You are on page 1of 16

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by E-Journal Kopertis Wilayah X (Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta - Kementerian Riset,...

JURNAL IPTEK TERAPAN ISSN : 1979-9292

Research of Applied Science and Education V12.i4 (250- E-ISSN : 2460-5611


260)

EFEK TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM DAN HIPNOSIS 5 JARI


TERHADAP PENURUNAN ANSIETAS PASIEN HEART FAILURE
Rizka Febtrina1),Eka Malfasari2)
1
email: rizka.febtrina@payungnegeri.ac.id , 2eka.malfasari@payungnegeri.ac.id
1,2
Program Studi Profesi Ners, STIKes Payung Negeri Pekanbaru

Submission: 17-10-2018, Reviewed: 21-11-2018, Accepted: 14-12-2018


https://doi.org/10.22216/jit.2018.v12i4.3720

Abstract
The incidence of heart failure increase drastically every years and cause major health problems in
the world.Various sign and simptom felt by heart failure patients both physically and
psychologically.One psychological problem that is often found is anxiety.The purpose of this study
was to determine the effectiveness of deep breath relaxation and 5 finger hypnosis therapy on the
level of anxiety in patients with heart failure.This research method is a randomized controlled trial
with a parallel design.This study involved 50 respondents of heart failure patients.The level of
anxiety was assessed using a DASS 21 measuring instrument that was carried out before and after
being given relaxation therapy for deep breathing and 5-finger hypnosis.This study shows 2
diffrences about anxiety difference after and before therapy and differences between 2 groups.
The results of this study showed that there are significant differences in the average level of anxiety
before and after in both groups, both in the group of 5 breaths and deep hypnosis relaxation groups
(p value 0.00) and in the health education group using booklets (p value 0.00).There was a
difference in the average level of anxiety after a significant relaxation of deep breathing and 5-
finger hypnosis compared with the average anxiety level after health education using a booklet (p
value 0.039).The results of this study are expected to be one of the nursing interventions that can be
applied to patients with heart failure especially to resolve anxiety.

Keywords: relaxation of deep breathing; 5-finger hypnosis; heart failure

Abstrak
Kejadian gagal jantung dari tahun ketahun terus meningkat secara drastis danmenyebabkan
masalah kesehatan utama di dunia. Berbagai keluhan yang dirasakan pasien gagal jantung baik
secara fisik maupun psikologis. Salah satu masalah psikis yang sering ditemukan adalah ansietas.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas terapi relaksasi nafas dalam dan hipnosis 5 jari
terhadap tingkat ansietas pasien gagal jantung. Penelitian ini menggunakan metode randomized
controlled trial dengan desain paralel. Penelitian ini melibatkan sebanyak 50 responden pasien
gagal jantung. Tingkat ansietas dinilai dengan menggunakan alat ukur DASS 21 yang dilakukan
sebelum dan setelah diberikan terapi relaksasi nafas dalam dan hipnosis 5 jari. Hasil penelitian ini
mengidentifikasi 2 perbedaan yaitu antara pemberian terapi dengan tidak diberikan terapi dan
perbedaan ansietas pada saat sebelum dan setelah di lakukan terapi . Hasil penelitian menunjukkan
terdapat perbedan pada dua kelompok bahwa terdapat perbedaan yang signifikan rata – rata
tingkat ansietas sebelum dan setelah pada kedua kelompok, baik pada kelompok relaksasi nafas
dalam dan hipnosis 5 jari (p value 0.00) maupun pada kelompok pendidikan kesehatan dengan
menggunakan booklet (p value 0.00).Kemudian terdapat perbedaan rata – rata tingkat ansietas
setelah dilakukan intervensi relaksasi nafas dalam dan hipnosis 5 jari yang signifikan dibandingkan
dengan rata - ratatingkat ansietas setelah pendidikan kesehatan dengan menggunakan booklet (p
value 0.039).Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu intervensi mandiri
keperawatan yang dapat diterapkan pada pasien gagal jantung khususnya untuk mengatasi
ansietas.

LLDIKTI Wilayah X 1
Kata Kunci: relaksasi nafas dalam; hipnosis 5 jari; heart failure

