You are on page 1of 26
PENGERTIAN POPULASI & SAMPEL Populasi adalah keseluruhan sesuatu yang karakteristiknya mungkin diselidiki atau diteliti. Anggota atau unit populasi disebut elemen populasi. Contoh elemen populasi adalah anak balita, ibu hamil, hasil produksi perkebunan, dan tablet yang diproduksi oleh suatu perusahaan farmasi. Dalam penelitian, mungkin hanya terdapat satu macam unit analisis atau lebih. Populasi dapat dibedakan menjadi populasi studi dan populasi sasaran atau target. Populasi studi atau populasi sampel adalah kumpulan dari satuan atau unit tempat pengambilan sampel. Populasi target atau sasaran adalah kumpulan dari satuan atau unit yang akan dibuatkan infer tau generalisasinya dalam penelitian atau sering disebut juga sasaran penelitian. aes. Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian. Unit sampel dapat sama dengan unit populasi, atau sebaliknya. Sebagai contoh, ‘it analisis atau populasi penelitian adalah anak berumur di bawah ee a atau batita, dan hal yang akan diteliti adalah kebiasaan makan one re Sampelnya adalah ibu atau pengasuh yang memiliki anak ee aaa da ‘hun, Karena tidak mungkin pertanyaan tentang makanan dal unitterkel ditanyakan langsung pada anak batita tersebut Unit sampel ada Pada populasi yang akan diambil sebagai sampel. dapat diketahui dengan Idealnya, karakteristik populasi dalam pea seat ee han, 2 Pengamatan terhadap populasi, tetapt a ari "Tidak ham Be dapat melakukan pengamatan terhadap RAAT memakan — yang besar, penelitian terhadap ee atay Sangat lama dan menimbulkan kesalahan ¥ bias, sangat besar (infinite Po tidak terbatas schingga F ai at diukur karena hal tersebut akan Pe atan atau pengukuran tidak perlu dilakukan es wang bomogen diamati atau diukur, Karena hal 4 nine waktu dan tidak berguna (variabel yang akan ditelitj Fh tenvakili oleh sebagian populasi tersebut). Penarikan sampel menghemat biaya dan waktu. ’ Ketelitian atau ketepatan pengukuran. Meneliti atau ‘mengukur subj ck dalam jumlah sedikit (sampel) tentu akan lebih teliti jika dibandingkan dengan mengukur subjek yang banyak (populasi). ~ Berdasarkan alasan penarikan sampel, sampel penelitian harus dapat ‘menggambarkan populasinya, Dengan kata lain, sampel harus memilki 4arakteristik yang sama dengan karakteristik populasinya. Sampel yang baik semilikicri-ciri berikut, 1. Dapat menghasilkan gambaran kai 2. Dapatmenentukan presisi (ketepat standardevias dari taksiran yang 3. Sedethana, mudah di 4. Dapat memberikan efisien, rakter populasi yang tepat, an) hasil penelitian dengan menentukan diperoleh, laksanakan, dan Keterangan sebanyak mungkin dengan biaya yang Jika syarat samy sy pel terseb ; Serlssikan untuk poputas, K PENGamy ng embahas | wt tidak terpenuhi, kesimpulan yang di dapat menjadi bias (bi ias conclusion). LAN SAMPEL te ait fentang metode pengambilan sampel at ranean {2h8an proses pengambilan sampel, 1 8t.sampel, dan random, Kerangka sampel Bai conta ans fetEapat pada populasi yang ak Ms dan dafear Jumiah ibu hamil di suatu daerah, j a Haganya, ada eno! t€lepon. Kerangka sampel hans? , peat Kerangka sampel dibuat seni ; Ng sehii i meng ilaksanakar ingga tidak akan Pengambilan sampel dan rs Pel “dapat . membanita peneliti O° pln ran Camscaner, is dan tidak melakukan genera t kan uli dapat samp tidak acai sla none oey am i jee yang memungkinkan semua unit sama untuk terpilih sebagai subj - apt ann enn ( ility atau random sampling) dan pen; ilan acak (non probability atau non random sample ao n Sampel Secara Acak sampel secara acak, semua unsu : memiliki kesempatan yang toe Uae vilih ssampel mewakili populasiny3- Sampel dapat mewakili popula. i (random). Tekaik pengambilan sampel acak aaa (imple random sampling), acak sistematis (systematic random “sompling), 20k strat® (stratified random sampling), sampel cluster (cluster ring), dan sampel bertingkat a{ait bertahap (multistage sampling). 