LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
ACARA 1.
PENGENALAN ALAT, PEMBUATAN MEDIA, DAN STERILISASI
Oleh
Doni Guntoro (211710301045)
Asisten Praktikum:
1. Oryzatania Windaru Runteka (181710301032)
2. Olla Riska Aprilia Intan Aghata (201710301059)
3. Fitri Wulandari (201710301080)
4, Firman Setia Wibowo (201710301053)
5, Muchammad Fajar Asrofi (201710301099)
PROGRAM TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022BAB 1. LATAR BELAKANG
1.1 Latar Belakang
Di dalam laboratorium, khususnya laboratorium mikrobiologi pada umunya
berisi alat-alat yang digunakan untuk pembuatan media, melakukan penyimpanan
mikrobia, analisis,
serta preparasi. Mahasiswa dianjurkan paham mengenai
karakteristik dari laboratorium mikrobiologi, selain pemahaman yang harus
lengkap dan jelas, sehubungan dengan dilaksanakannya acara praktikum. ini,
pengetahuan tentang penggunaan dan fungsi peralatan di laboratorium
mikrobiologi merupakan kebutuhan penting untuk bekal bagi semua mahasiswa.
‘Ada beberapa macam Komponen peralatan yang digunakan di laboratorium
mikrobiologi, seperti peralatan elektrik, peralatan gelas dan keramik, kemudian
peralatan non gelas, Masing-masing dari komponen peralatan tersebut memiliki alat
yang beraneka ragam di dalamnya, untuk peralatan elektrik terdapat inkubator,
autoklaf elektrik, mikroskop, hot plate dan stirrer. Kemudian untuk peralatan gelas
dan keramik, di dalamnya ada pipet ukur, pipet tetes, cawan petri, tabung reaksi dan
lain sebagainya. Pada peralatan non gelas terdapat pinset, pH meter, jarum
inokulum atau ose, dan rubberbulb, Keseluruhan dari alat-alat tersebut sudah
memiliki tugas pokok sesuai fungsinya masing-masing. Alat-alat tersebut dapat
membantu mahasiswa dalam pembuatan media, sterilisasi, dan lain-lain,
Penting bagi mahasiswa dalam mengetahui peralatan laboratorium
mikrobiologi, agar mahas
‘wa tidak salah dalam menggunakan alat-alat yang ada
di dalamnya. Karena pengetahuan terhadap fungsi dan cara penggunaan alat
laboratorium itu dapat memengaruhi kinerja mahasiswa.
12 Tujuan
Adapun beberapa tujuan dari praktikum pengenalan alat, pembuatan media,
dan sterilisasi, sebagai berikut:
1. Mengetahui peralatan laboratorium mikrobiologi berikut fungsi dan
penggunannya.‘Memperkenalkan cara pembuatan beberapa jenis media pertumbuhan
mikrobi
Mengetahui sterilisasi dengan pembakaran, panas kering (oven), panas
basah bertekanan tinggi (autoklaf),BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Alat Laboratorium Elektrik
2.1.1 Autoklaf
Autoklaf merupakan alat laboratorium berbasis pemanas tertutup yang
berfungsi untuk mensterilisasi suatu i
strumen atau alat dengan menggunakan wap
yang berasal dari suhu dan tekanan. Alat ini dirancang dengan menggunakan
mikrokontroler yang digunakan untuk pengendali ulama, kemudian pada bagian
driver heater digunakan untuk menyalakan heater sehingga terjadi_ proses
pemanasan di dalamnya, Alat autoklaf juga dilengkapi oleh sistem pembuangan wap
secara otomatis (Hardono & Supriyadi, 2020).
2.1.2 Oven
Oven merupakan seperangkat alat berbasis mesin untuk pengering, sebagai
pengganti sinar matahari dalam melakukan pengeringan suatu bahan ataupun
produk. Oven memiliki sistem kerja yaitu untuk mengeringkan produk pada suhu
yang dikehendaki, pada bagian suhu dapat diatur secara Konstan. Sistem
pengeringan pada oven dengan menggunakan aliran udara panas yang berkecepatan
tinggi, dengan bantuan exhaust blower udara jenuh dapat terhisap serta mengalir
keluar. Prinsip kerja oven yaitu menurunkan kadar air yang ada di dalam bahan
dengan mengalirkan panas dari terubahnya energi listrik menjadi energi kalor, dan
udara sebagai mediumnya (Subandi, Suparman, & Sukiyadi, Modifikasi Oven
Bekas sebagai Alat Pengering Multi Fungsi, 2015).
2.1.3 Colony Counter
Colony counter adalah alat untuk mempermudah dalam menghitung jumlah
koloni bakteri, Karena jumlah bakteri sangatlah banyak serta membentuk koloni-
koloni, maka untuk mengetahui jumlah koloni bakteri diperlukannya alat colony
counter. Colony counter bekerja dengan menggunakan mata untuk melihat koloni
bakteri dengan memanfaatkan sumber cahaya berupa LED dan bantuan lup (kaca
pembesar) untuk memperbesar koloni bakteri yang terdapat pada cawan petri. Pada
‘umumnya colony counter masih bersifat manual, karena hanya mengandalkan daya
ingat petugas laboratorium. Perhitungan bakteri menggunakan alat colony countermasih dapat terjadi kesalahan (human error) pada saat proses perhitungan, karena
masih dilakukan secara manual menggunakan penglihatan mata (Wicaksono,
Hardianto, & Muliawan, 2019),
2.2 Alat Laboratorium Gelas dan Non Gelas
22.1 Erlenmeyer
Labu erlenmeyer merupakan alat yang berfungsi untuk menampung larutan
atau cairan, Labu erlenmeyer dapat juga digunakan untuk tempat meracik atau
menghomogenkan bahan-bahan kimia, menampung aquades, membuat pelarut,
kultivasi mikroorganisme dalam kultur cair, dan lain sebagainya. Erlenmeyer
memiliki beberapa pilihan volume terhadap cairan yang ingin ditampungnya, yaitu
100 ml, 250 ml, 500 ml, 1000 ml, dan lain sebagainya. Bentuk labu erlenmeyer
memiliki mulut yang kecil, namun bagian bawahnya melebar, dengan begitu
memberikan keuntungan saat bekerja secara aseptis atau ketika mengkultur
mikroba yang membutuhkan aerasi (Hafsan, 2014).
