RUMAH SAKIT =a
AL Sockaena - Haat NPT 0282) $2749 Menganth Cllacap ~ 83274
EowlL:rssanbilvavahoen id Fay (02ND) S427
KEPUTUSANDIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM_ AFDILA CILACAP
NOMOR :.143/DIR/RSU-AC/VIL/2022
TENTANG
PENGAKAJIAN AWAL DAN PENGKAJIAN ULANG MEDIS DAN KEPERAWATAN
DI RUMAH SAKIT UMUM AFDILA CILACAP
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM AFDILA CILACAP
Menimbang : a.bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
Rumah Sakit Umum Afdila Cilacap maka diperlukan
penyelenggaraan pelayanan yang memenuhi standar dari
setiap unit pelayanan yang ada;
b.bahwa dalam rangka upaya meningkatkan mutu
pelayanan Rumah Sakit Umum Afdila Cilacap, maka
dipandang perlu untuk membuat kebijakan tentang
pengakajian awal dan pengkajian ulang medis dan
keperawatan Rumah Sakit Umum Afdila Cilacap;
c. bahwa untuk maksud sebagaimana huruf a dan b maka
perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Afdila Cilacap tentang tentang pengakajian
awal dan pengkajian ulang medis dan keperawatan
Rumah Sakit Umum Afdila Cilacap;
Mengingat : 1, Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktile
Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116,
Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor
443;
2.Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaga Negara RI Nomor
5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072;
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 298 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5607);Menetapkan;
KESATU
KEDUA
KETIGA
w
. Vadang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 ‘Tahun
2014 ‘Tentang Keperawatan (Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5612);
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 ‘Tahun
2019 Tentang Kebidanan (Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6325);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktik dan
Pelaksanaan Praktik Medis;
Peraturan Presiden Republik Indonesia No 77 Tahun
2015 Tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 159);
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik indonesia Nomor
11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;
10, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
56 Tahun 2014 tentang Kualifikasi dan perizinan rumah
sakit;
11. Keputusan Ketua Yayasan Aditya Afdila Cilacap Nomor:
002/Y-AA/X/2018, tentang Struktur Organisasi dan
Tata kerja Rumah Sakit Umum Afdila Cilacap.
MEMUTUSKAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM AFDILA
CILACAP TENTANG PENGAKAJIAN AWAL DAN PENGKAJIAN
ULANG MEDIS DAN KEPERAWATAN RUMAH SAKIT UMUM
AFDILA CILACAP;
Keputusan sebagaimana Diktum KESATU termuat dalam
lampiran Keputusan ini;
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Cilacap
Pada tanggal 2 Januari 2020
r LOLA SALSABILA
NIK20150035Lompiran :
Keputusan Direktur RSU Afdila Cilecap
Notnor : :\42./DIR/RSU-AC/1/2022
Tentang Pengakajian Awal Dan Pengkajian
Ulang Medis Dan Keperawatan
Pengkajianpasien harus dilakukan dengan efektif dan terus menerus baik
di rawat jalan, di IGD maupun di rawat inap untuk menghasilkan
keputusan tentang pengobatan pasien yang harus segera dilakukan dan
kebutuhan pengobatan berkelanjutan untuk emergensi, elektif atau
pelayanan terencana, termasuk ketika kondisi pasien berubah.
