You are on page 1of 139

oleh :

DIT. PNK3
DASAR HUKUM
1. UU No. 1 Tahun 1970
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja :
a). No. Per.01/Men/1982 menjadi
Permen No.37 Tahun 2016
b). No. Per.02/Men/1982
c). No. Per.02/Men/1992
d). No. Per.04/Men/1995
Instruksi, Edaran
Standar:
❑ ISO 11439 : 2000 GAS CYLINDERS –
HIGH PRESSURE CYLINDERS FOR THE ON-
BOARD STORAGE OF NATURAL GAS AS A FUEL
FOR AUTOMOTIVE VEHICLES
❑ SNI 1452 tahun 2007 / 2011
Bejana Tekanan adalah bejana selain pesawat uap yang
didalamnya terdapat tekanan yang melebihi tekanan
udara luar, dipakai untuk menampung gas atau gas
campuran termasuk udara baik terkempa menjadi cair
atau dalam keadaan larut dan beku.
BEJANA PENYIMPANAN GAS,
CAMPURAN GAS

BEJANA PENYIMPANAN
BAHAN BAKAR GAS UNTUK
KENDARAAN

 BEJANA TRANSPORT UNTUK


 PENYIMPANAN ATAU
PENGANGKUTAN

BEJANA PROSES

PESAWAT PENDINGIN
BEJANA PENYIMPANAN GAS, CAMPURAN GAS
TYPE 1 (CNG 1) TYPE 2 (CNG 2)
▪ Terbuat dari material berbasis ▪ Liner/pelapis dalam dari metal dan
metal atau baja dibungkus resin/ serat fiberglas
▪ Paling murah pada bagian luar (Hoop wrap)
▪ Paling berat → (Kapasitas 60 L  ▪ Lebih mahal dari CNG 1
75 Kg) ▪ Lebih berat → (Kapasitas 60 L 
52 Kg)

Liner Baja

Bungkus resin/
Baja
serat fiberglas
(Hoop wrap)
TYPE 3 (CNG 3) TYPE 4 (CNG 4)
▪ Liner/pelapis dalam dari metal ▪ Liner/pelapis dalam dari bahan non
dan dibungkus serat karbon metal/ plastik dan dibungkus serat
pada bagian luar (full wrap) karbon pada bagian luar (full wrap)
▪ Lebih mahal ▪ Lebih mahal
▪ Lebih ringan → (Kapasitas 60 L  ▪ Lebih ringan
26 Kg)

Non metalik
Liner Baja
Liner/Plastik

Bungkus serat Bungkus serat


karbon (Hoop karbon/fibergl
wrap) as (Full wrap)
Bejana selain bejana tekanan yang
menyimpan atau menimbun cairan bahan
berbahaya atau cairan lainnya, di dalamnya
terdapat gaya tekan yang ditimbulkan oleh
berat cairan yang disimpan atau ditimbun
dengan volume tertentu.
Tangki penimbun
CAIRAN BAHAN MUDAH TERBAKAR

• volume 200 Liter


Tangki penimbun
CAIRAN BAHAN BERBAHAYA

Tangki penimbun
CAIRAN SELAIN BAHAN MUDAH TERBAKAR
DAN BERBAHAYA
• Volume  450 Liter dan/atau
• Temperatur  99 °C
PERENCANAAN
PEMBUATAN
Pengurus/Pengusaha wajib PEMASANGAN
menerapkan syarat-syarat K3
Bejana Tekanan atau Tangki Timbun PENGISIAN
PENGANGKUTAN
PEMAKAIAN
1. Melindungi Tenaga Kerja dan orang lain
dari potensi bahaya Bejana Tekanan atau PEMELIHARAAN
Tangki Timbun;
PERBAIKAN
2. Menjamin dan memastikan Bejana
Tekanan atau Tangki Timbun AMAN MODIFIKASI
untuk mencegah terjadinya peledakan,
kebocoran, dan kebakaran; PENYIMPANAN
3. Menciptakan Tempat Kerja yang aman PEMERIKSAAN
dan sehat untuk meningkatkan
produktivitas. PENGUJIAN
a. Pembuatan gambar konstruksi/instalasi dan cara
kerjanya.
b. Perhitungan kekuatan konstruksi.
c. Pemilihan dan penentuan bahan pada bagian
utama harus memiliki tanda hasil pengujian
dan/atau sertifikat bahan yang diterbitkan oleh
lembaga yang berwenang.
d. Menyediakan lembar data keselamatan asetilen
dan aseton, khusus pembuatan bejana
penyimpanan asetilen dan aseton.
e. Pembuatan gambar konstruksi alat perlindungan
dan cara kerjanya.
a. Pembuatan spesifikasi prosedur pengelasan WPS
(Welding Procedure Spesification) dan
pencatatan prosedur kualifikasi PQR (Procedure
Qualification Record) bila dilaksanakan dengan
pengelasan;
b.Pembuatan harus sesuai dengan gambar rencana;
c. Perencanaan jumlah Bejana Tekanan atau Tangki
Timbun yang akan dibuat;
d.Penomoran seri pembuatan; dan
e. Rencana jenis zat pengisi.
a. Pembuatan gambar rencana pemasangan,
perbaikan atau modifikasi;
b. Pembuatan rencana gambar fondasi, landasan,
rangka kaki;
c. Pembuatan prosedur kerja aman pemasangan,
perbaikan dan modifikasi;
d. Pelaksanaan pemasangan, perbaikan, dan
modifikasi harus sesuai dengan gambar rencana;
dan
e. Pembuatan spesifikasi prosedur pengelasan WPS
(Welding Procedure Spesification) dan pencatatan
prosedur kualifikasi PQR (Procedure Qualification
Record) bila dilaksanakan dengan pengelasan.
• Pemakaian Bejana Tekanan dan Tangki
Timbun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian
sebelum digunakan serta dilakukan
pemeliharaan secara berkala.