2.2.2. Cawan Petri
Cawan petri merupakan alat inokulasi dan kultivasi yang terbuat dari kaca
(gelas) dan memiliki fungsi untuk tempat mengembangbiakkan mikroorganisme.
Bagi media pertumbuhan dapat dituangkan ke cawan petri bagian bawah dan bagian
‘tas sebagai penutup. Cawan petri memiliki beberapa macam ukuran, antara lain
berdiameter 5 cm, 8 cm, 9 cm, dan 15 cm. Pada cawan petri berdiameter 15 cm
dapat digunakan untuk menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan untuk
cawan petri yang ukuran diameternya 9 em, diperkirakan dapat menampung media
sebanyak 10 ml. Cawan petri memiliki dua jenis yaitu cawan tidak berventilasi dan
cawan berventilasi, bagi cawan petri yang tidak berventilasi itulah yang sering
digunakan. Untuk pembiakan mikroorganisme secara anaerob dapat menggunakan
cawan berventilasi (Hafsan, 2014).
2.2.3. Beaker Glass
Beaker glass merupakan alat yang digunakan untuk menampung cairan
untuk keperluan tertentu. Beaker glass memiliki fungsi yang hampir sama dengan
erlenmeyer, tetapi perbedaannya terdapat pada bentuk mulutnya yang bercucuklebar serta diameter mulut sama dengan diameter bagian bawah, schingga spatula
dapat melakukan proses pengadukan dengan sesuai. Beaker glass tidak cocok
digunakan untuk menampung cairan steril, karena mulutnya yang lebar dapat
memberikan risiko terkontaminasi dan tumpah (Hafsan, 2014).
2.2.4 Jarum Ose
Jarum ose atau bisa disebut jarum inokulum, memiliki fungsi_ untuk
memindahkan hasil biakan untuk ditumbuhkan ke dalam media baru, Jarum ose
terbuat dari kawat nichrome atau platinum, sehingga dapat berpijar jika terkena
panas. Ujung jarum berbentuk lingkaran (loop), maka dari itu disebut ose atau
inoculating loop, karena berbentuk lingkaran pada ujung jarummnya, Jika jarum yang
berbentuk lurus disebut inoculating needle (Hafsan, 2014).
2.3 Pengertian PCA
PCA (Plate Count Agar) adalah sebuah media yang berfungsi untuk
‘menumbuhkan bakteri dan menghitung mikroorganisme pada makanan, air, dan
limbah (Hakim, 2016). Media PCA merupakan media padat mengandung agar,
sehingga setelah dingin akan menjadi padat. Media PCA terdiri dari casein enzymic
hydrolisate, yeast extract, dextrose, agar (Wati, 2018).
24 — Pengertian NA
NA (Nutrient Agar) merupakan sebuah media padat yang digunakan sebagai
media tumbuh dan kultur isolat bakteri. Media NA juga memiliki kandungan nutrisi
yang cukup tinggi (Ginting, Rimper, & Toloh, 2019).
25 — Sterilisasi Pemijaran Langsung
Sterilisasi_pemijaran langsung merupakan sterilisasi_ menggunakan api
langsung yang digunakan untuk mensteritkan alat-alat seperti spatula, alat gelas,
logam, filter logam, filter bakteri, labu, gunting, jarum, dan kawat, atau alat lainnya,
dimana bakteri tidak hancur dengan pemijaran langsung (Tungadi, 2017). Tata cara
sterilisasi teknik pemijaran dilakukan dengan membakar alat, contohnya spatula
‘atau gunting secara langsung pada api yang berasal dari pembakaran spritus. Tekniktersebut dapat menyebabkan mikroorganisme yang menempel pada spatula atau
gunting akan terbunuh dan steril (Sambuaga, Longdong, & Manoppo, 2018).
2.6 — Sterilisasi Panas Basah
Metode sterilisasi panas basah merupakan cara mensterilkan alat dengan
cara pemanasan menggunakan air atau uap air. Uap air sebagai media penyalur
panas terbaik serta kuat daya penetrasinya. Sterilisasi panas basah dapat mematikan
mikroba melalui proses Koagulasi, denaturasi enzim, dan protein protoplasma
mikroba (Rakhmatullah, Kawitana, & Rakhmatillah, 2015). Metode panas basah
merupakan sterilisasi yang menggunakan siklus autoklaf yang sudah ditetapkan
pada suhu 121°C selama 15 menit. Pada sterilisasi panas basah terjadi proses
denaturasi_ protein untuk mematikan mikroorganisme yang ada, dengan
‘menggunakan parameter fisik untuk mengatur efisiensi proses sterilisasi panas
basah, antara lain paparan waktu, subu, dan tekanan. Sterilisasi panas basah
‘merupakan metode yang paling efektif untuk diterapkan dibanding panas kering,
Karena mampu menonaktifkan prion yang tidak dapat dimatikan oleh beberapa
metode lain. Metode panas basah biasa digunakan pada peralatan medis, produk
farmasi yang didasarkan pada transfer panas oleh uap di bawah tekanan (Yesika
dkk, 2018).
Metode sterilisasi panas basah memiliki beberapa keuntungan, yaitu relatif
sederhana dibandingkan metode sterilisasi yang lain, kemudian tidak terdapat
residu atau limbah beracun, hanya membutuhkan waktu pemrosesan yang minimal,
sterilisasi uap cocok untuk bahan cair dan bahan tahan panas yang dapat menahan
kelembaban, hidrasi dan suhu tinggi. (Yesika dkk, 2018)
2.7 Sterilisasi Panas Kering
‘Teknik sterilisasi panas kering menggunakan alat oven, katena oven
menyediakan suhu panas yang stabil selama proses sterilisasi. Sterilisasi panas
kering memiliki beberapa efeKtivitas, di antaranya sampel bebas dari pertumbuhan
bakteri , Coli dalam waktu 24 jam pertama setelah alat diproses, kemudian dua
sampel tidak ditumbuhi bakteri E, Coli sejak hari pertama sampai dengan hariketujuh setelah pemrosesan alat, rata-rata jumlah koloni bakteri E. Coli pada
masing-masing sampel adalah tiga koloni, kemudian pada hari keenam dan ketujuh
setelah proses sterilisasi alat sudah tidak terjadi pertumbuhan koloni baru bakteri E.
