You are on page 1of 38
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI ACARA 1. PENGENALAN ALAT, PEMBUATAN MEDIA, DAN STERILISASI Oleh Doni Guntoro (211710301045) Asisten Praktikum: 1. Oryzatania Windaru Runteka (181710301032) 2. Olla Riska Aprilia Intan Aghata (201710301059) 3. Fitri Wulandari (201710301080) 4, Firman Setia Wibowo (201710301053) 5, Muchammad Fajar Asrofi (201710301099) PROGRAM TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2022 BAB 1. LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Di dalam laboratorium, khususnya laboratorium mikrobiologi pada umunya berisi alat-alat yang digunakan untuk pembuatan media, melakukan penyimpanan mikrobia, analisis, serta preparasi. Mahasiswa dianjurkan paham mengenai karakteristik dari laboratorium mikrobiologi, selain pemahaman yang harus lengkap dan jelas, sehubungan dengan dilaksanakannya acara praktikum. ini, pengetahuan tentang penggunaan dan fungsi peralatan di laboratorium mikrobiologi merupakan kebutuhan penting untuk bekal bagi semua mahasiswa. ‘Ada beberapa macam Komponen peralatan yang digunakan di laboratorium mikrobiologi, seperti peralatan elektrik, peralatan gelas dan keramik, kemudian peralatan non gelas, Masing-masing dari komponen peralatan tersebut memiliki alat yang beraneka ragam di dalamnya, untuk peralatan elektrik terdapat inkubator, autoklaf elektrik, mikroskop, hot plate dan stirrer. Kemudian untuk peralatan gelas dan keramik, di dalamnya ada pipet ukur, pipet tetes, cawan petri, tabung reaksi dan lain sebagainya. Pada peralatan non gelas terdapat pinset, pH meter, jarum inokulum atau ose, dan rubberbulb, Keseluruhan dari alat-alat tersebut sudah memiliki tugas pokok sesuai fungsinya masing-masing. Alat-alat tersebut dapat membantu mahasiswa dalam pembuatan media, sterilisasi, dan lain-lain, Penting bagi mahasiswa dalam mengetahui peralatan laboratorium mikrobiologi, agar mahas ‘wa tidak salah dalam menggunakan alat-alat yang ada di dalamnya. Karena pengetahuan terhadap fungsi dan cara penggunaan alat laboratorium itu dapat memengaruhi kinerja mahasiswa. 12 Tujuan Adapun beberapa tujuan dari praktikum pengenalan alat, pembuatan media, dan sterilisasi, sebagai berikut: 1. Mengetahui peralatan laboratorium mikrobiologi berikut fungsi dan penggunannya. ‘Memperkenalkan cara pembuatan beberapa jenis media pertumbuhan mikrobi Mengetahui sterilisasi dengan pembakaran, panas kering (oven), panas basah bertekanan tinggi (autoklaf), BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Laboratorium Elektrik 2.1.1 Autoklaf Autoklaf merupakan alat laboratorium berbasis pemanas tertutup yang berfungsi untuk mensterilisasi suatu i strumen atau alat dengan menggunakan wap yang berasal dari suhu dan tekanan. Alat ini dirancang dengan menggunakan mikrokontroler yang digunakan untuk pengendali ulama, kemudian pada bagian driver heater digunakan untuk menyalakan heater sehingga terjadi_ proses pemanasan di dalamnya, Alat autoklaf juga dilengkapi oleh sistem pembuangan wap secara otomatis (Hardono & Supriyadi, 2020). 2.1.2 Oven Oven merupakan seperangkat alat berbasis mesin untuk pengering, sebagai pengganti sinar matahari dalam melakukan pengeringan suatu bahan ataupun produk. Oven memiliki sistem kerja yaitu untuk mengeringkan produk pada suhu yang dikehendaki, pada bagian suhu dapat diatur secara Konstan. Sistem pengeringan pada oven dengan menggunakan aliran udara panas yang berkecepatan tinggi, dengan bantuan exhaust blower udara jenuh dapat terhisap serta mengalir keluar. Prinsip kerja oven yaitu menurunkan kadar air yang ada di dalam bahan dengan mengalirkan panas dari terubahnya energi listrik menjadi energi kalor, dan udara sebagai mediumnya (Subandi, Suparman, & Sukiyadi, Modifikasi Oven Bekas sebagai Alat Pengering Multi Fungsi, 2015). 2.1.3 Colony Counter Colony counter adalah alat untuk mempermudah dalam menghitung jumlah koloni bakteri, Karena jumlah bakteri sangatlah banyak serta membentuk koloni- koloni, maka untuk mengetahui jumlah koloni bakteri diperlukannya alat colony counter. Colony counter bekerja dengan menggunakan mata untuk melihat koloni bakteri dengan memanfaatkan sumber cahaya berupa LED dan bantuan lup (kaca pembesar) untuk memperbesar koloni bakteri yang terdapat pada cawan petri. Pada ‘umumnya colony counter masih bersifat manual, karena hanya mengandalkan daya ingat petugas laboratorium. Perhitungan bakteri menggunakan alat colony counter masih dapat terjadi kesalahan (human error) pada saat proses perhitungan, karena masih dilakukan secara manual menggunakan penglihatan mata (Wicaksono, Hardianto, & Muliawan, 2019), 2.2 Alat Laboratorium Gelas dan Non Gelas 22.1 Erlenmeyer Labu erlenmeyer merupakan alat yang berfungsi untuk menampung larutan atau cairan, Labu erlenmeyer dapat juga digunakan untuk tempat meracik atau menghomogenkan bahan-bahan kimia, menampung aquades, membuat pelarut, kultivasi mikroorganisme dalam kultur cair, dan lain sebagainya. Erlenmeyer memiliki beberapa pilihan volume terhadap cairan yang ingin ditampungnya, yaitu 100 ml, 250 ml, 500 ml, 1000 ml, dan lain sebagainya. Bentuk labu erlenmeyer memiliki mulut yang kecil, namun bagian bawahnya melebar, dengan begitu memberikan keuntungan saat bekerja secara aseptis atau ketika mengkultur mikroba yang membutuhkan aerasi (Hafsan, 2014). 