You are on page 1of 71
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. S DENGAN GANGGUAN TAJAM PENGLIBATAN (KATARAK) DI JL. BARITO I, RT 1 RW VI, KEL, MANGUN DIKARAN KEC. NGANJUK OLEH: MOH KHOIRUL ANAM NIM 2020142010058 PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKes SATRIA BHAKTI NGANJUK, 2022 LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. S DENGAN GANGGUAN TAJAM PENGLIHATAN (KATARAK) DIJL. BARITOI, RTI RW VI, KEL. MANGUN DIKARAN KEC. NGANJUK DISUSUN OLEH MOH KHOIRUL ANAM ‘NIM 202014201005B Telah disetujui dan disyahkan pada Hari Tanggal Nganjuk, Mengetahui, Mahasiswa Profesi Ners Dosen Pembimbing STIKes Satria Bhakti, Nganjuk Departemen K eperawatan Keluarga STiKes Satria Bhakti, Nganjuk Ns. LEXY OKTORA WILDA, M.Kep. MOH KHOIRUL ANAM NIDN. 0714107801 NIM. 202014201005B LAPORAN PENDAHULUAN A. Landasan Teori 1 Konsep Dasar Keluarga a, Definisi Keluarga Friedman, Bowden, & Jones (2010) mendefinisikan keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan, atau yang hidup satu rumah tangga berinteraksi satu sama lain dan peranan masing-masing menciptakan dan mempertahankan kebudayaan. Keluarga adalah unit terkecil masyarakat terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat i bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes, 1998) Peranan Keluarga Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu, Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku keluarga, kelompok, dan masyarakat (Friedman, Bowden, & Jones, 2010). Tipe Keluarga Menurut Friedman, Bowden, & Jones (2010) tipe keluarga dikelompokkan menjadi 1) Pengelompokan secara tradisional Pengelompokkan tradisional ada 2 macam yaitu: a) Nuclear family (keluarga inti) Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi atau keduanya, b) Extended family (keluarga besar) Adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih_ mempunyai hhubungan darah, seperti kakek, nenek, paman, bibi dan lain sebagainya c) Pengelompokan secara modern Dipengaruhi oleh perkembangan peran individu dan meningkatnya rasa individualisme. Tipe keluarga modem dikelompokkan menjadi beberapa macam yaitu (1) Traditional nuclear ‘Adalah keluarga inti (ayah, ibu dan anak) yang tinggal dalam satu rumah yang ditetapkan oleh sanksi legal dalam ikatan perkawinan, dimana salah satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah, (2) Niddle age“aging couple Adalah keluarga dimana suami sebagai pencari uang dan istri di rumah atau keduanya bekerja di rumah, sedangkan anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/menikah/meniti karier. (3) Dyadic nuclear Adalah keluarga dimana suami-istri sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satunya bekerja di luar rumah. (4) Single parent Adalah keluarga yang hanya mempunyai satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya dan tinggal di rumah atau di luar rumah, (8) Dual carrier Adalah keluarga dengan suami-istri yang keduanya orang karier dan tanpa ‘memiliki anak. (©) Three generation Adalah keluarga yang terdiri atas tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu rumah. (7) Comunal Adalah keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua pasangan suami istri atau ebih yang monogami berikut anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan faslitas (8) Cohibing couple/keluarga kabitas/cahabitation Adalah keluarga dengan dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa ikatan perkawinan. (9) Composite /keluarga berkomposisi Adalah keluarga dengan perkawinan poligami dan hidup/tinggal secara bersama- sama dalam satu rumah. (10) Gay and lesbian family ‘Adalah keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama 4. Fungsi Keluarga 1) Fungsi keluarga menurut Friedman, Bowden, & Jones (2010) a) Fungsi afektif Yaitu fungsi utama keluarga adalah mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga dalam berhubungan dengan orang lain. b) Fungsi sosialisasi Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah, ©) Fungsi reproduksi ‘Adalah fungsi mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. 4) Fungsi ekonomi Adalah fungsi keluarga memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga. €) Fungsi pemeliharaan kesehatan Yaitu fungsi mempertahankan keadaan Kesehatan anggota keluarga agar tetap ‘memiliki produktivitas tinggi. ) Fungsi keluarga menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1992 PP No. 21 tahun 1994 2) Fungsi keagamaan (1) Membina norma ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh anggota keluarga, (2) Menerjemahkan agama dalam tingkah laku hidup schari-hari dalam pengalaman ajaran agama. (3) Memberikan contoh kongkrit dalam hidup schari-hari dalam pengalaman ajaran agama. (4) Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang keagamaan yang belum diperoleh di sekolah maupun di masyarakat. (5) Membina rasa, sikap, dan praktek kehidupan keluarga beragama sebagai pondasi menuju keluarga kecil bahagia sejahtera. h) Fungsi budaya (1) Membina tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan norma dan budaya masyarakat yang ingin dipertahankan, (2) Membina tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma dan budaya asing yang tidak sesuai, (3) Membina tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif globalisasi dunia. (4) Membina tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya dapat berperilaku baik sesuai dengan norma bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi (5) Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras, dan seimbang dengan budaya masyarakat atau bangsa untuk menjunjung terwujudnya norma keluarga kecil bahagia sejahtera, i) Fungsi cinta kasih ‘Menumbuhkembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar anggota keluarga ke dalam simbol nyata secara optimal dan terus menerus. (2) Membina sikap dan tingkah laku saling menyayangi antar anggota keluarga. (2) Membina rasa, sikap dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan, dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera 4) Fungsi perlindungan (1) Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga, (2) Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk ‘ancaman dan tantangan yang datang dari luar. (3) Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera k) Fungsi reproduksi (1) Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat bagi anggota keluarga dan keluarga disekitarnya. (2) Memberikan contoh pengalaman kaidah pembentukan keluarga dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental. (3) Mengamalkan kaidah reproduksi schat berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak antara 2 anak, dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga. (4) Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang kondusif’ ‘menuju keluarga kecil bahagia sejahtera. 1) Fungsi sosialisasi (1) Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak yang pertama dan utama (2) Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai tempat bagi anak untuk mencari pemecahan atau solusi dari berbagai konflik dan permasalahan yang dijumpai di lingkungan sekolah dan masyarakat. (3) Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal yang diperlukan untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan fisik dan mental tidak diberikan oleh lingkungan sekolah atau masyarakat. m) Fungsi ekonomi (1) Melakukan kegiatan ekonomi di luar dan di dalam lingkungan keluarga untuk menopang kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga (2) Mengelola ekonomi keluarga schingga terjadi keserasian, keselarasan dan ‘keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga, @) Mengatur waktu schingga kegiatan orang tua di luar rumah dan perhatian terhadap anggota keluarga berjalan serasi, selaras dan seimbang (4) Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera, n) Fungsi pelestarian lingkungan (1) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan internal keluarga, (2) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan di luar atau di sekitar keluarga. (3) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan yang serasi, selaras dan seimbang antara lingkungan keluarga dengan lingkungan hidup masyarakat di sekitar (4) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan hidup sebagai pola hidup keluarga menuju keluarga kecil bahagia sejahtera, ¢. Perawatan Kesehatan Keluarga Perawatan Kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur 1) Tujuan perawatan kesehatan keluarga a) Tujuan umum ‘Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarga. b) Tujuan khusus (2) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah Kesehatan yang dihadapi keluarga. (2) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah kesehatan dasar dalam keluarga. (3) Meningkatkan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah para anggota keluarga. (4) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan mengatasi masalah keschatan anggota keluarga. (5) Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidup, 2) Tugas keluarga dalam bidang kesehatan Menurut Friedman, Bowden, & Jones (2010) untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas pemeliharaan kesehatan anggota dan saling memelibara yaitu: a) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga. b) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat. ©) Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit, dan yang tidak dapat ‘melakukan perawatan secara mandiri karena cacat atau usia muda, 4) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan Kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga, ©) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan yang memanfaatkan dengan baik fasilitas kesehatan yang ada. 2. Konsep Katarak a. Definisi Katarak Katarak berasal dari Bahasa Yunani “kataraarrhakies” yang artinya air terjun. Dalam ‘Bahasa Indonesia, katarak disebut bular, adalah penglihatan seperti tertutup air terjun yang diakibatkan oleh lensa yang keruh. Katarak merupakan kondisi dimana terjadi kekeruhaan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein Jensa atau akbibat keduannya, Pada umumya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama, Kekeruhan lensa mengakibatkan lensa tidak transparan, sehingga pupil berwarna putih atau abu-abu. Pada mata tambak kekeruhan lensa dalam berbagai bentuk dan tingkat, atau berbagai lokalisasi di lensa seperti kortek dan nucleus (Ilyas, 2015) Penyebab Katarak Opasifikasi lensa mata (katarak) merupakan penyebab tersaring kebutaan yang dapat diobati di selurh dunia. Sebagian basar katarak timbul pda usia tua sebagai akibat pajanan komulatif terhadap pengaruh lingkungan dan pengaruh lainnya seperti merokok, radiasi UV, dan peningkatan kadar gula darah. Kadang ini disebut sebagai katarak terkait usia. Sejumlah kecil berhubungan dengan penyakit mata atau penyakit sistemik spesifik dan memiliki mekanisme fisikokimiawi yang jelas, Beberapa diantaranya bersifat kongenital dan dapat diturunkan. 