Coli. Sterilisasi panas kering lebih efektif jika dibandingkan dengan desinfeksi
tingkat tinggi teknik basah, dalam menghambat pertumbuhan koloni bakteri
Escherichia coli. (Yudianti, Suprapti, & Hupitoyo, 2015)
Sterilisasi panas kering memiliki prinsip dasar yaitu. mengalitkan panas
melalui mekanisme konduksi, panas akan diabsorpsi oleh permukaan Iuar dari
peralatan yang akan disterilkan, kemudian merambat kebagian yang lebih dalam
dari peralatan (Raudah, Zubaidah, & Santoso, 2017).
2.8 Perbedaan PCA dan NA
PCA (Plate Count Agar) merupakan medium cair yang bisa dibuat menjadi
padat dengan menambahkan agar, PCA biasa digunakan sebagai medium untuk
mikroba aerobik dengan inokulasi berada di atas permukaan, Pembuatan PCA
dengan cara melarutkan semua bahan, antara lain hydrolisate, yeast extract,
dextrose, casein enzymic, agar. Pertumbuhan total mikroba atau segala jenis
mikroba itu baik dengan menggunakan media PCA ini, karena PCA mengandung
Komposi hydrolisate casein enzymic yang berguna untuk menyediakan asam amino
dan substansi nitrogen komplek lainnya serta suplai vitamin b kompleks berasal
dari ekstrak yeast. PCA bisa juga disebut dengan sebutan SMA (Standard Methods
Agar), merupakan media untuk pertumbuhan mikroba yang biasa digunakan untuk
menghitung jumlah bakteri total (semua jenis bakteri) (Putri, Sukini, & Yodong,
2017). Karena itu, PCA bukanlah merupakan media selektif, sebab media ini tidak
hanya ditumbuhi oleh satu jenis mikroba saja (Wulandari, 2016).
Berbeda dengan media NA (Nutrient Agar), merupakan kelompok media
semi alami yang berbentuk pada, karena mengandung agar sebagai pemadatnya,
serta terdiri dari bahan alami dan di tambahkan dengan senyawa kimia. Media NA
‘memiliki kegunaan sama seperti media pada umunya, digunakan untuk mengamati
penampilan atau morfologi koloni bakteri (Cahyono, 2019). Medium NA memiliki
beberapa kandungan di dalamnya, antara lain pepton, yeast dan beef extract yangdigunakan sebagai sumber karbon dan nitrogen, serta sumber vitamin dan beberapa
senyawa lain untuk membantu pertumbuhan bakteri, Medium NA juga sudah
tersedia dalam bentuk bubuk instan yang telah mengandung keseluruhan bahan,
sama seperti dalam susunan komposisi medium NA pada biasanya (Putri, Sukini,
& Yodong, 2017).13.
14.
15.
16.
17.
13.2
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat
Rak dan Tabung reaksi
Cawan petri
Pipet ukur
Pi-pump
Bunsen + Spirtus
Inkubator
Kapas
Colony counter
Ose
Kertas sampul
Karet
Botol semprot
Plastik
Kertas payung
Label
Alkohol 70%
Karet
Bahan
NA
Aquades
PCA3.1 Diagram Alir dan Fungsi Perlakuan
3.2.1 Diagram Alir
3.2.1.1 Media PCA
PCA 2,25 gr dalam
erlenmeyer 250 ml
\dukan
Pelarutan dan Pemanasan
Sterilisasi
Penuangan pada plate
steril atau tetap di
erlenmeyer
Pendiaman sampai dingin
dan membeku
Penyimpanan dalam
Jemari es3.2.1.2 Media NA
NA2 gr dalam
Erlenmeyer 250m!
Pelarutan dan Pemanasan
Sterilisasi
¥
Penuangan pada plate steril
atau tetap di erlenmeyer
—_
Pendiaman sampai dingin
dan membeku
4
Penyimpanan dalam lemari
es
Aquadest
100 ml3.2.2 Fungsi Perlakuan
3.2.2.1 PCA
Pertama timbang 2,25 gram PCA terlebih dahulu, sebagai komponen
penting dalam pembuatan media, berat 2 gram tersebut memang ukuran yang sudah
sesuai dengan kemauan dan ketentuan prosedur yang dibuat, sehingga hanya
‘menyesuaikan saja. Kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer dengan ukuran
volume 250 mi, sebagai penampung media yang akan diproses. Setelah itu
‘menambahkan 100 ml aquadest ke dalam erlenmeyer, berguna sebagai campuran
dan pelarut dalam pembuatan media, Kemudian diaduk, dengan tujuan agar
campuran dari PCA dan aquadest tadi dapat terhomogenasi dengan baik. Setelah
itu, dilarutkan dan dipanaskan, bertujuan agar campuran tadi dapat bereaksi.
Kemudian disteritkan, dengan tujuan agar tidak ada mikroorganisme yang tumbuh,
di media, Kemudian dituangkan ke cawan petri atau tetap di erlenmeyer, hal
tersebut bersifat opsional, karena hanya digunakan sebagai wadah terbentuknya
‘media saja, Kemudian didinginkan, dengan tujuan agar membeku dan memadat.
Setelah dingin dan membeku di simpan ke dalam lemari es, dengan tujuan agar awet
serta dapat memadat dengan sempurna.