1, Acak sederhana Teknik ini dapat digunakan jika populasitidak terlalu bervariasi (homogen) dan secara geografis tidak terlalu menyebar, serta tersedia daftar populasi Gampling frame) sebagai syarat utamanya. Cara pengambilan sampel adalah dengan diundi atau dilotere, menggunakan tabel bilangan acak, dan menggunakan perangkat lunak komputer (jika tersedia kerangka sampel).. 2. Acak sistematik Pada teknik ini, sampel pertama, elemen selanjutnya dipili Syarat_pengambil yang sudah ditetapkan adalah tersedianya kerangka sampel, populasi ‘memiliki pola beraturan seperti blok-blok rumah, nomor urut pasien, dan populasi sedikit Homogen. Sebagai contoh, dari 1.000 orang simak balita di suatu daerah, elitian tentang status gizi Pengambilan akan diambil 50 orang untuk pen _ Sinpel dlakukan secara sistematik sehingd ecara teoretis, probabililas "Untuk terpilih sebagai sampel adalah 50/1.000=1/20. Untuk ‘mengambil ertamna, dilakukan secara acak sedesbant dari ya sudah terundi nomor 10, selanjutnya diambil se mbilan populasi a mencakup elemen rf secara sistematik sesuai_ langkah fan sampel secara sistematik yang diambil secara acak hany nomor 1-20, tiap jarak 20 pln ran Camscaner, uh sifat dapat terwakili, jika terlebih ‘dain dibeberapa strata, seperti pendidikan (tinggi-g edangre mi (kaya-sedang-miskin). Dalam melakukan stratifi n sampel, perlu diperhatikan hal-hal berikut, populasi di dalam strata tersebut diupayakan en mungkin. th Antarstrata diupayakan se-heterogen mungkin. c, Sampel diambil secara proporsional, menurut besarya unit ata, elemen yang ada dalam masing-masing strata dan antarstrata, _ 4. Dalam masing-masing strata, unit sampel diambil secara acak. Keuntungan penarikan sampel dengan menggunakan strata ini adalah semua ciri yang heterogen dalam populasi dapat terwakili dn memungkinkan mencari hubungan antarstrata atau membandingkannya. 4. Sampel cluster Di lapangan, sering kali kerangka sampel (sampling frame) pa Kenyataannya sulit didapatkan schingga peneliti harus membuatnyt Sebelum pelaksanaan pengumpulan data. Secara teknis, hal itu tidakteralt Sulit, tetapi membutuhkan waktu dan dana yang tidak sedikit sehings* Proses Pengumpulan data menjadi tidak efisien. Pada metode clus» Populasi dibagi menjadi beberapa gugus atau kelas dengan asumsi ea pe Kelas, telah terdapat semua sifat atau variasi yang bi rl Fi ys, Kelas tersebut akan diacak dan unit sampel Yang sudah terpilih, Syarat pengambilan sampel cluste? anggota Populasi dalam kelas se-homogen mungkin, dan an! rt Sifat yang heterogen sehingga teknik ini sering j¥8* ampling, mbes atau beriahap . » sampel bertingkat dilakukan jika secara soos Fh ebar dan meliputi wilayah yang sangat luas. a ‘ore Puskesmas yang tersebar di sel a ahap pertama, acak dulu delapan won vist Selanjutnya tahap kedua adalah, P' ara acak, acak Kembali kabupaten atau EO 1. Setelah kabupaten atau kota pn ean 1 lak Acak i e elemen dalam populasi me 1 ss n emiliki, sebagai sampel. Purposive sampling, accident mpling adalah contoh metode pengambilan es ee, atau pps dengan kondisi tertentu ilan sampel ini dilakukan atas d: ; ta yang menganggap bahwa ae ee 5 pada anggota sampel yang diambil. Teknik ini di a : ‘iti telah mengenal betul populasi yang akan diel. Dengan in, sampel tersebut menjadi representatif teshadap popula ie ditelit, Purposive sampling sering juga dihubungkan ae = ppenelitian yang akan dilakukan, Sebagai contoh, peneiti Pe tentang hubungan pemberian tablet zat besi pada ibu hamil 4 kenaikan kadar haemoglobin darah ibu hamil tersebut. Dalam jan tersebut, tidak perlu semua ibu hamil diteliti karena dampak an zat besi dapat terlihat setelah beberapa waktu pemberian. g dipilih dalam penelitian tersebut adalah ian 4 bulan atau lebih (trimester ke-2 dan ~ Dengan demikian, sampel yan; "bv hamil dengan usia kehamil ke-3). 