e
&
~~
BUPATI BOALEMO
Menimbang
Mengingat
PERATURAN BUPATI BOALEMO
NOMOR J TAHUN 2013
TENTANG
ALOKASI PAGU INDIKATIF KECAMATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1.
BUPATI BOALEMO,
bahwa dalam rangka mendukung perencanaan
pembangunan partisipatif di Kabupaten Boalemo
serta untuk menjamin kepastian pengalokasian
Anggaran program/kegiatan usulan di tingkat desa,
maka perlu menetapkan Alokasi Pagu Indikatif
Kecamatan;
bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana
dimaksud pada huruf a, maka perlu menetapkan
Peraturan Bupati Boalemo tentang Alokasi Pagu
Indikatif Kecamatan.
Undang-Undang Nomor 50 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Boalemo (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 178,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3899) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2000 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 50 Tahun
1999 tentang Pembentukan Kabupaten Boalemo
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3965);
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Provinsi Gorontalo (Lembaran Negara
Republik Indoneisa Tahun 2000 Nomor 258,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4060);
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan _ Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4421);
. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846};
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan —_Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234); t9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi
Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, ‘Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
11.Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005
tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4587);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4855);
13, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737];
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817); j15.Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
16.Peraturan Daerah Kabupaten Boalemo Nomor 3
Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
2011 - 2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Boalemo
Tahun 2012 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Boalemo Nomor 283);
17.Peraturan Daerah Kabupaten Boalemo Nomor 4
Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Kabupaten Boalemo (Lembaran
Daerah Kabupaten Boalemo Tahun 2012 Nomor 4,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Boalemo
Nomor 284);
18.Peraturan Daerah Kabupaten Boalemo Nomor 8
Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Tahun 2012-2017 (Lemabaran
Daerah Kabupaten Boalemo Tahun 2012 Nomor 8,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Boalemo
Nomor 286);
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
‘Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
20, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007
tentang Pedoman Penataan Lembaga
Kemasyarakatan; {21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007
tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat ;
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun
2007 tentang Manajemen Pendataan Profil Desa dan
Kelurahan;
23.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun
2007 tentang Pedoman Umum Tata Cara Pelaporan
dan
Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun
2007 tentang Perencanaa Pembangunan Desa ;
25.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun
2007 tentang Pendataan Program Pembangunan
Desa/Kelurahan;
26. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.07/2009 tentang Pedoman Pendanaan
Urusan Bersama Pusat dan Daerah Untuk
Penanggulangan Kemiskinan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 418);
27.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun
2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, Dan —_—_Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 537).
28.Peraturan Daerah Kabupaten Boalemo Nomor 9
Tahun 2012 tentang Angaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten Boalemo Tahun Anggaran
2012 (lembaran Daerah Kabupaten Boalemo Tahun
2012 Nomor 9);
29,Peraturan Bupati Boalemo Nomor 64 Tahun 2012
tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013. {MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN BUPATI BOALEMO TENTANG ALOKASI
PAGU INDIKATIF KECAMATAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1,
Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang selanjutnya disingkat
Musrenbang adalah forum antar pelaku dalam rangka menyusun Rencana
Pembangunan Nasional dan Rencana Pembangunan Daerah
Musrenbang Desa adalah forum musyawarah tahunan stake holder desa
(pihak yang berkepentingan untuk mengatasi permasalahan desa dan
pihak yang akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk menyepakati
rencana kegiatan tahun Anggaran berikutnya.
Musrenbang Kecamatan adalah forum musyawarah stakeholder
kecamatan untuk mendapatkan masukan prioritas kegiatan dari
desa/kelurahan serta menyepakati kegiatan lintas desa/kelurahan di
kecamatan tersebut sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja SKPD
Kabupaten/Kota pada tahun anggaran berilutnya.
Partisipasi adalah membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi
sebanyak-banyaknya pihak yang dapat memberikan kontribusi, terutama
untuk mencapai suatu tujuan atau hasil yang telah ditetapkan.