3.2.2.2NA
Pertama timbang NA seberat 2 gram terlebih dahulu sebagai komponen
penting dalam pembuatan media, berat 2 gram tersebut memang ukuran yang sudah
sesuai dengan kemauan dan ketentuan prosedur yang dibuat, sehingga hanya tinggal
menyesuaikan saja. Kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer dengan ukuran
volume 250 mil, sebagai penampung media yang akan diproses. Setelah itu
menambahkan 100 ml aquadest ke dalam erlenmeyer, berguna sebagai campuran
dan pelarut dalam pembuatan media, Kemudian diaduk, dengan tujuan agar
campuran dari NA dan aquadest tadi dapat tethomogenasi dengan baik. Setelah itu,
dilarutkan dan dipanaskan, bertujuan agar campuran tadi dapat bereaksi. Kemudian
disterilkan, dengan tujuan agar tidak ada mikroorganisme yang tumbuh di media.
Kemudian dituangkan ke cawan petri atau tetap di erlenmeyer, hal tersebut bersifat
opsional, karena hanya digunakan sebagai wadah terbentuknya media sajaKemudian didinginkan, dengan tujuan agar membeku dan memadat. Setelah dingin
dan membeku di simpan ke dalam lemari es, dengan tujuan agar awet serta dapat
memadat dengan sempurna.BAB 4. PEMBAHASAN
4.1 Alat Laboratorium Mikrobiologi
‘Autoklaf
Oven
Fun;
‘Autoklaf memiliki
fungsi- yaitu. untuk
mensterilkan
mikrobiologi yang
bersifat _berbahaya
(Hartono, Pudji, &
Prastawa, 2016),
Oven berfungsi
untuk memanaskan
bahan dan juga bisa
sebagai dehydrator
(Setyanto. & dkk,
2012).
Prinsip Kerja
‘Autoklaf
alat
pensteril tertutup
yang menggunakan
bantuan wap
bersuhu tinggi dan
bertekanan tinggi
untuk mensterilisasi
(Esmiyati, 2012).
Oven memiliki
prinsip utama yaitu
menurunkan kadar
air pada bahan
dengan cara
mengalirkan_ panas
yang berasal dari
energi listrik yang
berubah — menjadi
cnergi kalor
(Subandi,
Suparman, &
Sukiyadi,
Modifikasi Oven
Bekas sebagai AlatColony counter
Vortex
Colony counter
memiliki — fungsi
yaitu, digunakan
sebagai alat_ untuk
mempermudah
perhitungan jumlah
koloni bakteri
(Wicaksono,
Hardianto, &
Muliawan, 2019).
Berfungsi untuk
mencampur larutan
yang ada di dalam
tabung reaksi
(Aisyah,
Setioningsih, — &
Lamidi, 2015).
Pengering Multi
Fungsi, 2015)
Colony bekerja
dengan cara
memperbesar
koloni yang
terdapat pada
‘cawan petri dengan
menggunakan —lup
(kaca_ pembesar)
(Wicaksono,
Hardianto, &
‘Muliawan, 2019).
Vortex memiliki
prinsip kerja yaitu
dengan
mengalirkan ke
dalam pola aliran
yang mengitari
sumbu — pusatnya,
gerakan — tersebut
menimbulkan gaya
sentrifugal
(Dharma,
Widyaparaga, &
Yuandia, 2018),Cawan petri
merupakan lat
yang digunakan
untuk inokulasi dan
kultivasi
mikroorganisme
(Hafsan, 2014).
‘Cawan petri
Mengambil cairan
dalam jumlah yang
tidak dapat terukur
(Yunita, Cahyono,
& Wijayati, 2016).
Pipet tetes
Digunakan untuk
sterili alat
inokulasi. dengan
pembakaran
(Bafsan, 2014),
‘Menampung media
yang ingin
ditumbuhkan
dengan
menuangkannya ke
dalam cawan petri
bagian bawah dan
bagian atas sebagai
penutup — (Hafsan,
2014).
Pipet tetes memiliki
prinsip kerja yaitu
menghisap larutan
atau cairan
memakai
gelembung — karet
elastis. yang dapat
ditekan (Hafsan,
2014).
Memakai bantuan
bahan bakar spirtus
(methanol) — untuk
membakar (Hafsan,
2014).‘Termometer
Mikroskop
Digunakan untuk
mengukur — suhu
(Supu, Usman,
Basti, & Sunarmi,
2016).
Berfungsi untuk
memindabkan
biakan untuk
ditumbuhkan ke
media baru (Hafsan,
2014).
Alat berlensa yang
digunakan untuk
melihat objek kecil
yang sulit dibedakan
jika dilihat dengan
mata telanjang
(Hafsan, 2014).
Termometer
bekerja dengan
memanfaatkan
perubahan —sifat
termometriksuatu
benda ketika benda
tersebut mengalami
perubahan — suhu
(Supu, Usman,
Basri, & Sunarmi,
2016).
‘Menggunakan
bantuan —tangan
untuk
‘menggerakkannya
(Hafsan, 2014)
Prinsip kerja
mikroskop dengan
cara obyek
ditempatkan di
ruang dua lensa
obyektif _sehingga
terbentuk bayangan
nyata, terbalik, dan
diperbesar (Buik,
2013).Memiliki —fungsi_ Prinsip —_kerjanya
untuk = mengukur yaitu. pada saat
volume suatu cairan sedang mengukur
(Hafsan, 2014). volume larutan,
sebaiknya batas air
tersebut disesuaikan
berdasarkan
Gelas ukur meniskus — cekung
Jarutan — (Hafsan,
2014).
a Berguna untuk Mengukur volume
No mengencerkan larutan —_secara
a Jarutan hingga spesifik dengan
mencapai volume ketelitian tinggi
tertentu (Nurdiani, 2019).
(Nurmawati, 2020).
Labu ukur’
Digunakan untuk Pada plate dapat
menghomogenkan — dipanaskan,
suatu larutan sehingga —mampu
bersamaan dengan mempercepat
pengadukan dan _ proses
panas (Hafsan, homogenisasi, dan
2014). ada magnet untuk
Hot plate and stirrer mengatur kecepatan
putarannya
(Hafsan, 2014).Rak dan tabung reaksi
Digunakan untuk
menampung
semacam — larutan
atau cairan (Hafsan,
2014).