2.2.2. Cawan Petri Cawan petri merupakan alat inokulasi dan kultivasi yang terbuat dari kaca (gelas) dan memiliki fungsi untuk tempat mengembangbiakkan mikroorganisme. Bagi media pertumbuhan dapat dituangkan ke cawan petri bagian bawah dan bagian ‘tas sebagai penutup. Cawan petri memiliki beberapa macam ukuran, antara lain berdiameter 5 cm, 8 cm, 9 cm, dan 15 cm. Pada cawan petri berdiameter 15 cm dapat digunakan untuk menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan untuk cawan petri yang ukuran diameternya 9 em, diperkirakan dapat menampung media sebanyak 10 ml. Cawan petri memiliki dua jenis yaitu cawan tidak berventilasi dan cawan berventilasi, bagi cawan petri yang tidak berventilasi itulah yang sering digunakan. Untuk pembiakan mikroorganisme secara anaerob dapat menggunakan cawan berventilasi (Hafsan, 2014). 2.2.3. Beaker Glass Beaker glass merupakan alat yang digunakan untuk menampung cairan untuk keperluan tertentu. Beaker glass memiliki fungsi yang hampir sama dengan erlenmeyer, tetapi perbedaannya terdapat pada bentuk mulutnya yang bercucuk lebar serta diameter mulut sama dengan diameter bagian bawah, schingga spatula dapat melakukan proses pengadukan dengan sesuai. Beaker glass tidak cocok digunakan untuk menampung cairan steril, karena mulutnya yang lebar dapat memberikan risiko terkontaminasi dan tumpah (Hafsan, 2014). 2.2.4 Jarum Ose Jarum ose atau bisa disebut jarum inokulum, memiliki fungsi_ untuk memindahkan hasil biakan untuk ditumbuhkan ke dalam media baru, Jarum ose terbuat dari kawat nichrome atau platinum, sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Ujung jarum berbentuk lingkaran (loop), maka dari itu disebut ose atau inoculating loop, karena berbentuk lingkaran pada ujung jarummnya, Jika jarum yang berbentuk lurus disebut inoculating needle (Hafsan, 2014). 2.3 Pengertian PCA PCA (Plate Count Agar) adalah sebuah media yang berfungsi untuk ‘menumbuhkan bakteri dan menghitung mikroorganisme pada makanan, air, dan limbah (Hakim, 2016). Media PCA merupakan media padat mengandung agar, sehingga setelah dingin akan menjadi padat. Media PCA terdiri dari casein enzymic hydrolisate, yeast extract, dextrose, agar (Wati, 2018). 24 — Pengertian NA NA (Nutrient Agar) merupakan sebuah media padat yang digunakan sebagai media tumbuh dan kultur isolat bakteri. Media NA juga memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi (Ginting, Rimper, & Toloh, 2019). 25 — Sterilisasi Pemijaran Langsung Sterilisasi_pemijaran langsung merupakan sterilisasi_ menggunakan api langsung yang digunakan untuk mensteritkan alat-alat seperti spatula, alat gelas, logam, filter logam, filter bakteri, labu, gunting, jarum, dan kawat, atau alat lainnya, dimana bakteri tidak hancur dengan pemijaran langsung (Tungadi, 2017). Tata cara sterilisasi teknik pemijaran dilakukan dengan membakar alat, contohnya spatula ‘atau gunting secara langsung pada api yang berasal dari pembakaran spritus. Teknik tersebut dapat menyebabkan mikroorganisme yang menempel pada spatula atau gunting akan terbunuh dan steril (Sambuaga, Longdong, & Manoppo, 2018). 2.6 — Sterilisasi Panas Basah Metode sterilisasi panas basah merupakan cara mensterilkan alat dengan cara pemanasan menggunakan air atau uap air. Uap air sebagai media penyalur panas terbaik serta kuat daya penetrasinya. Sterilisasi panas basah dapat mematikan mikroba melalui proses Koagulasi, denaturasi enzim, dan protein protoplasma mikroba (Rakhmatullah, Kawitana, & Rakhmatillah, 2015). Metode panas basah merupakan sterilisasi yang menggunakan siklus autoklaf yang sudah ditetapkan pada suhu 121°C selama 15 menit. Pada sterilisasi panas basah terjadi proses denaturasi_ protein untuk mematikan mikroorganisme yang ada, dengan ‘menggunakan parameter fisik untuk mengatur efisiensi proses sterilisasi panas basah, antara lain paparan waktu, subu, dan tekanan. Sterilisasi panas basah ‘merupakan metode yang paling efektif untuk diterapkan dibanding panas kering, Karena mampu menonaktifkan prion yang tidak dapat dimatikan oleh beberapa metode lain. Metode panas basah biasa digunakan pada peralatan medis, produk farmasi yang didasarkan pada transfer panas oleh uap di bawah tekanan (Yesika dkk, 2018). Metode sterilisasi panas basah