You are on page 1of 6

Nama : alpin abdulah s

Nim : A1D019008

1.
a. -
 Karat/Rust.
Penyebab: jamur Puccinia sp. karat hitam disebakan oleh cendawan P
chrysantemi, karat putih disebabkan oleh P horiana P.Henn.
Gejala: pada sisi bawah daun terdapat bintil-bintil coklat/hitam dan terjadi
lekukan-lekukan mendalam yang berwarna pucat pada permukaan daun
bagian atas. Bila serangan hebat meyebabkan terhambatnya pertumbuhan
bunga.
Pengendalian: menanam bibit yang tahan hama dan penyakit, perompesan
daun yang sakit, memperlebar jarak tanam dan penyemprotan insektisida.
 Tepung Oidium.
Penyebab: jamur Oidium chrysatheemi.
Gejala: permukaan daun tertutup dengan lapisan tepung putih. Pada
serangan hebat daun pucat dan mengering.
Pengendalian: memotong/memangkas daun tanaman yang sakit dan
penyemprotan fungisida.
Chrysanthemum White Rust (CWR)
Karat putih krisan (Puccinia horiana) adalah penyakit jamur yang serius
pada krisan. Penyakit ini pertama kali ditemukan di Jepang pada tahun
1895 dan terbatas di China dan Jepang hingga tahun 1960-an. Hari ini
didirikan di Eropa, Afrika, Australia, Amerika Tengah, Amerika Selatan,
dan Timur Jauh. Karat putih dapat menyebar dengan cepat di rumah kaca
dan lingkungan pembibitan yang menyebabkan kerugian panen yang
parah. Pemberantasan patogen ini dapat dilakukan karena P. horiana
memiliki jangkauan inang terbatas, memerlukan jaringan inang hijau, dan
penyebarannya tidak efisien.
Karat putih krisan (CWR) adalah hama penting karantina di Amerika
Serikat; oleh karena itu, terjadinya penyakit ini mengarah pada tindakan
pengaturan negara bagian dan federal. Dalam 25 tahun terakhir,
munculnya karat putih krisan telah terjadi di Amerika Serikat atau Kanada
dan kemudian dimusnahkan atau sedang dibasmi. Dalam beberapa tahun
terakhir, CWR telah terdeteksi di Massachusetts.
b. -
 Pustula : Ciri khas karat selatan adalah pustula sebagian besar terbentuk di
permukaan daun bagian atas dan spora berwarna lebih oranye. Karat
selatan menyebar lebih cepat dan memiliki dampak ekonomi yang lebih
tinggi bila kondisi cuaca panas dan lembab terus berlanjut. Aplikasi
fungisida yang tepat waktu untuk mengendalikan karat selatan lebih
penting dibandingkan dengan karat biasa.
 Basidiospora : spora pada Basidiomycetes yang dibentuk di ujung suatu
tonjolan basidium; basidiospora merupakan hasil perkembangbiakan
generatif jamur basidiomycota.
 Teliospora : satu-satunya spora yang berinti dua. Uromycladium hanya
membentuk satu jenis spora yaitu teliospora, sehingga fungi ini
mempunyai daur hidup pendek (mycrocyclus), seperti yang dikatakan oleh
Gathe (1971) bahwa Uromycladium tepperianum penyebab penyakit karat
tumor pada sengon termasuk dalam daur hidup pendek.
c. –
 Karat Rust : Penyebarannya pada tanaman, dari satu daun ke daun lain
atau dari satu tanaman ke tanaman lain, dilakukan oleh angin, air, getaran
selama peme liharaan, pakaian pekerja, peralatan pertanian, dan
sebagainya.
 Tepung Oidium : Penyakit ini biasa menyerang tanaman pada dataran
tinggi maupun dataran rendah. Suhu optimum untuk perkecambahan
konidiumnya adalah 25oC. Jamur berkembang pada cuaca kering, dan
konidiumnya dapat berkecambah dalam udara dengan kelembaban nisbih
rendah (50-75%).
d. Karena menyerang tanaman sehingga dapat menurunkan mutu pertumbuhan
tanaman dan kerusakan fisik tanaman secara langsung. Organisme pengganggu
tanaman ini juga sebagai penular penyakit (vektor) seperti virus.
2.
a. Penyakit busuk buah kakao disebabkan oleh
 Phytophthora capsici Leonian,
 Phytophthora citrophthora (R. E. Sm. & E. H. Sm.) Leonian,
 Phytophthora heveae A. Thompson,
 Phytophthora megakarya Brasier & Griffin,
 Phytophthora palmivora (E. J. Butler) E. J. Butler, dan

