You are on page 1of 5
vey Sustainable Industry: een ee aaa ee Rat ase a mL HTN Re wea eer re Par a This is 3 preview. The total pages displayed will be limited Sustainable Industry: Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Oleh: Dr. Ali Murtopo Simbolon, 5.7. S.SL. MIM. Diterbitkan oleh Penerbit ANDI (Anggota IKAPI) JI Bee 38-40, Telp. (0274) 561881 (Hunting). Fax (0274) SB82% Percetakan : CV ANDI OFFSET J), Beo 38-40, Telp, (0274) 561881 (Hunting), Fax (0274) 588282 Yogyakarta $5281 topo dustry: Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri/ Dr. All Murtopo Simbolon, §:7. §.5i, MM. .fet al ~ Ed. |.~ Yogyakarta: ANDI; 29- TEKNOLOGI FISIKA DAN KIMIA DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH \Novarina inaning Handayani dan Nanik Indah Setianingsth Teknologi pengolahan air limbah secara fisika diterapkan untuk menghilangkan zat pencemar dengan menggunakan kekuatan alami, seperti gerak dan gravitasi daya tarik listrik dan kekuatan ikatan Van der Waal, serta dengan menggunakan hambatan fisik, sehingga tidak terjadi perubahan struktur kimiawinya. Sebagian besar pengolahan air limbah dilakukan secara primer, baik sebelum masuk ke unit kimia maupun biologi. Jenis pengolahan fisika meliputi penyaringan awal, pemisah pasir, sedimentasi, ekualisasi aliran, flotasi, filtrasi, dan stripper. Selain itu, teknologi koagulasi flokulasi merupakan salah satu jenis teknologi kimia yang dapat diaplikasikan dalam pengolahan air limbah. Penentuan teknalogi koagulasi flokulasi harus dilakukan berdasarkan trial laboratorium terlebih dahulu, karena keefektifan teknologi ini dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu Selain efektivitas, teknologi koagulas! flokulasi dipilih karena aperasionainya yang mudah dan sederhana. Sementara itu, kekurangan teknologi ini adalah sludge yang dihasilkan umumnya membutuhkan penanganan lanjut. Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran industri telah melakukan beberapa penelitian tentang aplikasi teknologi koagulasi dan flokulasi dalam pengolahan air limbah, baik di laboratorium maupun di industri. Aplikasi teknologi koagulasi flokulasi dalam pengolahan air limbah di industri biasanya diintegrasikan dengan teknologi lain untuk mencapai baku mutu yang disyaratkan. A. PENOAHULUAN Secara umum, proses teknologi pengolahan air limbah dapat dikelompokkan menjadi pengolahan fisika, kimia, dan biologi, Penerapannya dapat dilakukan tersendiri untuk masing-masing jenis, atau digabung sesuai dengan karakter air limbah maupun kualitas hasil pengolahan yang akan dicapai. Pengolahan limbah secara fisika merupakan metode fisik pengolahan air limbah yang bertujuan menghilangkan zat pencemar, Hal ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan alami, seperti gerak dan gravitasi, daya tarik listrik dan kekuatan ikatan Van der aS Sustainable Industry: TEKNOLOG! PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Waal, serta dengan menggunakan hambatan fisik. Secara umum, mekanisme yang terlibat dalam pengobatan fisik tidak menyebabkan perubahan dalam struktur kimia zat pencemar. Namun dalam beberapa kasus, keadaan fisik dapat berubah, misainya kondisi penguapan. Dalam kondisi tersebut sering tersebar zat yang disebabkan untuk aglomerat, seperti yang terjadi selama penyaringan. Pengolahan air limbah secara fisika hanya dapat dimanfaatkan untuk limbah yang tidak mengandung polutan berbahaya. Untuk limbah yang termasuk dalam kategori berbahaya, pengolahan perlu dilengkapi dengan pengolahan secara biologi dan juga kimia, Pengolahan secara fisika meliputi beberapa jenis, yaitu (1) Penyaringan awal (screening), (2) Pemisah pasir (grit removal), (3) Sedimentasi, (4) Ekualisasi aliran, (5) Floatasi, (6) Filtrasi, dan (7) Stripping. 1, Penyaringan Awal (Screening) Penyaringan awal (screening) dilakukan untuk menghilangkan sampah/ benda padat yang berukuran besar agar tidak mengganggu proses berikutnya {misainya untuk mencegah sumbatan pada saluran limbah atau pompa) Benda padat yang dapat terpisahkan dalam proses screening biasanya kertas, kayu, kain, benda dari metal, dan sejenisnya. Pada umumnya, saringan kasar {bar rack) dan ditempatkan pada intake bak ekualisasi limbah cair. \Gambar 1 Contoh unit penyaringan awal Screen terdiri atas batangan besi yang lurus atau melengkung dan biasanya dipasang dengan tingkat kemiringan 75°90" dari garis horizontal Pengoperasiannya dapat dilakukan secara manual maupun elektrik, Efektivitas proses divenearuhi oleh iarak antarbatangan besi. Screen medium iarak a a, aos ae a TEKNOLOG! PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR antarbatangan besi sekitar 15 mm-SO mm, sedangkan screen kasar lebih dari 50 mm. Pemilihan jarak diperhitungkan dengan karakteristik kotoran yang biasanya ikut dalam air limbah*_ 2. Pemisah Pasir (Grit Removal) Pemisah pasir diperlukan untuk memisahkan bahan-bahan yang terkandung dalam air limbah, yaitu benda-benda berukuran kecil seperti pasir, kerikil halus, pecahan logam, pecahan kaca, dan lain sebagainya. Prinsip fisika yang digunakan dalam proses ini adalah memperliambat intensitas aliran air limbah, sehingga partikel padat di dalam air dapat mengendap di dasar tangk Sementara itu, air limbah yang telah bebas partikel akan dialirkan untuk melewati tahap selanjutnya. Tujuan dari tahapan ini adalah mengantisipasi terjadinya sumbatan dalam sistem perpipaan, mencegah kerusakan pompa dan flowmeter, serta mengurangi gangguan dalam sistem biologi. Biasanya, bak pemisah pasir diletakkan setelah screening awal dan berhubungan dengan bak ekualisasi. Seperti halnya dengan penyaringan awal, urutan faktor yang memengaruhi kinerja grit removal adalah jumlah stik lamina, waktu tinggal, dan jarak antara stik lamina’, 3. Sedimentasi Sedimentasi adalah unit operasi yang didesain untuk mengumpulkan dan memindahkan padatan tersuspensi dari air limbah secara gravitasi. Tujuan proses sedimentasi adalah menghasilkan lumpur dengan konsentrasi padatan yang dapat mempermudah pengolahan dan penanganan serta menghasilkan efluent yang jernih. Air limbah yang telah dipisahkan padatan kasarnya ditampung dalam tangki khusus. Hal ini untuk mengendapkan partikel padat berukuran halus yang masih terbawa air limbah. Dalam tangki ini, air limbah akan didiamkan beberapa waktu agar partikel-partikel halusnya mengendap di bagian bawah. Bentuk endapan biasanya berbentuk lumpur yang selanjutnya akan dipisahkan Kondisi performa pengendapan partikel dipengaruhi oleh kondisi aliran taminer atau turbulen. Untuk mencapai kondisi performa yang optimal, usahakan aliran laminer didekati dengan bilangan Reynold

You might also like