You are on page 1of 55

UJI STERILITAS

Marlia Singgih Wibowo


School of Pharmacy ITB
Pembuatan produk farmasi
steril >>> perlu diuji sterilitas
Tujuan uji sterilitas:

Untuk menetapkan apakah bahan


farmakope yang harus steril
memenuhi syarat berkenaan dengan
uji sterilitas seperti yang tertera pada
masing-masing monografi
PEMBANDINGAN

| UJI STERILITAS
(FARMAKOPE INDONESIA IV/1995)

| GUIDELINES FOR STERILITY TESTING OF


THERAPEUTIC GOODS (THERAPEUTIC
GOODS ADMINISTRATION/ TGA 2006)
Suatu produk dikatakan
STERIL
| Bila memenuhi persyaratan dalam uji
sterilitas
| Kemungkinan hasil positif dapat terjadi
karena teknik yang salah atau
kontaminasi lingkungan pada waktu
pengujian.
Mikroba yang Digunakan:
(1) Bacillus subtilis (ATCC No. 6633)
(2) Candida albicans (ATCC No. 10321)
(3) Bacteroides vulgatus (ATCC No. 8482)
PRECAUTIONS AGAINST MICROBIAL
CONTAMINATION

| Tests for sterility are to be carried out by trained personnel


| Conducted in a clean-room environment the standard of
clean-room
| Personnel should wear sterilized over-garments
| All equipment may come into contact in the course of the testing
should be sterilized prior to use.
| All substances added to the goods tested, should be sterilized prior to
use by heat
| All vessels, substances or outer clothing to be used should be
appropriately packaged or closed,
| The outer surfaces of all packages of equipment which are introduced
into the aseptic testing environment should be free of contamination
TEST METHODS VALIDATION
(TGA 2006)
Test method validation
z Before tests for sterility for any product are initially
carried out, it is necessary to demonstrate the validity of
the test method used
z Validation should mimic the test proper in every detail
z Validation is to be performed when the test for sterility
has to be carried out on reformulated or new product
z All validation procedures should be carried out by
personnel who are responsible for the routine testing of
the product
Ketentuan hasil:

| Jika terdapat kontaminasi mikroba dengan


menggunakan prosedur farmakope, maka
ditentukan bahwa bahan tersebut tidak
memenuhi syarat.
| Jika terdapat kegagalan menunjukkan
adanya kontaminasi mikroba dengan
menggunakan prosedur dalam farmakope,
maka ditentukan bahwa bahan tersebut
memenuhi syarat.
Media yang digunakan :

Media yang digunakan mempunyai sifat


merangsang pertumbuhan bagi mikroba
yaitu:
| Fluid Thioglycolate Medium (FTM) dan / atau
Alternative Thioglycolate Medium (ATM)
| Soybean-Casein Digest Medium (SCDM)

Cairan Pengencer dan pembilas :


ƒ Cairan A
ƒ Cairan D = Cairan A + 1mL polisorbat 80/L
ƒ Cairan K
MEDIA (FI IV/TGA 2006)
Medium 1 (Fluid Thioglycollate Medium)
Pancreatic Digest of Casein  15.0 g
Yeast Extract (water‐soluble)  5.0 g
Glucose monohydrate/anhydrous  5.5 g/5.0 g
Sodium chloride  2.5 g
L‐Cystine 0.5 g
Sodium thioglycollate 0.5 g
0.1% Resazurin Sodium Solution (freshly prepared)  1.0 mL
Granulated Agar (moisture not more than 15%)  0.75 g
Purified Water  1000 mL
Polysorbate 80 (optional)  5.0 mL
pH after sterilisation (measured at room temperature): 7.1± 0.2
MEDIA (FI IV)
Media Tioglikolat Alternatif (untuk alat yang
mempunyai lumen kecil) :
| Pancreatic Digest of Casein  15.0 g
| Yeast Extract (water‐soluble)  5.0 g
| Glucose monohydrate/anhydrous  5.5 g/5.0 g
| Sodium chloride  2.5 g
| L‐Cystine 0.5 g
| Sodium thioglycollate 0.5 g
| Purified Water  1000 mL
| pH after sterilization (measured at room temperature): 7.1± 
0.2
MEDIA (FI IV/TGA 2006)

