You are on page 1of 25

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEBIDANAN REMAJA DAN

PRANIKAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Praktik Holistik Asuhan Kebidanan Remaja dan Pranikah

Dosen Pengampu: Riana Pascawati, SST.,M.Keb

Disusun Oleh:

Lizia Palentari
NIM. P17324121523

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES BANDUNG JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN
2022
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................1
C. Manfaat.................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Remaja..........................................................................3
1. Pengertian Remaja...........................................................................3
2. Peubahan Remaja.............................................................................4
3. Tahapan Pubertas Wanita................................................................4
4. Perubahan Fisik Remaja..................................................................6
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB IV KESIMPULAN
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada
tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Batasan usia remaja
menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Remaja adalah anak usia 10-24
tahun yang merupakan usia antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dan
sebagai titik awal proses reproduksi, sehingga perlu dipersiapkan sejak dini
(Romauli, 2011). Masa remaja adalah suatu tahapan antara masa kanak-kanak
dengan masa dewasa.
Masa remaja atau juga disebut masa pubertas merupakan masa
penghubung antara masa anak-anak dan dewasa. Dalam siklus kehidupan
pubertas merupakan tahapan yang penting dalam perkembangan
seskualitasnya (Proverawati, 2013). Pubertas adalah proses kematangan dan
pertumbuhan yang terjadi ketika organ-organ reproduksi mulai berfungsi dan
karakteristik seks sekunder mulai muncul (Wong, et al. 2018). Pubertas
merupakan titik pencapaian dari kematangan seksual pada anak perempuan
yaitu dengan terjadinya menarche (Susanti, 2012). Ciri pubertas pada remaja
laki-laki, hormon testosteron akan mengakibatkan tumbuhnya rambut rambut
halus di sekitar ketiak, kemaluan, tumbuh janggut dan kumisi terjadi
perubahan suara; tumbuh jerawat dan mulai diproduksinya sperma yang pada
waktu waktu tertentu keluar sebagai mimpi basah (Proverawati, 2012).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan Asuhan Kebidanan Remaja dan Pranikah
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui konsep teori asuhan kebidanan remaja dan
pranikah.
b. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar asuhan kebidanan remaja
dan pranikah.

1
c. Mahasiswa mampu melakukan asuhan remaja dan pranikah
d. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan
remaja dan pranikah menggunakan SOAP
e. Mahasiswa mampu melakukan pembahasan mengenai remaja dan
pranikah.

C. Manfaat
a. Manfaat Bagi Penulis
Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada remaja pranikah
secara komprehensif.
b. Manfaat Bagi Klien
Klien mendapatkan asuhan kebidanan yang komprehensif dan terhindar
dari komplikasi.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Remaja
1. Pengertian Remaja
Kata remaja berasal dari bahasa inggris “teenager” yakni manusia
usia 13-19 tahun. Remaja dalam bahasa Latin disebut adolescence artinya
tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan. Masa remaja adalah
masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi
dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun, adalah
suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan
sering disebut masa pubertas (Wisyastuti, 2009), hal ini sama
denan pengertian remaja menurut WHO dimana remaja adalah
penduduk dalam rentang usia 10 – 19 tahun (WHO,2014).
Menurut peraturan menteri kesehatan RI nomor 25 tahun
2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18
tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana (BKKBN) rentang usia remaja 10-24 tahun dan
belum menikah (BKKBN,2012).
Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas.
Mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum
juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke golongan
orang dewasa. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa.
Oleh karena, itu remaja sering kali dikenal dengan fase
“mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”. Remaja masih
belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal
fungsi fisik maupun psikisnya. Namun, yang perlu ditekankan
di sini adalah bahwa fase remaja merupakan fase perkembangan
yang tengah berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari
aspek kognitif, emosi, maupun fisik (Ali, dkk, 2010).

