You are on page 1of 13
PERCEPATAN PERAMBATAN RETAK LELAH DENGAN INTERMITTENT OVERSTRESS DAN VARIASI TEGANGAN RATA-RATA Mudjijana Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta INTISART Relakuan perambatan retak Jelah dengan intermit- tent overstress telah diselidiki dengan menggunakan baja Karbon rendah dan beban tarik-tekan dengan variasi tegangan rata-rata. Overstress dengan jumlah 2 saikel diberikan secara intermittent di antara understress dengan jumlah 2,2°x 10% saikel. Tegangan rata-rata yang lebih tinggi menghasilkan percepatan perambatan retak delah yang lebih kecil dibandingkan dengan tegangan rata-rata yang lebih rendah. Percepatan dengan banyak devel intermittent overstress dan variasi tegangan rata-rata dapat diprediksi dengan penjumlahan data pengujian dua level intermittent overstress, Ini me- nunjukkan bahwa tidak ada perbedaan mekanisme mikro dalam percepatan perambatan retak lelah. PENGANTAR Pada umumnya konstruksi mesin selalu mengalami beban yang berubah berulang, tarik-tarik atau tarik-tekan dengan amplitudo yang berbeda. Hal ini menimbulkan persoalan yang sulit dalam perencanaan. Untuk mengatasi hal ini diperlukan pengujian dinamik dengan intermittent overstress dan variasi tegangan rata-rata, sehingga karakteristik bahan yang di- pakai pada konstruksi mesin tersebut dapat diketahui. Pada pengujian terhadap beban dinamik dengan amplitudo konstan dihasilkan laju perambatan retak lelah yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan pengujian beban dinamik dengan ampli- tudo yang berubah atau intermittent overstress (Koterazawa and Shimo, 1976). Kondisi tegangan ini terjadi terutama bila sebagian besar saikel (n, = 10°) bekerja pada tegangan di bawah tegangan batas ambang yang disebut understress yang diselingi dengan jumlah saikel yang sedikit (= 2) dengan te- gangan di atas tegangan batas ambang yang disebut overstress. Understress dan overstress terjadi pada benda uji bulat de- Forum Teknik, Jilid 19, No.2, Agustus 1995 217 218 Forum Teknik, Jilid 19, No.2, Agustus 1995 ngan takik runcing secara intermittent. Hal ini menyebabkan laju perambatan retak lelah 100 x lebih besar dibandingkan dengan penggunaan beban dinamik dengan amplitudo konstan. Pengujian ini dilakukan dengan mesin lentur putar (Rotary bending machine). Di samping itu, telah diteliti pula pengaruh lingkungan (udara kering, vakum, nitrogen, dan udara basah) terhadap percepatan perambatan retak lelah intermittent overstress (Koterazawa and Nosho, 1992), dan terlihat bahwa percepatan dalam vakum lebih kecil dari pada di lingkungan yang lain. Dalam kenyataan sehari-hari keadaan pola pembebanan pada konstruksi mesin sangat kompleks. Hal ini dapat dide- kati dengan cara menggabungkan 2 level tegangan menjadi be- berapa level tegangan dinamik intermittent berdasarkan prin- sip linear cumulative damage rule (Koterazawa and Shimo, 1976; Koterazawa, 1985). Pada penggunaan benda uji pelat dengan takik di tengah, faktor intensitas tegangan (K) yang merupaken parameter ujung retak, dapat ditentukan dengan persamaan (Tada dkk, 1973): a ee (1), dengan : = 42, yang berlaku untuk a < 0,95 = setengah panjang retak awal, m beban, N = tebal pelat, m W = lebar pelat, m Kemungkinan terjadi patah lelah yang lebih banyak di- sebabkan oleh amplitudo beban, bukan oleh besar beban yang terbesar (Fuchs and Stephens, 1980). Amplitudo beban ini di- nyatakan dengan amplitudo faktor intensitas tegangan yang dalam 1 saikel dinyatakan dengan rumus : 4K = K -K GeO aia aac (2), max nin 4K = K CO asec (3), ‘max Drom 2 " dengan : nilai terbesar faktor intensitas tegangan, ‘max min = Nilai terkecil faktor intensitas tegangan, Ree > = perbandingan tegangan. max Forum Teknik, Jilid 19, No.2, Agustus 1995 219 Faktor percepatan (Rac) yang disebabkan oleh 2 level tegangan dinamik dengan amplituds berubah, secara fisis da- pat ditulis sebagai berikut (Koterazawa, 1985) : 4a = eee eo ee sees (4), a da. [GPax, x n,] + [SPon, x a] dengan : Aa = panjang retak sebenarnya yang disebabkan oleh 2 level intermittent overstress, mn ac [

You might also like