Pengkajian pasien minimal memperhatikan kondisi pasien, umur,
kebutuhan kesehatan dan permintaan atau preferensinya;
Untuk mendapatkan data pengkajian pasien yang benar maka dilakukan
Ppengkajian informasi minimal. Informasi minimal tersebut berbeda
kedalamannya dalam mengkaji antara rawat jalan,IGD dan rawat inap
Setiap informasi yang teridentifikasi dan diberikan kepada pasien
didokumentasikan dalam rekam medis;
Rumah Sakit menegaskan pengkajian informasi yang harus diperoleh dari
pasien rawat jalan meliputi : data umum pasien dan data medis seperti
kondisi pasien, umur dan kebutuhan keschatannya;
Rumah Sakit menegaskan pengkajian informasi yang harus diperoleh dari
pasien rawat inap meliputi : data umum pasien, tata tertib rumah sakit,
hak dan kewajiban pasien dan keluarga, tarif perawatan, informasi
petugas yang merawat pasien, informasi tentang catatan perkembangan
pasien, informasi waktu konsultasi, Discharge Planning dan fasilitas
ruangan;
Semua informasi yang diperoleh didokumentasikan di rekam medis;
Semua pasien yang dirawat di RSU Afdila Cilacap diidentifikasi
kebutuhan perawatan kesehatannya melalui proses pengkajian —awal
yang ditetapkan dan akan menghasilkan suatu diagnosis awal. Hal ini
berlaku pada pasien rawat inap, rawat jalan, atau gawat darurat;
Pengkajian pasien terdiri dari pengkajian awal dan pengkajian ulang;
Pengkajian awal terdiri dari pengkajian awal medis dan pengkajian awal
keperawatan untuk menentukan kebutuhan medis dan keperawatan
pasien meliputi:
a. Keluhan pasien
b. Status Fisik
c. Psiko-Sosial-Spiritual10.
lL.
12.
13.
14,
15.
Ekonomi
Riwayat kesehatan pasien
Riwayat allergic
Riwayat penggunaan obat
Pengkajian nyeri
Risiko jatuh
Pengkajian fungsional
ko nutrisional
Kebutuhan edukasi
m, Rencana pemulangan pasien
rreorcse tres
Semua pasien harus mendapatkan pengkajian awal medis dan
keperawatan minimal 24 jam pertama perawatan. Untuk pelaksanaan
pengkajian rawat jalan dan gawat darurat harus memenuhi standart
waktu tertentu;
Pengkajian —_pasien rawat jalan minimal meliputi kondisi pasien, umur,
kebutuhan keschatan, dan permintaan. Pengkajian pasien poli spesialis
dilakukan oleh dokter spesialis, pengkajian pasien IGD dan poli umum
dilakukan oleh dokter umum;
Pengkajian pasien rawat jalan minimal data umum, keadaan fisik, dan
riwayat penyakit (sekarang, dahulu dan keluarga);
Pengkajian pasicn rawat inap minimal keadaan fisik, psikologis, sosial,
riwayat kesehatan pasien, riwayat penyakit keluarga dan hasil
pemeriksaan penunjang sebelumnya;
Pelaksana pengkajian medis awal di rawat inap adalah DPJP. Dalam hal
DPUP belum datang maka pengkajian medis awal dilalukan oleh dokter
bangsal yang kemudian dikonsulkan kepada DPJP, dimana ketika DPJP
tersebut telah datang maka pengkajian pertama kali oleh DPJP kepada
pasien tersebut tetap dianggap sebagai pengkajian medis awal;
Pengkajian pasien dilakukan dengan 3 proses utama :
a. Mengumpulkan informasi dari data keadaan fisik, psikologis, sosial
dan riwayat kesehatan pasien.
b. Analisis informasi data, termasuk hasil laboratorium dan imaging
diagnostik (radiologi).
c. Membuat rencana pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan
pasien yang telah diidentifikasi.
Pengkajian pada pasien yang melibatkan beberapa profesional kesehatan
dilaksanakan melalui kolaborasi agar didapatkan hasil yang efektif.
Kolaborasi tidak selalu hadir bersama di satu tempat namun juga dapat
menggunakan media komunikasi lainnya;16.
ie
18,
19,
20.
21.
22.
23.
Pengkajian pasien dilaksanakan melalui kolaborasi para profesional
Kesehatan yang bertanggung jawab atas pasien agar didapatkan hasil
yang efektif;
Sctiap disiplin klinis menetapkan_ isi_minimal pengkajian disiplin
Klinisnya dan menentukan rincian elemen yang dibutuhkan pada
pengkajian riwayat penyakit dan pemeriksaan fisil
Minimal pengkajian pada pemeriksaan fisik pada disiplin umum, penyakit
dalam, anak adalah keadann umum, kesadaran, tanda-tanda vital,
pemeriksnan kepala, Ieher, dada, thorax, abdomen, turgor, ektremitas.