3
2. Tahapan Remaja
Menurut Ali, dkk (2010) dan Soetjiningsih, dkk, (2010),
masa remaja dibedakan menjadi:
a. Masa remaja awal (10-13 tahun)
1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman
sebaya
2) Tampak dan merasa ingin bebas
3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan
keadaan tubuhnya dan mulai berfikir khayal (abstrak)
b. Masa remaja tengah (14-16 tahun)
1) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri
2) Ada keinginan untuk berkencan atau tertarik pada lawan
jenis
3) Timbul perasaan cinta yang mendalam
4) Kemampuan berfikir abstrak (berkhayal) makin
berkembang
5) Berkhayal mengenai hal-hal yang bekaitan dengan seksual
c. Masa remaja akhir (17-19 tahun)
1) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri
2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
3) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap
dirinya
4) Dapat mewujudkan perasaan cinta
5) Memiliki kemampuan berfikir khayal atau abstrak

3. Tahapan Pubertas Wanita


Pubertas pada perempuan meliputi mulainya perkembangan payuda
ra (thelarche) hingga maturasi payudara dan mulainya menstruasi (
menarche) hingga pembentukan  dari periode menstruasi regular. 
Munculnyarambut pubis (pubarche) berasal dari sekresi pubertal a
drenalandroge

4
(adrenarche), meskipun produksi ovarian androgen juga terjadi
(Saadi, 2017).
a. Thelarche : Merupakan istilah yang menggambarkan
tentang payudara. Kelenjar mamae atau  payudara merupakan
turunan lapisan ectoderm yang sangat sensitif terhadap
hormone. Susunan payudara saat lahir terdiri dari duktus
laktiferus dan alveoli.
b. Menarche : Menarche menggambarkan onset siklus menstruasi.
Menarche merupakan puncak dari rangkaian p eristiwa
kompleks yang meliputi pematangan aksis HHO (hipotalamus-
hipofisis-ovarium) untuk memproduksi ovum ataupun
endometrium matang sehingga dapat menunjang zigot jika
terjadi pembuahan. Tahap pematangan aksis HHO yang
menyebabkan ovulasi:
1) Peningkatan pelepasan FSH dan LH dari kelenjar hipofisis
2) Pengenalan dan respon ovarium terhadap
gonadotropin sehingga memungkinkan terjadinya produksi
steroid ovarium (estrogen dan progesterone)
3) Terbentuknya umpan balik positif pada kelenjar hipotalamus
dan hipofifis oleh estrogen.
c. Pubarche : Munculnya rambut pubis (pubarche) berasal dari
sekresi pubertal adrenal androgen (adrenarche), adrenal
mensekresi dan mesintesis androstenedion
dehidroepiandrosteron (DHEA) dan dehidroepiandrosteronsulfat
(DHEA-S). DHEA dan DHEA-S berperan pada pertumbuha
awal ramut pubis aksila serta sintesis dan sekresi kelenjar
sebasea. Adrenarke terjadi karena mekanisme intrinsik yang
telah terprogram oleh kelenjar adrenal (Saadi, 2017).

5
4. Perubahan Fisik Remaja
a. Perubahan hormonal
Pubertas terjadi sebagai akibat peningkatan sekresi
gonadotropin rel easing hormone (GnRH) dari hipotalamus,
diikuti oleh sekuens perubahan sistem endokrin yang
kompleks yang melibatkan sistemumpan balik negatif dan
positif. Selanjutnya, sekuens ini akan diikuti dengan
timbulnya tanda-tanda seks sekunder, pacu tumbuh, dan
kesiapan untuk reproduksi. Pubertas normal diawali oleh
terjadinya aktivasi aksis hipotalamus–hipofisis–gonad dengan
peningkatan GnRH secara menetap.
Pada saat remaja atau pubertas, inhibisi susunan saraf
pusat terhadap hipotalamus menghilang sehingga hipotalamus
mengeluarkan GnRH akibat sensitivitas gonadalstat. Selama
periode prepubertal gonadalstat tidak sensitif terhadap
rendahnya kadar steroid yang beredar, akan tetapi pada periode
pubertas akan terjadi umpan balik akibat kadar steroid yang
rendah sehingga GnRH dan gonadotopin akan dilepaskan
dalam jumlah yang banyak. Pada awalnya GnRH akan
disekresi secara diurnal pada usia sekitar 6 tahun. Hormon
GnRH kemudian akan berikatan dengan reseptor di hipofisis
sehingga sel-sel gonadotrop akan mengeluarkan luteneizing
hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH). Hal ini
terlihat dengan terdapatnya peningkatan sekresi LH 1-2 tahun
sebelum awitan pubertas. Sekresi LH yang pulsatile terus berl
anjut sampai awal pubertas.
b. Tanda-tanda perubahan seks primer
1) Menstruasi : Peristiwa menstruasi dibagi menjadi
folikulogenesi yang terdiri dari fase folikuler, ovulasi dan
fase luteal yang terjadi di ovarium dan perubahan
endometrium yang terdiri dari fase menstruasi, foliferasi
dan fase sekretorik(Saadi, 2017

