allah, maka dia telah menjual dirinya kepada hawa
nafsu dan menjerumuskannya ke dalam dosa yang secara pasti akan
mendatangkan murka dan adzab Allah. Allah Ya‘ala berfirman,
210 Al Wali: Sparah HaditsArba in“Dan demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannyu), maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu Galan) kefasikan dan ketakwaannya.
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (Asy-Syams: 7-10)
Artinya, sungguh beruntung orang yang menyucikan dirinya dengan
taat kepada Allah dan sungguh merugi orang yang mengotori dirinya dengan
berbuat maksiat. Ketaatan akan membersihkan diri dan mengangkatnya,
sedangkan maksiat akan mengotori diri dan menjatuhkannya, turun
menukik hingga menjadi seperti sesuatu yang diinjak-injak. Allah berfirman,
50 Us St
“WecP seen Gtfih B Bakic, qttvest
| ee ally patsl Vee Gnall Genet! O! US
2 sth oe
bre sad egs Sntit bred
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang
yang merugikan diri mereka sendiri dan keluargannya pada hari kiamat,
Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (Az-Zumar: 15)
Kesaksian yang Diterima dan Menyelamatkan
Orang mukmin meminta tolong kepada Allah dalam menyelamat-kan
dirinya dari neraka dengan menyucikan keimanannya dan mengokohkan
keyakinan dengan dzikir kepada Allah. Rasulullah Shallalichu Alahi wa Saliam
bersabda,
“Barangsicpa herkata di pagi hari dan sore hari, ‘Ya Allah, sesungguhnya
aku berada di pagi hari, aku bersaksi kepadamu dan bersaksi dengan
para pembawa Arasy dan para malaikatmu serta seluruh makhlukmu,
sesungguhnya Engkau adalah Allah yang tiada tuhan selain Engkau,
yang tiada sekutu bagi-Mu, dan sesungguhnya Muhammad adalah hamaba
dan rasul-Mu, Allah akan membehaskan seperempat dirinya dari neraka.
Barangsiapa yang mengucapkannya dua kali, maka dia akan dibebaskan
setengah dirinya dari neraka. Rarangsiapa yang mengatakannya tiga
kali, maka akan diselamatkan tiga perempat dirinya dari neraka, dan
barangsiapa yang mengatakannya empat kali maka dia akan dibebaskan
seluruh dirinya dari neraka.” (Riwayat Abu Dawud)
Demikian itu karena kesaksiaannya timbul dari diriaya dan dari
perasaan takut kepada Allah, kemauan untuk taat kepada Allah, takut untuk
berbuat maksiat, sehingga menjadi sebab dijauhkannya dari neraka dan
AL-Wafi. Srarah Hadits Arba in 211mendekatkannya dengan keridhaan Allah Azza wa Jalla. Rasulullah
Shallallahu Alahi wa Sallam bersabda,
“Barangstapa yang berkata di pagi hari, Mahasuci Altah, dengan memuji
kepadamu’ seribu kali, maka dia telah menjual dirinya kepada Allah,
dan itulah hari terakhir dia membebaskan dirinya dari neraka."
Tidak Ada Jual Beli Kecuali kepada Allah
Sesungguhnya orang mukmin itu mulia dan terhormat, tinggi
kedudukan dan mahal harganya. Oleh karena itu dia menolak untuk menjual
dirinya kecuali kepada Allah. Sebab tidak ada satu makhluk pun yang
mampu memberikan harga yang scsuai dengan dirinya, dan bagaimana
mungkin bisa terjadi, padahal telah benarbenar terjadi transaksi antara
dirinya dan Sang Khalik. Allah Tala berfirman,
“SU Ag wb bh selbl ce a ofl ty a
[vy ast) as
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan
harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.” (At-Taubah:
111)
Karena itu, mereka berusaha untuk meraih ridha Allah dan berpaling
dari setiap yang mendatangkan murka sehingga dia mendapatkan harga
yang penuh dan sempurna, tidak tergiur oleh kenikmatan dunia dan tidak
tertipu oleh harta, tidak gentar oleh ancaman dan tidak surut karena takut
mati. Mahabenar Allah ketika berfirman,
“Don di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena
mencari keridhaan Allah, dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-
hamba-Nya.” (Al-Baqarah: 207)
“pi antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati
apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka di antara mereka
ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-
nunggu dan sedikit pun tidak mengubah (janjinya).” (Al-Ahzab: 23)
Apa yang Ditunjukkan oleh Hadits
1, Iman adalah ucapan dan perbuatan. Ia bertambah dan berkurang.
Bertambah dengan amal saleh dan taat serta berkurang karena maksiat
dan dosa.
2412 Al Wali: Sarah HaditsArba in2. Sesungguhnya amal itu akan ditimbang, ada yang ringan dan ada
yang berat. Semua itu dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Sunnah serta ijmak
kaum muslimin.
Rasvlullah Shaltallah Alahi wa Sallam hersabda, “Dua kata yang
dicintai Allah Yang Maha Rahman, berat dalam timbangan dan ringan dalam
lisan: Subhanallahi wabihamdih (Mahasuci Allah dengan memuji kepada-
Nya) dan Subhanallahi ALAzhim (Mahasuci Allah yang Mahaagung).
(Riwayat Al-Bukhari Muslim). Beliau juga bersabda, “Yang paling berat daiam
timbangan adalah akhlak yang baik.”
3. Menjaga shalat pada waktunya, menunaikannya dengan sempuma
dengan rukun, kewajiban, sunnah dan adabnya setelah memenuhi semua
syaratnya dengan sempurna.
4. Memperbanyak infak di jalan kebaikan, bersegera membantu
kebutuban orang fakir dan berkekurangan, menyantuni para janda, anak
yatim, orang-orang fakir yang menjaga kehormatannya, memberikan infak
kepada mereka yang semuanya merupakan shadagah yang ikhlas untuk
mendapatkan ridha Allah.
5. Sabar dalam kesulitan, terutama jika seorang muslim menda-
patkannya sebagai risiko amar makruf nahi mungkar dan berdakwah di
jalan Allah. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.” (Luqman: 17)
“Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai
keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar.” (Al-Ahgaf: 35)
6. Al-Qur’an adalah kitab undang-undang kaum muslimin, mercka
bersemangat untuk membaca, memahami dan mengamalkan tuntutanrya.
7. Seorang muslim berusaha keras untuk menggunakan wakiu dan
umurnya untuk taat kepada Allah, dan tidak menyibukkan diri kecuali
dengan cinta kepadanya dan apa yang memberi manfaat bagi kehidupannya
di dunia dan akhirat.
seer
AL-Wafi Srarah HaditsArbain 213