Untuk spesialis tertentu dimana status gencralis tidak diperlukan atau
memerlukan pengkajian lain maka dapat ditambahkan pengkajian lain
sesuai dengan status lokalis disiplin klinis tersebut;
Pengkajian pasien hanya dapat dilakukan oleh PPA yang kompeten sesuai
perijinanan, scrtifikat, undang - undang dan peraturan yang berlaku
yaitu :
a, Dokter IGD yaitu dokter umum SI kedokteran, memiliki STR,
sertifikat kegawat daruratan (ATCLS/BLS/) serta berpengalaman;
b. Perawat/Bidan IGD yaitu minimal pendidikan Dill keperawatan,
memiliki STR, —serta_sertifikat_ _ kegawatdaruratan
(ATCLS/BTCLS/APN);
c. Perawat/Bidan ruangan yaitu minimal pendidikan Dill
keperawatan, memiliki STR serta berpengalaman;
d. DPUP yaitu dokter spesialis yang memiliki kompetensi sesuai
bidangnya.
Pada sctiap pasien rawat jalan dan rawat inap dilakukan pengkajian
awal meliputi riwayat kesehatan (sekarang, dahulu dan keluarga),
pemeriksaan fisik, psikologis awal, sosial dan ekonomi awal sesuai
kebutuhannya;
Setiap diagnosa awal ditegakkan setelah melalui proses pengkajian
awal;
Pengkajian ulang medis dan keperawatan untuk pasien rawat inap
dilakukan setiap 24 jam sekali atau lebih cepat apabila ada perubahan
atau temuan penting sesuai dengan kompleksitas, rencana pelayanan dan
pengobatan pasien;
Setiap pemberi pelayanan medis harus melakukan pengkajian awal,
pengkajian riwayat pasien, pemeriksaan fisik dan pengkajian lain yang
diperlukan pada setiap pasiennya;25,
20,
a,
32.
Apabila pasien akan direncanakan operasi, maka dilakukan: pengkajian
oleh DIP dan dokter anastesi se
dikitnya ada eatatan ringkas dan
Menegakkan diagnosis sebelum operani dicatat di rekam media;
Setiap dokter dan perawat hare melaksanakan pengkajian — semun jenis
dan tempat pelayanan terhadap semua pasien-pasionaya berdasarkan
kewenangan masing-masing sesuiai kerangka waktu yang benars
Pengkajian —— awal medis yang dilakuk
atau rawat jal
» sebelum pasien dirawat inap
nN tidak boleh lebih dari 30° hari, riwayat media
diperbabarat vecarn berulang — wlang dan setiap perubahan kondini
pasien yang signifikan dicatat di rekam med
Pengkajian — nutrisional lanjut dilakukan oleh abli gizi yaitu DUT abli gizi.
Pengembangan kriteria untuk mengidentifikasi pasien yang memerlukan
Pengkajian — yutrinional lebih lanjut dilalarkon oleh tim yang minimal
terdiri atas dokter dan abli
Pengkajian risiko jatuh dilakukan oleh dokter dan perawat yang telah
mendapatkan pelatihan penilaian risiko jatuh dan penatalaksanaan
pasien dengan risike jatuh;
Pengembangan kriteria untuk mengidentifikasi pasien yang memerlukan
Pengkajian fungsional (risiko jatuh) lebih lanjut dilakukan oleh tim yang
minimal terdiri atas dokter dan perawat;
Setiap pasien dilakukan skrining untuk rasa sakit dan hasil penilaiannya
dituliskan di rekam medis pasien. Pasien yang teridentifikasi nyeri
dilakukan pengkajian lebih dalam mengenai rasa nyerinya sesuai
dengan umur pasien, pengukuran intensitas dan kualitas nyeri, frekuensi
nyeri, lokasi nyeri, lamanya nyeri dan diberikan _pelayanan
penanggulangan nyeri sesuai dengan kebutuhannya dan jika tidak bisa
ditangani di Rumah Sakit pasien dirujuk ke tempat pelayanan yang lebih
lengkap;
Rumah Sakit mengidentifikasi kelompok pasien khusus dan memodifikasi
proses pengkajian untuk memenuhi kebutuhan khusus ini. Rumah Sakit
melakukan pengkajian individual untuk melayani pasien atau populasi
seperti pasien Neonatus, anak-anak, dewasa muda, lanjut usia yang
Jemah, sakit terminal, pasien dengan rasa nyeri yang kronis dan intens,
wanita dalam proses melahirkan, wanita dengan proses terminasi
khamilan, pasien dengan gangguan emosional atau gangguan jiwa, pasien
diduga ketergantungan obat atau alkohol, korban kekerasan atau
terlantar, pasien dengan infeksi atau penyakit menular, pasien yang
mendapatkan kemoterapi atau radiasi, pasien yang daya imunnya
direndahkan. Kriteria tentang pengkajian tambahan, khusus atau lebih
mendalam disusun oleh Kelompok Staf Medis Rumah Sakit. Proses33.