memiliki beberapa keuntungan, yaitu relatif sederhana dibandingkan metode sterilisasi yang lain, kemudian tidak terdapat residu atau limbah beracun, hanya membutuhkan waktu pemrosesan yang minimal, sterilisasi uap cocok untuk bahan cair dan bahan tahan panas yang dapat menahan kelembaban, hidrasi dan suhu tinggi. (Yesika dkk, 2018) 2.7 Sterilisasi Panas Kering ‘Teknik sterilisasi panas kering menggunakan alat oven, katena oven menyediakan suhu panas yang stabil selama proses sterilisasi. Sterilisasi panas kering memiliki beberapa efeKtivitas, di antaranya sampel bebas dari pertumbuhan bakteri , Coli dalam waktu 24 jam pertama setelah alat diproses, kemudian dua sampel tidak ditumbuhi bakteri E, Coli sejak hari pertama sampai dengan hari ketujuh setelah pemrosesan alat, rata-rata jumlah koloni bakteri E. Coli pada masing-masing sampel adalah tiga koloni, kemudian pada hari keenam dan ketujuh setelah proses sterilisasi alat sudah tidak terjadi pertumbuhan koloni baru bakteri E. Coli. Sterilisasi panas kering lebih efektif jika dibandingkan dengan desinfeksi tingkat tinggi teknik basah, dalam menghambat pertumbuhan koloni bakteri Escherichia coli. (Yudianti, Suprapti, & Hupitoyo, 2015) Sterilisasi panas kering memiliki prinsip dasar yaitu. mengalitkan panas melalui mekanisme konduksi, panas akan diabsorpsi oleh permukaan Iuar dari peralatan yang akan disterilkan, kemudian merambat kebagian yang lebih dalam dari peralatan (Raudah, Zubaidah, & Santoso, 2017). 2.8 Perbedaan PCA dan NA PCA (Plate Count Agar) merupakan medium cair yang bisa dibuat menjadi padat dengan menambahkan agar, PCA biasa digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi berada di atas permukaan, Pembuatan PCA dengan cara melarutkan semua bahan, antara lain hydrolisate, yeast extract, dextrose, casein enzymic, agar. Pertumbuhan total mikroba atau segala jenis mikroba itu baik dengan menggunakan media PCA ini, karena PCA mengandung Komposi hydrolisate casein enzymic yang berguna untuk menyediakan asam amino dan substansi nitrogen komplek lainnya serta suplai vitamin b kompleks berasal dari ekstrak yeast. PCA bisa juga disebut dengan sebutan SMA (Standard Methods Agar), merupakan media untuk pertumbuhan mikroba yang biasa digunakan untuk menghitung jumlah bakteri total (semua jenis bakteri) (Putri, Sukini, & Yodong, 2017). Karena itu, PCA bukanlah merupakan media selektif, sebab media ini tidak hanya ditumbuhi oleh satu jenis mikroba saja (Wulandari, 2016). Berbeda dengan media NA (Nutrient Agar), merupakan kelompok media semi alami yang berbentuk pada, karena mengandung agar sebagai pemadatnya, serta terdiri dari bahan alami dan di tambahkan dengan senyawa kimia. Media NA ‘memiliki kegunaan sama seperti media pada umunya, digunakan untuk mengamati penampilan atau morfologi koloni bakteri (Cahyono, 2019). Medium NA memiliki beberapa kandungan di dalamnya, antara lain pepton, yeast dan beef extract yang digunakan sebagai sumber karbon dan nitrogen, serta sumber vitamin dan beberapa senyawa lain untuk membantu pertumbuhan bakteri, Medium NA juga sudah tersedia dalam bentuk bubuk instan yang telah mengandung keseluruhan bahan, sama seperti dalam susunan komposisi medium NA pada biasanya (Putri, Sukini, & Yodong, 2017). 13. 14. 15. 16. 17. 13.2 BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Alat Rak dan Tabung reaksi Cawan petri Pipet ukur Pi-pump Bunsen + Spirtus Inkubator Kapas Colony counter Ose Kertas sampul Karet Botol semprot Plastik Kertas payung Label Alkohol 70% Karet Bahan NA Aquades PCA 3.1 Diagram Alir dan Fungsi Perlakuan 3.2.1 Diagram Alir 3.2.1.1 Media PCA PCA 2,25 gr dalam erlenmeyer 250 ml \dukan Pelarutan dan Pemanasan Sterilisasi Penuangan pada plate steril atau tetap di erlenmeyer Pendiaman sampai dingin dan membeku Penyimpanan dalam Jemari es 3.2.1.2 Media NA NA2 gr dalam Erlenmeyer 250m! Pelarutan dan Pemanasan Sterilisasi ¥ Penuangan pada plate steril atau tetap di erlenmeyer —_ Pendiaman sampai dingin dan membeku 4 Penyimpanan dalam lemari es Aquadest 100 ml 3.2.2 Fungsi Perlakuan 3.2.2.1 PCA Pertama timbang 2,25 gram PCA terlebih dahulu, sebagai komponen penting dalam pembuatan media, berat 2 gram tersebut memang ukuran yang sudah sesuai dengan kemauan dan ketentuan prosedur yang dibuat, sehingga hanya ‘menyesuaikan saja. Kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer dengan ukuran volume 250 mi, sebagai penampung media yang akan diproses. Setelah itu ‘menambahkan 100 ml aquadest ke dalam erlenmeyer, berguna sebagai campuran dan pelarut dalam pembuatan media, Kemudian diaduk, dengan tujuan agar campuran dari PCA dan aquadest tadi dapat terhomogenasi dengan baik. Setelah itu, dilarutkan dan dipanaskan, bertujuan agar campuran tadi dapat bereaksi. Kemudian disteritkan, dengan tujuan agar tidak ada mikroorganisme yang tumbuh, di media, Kemudian dituangkan ke cawan petri atau tetap di erlenmeyer, hal tersebut bersifat opsional, karena hanya digunakan sebagai wadah terbentuknya ‘media saja, Kemudian didinginkan, dengan tujuan agar membeku dan memadat. Setelah dingin dan membeku di simpan ke dalam lemari es, dengan tujuan agar awet serta dapat memadat dengan sempurna. 