LLDIKTI Wilayah X 2
JURNAL IPTEK TERAPAN ISSN : 1979-9292

Research of Applied Science and Education V12.i4 (250-260) E-ISSN : 2460-5611

PENDAHULUAN
Heart Failure (HF) merupakan disebabkan oleh ketakutan pasien
salah satu penyakit kardiovaskular yang terhadap tanda dan gejala penyakit,
menyebabkan masalah kesehatan utama di penyakit penyerta HF dan tingkatan
dunia. Angka kejadian HFdari tahun penyakit jantung yang diderita oleh
ketahun terus meningkat secara drastis pasien.
baik di dunia maupun di Indonesia dan Gangguanpsikologi seperti
meningkat seiring dengan peningkatan ansietas dilaporkan dapat mempengaruhi
usia(LeMone, P., & Burke, 2008; Woods, persepsi terhadap tingkat kesehatan pasien
S. I., Froeliecher, E. S., Motzer, S. U., & HF. Ansietasdapat menurunkan kepatuhan
Bridges, 2010).World Health terhadap pengobatan pasien HF (De Jong
Organization (WHO) menyebutkan et al., 2011). Ansietas juga dapat
penyakit kardiovaskular merupakan menurunkan kondisi fisik klien (Cully,
penyebab kematian utama pada tahun Phillips, Kunik, Stanley, & Deswal,
2012 yaitu sebanyak 17,5 juta kematian 2010).
(46,2% pada penyakit tidak menular). Hasil penelitian juga menunjukkan
Kematian yang disebabkan penyakit bahwa kecemasan pada pasien gagal
kardiovaskular di Indonesia mencapai jantung juga meningkatkan angka
jumlah 744,5 dari 100.000 penduduk. kematian pasien (Friedmann et al., 2006).
HF adalah penyakit kronik yang Angka kematian dan penurunan kondisi
sering dikaitkan dengan tingginya pada pasien HF yang diakibatkan karena
mortalitas, kejadian rawat ulang yang adanya kecemasan membuat peneliti
tinggi, menurunnya kualitas hidup, tertarik untuk melakukan penelitian untuk
berbagai komorbit, dan regimen mengurangi kecemasan pada pasien HF.
pengobatan yang kompleks (Yancy et al., Keperawatanmempunyai
2013). Gejala yang dirasakan pasien HF kontribusi yang sangat besar dalam
mencakup dispnea, Ortopnea, Paroximal mengatasi masalah ansietas pada pasien,
Nocturnal Dysnea (PND), Dyspnea on mengingat perawat adalah tenaga
Effort (DOE), edema, penurunan haluaran kesehatan yang paling lama mendampingi
urin, kelemahan(LeMone, P., & Burke, pasien dalam perawatannya. Salah satu
2008; Price, S. A., & Wilson, 2008; cara untuk mengatasi kecemasan adalah
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., tehnik relaksasi nafas dalam dan hipnosis
& Cheever, 2010). 5 jari.
Selain masalah fisik pasien HF Penggunaan hipnosis 5 jari adalah
juga merasakan dampak psikologis dari suatu cara untuk membawa gelombang
penyakit yang dideritanya. Pasien HF pikiran klien menuju trance (gelombang
sering merasa khawatir dengan kondisi alpha/theta) yang bertujuan untuk
penyakitnya, kesulitan finansial, pemograman diri, menghilangkan
mempertahankan pekerjaan hingga kecemasan dengan melibatkan saraf
ketakutan akan kematian(Smeltzer, S. C., parasimpatis dan akan menurunkan
Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Cheever, peningkatan kerja jantung, pernafasan,
2010). Menurut penelitian yang dilakukan tekanan darah, kelenjar keringat dll
oleh (Feola et al., 2013)ditemukan (Barbara, 2010). Hypnosis 5 jari sendiri
sebanyak 23,4 % pasien HF mengalami merupakan salah bentuk self hipnosis
ansietas. Ansietas pada pasien HF juga yang dapat menimbulkan efek relaksasi
yang tinggi (Jenita, 2008) sehingga akan
LLDIKTI Wilayah X 3
JURNAL IPTEK TERAPAN ISSN : 1979-9292

Research of Applied Science and Education V12.i4 (250-260) E-ISSN : 2460-5611

mengurangi ketegangan dan stress,


kecemasan dari pikiran seseorang. Pada peneliti dan sudah mendapatkan sertifikat
dasarnya hipnosis 5 jari ini mirip dengan hipnosis.
hipnosis pada umumnya yaitu dengan
menidurkan klien (tidur hipnotik) tetapi HASIL DAN PEMBAHASAN
teknik lebih efektif untuk relaksasi diri Penelitian ini melibatkan sebanyak
sendiri dan waktu yang dilakukan bisa 50 responden pasien HF yang dilakukan
kurang dari 10 menit (Jenita, 2008). di ruang flamboyan RSUD Arifin
Penelitian ini bertujuan untuk Achmad Provinsi Riau. Hasil penelitian
melihat perubahan tingkat ansietas ini dapat diuraikan sebagai berikut:
sebelum dan setelah terapipada masing -
Tabel 1.Distribusi frekuensi responden
masing kelompok, tingkat ansietas antar
berdasarkan usia, lama didiagnosa HF dan
kelompok kontol dan intervensi dan efek lama rawat
terapi relaksasi nafas dalam dan hipnosis Intervensi Kontrol
5 jari untuk mengatasi ansietas pada

LLDIKTI Wilayah X 4
JURNAL IPTEK TERAPAN ISSN : 1979-9292

Research of Applied Science and Education V12.i4 (250-260) E-ISSN : 2460-5611


Mean
Variabelpasien HF. SD Mean SD Max) Max)
Usia 48.96 13.31 49 13.18
(28 – 72) (18 – 73)
METODE PENELITIAN Lama di 2.60 1.7 2.36 1.49
Penelitian ini menggunakan diagnosa HF (1 – 8) (1 – 6)
metode randomized controlled trial Lama rawat 3 2.45 3.76 5.51

(RCT) dengan desain paralel.Penentuan (1 – 11) (1 – 29)


kelompok intervensi amupun kontrol
(Min- tabel diatas
Berdasarkan (Min- dapat
menggunakan randomisasi alokasi,
sehingga diperoleh 25 responden untuk dilhat bahwa rata – rata pasien HF yang
kelompok intervensi dan 25 responden dirawat pada kelompok intervensi berusia
untuk kelompok kontrol. Pada penelitian 49 tahun (usia termuda 28 tahun dan yang
ini peneliti membagi sabjek menjadi dua tertua 72 tahun), begitu juga pada
kelompok yaitu intervensi dan kontrol. kelompok kontrol rata – rata pasien HF
Pada kelompok intervensi dilakukan berusia 49 tahun (usia termuda 18 tahun
terapi relaksasi nafas dalam dan hipnosis dan yang tertua 73 tahun). 80% dari
5 jari sekaligus, sedangkan pada populasi pasien gagal jantung berada pada
kelompok kontrol diberikan pendidikan rentang usia lanjut(De Jong et al., 2011).
kesehatan mengenai ansietas dengan Seiring dengan peningkatan usia maka
menggunakan media booklet. Pre test kemampuan jantung untuk menjalankan
dilakukan pada kelompok intervensi fungsinya juga semakin berkurang (Yancy
maupun kelompok kontrol sebelum et al., 2013). Meningkatnya usia harapan
dilakukan intervensi. Setelah dilakukan hidup membuat prevelensi kejadian HF
intervensi selama 3 hari kemudian semakin meningkat dimasa yang akan
dilakukan post test.Tingkat ansietas datang.
dinilai dengan menggunakan alat ukur Rata – rata pasien HF yang
DASS 21. Uji statistik menggunakan uji t- dirawat sudah di diagnosa CHF selama
independen dan t-dependent. 2.6 tahun pada kelompok intervensi dan
Penelitian ini sudah mendapatkan 2.3 tahun pada kelompok kontrol. Pasien
lulus uji etik dari komite etik Fakultas gagal jantung sering merasa bahwa tidak
Kedokteran Universitas Riau. memerlukan perawatan jika tidak ada
Pelaksanaan penelitian dilakukan oleh tanda dan gejala yang muncul. Padahal
ketika seseorang sudah di diagnosa
terjadinya kerusakan dari fungsi jantung