34,
35.
36.
Pengkajian dapat dimodifikasi dengan melibatkan keluarga bila perlu
Sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang dapat diterima oleh budaya
dan diperlakukan secara konfidensial,
Pengkajian awal dan pengkajian ulang dilaksanakan secara individual
untuk memenuhi kebutuhan pasien dan keluarga apabila pasien
mendekati kematian. Pengkajian dan pengkajian _ ulang, sesuai kondisi
pasien, harus mengevaluasi ; gejala seperti mau muntah dari kesulitan
pernafasan, faktor-faktor yang meningkatkan dan membangkitkan gejala
fisik, manajemen gejala saat ini dan hasil respon pasien, oricntasi
spiritual pasien dan keluarga kalau perlu keterlibatan kelompok, urusan
dan kebutuhan spiritual pasien dan keluarga seperti putus asa,
penderritaan, rasa bersalah atau pengampunan, status psikososial pasicn
dan keluarga seperti hubungan keluarga, lingkuangan rumah yang
memadai apabila diperlukan perawatan di rumah, cara mengatasi dan
reaksi keluarga pasien atas penyakit,kebutuhan dukungan atau
kelonggaran pelayanan (respite servive) bagi pasien , keluarga dan
pemberi pelayanan lain, kebutuhan akan alternatif atau tingkat
pelayanan Jain, faktor risiko bagi yang ditinggalkan dalam hal cara
mengatasi dan potensi reaksi patologis atas kesedihan. Temuan dalam
pengkajian _ pasien dalam fase terminal didokumentasikan dalam rekam
medis pasien;
Pasien yang teridentifikasi kebutuhan tambahan pengkajian khusus
seperti kebutuhan khusus akan pelayanan gigi, pendengaran, mata dan
lain-lain dirujuk ke pemberi pelayanan kesehatan yang berkompeten baile
di internal rumah sakit maupun eksternal rumah sakit apabila pelayanan
yang dibutuhkan tidak tersedia di dalam rumah sakit. Pengkajian
kKhusus yang dilakukan dilengkapi dan dicatat dalam rekam medis
pasien;
Rumah Sakit mengidentifikasi kebutuhan rencana pemulangan pasien
sejak pengkajian wal segera setelah pasien diterima sebagai pasien
rawat inap;
Pengkajian ulang pasien rawat inap dilakukan selama proses pelayanan
sesuai dengan kebutuhan dan rencana pelayanan. Pengkajian _ulang
dilaksanakan pada : interval reguler selama pelayanan seperti mencatat
tanda-tanda vital sesuai kebutuhan berdasarkan kondisi pasien, setiap
hari oleh dokter penanggung jawab pelayanan, bila ada perubahan
kondisi pasien yang signifikan, bila diagnosis pasien telah berubah dan
kebutuhan asuhan pasien memerlukan, menetapkan apakah obat-
obatan dan pengobatan lain telah berhasil dan pasien dapat dipindahkan.
atau dipulangkan;37.