1) Kondisi ocular Kondisi ocular antara lain, trauma, uvetis, myopia tinggi, pengobatan topical (terutama tetes mata steroid), tumor intraocular 2) Penyebab sistemik Beberapa kondisi sistemik yang dapat menyebabkan terjadinya katarak yaitu ; diabetes, kelainan metabolic lain (termasuk galaktosemia, penyakit Fabry, hipokalsemia), obat- obat sistemik (trauma steroid, Klorpromazine), infeksi (rubella kongenital), distrofi miotonik, dermatitis atopic, sindrom sistemik (Down, Lowe), kongenital, termasuk katarak turunan, radiasi sinar x. - Gejala dan Tanda Katarak Penyakit katarak dapat terjadi tanpa munculnya gejala, atau dapat pula ditemukan secara kebetulan pada saat dilakukan pemeriksaan mata pasien, Katarak jerang menimbulkan rasa sakit namun dapat membuat penglihatan bagian sentral menjadi hilang bahkan dapat sampai pada terjadinya kebutaan Salah satu keluhan awal yang di rasakan pasien adalah penglihatan silau atau tidak tahan terhadap cahaya yang cukup terang, contohnya sinar matahari langsung atau sinar lampu kendaraan bermotor. Kemudian, penglihatan pada jarak jauh maupun jarak dekat akan mulai terganggu. Keluhan lain yang dapat timbul berupa penglihatan yang berkabut, penglihatan pada warna menjadi tidak jelas, atau penglihatan berganda, I. Klasifikasi Berdasarkan penyebab menurut Ilyas, 2015, katarak dapat dibedakan menjadi 1) Katarak traumatika Katarak terjadi akibat rudapaksa atau trauma baik karena trauma tumoul maupun tajam. Rudapaksa ini dapat mengakibatkan katarak pada satu mata (katarak monokuler). Penyebab katarak ini antara lain radiasi sinar x, radioaktif, dan benda asing 2) Katarak toksika Merupakan katarak yang terjadi akibat adanya pejanan dengan bahan kimia tertentu. Selain itu, katarak ini dapat terjadi karena penggunaan obat seperti kortikosteroid dan chlorpromazine, 3) katarak komplikata Katarakterjadi akibat gangguan sistemik seperti diabetes meilitus, hipoparatiroidisme, atau akbibat kelainan local seperti uvetis, glaucoma, dan myopia atau proses degenerasi pada satu mata lain. Menurut Tamsuri (2010), berdasarkan stadiumnya katarak sinil dapat dibedakan menjadi 1) katarak insipient Katarak Insipien merupakan stadium awal katarak dimana kekeruhan lensa masih terbentuk bercak-bercak kekeruan yang tidak teratur. Klien biasanya mengalami ‘gangguan penglihatan seperti melihat ganda pada penglihatan satu mata. Stadium ini, dimana proses degenerasi belum menyerap cairan schingga bilik mata depan ‘memiliki kedalaman yang masih normal. Iris dalam posisi biasa disertai kekruhan Jensa. Pada stadium ini belum terjadi gangguan tajam penglihatan 2) Katarak Imatur Lensa mulai menyerap cairan sehingga lensa agak cembung, menyebabkan terjadinya myopia, dan iris terdorong ke depan serta bilik mata depan menjadi dangkal. Sudut bilik mata depan dapat tertutup schingga mungkin timbul glaucoma sekunder. 3) Katarak Matur Katarak matur yaitu proses degenerasi lanjut lensa. Stadium ini sudah terjadi kekeruhan lensa. Tekanan cairan dalam lensa sudah dalam keadsan seimbang dengan cairan dalam bola mata sehingga ukuran lensa normal kembali. Tajam penglihatan ‘mengalami penurunan dan hanya tinggal proyeksi sinar positif, 4) Katarak Hipermatur Stadium katarak hipermatur, mengalami proses degenerasi lanjut pada lensa serta kortek lensa dapat mencair, sehingga nucleus lensa akan tenggelam di dalam korteks lensa, Stadium ini, dapat terjadi degenerasi kapsul tensa mengakibatkan bahan ‘maupun korteks lensa yang cair dapat masuk ke dalam bilik mata depan yang dapat ‘menimbulkan glaucoma fakolitik. ©. Patofisiologi Katarak Saat terjadi perubahan fisik dan kimia pada lensa dapat mengakibatkan hilangnya ‘transparansi, Terjadinya perubahan serabut halus multiple (zunula) yang memanjang dari badan silier ke sekitar daerah di Iuar lensa dapat menyebabkan penglihatan mengalami distorsi. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat mengakibatkan koagulasi, hal tersebut mengaburkan pandangan yaitu dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Kondisi teroutusnya protein lensa normal yang diserai influx air ke dalam lensa. Proses tersebut mematahkan serabut lensa yang tegang serta menganggu transmisi sinar, Teori lain ‘menyatakan bahwa suatu enzim mempunyai peranan yaitu melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim tersebut dapat menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada beberapa pasien penderita katarak (smeltzer & Bare, 2002) Katarak pada umumnya terjadi bilateral, namun memiliki kecepatan berbeda. Penyebab katarak disebabkan kejadian trauma maupun sistemik seperti diabetes. Namun katarak juga ‘merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang normal. Pada umumnya katarak berkembang secara kronik dan matang ketika orang pada masa decade ketujuh, Katarak harus diidentifikasi sejak aal karena dpat bersifat kngenital, Bila katarak tidak terdiagnosa maka dapat mengakibatkan ambliopio dan hilangnya penglihatan secara permanen. Faktor-faktor yang berperan yang menyebabkan terjadinya katarak meliputi radiasi sinar ultraviolet B, obat-obatan, merokok, alkohol, diaberes mellitus, dan asupan vitamin antioksidan yang ‘kurang dalam jangka waktu lama (Smelwer & Bare, 2002) Penatalaksanaan Katarak ‘Menurut Ilyas (2006) penatalaksaan pasien katarak dengan prosedur pembedahan. Jika gejala katarak tidak mengganggu tindakan pembedahan tidak diperlukan. Penggunaan kacamata bila belum menghalangi dan mengganggu penglihatan. Tindakan bedah dilakukan untuk mendapatkan penglihatan yang lebih baik. Khalilullah (2010) dalam menyebut bahwa setelah dilakukan operasi, Klien katarak yang telah sembuh akan bisa melakukan activity daily living jauh lebih baik dari pada saat menderita katarak, namun tidak bisa semaksimal saat mereka berada dalam usia produktif. Nithasari (2014) mengungkapkan bahwa sebagian besar hasil dari operasi katarak adalah kembalinya fungsi penglihatan mata setelah dilakukan operasi katarak Pembedahan katarak bertujuan mengeluarkan atau membersihkan lensa yang keruh. Lensa dikeluarkan dengan pinset atau batang kecil yang dibekkan. Terkadang dilakukan dengan menghancurkan lensa dan menghisap keluar. Lensa dikeluarkan dengan cara : 1) Bersama pembungkusnya atau ekstraksi katarak intra kapsular (EKIK); 2) meninggalkan pembungkus lensa yang keruh atau eskstraksi katarak ekstra kapsular (EKEK), Pembedahan dapat juga dilakukan dengan cara menghisap lensa yang keruh setelah pembungkusnya dibuka. Semua cara pengeluarkan lensa yang keruh membersihkan hasil yang sama baiknya yaitu mmdapatkan perbaikan penglihatan yang bermafaat untuk —pekerjaan sehari-hari, Pembedahan katarak merupakan pembedahan halus dan kecil yang dilakukan menggunakan mikroskop dan alat bedah halus lainya (Ilyas, 2006). . Komplikasi Jika katarak tidak ditangani dan dibiarkan untuk berprogresi, katarak dapat menyebabkan kkebutaan fungsional. Operasi katarak pada umumnya dapat mengembalikan penglihatan seperti pada saat prekatarak jika tidak terdapat proses penyakit posterior mata lainnya. ‘Tahapan Pembedahan Katarak ‘Tahapan pembedahan katarak menurut Ilyas (2015) 1) Operasi katarak ekstrakapsuler atau Ekstraksi katarak ekstrakapsuler (EKEK). Salah satu tindakan pembedahan pada katarak melalui proses di pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa / korteks lensa dapat di keluarkan melalui robekan tersebut, kemudian lensa dikeluarkan melalui insisi 9 — 10 mm, serta lensa intraocular di letakan pada kapsul posterior. Jenis EKEK yaitu 2) 3) linear, irigai dan aspirasi, Pembedahan ini dilakukan pada pasien dengan katarak imatur, implantasu sekunder lensa intra ocular, kelainan endotel, keratoplasty, implantasi lensa intra ocular posterior, predisposisi prolaps vitreous, ablasi retina, kemungkinan dilakukan bedah glaucoma, dan sitoid makular edema. Fakoemulsifikasi. Fakoemulsifikasi merupakan pembedahan yang menggunakan vibrator ultrasonic untuk menghancurkan nucleus setelas itu diaspirasi melalui 2,5 - 3 mm, dan dimasukan lensa intra ocular yang dapat dilipat. Keuntungan dari Fakoemulsifikasi yaitu pemulihan visus lebih cepat, komplikasiinduksi astigmatis akibat operasi minimal, dan inflamasi pasca bedah minimal. Setelah pembedahan katarak ekstrakapsul dapat terjadi komplikasi kkatarak sekunder dan dapat dihilangkan atau dikurangi melalui tindakan laser. Operasi katarak intrakapsuler atau ekstraksi katarak intrakapsuler (EKIK). EKIK merupakan pembedahan dengan cara mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Hal ini pada zonola zinn yang berdegenerasi atau telah rapuh dan mudah diputus. Pada EKIK tidak menyebabkan katarak sekunder dan merupakan pembedahan yang sudah popular. Pembedahan ini menggunakan alat bantu mikroskop dan alat khusus sehingga ‘meminimalkan terjadinya komplikasi. Pembedahan EKIK tidak dapat dilakukan pada pasien berusia kurang dari 40 tahun karena masih mempunyai ligamen hiailoidea kapsular. Setelah pembedahan, komplikasi yang dapat terjadi adalah astigmat, uvetis, endoftalmitis, glaukoma, dan perdarahan. i. Pathway keluarga dengan katarak Fistk, Kimia, Usia, Infeksi Virus, Penyakit Keluarga tahu Kelurga tidak tabu TT ove 4 4. Rasa sau 7 Keluarga tahu, tetapi Tahu akibat katarak 2. Pen ( Pengtihatan Ketidakmampuan kelua tidak metakukan Tahu penyebab, tanda “” berkurang mengenal masalah tindakan dan gejala katarak 3. Bercak puth pada | Kesehatan keluarga pupil 4. Nucleus bertambah Ketidakmampuan keluarga a ween 5, Feintan bur f Memantaatkan fastitas kesehatan Penatalaksanaan katarak 1. Penatalaksanaan nonbedah ‘Memanfaatkan | “™ ‘Memelihara lingkungan 1. Menciptkan lingkungan yang ‘Tidak ada terapi non bedah ‘Tidak memanfaatkan aman dan nyaman {obat, tetes mata, kacamata) Faskes 2. Mengurangi atau menghindari yang Sapat menghambat t sinar matahari berlebihan 2. Penatalatsanean bedah Katarak a + Se ee ae Mencangkup fakoemulsfikast Ketidakmampuan er ca eokos cuahrage (metode pembedahan katarak ‘keluarga menggunakan ratur, um iol) ekstrakapsular) dan fasilitas pelayanan penempatan lensa kesehatan (kacamata, afakia, lensa kontak, dan lensa okuler yang ditanam) Tidak metakukan Dilakukan il Ketidakmampuan ‘indakan ve eee eluarga memetihara | Mencegah katarak lingkungan Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit 3. Konsep Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah individu melakukan penginderaan melalui panca indera yaitu: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan adalah proses kehidupan yang diketahui individu secara langsung dari kesadarannya sendiri b. Domain Pengetahuan Pengetahuan dibagi menjadi tiga yaitu 1) Ranah kognitif Ranah kognitif adalah ranah mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah ranah kognitif. 2) Ranah afektif Ranah afektif adalah ranah berhubungan dengan sikap dan nila 3) Ranah psikomotor Ranah psikomotor adalah ranah berkaitan dengan keterampilan (ski) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. ¢. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Pengetahuan sescorang dipengaruhi beberapa faktor (Meliono, 2007) antara lain: 1) Pendidikan Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku individu atau kelompok dan usaha mendewasakan individu melalui upaya pengajaran dan pelatihan, 2) Media Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat Iuas, misalnya dari media massa adalah televisi, radio, koran, dan majalah. 3) Informasi Keterpaparan informasi yaitu ketersediaan informasi yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari diperoleh dari data dan observasi dari dunia sekitar serta diteruskan melalui Komunikasi 4) Pengalaman Menurut teori determinan perilaku yang disampaikan World Health Organisation (WHO) bahwa yang menyebabkan individu berperilaku tertentu karena adanya pemikiran dan perasaan dalam diri individu yang terbentuk dalam pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian individu terhadap objek tertentu yang diperoleh dari pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain. 5) Lingkungan Lingkungan disebut sebagai sumber belajar karena lingkungan memungkinkan individu berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak terampil menjadi terampil. d. Tingkatan Pengetahuan Pengetahuan atau kognitif sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Tingkat Pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan (Notoatmodjo, 2007) yaitu a) Tahu (know) ‘Tahu diartikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini meliputi mengingat kembali (recal!) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, Individu yang tahu terhadap obyek atau materi akan memberikan pernyataan seperti iya, benar, dan setuju. b) Memahami (comprehension) ‘Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan menginterpretasikan materi secara benar. Individu yang paham terhadap obyck atau materi harus dapat menjelaskan terhadap obyek yang dipelajari. c) Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip, dalam konteks atau situasi lain, 4) Analisis (anaiysis) ‘Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau obyek ke dalam Komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan terkait satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan ©) Sintesis (synthesis) Sintesis adalah kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis adalah kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. 1) Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan penilaian terhadap materi atau obyek Penilaian didasarkan pada kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan ‘tentang isi materi yang ingin diukur dari responden, Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur disesuaikan dengan tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2010) €. Pengukuran tingkat pengetahuan Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan wawancara atau kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian. B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga 1 Asuhan Keperawatan Pada Klien Katarak a. Pengkajian Keperawatan Pengkajian Keperawatan keluarga, meliputi komponen pengkajian yaitu : 1) Data Umum 2) Identitas Kepala Keluarga ‘Nama kepala keluarga, pendidikan, pekerjaan, agama, suku, alamat 3) Komposisi keluarga Komposisi keluarga terdiri dari nama, jenis kelamin, umur, hubungan kkeluarga dengan KK, pendidikan, pekerjaan, status Kesehatan dan status imunisasi dari anggota keluarga yang dibuat dalam bentuk tabel untuk memudahkan pengamatan. 4) Umur : katarak bisa terjadi pada semua umur tetapi umumnya pada usia lanjut 5) Pekerjaan : pada pekerja laboratorium atau yang berhubungan dengan bahan kimia atau terpapar radioaktifisinar-x lebih besar kemungkinan terkena penyakit katarak b. Genogram Genogram merupakan simbol-simbol yang digunakan untuk menggambarkan susunan keluarga. Data-data yang dicantumkan dalam pembuatan genogram adalah sebagai berikut: 1) Anggota keluarga yang lebih tua berada disebelah kiri 2) Umur anggota keluarga ditulis dala simbol laki-laki dan perempuan 3) Tahun dan penyebab kematian ditulis di sebelah simbol laki-laki dan perempuan 4) Paling sedikit disusun 3 generasi 5) Penyakit yang sedang diderita saat ini ditulis sebelah symbol ¢. Tipe Keluarga Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut 4 Latar belakang kebudayaan Dalam latar belakang kebudayaan yang perlu dikaji dari keluarga adalah asal suku bangsa keluarga dan kebudayaan suku bangsa tersebut yang terkait dengan keschatan, tempat tinggal keluarga, kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya, pendidikan, kebiasaan diet dan berbusana, dan penggunaan bahasa sehari-hari ¢. Agama dan kepercayaan Yang perlu dikaji adalah agama dan kepercayaan yang dianut, nilai-nilai keagamaan dan keaktifan keluarga tersebut dalam kegiatan keagamaan yang dianut atau organisasi keagamaan lain. £ Status sosial ekonomi Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan keluarga (baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya) dan kebutuhan- kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga g. Kegiatan waktu luang/rekreasi Rekreasi keluarga tidak hanya untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menontonT'V dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi. h. Kebiasaan hidup sehari-hari i. Yang harus dikaji adalah kebiasaan keluarga dalam kehidupan sehari-hari 2. Riwayat Kesehatan Keluarga a. Tahap perkembangan keluarga saat ini ‘Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi ‘Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi. ©. Riwayat keluarga inti Menjelaskan mengenai riwayat Kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit Keturunan, riwayat keschatan masing-masing anggota keluarga, perhatian tethadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta penglaman- pengalaman terhadap pelayanan kesehatan. Katarak Konginetal ini dapat diderita oleh bayi yang ibunya saat hamil terkena penyakit rubella, diabetes mellitus, dan galaktosemia (Istiqomah, 2012) d. Riwayat keluarga sebelumnya Disini diuraikan riwayat keluarga baik dari pihak suami maupun dari pihak istri sebelum membentuk keluarga sampai saat ini, Katarak bisa terjadi saat ibu yang sedang hamil mengalami penyakit seperti rubella dan hal tersebut bisa mengakibatkan bayi yang saat dilahirkan menderita katarak konginetal. (Wijaya, 2013) 3. Data Lingkungan a. Karakteristik rumah Karakteristik rumah diidentifikasikan dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah Tuangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga, sarana pembuangan limbah atau tempat sampah dan sarana MCK, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah, privasi anggota keluarga. (Tamsuri,2012). Penataan perabot rumah tangga yang tidak t eratur, penerangan atau pencahayaan yang kurang, keadaan licin merupakan faktor yang meningkatkan resiko cidera Karena pada penderita katarak mengalami penurunan persepsi sensori . Karakteristik tetangga dan komunitas Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat meliputi perkotaan, pedesaan, industri, agraris, kondisi dan keamanan jalan yang digunakan, karakteristik etnik dan kelas sosial, kepadatan populasi, kebiasaan atau aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi Kesehatan, pekerjaan masyarakat umumnya, ketersediaan pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas rekreasi, fasilitas transportasi umum, keamanan lingkungan ©. Mobilitas geografis keluarga Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat 4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga berinteraksi dengan masyarakat. €. Sistem pendukung keluarga Pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas- fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang Kesehatan (asuransi kesehatan). Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota Keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat sctempat 4. Struktur keluarga a. Pola komunikasi keluarga Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga, siapa pengambil keputusan utama, dan bagaimana peran anggota keluarga dalam — menciptakan komunikasi. peru dijelaskan pula hal-hal yang mempengaruhi komunikasi keluarga. . Struktur kekuatan keluarga Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku. Perlu dikaji siapa pengambil keputusan dalam keluarga, bagaimana cara keluarga membuat keputusan ¢. Struktur peran Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal Peran formal mis. Ayah, ibu, suami, istri, anak, nenek, kakek, dil Peran informal mis.: pendorong, penyelaras, inisiator, negosiator, penghalang, dil d. Nilai dan norma keluarga Meliputi data tentang nilai dan norma yang dianut keluarga, Perludikaji kesesuaian nilai yg dianut keluarga dengan masyarakat, kesesuaian nilai anggota keluarga dengan nilai yg dianut keluarga, nilai-nilai keluarga yang mempengaruhi keschatan 5. Fungsi Pokok Keluarga a Fungsi afektif Gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan pada keluarga dan keluarga mengembangkan sikap saling menghargai b. Fungsi sosialisasi Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga; bagaimana membesarkan anak dalam hal belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku yang berlaku di keluarga dan masyarakat; siapa yang bertanggungjawab untuk membesarkan anak; adakah budaya-budaya yang mempengaruhi pola pengasuhan ada masalah dalam ‘memberikan pola pengasuhan cc. Fungsi perawatan kesebatan ‘Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauhmana pengetahuan keluarga mengenai konsep sehat-sakit. Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan keschatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga: 1) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah Kesehatan, yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga mengetahui mengenai fakta- fakta dari masalah katarak yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah. 2) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan katarak yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah a) Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah b) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga. ©) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami, 4) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan penyakit. ©) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan, ) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada. #) Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan. h) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam ‘mengatasi masalah, 3) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, yang perlu dikaji adalah a) Sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi, prognosa dan cara perawatannya), b) Scjauhmana keluarga mengetahui tentang sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan, ©) Sejauhmana Keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan. 4) Scjauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggungjawab, sumber keuangan/finansial, fasilitas fisik, psikososial). ) Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit. 4) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat, hal yang perlu dikaji adalah ) Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga yang dimiliki. b) Sejauhmana keluarga melihat keuntungan/manfaat _pemeliharaan lingkungan. ) Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya hygiene sanitasi 4) Sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit ) Sejauhmana sikap pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi ) Sejauhma na kekompakan antara anggota keluarga, 5) Untuk mengetahui_sejauhmana kemampuan —keluarga—- menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarajat, hal yang perlu dikaji adalah ) Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan. ) Sejauhmana keluarga memahami keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan, ©) Sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas kesehatan, 4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang Kurang baik terhadap petugas kesehatan, ©) Apakah fasilitas keschatan yang ada terjangkau oleh keluarga, bila tidak apa penyebabnya d. Fungsi reproduksi Fungsi reproduksi keluarga berapa jumlah anak, bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga. ©. Fungsi ekonomi Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan, sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga. 6. Stress dan koping keluarga a. Stressor jangka panjang dan pendek Stressor jangka pendek yaitu stressor yang memerlukan penyelesaian dalam waktu +6 bulan. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan . Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi stressor Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi/stressor ¢. Strategi koping yang digunakan Strategi apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan (strategi koping keluarga internal dan eksternal) d. Strategi adaptasi disfungsional €. Dijelaskan mengenai perilaku keluarga yang tidak adaptif untuk menghadapi permasalahan 7. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di Klinik. Pemeriksaan fisik dilakukan secara head to toe dengan memeriksa seluruh anggota keluarga. Askep pemeriksaan fisik meliputi : a. Keadaan Umum Kesadaran : compos mentis, apatis, somnolen, sopor, semi koma, dan koma b. Tanda-tanda vital 1) Tekanan darah : tekanan darah biasanya sesuai dengan adanya penyakit penyulit seperti hipertensi 2) Suhu tubuh : peningkatan suhu biasanya terjadi pada sore dan malam hari c. Respiration rate : frekuensi napas meningkat apabila disertai sesak napas 3) Heart rate ; denyut nadi biasanya meningkat seirama dengan peningkatan suhu tubuh ¢. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe) 1) Kepala : Kaji bentuk kepala dan bentuk wajah, keadaan dan distibusi rambut, keadaan kulit kepala adakah psoriasis. Tanyakan apakah klien mengalami riwayat sakit kepala 2) Wajah : kaji bentuk wajah, simetris, pada ekspresi wajah klien sering meringis, menangis, merintih 3) Mata : dengan pelebaran pupil, ditemukan gambaran kekeruhan lensa (berkas putih) pada Jensa, keluhan terdapat di plopia, pandangan berkabut dan penurunan fungsi penglihatan, terjadi peningkatan TIO dan mengakibatkan mata agak kemerahan (Tamsuri, 2011) 4) Hidung : Kaji bentuk, inflamasi, nyeri tekan, kebersihan hidung, lendir hidung/sekret hidung, adakah pernapasan cuping hidung 5) Telinga : Kaji apakah ada gangguan pendengaran (tuli) 6) Mulut : Kaji apakah klien memakai gigi palsu atau retsiner dan apakah keduanya nyaman dipakai, Tentukan apakah Klien mengalami perubahan nafsu makan atau berat badan, adakah lesi atau sariawan pada mulut 8. Harapan Keluarga Pada akhir pengkajian perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi (Muhlisin, 2012) 9. Analisa Data Pada analisa data, kegiatan yang dilakukan yaitu menetapkan masalah kesehatan keluarga yang diangkat dari lima tugas keluarga, yaitu : (Dion, 2013) No Data fokus / symptom Etiologi Masalah 1 [DS Ketidakmampuan | Defiensi pengetahuan | 1. Mengenal masalah kesehatan keluarga | keluarga terkait kondisi klinis dengan gangguan | mengenal penglihatan katarak 2. Edukasi Kesehatan tentang perubahan tajam penglihatan 3. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit DO: 1. Proses berpikir terganggu 2 [Ds Ketidaktahuan | Koping Keluarga tidak 1. Memutuskan tindakan yang tepat keluarga dalam | efektif 2. Memanféatkan Faskes yang ada memanfaatkan DO pelayanan 1. Proses berpikir terganggu | keschatan yang 2. Berfokus pada diri sendiri ada 3. Kepeduliaan kepada anggota keluarga {3 [Ds: ketidakmampuan | Resike Cidera 1. Kondisi klinis terkait gangguan kkeluarga dalam penglihatan memodifikasi | 2. Memodifikasilingkungan lingkungan 3. Mempertahankan suasana rumah schat DO 1. Pola pikir keluarga 2. Perubahan lingkungan yang schat dan ‘aman untuk penderita gangguan penglihatan 3._Kepedulian anggota keluarga Tabel Skala Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan Keluarga Kriteria Bobo 1) Sifatmasalah = OO 1 ‘Skala : Ancaman kesehatan ‘Tidak/kurang sehat Krisis 1 wr 2) Kemungkinan masalah dapat di ubah 2 Skala : Dengan mudah 2 Hanya sebagian 1 Tidak dapat 0 3) Potensi masalah untuk dicegah 1 Skala : Tinggi 3 Cukup 2 Rendah 1 4) Menonjolnya masalah 1 Skala : Masalah berat harus ditangani 2 Masalah tidak pertu segera ditangani : Masalah tidak dirasakan Skoring. - 1. Tentukan skor setiap kriteria 2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan bobot Skor____ Bobot Ang ka tertinggi 3. Jumlah skor untuk semua kriteria, dengan skor tertinggi adalah 5, sama dengan seluruh bobot (Ali,2009). 10. Diagnosa Keperawatan Keluarga Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan (problemvP) yang berkenaan pada individu dalam keluarga yang sakit berhubungan dengan etiologi (E) yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga. (Mublisin, 2012), Diagnosa yang mungkin muncul i Koping keluarga tak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit Ansietas tentang kejadian operasi pada keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan tiap anggota keluarganya Gangguan citra tubuh berhubungan dengan keluarga tidak mampu mengenal masalah kesehatan tiap anggota keluarganya Risiko cidera yang berhubungan dengan keluarga yang tidak mampu mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan Kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga, (Dion, 2013) Perencanaan Keperawatan Keluarga Setelah merumuskan Diagnosa Keperawatan, maka tahap selanjutnya adalah perencanaan tahap ini merupakan bagian dari fase pengorganisasian dalam proses keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan perawatan, penetapan standart dan kriteria serta mennetukan perencanaan untuk mengatasi masalah keluarga (Setiadi,2008) a Diagnosa 1: Koping keluarga tak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga ‘memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit ‘Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan berupa 3 x kunjungan rumah, diharapkan koping keluarga terselesaikan. Kriteria Hasil 1) Semaksimal mungkin, anggota keluarga berpartisipasi dalam perawatan pasien tanpa adanya peningkatan konflik 2) Pasien menyatakan merasa percaya diri dengan kemampuannya untuk membuat Keputusan, walaupun ada tekanan dari anggota keluarga, Pasien menghubungi sumber- sumber dukungan yang tepat selain keluarga. Pasien menjalankan langkab-langkah untuk menjamin bahwa perawatan yang dibutuhkan terpenuhi walaupun keluarga gagal memenuhinya, Pasien menyatakan pemahamannya tentang keterbatasan emosi anggota ‘keluarga (Cynthia,2010) Intervensi 1) Dorong anggota keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan pasien Rasional : Pertahankan objektivitas ketika menghadapi konflik keluarga. Jangan terlibat dalam dinamika disfungsional keluarga bila pasien dan anggota keluarga terlihat tidak mampu melakukan langkah- langkah pemulihan hubungan mereka, fokuskan pada peran perawat sebagai advokat pasien 2) Tegaskan kembali hak pasien untuk menentukan keputusannya sendiri tanpa campur tangan dari anggota keluarga Rasional : Agar pasien dapat mandiri dalam memelihara kesehatannya sendiri 3) Berikan informasi yang diperlukan kepada pasien untuk memfasilitasi pengambilan keputusan Rasional : Dengan adanya informasi keluarga dapat mengambil keputusan yang tepat 4) Dorong pasien untuk mencari dukungan emosional yang tidak dapat diberikan oleh anggota keluarganya dengan berpartisipasi dalam kelompok pendukung. Rasional : Partisipasi dalam kelompok pendukung. memungkinkan pasien membentuk hubungan yang berarti 5) Bantu pasien memilih kelompok pendukung yang paling baik dalam memenuhi kebutuhan dan harapannya Rasional : Partisipasi dalam kelompok pendukung memungkinkan pasien membentuk bubungan yang berarti 6) Rujuk pasien pada lembaga pelayanan kesehatan dirumah, layanan pembantu rumah tanga, Meals on wheels, atau Iembaga lain yang tepat Rasional : Penggunaan layanan komumitas yang beragam dapat membantu menunjang kemampuan keluarga yang kurang adekuat dalam memberikan perawatan pada pasien 7) Dengarkan secara terbuka keluhan pasien tentang konflik yang tidak tersclesaikan dengan anggota keluarga. Pasien dapat merasa berduka dengan kenyataan bahwa ia tidak akan pernah memiliki keluarga “ideal” yang dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan emosionalnya Rasional : Mendengar secara terapeutik dapat membantu pasien memahami secara lebih baik tentang diri dan keluarganya serta memahami bagaimana konflik masa lalu memengaruhi perilakunya Kriteria So Bobot 1) Sifatmasalah =————i—sSSSSCS™S 1 Skala : Tidak/kurang sehat 3 2) Kemungkinan masalah dapat di ubah 2 Skala : Hanya sebagian 1 3) Potensi masalah untuk dicegah 1 Skala : Cukup 2 4) Menonjoinya masalah 1 Skala : Masalah tidak perlu segera ditangani 1 Diagnosa 2: Ansietas tentang kejadian operasi pada keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah keschatan tiap anggota keluarganya Tujuan : Tidak terjadi kecemasan Kriteria hasil : 1) Klien mengungkapkan kecemasan hilang atau minimal 2) Klien berpartsipasi dalam persiapan operasi Intervensi 1) Kaji derajat kecemasan, faktor yang menyebabkan kecemasan, tingkat pengetahuan, dan ketakutan klien akan penyakit Rasional : Umumnya faktor yang menyebabkan kecemasan adalah kurangnya pengetahuan dan ancaman aktual terhadap diri 2) Jelaskan pada Klien dan keluarga gambaran kejadian pre dan pasca operasi, manfaat operasi,dan sikap yang harus dilakukan klien selama masa operasi Rasional : Meningkatkan pemahaman tentang gambaran operasi untuk menurunkan ansiectas 3) Beri dukungan psikologis pada keluarga Rasional : Dukungan psikologis dapat berupa penguatan tentang kondisi klien 4) Berikan kesempatan pada Klien untuk bertanya tentang penyakitaya Rasional : Menimbulkan rasa aman dan perhatian bagi klien 5) Beri informasi pada keluarga tentang penyakit yang dialami oleh klien yang berhubungan dengan kebutaan Rasional : Mengorientasikan kemungkinan realistik sebagai konsekuensi penyakit dan ‘menunjukkan realitas. (Tamsuri, 2011) Kriteria Bobot 1) Sifatmasalah—SS—~—S—S a Skala : Tidak/kurang sehat 3 2) Kemungkinan masalah dapat di ubah 2 Skala : Hanya sebagian 1 3) Potensi masalah untuk dicegah 1 Skala: Cukup 2 4) Menonjolnya masalah 1 Skala : Masalah tidak perlu segera ditangani 1 Diagnosa 3: Gangguan citra tubuh berhubungan dengan keluarga tidak mampu ‘mengenal masalah keschatan tiap anggota keluarganya Tujuan : Keluarga dapat membantu dalam meningkatkan kepercayaan diri kien Kriteria hasil : 1) Citra tubuh positit 2) Mampu mengidentifikasi kekuatan personal 3) Mendiskripsikan secara faktual perubahan fungsi tubuh 4) Mempertahankan interaksi sosial Intervensi 1) Kaji secara verbal dan non verbal respon klien terhadap tubuhnya Rasional : Untuk mengetahui scberapa besar klien mampu menerima keadaan dirinya 2) Bantu keluarga untuk mengenalitindakan yang akan meningkatkan penampilannya Rasional : Untuk meningkatkan percaya diri klien 3) Jelaskan pada keluarga tentang gangguan citra tubuh yang terjadi pada pasien, Rasional : Untuk menambah pengetahuan keluarga 4) Anjurkan keluarga menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pasien dirumab. Rasional : untuk memudahkan pasien dalam pemenuhan kebutubannya 5) Bantu keluarga dalam memfasilitasi kontak dengan individu lain dalam kelompok kecil Rasional : Untuk mengetahui kekuatan pribadi klien 6) Berikan pujian atas keberhasilan pasien Rasional : meningkatkankan kepercayaan diri pasien Kriteria Bobot 1) Sifatmaslah =———(—i‘“‘“‘s™S™S*™*™”™”!OC*SSOCOSOS™C™S™S™OCOCC Skala : Tidak/kurang sehat 3 2) Kemungkinan masalah dapat di ubah 2 Skala : Hanya sebagian 1 3) Potensi masalah untuk dicegah 1 Skala : Cukup 2 4) Menonjoinya masalah 1 Skala : Masalah tidak perlu segera ditangani 7 Diagnosa 4 : Risiko cidera yang berhubungan dengan keluarga yang tidak mampu ‘mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan Kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga Tujuan ; Setelah dilakukan perawata/kunjungan selama 3 x dalam 1 minggu keluarga dapat mengenal tentang katarak Kriteria hasil : 1) Klien menyebutkan faktor yang menyebabkan cedera 2) Klien tidak melakukan aktivitas yang meningkatkan resiko cidera Intervensi : 1) Observasi faktor-faktor yang dapat berkontribusi terhadap cedera Rasional : untuk meningkatkan Kesadaran pasien, anggota Keluarga, dan pemberi asuhan, 2) Orientasikan pasien pada lingkungan. Kaji kemampuan pasien untuk menggunakan bel pangeil, penghalang sisi tempat tidur, dan mengendalikan pengaturan posisi Rasional : Tindakan tersebut akan membantu pasien melakukan koping terhadap keadaan sekitar yang tidak familier 3) Ajarkan keluarga tentang perlunya penerangan yang aman, sarankan pasien untuk memakai kacamata Rasional : untuk mengurangi silau 4) Sarankan keluarga untuk menggunakan perabot rumah tangea dengan wama yang kontras Rasional : Tindakan tersebut akan meningkatkan diskriminasi visual 5) Ajarkan pasien dengan gaya berjalan yang tidak stabil tentang penggunaan peralatan adaptif Rasional : Untuk menurunkan potensial cedera 6) Berikan pendidikan tambahan kepada keluarga bila diperlukan. Topik yang ‘memungkinkan dapat meliputi keamanan dirumah, berkendaraan, dan pejalan kaki. Rasional : Pendidikan Kesehatan dapat membantu pasien dan keluarga mengambil langkah untuk mencegah cidera. (Taylor, 2011) Kriteria Bobot 1) Sifat masalah ae T Skala : Ancaman kesehatan 2 2) Kemungkinan masalah dapat di ubah 2 Skala : Hanya sebagian 1 3) Potensi masalah untuk dicegah 1 Skala: Rendah 1 4) Menonjoinya masalah 1 Skala : Masalah tidak perlu segera ditangani 1 12implementasi Implementasi adalah melaksanakan tindakan keperawatan yang sudah dientukan sebelumnya. Dalam melaksanakan tindakan keperawatan perawat seharusnya tidak boleh bekerja sendiri dan melibatkan keluarga serta disiplin ilmu lain. (Dion, 2013) 13. Evaluasi Evaluasi bertujuan untuk melihat kemampuan keluarga dalam mencapai tujian. Terdapat dua jenis evaluasi dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, yaitu evaluasi formatif dan sumatif. (Dion, 2013) DAFTAR PUSTAKA Achjar, Komang Ayu Henny. (2010). Asuhan Keperawatan Keluarga : Bagi Mahasiswa Keperawatan dan Praktisi Perawat Puskesmas, Jakarta : Sagung Seto Ali, Zaidin. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC Billota, Kimberly. (2014). Kapita Selekta Penyakit dengan Implikasi Keperawatan Edisi 2. Jakarta : EGC Brunner & Suddarth, (2015). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : EGC Cynthia MTaylor, (2010). Diagnosis Keperawatan dengan Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 10.Sakarta EGC Depkes RI, (2013). Riset kesehatan dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RL Dion Yohanes, (2013). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Praktik, Nuha Medika : Yogyakarta Friedman, Marilyn M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori dan Praktik Edisi 5. Jakarta: EGC (2014). Keperawatan Keluarga : Riset, Teori dan Praktik Edisi 5. Jakarta: EGC Harnilawati, (2013). Konsep dan Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan : Pustaka As Salam Indonesia. KEMENKES RL (2014), Situasi gangguan penglihatan dan kebutaan, Pusat Data dan Informasi (Infodatin) Kementerian Kesehatan RI. Inwan. (2016). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Yogyakarta : Deepublish Mublisin,Abi (2012). Keperawatan Keluarga, Gosyen Publising : Yogyakarta Rahmadani M. (2018). Pengaruh terapi psikoedukasi terhadap motivasi untuk operasi katarak pada klien katarak di wilayah kerja Puskesmas Semboro Kabupaten Jember. Jember, Universitas Jember. Setiadi. (2008). Konsep & keperawatan keluarga. Yogyakarta : Graha ilmu ‘Tamsuri, Anas,, (2011). Klien Gangguan Mata & Penglihatan : Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGC Wijaya, A.S. & Putri, Yessie M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha ‘Medika Widyanto, Faisalando Candra. (2014). Keperawatan Komunitas dengan Pendekatan Praktis. ‘Yogyakarta : Nuha Medika PRE PLANNING PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA, NY. S DENGAN GANGGUAN TAJAM PENGLIHATAN (KATARAK) DIJL. BARITO I, RTI RW VI, KEL. MANGUN DIKARAN KEC. NGANJUK, A. Latar belakang Pengkajian adalah sckumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan memakai norma-norma kesehatan keluarga ‘maupun sosial, yang merupakan sistem yang terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya, Dasar pemikiran dari pengkajian adalah suatu perbandingan, suatu ukuran atau suatu penilaian mengenai keadaan keluarga dengan menggunakan norma- norma yang diambil dari kepercayaan, nilai-nilai, prinsip-prinsip, aturan-aturan dan harapan-harapan, teori, konsep yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi oleh keluarga. Pengkajian merupakan tahap pertama dari proses keperawatan yang merupakan Jangkah awal untuk mengetahui masalah keperawatan apa saja yang ditemukan pada keluarga. Dalam pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara, pengamatan, studi dokumentasi dan pemeriksaan fisik. Pengkajian ini meliputi beberapa aspek yang hharus dikaji antara lain data umum, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga, pemeriksaan fisik, dan harapan keluarga, Untuk mengetahui masalah keperawatan yang ada pada keluarga Ny. S maka diperlukan pengkajian sebagai pedoman tindakan yang akan dilakukan pada keluarga. Berdasarkan hasil observasi dari angket, keluarga Ny. $ merupakan keluarga dengan masalah keluarga Ny. S merupakan keluarga dengan usia lanjut, yang mempunyai masalah Kesehatan yang komplek B. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mendapatkan data Keluarga Ny. S dengan masalah sistem penglihatan 2. Tujuan Khusus a, Mengetahui data umum Ny. S. b. Mengetahui riwayat dan tahap perkembangan Keluarga Ny. S ¢. Mengetahui lingkungan dan struktur keluarga Ny. S. 4. Mengetahui fungsi, stress dan koping Keluarga Ny. S ©. Melakukan pemeriksaan fisik pada Keluarga Ny. S 3. Target Keluarga Ny. S Metode pelaksanaan 4. Metode Pelaksanaan ‘Wawancara & pemeriksaan fisik 5. Media dan alat Alat tulis & instrument pengkajian 6. Strategi Pelaksanaan Hari / Tanggal : Jum’at, 03 Juni 2022 Waktu : 08.00 WIB Tempat : Rumah Keluarga Ny. $ Topik Perkenalan, pengkajian, intervensi No] Waktu Kegiatan Kegiatan peserta T menit | Pembukean dan perKenalan Mexjawab salam, a. Member slam dan menjelaskan | mendengarkan dan tujuan smemperhatikan b. Keluarga Ny. $ memberikan tanggepan ata kedatangan mahasiswa 2 30menit | Pengkajian dan intervensi Memperhatikan dan a Mshasiswa melakukan smenangeapi ‘wawancara/ pengkajiantetang data yang diperlukan b. Keluarga Ny. § bersedia untuk dilakukan pengkajian! © Mahasiswa melakuken perumusan masalah 4 Mahasiswa metakakan intervensi secara bersama-sama, ©. Keluarge Ny. § memberikan tangeapan atasintervensi dari mahasiswa 3 Fmenit | Evaluast Memperhatikan dan a Keluarga Ny. $ merespon smerespon kedatangan mahasiswa dengan baik b. Mahasiswa dapat menetakan ‘masala keperawatan pada | Keluarga Ny. $ € Mahasiswa melakukan intervensi Keluerga Ny. $ a ‘Smenit | Penutup ‘Merespon | & Mengakciri perkenalan b. — Membuat janji untuk melakukan pelaksanaan dri tindakan keperawatan 7. Setting Tempat Keterangan : A:Ny.$ B : Mahasiswa C: Keluarga Ny. S 8. Evaluasi 1) Evaluasi struktur : a) Menyiapkan pre planning b) Kontrak waktu, tempat, dan topik ©) Menyiapkan istrumen pengkajian & alat tulis 2) Evaluasi proses a) Keluarga Ny. S menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati b) Keluarga Ny. S kooperatif tehadap pemnyataan yang diajukan untuk melengkapi data ©) Wawancara berjalan dengan lancar 4) Mahasiswa dapat pengkajian dengan baik 3) Evaluasi hasil ) Mahasiswa mampu menyebutkan maksud dan tujuan b) Mahasiswa mampu berinteraksi dan mampu melakukan pengkajian pada Keluarga Ny. S Warga Mahasiswa Profesi Ners RT1RW VI Kel. Mangun Dikaran, STIKes Satria Bhakti, ‘Nganjuk sbi ‘_ =e Keluarga Ny. S MOH KHOIRUL ANAM ‘NIM 202014201005B. Mengetahui, Dosen Pembimbing Departemen Keperawatan Keluarga Progam Studi Ners STIKes Satria Bhakti, Nganjuk aus Ns. LEXY OKTORA WILDA, M.Kep. ‘NIDN. 0714107801 PRE PLANNING PELAKSANAAN IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. S DENGAN GANGGUAN TAJAM PENGLIHATAN (KATARAK) DIJL. BARITO L, RTI RW VI, KEL. MANGUN DIKARAN, KEC. NGANJUK A. Latar belakang Implementasi merupakan langkah kedua dari tahap proses keperawatan. Implementasi inilah yang menentukan apakah masalah dalam Keluarga akan dapat tersclesaikan atau tidak. Dalam menentukan implementasi disesuaikan dengan masalah keperawatan yang muncul dan intervensi yang telah ditetapkan. Katarak merupakan kondisi dimana terjadi kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya. Pada umumnya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Kekeruhan lensa mengakibatkan lensa tidak transparan, sehingga pupil berwarna putih atau abu-abu. Pada mata tampak kekeruhan lensa dalam berbagai bentuk dan tingkat, atau berbagai Jokalisasi di lensa sepert di kortek dan nukleus. Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 03 Juni 2022 jam 08,00 WIB pada Keluarga Ny. S, didapatkan data bahwa Ny. S mengalami gangguan sistem penglihatan dan beliau tidak tahu kalau menderita Katarak. Keluhan yang dirasakan penglihatan yang buram. Karena tidak mengetahui kalau menderita katarak, maka kkeluarga Klien belum tahu upaya yang akan dilakukan untuk menangani Katarak Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan masalah keperawatan pada Keluarga Ny. S adalah kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan/mengingat, keterbatasan kognitif. Dengan adanya masalah tersebut diatas maka perlu dilakukan tindakan keperawatan berupa pendidikan kesehatan tentang masalah sistem gangguan penglihatan katarak ‘agar keluarga Klien bisa mengambil keputusan dan tidak terjadi komplikasi yang tidak diharapkan, B. Tujuan 1. Umum Setelah dilakukan tindakan keperawatan berupa pendidikan keschatan tentang ‘masalah sistem gangguan penglihatan katarak, keluarga klien bisa mengambil keputusan dan tidak terjadi komplikasi 2. Khusus a. Keluarga klien mampu mengenal masalah Katarak b. Keluarga Klien mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah Katarak. ¢. Keluarga Klien mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan terdekat untuk mengatasi masalah Katarak. Target : Keluarga klien Ny. S Media dan alat : Alat tulis, leaflet & instrument askep Strategi Pelaksanaan Hari / Tanggal : Jum’at, 10 Juni 2022 Waktu : 16.00 WIB Tempat : Rumah Keluarga Ny. $ away Metode pelaksanaan : Ceramah, tanya jawab, wawancara & pemeriksaan fisik Topik Pendidikan kesehatan tentang masalah sistem gangguan penglihatan katarak No] Waku Kegiatan Kegiatan peserta T | Smenit | Pra inter | a. Menyampaikan salam b. Mengulangi kontrak yang telah Aisepakai ¢. Menjelaskan maksud dan tujuan Menjawab salam, ‘mendengarkan dan memperhatikan | twat Sots eg ate ik Pengertan, penyebsb, tanda dan wr toe, poe | », Memberikan kesempatan Klien | ‘untuk bertanya, | c. Menjelaskan kembali hal-hal yang | belum dimengerti 4. Menanyakan kembalihal-hel yang i | ‘e. Memberikan reinforcemant positif | atas jawaban klien yang benar f Menanyakan kembalihal-hal yang telah didiskuskan Memperhatikan dan ‘merespon 3 Dment | Temminasi ‘Merespon | a Memberikan —pujian dan | ‘mengucapkan terima kasih b. Kontrak kembali untuk hari berikutnya, 7. Setting Tempat [<] B | |p Keterangan : ‘A: Mahasiswa B:Ny.S C: Keluarga Ny. S D: Kader RTIRW6 8. Evaluasi 1) Evaluasi struktur : a) Menyiapkan pre planning ) Kontrak waktu, tempat, dan topik ©) Menyiapkan media dan alat 2) Evaluasi proses a) Keluarga Ny. S menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati b) Keluarga Ny. S kooperatif dan memperhatikan terhadap materi yang disampaikan ©) Wawancara berjalan dengan lancar d) Mahasiswa dapat melakukan implementasi dengan baik 3) Evaluasi hasil a) Mahasiswa mampu menyebutkan maksud dan tujuan ) Mahasiswa mampu berinteraksi dan mampu melakukan implementasi pada Keluarga Ny. S ©) Keluarga Ny. S mampu menyebutkan pelayanan kesehatan yang terdekat Warga Mahasiswa Profesi Ners RTI RW VIKel. Mangun Dikaran, STIKes Satria Bhakti, Nganjuk Neganjuk Za ga Ny. S MOH KHOIRUL ANAM NIM 202014201005B Mengetahui, Dosen Pembimbing Departemen Keperawatan Keluarga Progam Studi Ners STIKes Satria Bhakti, Nganjuk ty $ Al Ns. LEXY OKTORA WILDA, M.Kep. NIDN. 0714107801 PRE PLANNING EVALUASI EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA, NY. S DENGAN GANGGUAN TAJAM PENGLIHATAN (KATARAK) DIJL. BARITO I, RTI RW VI, KEL. MANGUN DIKARAN KEC. NGANJUK A. Latar belakang Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dan merupakan bagian dari setiap tahap proses keperawatan. Evaluasi atau penilaian merupakan tahap yang ‘menentukan apakah tujuan tercapai. Hasil asuhan keperawatan atau evaluasi ini dapat diukur dari 3 dimensi