Medium 2 (Soybean‐Casein Digest Medium)
| Pancreatic Digest of Casein  17.0 g
| Papain Digest of Soybean Meal  3.0 g
| Glucose monohydrate/anhydrous  2.5 g/2.3 g
| Sodium chloride 5.0 g
| Dipotassium hydrogen phosphate 2.5 g
| Purified Water  1000 mL
| Polysorbate 80 (optional)  5.0 mL
| pH after sterilisation (measured at room temperature): 
7.3±0.2
Cairan A

| 1 gram jaringan hewan yg telah diuraikan


oleh enzim pepsin, dilarutkan dlm air smp 1
liter, saring atau sentrifuga, pH diatur 7,1
| Jika akan digunakan untuk uji sediaan yang
mengandung senyawa
gol.penisilin/sefalosporin (beta laktam),
maka media tsb harus ditambahkan enzim
penisilinase utk proses inaktivasi
Cairan D

| Adalah 1 L Cairan A + 1 mL Tween 80


| Digunakan bila sediaan mengandung
lesitin, atau minyak
| Atau utk uji peralatan steril dengan
menggunakan penyaring membran
Cairan K

| Cairan yang mengandung Jaringan


hewan yg telah diuraikan oleh enzim
lambung (peptic digest), beef extract,
dan Tween 80
| Semua cairan pembilas harus
disterilkan dengan otoklaf
Prosedur penambahan
penisilinase:
Tetapkan jumlah penisilinase yang diperlukan dengan
menggunakan sediaan penisilinase yang sebelumnya
telah diuji daya penginaktif penisilin atau sefalosporin
atau tetapkan jumlah penisilinase yang diperlukan
dengan menambahkannya ke dalam tabung FTM dan
sejumlah antibiotik dalam spesimen uji

1. Inokulasi media dengan 1 ml pengenceran (1 : 1000)


biakan 18 jam-24 jam Staphylococcus aureus (ATCC
29737) dalam FTM.

2. Inkubasi selama 24 jam pada suhu 30o – 35o


Pada saat tersebut harus teramati
pertumbuhan mikroba yang spesifik.
Lakukan uji konfirmasi di daerah yang
benar-benar terpisah dari tempat uji
sterilitas.
Uji fertilitas

| Tujuan?
| Untuk memastikan bahwa media yang
digunakan dapat menumbuhkan
mikroba uji sampai waktu 7 hari
| Dilakukan sebelum uji sterilitas thp
sampel
Uji Fertilitas

Tabel 1
Inkubasi
Media Mikroba Uji
Suhu (oC) Kondisi
Fluid Tioglikolat (1) Bacillus subtilis (ATCC 6633) 30 – 35 Aerobik
Medium
(2) Candida albicans 30 – 35
(ATCC10321)
(3) Bacteroides vulgatus 30 – 35
(ATCC8482)
Tioglikolat (1) Bacteroides vulgatus 30 – 35 Anaerobik
alternative (ATCC8482)

Soybean – casein (1) Bacillus subtilis (ATCC 6633) 20 – 25 Aerobik


digest
(2) Candida albicans (ATCC No. 20 – 25
10321)
Prosedur

| Inokulasi duplo wadah tiap media secara


terpisah dengan 10 hingga 100 mikroba
viabel dari tiap galur pada tabel.

| Media uji memenuhi syarat jika terjadi


pertumbuhan yang nyata dalam semua
wadah media yang diinokulasikan dalam
kurun waktu 7 hari.
METODE UJI STERILITAS

| INOKULASI LANGSUNG KE DALAM


MEDIA UJI
| TEKNIK PENYARINGAN MEMBRAN
Prosedur Inokulasi langsung:

¾ Uji aktivitas bakteriostatik dan Fungistatik


Prosedur:
1. Encerkan biakan bakteri dan jamur tidak kurang dari galur
mikroba seperti pada uji fertilitas.
2. Inokulasi media dengan uji sterilitas dengan 10 mikroba hingga
100 mikroba viabel, gunakan volume media seperti yang tertera
dalam Tabel Jumlah untuk bahan cair pada pemilihan spesimen
uji dan masa inkubasi.
3. Tambahkan sejumlah tertentu bahan ke dalam setengah dari
jumlah wadah yang mengandung inokulum dan media.
4. Inkubasi wadah pada suhu dan kondisi seperti yang tertera dalam
tabel selama tidak kurang dari 7 hari.
Tabel 2
Jumlah untuk bahan cair

Volume minimum tiap media

Digunakan untuk
Digunakan untuk membrane atau
Volume minimum setengah bagian Jumlah wadah per
inokulasi
Isi wadah (mL) diambil dari membrane yang media
langsung ke
wadah untuk volume yang mewakili volume
tiap media total dari jumlah
diambil dari tiap
wadah yang
wadah (mL) sesuai (mL)

Kurang dari 10 1mL, atau seluruh isi jika 15 100 20 (40 jika volume tiap
kurang dari 1mL wadah tidak cukup
untuk kedua
media)

10 sampai kurang dari 5mL 40 100 20


50

50 sampai kurang dari 10mL 80 100 20


100

50 sampai kurang dari Seluruh isi - 100 20


100 dimaksudkan
untuk pemberian
intravena

100 sampai 500 Seluruh isi - 100 10

Di atas 500 500mL - 100 10


Jika pertumbuhan mikroba uji dalam
campuran media bahan secara visual
sebanding dengan pertumbuhan dalam
tabung kontrol, gunakan jumlah bahan dan
media seperti yang tertera pada Tabel
jumlah untuk bahan cair dalam pemilihan
spesimen uji dan masa inkubasi.
Penetapan perbandingan bahan dan
media yang tidak merugikan pertumbuhan
mikroba uji.

Prosedur yang digunakan sama


dengan uji aktivitas bakteriostatik dan
fungistatik, tetapi digunakan sejumlah
tertentu bahan dan volume media yang
lebih besar.
Ketentuan Penambahan atau pengurangan
dalam menentukan perbandingan bahan dan
media

| Jika sejumlah tertentu bahan dalam 250mL media


masih mempunyai daya bakteriostatik atau
fungistatik, kurangi jumlah bahan hingga diperoleh
jumlah maksimum yang tidak menghambat
pertumbuhan uji dalam 250mL media.
| Untuk cairan dan suspensi yang jumlahnya kurang
dari 1mL, perbesar jumlah media hingga cukup untuk
mengencerkan dan mencegah hambatan
pertumbuhan.
| Untuk bahan padat yang tidak segera larut atau
dapat terdispersi, jika jumlahnya kurang dari 50mg,
perbesar jumlah media hingga cukup untuk
mengencerkan untuk mencegah hambatan
pertumbuhan.
PROSEDUR UJI INOKULASI
LANGSUNG KE DALAM MEDIA UJI
Untuk:
| Cairan
| Salep dan minyak yang
tidak larut dalam isopropil
miristat
| Zat padat
| Kapas murni, perban,
pembalut, benang bedah
dan bahan sejenisnya
| Alat kesehatan steril
| Alat suntik kosong atau
terisi steril
Prinsip pengujian:
Inkubasi minimal 14 hari
dengan pengamatan pada
hari ke 3,4,atau 5, hari ke 7
atau 8, dan pada hari terakhir
pengujian.
Bahan uji Bahan uji + media

Catatan:
Perlakuan awal berbeda untuk masing-masing produk
farmasi dan kesehatan.