1. Incidental atau accidental sampling Sampling insidental atau accidental adali yang dilakukan seadanya, tanpa direncanakan terlebih dahulu dan Penggambaran hasil dari pengumpulan data tidak didasarkan pada melode yang baku, Sebagai contoh, pada keadaan Iuar biasa (KLB), data yang terkumpul disajikan secara deskriptif dan hasil tersebut tidak dapat digeneralisasi. 4. Quota sampling E Teknik pengambilan sampel ini disebut juga sampling beerjatah, Teknik Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangs” pencil j dumlah sampel telah dijatah. Sampel yang akan diambil ditentukan oleh ~ Pengumpul data dan sebelumnya, telah ditentukan pula jumlah yang akan l. Apabila jumlah tersebut tercapai, pengumpulan eee ee silnya disajikan. Teknik pengambilan sampel tersebut hasilaya Jika peneliti benar-benar mengenal situs drt diteliti. Sebagai contoh, seorang P in mengel lah teknik pengambilan sampel yeneliti ing! pln ran Camscaner, diajukan | n tersebut, «A, an kebijakan larangan merokok di tempat um ” hanya menjawab setuju atau tidak setuju, Penel¢j tere berhenti, setelah ia menanyai sebanyak 1000 orang dan akan ia ; lis hasil temuannya. Penentuan Besar Sampel Pertanyaan yang sering muncul ketika hendak melakukan Penelitian adaiy, *Berapa besar sampel yang harus diambil agar dapat mewakili Populasinyzyr Ada dua hal yang harus dipenuhi untuk memperoleh sampel yang dapat mewakili populasinya atau representatif terhadap populasinya, yakni ees sampel dan cara pengambilan sampel. Bes npel tidak menjamin baba sampel yang diambil akan mewakili karakteristik populasinya tang memerhatikan cara pengambilannya. Sebaliknya, cara pengambilan sampel yang menganut asas probabilitas atau idak dengan sendirinya dapat memperoleh sampel yang representatif hadap populasinya tanpa mem- perhitungkan besar sampel terhadap populasinya Besar sampel bergantung pada jenis penclitian. Apabila penelitian bersifat cksploratif, satu sampel saja mungkin cukup. Akan tetapi, sampel untuk penelitian yang bertujuan melakukan gencralisasi harus representatif terhadap Populasi sehingga perlu memethatikan besar sampel, selain cara pengambilan Supeoya Selain itu, besar sampel be ung pada skala ukur variabel ee oe Kategori atau konti nu, dan derajat ketepatan perkiraan yang. besar pula camel ook” tinggi derajat ketepatan yang diinginkan, semakin ipel yang dibutuhkan, Besar sampel ditentukan i i juga oleh tujua 2 kab untuk Mengestimasi nilai populasi mS ga oleh tujuan penelitian, apal au untuk menguji hipotesis. Perhitungan besat sampel berdass , oo pe berdasarkan pada tujuan Penelitian selanjutnya akan dibahas. Besar sampel Untuk estim, i asi proporsi Data ops dengan presis} mutlak eee i ettlitian, Peneliti sering kali ingin mengetabul Prevalensi anemia pare joe? cakupan imunisasi di suata provits alta gizikurang dismay °t 2 di suatu Kabupaten, dan prevaletsi eth diana tt cama pers pat ieee aa dengan "P>, sedangkan proporsi ee pln ran Camscaner, Poswery [P(1 - Pin Pe Gambar 9.1 Distribusi normal sampel. Nilai d melambangkan simpangan baku (standar deviasi) dari proporsi pada populasi, dan besarya d dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. fpa-P d=21-al2\| ee) Wo Rumus 9-1 dari rata-rata, Nilai Nilai Z__, melambangkan jarak sekian standar eror 1, seiring semakin 1a d disebut sebagai presisi dan nilainya semakin keci ai Zn ditentukan besamya jum!ah sampel. Sementara itu, nil berdasarkan derajat kepercayaan yang, dikehendaki. Derajat kepercayai yang in ¥6, dengan nilai Zp della digunakan adalah 90%, 95%, dan 99% te 1,96, dan 2,58, Apabila nilai Z, ,» ditentukan 1,96. berarti 95% suis nih proporsi pada sampel akan berada pada kisaran 12? ae Proporsi populasi, dengan standar eror sama dengan /P(! a ‘ike standareror merupakan fungsi dari proporsi di populas! 