6
a) Siklus folikulogenesis
 Fase Folikuler
Foliker primordial : dibentuk sejak dalam
kandungan, puncaknya pada 16-20 minggu (6-7 juta),
berisi oosit imatur yang dikelilingi sel granulosa
bertipe pipih selapis, berada dalam fase istirahat
Folikel primer : oosit membesar, sel granulosa
bermitosis lebih dari selapis. Oosit dan folikel
tumbuh cepat hamper 0,1 mm. oosit membentuk
mikrovili, sel granulosa membentuk filofodia (zona
pellusida), mulai terbentuk reseptor FSH, tetapi tidak
bergantung pada gonadotropin sampai tahap antral
(gonadotropin independen).
Folikel sekunder aktivitas mitosis folikel tinggi,
bertambah lapisan sel granulosa, membrane
granulosa. Membrane granulosa mulai
mensekresikan cairan folikel (belum nampak).
Terbentuk sel teka interna (besar, bulat dan seperti
epitel) dan teka ekterna (lebih kecil/fibroblast)
Pre antral : akhir dari inisiasi rekrutmen dari sel
primordial sampai dengan preantral). Oosit
berkembang sempurna dikelilingi zona pleusida, terdiri
dari + 9 lapis sel granulosa, membrane basal, teka
interna, kapiler, teka ekterna.oosit mencapai
maksimal dan letaknya ektrinsik dalam folikel.
Folikel antral : stimulus FSH dan estrogen
menghasilkan cairan antar sel granulosa sehingga
membentuk rongga atau antrum.rongga memisahkan
sel granulosa menjadi 2, yaitu kumulus ooforus (
kelompok granulosa yang merapat disekitar oosit,
reseptor FSH menurun) dan mural (kelompok sel

7
granulosa yang membentuk dinding folikel, reseptor
FSH meningkat) penghasil estrogen (Saadi, 2017)
 Ovulasi
Ovulasi merupakan peningkatan kadar estrogen
yang menghambat pengeluaran FSH, kemudian
hipofise mengeluarkan LH (lutenizing hormon).
Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit
sekunder dari folikel. Folikel primer primitif berisi
oosit yang tidak matur (sel primordial). Sebelum
ovulasi, satu sampai 30 folikel mul ai matur didalam
ovarium dibawah pengaruh FSH dan estrogen.
Lonjakan LH sebelum terjadi ovulasi
mempengaruhi folikel yang terpilih(Bobak, dkk
2012). Terjadi 14 hari sebelum mentruasi yang akan
dating, dan ovulasi terjadi 12 jam setelah lonjakan LH
(Saadi, 2017).
 Fase Luteal
Pasca lonjakan LH terjadi vaskularisasi ketengah
ruang volikel dan mengisinya dengan darah (corpus
rubrum), selama 3 hari pasca ovulasi sel granulosa
terus membesar dan terbentuk korpus luteum. Pada
8-9 hari pasca ovulasi vaskularisasi mencapai
puncaknya bersamaan puncaknya kadar progesterone
dan estrogen. (Saadi, 2017)

b) Siklus Endomentrium
 Fase Mensturasi
Pada fase ini, endometrium terlepas dari
dinding uterus dengan disertai pendarahan dan
lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Rata-
rata fase ini berlangsung selama lima hari
(rentang 3 -6 hari). Pada awal fase menstruasi kadar