Partisipatif mendorong dan memberi ruang bagi pemanfaat/sasaran
kegiatan untuk berperan aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan pelestarian hasil kegiatan.
Pembangunan adalah upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana
untuk melakukan perubahan sosial ke arah yang lebih baik.
Perencanaan adalah rangkaian kegiatan untuk merumuskan program dan
kegiatan pembangunan yang didasarkan pada identifikasi masalah,
pemetaan wilayah dan analisa para pelaku dengan menggunakan
pendekatan tertentu untuk mencapai tujuan/hasil yang telah ditetapkan.
Program adalah Instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan
yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah/Lembaga untuk memcapai
sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan
masyarakat yang dikoordinasikan oleh Instansi Pemerintah. f10.
ql.
12.
13.
14.
15.
16.
Dy:
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Boalemo
selanjutnya disingkat RPJMD Kabupaten Boalemo adalah dokumen
perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Boalemo untuk periode
2012-2017;
Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Desa) adalah dokumen
perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun, merupakan penjabaran dari
RPJM-Desa yang memuat rancangan kerangka ekonomi desa, dengan
mempertimbangkan kerangka pendanaan yang dimutahirkan, program
prioritas pembangunan desa, rencana kerja dan pendanaan serta
prakiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa
maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat
dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan RPJM-
Desa.
Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah perangkat daerah pada pemerintah
daerah selaku pengguna anggaran.
Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal usul adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia.
Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa
Pemerintahan Desa adalah kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Desa dan BPD.
Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan pwerwujudan
demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa.
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat selanjutnya disinkat LPM adalah
lembaga yang dibentuk atas prakarsa masyarakat desa yang merupakan
mitra pemerintah desa dalam aspek perancanaan, pelaksanaan dan
pengendalian pembangunan yang bertumpu pada masyarakat.
Anggaran Pedapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat APBDes
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan
disetujui oleh Pemerintah Desa dan BPD, yang ditetapkan dengan
Peraturan Desa. {18.
19.
20
21.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disebut APBD
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang ditetapkan
dengan Peraturan Daerah.
Alokasi Pagu Indikatif Kecamatan yang selanjutnya disingkat APIK adalah
sejumlah patokan batas minimal anggaran yang dialokasikan di wilayah
kecamatan bersumber dari APBD Kabupaten yang diberikan kepada SKPD
Kabupaten, yang penentuan alokasi belanjanya ditentukan oleh
mekanisme partisipatif melalui musrenbang.
Alokasi Pagu Indikatif Kecamatan Minimal yang selanjutnya disebut
APIKM adalah pembagian APIK secara merata di setiap desa.
Alokasi Pagu Indikatif Kecamatan Proporsional yang selanjutnya disebut
APIKP adalah pembagian APIK secara proporsional berdasarkan indikator
tertentu.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Alokasi Pagu Indikatif Kecamatan (APIK) dimaksudkan untuk menjamin
adanya kepastian penganggaran oleh pemerintah dacrah terhadap program
dan kegiatan yang tertuang dalam RPJMDes dan RKPDes dalam rangka
pencapaian RP.JMD Kabupaten Boalemo Tahun 2012 - 2017.
Pasal 3
Adapun tujuannya adalah sebagai berikut:
1
Meningkatkatkan kualitas proses dan hasil perencanaan berbasis desa,
kecamatan dan kabupaten.
Meningkatkan kapasitas kelembagaan kemasyarakatan dan pemerintahan
dalam pengelolaan perencanaan dan pembangunan partisipatif.
Mendorong penyelarasan rencanakegiatan dengan _kebijakan
penganggaran.