7a aid enggunakan Rumus 9-2, nilai P(1-P) akan Mencapai make. 1 p=0,5 yang juga berarti jumlah sampel mencapai maksimu ‘ eliti tidak mengetahui perkiraan proporsi pada po, rug Ba, ada informasi penelitian sebelumnya), dianjurkan untuk nena P=0,5. Contoh penghitungan Kepala Dinas Kesehatan suatu Kabupaten ingin mengetahui prevalensi gai uray pada balta, Berdasarkan informasi pada survei status gizi balta i Java Baa, diperoleh prevalensi gizi kurang pada balita sebesar 35%. Berdasarkan masalah ddan informasi yang ada, berapa jumlah sampel yang dibutuhkan ka Kepala Dinas menginginkan presisi mutlak sebesar 10% dan derajat kepercayaan 95%? Jawaban: Dengan menggunakan Rumus 9-2, dan nilai p = 0,35, d=0,10 dan z=1,96, diperdleh jumlah sampel minimum adalah: Z ,P(1-P) a 1,96? x 0,35 (0,65, re 4i208%.0,55 (0,65) 736) é dadi j al eae Sampel minimum yang dibutunkan sebesat 81.98 i i Sampel serch Meniad 88 anak alta, bert 88 a ee i setingga peneliti 95% percaya dalam mel t aya dalam 922 kurang pada balita. see pln ran Camscaner, P bukan 10% angka mutlak. Sebagai contoh, isasi campak pada populasi adalah 70%, n presisi mutlak 10% dan derajat kepercayaan 95%, yang diambil akan menghasilkan cakupan sebesar n dengan pendekatan presisi relatif, 95% dari sampel menghasilkan cakupan 63-77% (70 + 0,1*70). Presisi Rumus 9-3 P(I-P) sep r-21-o"2 (t J Rumus 9-4 membagi kedua sisi persamaan dengan P, dihasilkan persamaan: ES 7™P Rumus 9-5 n menyelesaikan persamaan tersebut, diperoleh rumus untuk itung besar sampel dengan presisi relatif sebagai berikut. (1 —P) n=Zian 2 Rumus 9-6 impel diperlukan jika peneliti ‘pre isi relatif 10%? in Rumus 9-6, jumlah sampel dapat dihitung be 40, dan Z=1,98, maka: a berdasaa, me) 256,08 i i,j (198) 07 (0.40) 8 orang ue an enjadi 257 orang ibu hamil. Dengan demikian dipertukan 257 orangiy| gai sampel sehingga peneliti 95% percaya dalam melakukan cota] anemia pada ibu hamil di kota tersebut. | sar sampel untuk beda proporsi d rms merupakan satu ukuran tersendiri, P, -P,. Paé ee ad , dua proporsi ini juga disebut dengan istilah be eee stimasi beda proporsi pada populasi @, -?,) dae ore pada sampel (p,-p,). Apabila samp cant rela iS ipat diperoleh beda proporsi rata-rata P-S iu dapat ditulis sebagai berikut. Ba p)=P,-P, Rumus 97 ns dar} ctr . distribusi Sampel tersebut adalah: ~P, Var(p,)+- Var (=P - 1s 93 P,)/n,+P,(1—P,)/n, Rum iP dan iP D ian P., . at aiqetally M digunakan’ Proporsi pada populasi 1 dan 2 tidak QU" yah Sebagai estimator yang dapat RE Rumus 9-9 ditentukan berdasarkan derajat kepercay iinginkan, Bergo ye dengan nilaiZ,__ 1.64, 196, dang 2. ae eae ayaan tersebut. Sama dengan penghitungan besar it ff propors,pressi (8) dapat dituliskan sebagai berut. _ 7 | elt) Beers ye Ramus 9-10 menyelesaikan Rumus 9-10, diperoleh rumus besar sampel sebagai —a/2[P1(1- pl) +P2(1-P2)] —a Rumus 9-11 Apabila diinginkan besar sampel n, proporsional terhadap n, (n,=kn,), Rumus 9-11 menjadi: zaat2[tPu(t=p!)+P2(t-P2)] Ramus 912 7 _ | Contoh penghitungan + Berdasarkan hasil penelitian di a |__ KEK (kurang energi kronik) memiliki risiko 18% " | _ berat lahir rendah (BBLR), sedangkan ibu yang t | untuk melahirkan bayi berat lahir rendah. | =9% = 9%. Apabila peneliingin melakukan dan ia menginginkan presisi 2% serta def __ Sampel yang diperlukan? negara lain, diperol Menggunakan Rumus 94 (Berlanjut) pln ran Camscaner, : 13601801) 001-00 n= 22 [O18(1-018)+0,09(-0,09) 0,02 a adi dipertukan sampel minimal 2205 orang iby hamil yang m 2206 orang ibu hamil yang tidak menderits Kee untuk dapat tia tisko sebesar 9% dengan 95% Ka) Confidence interval 9+ 2% ae mest Besar sampel n, proporsional terhadap n ; Karena jumlah iby hamil yang KEK lebih sult ditemukan (lebih hamil yang tidak KEK, peneliti menggunakan febin banyak sampal gt fanatidak KEK. Berapa besar sampel yang diperiukan ik Penelitimengs Desar sampel untuk ibu hamil yang tidak KEK § (lima) kali lebih Seiki) dar sebelumnya), Dengan menggunakan Rumus 9-12 ZA-a/2| KP\(~ pl) + P2(1~p2)] maka besar sampel adalah: 196°[5 x 9,18(1~0,18) + 0,09(1- 0,09)] ee O°! 