8
estrogen, progesteron, LH (Lutenizing Hormon)
menurun atau pada kadar terendahnya selama
siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating Hormon)
baru mulai meningkat.
 Fase Foliferasi
Fase proliferasi merupakan periode
pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar
hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid,
misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-15
siklus 28 hari, hari ke-18 siklus 32 hari.
Permukaan endometrium secara lengkap kembali
normal sekitar empat hari atau menjelang
perdarahan berhenti. Dalam fase ini endometrium
tumbuh menjadi setebal ± 3,5 mm atau sekitar 8-10
kali lipat dari semula, yang akan berakhir saat ovulasi.
Fase proliferasi tergantung pada stimulasi estrogen
yang berasal dari folikel ovarium.
 Fase Sekresi
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi
sampai sekitar tiga hari sebelum periode menstruasi
berikutnya. Pada akhir fase sekresi, endometrium
sekretorius yang matang dengan sempurna
mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan
halus. Endometrium menjadi kaya dengan darah dan
sekresi kelenjar.
 Fase Iskemi/Premenstrual
Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi
sekitar 7 sampai 10 hari setelah ovulasi. Apabila tidak
terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum yang
mensekresi estrogen dan progesteron menyusut.
Seiring penyusutan kadar estrogen dan progesteron
yang cepat, arteri spiral menjadi spasme,

9
sehingga suplai darah ke endometrium fungsional
terhenti dan terjadi nekrosis. Lapisan fungsional
terpisah dari lapisan basal dan perdarahan
menstruasi dimulai.

c. Tanda-tanda perubahan seks skunder


Ciri seksual sekunder ditandai dengan tumbuhnya rambut pubis,
keratinisasi (kornifikasi) mukosa vaginna, pembesaran labiya
mayora dan minora, pembesaran uterus dan peninngkatan
timbunan lemak di pinggul dan paha akibat pengaruh dari
estrogen pada masa pubertas (Saadi,2017).
a) Rambut
Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya
remaja laki-laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi
setelah pinggul dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak
dan bulu pada kulit wajah tampak setelah haid. Semua
rambut kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan terang
warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih
gelap dan agak keriting.
b) Pinggul
Pinggul pun menjadi berkembang, membesar dan membulat.
Hal ini sebagai akibatmembesarnya tulang pinggul dan
berkembangnya lemak di bawah kulit.
c) Payudara
Seiring pinggul membesar, maka payudara juga membesar
dan puting susu menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis
sesuai pula dengan berkembang dan makin besarnya
kelenjar susu sehingga payudara menjadi lebih besar dan
lebih bulat.

10
d) Kulit
Kulit, seperti halnya laki-laki juga menjadi lebih kasar, lebih
tebal, pori-pori membesar. Akan tetapi berbeda dengan
laki-laki kulit pada wanita tetap lebih lembut
e) Kelenjar lemak dan Keringat
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.
Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat.
Kelenjar keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama
masa haid.

d. Permasalahan Kesehatan Remaja


Penyakit-penyakit ringan yang terjadi pada remaja tetap
merupakan masalah yang harus mendapat perhatian, sebab bila
tidak ditanggulangi akan menurunkan kualitas remaja
sebagai sumber daya manusia. Beberapa penyakit yang
sering dijumpai antara lain:
a) Acne
Merupakan masalah kulit yang paling mengganggu remaja
dan ditemukan pada sekitar 80% remaja. Penyakit ini
merupakan gangguan pada kelenjar pilosebaseus yang
ditandai dengan sumbatan dan peradangan folikel. Akne
berkaitan dengan masalah kebersihan kulit, pola makan,
hormonal, psikologis, dan infeksi bakteri (Soetjiningsih,
2010). Akne paling sering terjadi pada masa remaja dan
dimulai pada awal pubertas. Insiden akne pada remaja
bervariasi antara 30-60% dengan insiden terbanyak pada
usia 14-17 tahun pada perempuan dan 16-19 tahun pada laki-
laki (Soetjiningsih, 2010).
b) Masalah Payudara
Perubahan anatomik dan kelainan congenital dapat
terjadi pada masa remaja. Payudara yang asimetri,
suatu keainan jinak dengan satu payudara berkembang