Digunakan untuk
roses penyaringan,
atau juga
memasukkan dan
memindahkan
larutan dari tempat
satu ke tempat yang,
ainnya — (Yunita,
Cahyono, &
Wijayati, 2016).
Rak tabung reaksi
memiliki — fungsi
untuk meletakkan
tabung reaksi_ agar
mudah —diorganisir
(Hafsan, 2014),
Tabung ——_reaksi
digunakan untuk
penampungan
cairan atau media
padat —_(Hafsan,
2014),
Erlenmeyer bekerja
secara aseptis,
(Hafsan, 2014).
Dengan cara
memisahkan zat
atau senyawa
tertentu dalam
sampel berdasarkan
kelarutan dalam
pelarut yang
memiliki perbedaan
fase (Febrianti &
‘dkk, 2019)
Dengan
menampung tabung
reaksi supaya tetap
berdiri dan aman
(Astutik, 2018),
Tabung ——_reaksi
sebagai tempat saat
mereaksikan_bahan
kimia dalam skala
Keil (Astutik,
2018).pH meter
Micro pipet
Spatula besi
pH meter digunakan
untuk mengukur pH
suatu larutan
(Hafsan, 2014).
Micro pipet berguna
sebagai alat bantu
memindahkan
cairan
(Rohmatningsih,
2021).
Digunakan untuk
mengambil ataupun
memindahkan
bahan kimia
berbentuk padatan
(Yunita, Cahyono,
& Wijayati, 2016).
Dilengkapi dengan
probe untuk
mendeteksi
konsentrasi ion
hidrogen atau
hidroksida (Hafsan,
2014).
Mikropipet
memerlukan tip
sebagai penampung
cairan yang dihisap.
Tip tidak memiliki
skala (Hafsan,
2014).
Dengan mengambil
obyek ——ataupun
mengaduk —larutan
(Andriani, 2016)Chiller
Pi-pump/pompa pipet
Alat yang
digunakan untuk
mendinginkan air
pada sisi
evaporatornya
(Reynaldi &
Koswara, 2019)
Alat yang
digunakan untuk
menginkubasi atau
memeram
mikroorganisme
pada suhu terkontrol
(Hafsan, 2014),
Alat yang,
digunakan untuk
menampung cairan
(Hafsan, 2014),
Pi pump merupakan
alat yang digunakan
untuk — membantw
memtindahkan
cairan
(Rohmatningsib,
2021).
Digunakan sebagai
pendingin
temperatur _mesin
ekstruder untuk
mencegah
terjadinya over heat
pada mesin
ekstruder (Reynaldi
& Koswara, 2019)
Dilengkapi dengan
pengatur suhu dan
pengatur — waktu
(Hafsan, 2014).
Gelas beaker
bekerja ——_secara
aseptis (Hafsan,
2014).
Dengan cara
penyedotannya
dapat dikendalikan
melalui thumb
wheel (Hafsan,
2014).Berfungsi untuk Memastikan
memindahkan terlebih dahulu pro
cairan (Hafsan, pipet terpasang
Pipet ukur 2014) dengan benar,
kemudian hisap
sesuai volume yang
diinginkan
(Kurniajato, 2020)
4.2 Pembuatan Media PCA
Dalam pembuatan media PCA ini sudah dilakukan sesuai prosedural dan
dapat dikatakan sudah benar. Karena pada saat praktikum pembuatan media sudah
‘mengikuti angkah-langkah yang ada, Membuat media PCA memiliki beberapa
langkah di antaranya, menimbang terlebih dahulu PCA seberat 2,25 gram,
kemudian dituangkan ke dalam erlenmeyer berukuran 250 ml. Kemudian
ditambahkan aquadest 100 ml ke dalam erlenmeyer sebagai campuran dan pelarut,
kemudian diaduk untuk menghomogenkan, Setelah itu, dilarutkan dan dipanaskan
kemudian disterilkan menggunakan autoklaf. Setelah disterilkan, kemudian
ditungkan ke cawan petri atau tetap di erlenmeyer, bersifat opsional. Di tunggu
hingga dingin terlebih dahulu, Setelah didinginkan dan membeku di simpan dalam
lemari es. Langkah-langkah tersebut menunjukkan media PCA merupakan media
padat, dan hasilnya sesuai
Pembuatan PCA ini sudah sesuai prosedur dan dapat dinyatakan sudah
benar, mengacu kepada percobaan pembuatan media PCA yang lain sebagai
perbandingan. Bahwasannya media PCA sebagai media padatnya, dibuat dengan
beberapa langkah di antaranya, sebanyak 29 g PCA ditimbang dan dilarutkan dan
dilarutkan dengan 1650 mL aquadest steril, pH diatur 7.0 dan dipanaskan hingga
Jarutan jernih, Selanjutnya disterilkan dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu
121°C (Wulandari, 2016)43 Pembuatan Media NA
Dalam pembuatan media NA. sudah dilakukan dengan benar sesuai
prosedur, dengan mengikuti langkahJangkah yang sudah tersedia. Media NA
merupakan media padat yang digunakan untuk kultur isolat bakteri sama seperti
media PCA. Dibuat dengan langkah-langkah yang sama dengan media PCA, hanya
saja berbeda pada berat yang ditimbang. Agar dapat dibuktikan kebenarannya
dilakukannya perbandingan dengan penelitian terdahulu, Bahwasannya, sebelum
membuat media nutrient agar, dilakukan sterilisasi petry disk di dalam autoclave
selama * 1 jam dengan suhu 121°C. Setelah itu, bahan media agar dibuat dengan
mencampurkan 2 gram nutrient broth (1%), dan 4 gram agar (2%) ke dalam 200 ml
air garam dan diaduk menggunakan magnetic steerer. Setelah bahan teraduk secara
sempurma, erlenmeyer ditutup menggunakan kapas dan alumunium foil dan
disterilkan menggunakan autoclave dengan suhu 121°C selama + 1 jam. Media
yang sudah steril kemudian dituang secara aseptik ke dalam petry disk steril hingga
permukaan petry disk tertutup dengan media agar. Selanjutnya, media agar
didiamkan hingga mengeras dan ditutup menggunakan Cling Wrap agar tidak
terkontaminasi. Media agar digunakan sebagai media tumbuh dan isolasi bakteri
(Ginting, Rimper, & Toloh, 2019).