0,09)] 409,95 5x 0,02 Jadi, diperiukay In 410 ibu hamil yan, it = ham yang dak Yang menderita KEK dan § x 410: 2050 orang ibu ienguji sebuah hipotesis. i lah wi hee Tupa data hitung, uji hipotesis yang TPES boda pope beta propor, Lie menghitung besa sap Uli ower) gnenesunakan 219 Yang merupakan nilai Z padt Proporsi page” seratis Kekuatan “yjj 90%, berarti memang ada antes, 95, 90, dust Sebesar 999, Kekuatan uji yang umum besar sampel pade Proporsi dapat digunakan pln ran Camscaner, r = derali = proporsi rata-rata (p,+p,)/2 = kekuatan Uji roporsi kelompok-1 roporsi kelompok-2 Contoh penghitungan Suatu penelitian pendahuluan memperiihatkan bahwa Kebiasaan merokok pada ibuhamil merupakan faktor risiko terhadap kejadian BBLR (bayi berat lair rend), Pada penelitian tersebut, dari 20 ibu hamil yang merokok 12 orang melahirkan dengan BBLR. Sedangkan dari 20 ibu hamil yang tidak merokok 6 orang melairkan bayi BBLR. Seorang peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan propors BBLR antara ibu hamil yang merokok dan tidak merokok. Berapa besar sampel yang diperlukan jika peneliti menghendaki derajat kemaknaan 5% dan Kekuatan yl 80%? Pada penelitian pendahuluan, proporsi bayi BBLR pada ibu be) ae adalah 12/20=60%, dan pada ibu yang tidak merokok adalah 6/2050 Opa fata-rata (8) =(60%+30%)/2=45%. Dengan derajat veel adalah sebagai 80% dan uji2 sisi (ada perbedaan=Ha:P1#P2) maka besar berikut. (2. - aU +2, latend eto) (0, +P.) Hq r03(t-03)) _ 4197 1,96 [2 0,45(1— 0,45) +084 ene) ae Jadi untuk membuktikan ve berbeda dari propor resing 9509 lum sampel 42 orang pln ran Camscaner, mpel menggunakan teknik se g). Pada penelitian survei, jumlah sampe| yang hharus dikalikan dengan faktor efek desain Yang at Sing ‘sampel untuk estimasi rata-rata asi rata-rata sering digunakan untuk mengukur variabe| kontinu, yakni data dari hasil mengukur, seperti berat badan, ting, asupan energi. Sebagai contoh, survei yang dilakukan untuk menilai rata-ratg asupan energi pada balita. Dalam melakukan estimasi Tata-rata, rata-raty populasi dinotasikan sebagai 1 dan varians dinotasikan sebagai 6”. Menuny teori limit sentral, distribusi rata-rata sampel akan mengikuti distribusi normal dengan rata-rata E(x)=y dan varians Var(x)= 6°/n. Simpangan dari rata-rata, 4 (presisi) dari rata-rata populasi dapat dituliskan sebagai berikut Yang bers 81 badan, dan le d=z1—a/2,|— n Z1-a/2 adalah jarak sekian standar eror dari rata-rata Rumus 9-14 Nilai d disebut sebagai presisi dan nilainya akan semakin kecil dengan semakin besarnya jumlah sampel. Nilai Z, ay ditentukan berdasarkan derajat Kepercayaan yang diinginkan, Derajat kepercayaan yang sering digunakan adalah 90, 95, dan 99%, ki 9 dan nilai Z, ,, adalah 1,64; 1,96; dan 2,58 untuk issing-masing derajat kepercayaan tomebut. Jika nilai Z, ,, ditentukan 1,96 pate berarti 959%, dari seluruh rata-rata yang ada pada pengambilan sampel eee Kisaran 1,96 standar eror dari rata-rata populasi (). Denga ; Persamaan pada Rumus 9-14, maka diperoleh rumus untuk menghitung besar Sampel sebagai berikut. ize ha/2a? d= Rumus 9-15 a k Mengetahui asupan ener ad: 3 tian di Kabupaten lain, diketahut starter 50 kalori. Berapa besar sampel yang hi derajat kepercayaan 95% dan besar simpergee ae q sn energi adalah 20 kalori? oa gunakan Rumus 9-15, besar sampel dapat dihitu Zz tal 2a® 1. 