Mendukung pencapaian visi, misi, serta program unggulan Kabupaten
Boalemo sebagaimana tereantum dalam RPJMD Kabupaten Boalemo 2012 -
2017 fBAB UI
SUMBER DANA APIK DAN PENGALOKASIANNYA
Pasal 4
APIK bersumber dari APBD Kabupaten Boalemo yang dialokasikan setiap
tahun sebesar 10 % (sepuluh persen) dari proyeksi Belanja Langsung Tahun
perencanaan, atau minimal 10% (sepuluh persen) dari alokasi Belanja
Langsung Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada tahun berjalan
apabila Belanja Langsung Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Perencanaan belum dapat diestimasikan.
@
(2)
(4)
6)
(6)
BAB IV
RUMUSAN PENETAPAN DAN PENENTUAN BESARNYA APIK
Pasal 5
Alokasi Pagu Indikatif Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4,
terdiri dari Alokasi Pagu Indikatif Kecamatan Minimal (APIKM) dan Alokasi
Pagu Indikatif Kecamatan Proporsional (APIKP).
APIKM dibagikan secara adil dan merata kepada desa sebagai Alokasi
Pagu Indikatif Kecamatan Minimal (APIKM).
APIKP merupakan selisih dari total APIK pada Tahun Perencanaan dengan
APIKM.
Besarnya APIKM setiap tahunnya ditetapkan dengan Surat Keputusan
Bupati Boalemo.
Pembagian APIK secara proporsional kepada masing-masing kecamatan
dengan memperhatikan nilai bobot kecamatan dengan indikator lias
wilayah, jumlah desa, jumlah penduduk, dan jumlah keluarga miskin.
Penentuan nilai bobot kecamatan setiap tahunnya sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Bupati,
Pasal 6
Penentuan besarnya APIK Per kecamatan, dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
a. APIKx = APIKM + APIKPx
APIKX — : Alokasi Pagu Indikatif Kecamatan untuk kecamatan x
APIKM : Alokasi Pagu Indikatif Kecamatan Minimal yang diterima
Kecamatan
APIKPx : Alokasi Pagu Indikatif Kecamatan Proporsional untuk
Kecamatan x {b, APIKPx = BKx X (APIK - 5 APIKM)
BKx _: Nilai Bobot Kecamatan untuk kecamatan X
APIK __ : Total Alokasi Pagu Indikatif Kecamatan
> APIKM: Jumlah seluruh Alokasi Pagu Indikatif Kecamatan Minimal
Pasal 7
Besarnya APIK yang dialokasikan setiap tahunnya untuk kecamatan se
Kabupaten Boalemo ditetapkan berdasarkan Keputusan Bupati Boalemo.
BAB V
MEKANISME PERENCANAAN PENGGUNAAN APIK
Pasal 8
(1) Penggunaan usulan kegiatan yang didanai oleh APIK terdiri dari
Penggunaan APIKM dan APIKP.
(2) Penggunaan program dan kegiatan yang didanai oleh APIK merupakan
usulan masing-masing desa yang terpilih berdasarkan perengkingan
prioritas berdasarkan mekanisme yang ditetapkan pada musrenbang desa
dan kecamatan serta dituangkan dalam berita acara
(3) Mekanisme pelaksanaan musrenbang desa dan kecamatan untuk
penentuan usulan yang didanai oleh APIK, diatur berdasarkan petunjuk
operasional yang ditetapkan oleh Bappeda.
(4) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditandatangani oleh
pimpinan musrenbang desa dan kecamatan serta ditandatangani oleh
saksi-saksi yang melibatkan anggota DPRD Kabupaten Boalemo
berdasarkan daerah pemilihan kecamatan masing-masing.