11
lebih dini atau pertumbuhannya lebih cepat
daripada yang lain, lazim terjadi. Hal ini biasanya
terjadi di antara Tanner 2 dan 4, menetap sampai
dewasa pada 25% perempuan (Abraham, 2006).
c) Sindrom Premensturasi
Berbagai keluhan yang muncul sebelum haid,
yaitu antara lain cemas, lelah, susah berkonsentrasi, susah
tidur, hilang energi, sakit kepala, sakit perut dan sakit
payudara. Sindroma pra haid biasanya ditemukan 7-10
hari menjelang haid. [enyebab pasti belum diketahui,
tetapi diduga hormone estrogen, progesterone, prolactin
dan aldosterone berperan dalam terjadinya sindroma
prahaid. ketidakseimbangan estrogen dan
progesterone akan menyebabkan retensi cairan dan
natrium sehinggga berpotensi menyebabkan terjadi
keluhan sindroma prahaid.
d) Dismenore
Disminorea adalah nyeri saat haid, biasanya dengan rasa
kram dan terpusat diabdomen bawah. Keluhan nyeri haid
dapat bervariasi mulai dari yang ringan sampai berat.
Keparahan dismonorea berhubungan langsung dengan lama
dan jumlah darah haid.. seperti diketahui haid hamper
selalu diikuti dengan rasa mulas/nyeri, namun yang
dimaksud dengan diminorea pada topic ini adalah nyeri berat
sampai menyebabkan perempuan tersebut dating berobat
kedokter atau mengobatinya sendiri dengan obat anti nyeri
e) Leukorea
Menurut Bahari (2012), leukorea atau keputihan (fluor
albus) dibagi menjadi dua yaitu:
 Keputihan fisiologis (normal)
Keputihan fisiologis (normal) terjadi pada saat
sebelum dan sesudah menstruasi, mendapatkan

12
rangsangan seksual, mengalami stres berat, sedang hamil
atau mengalami kelelahan. Pada keputihan fisiologis
cairan yang keluar berwarna jernih atau kekunig-kuningan
dan tidak berbau. Ciri-ciri dari keputihan fisiologis
adalah keluarnya cairan yang tidak terlalu kental,
jernih, war na putih atau kekuningan jika
terkontaminasi oleh udara tidak disertai rasa nyeri dan
tidak timbul rasa gatal yang berlebih.
 Keputihan patologis (abnormal)
Cairan eksudat yang berwarna, mengandung
banyak leukosit, jumlahnya berlebihan, berbau tidak
sedap, terasa gatal atau panas, sehingga seringkali
menyebabkan luka akibat garukan di daerah mulut vagina.
Keputihan patologis sering disebut dengan
keputihan abnormal atau keputihan tidak normal yang
dikategorikan sebagai penyakit. Ciri-ciri dari keputihan
patologis yaitu cairan yang keluar sangat kental dan
warna kekuningan, bau yang sangat menyengat,
jumlahnya yang berl ebih dan menyebabkan rasa gatal,
nyeri juga rasa sakit dan panas saat berkemih (Bahari,
2012).
f) Anemia
Anemia didefinisikan sebagai berkurangnya satu
atau lebih parameter sel darah merah: konsentrasi
hemoglobin, hematokrit atau jumlah sel darah merah.
Menurut kriteria WHO anemia adalah kadar hemoglobin
di bawah 13 g% pada pria dan di bawah 12 g% pada wanita.
Anemia defisiensi zat besi dan asam folat merupakan salah
satu masalah masalah kesehatan gizi utama di Asia
Tenggara, termasuk di Indonesia (Ringoringo, 20016).

13
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA Nn. D USIA 15 TAHUN
DENGAN KEPUTIHAN FISIOLOGIS

Waktu Pengkajian : Sabtu, 29 Januari 2022, 08.00 WIB


Nama Pengkaji : Lizia Palentari
Tempat Pengkajian : Puskesmas Rancaekek DTP

A. DATA SUBJEKTIF (S)


a. Biodata
Nama : Nn. D
Umur : 15 Tahun
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Golongan Darah : Belum diperiksa
Alamat Rumah : Jl Rancanilem, Kp. Melong, Rt/Rw 5/11,
Kec. Rancaekek, Kab. Bandung, Jawa Barat
No Hp : 083874695913

b. Keluhan
Nn mengatakan sudah 1 minggu merasakan cemas dan tidak nyaman
karena mengalami keputihan, akan tetapi tidak ada keluhan yang
dirasakan

c. Riwayat Mensturasi
Menarche : 13 tahun
Siklus Mensturasi : 30 hari
Lamanya Mensturasi : 6-7 hari
Banyaknya Mensturasi : 3x/hari ganti pembalut
Warna : Merah segar