LLDIKTI Wilayah X 5
JURNAL IPTEK TERAPAN ISSN : 1979-9292

Research of Applied Science and Education V12.i4 (250-260) E-ISSN : 2460-5611

untuk memompakan darah maka fungsi


N Intervensi Kontrol
tersebut harus dijaga dengan melakukan Variabel
perubahan gaya hidup dan minum obat – o. Jlh (%) Jlh (%)
Derajat III 10 40 8 32
obatan secara teratur. Seiring dengan Derajat IV 4 16 4 16
meningkatnya lama terdiagnosis gagal
jantung maka keparahan gagal jantung
juga akan meningkat. Lama nya Berdasarkan tabel 2 diketahui
menderita HF juga menjadi pemicu ntuk bahwa pasien HF yang berjenis kelamin
meningkatnya gangguan emosional laki – laki yaitu sebanyak 17 orang (68%)
pasien, sehingga ini akan memperberat pada kelompok intervensi dan 11 orang
tingkat ansietas. (44%) pada kelompok kontrol, sedangkan
Lama rawat pasien rata – rata pada perempuan hanya berjumlah 8 orang
kelompok intervensi selama 3 hari, begitu (32%) pada kelompok intervensi dan 14
juga pada kelompok kontrol rata – rata orang (56%) pada kelompok kontrol.
lama rawat selama 3 hari. Lama rawat Jenis kelamin merupakan faktor
pasien dalam menjalani perawatan gagal pendukung pada penyakit kardiovaskular.
jantung mendapatkan perhatian yang Berbagai penelitian menyatakan bahwa
serius, hal ini dikarenakan akan dapat laki-laki memiliki resiko gagal jantung 2
mempenaruhi kualitas hidup pasien gagal kali lebih besar dibandingkan dengan
jantung, resiko kejadian dimasa depan perempuan pada usia produktif,
serta tingkat kecemasan pasien gagal sedangkan setelah memasuki usia
jantung (Djaya, Nasution, & Antono, menapouse (50 tahun) perempuan akan
2015). Semakin lama hari perawatan beresiko lebih besar terserang penyakit
yang diterima pasien HF maka ini akan kardiovaskular disbanding laki-laki
meningkatkan tingkat ansietas pasien HF. (Roger, 2013). Perempuan juga lebih
beresiko untuk mengalami gangguan
Tabel 2. Distribusi frekuensi responden emosional lebih tinggi dibandingkan laki-
berdasarkan jenis kelamin, pendidikan, laki. Salah satu gangguan emosional yang
pekerjaan, agama terjadi akibat HF adalah ansietas.
Pendidikan responden paling
N Intervensi Kontrol banyak adalah SMA sebanyak 11 orang
o. Variabel Jlh (%) Jlh (%)
1 Jenis Kelamin
(44%) pada kelompok intervensi dan 15
Laki – laki 17 68 11 44 orang (60%) pada kelompok kontrol, dan
Perempuan 8 32 14 56 terdapat 2 orang (8%) yang berpendidikan
2 Pendidikan pendidikan tinggi pada kelompok kontrol
SD 7 28 6 24 sedangkan pada kelompok intervensi
SMP 7 28 2 8
SMA 11 44 15 60
tidak ada yang berpendidikan
PT 0 0 2 8 tinggi.Kejadian gagal jantung tidak erat
3 Pekerjaan hubungannya dengan tingkat pendidikan.
Swasta 0 0 3 12 Tingkat pendidikan yang semakin tinggi
Wiraswasta 6 24 2 8 akan membuat seseorang mudah untuk
PNS 0 0 0 0
IRT 5 20 11 44
menerima informasi dan mengelola gaya
Lain-lain 14 56 9 36 hidupnya, termasuk pencegaham maupun
4 Agama perawatan penyakitnya (Harigustian,
Islam 21 84 23 92 2017).
Kristen 4 16 2 8 Pasien HF pada kelompok
5 Derajat gagal
jantung intervensi paling banyak bekerja sebagai
Derajat II 11 44 13 52 pedagang, petani, supir dan buruh yaitu
LLDIKTI Wilayah X 6
JURNAL IPTEK TERAPAN ISSN : 1979-9292