Bahan uji merupakan larutan yang pada produk farmasi


dan kesehatan kecuali yang berbentuk cairan digunakan
untuk membilas atau mendispersi produk tersebut.
Perlakuan awal untuk
berbagai sediaan
Cairan
1. Pindahkan cairan dari wadah uji menggunakan pipet atau jarum suntik
steril.
2. Secara aseptik inokulasikan sejumlah tertentu bahan dari tiap wadah
uji ke dalam tabung media.
3. Campur cairan dengan media tanpa aerasi berlebihan.

Salep dan minyak yang tidak larut dalam isopropil miristat

Pilih 20 wadah yang mewakili, dibagi atas 2 kelompok terdiri dari 10


wadah, dan diperlakukan tiap kelompok sebagai berikut:
1. Secara aseptik pindahkan 100mg dari tiap wadah dari 10 wadah ke
dalam labu berisi 100mL pembawa air steril yang dapat mendispersi
homogen bahan uji dalam seluruh campuran cairan.
2. Campur 10mL alikot dari campuran cairan yang diperoleh dengan
80mL tiap media.
Zat padat
„ Ambil sejumlah tertentu produk dalam bentuk padat kering (atau yang
sudah dibuat larutan atau suspensi dalam cairan pengencer steril)
tidak kurang dari 300mg tiap wadah atau seluruh isi wadah jika tiap isi
kurang dari 300mg.
„ Inokulasikan ke dalam masing-masing tidak kurang dari 40mL FTM
dan SCDM.

Kapas murni, perban, pembalut, benang bedah dan bahan


sejenisnya
„ Dari setiap kemasan, ambil secara aseptik 2 bagian atau lebih
masing-masing 100 sampai 500mg dari bagian paling dalam.
„ Secara aseptik pindahkan bagian bahan uji ini ke dalam sejumlah
tertentu wadah media yang sesuai dan inkubasi.

Alat kesehatan steril


Untuk alat yang bentuk dan ukurannya memungkinkan dicelupkan
keseluruhan ke dalam tidak lebih dari 1000mL media, uji alat utuh
menggunakan media yang sesuai.
Untuk alat yang mempunyai pipa/saluran berlubang
seperti alat transfusi atau infus atau yang ukurannya
menyebabkan pencelupan tidak dapat dilakukan dan
hanya saluran cairannya yang harus steril,

1. Bilas lumen masing-masing dengan sejumlah FTM dan


SCDM hingga diperoleh kembali tidak kurang dari
15mL setiap media.
2. Inkubasi dengan tidak kurang dari 100mL masing-
masing media.
Untuk alat dengan lumen yang sangat kecil sehingga FTM tidak
mengalir, gunakan ATM, tetapi inkubasi dilakukan secara
anaerob.

Jika karena ukuran dan bentuk alat tidak dapat diuji dengan cara
pencelupan keseluruhannya ke dalam tidak lebih dari 1000mL
media:

„ Uji bagian alat yang paling sulit disterilisasi dan jika mungkin
lepaskan 2 atau lebih bagian yang paling dalam dari alat.
„ Secara aseptik pindahkan bagian tersebut ke dalam sejumlah
tertentu tabung berisi tidak kurang dari 1000mL media yang
sesuai, inkubasikan.
„ Amati pertumbuhan pada media secara visual sesering mungkin
sekurangnya pada hari ke-3 atau ke-4 atau ke-5, pada hari ke-7
atau ke-8 dan pada hari terakhir dari masa uji.
| Catatan: jika spesimen uji dalam media
mempengaruhi uji karena kerja bakteriostatik
atau fungistatik, bilas seksama alat dengan
cairan pembilas sesedikit mungkin seperti
yang tertera pada cairan pengencer dan
pembilas. Peroleh kembali cairan bilasan dan
uji menggunakan teknik penyaringan
membran
Prosedur untuk:
Alat suntik kosong atau terisi steril