967 Fe Te ihkan sampel sebanyak 25 anak balita.. eo sar sampel untuk estimasi beda rata-rata pada dua kelompok independen Beda rata-rata pada populasi (kelompok) independen merupakan ukuran tersendiri, jz, Estimasi beda dua rata-rata (j1-11,) dapat dilakukan berdasarkan beda rata-rata pada sampel (y,~z,). Apabila sampel diambil secara berulang, pada distribusi sampel akan diperoleh: E(y,-7,)=Ht,-t4, dan varians pada distribusi sampel tersebut adalah: P52 | Var (x,- x.) = Var( s,) +Var( s,)= 2 + * a ae Rumus 9-16 | dengan asumsi = = , maka: Juni Vari x,- x,)= Var( s ,) +Var( syas2(4 4) 7 ‘dak dil i, yang dapat _ Nila 6? merupakan parameter populasi yang td an imasi dari penelitian sebelumnya atau pencil Bs pok, seperti Melakukan penggabungan varians pada masing {erlihat pada rumus sebagai berikut: Rumus 9-17 ing-masing kelompok P varians_masing tO jika n,n, diperoleh dengan $2 dan S32 adalah vais huluan. i pada pene! itian terdahulu atau sebagai berikut. pln ran Camscaner, 29, dari rumus tersebut dapat diperoleh “ ri : Persamaay_ el sebagai berikut. pu darah antara program . enelitian pendah Jiketahui bahwa dalam "A" dan program diet "B°. Pada penelitian ¢ al a edetlgell menurunkan kadar gula sebesar 50 mg/dl dengan standar deviasi 15 mg/dl, sedangkan diet “B* ra! nurunkan kadar guia arah 35 mg/dl dengan standar deviasi 10 mg/d junjukkan bahwa ada mperoleh diet "A erbedaan yang ada dan saamadunakan data hasil penelitian awal, varians gabungan dapat Fumus sebagai berikut pln ran Camscaner, ditujukan untuk mengetahui perbedaan ju populasi independen, seperti peneliti nal \ ada perbedaan rata-rata kadar haemoglobit tidak patuh minum tablet tambah darah?” P; = ‘i peneliti dalam analisis adalah pengujian tipoleeatae oe og hipotesis yang ingin dibuktikan adalah hipoleew ae SS Pada distribusi sampel y, dan y, (dengan y, adalah rata-r ae dan 7, adalah rata-rata pada populasi 2), jika Ho benar, aes ao variansnya adalah Var (y,~7,)=20"/n. . “Berdasarkan persamaan tersebut, maka dapat dikembangkan rumus besar sampel untuk uji hipotesis beda dua rata-rata sebagai berikut. — n= 2o'[evn tae] Rumus 9-20 (u, -H) , | 4-al2, atau derajat kemaknaan a pada uli dua sisi (two tail) z1-al2 adalah nilai z pada derajat i Jika derajat kemaknaan 5%, berarti jika pada populasi tidak ada perbedaan matarata (y,=,), maka peluang penelitian kita untuk memperlihatkan ada Perbedaan rata-rata (1,#41,) atau salah mengambil kesimpulan adalah ah Derjt kemaknaan (level of significancy) yang umum digunakst adalah 1%, %, dan 10% dengan nilai z,_ secara berurutan 2,98: 196; dan 164 Zag adalah nilai z pada kekuatan uji (power) |-B. 90%, bera dike pada populasi memang ada perbedaan rata-rata, maka peluang pene: untuk memperlihatkan ada perbedaan rata-rata adalah 90%. Kekual et Yang biasa digunakan adalah 99, 95, 90, dan 807 dengan nilai Z tan adalah 2,33; 1,64; 1,28; dan 0,84. Menurut Rumaus 4 ndar deviasi dari beda rata-rata. Pada umumny® nila 6 umumnya diperkirakan berdasarkan yarians & Sebagai berikut. tahui efek asupan natrium terhadap tekanan darch 9 dewa ea peneltian sobelumnya dengan jumlah sampel 20 orang ya ‘masing-masing kelompok, diketahui bahwa kelompok masyarakat yang konsumsi ‘ratriumnya rendah memiliki tekanan darah diastolik rata-rata 75 mmHg dengay standar deviasi 10 mmHg, sedangkan kelompok masyarakat yang konsuine rattiumnya tinggi, tekanan darah diastoliknya rata-rata adalah 82 mmHg dengan standar deviasi 12 mmHg. Berapa jumlah sampel minimum yang dibutuhkan, jk peneliti hendak menguji hipotesis adanya perbedaan tekanan diastolik pada kedua kelompok tersebut dengan derajat kemaknaan %, kekuatan uji 80%, dan yj| hipotesis ditakukan dua sisi? .az= 1,96 ( dari tabel-Z) 1-8 (kekuatan uji)=80%, maka nilai Z, =0,84 (dari tabel-Z) Berapa jumiah sampel minimum yang dibutuhkan? Jawaban: Dengan menggunakan Rumus 9-21, s? dapat dihitung sebagai berikut, gp? Littl? +(n2)—15 2] (n1)}=1+ (n2)— 4 [20-1 10+ @0- 12 ees | 0-1 + 20-1 ee dan dengan Rumus 9-20, i mama deta Rar jumlah sampel minimum dapat dihitung dengan pln ran Camscaner, beda rata-rata