3.2.2.2NA Pertama timbang NA seberat 2 gram terlebih dahulu sebagai komponen penting dalam pembuatan media, berat 2 gram tersebut memang ukuran yang sudah sesuai dengan kemauan dan ketentuan prosedur yang dibuat, sehingga hanya tinggal menyesuaikan saja. Kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer dengan ukuran volume 250 mil, sebagai penampung media yang akan diproses. Setelah itu menambahkan 100 ml aquadest ke dalam erlenmeyer, berguna sebagai campuran dan pelarut dalam pembuatan media, Kemudian diaduk, dengan tujuan agar campuran dari NA dan aquadest tadi dapat tethomogenasi dengan baik. Setelah itu, dilarutkan dan dipanaskan, bertujuan agar campuran tadi dapat bereaksi. Kemudian disterilkan, dengan tujuan agar tidak ada mikroorganisme yang tumbuh di media. Kemudian dituangkan ke cawan petri atau tetap di erlenmeyer, hal tersebut bersifat opsional, karena hanya digunakan sebagai wadah terbentuknya media saja Kemudian didinginkan, dengan tujuan agar membeku dan memadat. Setelah dingin dan membeku di simpan ke dalam lemari es, dengan tujuan agar awet serta dapat memadat dengan sempurna. BAB 4. PEMBAHASAN 4.1 Alat Laboratorium Mikrobiologi ‘Autoklaf Oven Fun; ‘Autoklaf memiliki fungsi- yaitu. untuk mensterilkan mikrobiologi yang bersifat _berbahaya (Hartono, Pudji, & Prastawa, 2016), Oven berfungsi untuk memanaskan bahan dan juga bisa sebagai dehydrator (Setyanto. & dkk, 2012). Prinsip Kerja ‘Autoklaf alat pensteril tertutup yang menggunakan bantuan wap bersuhu tinggi dan bertekanan tinggi untuk mensterilisasi (Esmiyati, 2012). Oven memiliki prinsip utama yaitu menurunkan kadar air pada bahan dengan cara mengalirkan_ panas yang berasal dari energi listrik yang berubah — menjadi cnergi kalor (Subandi, Suparman, & Sukiyadi, Modifikasi Oven Bekas sebagai Alat Colony counter Vortex Colony counter memiliki — fungsi yaitu, digunakan sebagai alat_ untuk mempermudah perhitungan jumlah koloni bakteri (Wicaksono, Hardianto, & Muliawan, 2019). Berfungsi untuk mencampur larutan yang ada di dalam tabung reaksi (Aisyah, Setioningsih, — & Lamidi, 2015). Pengering Multi Fungsi, 2015) Colony bekerja dengan cara memperbesar koloni yang terdapat pada ‘cawan petri dengan menggunakan —lup (kaca_ pembesar) (Wicaksono, Hardianto, & ‘Muliawan, 2019). Vortex memiliki prinsip kerja yaitu dengan mengalirkan ke dalam pola aliran yang mengitari sumbu — pusatnya, gerakan — tersebut menimbulkan gaya sentrifugal (Dharma, Widyaparaga, & Yuandia, 2018), Cawan petri merupakan lat yang digunakan untuk inokulasi dan kultivasi mikroorganisme (Hafsan, 2014). ‘Cawan petri Mengambil cairan dalam jumlah yang tidak dapat terukur (Yunita, Cahyono, & Wijayati, 2016). Pipet tetes Digunakan untuk sterili alat inokulasi. dengan pembakaran (Bafsan, 2014), ‘Menampung media yang ingin ditumbuhkan dengan menuangkannya ke dalam cawan petri bagian bawah dan bagian atas sebagai penutup — (Hafsan, 2014). Pipet tetes memiliki prinsip kerja yaitu menghisap larutan atau cairan memakai gelembung — karet elastis. yang dapat ditekan (Hafsan, 2014). Memakai bantuan bahan bakar spirtus (methanol) — untuk membakar (Hafsan, 2014). ‘Termometer Mikroskop Digunakan untuk mengukur — suhu (Supu, Usman, Basti, & Sunarmi, 2016). Berfungsi untuk memindabkan biakan untuk ditumbuhkan ke media baru (Hafsan, 2014). Alat berlensa yang digunakan untuk melihat objek kecil yang sulit dibedakan jika dilihat dengan mata telanjang (Hafsan, 2014). Termometer bekerja dengan memanfaatkan perubahan —sifat termometriksuatu benda ketika benda tersebut mengalami perubahan — suhu (Supu, Usman, Basri, & Sunarmi, 2016). ‘Menggunakan bantuan —tangan untuk ‘menggerakkannya (Hafsan, 2014) Prinsip kerja mikroskop dengan cara obyek ditempatkan di ruang dua lensa obyektif _sehingga terbentuk bayangan nyata, terbalik, dan diperbesar (Buik, 2013). Memiliki —fungsi_ Prinsip —_kerjanya untuk = mengukur yaitu. pada saat volume suatu cairan sedang mengukur (Hafsan, 2014). volume larutan, sebaiknya batas air tersebut disesuaikan berdasarkan Gelas ukur meniskus — cekung Jarutan — (Hafsan, 2014). a Berguna untuk Mengukur volume No mengencerkan larutan —_secara a Jarutan hingga spesifik dengan mencapai volume ketelitian tinggi tertentu (Nurdiani, 2019). (Nurmawati, 2020). Labu ukur’ Digunakan untuk Pada plate dapat menghomogenkan — dipanaskan, suatu larutan sehingga —mampu bersamaan dengan mempercepat