| Uji dilakukan sama seperti uji untuk produk steril


dalam ampul atau vial.
| Cara inokulasi langsung dapat dilakukan jika
penetapan bakteriostatik dan fungistatik telah
menunjukkan aktivitas yang tidak merugikan
dalam kondisi pengujian.
UJI STERILITAS DENGAN TEKNIK
PENYARINGAN MEMBRAN
Kegunaan uji sterilitas dengan
teknik penyaringan membran
| Berguna untuk cairan dan
serbuk yang dapat larut
yang bersifat bakteriostatik
atau fungistatik, untuk
memisahkan mikroba
kontaminan dari
penghambat pertumbuhan.
| Berguna untuk bahan
seperti minyak, salep atau
krem yang dapat melarut ke
dalam larutan pengencer
bukan bakteriostatik atau
bukan fungistatik.
| Berguna untuk uji sterilitas
permukaan atau lumen kritis
alat-alat kesehatan.
Prosedur awal:
| Buat perbandingan yang sama menggunakan
sejumlah tertentu bahan uji dan cairan pengencer dan
pembilas yang sesuai.
| Bilas membran 3 kali, tiap kali dengan 100mL cairan
pengencer dan pembilas.

Pertumbuhan mikroba uji dari membran yang


digunakan untuk menyaring bahan diikuti cairan
pengencer dan pembilas yang telah diinokulasi secara
visual sebanding dengan pertumbuhan dari membran
yang hanya digunakan untuk menyaring cairan
pengencer dan pembilas yang telah diinokulasi.
Cara membuka wadah:
| Bersihkan permukaan luar ampul dan tutup vial dan
tutup botol menggunakan bahan dekontaminasi yang
sesuai dan ambil secara aseptik.
| Jika isi vial dikemas dalam hampa udara, masukkan
udara steril dengan alat steril yang sesuai, seperti alat
suntik dengan jarum yang dilengkapi bahan penyaring
untuk sterilisasi.
| Untuk kapas murni, perban, pembalut, benang bedah
dan bahan farmakope sejenis, buka kemasan atau
wadah secara aseptik.
Pemilihan spesimen uji dan
masa inkubasi
| Untuk bahan cair:
Gunakan volume bahan dan media untuk setiap unit dan
jumlah wadah per media tidak kurang dari seperti yang tertera
pada Tabel jumlah untuk bahan cair. Jika volume setiap wadah
sejumlah tidak cukup untuk kedua media, gunakan wadah
sejumlah dua kali.
| Untuk bahan selain cairan:
Uji 20 unit bahan dengan masing-masing media. Untuk bahan
yang hanya lumennya harus steril, bilas lumen dengan
sejumlah media yang sesuai hingga diperoleh kembali tidak
kurang dari 15mL media.

Catatan:
Jika tidak dinyatakan lain di dalam monografi atau bab ini, inkubasi
campuran uji dengan FTM (atau ATM) selama pada suhu 20oC -
25oC.
PROSEDUR UJI MENGGUNAKAN
PENYARINGAN MEMBRAN

Untuk:
| Cairan yang dapat bercampur dengan pembawa air
| Cairan yang tidak bercampur dengan pembawa air
(kurang dari 100mL per wadah)
| Zat padat yang dapat disaring
| Salep dan minyak yang larut dalam Isopropil Miristat
| Zat padat yang tak dapat disaring
| Alat kesehatan

Peralatan: porositas 0,45µm, diameter ±47mm, kecepatan


penyaringan 55mL-75mL/mnt pada tekanan 70cmHg.
Prosedur untuk:
Cairan yang dapat bercampur dengan
pembawa air