Research of Applied Science and Education V12.i4 (250-260) E-ISSN : 2460-5611

sebanyak 14 orang (56%) sedangkan pada


kelompok kontrol paling banyak bekerja Tabel 3.Distribusi frekuensi rata – rata
tanda – tanda vital sebelum dan setelah
sebagai IRT sebanyak 11 orang (44%).
intervensi pada masing – masing kelompok
Gagal jantung tidak memandang latar TTV K Penguku Mean Me SD
belakang pekerjaan, tingginya tingkat el ran d
stres pada pekerjaan tertentu akan dapat TDS I Sebelum 134.52 130 18.85
memicu terjadinya hipertensi. Pekerjaan Setelah 126.28 120 16.48
K Sebelum 132.64 130 22.52
yang berat dan terus menerus dan kurang Setelah 132.28 130 17.01
istirahat dapat dapat meningkatkan beban TDD I Sebelum 88.08 90 11.65
kerja jantung. Jika ini berlangsung terus Setelah 84.08 80 10.40
menerus dan tidak dikelola dengan baik K Sebelum 84.92 80 15.22
maka akan dapat menyebabkan Setelah 84.72 80 14.82
Nadi I Sebelum 91.76 94 12.93
peningkatan beban kerja jantung yang Setelah 86.92 84 10.25
dapat berakhir dengan gagal jantung K Sebelum 91.64 90 8.52
(Harigustian, 2017). Setelah 87.32 89 11.15
Pasien HF yang menjadi Frek I Sebelum 23.12 23 3.03
responden baik pada kelompok intervensi nafas Setelah 21.40 22 2.34
K Sebelum 23.36 24 3.01
maupun kelompok kontrol paling banyak Setelah 21.88 23 2.58
beragama islam yaitu 21 orang (84%) dan MAP I Sebelum 103.56 103 12.77
23 orang (92%).Apapun agama yang Setelah 98.16 97 10.83
dianut oleh seseorang tidak menunjukkan K Sebelum 99.64 97 19.06
adanya hubungan yang signifikan Setelah 100.56 97 14.85
terhadap kejadian gagal jantung.
Kepercayaan dan spiritulitas seseorang
Tabel 3 memperlihatkan rata –
dalam mengahadapi suatu penyakit dapat
rata TDS sebelum diberikan intervensi
menurunkan tingkat
relaksasi nafas dalam dan hipnosis 5 jari
kecemasan(Harigustian, 2017).
sebesar 134.52 mmHg dan menurun
Tabel 2 juga menyajikan derajat
menjadi 126.28 mmHg setelah diberikan
gagal jantung pasien HF, pada kelompok
intervensi relaksasi nafas dalam dan
intervensi paling banyak berada pada
hipnosis 5 jari selama 3 hari, sedangkan
derajat II yaitu sebanyak 11 orang (44%)
pada kelompok kontrol rata – rata TDS
dan terdapat 4 orang (16%) pada derajat
sebelum diberikan pendidikan kesehatan
IV. Pasien pada kelompok kontrol berada
dengan menggunakan booklet sebesar
pada derajat II sebanyak 13 orang (52%)
132.64 mmHg dan setelah dilakukan
dan paling sedikit juga berada pada
pendidikan kesehatan TDS tetap sebesar
derajat IV sebanyak 4 orang
132.28 mmHg. Rata – rata TDD sebelum
(16%).Berbagai penelitian menunjukkan
diberikan intervensi relaksasi nafas dalam
bahwa rata-rata pasien gagal jantung yang
dan hipnosis 5 jari sebesar 88.08 mmHg
di rawat dirumah sakit adalah berada pada
dan menurun menjadi 84.08 mmHg
derajat II. Hal ini mungkin disebabkan
setelah diberikan intervensi relaksasi
karena pada derajat II keluhan yang
nafas dalam dan hipnosis 5 jari selama 3
dirasakan adalah rasa sesak yang
hari, sedangkan pada kelompok kontrol
meningkat ketika melakukan aktifitas
rata – rata TDD sebelum diberikan
sehari- hari, sehingga keluhan ini
pendidikan kesehatan dengan
dirasakan sangat mengganggu dan
menggunakan booklet sebesar 84.92
mendatangkan perasaan cemas(Rajadurai
mmHg dan setelah dilakukan pendidikan
et al., 2017).
kesehatan tetap sebesar 84.72 mmHg.