38.
39,
40.
41.
Pengkajian ulang dils
mala dapat didelegas
lidokumentasikan dala
kan oleh DPJP, apabila DPJP berhalangan hadir
ikan kepada dokter ruangan. Pengkajian wlane
a rekatn media pasien;
Pengkajin f j
ekajian pasien dilakukan secara terintegrasi, bekerja sama dan
dianalisis secara kolaboratif antara staf media , keperawatan dan staf
yang terlibat. dalam pelayana
in kevehatan pasien;
Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) melakukan pengkajion
lang sekurang-kurangnya setinp hari, termasuk akhir minggu, selama
fase akut dari perawatan dan pengobatannya dan didokumentasikan di
dalam rekam medis. Pada panien slut pengkajian ulang dilaleukan DPJE
lebih dari sckali sehari sedangkan pada pasien non akut dilaukan sekalt
schari dan didokumentasikan di dalam rekam medis;
Kebutuhan pelayanan Kesehatan pasien diidentifikasi, ditetapkan ursio®
kepentingannya dan dibuat keputusan pelayanannya. Pelayanan paling
urgent atau penting diutamakan sebelum pelayanan yang lain:
Informasi tentang rencena pelayanan dan pengobatan disampaikan
kepada pasien dan keluarganya dengan mengikutsertakan pasich dan
keluarga dalam pengambilan keputusan prioritas kebutuhan pelayanan
kesehatan yang perlu dipenuhi.
Ditetapkan di: Cilacap
24 Juli 2022‘ASESMEN AWAL MEDIS IGD
No Dokumen ‘No Revisi Halaman
311/IGD/RI/RJ/VII/2022 02 wi
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ditetapkan Direktur
‘Tanggal Terbit : AA
juli 2022 Ut the
dr, Lola Salsabila
PENGERTIAN
Asesmen medis IGD adalah asesmen yang dilakukan oleh
dokter jaga IGD sebagai dokumentasi dari hasil skrining triase
anamnesis,pemeriksaan fisik dan rencana asuhan untuk
kontinuitas pelayanan pasien apakah pasien rawat inap,
dipulangkan atau dirujuk
1, Untuk menjamin kontinuitas pelayanan medik.
2. Identifkasi kebutuhan pelayanan pasien.
KEBIJAKAN
Surat keputusan direktur Rumah Sakit Umum Aldila Cilacap
Nomor : 142/DIR/RSU-AC/VII/2022 tentang Pengkajian Awal
dan Ulang Medis dan Keperawatan
PROSEDUR
1. Lakukan skrining dan triase setiap pasien yang masuk lewat
IGD.
2. Berikan asesmen medis kepada pasien yang mendapatkan
pelayanan di IGD) dan dokumentasikan hasil asesmen
dalam rekam medis asesmen medis IGD.
3. Asesmen harus terisi (jam masuk IGD) (jam Triase) hasil
pemeriksaan fisik pasien) rencana asuham medis untuk
pasien) kebutuhan khusus pasien) keputusan pelakanan
pasien pulang) rawat inap) rujuk dan tanda tangan serta
nama jelas dokter IGD yang melakukan asesmen.
4.Asesmen medis IGD harus dilakukan untuk setiap pasien
yang mendapatkan pelayanan di IGD.
5.Dokumentasikan status present untuk pasien yang
dipulangkan setelah mendapatkan pelayanan di IGD,
tuliskan dikolom hasil pemeriksaan fisik lainnya.