14
Keluhan Saat Mensturasi : Tidak ada
d. Riwayat Kesehatan
Nn.D mengatakan dirinya tidak mempunyai riwayat penyakit seperti
jantung, hepatitis, DM dan asma
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Nn.D mengatakan keluarganya tidak mempunyai riwayat penyakit
seperti jantung, hepatitis, DM dan asma
f. Riwayat Imunisasi
• Jenis Imunisasi TT : Imunisasi Td dan MMR
• Waktu Pelaksanaan : Kelas 5 SD
• Keluhan : Tidak ada
g. Pola Nutrisi
• Frekuensi perhari : 2x perhari
• Porsi makan : Porsi nasi sedikit ditambah dengan
jenis lauk seperti, telur, dan daging. Sayur serta buah jarang.
Mengonsumsi camilan hanya sesekali.
• Pantangan : Tidak ada
• Minum : ±6 gelas sehari dengan air putih
h. Pola Eliminasi (BAB dan BAK)
• Frekuensi : BAB 1 kali perhari, BAK 2-3 kali perhari
• Keluhan : Tidak ada
i. Personal Hygiene
• Mandi : 2 kali perhari
• Keramas : 1 kali sehari
• Gosok Gigi : 2 kali sehari
• Ganti pakaian : 2 kali sehari
j. Pola Istirahat
• Tidur Malam : ±7 jam perhari (23.00-05.30 WIB)
• Tidur Siang : ±2 jam perhari (13.00-14.30 WIB)
• Keluhan/Masalah : Tidak ada

15
k. Aktivitas Fisik dan Olahraga
• Aktivitas fisik/beban pekerjaan sehari2 : Sekolah dan mengikuti
ekstrakulikuler
• Olahraga : Berenang
l. Kebiasaan yang merugikan kesehatan
• Merokok : Tidak
• Minuman beralohol : Tidak
• Obat-obatan(NAPZA) : Tidak
• Seks bebas : Tidak
• Menonton Pornografi : Tidak
• Game addict : Tidak
m. Riwayat Psikospritual
• Pelaksanaan Ibadah sesuai : Sholat 5 waktu dan pengajian
keyakinan
• Dukungan keluarga sehari-hari : Sangat mendukung kegiatan yang
dilakukan dalam sehari-hari
• Orang terdekat dalam keluarga : Ibu (sebagai pengambil keputusan)
• Kegiatan organisasi disekolah : Pengajian
n. Identifikasi karakter diri
• Harapan/cita-cita : Dosen
• Teknik manajemen diri : Mengurangi Kegiatan yang
tidak bermanfaat
• Kebiasaan hobi yang sering dilakukan : Membaca buku

B. DATA OBJEKTIF (O)


Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
TD : 110/70 mmHg
Pernapasan : 82x/menit
Suhu : 36,4 C
TB : 152 cm
BB : 47 kg

16
Lila : 23 cm
IMT : 20,34 (IMT normal)

Pemeriksaan Fisik
a. Muka
Rambut : Hitam, Bersih, tidak rontok dan tidak berketombe
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran dan tidak
ada polip
Mulut : Tidak ada stomatis, gusi tidak berdarah, gigi tidak
berlubang dan warna bibir tidak pucat
b. Kepala
Bentuk : Simetris
Konjungtiva : Merah Muda
Sklera : Putih
Kehitaman sekitar mata : Tidak ada kehitaman sekitar mata
Tanda lahir : Tidak ada
c. Leher
Pembengkakan Kelenjar Tyroid : Tidak ada
Pembengkakan Kelenjar Limfe : Tidak ada
Vena Jugularis : Tidak ada Pembengkakan
d. Ekstremitas
Ekstremitas Atas Bentuk : Simetris, Tidak bengkak
Kuku : Bersih, Tidak pucat
Ekstremitas Bawah Bentuk : Simetris, Tidak bengkak
Varises : Tidak ada

C. ANALISIS (S)
a. Diagnosa Kebidanan : Remaja usia 15 tahun
b. Masalah : Keputihan
c. Kebutuhan : KIE mengenai :
1. Kesehatan Reproduksi
2. Pola nutrisi