44 Sterilisasi Pemijaran Langsung
Sterilisasi_pemijaran Jangsung dilakukan untuk mensterilisasi:peralatan
yang tidak mudah terbakar, dilakukan dengan beberapa langkah yaitu, dengan
menyalakan bunsen terlebih dahulu, kemudian atur nyala api secara maksimal.
Disebut pemijaran langsung, Karena sterilisasi ini menggunakan api langsung untuk
memanaskan, maka dari itu harus dilakukan seeara hati
ati. Sterilisasi pada jarum
ose dilakukan dengan cara mengambil jarum ose, kemudian melakukan
pembakaran dengan api bunsen mulai dari pangkal kawat ose secara perlahan
menuju ke ujung kawat ose. Pembakaran sampai kawat ose merah membara
kemudian didinginkan dan siap digunakan untuk mengambil biakan. Kemudian,
untuk sterilisasi pada tabung reaksi dilakukan dengan cara mulut tabung reaksi
dengan membuka sumbat kapas kemudian melewatkan mulut tabung pada apibunsen. Hal ini dilakukan setelah dan sebelum menginokulasi biakan. Pada
sterili
‘awan petri, sebelum cawan petri dibuka untuk diinokulasi maupun
cawan petri ditutup setelah diinokulasi, tepi cawan petri dilewatkan api bunsen dan
memutar.
Pada sterilisasi pemijaran langsung sudah dilakukan dengan benar, dengan
parameter perbandingan pada penelitian terdahulu, Pemijaran langsung digunakan
untuk sterilisasi spatula logam, alat gelas, filter logam dari Bekerfeld dan filter
bakteri lainnya, mulut botol, vial dan labu, gunting, jarum logam dan kawat dan alat
Jainnya dimana bakteri tidak hancur dengan pemijaran langsung. Spatula, lumpang
dan alu dapat disterilisasi dengan metode ini, Dalam keadaan darurat ampul dapat
disterilisasi dengan memposisikan bagian leher ampul ke arah bawah pada lubang
Kawat keranjang dan dipijarkan langsung pada api dengan hati-hati. Setelah
pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel (Tungadi, 2017).
44 Ste
asi Panas Basah
Sterilisasi dengan panas basah bertekanan tinggi (autoklaf)
Sterilisasi panas basah ini digunakan untuk mensterilisasi alat dengan
bantuan uap air, dilakukan dengan beberapa langkah yaitu, isi autoklaf dengan
aquadest sampai dasar dekat meletakkan bahan, kemudian masukkan alat dan bahan
yang akan disterilkan ke dalam autoklaf. Setelah itu media yang disterilkan
dimasukkan dalam erlenmeyer atau tabung reaksi yang ditutup kapas dan kertas
aluminium foil, kemudian tutup autoklaf dan kencangkan kunci atau ulir
penutupnya, setelah itu buka ran pengeluaran tutup air, kemudian
menyambungkan dengan arus listrik dan tekan power on untuk menyalakan, setelah
itu melakukan pengaturan waktu selama 15 menit, 2 atm, dengan suhu 121 derajat
celcius untuk mensterilkan alat. Jika uap air sudah mulai Keluar, tutuplah kran
pengeluaran wap air, tekanan dan suhu akan naik. Setelah itu, jika waktu sterilisasi
tercapai, maka akan ada alarm berbunyi dan setelah itu tekan tombol power off
untuk mematikan, Biarkan autoklaf dingin, maka tekanan akan turun tunggu sampai
tekanan 0 atm atau ditunggu sampai dingin, setelah itu buka autoklaf hati-hati dan
keluarkan alat dan bahan yang disterilkan.Pada proses sterilisasi panas basah sudah dilakukan dengan benar sesuai
prosedur, dengan merujuk kepada percobaan terdahulu. Sterilisasi uap dilakukan
dalam autoklaf dan menggunakan uap air dengan tekanan. Cara ini diakui sebagai
cara yang tepat pada hampir semua keadsan dimana produk mampu diperlakukan
seperti sterilisasi ini, Sebagian besar produk farmasi tidak tahan panas dan tidak
dapat dipanaskan dengn aman pada temperatur yang dibutuhkan untuk sterilisasi
panas kering (lebih kurang 170°C). Bila ada kelembaban (wap air), bakteri
terkoagulasi dan dirusak pada temperatur yang lebih rendah daripada bila tidak ada
kelembaban. Kenyataannya, sel bakteri dengan kadar air besar umumnya lebih
mudah dimatikan, Spora-spora yang kadar airnya relatif rendah lebih sukar
dihancurkan, Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air panas adalah karena
adanya denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial organisme tersebut
(Tungadi, 2017).