LLDIKTI Wilayah X 7
JURNAL IPTEK TERAPAN ISSN : 1979-9292

Research of Applied Science and Education V12.i4 (250-260) E-ISSN : 2460-5611

Ansietas dapat menyebabkan


terjadinya peningkatan andrenalin yang Ansietas menyebabkan
akan mempengaruhi aktifitas jantung. peningkatan terhadap stimulus saraf
Ketika adrenalin meningkat maka simpatis.Respon fisiologis ansietas berat
pembuluh daah akan mengalami kontraksi adalah napas cepat dan dangkal,
yang meningkat, sehingga akan peningkatan denyut nadi dan tekanan
menignkatkan tekanan darah darah, berkeringat, sakit kepala.
(Noorkasiani, 2014). Peningkatan tekanan penglihatan kabur, dan mengalami
darah pada pasien HF akan menyebabkan ketegangan(Licht, de Geus, van Dyck, &
peningkatan beban jantung semakin Penninx, 2009).
tinggi, hal ini tentu saja berakibat Rerata frekuensi pernafasan pada
memperberat gagal jantung. Pemberian responden sebelum dilakukan relaksasi
intervensi relaksasi nafas dalam dan nafas dalam dan hipnosis 5 jari
hipnosis 5 jari dapat memberikan adalah12,13 kali/menit, sedangkan setelah
perasaan rileks dan menenangkan, halini relaksasi nafas dalam dan hipnosis 5 jari
tentu saja berpengaruh pada respon fisik adalah 21.40 kali/menit. Rata – rata
pasien. Ketika perasaan rileks pada frekuensi pernafasan sebelum pendidikan
hormon endorphine akan di stimulus kesehatan dengan menggunakan booklet
sehingga pembuluh darah menjadi adalah 23.36 kali/menit sedangkan setelah
vasodilasi dan ini akan menurunkan pendidikan kesehatan dengan
tekanan darah. menggunakan booklet adalah 221.88
Rata – rata MAP sebelum kali/menit.
intervensi relaksasi nafas dalam dan Respon yang ditimbulkan oleh
hipnosis 5 jari adalah 103.56 mmHg dan kecemasan dapat dimanifestasikan oleh
setelah intervensi menurun menjadi 98.16 syaraf otonom (simpatis dan
mmHg. Pada kelompok kontrol rata – rata parasimpatis). Respon simpatis akan
MAP sebelum dilakukan pendidikan menyebabkan pelepasan epineprin,
kesehatan dengan menggunakan adanya peningkatan epineprin
bookletadalah 99.64 mmHg dan setelah mengakibatkan denyut jantung cepat,
dilakukan pendidikan kesehatan dengan pernafasan cepat dan dangkal, tekanan
menggunakan bookletmeningkat menjadi pada arteri meningkat. Kecemasan juga
100.56 mmHg. berdampak negatif pada fisiologi tubuh
Tabel 3 juga menunjukkan rata – manusia antara lain dampak pada
rata nadi sebelum dilakukan relaksasi kardiovaskuler, sistem respirasi, gastro
nafas dalam dan hipnosis 5 jari intestinal, neuromuscular, traktus
adalah91.76 kali/menit, sedangkan setelah urinarius, kulit, dampak pada perilaku,
dilakukan relaksasi nafas dalam dan kognitif dan afektif(Alimansur & Anwar,
hipnosis 5 jari adalah 86.92 kali/menit. 2013). Peningkatan frekuensi pernafasan
Rata – rata denyut jantung pada kelompok terjadi akibat respon fisik manghadapi
kontrol sebelum dilakukan pendidikan ansietas.
kesehatan dengan menggunakan booklet Pemberian teknik relaksasi
adalah 91.64 kali/menit sedangkan setelah sepertiteknik relaksasi pernapasan secara
dilakukan pendidikan kesehatan dengan otomatis akan merangsang sistem saraf
menggunakan booklet adalah 87.32 simpatis untuk menurunkan kadar zat
kali/menit. katekolamin yang mana katekolamin
adalah suatu zat yang dapat menyebabkan
konstriksi pembuluh darah sehingga dapat
menyebabkan meningkatnya tekanan
LLDIKTI Wilayah X 8
JURNAL IPTEK TERAPAN ISSN : 1979-9292

Research of Applied Science and Education V12.i4 (250-260) E-ISSN : 2460-5611

darah. Ketika aktivitas sistem saraf


simpatis turun karena efek relaksasi maka persepsinya mengenai penilaian terhadap
produksi zat katekolamin akan berkurang suatu masalah. Ansietas sedang terjadi
sehingga menyebabkan dilatasi pembuluh sedang dapat menjadikanseserang lebih
darah dan akhirnya tekanan darah, denyut fokus terhadap masalahnyatetapi masih
jantung, frekuensi nafas menurun. bisa dapat memilah masalah menjadi
terarah. Ansietas berat menjadikan
Tabel 4. Tingkat ansietas sebelum dan persepsi atau pandangan seseorang
setelah intervensi pada masing – masing terhadap masalah yang dihadapinya
kelompok menjadi lebih sempit dan terfokus hanya
Tingkat Mean Median SD 95% CI pada masalahnya saja. Sedangkan pada
Ansietas ansietas yang sangat berat/panik persepsi
Intervensi seseorang sangat menyempit,
26 5.61 21.28 –
Sebelum 23.60 25.92 kemampuan untuk melakukan sesuatu
16 6.47 13.77 – menjadi menurun (Noorkasiani, 2014).
Setelah 16.44 19.11 Ansietas pada pasien HF dapat
Kontrol
menyebabkan prognosis yang buruk.
24 4.02 22.02 –
Sebelum 23.68 25.34 Hasil beberapa penelitian menyebutkan
Setelah 20.60
21 4.63 18.69 – bahwa ansietas yang dirasakan oleh
22.51
pasien HF lebih tinggi dibandingkan
dengan ansietas pada pasien gangguan
Tabel 4 memperlihatkan rata – kardiovaskular lainnya (De Jong et al.,
rata skor ansietas sebelum diberikan 2011). Hasil pada penelitian ini
intervensi relaksasi nafas dalam dan menunjukkan bahwa ansietas pada kedua
hipnosis 5 jari sebesar 23.60 dan menurun kelompok berada pada rentang ansietas
menjadi 16.44 setelah diberikan sangat berat (>20) dan setelah diberikan
intervensi relaksasi nafas dalam dan intervensi pada kelompok intervensi
hipnosis 5 jari selama 3 hari, sedangkan terlihat terjadi penurunan tingkat ansietas
pada kelompok kontrol rata – rata skor menjadi berat (15-19).
ansietas sebelum diberikan pendidikan Ansietas pada pasien HF
kesehatan dengan menggunakan booklet disebabkan oleh keluhan fisik yang
sebesar 23.68 dan meningkat menjadi dirasakan terus meningkat, proses
20.60 setelah dilakukan pendidikan pengobatan, pembatasan diet, regimen
kesehatan. terapi dan pembatasan aktifitas fisik
Ansietas merupakan perasaan sehari-hari, penyakit lain yang turut
tidak nyaman atau kekhawatiran yang memperberat keluhan pasien, proses
samar disertai respons otonom (sumber perawatan yang berulang, keputusasaan,
sering kali tidak spesifik atau tidak kegagalan dalam menggunakan
diketahui oleh individu), perasaan takut mekanisme koping, isolasi dari keluarga
yang disebabkan oleh antisipasi terhadap dan teman-teman, keuangan dan
bahaya(NANDA-I, 2018).Ansietas terbagi ketakutan akan kematian (De Jong et al.,
menjadi 4 tingkatan yaitu ringan, sedang, 2011).
berat dan sangat berat. Ansietas pada Ansietas pada pasien HF dapat
tingkat ringan dapat menajdi hal yang dilihat dari respon pasien seperti sering
positif, karena pada tingkatan ini dapa berulang –ulang bertanya tentang kondisi
menyebabkan seseorang menjadi lebih kesehatannya meskipun pertanyaan sudah
waspada serta meningkatkan lapangan dijawab, pasien terlihat gelisah, mimpi
buruk, insomnia, kecemasan akut dan
LLDIKTI Wilayah X 9
JURNAL IPTEK TERAPAN ISSN : 1979-9292