pengadukan dan _ proses panas (Hafsan, homogenisasi, dan 2014). ada magnet untuk Hot plate and stirrer mengatur kecepatan putarannya (Hafsan, 2014). Rak dan tabung reaksi Digunakan untuk menampung semacam — larutan atau cairan (Hafsan, 2014). Digunakan untuk roses penyaringan, atau juga memasukkan dan memindahkan larutan dari tempat satu ke tempat yang, ainnya — (Yunita, Cahyono, & Wijayati, 2016). Rak tabung reaksi memiliki — fungsi untuk meletakkan tabung reaksi_ agar mudah —diorganisir (Hafsan, 2014), Tabung ——_reaksi digunakan untuk penampungan cairan atau media padat —_(Hafsan, 2014), Erlenmeyer bekerja secara aseptis, (Hafsan, 2014). Dengan cara memisahkan zat atau senyawa tertentu dalam sampel berdasarkan kelarutan dalam pelarut yang memiliki perbedaan fase (Febrianti & ‘dkk, 2019) Dengan menampung tabung reaksi supaya tetap berdiri dan aman (Astutik, 2018), Tabung ——_reaksi sebagai tempat saat mereaksikan_bahan kimia dalam skala Keil (Astutik, 2018). pH meter Micro pipet Spatula besi pH meter digunakan untuk mengukur pH suatu larutan (Hafsan, 2014). Micro pipet berguna sebagai alat bantu memindahkan cairan (Rohmatningsih, 2021). Digunakan untuk mengambil ataupun memindahkan bahan kimia berbentuk padatan (Yunita, Cahyono, & Wijayati, 2016). Dilengkapi dengan probe untuk mendeteksi konsentrasi ion hidrogen atau hidroksida (Hafsan, 2014). Mikropipet memerlukan tip sebagai penampung cairan yang dihisap. Tip tidak memiliki skala (Hafsan, 2014). Dengan mengambil obyek ——ataupun mengaduk —larutan (Andriani, 2016) Chiller Pi-pump/pompa pipet Alat yang digunakan untuk mendinginkan air pada sisi evaporatornya (Reynaldi & Koswara, 2019) Alat yang digunakan untuk menginkubasi atau memeram mikroorganisme pada suhu terkontrol (Hafsan, 2014), Alat yang, digunakan untuk menampung cairan (Hafsan, 2014), Pi pump merupakan alat yang digunakan untuk — membantw memtindahkan cairan (Rohmatningsib, 2021). Digunakan sebagai pendingin temperatur _mesin ekstruder untuk mencegah terjadinya over heat pada mesin ekstruder (Reynaldi & Koswara, 2019) Dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur — waktu (Hafsan, 2014). Gelas beaker bekerja ——_secara aseptis (Hafsan, 2014). Dengan cara penyedotannya dapat dikendalikan melalui thumb wheel (Hafsan, 2014). Berfungsi untuk Memastikan memindahkan terlebih dahulu pro cairan (Hafsan, pipet terpasang Pipet ukur 2014) dengan benar, kemudian hisap sesuai volume yang diinginkan (Kurniajato, 2020) 4.2 Pembuatan Media PCA Dalam pembuatan media PCA ini sudah dilakukan sesuai prosedural dan dapat dikatakan sudah benar. Karena pada saat praktikum pembuatan media sudah ‘mengikuti angkah-langkah yang ada, Membuat media PCA memiliki beberapa langkah di antaranya, menimbang terlebih dahulu PCA seberat 2,25 gram, kemudian dituangkan ke dalam erlenmeyer berukuran 250 ml. Kemudian ditambahkan aquadest 100 ml ke dalam erlenmeyer sebagai campuran dan pelarut, kemudian diaduk untuk menghomogenkan, Setelah itu, dilarutkan dan dipanaskan kemudian disterilkan menggunakan autoklaf. Setelah disterilkan, kemudian ditungkan ke cawan petri atau tetap di erlenmeyer, bersifat opsional. Di tunggu hingga dingin terlebih dahulu, Setelah didinginkan dan membeku di simpan dalam lemari es. Langkah-langkah tersebut menunjukkan media PCA merupakan media padat, dan hasilnya sesuai Pembuatan PCA ini sudah sesuai prosedur dan dapat dinyatakan sudah benar, mengacu kepada percobaan pembuatan media PCA yang lain sebagai perbandingan. Bahwasannya media PCA sebagai media padatnya, dibuat dengan beberapa langkah di antaranya, sebanyak 29 g PCA ditimbang dan dilarutkan dan dilarutkan dengan 1650 mL aquadest steril, pH diatur 7.0 dan dipanaskan hingga Jarutan jernih, Selanjutnya disterilkan dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121°C (Wulandari, 2016) 43 Pembuatan Media NA Dalam pembuatan media NA. sudah dilakukan dengan benar sesuai prosedur, dengan mengikuti langkahJangkah yang sudah tersedia. Media NA merupakan media padat yang digunakan untuk kultur isolat bakteri sama seperti media PCA. Dibuat dengan langkah-langkah yang sama dengan media PCA, hanya saja berbeda pada berat yang ditimbang. Agar dapat dibuktikan kebenarannya dilakukannya perbandingan dengan penelitian terdahulu, Bahwasannya, sebelum membuat media nutrient agar, dilakukan sterilisasi petry disk di dalam autoclave selama * 1 jam dengan suhu 121°C. Setelah itu, bahan media agar dibuat dengan mencampurkan 2 gram nutrient broth (1%), dan 4 gram agar (2%) ke dalam 200 ml air garam dan diaduk menggunakan magnetic steerer. Setelah bahan teraduk secara sempurma, erlenmeyer ditutup menggunakan kapas dan alumunium foil dan disterilkan menggunakan autoclave dengan suhu 121°C selama + 1 jam. Media yang sudah steril kemudian dituang secara aseptik ke dalam petry disk steril hingga permukaan petry disk tertutup dengan media agar. Selanjutnya, media agar didiamkan hingga mengeras dan ditutup menggunakan Cling Wrap agar tidak terkontaminasi. Media agar digunakan sebagai media tumbuh dan isolasi bakteri (Ginting, Rimper, & Toloh, 2019). 