• WPS (Welding Procedure Spesification) dan


pencatatan prosedur kualifikasi PQR
(Procedure Qualification Record) dilakukan
evaluasi penilaian oleh Pengawas
Ketenagakerjaan Spesialis.
(1) Bejana Tekanan yang tidak digunakan dilarang
ditempatkan dalam satu ruangan yang terdapat Bejana
Tekanan sedang digunakan.
(2) Bejana Tekanan dilarang ditempatkan atau disimpan dekat
tangga, gang, di depan lubang angin, alat pengangkat,
atau benda bergerak yang dapat menyentuh atau menimpa.
(3) Bejana Tekanan yang berisi bahan yang tidak mudah
terbakar disimpan terpisah dari Bejana Tekanan berisi
bahan yang mudah terbakar.
(4) Bejana Tekanan dalam keadaan berisi harus dilindungi dari
sumber panas dan penyebab karat.
• Bejana Tekanan yang berisi media dengan berat
jenis melebihi berat jenis udara, dilarang disimpan
dalam ruangan bawah tanah yang tidak
mempunyai ventilasi.

• Bejana penyimpanan gas dan bejana transport


yang berisi gas yang berbeda-beda harus disimpan
secara terpisah.

• Bejana penyimpanan gas dan bejana transport


yang telah berisi ditempatkan di tempat terbuka
harus dilindungi dari panas matahari dan hujan.
• Bejana Tekanan dilarang diangkat dengan
menggunakan magnet pengangkat sling
yang membelit pada Bejana Tekanan.

• Alat angkut Bejana Tekanan harus


dilengkapi dengan peralatan yang dapat
mencegah timbulnya gerakan atau geseran
yang membahayakan.

• Pengangkutan Bejana Tekanan tidak boleh


melebihi ukuran dan kapasitas kendaraan
serta harus dilindungi dari panas matahari.
• Bejana Tekanan dan Tangki Timbun yang dipasang
pada alat transportasi harus mempunyai konstruksi
yang kuat dan aman.

• Perbaikan Bejana Tekanan dan Tangki Timbun


harus dilakukan sesuai dengan prosedur
sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan
peraturan perundangundangan dan/atau standar
yang berlaku.

• Pekerjaan perbaikan Tangki Timbun harus


dilakukan sesuai dengan prosedur K3 pekerjaan di
ruang terbatas sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
• Pemasangan Bejana Tekanan baik vertikal maupun
horisontal harus di atas kerangka penumpu yang
kuat.
• Lokasi pemasangan Bejana Tekanan harus
memiliki ruang bebas untuk perawatan,
pemeriksaan dan pengujian.
• Lantai di sekitar lokasi pemasangan harus rata,
bersih, dan tidak licin.
• Khusus Bejana Tekanan berisi gas atau campuran
gas berbahaya dan tekanan melebihi atmosfer
harus dilengkapi dengan pagar pengaman dan
dibuatkan tanda larangan masuk kecuali bagi yang
berwenang.
(1) Pengangkutan Bejana Tekanan dan Tangki Timbun
dilakukan oleh operator K3.
(2) Pemasangan, pemeliharaan, perbaikan, modifikasi dan
pengisian Bejana Tekanan dan Tangki Timbun dilakukan
oleh teknisi K3 bidang Bejana Tekanan dan Tangki
Timbun.
(3) Pekerjaan pengelasan pada pembuatan, pemasangan,
pemeliharaan, perbaikan atau modifikasi Bejana
Tekanan dan Tangki Timbun dilakukan oleh juru las.
(4) Operator K3, teknisi K3 dan juru las harus memiliki
kompetensi dan kewenangan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Teknisi K3 harus memenuhi persyaratan:
a. Berpendidikan minimal SMK jurusan teknik/SMA
jurusan IPA atau memiliki pengalaman paling
sedikit 3 (tiga) tahun di bidang Bejana Tekanan;
b. Berbadan sehat menurut keterangan dokter;
c. Umur paling rendah 21 (dua puluh satu) tahun; dan
d. Memiliki Lisensi K3.
(1)Untuk memperoleh Lisensi K3 Teknisi Bejana Tekanan dan
Tangki Timbun, Pengusaha atau Pengurus mengajukan
permohonan tertulis kepada Direktur Jenderal dengan
melampirkan:
• copy ijazah terakhir;
• surat keterangan pengalaman kerja membantu teknisi Bejana
Tekanan dan Tangki Timbun yang diterbitkan oleh perusahaan;
• surat keterangan sehat dari dokter;
• copy Kartu Tanda Penduduk;
• copy sertifikat kompetensi; dan
• pas photo berwarna 2 x 3 (2 lembar) dan 4 x 6 (2 lembar).