6.Rekam medis asesmen medis IGD diJadikan satu dengan
Form rekam medis IGD lainnya pastikan semua rekam
medis dilakukan eserta pasien ke ruang rawat inap
UNIT TERKAIT
1. Instalasi IGD
2. Instalasi Rekam Medis.
|
|
|ASESMEN KEPERAWATAN PASIEN RAWAT INAP
No Dokumen No Reviai Halaman
312/1GD/RI/RI/VI1/ 2022 02 wl
2 a ~Pitetapkan Direktur
STANDAR Tanggal Terbit LY
PROSEDUR Sh 2
4 Juli 2022 \ ;
——— dr. Lola Sulsabila
‘Asesmen Keperawatan merupakan pengkajian keperawatan
PENGERTIAN | untuk pasien rawat inap
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah —— pelaksanaan
‘TOSUAN asesmen keperawatan di ruang rawat inap
| KEBIJAKAN | Surat keputusan direktur Rumah Sakit Umum Afdila Cilacap
Nomor : 142/DIR/RSU-AC/VII/2022. tentang Pengkajian Awal
dan Ulang Medis dan Keperawatan
T.Perawat ruangan melakukan identifikasi pasien sesuai
PROSEDUR
prosedur
2. Perawat ruangan menerima pasien dari perawat RPP sesuai
SPO transfer pasien
3.Perawat ruangan melakukan pengkajian awal pasien
merujuk pada Formulir Pengkajian Keperawatan Pasien
Rawat Inap.
4, Perawat menuliskan pengkajian awal pasien di Formulir
Pengkajian Awal Pasien Rawat Inap.
5. Pengkajian awal pasien diselesaikan dalam waktu 1x24 jam
setelah pasien masuk sebagai pasien rawat inap
6. Pengkajian awal pasien dapat dilakukan oleh satu atau lebih
perawat yang bertugas dengan mencantumkan tanda tangan
dan nama terang perawat yang melakukan asesmen awal
keperawatan.
7. Pengkajian Keperawatan Ulang dilakukan minimal pada
setiap shift.
Perawat menuliskan pengkajian Keperawatan ulang pasien
di Catatan Perkembangan Pasicn Terintegrasi sesuai SPO
Catatan Perkembangan Pasicn Terintegrasi.
UNIT TERKAIT
1, Rekam Medik
2. Instalasi Rawat Inap
3. Komite KeperawatanASESMEN MEDIS RAWAT INAP
No Dokumen No Revisi Halaman
313/IGD/RI/RJ/VII/2022 02 wi
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ditetapkan Direktur
‘Tanggal Terbit :
4 Juli 2022 - A
dr. Lola Salsabila
PENGERTIAN
‘Asesmen Medis Rawat Inap merupakan pengkajian Medis
untuk pasien rawat inap terdiri dari asesmen awal dan
reasesmen
TUSUAN
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
melakukan Asesmen Medis di ruang rawat inap
KEBIJAKAN
‘Surat keputusan direktur Rumah Sakit Umum Afdila
Cilacap Nomor : 142/DIR/RSU-AC/VII/2022 tentang
Pengkajian Awal dan Ulang Medis dan Keperawatan
PROSEDUR
1. DPJP melakukan identifikasi pasien sesuai prosedur.
2. DPJP melakukan pengkajian awal pasien yang merujuk
pada Formulir Pengkajian Medis Pasien Rawat Inap
(Pengkajian Medis Umum, Pengkajian Medis Bayi Baru
Lahir, Pengkajian Medis Perinatologi).
3.DPJP menuliskan pengkajian awal pasien di formulir
ian Medis Pasien Rawat Inap.
ian awal pasien disclesaikan dalam waktu 1x24
jam setelah pasien dinyatakan masuk sebagai pasien
rawat inap
5.Pengkajian medis ulang pasien oleh DPJP minimal
dilakukan setiap hari, termasuk pada hari libur.
6.DPJP menuliskan pengkajian medis ulang pasien di
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi sesuai SPO
Catatan Perkembangan PasienTerintegrasi
UNIT TERKAIT
T. Instalasi Rawat Inap
2. Komite Medik
3. Rekam MedisASESMEN NYERI
No Dokumen No Revisi Halaman
316/IGD/RI/RJ/VU/2022 02 1/2
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ditetapkan Direktur
‘Tanggal Terbit )
2 Juli 2022 [next Re)
dr. Lola Salsabila
PENGERTIAN
‘Asesmen nyeri adalah suatu tindakan “melakukan
penilaian rasa sakit/ nyeri pada pasien di RS, yang terdiri
atas asesmen_nyeri awal dan asesmen nyeri ulang.