44 Sterilisasi Pemijaran Langsung Sterilisasi_pemijaran Jangsung dilakukan untuk mensterilisasi:peralatan yang tidak mudah terbakar, dilakukan dengan beberapa langkah yaitu, dengan menyalakan bunsen terlebih dahulu, kemudian atur nyala api secara maksimal. Disebut pemijaran langsung, Karena sterilisasi ini menggunakan api langsung untuk memanaskan, maka dari itu harus dilakukan seeara hati ati. Sterilisasi pada jarum ose dilakukan dengan cara mengambil jarum ose, kemudian melakukan pembakaran dengan api bunsen mulai dari pangkal kawat ose secara perlahan menuju ke ujung kawat ose. Pembakaran sampai kawat ose merah membara kemudian didinginkan dan siap digunakan untuk mengambil biakan. Kemudian, untuk sterilisasi pada tabung reaksi dilakukan dengan cara mulut tabung reaksi dengan membuka sumbat kapas kemudian melewatkan mulut tabung pada api bunsen. Hal ini dilakukan setelah dan sebelum menginokulasi biakan. Pada sterili ‘awan petri, sebelum cawan petri dibuka untuk diinokulasi maupun cawan petri ditutup setelah diinokulasi, tepi cawan petri dilewatkan api bunsen dan memutar. Pada sterilisasi pemijaran langsung sudah dilakukan dengan benar, dengan parameter perbandingan pada penelitian terdahulu, Pemijaran langsung digunakan untuk sterilisasi spatula logam, alat gelas, filter logam dari Bekerfeld dan filter bakteri lainnya, mulut botol, vial dan labu, gunting, jarum logam dan kawat dan alat Jainnya dimana bakteri tidak hancur dengan pemijaran langsung. Spatula, lumpang dan alu dapat disterilisasi dengan metode ini, Dalam keadaan darurat ampul dapat disterilisasi dengan memposisikan bagian leher ampul ke arah bawah pada lubang Kawat keranjang dan dipijarkan langsung pada api dengan hati-hati. Setelah pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel (Tungadi, 2017). 44 Ste asi Panas Basah Sterilisasi dengan panas basah bertekanan tinggi (autoklaf) Sterilisasi panas basah ini digunakan untuk mensterilisasi alat dengan bantuan uap air, dilakukan dengan beberapa langkah yaitu, isi autoklaf dengan aquadest sampai dasar dekat meletakkan bahan, kemudian masukkan alat dan bahan yang akan disterilkan ke dalam autoklaf. Setelah itu media yang disterilkan dimasukkan dalam erlenmeyer atau tabung reaksi yang ditutup kapas dan kertas aluminium foil, kemudian tutup autoklaf dan kencangkan kunci atau ulir penutupnya, setelah itu buka ran pengeluaran tutup air, kemudian menyambungkan dengan arus listrik dan tekan power on untuk menyalakan, setelah itu melakukan pengaturan waktu selama 15 menit, 2 atm, dengan suhu 121 derajat celcius untuk mensterilkan alat. Jika uap air sudah mulai Keluar, tutuplah kran pengeluaran wap air, tekanan dan suhu akan naik. Setelah itu, jika waktu sterilisasi tercapai, maka akan ada alarm berbunyi dan setelah itu tekan tombol power off untuk mematikan, Biarkan autoklaf dingin, maka tekanan akan turun tunggu sampai tekanan 0 atm atau ditunggu sampai dingin, setelah itu buka autoklaf hati-hati dan keluarkan alat dan bahan yang disterilkan. Pada proses sterilisasi panas basah sudah dilakukan dengan benar sesuai prosedur, dengan merujuk kepada percobaan terdahulu. Sterilisasi uap dilakukan dalam autoklaf dan menggunakan uap air dengan tekanan. Cara ini diakui sebagai cara yang tepat pada hampir semua keadsan dimana produk mampu diperlakukan seperti sterilisasi ini, Sebagian besar produk farmasi tidak tahan panas dan tidak dapat dipanaskan dengn aman pada temperatur yang dibutuhkan untuk sterilisasi panas kering (lebih kurang 170°C). Bila ada kelembaban (wap air), bakteri terkoagulasi dan dirusak pada temperatur yang lebih rendah daripada bila tidak ada kelembaban. Kenyataannya, sel bakteri dengan kadar air besar umumnya lebih mudah dimatikan, Spora-spora yang kadar airnya relatif rendah lebih sukar dihancurkan, Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air panas adalah karena adanya denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial organisme tersebut (Tungadi, 2017). 