4.5 Sterilisasi Panas Kering
Sterilisasi panas kering ini menggunakan bantuan oven untuk mensterilkan
alat. Disebut kering, karena oven hanya menyalurkan energi panas saja, dari hasil
pengubahan energi listrik menjadi Kalor. Sterilisasi panas kering pada alat
dilakukan dengan cara menangkupkan cawan petri bagian bawah dan tutupnya,
kemudian ditutup dengan kertas. Kemudian pada tabung reaksi dilakukan dengan
cara mengambil tabung reaksi yang masing-masing ditutup dengan kapas, beberapa
tabung-tabung diikat jadi satu dan dibungkus kertas. Kemudian pada pipet ukur
ujung atas diberi sedikit sumbat kapas dengan sedikit longgar, kemudian dibungkus
dengan kertas dan diikat. Setelah itu semua alat dimasukkan ke dalam oven,
kemudian menyalakan oven pada suhu 140 °C selama 3 jam untuk waktu sterilisasi
Setelah selesai pemanasan dibiarkan dingin dan peralatan siap digunakan,
Pada tata cara sterilisasi panas kering sudah dilakukan dengan benar sesuai
prosedur, dengan merujuk kepada percobaan terdahulu. Bahan yang karena
karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi dengan uap air disterilisasi pada
sebuah oven udara panas. Termasuk kelompok ini adalah minyak-minyak tertentu,
parafin, petrolatum, petrolatum cair, gliserin, propilen glikol; serbuk stabil sepertitalk, kaolin, dan ZnO, dan bahan obat tertentu . Disamping itu, sterilisasi panas
kering lebih efektif untuk alat-alat gelas dan banyak peralatan bedah. Pada
umumnya, temperatur lebih tinggi dan periode pemaparan yang lebih panjang
dibutubkan untuk menghasilkan sterilisasi dengan panas kering lebih panjang
dimana prosesnya diluar wap air pemaparannya pada 121°C selama 12 menit adalah
efektif, sterilisasi panas kering membutuhkan pemaparan pada 150° — 170°C selama
1 sampai 4 jam (Tungadi, 2017).BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Media merupakan sebuah substrat sebagai alat bantu mikroorganisme dapat
tumbuh sesuai dengan lingkungannya, Pada hasil praktikum dinyatakan bahwa
media merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran berbagai nutrisi, yang
nantinya akan berbentuk padatan, tujuannya untuk tempat berkembangbiaknya
mikroorganisme atau kultur isolat bakteri, Mensterilkan media merupakan langkah
yang tidak boleh diabaikan agar media yang digunakan sesuai untuk pertumbuhan
bakteri atau mikroorganisme yang diinginkan
5.2 Saran
Penulis menyadari masih terdapat banyak kesalahan dalam penulisan
laporan ini, maka dari itu penulis meminta kritik, saran, evaluasi, dan motivasi,
‘agar penulis dapat lebih baik lagi kedepannya dalam menulis laporan ini,
Demikian laporan yang dapat disusun, sekian dan terimakasih.DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, A.N., Setioningsih, E. D., & Lamidi, S. (2015, Agustus 12). Vortex Mixer
Live Rpm Dilengkapi Sensor Pendeteksi.
Andriani, R. (2016, Maret). Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi
Untuk Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal
Mikrobiologi, 1(1).
Astutik, W. W. (2018). PENGEMBANGAN ENSIKLOPEDIA PERALATAN
LABORATORIUM BIOLOGI SEBAGAI SUMBER BELAJAR MAHASISWA
PADA MATA KULIAH TEKNIK LABORATORIUM DI UIN WALISONGO
SEMARANG. Semarang: Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam.
Negeri Walisongo.
Buik, Y. (2013). PERBANDINGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR FISIKA,
KETERLIBATAN DAN RESPON SISWA DENGAN MENGGUNAKAN
METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN METODE CERAMAH PADA
SISWA KELAS VI SMP PANGUDI LUHUR I YOGYAKARTA PADA
POKOK B. Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Tlmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
‘Cahyono, A. D. (2019). PENGARUH BEBERAPA MEDIA KULTUR TERHADAP
PERTUMBUHAN BAKTERI SIMBION LARVA Oryctes rhinoceros L.
Sumatera Utara: Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Dharma, I. A., Widyaparaga, A, & Yuandia, A. (2018, Maret 1). STUDI
EKSPERIMENTAL PENGARUH KECEPATAN ALIRAN MASUK,
SPLIT-RATIO DAN DIAMETER VORTEX FINDER TERHADAP
UNJUK KERJA LIQUID-LIQUID CYLINDRICAL CYCLONE (LLCC)
SEPARATOR. Teknoin, 24(1), 67-74.
Esmiyati. (2012). Pembudidayaan Bandeng Juwana Berbasis Kearifan Lokal
sebagai Muatan Lokal untuk Menumbuhkan Sikap Konservasi SIswa,
Jurnal Sains Universitas Negeri Semarang, 1(1), 21-25.
Febrianti, D. R., & dkk. (2019, Februari). Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Kulit
Jeruk Siam Banjar (Citrus reticulata) Terhadap Pertumbuhan Pseudomonas
aeruginosa, Jurnal Pharmascience, 06(01), 10-17.
Ginting, E. L., Rimper, J.R., & Toloh, B. H. (2019, Januari). Bacillus sp. SEBAGAL
AGENSIA PENGURAL DALAM PEMELIHARAAN _ Brachionus
rotundiformis YANG MENGGUNAKAN IKAN MENTAH SEBAGAI
Jumal Iimiah Platax, 7(1), 158-169.
Hafsan. (2014). MIKROBIOLOGI ANALITIK. (F. Nur, Penyunt.) Makassar:
Alauddin University Press.Hakim, D. A. (2016). PENGARUH PERENDAMAN BANDENG PRESTO
DENGAN MADU TERHADAP NILAI ORGANOLEPTIK DAN JUMLAH
TOTAL BAKTERI PADA PENYIMPANAN SUHU RUANG. Surabaya:
Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga.
Hardono, T., & Supriyadi, K. (2020, April). Modifikasi Autoclave Berbasis
Atmega328 (suhu). Jurnal Teknik Elektromedik Indonesia, 1(20), 59-65.
Hartono, D. F., Pudji, A., & Prastawa, M. (2016, Mei). Incubator Bakteri Bacillus
‘Stearothermophillus berbasis Mikrokontroller untuk tes Mikrobiologi pada
Autoclave. Seminar Tugas Akhir, 1-10.
Kurniajato, A. S. (2020). PENGARUH CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR
TERHADAP VALIDASI METODE PENGUJIAN KROM PADA SAMPEL
AIR SECARA SSA. Yogyakarta: Faklutas Matematika dan Iimu Pengetahuan
Alam, Universitas Islam Indonesia.
M., Y. Y., Mautina, D. N., Pratiwi, S. D., R., U. M., & S., D. H. (2018). METODE,
STERILISAS] PANAS BASAH.
Nurdiani, D. (2019). Membuat Larutan Pereaksi Mengikuti Prosedur, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan,
‘Nurmawati. (2020). PENERAPAN OBJEK 3 DIMENSI PADA BUKU KIMIA
BERBASIS AUGMENTED REALITY SMA NEGERI 1 PLAMPANG.