Asesmen nyeri awal adalah suatu tindakan melakukan
penilaian rasa sakit / nyeri pada pasien saat pasien
dilayani pertama kali di rawat jalan maupun Unit Gawat
Darurat.
Asemen nyeri ulang adalah suatu tindakan melakukan
penilaian ulang rasa sakit/nyeri pada pasien dengan
keluhan nyeri baik di rawat jalan, UGD, rawat inap
maupun rawat khusus sampai pasien terbebas dari rasa
nyeri.
TUJUAN
T. Semua pasien di RS dilakukan asesmen nyeri
2. Semua pasien nyeri dilakukan pengelolaan nyeri sesuai
panduan manajemen nyeri
KEBIJAKAN
Surat keputusan direktur Rumah Sakit Umum Afdila
Cilacap Nomor : 142/DIR/RSU-AC/VII/2022 tentang
Pengkajian Awal dan Ulang Medis dan Keperawatan
PROSEDUR
I. Dokter/ perawat melakukan asesmen awal terhadap
nyeri pada semua pasien yang periksa di RS.
2. Penilaian rasa sakit/nyeri dilakukan dengan
menggunakan pengkajian yang sesuai untuk masing -
masing pasien :
a. NIPS (Neonatal Infant Pain Scale) untuk neonatus
b. FLACC (Face, Leg, Activity, Cry, Consolability) untuk
anak usia < 3 tahun atau anak dengan gangguan
kognitif atau untuk pasien-pasien anak yang tidak
dapat dinilai dengan skala lain. Wong Baker FACES
Pain Scale untuk pasien dewasa dan anak > 3 tahun
yang tidak dapat menggambarkan _ intensitas
nyerinya dengan angka
¢. VAS (Visual Analog Scale) untuk pasien dewasa dan
anak > 8 tahun, dengan skala 0- 10 dimana 0 tidak
nyeri dengan 10 sangat nyeri, pasien diminta
mengekspresikan rasa nyerinya.ASESMEN NYERI
No Dokumen ‘No Revisi Halaman
316/IGD/RI/RJ/VI/2022 02 2/2
PENGERTIAN
4. Comfort Scale untuk menilai derajat sedasi_ pada
anak dan dewasa dengan terapisedasi, yang dirawat
di ruang rawat intensif / kamar operasi / ruang
rawat inap yang tidak dapat dinilai menggunakan
Visual Analog Scale atau Wong-Baker FACES
PainScale
3.Dokter/ perawat melakukan tindakan /intervensi
sesuai dengan derajat nyeri yang diderita pasien.
4.Asesmen ulang nyeri dapat dilakukan : setiap shift,
mengikuti pengukuran tanda vital pasien, satu jam
setelah tata laksana nyeri, atau sesuai jenis dan onset
obat, setelah pasien menjalani prosedur menyakitkan,
sebelum transfer pasien, dan sebelum pasien pulang
dari rumah sakit,
5.Untuk pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung),
lakukan asesmen ulang setiap 5 menit setelah
pemberian nitrat atau obat-obat intravena.
6.Pada nyeri akut / kronik, lakukan asesmen ulang tiap
30 menit - 1 jam setelah pemberianobat nyeri,
7.Hasil asesmen nyeri didokumentasikan dalam rekam
medis pada form catatan terintegrasi, monitoring
terpadu dan indikator mutu Klinik.
Hasil asesmen nyeri diinformasikan kepada pasien
/keluarga dan didokumentasikan dalam rekam medis
UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Inap
2. Komite Medik
3. Rekam MedisASESMEN PASIEN RAWAT JALAN
No Dokumen No Revisi Halaman
314/IGD/RI/RJ/VII/2022 02 wt
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ditetapkan Direktur
‘Tanggal Terbit GZ
4 Juli 2022 r Zp
dr, Lola Salsabila
PENGERTIAN
‘Asesmen Pasien Rawat Jalan merupakan pengkajian untuk
pasien rawat jalan.