yaitu keadaan fisik, psikologis dan sikap, pengetahuan dan perubahan perilaku, Sedangkan tolok ukur yang dipergunakan dalam evaluasi meliputi kkriteria keberhasilan, standar keperawatan dan perubahan perilaku, Untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan, bisa dilaksanakan dengan mengadakan hububgan dengan Klien berdasarkan respon yang disesuaikan dengan kriteria dan standar evaluasi Implementasi yang telah dilakukan pada tanggal 10 Juni 2022 pada keluarga Ny. $ untuk mengatasi diagnosa keperawatan kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan/mengingat, keterbatasan kognitif, Seteleh diberikan pendidikan keschatan pada keluarga Ny. $ pada tanggal 10 Juni 2022 tentang Katarak maka untuk mengetahui keberhasilan dari implementasi yang telah diberikan pada keluarga Ny. S khususnya mengenai peningkatan pengetahuan, maka diperlukan evaluasi atau penilaian untuk mengetahui keberhasilan dari tujuan, B. Tujuan 1 Umum Setelah dilakukan tindakan keperawatan berupa pendidikan kesehatan tentang masalah sistem gangguan penglihatan katarak, keluarga Klien bisa mengambil keputusan dan tidak terjadi komplikasi 2. Khusus Setelah dilakukan tindakan evaluasi selama 30 menit akan didapatkan data tentang kemampuan keluarga dalam : a) Mengenal masalah Katarak b) Memutuskan masalah yang berhubungan dengan Katarak ©) Menggunakan fasilitas kesehatan untuk mengatasi masalah Hipertensi 3. Sasaran dan Target : Keluarga dan Ny. S 4. Metode pelaksanaan : Wawancara & observasi 5. Media dan alat: lat tulis 6. Strategi Pelaksanaan Hari /Tanggal : Jum’at, 16.00 WIB Waktu Tempat Rumah 10 Juni 2022 Keluarga Ny. S No Waktu Kegiatan Kegiatan peserta T ment ra interakst 4, Menyampaikan salam ’. Mengulangi kontrak yang telah Aisepakati . Menjelaskan maksud dan tujuan 4. Memberikan reinforcemem posit Menjawab salam, mendengarkan dan memperhatikan 30 menit Tnteraksi & Menanyakan kembali materi yang telah disampaikan sebelumnya ', Memberikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya . Menjelaskan kembali hal yang, betum dimengerti 4. Memberikan reinforcement positit tas jawaban yang benar . Memberi kesempatan keluarga | untuk berfikir dalam mengambil | keputusan untuk melakukan upaye tindakan operasi £. Momberikan reinforcement positit atas keputusan |g: Melakakan observasityjuan untuc | mengetahui kemampuan, ‘memodifikas’lingkungan dan ‘menggunakan fasilitas keschatan yang ada ‘Memperbatikan dan ‘menanggapi . Memberikan pujian b. Mengakhiri kontrak dengan keluarga ©. Salam penutup. Merespon 7. Setting Tempat c Keterangan : ‘A: Mahasiswa B:Ny.S C: Keluarga Ny. S D: Kader RTIRW6 Evaluasi 1) Evaluasi struktur a) Menyiapkan pre planning b) Kontrak waktu, tempat, dan topik ©) Menyiapkan media dan alat 2) Evaluasi proses : a) Keluarga Ny. S menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati b) Keluarga Ny. S kooperatif terhadap pertanyaan yang diberikan ¢) Keluarga Ny. S aktif bertanya terhadap hal yang masih Iupa atau belum diketahui 4) Tanya jawab berlangsung dengan lancar ¢) Mahasiswa dapat melakukan evaluasi sesuai tujuan yang akan dicapai 3) Evaluasi hasil a) Keluarga Ny. $ dapat menyebutkan kembali pengertian, penyebab, dan tanda gejala katarak b) Keluarga Ny. S menyatakan setuju untuk mengatasi masalah Katarak di instansi kesehatan terdekat ©) Keluarga Ny. S mampu menyebutkan pelayanan kesehatan yang terdekat. 4) Hasil observasi diketahui adanya perubahan perilaku dalam mengatasi ‘Katarak ©) Hasil dalam modifikasi lingkungan yaitu dengan menjauhkn lantai dari licin, memberi penerangan rumah yang terang Warga Mahasiswa Profesi Ners RTIRW VI Kel. Mangun Dikaran, STIKes Satria Bhakti, Nganjuk ‘Neganjuk Keluarga Ny. $ ‘MOH KHOIRUL ANAM NIM 20201420100SB Mengetahui, Dosen Pembimbing Departemen Keperawatan Keluarga Progam Studi Ners STikes Satria Bhakti, Nganjuk sai Ns. LEXY OKTORA WILDA, M.Kep. NIDN. 0714107801 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SATRIA BHAKTI NGANJUK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS JL. PANGLIMA SUDIRMAN VI NGANJUK TELP./FAX. (0358-326110) FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA I. DATA DEMOGRAFI A. Struktur Ketuarga Nama KK Ny. S Umur th. seine: Pdr Pendidikan = ‘gq. /Cedbroro% - Pekerjaan MRT. Sukubangsa = Jomo, 70. B. Daftar Anggota Keluarga Timur Kead fk ] No] Nem Tye | Be | agima | rene | ras [ Satr| sat | xe n [MS A en stam. So | mrr. + lee PY. £0. 2. | Ay ag | | | 53, 7%) Klom | stra |smof, v | a. YY lv | $y) 40% | selon | cera cwecfel v y lm @. | Be nok | yelam | serq paar, Vv Sa] leo.|Cucy.| “fom.| serg |euetl y Genogram TTS kere CANGAN: tT | 1 CI wp Loki Goh I t > Wlertitines ken ' Yong, so hre t O- Perem poan / Sosoran | Z~ askee pg hoorge | > Meninggat ' | > ke furvnon --— ———_ 2 -Guns porarkehey tego Rolan, T Gumoh. C. Data Ekonomi 4 Penghaslan saat pebulan: 1.

Rp.1000.000 . Apakah keluarge menabung Oy Tidak TL. LINGKUNGAN FISIK ‘A. Perumahan Status Kepemilian: 1 Sena, 2. Numpang & Mitte seaie . Tipe Rumah GG Pennanen 2. SemiPermanen, 3, Tidak Permanen Lanta 1 Tanah 2. Papan 2, Tegel G. Semen 4. Ada jendela di setiap kamar rumah @ Xa 2 Tidak ka Ya, apakah dibuka tip har aw 2 Tidak £ Pencahayaan dalam rumah di siang hati 2 bherope G -Terang “Arges (3 Ringe remang 3. Gelap. 5 Jarakrumah dengan ttangen 1. Bersata CG. Detat 3. Tespisah ‘Halaman Disekitar rumah GC. Ada 2 Tidak i. Tika ada, lokasinya 1. Di depan 2. Disamping - Keun 2. Kola 3. Kandang a fs Ge tomo Berpatuasrumh: oma. | t : a. Kamer 7. Digambarkan ts 8. Aomor 2. model rumah = ¥. kamor 5 | gts [ .. 5. Rug Sontot is L & Ruong Oopur B. Sumber Air to 7. Komar mong a. rea per 4 Sumber siruntk masak dan minum + Aebunen.. 1 PAM GE. sumur 3 4. Lsin-ain, sebutkan b. Jika di PAM, sumur_ 1. Dimassk 2. Tidak © Sumber sir mandiémencuei 1. PAM G, Samar 3. Sungai 4. Lainain, sebutkan, 4. Sarak sumber sie dengan septic tank G. «0m 2 >10m ¢.Tempat penampungan sir sementara 1 Bak G - Gestong 3. Ember 4. Lain-tain,sebutkan £Kondsi tempat penampungan ar 1 Terbuka Q)-Terusup 8 Kondsi air dalam penampungan 1 Berwarna 2. Berbau 3. Berasa C. Pembuangan Sampah 4 Dimana keluarga membuang sampah 1. Sungai @, Ditimbun 3. Dibakar “his bi &m bun, don Kom bic . 4 Sontuangtempat G_ Lainbin seta, OF 6 peen 1b. Penampungan sampah sementara Oats 2. Tidak adaberserkan ©. Bilaada, keadaannya 1. Terbuka G Tertwryp 4. Jarakdengan rumah Q). Dekat (<5) 2. Jauh 5M) D. Pembuangan Limbah a Kebiasaan keluarga buang tir besar 2. Sungai 3. Sembarang, . Jenisjamban yang digunakan 1. Cemptung, 2. Plengsengan GQ. Leher Angsa Pembuangaa sr limbah 1. Resapan Go 3. Sembarangan 4. Kondisisluranpembuangan @ytar 2. Tersumbattergenang E. Kandang ternak 4. Kepemilikankandang terak G - Tidak, 2. Ya; Jenisnya . Bila ya letak kandang ternak 1. Dalam rumah 2. Diluar rumah © Kondisi 1. Terawat 2. Tidak terawat Ti KONDISI KESEHATAN UMUM ‘A. Pelayanan Kesehatan 4. Saranakeschatan terdekat 1. Rumah sakit——@). Puskesmas 3. dokter/ Perawat/Bidan 4. Balai Pengobatan 5. Lain Iain, sebutkan b. Kebiasaan Keluarge untuk minta tolong bila sakit 1 RS G Puskesmas 3. Dokter pak 4. perawat 5. Bidan 6. Lain Iain, sebutkan.. © Kebiasaan Keluarga sebelum ke playanaan keschstan; Qa Bali obat bebas 2. Jamu 4. Sumber pendanaan kesebatan keluarga G ASTEK/ASKES 2. Tabungan 3. Dana sehat 4. IPs 5. Tidak ada © Sarana Transporas ke pelayanan kesshatankeluarga 1. Fada kaki 2. Becak 3. Angkot G] Kenan ia £Jarak rumah dengan srana kescatan 1 5Km B. Masalah Kesehatan Khusus &Penyakit yang paling sering diderita keluarga dalam 6 bulan terakhir 1. Demamberdarh (2) Batuk plek 3. Asma 4. TBC 5. Thipus 6. Lain-ain, sebutkan IV. IBU HAMIL DAN MENYUSUL A. Pasangan Usia Subur 8 Apakah salah satu anggota keluarga ada PUS (Pasangan Usia Subur) G Tidak 2 Ya b. Bila ya, apakah menjadi akseptor KB 1. Tidak 2 Ye ©. Bila ya jenis kontrasepsi yang dipakai: 1. wD 2. Suntike 3. Pil 4. Susuke 3. Kondom 6. Tubectomy 7. Vasektomy. 4. Bila tidak alasannya, 1. Diarang suami 2 Agama 3. Tidak tabu 4. Lain tain, sebutkan B. Ibu Hamil @.Apakah ada ibu hamil dalam keluarga on 2 va . Bila ya, umurkehamilan trimester 1. 1(0~3 bulan) 2. 0(4-6bulan) 3. (7-9 bulan) ©. Bila ya kehamilan yang ke 4. Berapa usia bumil saat ini 1, Kurang 20 th 2 20-35th 3. 235th . Apakah ibu memeriksakan kehamilannya 1. Tidak 2 Ya, sebutkan dimana. £ Bila ya, 1 2 Kali 2 3 Kali 3. 4Kali Bila tidak, alasannya 1. Tidak ada biaya 2. Tidak sempat 3. Tidak tam. 4. Laindain, sebutkan, 1h. Apakah mendapatkan TT 1. Tidak 2 Ya i Bilaya 1. Lengkap (2 Kali) 2, Tidak lengkap (1 kali) J. Adakah penyakit / keluban yang dirasakan bumil saat ini 1. Tekanan darah tinggi 2. Tekanan darah rendah 3. Kurang darah 4, Bengkak-bengkak S. Mual & muntab lamanya.... 6. Lain-lain, sebutkan, Tou Menyusui a. Apakah ada buteki Tidak 2 Ya b. Bila ya apakah ibu meneteki anaknya 1. Tidak 2 Ya c. Bila ya, lamanya menyusui 1. <1 bulan 2 1bin-4bin 3. S-12bin 4. >12bIn ._ Bila tidak alasanya 1. Pekerjaan 2. Tidak tana 3. Penyakit 4. Laindain, sebutkan C. Balita @ Apakah ada anggota keluarga yang berusia balita G Tidak 2 Ya, b. Apakah setiap bulan balita dibawa ke Posyandu 1. Tidak 2 Ya ©. Bila tidak alasannya 1. Jauh 2 Tidak ada waktu 3. Lain—Iain, sebutkan, 4. Apakah anak ibu sudah diimunisasi 1. Tidak 2 Ya €Jenis Imunisasi yang sudah didapatkan: Le Poli ose. Kal 2. BCG 3. DPT 4. Hepatitis 5. Campak £. Bila tidak di imunisasi alasannya, 1. Tidak taku 2. Waktu 3. Lain-ain, sebutkan @ Apakah anak memiliki KMS 1. Tidak 2 Ya 1. Hasil penimbangan Di KMS, pada saat ini berat badan anak berada pada 1. Di daerah gars hijaw 2. Di atas Garis hijau sampai kaning 3. Di'bawah garis tik ttik 4. Di bawah garis merah D. Anak Dan Remaja Dalam kluargemenpunyei anak sklah rea © Tits 2 va ia ya ui nak satin 1 6-10uhun 2 1-1Sahue 316-21 han ¢. Pendidikan anak berada pada tingkat 1 sD 2. SMP 3. SMA 4d. Kegiatan anak di luar sekolah 1. Keagamaan, sebutkan 2. Karang taruna, 3. Olah raga, sebutkan 4, Lain-ain, sebutken, e Apakah ada anak yang menderita penyakit 1. Tidak 2. Ya, sebutkan f.Tika Ya, sudahkah berobat 1. Sudah 2. Belum, alasannya Sika sudah, berobat ke mana 1. Medis, sebutkan, 2. Non medis, sebutkan, +b. Bagaimana penggunaan waktu luang anak 1, MusikTV 2, Olabraga 3. Rekreasi 4. Keagamaan i. Kebiasean anak 1, Merokok 2. Alkohol 3. Narkoba 4. Laindain,sebutkan E. Usia lanjut 4 Apskah anggota Keluargn ada yang berusia anjut (lebih dari SS tahun) 1, Tidak ada G Ade usanya... PY 7 - . Apakah lansia memilki keluahan penyakit — @u ¢. Tika ya, jenis penyakitnya Asma 2. Tac 2. Hypertens 3. Kendngmanis 4, Remakes @, Karak 6. Osteophorsis 7. Penyakit kulit 8. Jantung 9. Liver 10. Lain-lain, sebutkan, 4. Upaya yng de istkan 1. Berobat saan estan 2, Becta ke Non mais 2. Dia ea G taiesn stan, A0hD ove Yorye one gerosore ¢. Penggunaan waktu senggang pada lansia, Berkebun/pekerjaan rumah 2, Jalan —jalan 3. Senam 4. Laindain, sebutkan, {Apa posyands ana di deah tempat tinge sauara 1 Tidak ed G aw 1g. Jika ada, apakah lansia ikut posyandu lansia tersebut G tise, 2 Ya, talulan hh. Jika tidak, alasannya, 1. Tidak tahu 2 Tidakman —@ Laintain,sebutkan 80 frhbe eh. V. PEMERIKSAAN FISIK No] Nama(inisial/Usial ITV | Kepala Teber Dada ‘Abdomen | Ektremitas | | 7 * Renbef ® Fidek ode|7: Sime tic | Rims fra |7* O76F Porat 7 | Ay :4g.| B&2m'|fem be toron |p: Yokel, |4: 80 4% Sark. ¥ 120.