Secara aseptik pindahkan sejumlah volume


tertentu yang dibutuhkan untuk kedua media
seperti yang tertera pada tabel 2, langsung ke
dalam satu atau dua corong penyaring membran
terpisah, atau ke dalam tabung penampung steril
terpisah sebelum dipindahkan.
| Jika volume cairan dalam wadah kurang dari 50mL,
atau 50mL smp <100mL dan tidak dimaksudkan untuk
pemberian intravena, diperlukan volume tidak kurang
dari 20 wadah diwakili satu membran atau setengah
bagian membran yang dipindahkan ke dalam media.
| Jika volume cairan 50mL, 50mL smp <100mL per
wadah dan dimaksudkan untuk pemberian intravena,
atau 100mL – 500mL, secara aseptik tidak kurang dari
10 wadah melalui tiap penyaring dari 2 rakitan
penyaring, atau tidak kurang dari 20 wadah jika hanya
digunakan satu rakitan penyaring. Lewatkan segera
tiap spesimen melalui penyaring dengan bantuan
pompa vakum atau tekanan.
| Jika cairan sangat kental dan tidak mudah disaring
melalui 1 atau 2 membran maka diperlukan lebih dari
2 rakitan penyaring. Setengah jumlah membran
diinkubasi dalam masing-masing media asalkan
volume dan jumlah wadah per media memenuhi
syarat.
z Jika produk bersifat bakteriostatik atau fungistatik
bilas membran 3 kali , tiap kali dengan 100mL
cairan A.
Secara aseptik pindahkan membran dari alat
pemegang, potong membran menjadi setengah
bagian (jika digunakan hanya 1), celupkan membran
atau setengah bagian membran, ke dalam 100mL
SCDM dan inkubasi pada suhu 20o-25o dan ke
dalam FTM dengan suhu inkubasi 30o-35o selama
min.7hari.

Catatan: jika contoh yang diuji bersifat bakteriostatik,


gunakan cakram membran penyaring hidrofobik atau
setelah spesimen disaring, potong cakram lebih kurang
setengah daerah penyaringan dari pusat membran
menggunakan alat pemotong steril, secara aseptik
pindahkan potongan setengah cakram membran ke
dalam FTM dan sisa potongan cakram ke dalam SCDM
Prosedur untuk:
Cairan yang tidak bercampur dengan pembawa air
(kurang dari 100mL per wadah)

1. Pindahkan volume yang diinginkan untuk ke dua


media, seperti yang tertera pada tabel 2 langsung
ke dalam 1 atau 2 corong penyaring membran
terpisah atau ke dalam tabung penampung steril
sebelum dipindahkan.
2. Lewatkan segera tiap spesimen melalui penyaring
dengan bantuan pompa vakum atau tekanan.
| Jika bahan uji berupa cairan kental atau suspensi
dan tidak sesuai untuk penyaringan cepat, secara
aseptik tambahkan cairan pengencer secukupnya
ke dalam kumpulan spesimen yang akan disaring
untuk menambahkan kecepatan aliran.
| Jika produk uji bersifat bakteriostatik atau fungistatik
atau mengandung pengawet, bilas membran 1-3
kali dengan 100mL cairan A. Jika bahan uji
mengandung lesitin atau minyak, gunakan cairan D
sebagai cairan A.
Catatan :

z Setelah penyaringan dan pencucian secara aseptik


pindahkan membran dari alat pemegang, potong
membran menjadi setengah bagian (jika digunakan
hanya 1), celupkan membran atau setengah bagian
membran, ke dalam 100mL SCDM dan inkubasi
pada suhu 20o-25o dan ke dalam FTM dengan suhu
inkubasi 30o-35o selama min.7hari.
Prosedur untuk:
Zat Padat yang tidak dapat disaring

1. Ambil ±6g produk dalam bentuk padat kering, atau


tidak kurang dari 300mg tiap wadah yang akan diuji,
atau seluruhnya jika isi tiap wadah kurang dari
300mg bahan padat.
2. Secara aseptik masukkan spesimen uji ke dalam
tabung berisi 200mL cairan A, dan aduk hingga
larut. Jika spesimen tidak larut sempurna, gunakan
400mL cairan A, atau secara aseptik bagi spesimen
ke dalam 2 bagian, dan uji tiap bagian dengan
200mL cairan A.
3. Setelah penyaringan dan pembilasan secara aseptik
pindahkan membran dari alat pemegang, potong
membran menjadi setengah bagian (jika digunakan
hanya 1), celupkan membran atau setengah bagian
membran, ke dalam 100mL SCDM dan inkubasi
pada suhu 20o-25o dan ke dalam FTM dengan suhu
inkubasi 30o-35o selama min.7hari.