4.5 Sterilisasi Panas Kering Sterilisasi panas kering ini menggunakan bantuan oven untuk mensterilkan alat. Disebut kering, karena oven hanya menyalurkan energi panas saja, dari hasil pengubahan energi listrik menjadi Kalor. Sterilisasi panas kering pada alat dilakukan dengan cara menangkupkan cawan petri bagian bawah dan tutupnya, kemudian ditutup dengan kertas. Kemudian pada tabung reaksi dilakukan dengan cara mengambil tabung reaksi yang masing-masing ditutup dengan kapas, beberapa tabung-tabung diikat jadi satu dan dibungkus kertas. Kemudian pada pipet ukur ujung atas diberi sedikit sumbat kapas dengan sedikit longgar, kemudian dibungkus dengan kertas dan diikat. Setelah itu semua alat dimasukkan ke dalam oven, kemudian menyalakan oven pada suhu 140 °C selama 3 jam untuk waktu sterilisasi Setelah selesai pemanasan dibiarkan dingin dan peralatan siap digunakan, Pada tata cara sterilisasi panas kering sudah dilakukan dengan benar sesuai prosedur, dengan merujuk kepada percobaan terdahulu. Bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi dengan uap air disterilisasi pada sebuah oven udara panas. Termasuk kelompok ini adalah minyak-minyak tertentu, parafin, petrolatum, petrolatum cair, gliserin, propilen glikol; serbuk stabil seperti talk, kaolin, dan ZnO, dan bahan obat tertentu . Disamping itu, sterilisasi panas kering lebih efektif untuk alat-alat gelas dan banyak peralatan bedah. Pada umumnya, temperatur lebih tinggi dan periode pemaparan yang lebih panjang dibutubkan untuk menghasilkan sterilisasi dengan panas kering lebih panjang dimana prosesnya diluar wap air pemaparannya pada 121°C selama 12 menit adalah efektif, sterilisasi panas kering membutuhkan pemaparan pada 150° — 170°C selama 1 sampai 4 jam (Tungadi, 2017). BAB 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Media merupakan sebuah substrat sebagai alat bantu mikroorganisme dapat tumbuh sesuai dengan lingkungannya, Pada hasil praktikum dinyatakan bahwa media merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran berbagai nutrisi, yang nantinya akan berbentuk padatan, tujuannya untuk tempat berkembangbiaknya mikroorganisme atau kultur isolat bakteri, Mensterilkan media merupakan langkah yang tidak boleh diabaikan agar media yang digunakan sesuai untuk pertumbuhan bakteri atau mikroorganisme yang diinginkan 5.2 Saran Penulis menyadari masih terdapat banyak kesalahan dalam penulisan laporan ini, maka dari itu penulis meminta kritik, saran, evaluasi, dan motivasi, ‘agar penulis dapat lebih baik lagi kedepannya dalam menulis laporan ini, Demikian laporan yang dapat disusun, sekian dan terimakasih. DAFTAR PUSTAKA Aisyah, A.N., Setioningsih, E. D., & Lamidi, S. (2015, Agustus 12). Vortex Mixer Live Rpm Dilengkapi Sensor Pendeteksi. Andriani, R. (2016, Maret). Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal Mikrobiologi, 1(1). Astutik, W. W. (2018). PENGEMBANGAN ENSIKLOPEDIA PERALATAN LABORATORIUM BIOLOGI SEBAGAI SUMBER BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH TEKNIK LABORATORIUM DI UIN WALISONGO SEMARANG. Semarang: Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam. Negeri Walisongo. Buik, Y. (2013). PERBANDINGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR FISIKA, KETERLIBATAN DAN RESPON SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN METODE CERAMAH PADA SISWA KELAS VI SMP PANGUDI LUHUR I YOGYAKARTA PADA POKOK B. Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Tlmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. ‘Cahyono, A. D. (2019). PENGARUH BEBERAPA MEDIA KULTUR TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI SIMBION LARVA Oryctes rhinoceros L. Sumatera Utara: Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Dharma, I. A., Widyaparaga, A, & Yuandia, A. (2018, Maret 1). STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KECEPATAN ALIRAN MASUK, SPLIT-RATIO DAN DIAMETER VORTEX FINDER TERHADAP UNJUK KERJA LIQUID-LIQUID CYLINDRICAL CYCLONE (LLCC) SEPARATOR. Teknoin, 24(1), 67-74. Esmiyati. (2012). Pembudidayaan Bandeng Juwana Berbasis Kearifan Lokal sebagai Muatan Lokal untuk Menumbuhkan Sikap Konservasi SIswa, Jurnal Sains Universitas Negeri Semarang, 1(1), 21-25. Febrianti, D. R., & dkk. (2019, Februari). Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Kulit Jeruk Siam Banjar (Citrus reticulata) Terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa, Jurnal Pharmascience, 06(01), 10-17. Ginting, E. L., Rimper, J.R., & Toloh, B. H. (2019, Januari). Bacillus sp. SEBAGAL AGENSIA PENGURAL DALAM PEMELIHARAAN _ Brachionus rotundiformis YANG MENGGUNAKAN IKAN MENTAH SEBAGAI Jumal Iimiah Platax, 7(1), 158-169. Hafsan. (2014). MIKROBIOLOGI ANALITIK. (F. Nur, Penyunt.) Makassar: Alauddin University Press. Hakim, D. A. (2016). PENGARUH PERENDAMAN BANDENG PRESTO DENGAN MADU TERHADAP NILAI ORGANOLEPTIK DAN JUMLAH TOTAL BAKTERI PADA PENYIMPANAN SUHU RUANG. Surabaya: Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga. Hardono, T., & Supriyadi, K. (2020, April). Modifikasi Autoclave Berbasis Atmega328 (suhu). Jurnal Teknik Elektromedik Indonesia, 1(20), 59-65. Hartono, D. F., Pudji, A., & Prastawa, M. (2016, Mei). Incubator Bakteri Bacillus ‘Stearothermophillus berbasis Mikrokontroller untuk tes Mikrobiologi pada Autoclave. Seminar Tugas Akhir, 