berpasangan (dependen sam, iti rata-rata sebelum dan sesudah on Saree ee Pe elitiingin mengetabui, "Apakah ada perbedaan rata-rata, es ibu hamil scbelum dan sesudah dberkan whet at esi svt tertent?” Dalam koncisi tersebut, rumus yang digunakan ole n=— 2 Za - | Rumus 9-22 (4-H) dengan ¢ adalah standar deviasi dari beda dua rata-rata berpasangan dari fan terdahulu atau penclitian pendahuluan (aval), Hy adalah rata-rata eadaan sebelum intervensi, dan y., adalah rata-rata pada keadaan sesudah intervenst. Contoh Penghitungan Panel ingin membuktikan efek pemberian tablet 22 esi terhadap peningkatan fader haemoglobin pada ibu hamil. Dari penelitan ‘awal (endahuluan) pada 10 ‘rang ibu hamil, diketahui rata-rata kadar Raemoglobin sebelum perlakuan adalah 95 gidl dan setelah empat bulan pemberian tablet zat besi adalah 10,5 gidl. Jad! aa peningkatan kadar haemoglobin 1,0 g/dl dan standar deviasi 0,25 g/dl. Peneli ingin menguji hipotesis dengan minimum yang ingin diketahut adalah sebesar 0,2 g/dl, tingkat jatan uji 90%. Berapa jumiah sampel minimum dibutuhkan dalam 9=0,25 Perbedaan rata-rata minimum (y1-H2)-0,2 05% maka Z, Kekuatan uji (Z, Eeteca himiah so ‘ pa jumlah sampel min Dengan menggunakan rumus (9 pln ran Camscaner, sat eel pada penelitian survei akan dibatas{ sampel acak sederhana dan acak stratifikasi, baik untuk upun estimasi rata-rata. si proporsi pada sampel acak sederhana Jumlah sampel pada penelitian survei dengan tujuan mengestings proporsi dengan metode pengambilan sampel acak sederhana, dap dihitung dengan rumus: sebagai berikut. eter 27 (15 7)" Rumus 9-23 ™ E(N-I) +2 ..nP(I-P) Keterangan: jumiah sampel minimum ingkat kemaknaan roporsi populasi dengan karakteristik tertentu jumlah populasi d = simpangan maksimum terhadap prevalensi sebenarnya diharapkan Apabila jumlah n relatif kecil dibandingkan dengan N, sehingga (N- n)(N-1) mendekati 1, Rumus 9-23 dapat disederhanakan menjadi: z1-a/2P(1~P) F Rumus 9-24 Contoh Penghitungan ee Pendahuluan (awal) pada 50 pekerja di suatu pabrik sepatu memperoleh Ba ee pencerta anemia. Pada pabrik tersebut, terdapat 3000 karyawan- TA elle impel minimum yang dibutuhkan, jika peneliti ingin mengetahul ‘anemia pada pabrik tersebut dengan simpangan maksimum terhadap prevalensi sebey pra namya yang diharapkan adalah 5% pada derajat kepercayaan eee a pln ran Camscaner, ‘hasil dari penelitian pendahuluan (awal), jumlah sampel ‘dengan rumus: imasi rata-rata pada sampel acak sederhana “Jumlah sampel pada penelitian survei dengan tujuan mengestimasi rata~ fata dengan metode pengambilan sampel acak sederhana, dapat dibitung nrumus sebagai berikut. 2 e n =o tee N Rumus 9-25 P(N-+2 Apabila jumlah n relatif kecil dibandingkan dengan N, sehimgga (N- )QN-1) mendekati 1, Rumus 9-25 dapat disederhanakan menjadi: Rumus 9-26 an: ah sampel minimum kemaknaan andar deviasi populasi pops: narnya n reo pulas imurn teradap rates 26D were {_ “i pin eran Cans dar kolesterol darah Manajer saan awal yang dilakukan Oleh dokter hasil rata-rata kadar kolesterol darah ah 250, mg%. Pada perusahaan tersebut ada 4 sampel yang diperlukan jika peneliti Menghendagi "dan | nterhadap rata-rata kadar kolesterol darah Sebesar 19 Be . an 95%? ayaan 95% (a=5%), sehingga z, _.=1,96 2 rec Rumus 9-25, jumlah sampel adalah et N aa @(W=1)42 bald | 295? | 196° x25 x100 BE t0150 | 10°(100-1) +1,96? x25 | ‘adi, penelt membutunkan jumlah sam; ir | p Pel minimum sebanyak 20 oran 7 dan Sirektur sebagai sampel. sebanyal Orang manajer | ——— = ae i ‘ Estimasi proporsi Pada sampel acak Stratifikasj Pada Sampel ‘acak Stratifikasi (si ibagi menjadi 7 Strata day am fied random sampling), populasi 4 Untuk ment a Pel acak Sederhana digunakan pada setiap desta, p Pel Pada desain ini, proporsi populasi dapat Rumus 9-27 pln ran Camscaner, sumus 9-28, diperoleh rumus jumlah sampel sebagai Pen \IN?,P; (1—P, ) end] a eee BP + Ean Dy=) NAP, (1-P,) Rumus 9-29 Jadi, jika digunakan. alokasi sama, W, = 1/L untuk semua strata. Jika _ Nh digunakanalokasi proporsional, W, =—y- untuk stratum hi. Contoh Penghitungan ‘vatu peneiitian awal dilakukan pada suatu jurusan di Politeknik Kesehatan untuk mengetahui prevalensi anemia pada pegawai jurusan tersebut. Hasil penelitan aval berdasarkan golongan pegawai negeri memperlihatkan prevalensi anemia sebesar 60% pada pegawai golongan |, 50% golongan II, 30% golongan Il, dan 20% pada pegawai golongan IV. Pada jurusan tersebut, terdapat 100 orang pegawai golongan I, 100 orang golongan Il, 150 orang golongan Il, dan 50 orang golongan IV. Berapa jumiah sampel minimum yang dipertukan jka peneli menghendaki presisi sebesar 10%, derajat kepercayaan 95%, dan alokasi sampel Proporsional untuk setiap stratum? Jawaban: , Karena Rumus 9-29 cukup rumit, perhitungan jumlah sampel ioe bantuan tabel berikut. kan dengan Perhitungan jumtah sampel estimasi propo! Gi IyN|™)|™ |% | NP ! 100 | 0,250 | 10000 10000 pln ran Camscaner, F(I-B,) 1,96? x 35400 70,09 Jadi diperlukan jumlah minimum sampel keseluruhan 71 menggunakan alokasi proporsional, diperiukan sampel u golongan pegawai sebagai berikut. Golongan |: 0,250 x 71 = 18 orang Golongan orang pegawai, Der intuk masing-masing Jumlah sampel keseluruhan o menjadi 72 orang akibat adanya pembulatan ke ates | Pada jumlah sampel untuk m: 'asing-masing golongan pegawai 4. Fatima rta-rata Pada sampel acak stratifikasi I ee, a acak stratifikasi (stratified random sampling), populasi : i es dan sampel acak Sederhana digunakan pada tap Aisne fe Sampel. Pada desain ini, rata-rata populasi dapat Rumus 9-30 Sementara j apat dik pee VAtiaNS un i ihitung ber tuk rata-rat tifikasi tdasarkan Tumus, berikut, Pada sampel acak stra Rumus 9-31 ail pln ran Camscaner, oleh rumus jumlah sampel sebagai -(<=| Wh Wet Zan NO =n,/n, yaitu fraksi sampel yang dialokasikan untuk stratum h. ‘lokasi proporsional, maka W,=N,/N untuk stratum h, Rumus 9-32 aWy digunakan ta kadar kolesterol darah pada orang dewasa .getahul rata-ral ‘gsuransi Kesehatan. Karena kadar kolesterol diduga seseorang, peneiti ingin melakukan pengambilan sampel 10 orang peserta asuransi, 300 orang 3 30-39 tahun, dan 200 orang berusia 40- a ghun. Pemeriksaan ‘ah dilakukan pada 20 orang yang berusia Pea tahun, 20 orang berusia 30-39 tahun, dan 10 orang berusia 40-49 tahun. ipemeriksaan tersebut, diketahui kadar kolesterol rata-rata peserta yang fa 20-28 tahun, 30-39 tahun, dan 40-49 tahun adalah 200, 240, dan 270 ‘ld dan standar deviasinya adalah 40, 30, dan 20 mg/dl. Berapa jumlah | sampel minimum yang diperlukan, jika penelt ‘menghendaki kesalahan | atsimum tidak lebin dari 10 mall dengan tingkat kepercayaan 95%? ‘umiah sampel dilakukan dengan a Rumus 9-32 cukup rumit, perhitungan } yp Penghitungan ingin men sebagai peset@ maitan dengan usia van cara acak stratiikasi. Dari 100 a 20-29 tahun, 500 orang berusi kolesterol pern: Perhitungan jumlah sampel estimast rati | stratifikxasi pln ran Camscaner, 5) — L 2h wh #42 on d,=!N"0 1,967 x 1010000000 =3735 10° + 1,96? x 1010000 utuhkan jumiah sampel minimum keseluruhan 38 orang peserta asurans mi menggunakan alokasi proporsional, dibutuhkan sampel untuk ma: \kelompok umur sebagai berikut: 20-29: 0,3 x 38 = 12 orang 30-39: 0,5 x 38 40-49: 0,2 « 38 sing- Besar sampel untuk uji hipotesis koefisien korelasi Dalam penelitian yang menghubungkan antara dua variabel kontinu, peneliti sering kali menggambarkan hubungan tersebut dalam bentuk koefisien Korelasi(r) atau koefisien determinasi (©). Perhitungan besar sampel untuk uji an pada transformasi Fisher sebagai =0,5 In 1+ : I-r Rumus 9-33 dengan besar sampe| yan, ; yang dapat dihitung dengan rumus Sebagai berikut. Rumus 9-34 a pln ran Camscaner,

You might also like