Research of Applied Science and Education V12.i4 (250-260) E-ISSN : 2460-5611

tidak bergairah saat makan (Djoni, Joke,


& Esrom, 2013). Sehingga hal ini harus pada pasien HF dapat menurunkan skor
diatasi dengan memberikan intervensi ansietas yang cukup signifikan yaitu
keperawatan agar tidak terjadi perburukan sebesar 7,16. Perpaduan teknik relaksasi
dari fungsi jantung. nafas dalam dan hipnotis 5 jari dapat
mengontrol suasana hati dan kecemasan
Tabel 5. Rata - rata perbedaan tingkat yang dirasakan pasien HF. Pada
ansietas sebelum dan setelah terapipada kelompok kontrol walaupun juga terjadi
masing – masing kelompok penurunan skor ansietas tetapi tidak
Mean diff sebesar pada kelompok intervensi.
Kelompok Mean ±SD pvalue
( 95% CI) Pendidikan kesehatan yang diberikan
Intervensi dapat menambah pengetahuan pasien
Sebelum 23.60 ± 5.61
tentang penyebab dari ansietas yang
Setelah 16.44 ± 6.47 7.16 0.000 dirasakannya, bagaimana cara mengatasi
Kontrol ansietas yang terjadi, tetapi hanya sebatas
23.68 ±
Sebelum
4.02
pada tingkat kognitif saja.
20.60 ± 3.08 0.000 bahwa dengan dilakukannya relaksasi
Setelah
4.63

Perbedaan rata – rata tingkat


ansietas sebelum dan setelah intervensi
relaksasi nafas dalam dan hipnosis 5
jariadalah 7.16pada CI 95%dengan
pvalue0.000(pvalue< 0.05). Pada
kelompok kontrol perbedaan rata – rata
tingkat ansietas sebelum dan setelah
pendidikan kesehatan dengan
menggunakan bookletadalah 3.08pada CI
95%dengan pvalue0.000 (pvalue< 0.05).
Hal ini dapat disimpulkan bahwa terlihat
perbedaan yang signifikan rata – rata
tingkat ansietas sebelum dan setelah pada
kedua kelompok, baik pada kelompok
relaksasi nafas dalam dan hipnosis 5 jari
maupun pada kelompok pendidikan
kesehatan dengan menggunakan booklet.
Teknik relaksasi nafas dalam
secara umum sering digunakan pada
berbagai penyakit ganguan somatic
seperti hipertensi, penyakit paru dan
gangguan psikologis seperti kecemasan
sampai depresi (Eichhammer, 2012).
Relaksasi dapat menjadi komponen teknik
pernapasan yang efektif secara biologis
dan klinis, selain itu juga mempengaruhi
proses suasana hati.
Hasil penelitian ini menunjukkan

LLDIKTI Wilayah X 10
JURNAL IPTEK TERAPAN ISSN : 1979-9292

Research of Applied Science and Education V12.i4 (250-260) E-ISSN : 2460-5611

Tabel 6. Perbedaan rerata tingkat


ansietas setelah terapi antara kelompok
intervensi
dan kontrol
Mean diff
Kelompok Mean ±SD pvalue
( 95% CI)
Intervensi 16.44 ± 6,47
Kontrol 20.60 ± 4,63 4.16 0.039

Perbedaan rata – rata tingkat


ansietas setelah
dilakukan
intervensi4,16pada CI 95%.Hasil
independent t – test didapatkan
pvalue0.039 (<α= 0.05). Interpretasi
lanjut dari hasil uji statistik menunjukkan
bahwa perbedaan rata – rata tingkat
ansietas setelah dilakukan intervensi
relaksasi nafas dalam dan hipnosis 5 jari
pada kelompok intervensi memiliki
perbedaan yang signifikan dibandingkan
dengan rata - ratatingkat ansietas setelah
pendidikan kesehatan
dengan menggunakan
bookletpada kelompok kontrol.
Teknik relaksasi nafas dalam dan
hipnotis 5 jari bekerja dengan
merangsang sistem saraf otonom.
Rangsangan in membuat perasaan rileks
dan tenang, sehingga tubuh akan
mengeluarkan hormon endorphin.
Mekanisme ini lah yang membuat
ansietas berkurang.