Jika contoh uji bersifat bakteriostatik atau


fungistatik , bilas membran 3 kali, tiap kali
dengan 100mL cairan A.
Prosedur untuk:
Salep dan minyak yang larut dalam isopropil
miristat
1. Larutkan tidak kurang dari 100mg dari tiap isi wadah, tidak
kurang dari 20 wadah dalam tidak kurang dari 100mL isopropil
miristat dengan pH ekstrak air tidak kurang dari 6,5.
2. Goyang labu untuk melarutkan salep atau minyak .
3. Saring segera salep yang dilarutkan.
4. Secara aseptis pindahkan campuran ke dalam 1 atau 2 corong
penyaring membran dengan bantuan pompa vakum atau
tekanan.
5. Setelah penyaringan spesimen, bilas membran 2 kali dengan
200mL cairan D, kemudian cuci dengan 100mL cairan A.
6. Secara aseptik pindahkan membran dari alat pemegang,
potong membran menjadi setengah bagian (jika digunakan
hanya 1), celupkan membran atau setengah bagian membran,
ke dalam 100mL SCDM dan inkubasi pada suhu 20o-25o dan
ke dalam FTM dengan suhu inkubasi 30o-35o selama
min.7hari.
Jika zat yang diuji mengandung petrolatum,
gunakan cairan K. Basahi membran dengan ±200µL
media pembilas sebelum penyaringan dimulai.
Setelah penyaringan spesimen, bilas membran 3
kali, tiap kali dengan 100mL media pembilas.

Catatan: Untuk salep dan minyak yang tidak larut dalam isopropil
miristat lakukan penetapan seperti tertera pada salep dan minyak
tidak larut dalam isopropil miristat dalam prosedur uji inokulasi
langsung ke dalam media uji.
Prosedur untuk:
Zat padat yang tak dapat disaring

Tidak dianjurkan dengan menggunakan teknik


penyaringan membran kecuali telah terbukti
bahwa tidak terjadi penyumbatan pada filter.
Prosedur untuk:
Alat Kesehatan
1. Secara aseptik alirkan volume tertentu cairan D melalui tiap
lumen tidak kurang dari 20 alat hingga diperoleh 100mL dari tiap
alat.
2. Kumpulkan cairan dalam wadah aseptik dan saring seluruh
volume melalui penyaring membran.
3. Secara aseptik pindahkan membran dari alat pemegang, potong
membran menjadi setengah bagian (jika digunakan hanya 1),
celupkan membran atau setengah bagian membran, ke dalam
100mL SCDM dan inkubasi pada suhu 20o-25o dan ke dalam
FTM dengan suhu inkubasi 30o-35o selama min.7hari.

Jika ukuran alat besar, dan ukuran lot kecil, lakukan uji sejumlah
unit yang sesuai seperti yang tertera pada kasus serupa dalam
alat kesehatan pada prosedur uji inokulasi langsung ke dalam
media uji.
Penafsiran Hasil Uji Sterilitas

| Tahap I
Amati adanya pertumbuhan mikroba seperti kekeruhan dan /
atau pertumbuhan pada permukaan pada isi semua wadah
dalam interval waktu tertentu dan pada akhir periode inkubasi.
Jika tidak terjadi pertumbuhan, maka bahan uji memenuhi
syarat.

| Tahap II
Jumlah spesimen yang diuji minimal 2 kali jumlah tahap I.
Jika tidak ditemukan pertumbuhan mikroba, bahan yang diuji
memenuhi syarat.
Jika ditemukan pertumbuhan mikroba, bahan yang diuji tidak
memenuhi syarat.

You might also like