(5) Penggunaan kegiatan yang didanai oleh APIKM diarahkan untuk
pertumbuhan ekonomi dalam menunjang program unggulan daerah yakni
pertanian, perikanan dan kelautan, serta ekonomi kreatif penunjang
pariwisata berdasarkan karakteristik desa.
a, Pertanian diarahkan untuk pengembangan Kakao seperti pembibitan,
sarana dan prasarana lainnya, serta pengolahan.
b. Perikanan dan kelautan diarahkan untuk pengembangan perikanan
tangkap, budidaya, serta pengolahan.
c. Ekonomi kreatif penunjang pariwisata diarahkan untuk pengembangan
kerajinan tangan (handy craft) sehingga dapat meningkatkan nilai
tambah (added value). {(7)
(8)
(9)
Penggunaan kegiatan yang didanai oleh APIKM diusulkan oleh kelompok
penerima dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Anggota kelompok tiap bidang usaha yang mengusulkan kegiatan
minimal 10 (sepuluh) orang dan maksimal 25 (dua puluh lima orang).
b. Calon kelompok penerima tidak/belum pernah menerima bantuan yang
sejenis dari program lain.
c. Selain untuk pengembangan kakao, usaha mikro yang dikembangkan
adalah usaha yang sudah jalan dan bukan mulai yang baru.
4. Calon masyarakat penerima mau dan mampu untuk mengembangkan
usaha.
Usulan kegiatan yang didanai oleh APIKP lebih diarahkan untuk
peningkatan infrastruktur ekonomi penunjang program unggulan daerah
dan lebih diprioritaskan yang berskala kecamatan.
Besarnya nilai kegiatan yang diusulkan untuk didanai oleh APIKM adalah
sebagai berikut:
a.Pertanian untuk pengembangan kakao maksimal sebesar Rp.
15.000.000,- (lima belas juta rupiah).
b.Pengembangan Perikanan dan kelautan maksimal sebesar Rp.
15.000.000,- (lima belas juta rupiah).
c. Pengembangan ekonomi kreatif maksimal sebesar RP. 10.000.000,-
(sepuluh juta rupiah).
Hasil perencanaan kegiatan yang didanai oleh APIK sebagaimana telah
tertuang dalam berita acara musrenbang, dihimpun oleh pemerintah
kecamatan masing-masing untuk diusulkan kepada Bupati Boalemo cq.
Bappeda Kabupaten Boalemo kemudian akan diteruskan kepada masing-
masing SKPD berkenan untuk dimasukkan dalam rencana kerja masing-
masing SKPD yang akan dilaksanakan pada Tahun Perencanaan.
BAB VI
PENGAWASAN APIK
Pasal 9
Pengawasan terhadap realisasi usulan yang didanai oleh APIK pada
penganggaran masing-masing SKPD berkenan, dilakukan olch Sekretaris
Daerah selaku Koordinator Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan
secara fungsional dilakukan oleh pejabat yang berwenang serta oleh Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah, dan Kantor Sosial dan Pemberdayaan
Masyarakat Kabupaten Boalemo. {BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 10
(1) Setiap SKPD wajib memasukkan kegiatan hasil usulan sebagaimana
tercantum dalam berita acara hasil musrenbang yang didanai oleh APIK
pada rencana kegiatan dan Anggaran masing-masing SKPD.
(2) Setiap tahunnya Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
menyusun petunjuk teknis operasional tentang mekanisme perencanaan
dan penggunaan APIK.
(3) Dalam penyusunan Alokasi Pagu Indikatif SKPD harus memperhatikan
APIK sebagai kesatuan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
Kabupaten Boalemo setiap tahunnya.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
(1) Dengan berlakunya Peraturan ini, maka Peraturan Bupati Boalemo
Nomor 12 Tahun 2012 tentang Alokasi Pagu Indikatif Kecamatan dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku
(2) Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Boalemo.
Ditetapkan di Tilamuta
i 2013
Diundangkan di Tilamuta
Pada tanggal 29 Januari 2013
SEKRETARIS DAE} KABUPATEN BOALEMO,
Ir. SUJARNO ABDUL HAMID
Pembina Utama Madya
Nip. 19581226 198903 1 004
(BERITA DAERAH KABUPATEN BOALEMO TAHUN 2013 NOMOR4gb.)