LLDIKTI Wilayah X 11
JURNAL IPTEK TERAPAN ISSN : 1979-9292

Research of Applied Science and Education V12.i4 (250-260) E-ISSN : 2460-5611

Tabel 7. Perbedaan selisih rerata tingkat


ansietas sebelum dan setelah terapi antara Hasil penelitian menunjukkan
kelompok selisih rata-rata perbedaan ansiteas
Mean sebelum dan setelah dilakukan terapi pada
Kelompok Mean diff pvalue kelompok intervensi dan kontrol sebesar
±SD ( 95% CI)
7.16 ± 4.08. Hal ini menunjukkan bahwa
Intervensi
7,75
4.08 0.05
walaupun sama-sama menunjukkan
3.08 ± penurunan tetapi penurunan ansietas
Kontrol
3.78 pasien yang diberikan terapi relaksasi
nafas dalam dan hipnosis 5 jari lebih
Tabel 7 memperlihatkan bahwa banyak dibandingkan dengan pemberian
terdapat perbedaan selisih tingkat ansietas pendidikan kesehatan dengan booklet.
sebelum dan setelah terapi pada kelompok
intervensi dan kontrol.Perbedaan rata – SIMPULAN
rata tingkat ansietas pada kelompok Hasil penelitian ini menyimpulkan
intervensi dan kontrol adalah 0.05pada CI bahwa terdapat perbedaan tingkat ansietas
95%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa yang signifikan sebelum dan setelah
terdapat perbedaan yang signifikan dilakukan terapi relaksasi nafas dalam dan
tingkat ansietas antara kelompok hipnosis 5 jaripada pasien gagal jantung.
intervensi dan kelompok kontrol (pvalue Relaksasi nafas dalam dan hipnosis 5 jari
≤ 0.05). ini diharapakan dapat menjadi salah satu
Tindakan psikologis yang paling intervensi keperawatan mandiri yang
baik untuk mengatasi ansietas adalah dapat dilakukan perawat dalam
gaugan dari relaksasi dan terapi kognitif. melakukan asuhan keperawatan pada
Hal ini bertujuan agar pasien dapat pasien HF.
mengontrol ansietasnya. Sebagai salah
satu intervensi keperawatan terapi ini UCAPAN TERIMAKASIH
dinilai sangat efektif untuk menurunkan Penelitian ini merupakan hibah
ketegangan dan ansietas (Stuart, 2013). Penelitian Dosen Pemula (PDP)
Hipnosis merupakan upaya Kemenristek Dikti Pendanaan tahun 2018.
pemberdayaan energi jiwa untuk tujuan Peneliti mengucapkan terima kasih
tertentu. Pemberian hipnosis 5 jari yang di kepada Direktur Penelitian dan
gabungkan dengan relaksasi nafas dalam Pengabdian Masyarakat Direktorat
dapat membuat kondisi tubuh dan jiwa Jendral Pendidikan Tinggi Republik
menjadi tenang. Indonesia Kemenristek Dikti yang telah
Hipnotis 5 jari merupakan memberikan kesempatan dan pendanaan
tindakan mandiri yang dapat dilakukan pada penelitian ini, Lembaga Layanan
oleh perawat. Pasien melakukan hipnosis Pendidikan Tinggi Sepuluh (L2 Ditkti X)
pada dirinya sendiri dengan cara regional wilayah Sumatra barat, Riau,
menggali dan mensyukuri keadaan saat Jambi dan Kepulauan Riau, Ketua
ini, membayangkan orang- orang terdekat STIKes Payung Negeri Negeri Pekanbaru,
yang dicintai, meningkatkan kepercaayan Ketua Lembaga Penelitian dan
diri dengan membayangkan perasaaan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKes
ketika dipuji orang lain serta memikirkan Payung Negeri Pekanbaru, serta RSUD
pengalaman yang menyenangkan seperti Arifin Achamd Provinsi Riau yang telah
membayangkan jalan-jalan ketempat yang memfasilitasi penelitian ini.
disukai. Melalui metode ini ansietas
menjadi terkontrol.
LLDIKTI Wilayah X 12
JURNAL IPTEK TERAPAN ISSN : 1979-9292

Research of Applied Science and Education V12.i4 (250-260) E-ISSN : 2460-5611

DAFTAR PUSTAKA
Alimansur, M., & Anwar, M. C. (2013). Testa, M. (2013). Relationship
Efek Relaksasi Terhadap Penurunan between Cognitive Function ,
Tekanan Darah Pada Penderita Depression / Anxiety and Functional
Hipertensi. Jurnal Ilmu Kesehatan, Parameters in Patients Admitted for
2(1), 74–82. Congestive Heart Failure, (April
2008), 54–60.
Cully, J. A., Phillips, L. L., Kunik, M. E.,
Stanley, M. A., & Deswal, A. Friedmann, E., Thomas, S. A., Liu, F.,
(2010). Predicting Quality of Life in Morton, P. G., Chapa, D., &
Veterans with Heart Failure: The Gottlieb, S. S. (2006). Relationship
Role of Disease Severity, of depression, anxiety, and social
Depression, and Comorbid Anxiety. isolation to chronic heart failure
Behavioral Medicine, 36(2), 70–76. outpatient mortality. American Heart
https://doi.org/10.1080/08964280903 Journal, 152(5), 1–8.
521297 https://doi.org/10.1016/j.ahj.2006.05.
009
De Jong, M. J., Chung, M. L., Wu, J. R.,
Riegel, B., Rayens, M. K., & Moser, Harigustian, Y. (Universitas M.
D. K. (2011). Linkages between yogyakarta). (2017). Gambaran
anxiety and outcomes in heart Karakteristik Pasien Gagal Jantung
failure. Heart and Lung: Journal of di Rumah Sakit PKU
Acute and Critical Care, 40(5), 393– Muhammadiyah Gemping Sleman.
404. Universitas Muhammadiyah
https://doi.org/10.1016/j.hrtlng.2011. Yogyakarta.
02.002 https://doi.org/10.18196/ijnp.1152

Djaya, K. H., Nasution, S. A., & Antono, LeMone, P., & Burke, K. (2008). Medical
D. (2015). Gambaran Lama Rawat Surgical Nursing: critical thinking in
dan Profil Pasien Gagal Jantung di client care, vol 2 (4th ed.). USA:
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Pearson International Edition.
Indonesia Journal of CHEST, 2(4). Licht, C. M. M., de Geus, E. J. C., van
Djoni, R., Joke, P., & Esrom, K. (2013). Dyck, R., & Penninx, B. W. J. H.
Hubungan Tingkat Kecemasan (2009). Association between Anxiety
dengan Mekanisme Koping Pada Disorders and Heart Rate Variability
Pasien Gagal Jantung Kongestif di in The Netherlands Study of
Irina F BLU RSUP Prof . Dr . R . D . Depression and Anxiety (NESDA).
Kandou Manado. Juiperdo, 2(1). Psychosomatic Medicine, 71(5),
508–518.
Eichhammer, P. (2012). https://doi.org/10.1097/PSY.0b013e3
NEUROSCIENCE SECTION The 181a292a6
Effect of Deep and Slow Breathing
on Pain Perception , Autonomic NANDA-I. (2018). Diagnosa
Activity , and Mood Processing — Keperawatan: Definisi dan
An Experimental Study, 215–228. Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: EGC.