Gejala yang ditimbulkan :

 Phytophthora megakarya: becak dengan tepi tidak teratur,


 Phytophthora palmivora: mempunyai batas jelas dan umumnya
berukuran lebih kecil.
 Buah kakao rentan di semua stadium perkembangan buah.
 Gejala pertama berupa noda coklat sampai hitam di permukaan buah
cepat menyebar di semua arah dan akhirnya menutupi ke seluruh
permukaan buah
 Pada waktu 3-7 hari setelah infeksi, becak akan membesar dan
berbentuk elips.
 Apabila kondisi kelembapan sesuai, pada becak nampak miselium
keputihan di permukaan becak.

Jamur bertahan hidup pada kondisi suhu optimum sekitar 28°C, yang juga
merupakan suhu optimum untuk produksi sporangium dan perkembangan penyakit
pada tanaman.

Penyebab penyakit cacar daun teh yaitu Exobasidium vexans serta gejala yang
ditimbulkan adalah :

 Noda kecil, warna hijau pucat, kuning pucat, atau kemerah-mudaan,


dan tembus cahaya pada daun teh.
 Noda membesar, diameter 3-12,5 mm
 Di permukaan atas daun: noda tenggelam, di bawah daun: cembung
seperti cacar, permukaannya lembut dan bercahaya.
 Permukaan cekung: menjadi kelabu dan akhirnya putih karena spora.
 Daun terinfeksi: sering berkerut, menggulung tak-teratur.
 Penyakit dijumpai pada semua bagian tanaman teh.
 Karakter pertumbuhan dan parameter fisiologi menurun pada tanaman
teh rentan.

Serta patogen bertahan pada suhu lingkungan 10-23°C, kelembapan relatif >60%, rerata
curah hujan harian 20-100 mm, rerata sinar matahari 2-10 jam, dan kebasahan daun 11
jam.

b. Pengertian dan fungsi


 Sporanguim merupakan tempat pembentukan spora. Fungsinya tempat
pembentukan suatu spora dan sebagai tempat berlangsungnya meiosis dan
secara genetis yang menghasilkan spora dengan haploid yang berbeda
 Sporangiofor adalah Hifa yang tumbuh menjulang yang berfungsi
mendukung sporangium.
 Zoospora adalah spora yang dapat bergerak di dalam air dengan
menggunakan flagela yang merupakan hasil reproduksi secara tak kawin
atau aseksual dari jamur Phycomycetes, fungsinya
3.
a. Patogen penyebab penyakit cacar teh adalah jamur Exobasidium vexans, gejalanya
yaitu
 Noda kecil, warna hijau pucat, kuning pucat, atau kemerah-mudaan, dan
tembus cahaya pada daun teh.
 Noda membesar, diameter 3-12,5 mm
 Di permukaan atas daun: noda tenggelam, di bawah daun: cembung seperti
cacar, permukaannya lembut dan bercahaya.
 Permukaan cekung: menjadi kelabu dan akhirnya putih karena spora.
 Daun terinfeksi: sering berkerut, menggulung tak-teratur.
 Penyakit dijumpai pada semua bagian tanaman teh.
 Karakter pertumbuhan dan parameter fisiologi menurun pada tanaman teh
rentan.
b. Karena dipurwokerto lingkungannya tidak mendukung untuk pertumbuhan dan
perkembangan jamur Exobasidium vexans
4.
a. Patogen penyebab penyakit gugur daun yaitu Jamur Colletotrichum
gleosporioides, C. Acuctatum gejalanya yaitu:
 Selain daun, penyakit juga ke bagian hijau buah dan ranting.
 Serangan berat: daun muda setelah daun gugur di iklim basah
 Penyakit terjadi di pembibitan dan lapang
 Daun tanaman rentan: 15 hari setelah tunas terbuka
 Sesudah terbuka, warna berubah dari hijau ke perunggu pucat
 Daun layu dan gugur jika menyerang di awal 15 hari
 Bercak coklat kehitaman di tengah daun diikuti berkerut, busuk basah
akhirnya gugur.
 Daun lebih tua (umur >10 hari): noda coklat dengan halo, daun
menguning, permukaan kasar
 Ranting muda: tetap hijau dengan gejala busuk, kering, dan akhirnya mati
ujung.