17
d. Diagnosa potensial : Infeksi vagina

D. PENATALAKSANAAN (P)
a. Memberitahu hasil pemeriksaan.
Nn. D sudah mengerti dengan kondisinya
b. Memberikan KIE tentang kesehatan reproduksi seperti masa pubertas
pada perempuan tumbuhnya buah dada, membesarnya bagian-bagian
tertentu, Nn. D dapat mengerti dan memahami
c. Menjelangkan pola hidup sehat bagi remaja
Pola nutrisi pentingnya makan 3 kali sehari dan sarapan dipagi hari serta
mengkonsumsi, buah, sayur untuk menentukan gizi seimbang.
d. Pola aktivitas pentingnya melakukan olahraga walaupun hanya 5 menit
dalam sehari
Personal hygiene pentingnya menjaga keberhasilan organ reproduksi
dengan mengganti pakaian dalam minimal 3 kali sehari, membersihkan
organ kemaluan dari arah depan kebelakang agar bakteri tidak masuk,
tidak dianjurkan memakai cairan pembersih vagina, gantilah pakaian jika
sudah sangat mengganggu.
Nn. D mengerti dan akan melakukannya.
e. Menjelaskan antara perbedaan keputihan normal atau abnormal,
keputihan normal yaitu keputihan yang berbau tidak busuk. Keputihan
abnormal yaitu keputihan yang berbau busuk berwarna, kuning, hingga
kehijauan.
Nn. D dapat mengerti dan memahami
f. Mendokumentasikan asuhan yang diberikan kepada Nn. D
Dokumentasi asuhan sudah dilakukan.

18
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Prioritas Masalah Berdasarkan Kasus


Pada kasus ini Nn. D mengalami Menarche pada usia 13 tahun Nn.D
mengatakan selama 1 minggu ini merasa cemas karena mengalami keputihan
akan tetapi tidak merasakan keluhan seperti gatal-gatal dan berbau pada
keputihannya .Pada kasus Nn.D penyebab keputihannya adalah faktor
kebersihan dan psikologis. Pada faktor kebershan dikarenakan Nn. D kurang
menjaga kebersihannya genetalianya. Hal ini berdasarkan hasil dari
wawancara terhadap Nn.D yang mengatakan setelah BAB/BAK Nn.D
membersihkannya kadang dari depan lalu kebelakang tapi tidak dikeringkan
saat Nn.D memakai celana dalam. Sedangkan pada faktor psikologis dalam
kasus ini Nn.D tidak bisa/susah tidur pada malam hari. Hal ini berdasarkan
hasil wawancara Nn. D.
Pada kasus ini terjadi keputihan fisiologis berdasarkan data yang
didapatkan bahwa Nn. D merasa cemas mengalami keputihan sudah satu
minggu banyak dan tidak berbau. Hal ini berdasarkan hasil wawancara
terhadap Nn.D

B. Alternatif Penyelesaian Masalah

Setelah menentukan prioritas masalah Kesehatan, kemudian perlu


menentukan alternative penyelesaian masalah yang disarankan yaitu :
Dengan cara mengatasi rasa cemas yang dirasakan remaja yaitu
memberikan informasi, konseling atau pendidikan kesehatan mengenai
pentingnya menjaga kesehtan reproduksi dan cara penanganannya,
melakukan demonstrasi dan evaluasi terhadap materi yang telah
disampaikan serta meminta remaja untuk menerapkannya dalam
kehidupan sehari- hari (Lutfiya 2016).

19
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Faktor penyebab Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
tentang Nn.D yang mengalami keputihan dapat disimpulkan bahwa Nn.D
mengalami keputihan itu disebabkan oleh faktor kebersihan dan faktor
psikologi.
2. Karakteristik keputihan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti tentang Nn.D yang mengalami keputihan yang fisiologis.
3. Penatalaksanaan Penatalaksanaan yang diberikan terhadap Nn.D yang
mengalami keputihan fisiologis adalah Memberikan KIE pada pasien
tentang cara menjaga kebersihan genetalia, membersihkan saat bab/bak
dari arah depan kebelakang lalu keringkan sebelum menggunakan pakaian
dalam. Jika keputihan banyak seperti saat ini gantilah pakaian dalam jika
sudah sangat mengganggu, tidak dianjurkan memakai pentiliner, tidak
dianjurkan juga memakai cairan pembersih vagina. Memberikan KIE pada
pasien yang bisa menyebabkan keputihan. Yang mempengaruhi keputihan
itu sendiri adalah tentang pola kehidupan keseharian, pola nutrisi, pola
hygine dari alat kelaminnya. Menjelaskan kepada pasien agar selalu
berpikir positif dalam segala hal. Menganjurkan kepada pasien agar tetap
selalu beribadah dan berdoa agar semua cobaan yang diberikan selalu
diberikan kemudahan dalam menjalaninya.