Feola, M., Garnero, S., Vallauri, P., Noorkasiani, E. B. E. D. (2014).


Salvatico, L., Vado, A., Leto, L., & Efektivitas Terapi Hipnotis Lima Jari
Untuk Menurunkan Tingkat Ansietas
LLDIKTI Wilayah X 13
JURNAL IPTEK TERAPAN ISSN : 1979-9292

Research of Applied Science and Education V12.i4 (250-260) E-ISSN : 2460-5611

Pasien Hipertensi. Jurnal Keperawatan, 2(3), 24–33.


Price, S. A., & Wilson, L. M. (2008).
Patofisiologi; konsep klinik proses- proses penyakit, vol 1 (6th ed.).
Jakarta: EGC.
Rajadurai, J., Tse, H. F., Wang, C. H.,
Yang, N. I., Zhou, J., & Sim, D. (2017). Understanding the Epidemiology of Heart Failure to
Improve Management Practices: An Asia-Pacific Perspective. Journal of Cardiac Failure, 23(4),
327–339. https://doi.org/10.1016/j.cardfail.201 7.01.004
Roger, V. (2013). Epidemiology of Heart failure. National Institute of Health Public Access, 113(6),
646–659. https://doi.org/10.1161/CIRCRESA HA.113.300268.Epidemiology
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2010). Textbook of: medical surgical
nursing (12th

Judul: EFEK TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM DAN HIPNOSIS 5 JARI TERHADAP PENURUNAN
ANSIETAS PASIEN HEART FAILURE
Analisis:
Metode Penelitian :
Menggunakan metode Randomized Controlled Trial dengan desain paralel. Penelitian ini melibatkan sebanyak 50
responden pasien gagal jantung. Tingkat ansietas dinilai dengan menggunakan alat ukur DASS 21 yang dilakukan
sebelum dan setelah diberikan terapi relaksasi nafas dalam dan hipnosis 5 jari

Hasil penelitian :
Menunjukkan terdapat perbedan pada dua kelompok bahwa terdapat perbedaan yang signifikan rata – rata tingkat
ansietas sebelum dan setelah pada kedua kelompok, baik pada kelompok relaksasi nafas dalam dan hipnosis 5 jari (p
value 0.00) maupun pada kelompok pendidikan kesehatan dengan menggunakan booklet (p value 0.00).
memperlihatkan rata – rata skor ansietas sebelum diberikan intervensi relaksasi nafas dalam dan hipnosis 5 jari sebesar
23.60 dan menurun menjadi 16.44 setelah diberikan intervensi relaksasi nafas dalam dan hipnosis 5 jari selama 3 hari,
sedangkan pada kelompok kontrol rata – rata skor ansietas sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan
menggunakan booklet sebesar 23.68 dan meningkat menjadi 20.60 setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

Perbedaan rata – rata tingkat ansietas sebelum dan setelah intervensi relaksasi nafas dalam dan hipnosis 5 jariadalah
7.16pada CI 95%dengan pvalue0.000(pvalue< 0.05). Pada kelompok kontrol perbedaan rata – rata tingkat ansietas
sebelum dan setelah pendidikan kesehatan dengan menggunakan booklet adalah 3.08pada CI 95%dengan pvalue0.000
(pvalue< 0.05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa terlihat perbedaan yang signifikan rata – rata tingkat ansietas sebelum
dan setelah pada kedua kelompok, baik pada kelompok relaksasi nafas dalam dan hipnosis 5 jari maupun pada kelompok
pendidikan kesehatan dengan menggunakan booklet

Waktu :
Pre test dilakukan pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol sebelum dilakukan intervensi. Setelah dilakukan
intervensi selama 3 hari kemudian dilakukan post test.

LLDIKTI Wilayah X 14
JURNAL IPTEK TERAPAN ISSN : 1979-9292

Research of Applied Science and Education V12.i4 (250-260) E-ISSN : 2460-5611

LLDIKTI Wilayah X 15
JURNAL IPTEK TERAPAN ISSN : 1979-9292

Research of Applied Science and Education V12.i4 (250-260) E-ISSN : 2460-5611

ed.). China: Lippincott Williams & Wilkins.


Stuart, G. W. (2013). Principles & Practice of Psychiatric Nursing (8th ed.). Philadelphia:
Elsevier Mosby.
Woods, S. I., Froeliecher, E. S., Motzer,
S. U., & Bridges, E. J. (2010). Cardiac nursing (6th ed.). China: Wolters Kluwer,
Lipponcott Williams & Wilkins.
Yancy, C. W., Jessup, M., Bozkurt, B., Butler, J., Casey, D. E., Drazner, M. H., … Wilkoff, B. L.
(2013). 2013
ACCF/AHA guideline for the management of heart failure: Executive summary: A report of
the American college of cardiology foundation/american heart association task force on
practice guidelines. Journal of the American College of Cardiology, 62(16), 1495–1539.
https://doi.org/10.1016/j.jacc.2013.0 5.020

LLDIKTI Wilayah X 16

You might also like