|+ Ketek | £8025 trem for |p. pidlok ag, Ref Rnked sa fh. * nes [BY a. Ayet fekey Sp 5 lenon, |P% Porek ovo| P: Kasonen |p: sls rag s Yempoor PYCT Ethan 4° VE RA Sg 7F Reve Top Ted oa TP EME AT —— 2. | My 6 £90 ps fant” Seliger oe sated, Sd Goss ay. [A PR Ake fells 2! Yapon S73 | Rerus i woe 2 FEB OR ete 77 hile poo Aeok rons . Tto 00f: mH. cn thot kabur. "| Yeot 756, ‘Apabila terdapat balita dalam keluarga, harus dilalaikan penilaian perkembangan (DDST), Pengkajian lansia Sika ada lansia Vi. HARAPAN KELUARGA Felorge berharop Keadeon keeeheyon Bepet Rofo , berforop apr fobs Aecehofen Qepet Mengeapreniy, Glam pen Berron pelayenan feceho¥s sofa alo Amin grees’ efor grofs & umeh Sahih ‘Neganjuk, 10 Juni 2022 Moh Khoirul Anam ANALISA DATA Ay s. tagn bero bof ke Rutkstmar Norm kehorge- ny. sCIV%). myehes: Sime lds, Shkra pokh , farce poy hekyehon pace /enso, ueove 56 fengon ‘ko bur pol pos ; frtok odo nye 00s: Aan ty | Mon foot fsleyenan NO. DATA ‘ETIOLOGI MASALAH 1. |Oe: Ke faa kmampoon Oe pistons Aeloargo Alien CAly.M) Saf. | Aeloamge | Peg fohoor . Ireagafakon belom merge fohor y | Score Jelor fer fong hve how & Inuki dori PeAgerfon penye- ore [bob , fondle ‘gezele , rromph het + Ser fo pene fobokeonsnanye farem perslibo- do Len menyrun. + Aeloorga Klien Sergey onpose| | Aeefonyo | L klien Jompok birswry. | 2. Oe: Ay § Gythy enaefekon | Refsbl fron —\ fopng Kahane Reergen hevbur con bar _ Bak efothy. aye, Kwok my Yong Meng.| esehoten 09 for «Ale M4 (52 %8) meres faker | 4 Memponyer 87S clon belon-| perham ko Inengetohoi man fooaye sehing) trktoon fockes Memerr k00 hon | ke pelayonon ketehoten . DIAGNOSIS KEPERAWATAN R froctes egy 2 fe. felor prolok e fekbt Peay, Prhom baprye! emer’ coon . er semen foo fey Pele 78 Aragon SR heh ook, Kehoe Mergen / Soren. erg h bowen” fneteran,. Je frlok yohoon Aehecoe . fesse you oo ‘anon Peale rfos. Regehoten. ANALISA DATA NO DATA Alien menge akan | hanpie frgoteh & | Pran® ooh homar > Ny M C83 4) morgue br Bb porshorsfanna ehegai | | Peskaeng franyo ovkua Ort tnakon egn J epsene peter © TAT." hetnrae | ning, rote “ en Pathe ty | ppm homey tnt | 1s Poryoky proses poryoky| Verboc. | Rberton > Senbar hon b eh hsem” (me fareh/ Pomp keen | Mnengeleskon a | kembeli yy Diskose ken | Ryelackon PPenensenennye | promt |! seclroken /a7or | oe fea Pong | Rendisi oe Core | yng tepot. 2] a rym. : , ou: ina eloorge | ehearkon | Khost: Aehoows Yet menyedel| fey. 1 Kebverga Gof - Lorgor hon | hon mosalok Yongedo menye hr, fe0ero Pbk | Um romoh onggerye Behr) felohon posi | Weng Ber karan alo lagen hn Khor | (erkpye Pome fi? nen berrkon ees hob 0/ - rrhey, ~ Berke | frotong Rofowk. Ver bed «ein fe | mee gh + Reloorge amp Roferok ~ fierloton kek tener kee kon Hie | ie ope fe feleyenen feee, Pe mofe. keloorga ‘poke fb ton een [Pe en eveh, ny % | \. lig . Mofrot pasha nee o trem Alen Me Parke PERENCANAAN RENC, EVALUASI NO| Dx. Keperawatan TUIUAN _ aam| PERENCANAAN, 3 a keloarge SZepo7 | Apeehp | Alen Menge. observes Fok hy) Inerecre/ rotors | Reged the $5 | pense if hoferek | | hneapibe el ser, oh Gres. Aap cecero. fo]. | Inembsrrkay 2. Borckon pen- Verto ecbhees ey nto on f fore | etorge his ene) Leper fo fon ites Jetkeg Keon. nen : yx ‘ Rumeh SP i femohe| Kekege 2. Aor kon p vf peer Mreng.. Felerge forkag afr pen~ han ene cen - Mme, Guy % Rwmeh-) oman Vy, PELAKSANAAN/MPLEMENTASI NO] HRTGL ‘Keperawaian TUK IMPLEMENTASI "RESPON TTD) 5 qoret 7 TALS on Fos celia aca =|, Refers < hi 2, (een pastel 1, zampe fo. zw 4a, Poo genyo kon ‘perce fon fh rar Atal LE. D. M6 Paebonen 7% | “proses Porkd | gef & ar. fveke | Ropers Aon fonyohily 2. Klien elon * praee on Ke . Pele Tape eomps| Cay ode hs f : ore 9 a Inenclich 06 on / & pereck on mengen cana Poeney. yo Men yedia hon in formes pokes Pots 2 or x6 tamed | | As0.093) 7 Bveorvkon. fp ken bye Seng berkarfon chase) & ay vs hon : “fr prio 2: em berchox |2. pom barihon “apr la 6 He ; Rw 1 te sake. neh Thee Sore Gh dengen 1, Rehoage ad © Inndenggr kon | t. Releorge moyehifiby | wore U& bre / Dee oe Kelobon yong |'Bot mem 3. Relvega S$. ppendern, porreh) Kl) ond hu "pr & ong PELAKSANAAN/IMPLEMENTASI 7 yay Oman | NO} HRITGL Dx Keperawatan TOK IMPLEMENTASI | RESPON To ji Klin dopey inergcdserVa® Fok) Rehage fon Fe «HD Je Grown | HE Negehorion | ferfoehn yay | ok eat Fektor org | Sepo/ | be kent! | mem por hag Mnenyehs bho | fogs ehodtep fron ne. | Crea. Cree Pecan’ for} ix. men boron 2. memberrkon rece of edvtors onfay Pendraiken am. - X. Feamonon Aohen ferkory Org korgen Aeomenan (ng. | s. Berge mon 2 Ainge Po meegape |S eguegn Percheron, fearge zen fog . Qromeh P&baya pereray PELAKSANAAN/MPLEMENTASI NO] HRITGL ‘Repernwatan TK IMPLEMENTAST | RESPON ry 7 | SAP: FT 4 Ries clan Re. | menggem Rerkan | Reloora ln re R0ey | Leange pompy rocer pryohiy pok io | kop ane menya fo fon cangen Cor [Pemahonon fe yong Reed poten Fa Ine per hape hopes haps 2. mendrs koe hon ebay Perangamyg « f Mee 3. hone fon Informa ¢5 mense/os~ ‘en | ‘ho fon boli | Pendes & poke | G79 fete Core Yong pee: SO 2.2 y . . Mem err ‘ Bere: OSL gates cami foe d 2) | P&lokon enph Omen pe ipo hon choy frlon. | onfros [Renken ey 2. a 2. Mesconng yor” pene ¢a90%= elon | Povo) Onl Lomo fee, Un, soa . iT Klien Sapof |, mengossenr ss 3.) &-s0 Mu Inenyobs fees ise fon fecal | Becfecal Bian 40 ; do, 5 ee Be | henge | 2 Mem fore hag |g, pene. Crokg oe key . eee 8 Miter” ake) ‘aghergen | Remeron repkorgoy $. Mengrzorteon Mey. Ope ence, Pelortge en hg Ye & nsmof.| ferlonye eneronger YG emen. | EVALUASI Reske Coeo (pier LY Mmeryebe) ¢. . klie? merge ests eine. “bap Bt antoon Ae Ay Sbob kon ochre - Reker 9 0790 Joby rae. fog ember ken edo PO's songs cokop Trstes, S pre & bat meokon sefori~ | gem no Omanon Coaheesn a ey @ Aeleerge than. 0+ falrorgo don Kien fm- MPH IH IDS pepcexn (P28 [nen per hak’ ken fospro® | 4. alba, Reah F Cesn ‘NO HR/TGL DX.KEP-AN_ TUK EVALUASI ‘o ree ~ 1D. Klien chon Refear.| S* Reloorga Rien Menge Joby Pon |r “E snal Glow Pee el neat | bene eth ie e ea tek neem | Ror pera fonyon elas Yentarg kotor é. vox mnog-| tenfory poyrhsl 5. keloorga Merderger bon oe Lhe @, Alien clon fe lorge, trong don ki | Bac 4. Pompe menseleck fonpoore Ape . gre fi Qo\4: matte & Ea Inte. el sr 4° poset fw PP: fyelenzethon mfrveng) | Feng rele © .kebome Yo, 1 Rie z. paste sg er ft \s 2. MeRGoLvkon at Seth s evyebo jhe Coed boos ee? | 1B IC Yo9 aco Bin mags 22000" Fok eta gery | ian Athen Poreoenya ‘Jong Perse for BP Bolom me. Ser kerfon etn gon ~ beloarga merge bn hapeeleo PONV Jaren Menprayai BRI con eR ~ @ Mem berrkon “on mengeboher ea Be edits fering non faafnye - ds “flies | Aefore. [0+ fehoage em kien Se. | faker © Aehbeye moma, Eom poh Mem per wef ve Memerrk Soran Soof & bev hon fos ker | Alien Ke peleynn —- PUYKLen Aesehofn 4: Mesotoh fro fos \sefeav0 Pi Melonguthon a forvengy Pi Relay thor mbrvenc’, EVALUASI NO] ERTGL DXKEPAN TUK EVALUAST ye Sob. | OSfsIs peg. G Elen dom Fehon |S: Relage frereme Seg 11. TUT’ deg | Phen 38 Pap mengelas- ~ frst ; ree perk Ae ficlokmom prog, Ging re , Pebam fo (elrse Meng ye SP Pogek/ fkokok - Ef omy: 101 felvogge Men clngertn 1 Pn Ceca sektona fan Tronony. 4 Mastek fre Bes | pi pres & ferbkey . +] Fepiog kehor fe heorge pom s. feloom. meggoxke By os me Prenerr ko ten oni oy "s ohn "oOg e/a yonon Mremerrksekan lien ke Pass falar. Vadiagks facmar. fon Felo%go P Bolom Klien menga7 han Seren end ee feene monctepohon “ado. Sine mpornots ears tron) Qeagen “hrs co: Feloage men joR Aombop va BA Pod Gi , ke loorg) Proecrkcon (Rb Karmen , R packer. Fe Massloh rok pi lafrren® 8 fergie | Le | Peeko cicero (y. Alien depo S* Aeloarg oh (ie fefonk lnmrthifion [othe | mugerh San” poten | REA ee aemie| Ge parol g | ee Pa fot fRloh IB ferrton oleh | \ene8 Fk08° oe eg ‘peronay. | /agkongon | Qxehoes ot! Reholga MA clergo-ker | heh 3 yore Ascmonon Jay won ‘mhcoma y on Me ocak & Lefo [Phe Sbneni 9 Aelege mn. not rang & Som porcohgen ga | Meacees pe TOMA Pi Inprrvene fort kon| | i PRE PLANNING PENYULUHAN PENYULUHAN PENDIDIKAN KESEHATAN ‘TENTANG GANGGUAN SISTEM PENGLIHATAN KATARAK & CARA PEMBERIAN OBAT TETES DAN SALEP MATA PADA LANSIA PADA KELUARGA NY. S$ DLJL. BARITO L, RT LRW VI, KEL. MANGUN DIKARAN, NGANJUK Latar belakang Penyutuhan keschatan merupakan profesi yang mendidik masyarakat tentang Kesehatan dengan pemaparan informasi yang diberikan serta dengan media yang ‘menunjang untuk proses penerimaan pendidikan yang disampaikan, Katarak merupakan kondisi dimana terjadi kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya. Pada umumnya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Kekeruhan lensa ‘mengakibatkan tensa tidak transparan, sehingga pupit berwama putih atau abu-abu. Pada mata tampak kekeruhan lensa dalam berbagai bentuk dan tingkat, atau berbagai okalisasi di lensa sepert di kortek dan nukleus. Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 03 Juni 2022 jam 08.00 WIB pada Keluarga Ny. S, didapatkan data bahwa Ny. S mengalami gangguan sistem penglihatan dan beliau tidak tabu kalau menderita Katarak. Keluhan yang dirasakan penglihatan yang buram. Karena tidak mengetahui kalau menderita Katarak, maka kketuarga ktien betum tahu upaya yang akan dilakukan untuk menangani Katarak Dengan adanya masalah tersebut diatas maka perlu dilakukan tindakan keperawatan berupa pendidikan kesehatan tentang masalah sistem gangguan penglihatan katarak agar keluarga Klien bisa mengambil keputusan dan tidak terjadi komplikasi yang tidak diharapkan, . Tyjuan 1. Umum Setetah dilakukan tindakan keperawatan berupa pendidikan keschatan tentang masalah sistem gangguan penglihatan katarak, keluarga Klien bisa mengambil keputusan dan tidak terjadi komplikasi 2. Khusus a, Keluarga Klien mampu mengenal masalah Katarak. b. Keluarga Klien mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah Katarak. ¢, Keluarga Klien mampu memanfaatkan pelayanan Kesehatan terdekat untuk ‘mengatasi masalah Katarak, 7, 4. Keluarga Klien tahu cara pemberian obat tetes dan salep mata pada klien Sasaran & Target : Keluarga Ny. S & Klien Metode pelaksanaan : Ceramah & tanya jawab Media dan alat : Jeaflet Strategi Pelaksanaan Hari / Tanggal : Sabtu, 11 Juni 2022 Waktu 08.00 WIB Tempat Rumah Keluarga Ny. S Topik Pendidikan kesehatan tentang masalah sistem gangguan penglihatan katarak Wo] Waka Kegiean | Keg pests) 1] Seni Piensa [Rea slam, | ‘a. Menyampaian salam | mendengarkan dan | b. Mengulangi kontrak yang telah | memperhatikan disepakati 9. Menjlstan mau dan tun Z| Boma rs Menpetaiian dan a. Menjelaskan tentang katarakbaik | menangzapi pengerian, penyebeb tnda dn sila, komplikas, pngobatan |b. Memberikan kesempatan klien untuk beranya ¢. Menjlastan Kembali al-hal yang belum dimengeri d. Menanyakan kembali hal-hal yang. didishusikanbersama ¢, Memberikan reinforcemant positif ais javaban Kien yang benar £ Menanyakan kembali hal-hal yang. telah didishusikan 3 Tmenit | Teenie Merespon 2. Memberkan —pujian dan smengucapan teima kash b. Salam penutup Setting Tempat A | B Keterangan A:Ny.S B : Mahasiswa C: Keluarga Ny. S 8. Evaluasi 1) Evaluasi struktur : a) Menyiapkan pre planning b) Kontrak waktu, tempat, dan topik ) Menyiapkan media dan alat 2) Evaluasi proses a) Keluarga Ny. S menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati b) Keluarga Ny. § kooperatif dan memperhatikan terhadap materi yang disampaikan ©) Penyuluhan kesehatan berjalan dengan lancar 4) Mahasiswa dapat melakukan penyuluhan dengan baik 3) Evaluasi hasil a) Mahasiswa mampu menyebutkan maksud dan tujuan penyuluhan b) Mahasiswa mampu berinteraksi dan mampu melakukan penyuluhan kesebatan tetang katarak pada Keluarga Ny. S ©) Keluarga Ny. S mampu mengenal penyakit, penyebab, tanda dan gejala katarak 4) Keluarga Klien tahu cara pemberian obat tetes dan salep mata pada Klien Warga ‘Mahasiswa Profesi Ners RTIRW VI Kel, Mangun Dikaran, STIKes Satria Bhakti, Nganjuk Neganjuk DH Keluarga Ny. S MOH KHOIRUL ANAM NIM 202014201005B Mengetahui, Dosen Pembimbing Departemen Keperawatan Keluarga Progam Studi Ners STIKes Satria Bhakti, Nganjuk Ns. LEXY OKTORA WILDA, M.Kep. NIDN, 0714107801 SATUAN ACARA PENYULUHAN (S.A.P) Topik : Gangguan Sistem Penglihatan Katarak Sub topik 1. Pengertian, penyebab katarak, dan komplikasi penyakit katarak 2. Cara pemberian obat tetes dan salep mata pada lansia Tempat Rumah Ny. S Tanggal 11 Suni 2022 Waktu 30 menit 1. Tujuan a. Tyjuan Umum 1) Setelah diberikan health education, sasaran mampu memahami informasi tentang pengertian, penyebab katarak, dan komplikasi penyakit katarak 2) Tahu cara pemberian obat tetes dan salep mata pada lansia b. Tujuan Khusus Setelah diberikan health education selama 30 menit, diharapkan sasaran dapat : 1) Menjelaskan tentang pengertian, penyebab, dan komplikasi katarak 2) Mengerti cara pemberian obat tetes dan salep mata pada lansia 2. Sasaran dan Target Keluarga & Ny. S 3. Materi Terlampir Pengertian, penyebab, komplikasi katarak b. Cara pemberian obat tetes dan salep mata pada lansia 4, Media dan Metode a. Media: leaflet b. Metode : Ceramah dan tanya jawab 5. Proses Pelaksanaan ‘No. |Pelaksanaan | Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran 1. | Persiapan 1 Salam Pembuka 1. Menjawab salam 3 menit 2.Menyampaikan tujuan | 2. Memperhatikan health education 2. | Pelaksanaan 1. Penyuluh menyampaikan | 1. Memperhatikan 130 menit materi dengan bantuan | 2. Bertanya atau media leaflet tentang: | mengemukakan 4) Pengertin, penyebad | sendapat Katara danKomplihasi | ss tikan penyakit katarak b) cara pemberian bat tetes dan salep mata pada lansia 2.Penyuluh — memberikan kesempatan bagi sasaran untuk —bertanya atau. ‘mengemukakan pendapat. 