Mataram: Fakultas Teknik dan Desain, Universitas Bumigora.
Putri, M. H., Sukini, & Yodong. (2017). MIKROBIOLOGI. Jakarta Selatan:
PUSAT PENDIDIKAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN.
Rakhmatullah, M. Y., Kawitana, W. R., & Rakhmatillah, A. (2015). Rancang
Bangun Sistem Sterilisasi Alat-alat Kedokteran secara Otomatis.
Raudah, Zubaidah, T., & Santoso, L (2017, Januari), EFEKTIVITAS
STERILISAS] METODE PANAS KERING PADA ALAT MEDIS
RUANG PERAWATAN LUKA RUMAH SAKIT Dr. H. SOEMARNO
SOSROATMODJO KUALA KAPUAS. Jurnal Kesehatan Lingkungan,
14(1), 426-430.
Reynaldi, A., & Koswara, E. (2019). ANALISIS EFISIENSI KERJA CHILLER
PADA MESIN EKSTRUDER DI PT. ARTERIA DAYA MULIA
CIREBON. 459-464.
Rohmatningsih, R. N. (2021). Perbandingan Waktu Pengukuran Pipet Ukur
Glasfin Pi Pump dan Micropipet Socorex pada Uji TPC Acetobacter
xylinum, INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY, 4(1), 1-7.
Sambuaga, M. E., Longdong, 8. N., & Manoppo, H. (2018, Januari). Sensitivitas
cekstrak tanaman kemangi (Ocimum sactum) terhadap bakteri Aeromonas
hydrophila, Budidaya Perairan, 6(1), 1-7Setyanto, N. W., & dkk. (2012). Perancangan Alat Pengering Mie Ramah
Lingkungan, Jurnal Rekaya Mesin, 3(3), 411-420.
Subandi, Suparman, & Sukiyadi. (2015, Agustus). Modifikasi Oven Bekas sebagai
Alat Pengering Multi Fungsi. Jurnal Imiah Teknik Pertanian, 7(2), 77-144.
Subandi, Suparman, & Sukiyadi. (2015, Agustus). Modifikasi Oven Bekas sebagai
Alat Pengering Multi Fungsi. Jurnal Ilmiah Teknik Pertanian, 7(2), 77-144.
Supu, 1, Usman, B., Basri, S., & Sunarmi. (2016, April). PENGARUH SUHU
TERHADAP PERPINDAHAN PANAS PADA MATERIAL YANG
BERBEDA. Jurnal Dinamika, 7(1), 62-73.
Tungadi, R. (2017). Teknologi Sediaan Steril. Jakarta: CV. Sagung Seto.
‘Wati, R. Y. (2018). Pengaruh Pemanasan Media Plate Count Agar (PCA) Berulang
‘Terhadap Uji Total PLate Count (TPC) di Laboratorium Mikrobiologi
‘Teknologi Hasil Pertanian Unand. 1(2), 44-47.
Wicaksono, E. B., Hardianto, & Muliawan, A. (2019, Desember). Rancang Bangun
Penghitung Jumlah Koloni Bakteri Berbasis Arduino Uno, JURNAL
TEKNIKA, 13(02), 123-128.
Woulandari, N. K. (2016). TOTAL DAN IDENTIFIKASI Escherichia Coli DALAM
JAMU GENDONG BERAS KENCUR YANG DIJUAL DI PASAR
SAMBILEGI WILAYAH MAGUWOHARJA KECAMATAN DEPOK
KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA. Sleman, Yogyakarta: Fakultas
Farmasi,Universitas Sanata Dharma,
Yudianti, 1, Suprapti, & Hupitoyo. (2015, Maret). Perbandingan Efektifitas
Sterilisasi Panas Kering dan Desinfeksi Tingkat Tinggi Teknik Rebus
terhadap Pertumbuhan Escherichia Coli. JEMC, 2(1), 8-14.
Yunita, W., Cahyono, E., & Wijayati, N. (2016, Agustus). PENGEMBANGAN
KIT STOIKIOMETRI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
KONSEP SISWA MELALUI PEMBELAJARAN SCIENTIFIC
APPROACH. Journal of Innovative Science Education, 5(1), 63-72LAMPIRANPEMBUATAN MEDIA PCA
Potong alumunium
Foil berukuran sedang
Tuang aquadest di
gelas ukur hingga
menunjukkan 100
Tuang PCA ke dalam
Jabu erlenmeyer
Ambil PCA dari kulkas dan Timbang_ PCA di
Jetakkan di alumunium foil neraca analitik hingga
‘menggunakan spatula menunjukkan 2,25 gr
Twang 100ml aquadest —Panaskan hot plate &stirrer
kke dalam PCA alu Ietakkan beaker glass
diatasnya —aduk —sampai
berbuih atau Jarutan sudah
| a
Lalu tutup — mulut
erlenmeyer dengan Letakkan media
kapas dan balut dalam = keranjang
dengan alumunium ——autoklaf dan siap
foil dipanaskanPEMBUATAN MEDIA NA
Potong alumunium = Ambil NA darikulkasdan — Timbang NA di
Jetakkan di alumunium —— neracaanalitik hingga
foil menggunakan spatula menunjukkan 2gr
Twang aquadest di Tuang 100ml aquadest Panaskan _hot&stirrer
gelas ukur hingga ke dalam NA alu Ietakkan beaker
‘menunjukkan 100 ml glass diatasnya aduk
sampai berbuih atau
larutan sudah homogen
‘Tuang NA ke dalam laby Tutup mulut erlenmeyer
erlenmeyer dengan kapas dan balut
dengan alumunium foilSterilisasi Pemijaran Langsung
Nyalakan api pada bunsen
untuk mensterilisasi_ kan
alat yang akan kita
gunakan
Panaskan permukaan
Erlenmeyer di dekat
api bunsen
permukaan — cawan
petri di panaskan di
dekat api bunsen
Masukkan media ke
cawan petri, cawan
petri dan erlenmeyer
harus dekat pada
bunsen