Patogen penyebab penyakit akar putih yaitu JAMUR Rigidoporus lignosus


(klotzsch) Imazeki gejalanya yaitu :

 Sistem akar dirusak


 Dedaunan menguning setelah akar rusak, perubahan warna
 Pembungaan dan pembuahan prematur
 Cabang bergejala mati ujung pada tanaman terinfeksi
 Seluruh tajuk bergejala, tanaman mati
 Akar terselimuti massa tanah
 Terbentuk rizomorf di permukaan akar
 Patogen membentuk badan buah (basidiokarpus) besar dan agak berdaging
di kerah batang
 Badan buah warna atas: oranye - kecoklatan lingkaran terpusat dengan tepi
kuning muda, permukaan bawah: coklat - kemerahan
 Badan buah terbentuk jika tanaman mati

b. Bagian yang diserang penyakit gugur daun adalah daun,hijau buah dan
ranting.Bagian yang diserang oleh penyakit akar putih yaitu bagian akar dan
batang.
c. –
 Patogen Jamur Colletotrichum gleosporioides, C. termasuk kelas
Deuteromycetes atau Deuteromycota yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Multiseluler tapi ada beberapa yang memiliki sel tunggal.
2. Mikroskopis dengan maksud tidak bisa dilihat secara mata
telanjang.
3. Dinding sel terbuat dari zat kitin.
4. Pada beberapa jenis tertentu memiliki hifa bersekat dengan sel
yang berinti satu, namun dominan berinti banyak.
5. Terbentuk spora dengan cara vegetatif serta belum diketahui cara
perkawinannya.
6. Berkembang biak dengan membentuk spora aseksual, reproduksi
seksualnya belum diketahui.
7. Bersifat parasit dan hidup secara saprofit.
8. Berhabitat di tempat yang lembab
 Patogen Jamur Rigidoporus lignosus (klotzsch) Imazeki termasuk kelas
Basidiomycetes atau Basidiomycota yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Jamur memiliki basidium.
2. Tubuh buahnya tampak jelas di pemukaan tanah atau substrat
lainnya.
3. Tubuh buah bentuknya bermacam-macam, ada yang seperti
payung, bola, atau papan.
4. Secara umum, tubuh buah mempunyai 4 bagian yaitu tangkai
tubuh buah (stipe), tudung (pileus), volva, dan bilah (lamella).
5. Sewaktu muda, pileus dibungkus oleh selaput yang disebut velum
universale yang akan pecah menjelang dewasa.
6. Tubuh buahnya disebut basidiokarp.
7. Pada saat pembentukan basidiospora, ujung-ujung hifa
menggembung membentuk basidium yang didalamnya terjadi
peleburan dua inti haploid menjadi satu inti diploid, disusul dengan
pembelahan meiosis yang menghasilkan 4 inti haploid..

You might also like