3.Penyuluh —-memberikan jawaban. 3. | Bvaluasi ~ | 1.Penyuluh menyimpulkan | 1. Memperhatikan 2 menit materi 2. Menjawab 2.Penyuluhan memberikan | pertanyaan pertanyaan untuk 3. Menjawab salam evaluasi 3.Salam penutup 6. Evaluasi Evaluasi dilakukan dengan cara melempar pertanyaan kepada sasaran untuk ‘mengetahui apakah sasaran sudah menguasai materi tentang penyakit katarak. Pertanyaan tesebut antara lain: 1. Apakah pengertian, penyebab katarak, dan komplikasi apa saja pada tentang katarak ? 2, Apakah bisa mengaplikasikan cara pemberian obat tetes dan salep mata pada lansia ? 7. Materi 1. Definisi Katarak Katarak merupakan kondisi dimana terjadi kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein tensa atau akibat keduanya, Pada umumnya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Kekeruhan lensa ‘mengakibatkan lensa tidak transparan, sehingga pupil berwama putih atau abu-abu. Pada mata tampak kekeruhan lensa dalam berbagai bentuk dan tingkat, atau berbagai lokalisasi di lensa sepert di kortek dan nukleus (Ilyas, 2015). 2. Penyebab Sebagian besar katarak timbul pada usia tua sebagai akibat pajanan komulatif ‘terhadap pengaruh lingkungan dan pengaruh lainnya seperti merokok, radiasi UV, dan peningkatan kadar gula darah. Kadang ini disebut sebagai katarak terkait usia. Sejumlah kecil berhubungan dengan penyakit mata atau penyakit sistemik spesifik dan memiliki mekanisme fisikokimiawi yang jelas. Beberapa diantaranya bersifat congenital dan dapat diturunkan (Rachmawati,2006). 3. Tanda dan gejala 1. Pada pasien katarak akan muncul beberapa keluhan diantaranya: penglihatan yang, berkabut atau buram, semakin sulit melihat kalau malam hari, lebih sensitive terhadap cahaya (silau), membutuhkan pencahayaan yang lebih terang untuk membaca dalam ruangan. Komplikasi Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien katarak: a. Glaukoma : peningkatan tekanan intra okuli b. Prolaps viterus : cairan viterus keluar dari bilik mata ¢. Uveitis : Inflamasi pada trakus uvea 4. Nistagmus fe. Strabismus : mata tidak sejajar dengan mata yang lainnya Penatalaksanaan Katarak Menurut Ilyas (2006) penatalaksaan pasien katarak dengan prosedur pembedahan. Jika gejala katarak tidak mengganggu tindakan pembedahan tidak diperlukan. Penggunaan kacamata bila belum menghalangi dan mengganggu penglihatan. Tindakan bedh dilakukan untuk mendapatkan penglihatan yang lebih baik. Khalilullah (2010) dalam menyebut bahwa setelah dilakukan operasi, Klien katarak yang telah sembuh akan bisa melakukan activity daily living jauh lebih baik dari pada saat menderita katarak, namun tidak bisa semaksimal saat mereka berada dalam usia produktif. Nithasari (2014) mengungkapkan bahwa sebagian besar hasil dari operasi katarak adalah kembalinya fungsi penglihatan mata setelah dilakukan operasi katarak Cara pemberian tetes mata a, Cuci tangan Penderita berbaring/duduk dan melihat ke atas Perlahan tarik kulit kelopak mata yang sakit ke bawah Teteskan satu tetes ke tengah-tangah kelopak mata, ¢. Usahakan supaya penetes tidak menyentuh lipatan mata atau bulu mata s ae £ Penderita menjaga agar mata tetap tertutup selama 1-2 menit supaya obat terserap, g. Cuci tangan Cara pemberian salep mata Cuci tangan b. Penderita berbaring/duduk dan melihat ke atas ¢. Perlahan tarik kulit kelopak mata yang sakit ke bawah kemudian pencet ujung salep, ‘ujung tube jangan sampai menyentuh mata, 4. Penderita dianjurkan untuk menutup matanya 2-3 menit supaya obat masuk dan terserap. ¢. Selama pemberian salep penglihatannya akan kabur sebentar, dan istirahatlah. Warga Mahasiswa Profesi Ners RTIRW VI Kel. Mangun Dikaran, Nganjuk STiKes Satria Bhakti, Nganjuk Keluarga Ny. S MOH KHOIRUL ANAM ‘NIM 202014201005B Mengetahui, Dosen Pembimbing Departemen Keperawatan Gerontik Progam Studi Ners STIKes Satria Bhakti, Nganjuk ° Ven Ns. LEXY OKTORA WILDA, M.Kep. ‘NIDN. 0714107801 HISVA VALUAL {yeneyeuns uep ‘sewage Ingey ueye ekuuereyGuad dajes uevaquiad ewiejas ‘¢ cdeuasiay uep ynsew yego ekedns yuaW €-2 ekueyeur dmynuaw >mun uexinfuelp euepuad “b eeu ymuafuour fedwies uebuel qm Gunfn ‘dajes Gunin yeouad uelpnway yemeq 4 yfes Buek erew yedojax any Ue) ueyeuag “e se}e 34 1eYjauu Uep Anpnp/Buequag eepueg “Z ue6uei ony -T VIWIN d31VS NVAVNNDONIW VuV2 YNYWIVove ueBuer pny cde1asiay yeqo ekedns qua 2-1 ewejas dninuat deja) eeu Je6e eBeluaw eyepuag 9 ee ning neye eeu Uejed)) umuafuaws yepn sayauad efedns ueyeyesn °s eqeu yedojoy yeGuer-yeGuay 2 saiai mes ueysa1a1 “7 yemeq 34 ywles Guek eyew yedojax wy Auer UeYEVad “¢ see 3} Jeyl]ew UEP yNPNP/EuLeqag euapuad “2 ue6uey ony 1 4 IWIN S313 NVIVNNDON3W vuv> VNVNIVOVE ueyeJepiad uep ‘ewoyne|6 ‘uebuepesod yelepe ipefiey jedep 6Buek isex1\dwioy JeuolsBury ueeyngay uexqeqaxuew yedep jue6ueyp yepn yeueyey —isesado yejajas uejemesad ey) Isexyduioy ipefiay yedeg ‘yesep ejn6 sepey ueyexHuiuad uep ‘AN |selpes ‘yoyouaw jedas eAuule) ynie6uad uep uebuny6uy yrue6uad depeuiar WeINWoY ueuefed jeqye iehegas em elsn eped jnquin xese}ey qeqaduad Jeseq uelbeqas -nge-nge neve yand ewemiag jidnd eB6ulyas ‘uevedsues yepy esua] ueyeqryebuew esua| ueynieyay ueyedniaw uipuas yere\ey AVEV LM LDIVANAd zoe OININWON LDIVH€ WRILWS SOXLLS ‘SUIN IS3dOUd IGNLS WwedOUd S00L02b10Z02 WIN WYNV TNYIOH HOW : yajo unsnsig (S , LVLVN da IVS / S314 NVIWNNOONAW Vav> "8 AVEVLV LINVANSd,, NVLWH3S3> NWIGIGN3d NVHfMINANAd LAPORAN KETERAMPILAN MENGAJARKAN KELUARGA TEKNIK PEMBERIAN OBAT TETES MATA UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG GANGGUAN SISTEM PENGLIHATAN KATARAK PADA KELUARGA NY. S DENGAN USIA LANJUT DIJL. BARITO I, RTI RW VI, KEL. MANGUN DIKARAN, NGANJUK Di Nganjuk, Jawa Timur sendiri banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang kkesehatan pada mata. terutama pada masyarakat yang berusia > 60 tahun. Untuk menyelesaikan tugas pada mata kuliah Departemen Keperawatan Gerontik Program Profesi Ners STIKes Satria Bhakti Nganjuk, maka dari itu saya mengambil ide dengan pengkajian ke masyarakat / keluarga Ny. S untuk memeriksa serta mengedukasi kesehatan pada mata dengan bantuan media leaflet. Katarak merupakan kondisi dimana terjadi kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya. Pada umumnya ‘kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Kekeruhan lensa mengakibatkan lensa tidak transparan, schingga pupil berwama putih atau abu-abu. Pada mata tampak kekeruhan lensa dalam berbagai bentuk dan tingkat, atau berbagai lokalisasi di lensa sepert di kortek dan nukleus. Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 03 Juni 2022 jam 08.00 WIB pada Keluarga Ny. S, didapatkan data bahwa Ny. S mengalami gangguan sistem penglihatan dan beliau tidak tahu kalau menderita Katarak. Keluhan yang dirasakan penglihatan yang buram, Karena tidak mengetahui kalau menderita katarak, maka keluarga Klien belum tahu upaya yang akan dilakukan untuk menangani Katarak. Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan masalah keperawatan pada Keluarga Ny. $ adalah kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan/mengingat, keterbatasan kognitif. Dengan adanya masalah tersebut diatas maka perlu dilakukan tindakan keperawatan berupa pendidikan kesehatan tentang masalah sistem gangguan penglihatan katarak agar keluarga, lien bisa mengambil keputusan dan tidak terjadi komplikasi yang tidak diharapkan. Keluarga Ny. SS sangat terbantu dengan adanya pemberian teknik cara pemberian tetes obat pada mata Karya: MOH KHOIRUL ANAM 20201420100SB SPO ‘KETERAMPILAN PADA KLIEN LANSIA GANGGUAN TAJAM PENGLIHATAN DENGAN TEKNIK PEMBERIAN OBAT TETES MATA. 1. Pengertian ‘Keterampilan adalah suatu kemampuan di dalam menggunakan akal, pikiran, ide dan ‘creatifitas dalam mengerjakan, membust atau mengubah sesuatu. 2 Tyjuan ‘Sebagai bentuk edukasi kepada keluarga klien penderita gangguan / penurunan tajam pengliatan 3. Referensi Prosedur/langkah- langkah Bina Hubungan Saling Percaya dengan Klien Pengkajian data klien Pemberian asuhan keperawatan Memberikan penyuluhan tentang kesehatan mata, Membuat keterampilan dengan mengajarkan teknik / cara pemberian obat tetes mata Caci tangan Penderita berbaring/duduk dan melihat ke atas Perlahan tarik kulit kelopak mata yang sakit ke bawah Teteskan satu tetes ke tengah-tangah kelopak mata, Usahakan supaya penetes tidak menyentuh lipatan mata atau bul mata Penderita menjaga agar mata tetap tertutup selama 1-2 menit supaya obat terserap. | 8. Cuci tangan | 6. Dokumentasi L7._ Axsip veenel meee se 3. Diagram Alir O- mae —™ Ditolak ‘Askep pada lansia + Pengkajian data v Penyuluhan Y Keterampilan IMEINVON ‘OS NVUVNIG NOONVIN “TSX ‘TA MYT LAL ‘L OLRIVE “If 1G (CAVUV.LVY) NV.LVHITONAd WV. NVMOONVO NVONAC S “AN VOUVNTAY NVLV Wud yd NVHASY ISVINANNMOG ‘Nama NIM Prodi LEMBAR KONSUTASI DEPARTEMEN KEPERAWATAN KELUARGA MOH KHOIRUL ANAM 202014201005B Profesi Ners Pembimbing Akademik : Ns. LEXY OKTORA WILDA, MKep. / NIDN. 0714107801 a4. Aasabk kom. 2. Nb: Macwe@h Rrecehe yo Fefearga Rengiaf deri Fnac Prove Reheargq | 3. Ox. feperom fon kelarge a. Nebg -macng De. Ken. kh Sffremberton ehor [skola dere Masolob. 6. S Raw heharge owl 0. Rekek Phoon 2). kefdokmeven 3) kefpeakmempuan | 'TANDA TANGAN: NO. | TANGGAL reise at PEMBIMBING 1. \eres 7. LP - Anakes dak. 7 17-06 -2a.| Qhvar “Kolon ethgan " a. Ae. i 6. Of pkor /tynrhn . YY eo tp ete | lexy . Nama ‘NIM Prodi Pembimbing Akademik LOOG BOOK DEPARTEMEN KEPERAWATAN KELUARGA MOH KHOIRUL ANAM 20201420100SB Profesi Ners Ns. LEXY OKTORA WILDA, MKep. / NIDN. 0714107801 TANDA TANGAN Keluarga TANGGAL KEGIATAN HARIAN PEMBIMBING INSTANSI 1. | 03/06/2022. |1. Melakukan BHSP 16.00 WIB |2. Pengkajian ke Keluarga Ny. S 2. | 10/06/2022 |1. Memberikan penyuluhan kesehatan ke keluarga Ny. S 16.00 WIB_|2. Memberikan AsKep kepada keluarga Ny. S pada tahap pelaksaanaan 3. Membuat keterampilan pada keluarga Ny. S terkait masalah Kesehatan yang dialami 3. | 11/06/2022 |1, Memberikan AsKep pada tahap ke dua ke keluarga Ny. S 08.15 WIB | atau tahap evaluasi 2. Memberikan penyuluhan kesehatan disertai dengan media Leaflet 4. | 1062022 | 15.30 WIB | Partisipasi pemeriksaan / screening keschatan bersama ibu- ibu PKK di RT 7 RW 6 kelurahan Mangundikaran 5. | 17/06/2022 09.00 WIB_ | Konsultasi ke Pembimbing Instansi LP dan AsKep

You might also like