20
B. Saran
1. Bagi Remaja Putri
Diharpkan melaksanakan segala anjuran yang diberikan dan dapat
mengaplikasikan nya sebagai upaya untuk mengurangi keluhan yang
dialami.
2. Bagi Penulis
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian dan literatur untuk
meningkatkan dan mengembangkan mutu pembelajaran dalam asuhan
kebidanan.
3. Bagi Lahan Praktik
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk dapat
meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan pada remaja
4. Bagi Institusi
Diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa dalam
meningkatkan proses pembelajaran dan asuhan kebidanan berdasarkan
kajian langsung dengan klien serta penerapan asuhan

21
DAFTAR PUSTAKA

Ali, M., dkk. 2010. Psikologi Remaja Perkembangan. Peserta Didik.


Jakarta: Bumi Aksara.
Al-Mighwar, M. 2006. Psikologi Remaja. Bandung: CV Pustaka Setia.
Bahari, Hamid. 2012. Cara Mudah Atasi Keputihan. Jakarta:Buku
Biru.
Batubara, J. R. L. 2010. “Adolescent Development (Perkembangan
Remaja)”.
Sari Pediatri Vol 12 No. 1 h: 21 – 29.
Behrman, R. E., dkk., 2012. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. EGC. Jakarta
BKKBN. 2012. Pedoman Pengelolaan Pusat Informasi dan
Konseling Remaja dan Mahasiswa (PIK Remaja/Mahasiswa).
Jakarta.
Chandran, Lahta, 2008.Menstruation Disorders: Over view. E-medicine
Obstetric and Gynecology.
Diana, Zuckerman. 2001. “When Little Girls Become Women: Early
Onset of Puberty in Girls. In: The Ribbon, 2001”. A
newsletter of the Cornell University Program on Breast Cancer
and Environmental Risk Factors in New York States (BCERF),
Vol 6, No. 1.
Irianto, K. 2014. Gizi Seimbang Dalam Kesehatan Reproduksi.
Bandung : Alfabeta.
Jahja, Yudrik. 2012. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.
Julijanto, M. 2015. Dampak Pernikahan Dini dan Problematika
Hukumnya.
Artikel Publikasi. Fakultas Syari;ah IAIN Surakarta.
Karyati, A. 2014. Korelasi antara Vulva Hygiene dengan Kejadian
Keputihan pada Mahasiswi Program Studi Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura Pontianak. Skripsi.
Kemenkes RI. 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilit as Kesehatan
Dasar danRujukan.Jakarta : JNPK.KR.
Manuaba, IBG. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana. Jakarta: EGC.
Marhaeni, G. A. 2016.” Keputihan pada Wanita” Jurnal Skala Husada
Vol 12 No1) h: 30 – 38.
Saadi, A. 2017. Change During Puberty. Bahan Ajar Perkuliahan
Pendidikan Bidan FK UNAIR.
Santrock. 2007. Remaja. Edisi 11 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Sianipar, O. Bunawan, N.C. Almazini, P. Calista N. Wulandari,P.
Rovenska , N.
Djuanda, R. E. Irene, Adjie, S. Suarthana, E . 2009.
“Prevalence of Menstrual Disorder and Associated Factors of
at High School in Pulo Gadung Subdistrict of East Jakarta”.
Maj Kedokt Indonesia, Volum: 59, Nomor: 7,
Setyana, W. A. 2013. Analisis Faktor Eksogen Non-infeksi yang
Mempengaruhi Kejadian Keputihan pada Mahasiswi di
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Purwokerto. Karya Tulis Ilmiah.
Soetjiningsih, 2010, Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya,
Jakarta : Sagung Seto.
UMM. 2013. Prosedur Pemeriksaan Tanda-tanda Vital.
WHO. 2014. Health for The World’s Adolescents: A Second
Chance in The Second Decade. Switzerland: WHO.
Widyastuti, Y. dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta :
Fitramaya
Wiknjosastro, Hanifa. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Wirdhana, I., et al. (2012). Komunikasi Efektif Orangtua dengan
Remaja. Jakarta: BKKBN.

You might also like