1-10. Kurniajato, A. S. (2020). PENGARUH CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR TERHADAP VALIDASI METODE PENGUJIAN KROM PADA SAMPEL AIR SECARA SSA. Yogyakarta: Faklutas Matematika dan Iimu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia. M., Y. Y., Mautina, D. N., Pratiwi, S. D., R., U. M., & S., D. H. (2018). METODE, STERILISAS] PANAS BASAH. Nurdiani, D. (2019). Membuat Larutan Pereaksi Mengikuti Prosedur, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ‘Nurmawati. (2020). PENERAPAN OBJEK 3 DIMENSI PADA BUKU KIMIA BERBASIS AUGMENTED REALITY SMA NEGERI 1 PLAMPANG. Mataram: Fakultas Teknik dan Desain, Universitas Bumigora. Putri, M. H., Sukini, & Yodong. (2017). MIKROBIOLOGI. Jakarta Selatan: PUSAT PENDIDIKAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN. Rakhmatullah, M. Y., Kawitana, W. R., & Rakhmatillah, A. (2015). Rancang Bangun Sistem Sterilisasi Alat-alat Kedokteran secara Otomatis. Raudah, Zubaidah, T., & Santoso, L (2017, Januari), EFEKTIVITAS STERILISAS] METODE PANAS KERING PADA ALAT MEDIS RUANG PERAWATAN LUKA RUMAH SAKIT Dr. H. SOEMARNO SOSROATMODJO KUALA KAPUAS. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 14(1), 426-430. Reynaldi, A., & Koswara, E. (2019). ANALISIS EFISIENSI KERJA CHILLER PADA MESIN EKSTRUDER DI PT. ARTERIA DAYA MULIA CIREBON. 459-464. Rohmatningsih, R. N. (2021). Perbandingan Waktu Pengukuran Pipet Ukur Glasfin Pi Pump dan Micropipet Socorex pada Uji TPC Acetobacter xylinum, INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY, 4(1), 1-7. Sambuaga, M. E., Longdong, 8. N., & Manoppo, H. (2018, Januari). Sensitivitas cekstrak tanaman kemangi (Ocimum sactum) terhadap bakteri Aeromonas hydrophila, Budidaya Perairan, 6(1), 1-7 Setyanto, N. W., & dkk. (2012). Perancangan Alat Pengering Mie Ramah Lingkungan, Jurnal Rekaya Mesin, 3(3), 411-420. Subandi, Suparman, & Sukiyadi. (2015, Agustus). Modifikasi Oven Bekas sebagai Alat Pengering Multi Fungsi. Jurnal Imiah Teknik Pertanian, 7(2), 77-144. Subandi, Suparman, & Sukiyadi. (2015, Agustus). Modifikasi Oven Bekas sebagai Alat Pengering Multi Fungsi. Jurnal Ilmiah Teknik Pertanian, 7(2), 77-144. Supu, 1, Usman, B., Basri, S., & Sunarmi. (2016, April). PENGARUH SUHU TERHADAP PERPINDAHAN PANAS PADA MATERIAL YANG BERBEDA. Jurnal Dinamika, 7(1), 62-73. Tungadi, R. (2017). Teknologi Sediaan Steril. Jakarta: CV. Sagung Seto. ‘Wati, R. Y. (2018). Pengaruh Pemanasan Media Plate Count Agar (PCA) Berulang ‘Terhadap Uji Total PLate Count (TPC) di Laboratorium Mikrobiologi ‘Teknologi Hasil Pertanian Unand. 1(2), 44-47. Wicaksono, E. B., Hardianto, & Muliawan, A. (2019, Desember). Rancang Bangun Penghitung Jumlah Koloni Bakteri Berbasis Arduino Uno, JURNAL TEKNIKA, 13(02), 123-128. Woulandari, N. K. (2016). TOTAL DAN IDENTIFIKASI Escherichia Coli DALAM JAMU GENDONG BERAS KENCUR YANG DIJUAL DI PASAR SAMBILEGI WILAYAH MAGUWOHARJA KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA. Sleman, Yogyakarta: Fakultas Farmasi,Universitas Sanata Dharma, Yudianti, 1, Suprapti, & Hupitoyo. (2015, Maret). Perbandingan Efektifitas Sterilisasi Panas Kering dan Desinfeksi Tingkat Tinggi Teknik Rebus terhadap Pertumbuhan Escherichia Coli. JEMC, 2(1), 8-14. Yunita, W., Cahyono, E., & Wijayati, N. (2016, Agustus). PENGEMBANGAN KIT STOIKIOMETRI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI PEMBELAJARAN SCIENTIFIC APPROACH. Journal of Innovative Science Education, 5(1), 63-72 LAMPIRAN PEMBUATAN MEDIA PCA Potong alumunium Foil berukuran sedang Tuang aquadest di gelas ukur hingga menunjukkan 100 Tuang PCA ke dalam Jabu erlenmeyer Ambil PCA dari kulkas dan Timbang_ PCA di Jetakkan di alumunium foil neraca analitik hingga ‘menggunakan spatula menunjukkan 2,25 gr Twang 100ml aquadest —Panaskan hot plate &stirrer kke dalam PCA alu Ietakkan beaker glass diatasnya —aduk —sampai berbuih atau Jarutan sudah | a Lalu tutup — mulut erlenmeyer dengan Letakkan media kapas dan balut dalam = keranjang dengan alumunium ——autoklaf dan siap foil dipanaskan PEMBUATAN MEDIA NA Potong alumunium = Ambil NA darikulkasdan — Timbang NA di Jetakkan di alumunium —— neracaanalitik hingga foil menggunakan spatula menunjukkan 2gr Twang aquadest di Tuang 100ml aquadest Panaskan _hot&stirrer gelas ukur hingga ke dalam NA alu Ietakkan beaker ‘menunjukkan 100 ml glass diatasnya aduk sampai berbuih atau larutan sudah homogen ‘Tuang NA ke dalam laby Tutup mulut erlenmeyer erlenmeyer dengan kapas dan balut dengan alumunium foil Sterilisasi Pemijaran Langsung Nyalakan api pada bunsen untuk mensterilisasi_ kan alat yang akan kita gunakan Panaskan permukaan Erlenmeyer di dekat api bunsen permukaan — cawan petri di panaskan di dekat api bunsen Masukkan media ke cawan petri, cawan petri dan erlenmeyer harus dekat pada bunsen

You might also like