TUJUAN
‘Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
melakukan Asesmen Pasien di_rawat jalan
KEBIJAKAN
Surat keputusan direktur Rumah Sakit Umum Aidila Cilacap
Nomor : 142/DIR/RSU-AC/VII/2022 tentang Pengkajian
Awal dan Ulang Medis dan Keperawatan
PROSEDUR
T.Petugas Pendaflaran menerima pasien sesuai SPO
pendaftaran pasien Rawat jalan.
2. Petugas pendaftaran menanyakan kepada pasien apakah
pernah datang berobat ke RSU Afdila Cilacap.
3. Perawat Rawat Jalan dan dokter berkolaborasi melakukan
pengkajian terhadap pasien merujuk ke formulir
pengkajian pasien rawat jalan.
4,Dokter melakukan pengkajian terhadap pasien merujuk
ke formulir pengkajian pasien rawat jalan.
5.Perawat dan Dokter menuliskan pengkajian pasien di
Formulir Pengkajian Pasien Rawat.
6. Data pengkajian diperbaharui setiap 3 tahun kecuali bila
ada perubahan data, dan diinput dalam sistem.
UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Jalan RSU Aldila Cilacap
2.Bagian administrasi pasien dan informasi medis RSU
Afdila Cilacap
3. Unit pelayanan
4. Rekam Medis‘ASESMEN ULANG PASIEN
No Dokumen No Revisi Halaman
315/IGD/RI/RJ/VI/2022 02 1/2
Ditetapkan Direktur
STANDAR ‘Tanggal Terbit
PROSEDUR
4 Juli 2022
OPERASIONAL ie Vola Salsabila
PENGERTIAN |Asesmen ulang adalah suatu proses asesmen pasien yang
diulang pada interval tertentu berdasarkan kondisi
danpengobatan pasien untuk mengetahui respon.
pengobatan,perawatan lanjutan atau pemulangan.
TUJUAN |Asesmen ulang dilakukan terhadap pasien untuk
mengetahuirespon pengobatan, perawatan lanjutan atau
pemulangan.
KEBIJAKAN | Surat keputusan direktur Rumah Sakit Umum Afdila Cilacap
Nomor : 142/DIR/RSU-AC/VII/2022 tentang Pengkajian
Awal dan Ulang Medis dan Keperawatan
PROSEDUR |i. Asesmen ulang dilakukan untuk menetapkan respon
terhadap pengobatan
2. Pasien dilakukan asesmen ulang untuk perencanaan
pengobatan lanjutan/ pulang dari Rumah Sakit
3, Pasien dilakukan asesmen ulang dalam interval sesuai
kondisi pasien dan rencana kebutuhan individu
4. DPJP melakukan asesmen ulang setiap hari termasuk
hari minggu selama fase akut perawatan dan pengobatan
dengan menggunakan pola SOAP
5. Asesmen ulang untuk pasien non akut, dapat dilakukan
sekurang-kurangnya dua (2) hari sekali sesuai kebijakan
6. Rumah Sakit menetapkan staf yang berkualifikasi
memadai untuk melaksanakan asesmen ulang pasien
7. Profesi yang mempunyai izin sesuai dengan peraturan
dan Undang-Undang atau memiliki sertifikat yang dapat
melakukan asesmen
8. Asesmen IGD dilakukan oleh tenaga dengan kualifikasi
yang sesuai
9. Asesmen keperawatan dilakukan oleh tenaga perawat
sesuai kualifikasinya,
10. Staf yang berkualifikasi_ memadai melaksanakan
asesmen ulang, dan tanggung jawab dibuat secara
tertulis.ASESMEN ULANG PASIEN
No Dokumen No Revisi Halaman
| 315/IGD/RI/RJ/VU/2022 02 2/2
PROSEDUR | 11. Asesmen ulang didokumentasikan di rekam medis.
12. Laksanakan proses asesmen ulang tersebut dengan
penuh rasa tanggung jawab dan profesional dalam
bekerjasama.
UNIT TERKAIT | 1. Unit pelayanan rawat inap
. Unit pelayanan rawat jalan
Unit Rekam medik