You are on page 1of 8

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi (AKB) atau infant mortality rate, Diantaranya adalah masalah yang terkait dengan gizi ibu pada pada saat hamil dan melahirkan serta gizi bayi itu sendiri. Kedua faktor ini menjadi penyebab langsung maupun tidak langsung kematian bayi. Oleh karena itu kebutuhan akan gizi bayi sangat perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini tentu dapat dilakukan dengan mudah oleh para ibu karena pada dasarnya pemenuhan gizi untuk bayi yang paling sempurna dan paling murah adalah ASI (Laksono,2010). Dari banyak penelitian di Negara maju menyusui secara murni diikuti paling tidak sampai usia anak 6 bulan, bahkan ada yang sampai 9 bulan dan sampai 12 bulan p ada bayi cukup bulan atau berat badan lahir cukup. Pemberian Makanan Pendamping (MP) ASI dini dapat meningkatkan resiko bayi mengalami infeksi, kesakitan dan kematian Penelitian telah membuktikan kalau bayi 0 -6 bulan yang diberikan ASI eksklusif dapat menurunkan angka kesakitan 10-20 kali danangka kematian 7 kali disbanding dari yang diberkan MP ASI dini. (Depkes RI,2005). Makanan Pendamping (MP) ASI harus diberikanpada bayi setelah bayi berusia 6 bulan, akan tetapi dalam prakteknya

dimasyarakat MP ASI sudah diberikan sejak dini yaitu 6 bula n pertama bahkan MP ASI ada yang memberikan sejak usia 1 hari. Pemberian MP ASI sejak dini mempunyai resiko terhadap kesehatan bayi. Hasil penelitian membuktikan bayi-bayi yang diberikan MP ASI sejak dini mempunyai resiko mengalami kesakitan 4,3% dibandingkan bayi yang diberikan ASI eksklusif (Juliantoro,2006) Menurut Rachmi (2005), pemberian ASI ekslusif pada bayi

hingga enam bulan merupakan investasi karena dengan pemberian ASI ekslusif akan muncul generasi yang memiliki intelegensia, emosi dan spiritual yang baik. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari 3.000 penelitian memberikan hasil bahwa ASI selama enam bulan adalah jangka waktu paling optimal untuk pemberian ASI ekslusif karena ASI mengandung nutrisi yang diperlukan bayi untuk bertahan hidup pada enam bulan pertama mulai dari hormon, antibodi, faktor kekebalan sampai antioksidan. ASI merupakan cairan hidup yang melindungi bayi terhadap infeksi. Pada tahun pertama kehidupan bayi, sistem imunitasnya belum cukup berkembang, bayi tergantung pada ASI untuk melawan infeksi (Wisnu, 2005). Menyusui adalah sesuatu yang alami, dan segala sesuatu yang alami adalah adalah yang terbaik. Keberhasilan menyusui secara eksklusif membutuhkan dukungan dari orang -orang terdekat

diantaranya adalah keluarga, suami, mertua, orang tua dan lain lain(Savitri, 2006).

Pemberian MP ASI dini merupakan kegagalan pemberian ASI eksklusif, hal ini dapat meningkatkan resiko bayi mengalami berat

badan yang tidak normal yang diasosiasikan dengan sakit pada bayi (Savitri, 2006). Data dari survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2005 menunjukkan bahwa 40% bayi kurang dari 2 bulan diberikan MP ASI secara dini dengan makanan cair,21,25% dan dengan makanan lembek 19,75% , sedangkan bayi usia 3 -5 bulan mencapai 39,5% sudah diberikan makanan lumat dan padat. . Dan dari beberapa penelitian dinyatakan bahwa keadaan kurang gizi pada bayi

disebabkan karena pemberian MP ASI yang tidak tepat karena tidak tau para ibu tentang mamfaat dan cara pemberian MP ASI yang benar, sehingga berpengaruh pada pemberian MP -ASI dini (Depkes RI,2006). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti masalah MP ASI diwilayah kerja Puskesmas Separi , berdasarkan data primer yang diperoleh dari Puskesmas juga terjadi 72% bayi kurang dari 6 bulan sudah diberi Makanan Pendamping ASI, salah satu

penyebabnya adalah ibu tidak mempunyai pengetahuan yang baik tentang mekanisme laktasi dan akibat dari pemberian MP ASI dini sejak dini sebelum bayi berusia 6 bulan. Prilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh pengetahuannya, jika seorang ibu tidak mengerti bahaya memberikan MP ASI sejak dini maka akan mempengaruhi perilaku dengan memberikan MP ASI sebelum bayinya berusia 6 bulan (Juliantoro, 2006).

Penelitian yang dilakukan oleh Nu rsanti (2008) di Bojonegoro tentang gambaran pemberian MP ASI pada bayi usia 0 -6 bulan diperoleh hasil bahwa 67% ibu yang memberikan MP ASI secara dini karena kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat ASI eksklusif dan bahayanya memberikan MP ASI sebelum bayi berusia 6 bulan (Endang, 2009). Tingginya pemberian MP-ASI dini juga dipengaruhi oleh

dukungan keluarga terhadap keberhasilan menyusui. Seorang ibu sangat membutuhkan dukungan keluarga dalam memberikan ASI nya sampai bayi berusia 6 bulan, tetapi banyak keluarga yaitu orang tua dan suami yang justru memberikan makanan atau minuman sebelum bayi berusia 6 bulan (Lyna,2000). Menurut kajian WHO tahun 2009 pemberian MP -ASI dini meningkat seiring dengan semakin menurunnya pemberian ASI eksklusif sekitar 2%, angka pemberian MP-ASI dini menyebabkan kematian 1,3 juta jiwa diseluruh dunia termasuk 22% jiwa meninggal setelah kelahiran karena pemberian MP -ASI dini. Menurut UNISEF ASI eksklusif menyelamatkan bayi 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian bayi di dunia dapat diselamatkan melalui pemberian ASI eksklusif (Prasetyono,2009). Kebiasaan keluarga secara turun temurun untuk memberikan MP ASI dini sudah membudaya didalam keluarga yang diturunkan dari nenek atau dilakukan secara turun temurun. Selai n itu masalah sosial budaya menyangkut masalah mitos-mitos yang berkembang didalam

masyarakat seperti ASI yang keluar pertama kali harus dib uang karena merupakan susu basi. (Juliantoro, 2006). Tingginya pemberian MP ASI Dini juga dipengaruhi oleh dukungan keluarga terhadap keberhasilan menyusui. Seorang ibu sangat membutuhkan dukungan keluarga dalam memberikan ASI nya sampai bayi berusia 6 bulan, tetapi banyak keluarga yaitu orang tua dan siamu yang justru memberikan makanan atau minuman sebelum bayi berusia 6 bulan (Lyna,2009). Dan juaga adanya perlakuan sal ah pada pemberian MP-ASI Dini yaitu memberikan prelakteal sebelum ASI eksklusif . Prelakteal adalah jenis makanan seperti air kelapa, tajin, madu, pisang,yang mudah diberikan bayi. Pemberian MP-ASI Dini (kurang 6 bulan) menurunkan konsumsi ASI dan menimbulkan gangguan pencemaran (diare). Pemberian MP ASI Dini di Indonesia masih tinggi yaitu 85,7% demikian pula halnya dengan Kabupaten Kutai Kartanegara pemberian MP ASI Dini sebesar 70,6%, dan diwilayah kerja puskesmas Teluk Dalam sendiri pemberian MP ASI Dini masih tinggi yaitu 72,74% (Din Kes Kabupaten Kutai Kartanegara ,2010). Berdasarkan hal tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan
tentang MP ASI Dini, Dukungan Keluarga dan Kebiasaan dengan Pemberian MP ASI Dini pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Dalam Kabuipaten Kutai kartanegara Tahun 2011 .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diura ikan di atas, maka permasalahan yang dapat diajukan dalam penelitian berikut : a. Apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang MP -ASI dini dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Dalam Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2011 b. Apakah ada hubungan antara dukungan ke luarga dengan pemberian MP-ASI Dini pada bayi diwilayah kerja Puskesmas Teluk Dalam Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2011. c. Apakah ada hubungan antara kebiasaan mayarakat dengan pemberian MP-ASI Dini pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Teluk Dalam Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai adalah sebagai

Kartanegara Tahun 2011.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang MP -ASI Dini, dukungan keluarga dan kebiasaan denagan pemberian MP-ASI Dini pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Dalam

Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2011. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang MP ASI dengan pemberian MP- ASI Dini pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Dalam Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2011. b. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan

pemberian MP- ASI Dini pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Dalam Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2011 c. Mengetahui hubungan kebiasaan dalam keluarga dengan pemberian MP ASI Dini pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Dalam Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2011

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini sebagai sumber informasi bagi masyarakat mengenai manfaat pemberian ASI eksklusif dan ba hayanya jika memberikan MP ASI Dini sebelum bayi berusia 6 bulan 2. Bagi Tempat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan sebagai sumber informasi dan masukan untuk mengevaluasi dalam membina penyuluhan dan bimbingan kepada ibu -ibu khususnya yang memiliki bayi dibawah 6 bulan agar memberikan ASI eksklusif .

3. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan acuan dan informasi untuk melaksanakan praktek lapangan bagi mahasiswa dan juga sebagai bahan untuk melakukan penelitian selanjutnya. 4. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

penambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya mengenai pengetahuan ibu tentang MP -ASI Dini dan kaitannya dengan pemberian MP- ASI Dini sehingga dapat diterapkan di lahan praktek kerja nantinya.

You might also like