2) Permohonan dilakukan pemeriksaan dokumen oleh Tim.


3) Dalam hal persyaratan dinyatakan lengkap, Direktur Jenderal
menerbitkan lisensi K3.
• Lisensi K3 berlaku untuk jangka waktu 5
(lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk
jangka waktu yang sama.
• Permohonan diajukan oleh Pengusaha atau
Pengurus kepada Direktur Jenderal dengan
melampirkan persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1) dan
lisensi K3 asli.
• Permohonan diajukan paling lambat 30
(tiga puluh) hari sebelum masa berakhirnya
lisensi K3.
Teknisi Bejana Tekanan dan Tangki Timbun
berwenang melakukan:

• pemasangan, perbaikan, atau perawatan


Bejana Tekanan dan Tangki Timbun

• pemeriksaan, penyetelan, dan


mengevaluasi keadaan Bejana Tekanan
dan Tangki Timbun.
Teknisi berkewajiban untuk:
a. melaporkan kepada atasan langsung, kondisi
Bejana Tekanan dan Tangki Timbun yang menjadi
tanggung jawabnya jika tidak aman atau tidak
layak pakai;
b. bertanggung jawab atas hasil pemasangan,
pemeliharaan, perbaikan, dan/atau pemeriksaan
peralatan/komponen Bejana Tekanan dan Tangki
Timbun;
c. mematuhi peraturan perundang-undangan dan
melakukan tindakan pengamanan yang telah
ditetapkan; dan
d. membantu Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis
dalam pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
Bejana Tekanan dan Tangki Timbun.
Lisensi K3 dapat dicabut apabila teknisi Bejana
Tekanan dan Tangki Timbun yang bersangkutan
terbukti:
a. melakukan tugas tidak sesuai dengan jenis dan
kualifikasi Bejana Tekanan dan Tangki Timbun

b. melakukan kesalahan, atau kelalaian, atau


kecerobohan sehingga menimbulkan keadaan
berbahaya atau kecelakaan kerja

c. tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 66.
BAHAN DAN KONSTRUKSI BEJANA TEKAN HARUS CUKUP KUAT
TERBUAT DARI BAJA KARBON KUAT TARIK 35 S/D 56 Kg/mm2

BEJANA TEKAN YG TIDAK MEMILIKI SAMBUNGAN KUAT TARIKNYA


PALING TINGGI 75 Kg/mm2
a. nama pemilik;
b. nama dan nomor urut pabrik pembuat;
c. nama gas / bahan yang diisikan beserta simbol kimia;
d. berat kosong tanpa keran dan tutup;
e. tekanan pengisian (Po) yang diijinkan ( kg/cm2)
f. berat maksimum dari isinya untuk bejana berisi gas yang
dikempa menjadi cair;
g. volume air untuk bejana berisi gas yang dikempa;
h. nama bahan pengisi porous mass khusus untuk bejana
penyimpanan gas yang berisi Larutan asetilen;
i. Bulan dan tahun pengujian hidrostatik pertama dan
berikutnya.
a. nomor seri pabrik pembuat;
b. riwayat nomor urut, nama pembuat, nama penjual, dan nama
pemilik bejana penyimpanan gas;
c. nama gas yang diisikan;
d. volume air dalam liter;
e. tanggal, tekanan, dan hasil pengujian hidrostatis.
KELENGKAPAN ALAT PENGAMAN BEJANA TEKANAN

➢ Pressure gauge,
➢ level gauge,
➢ thermometer gauge.
➢ Safety Valve
➢ Pelat Nama :
Pabrik pembuat, tahun, tempat
pembuatan, nomor seri, tekanan
desain atau MAWP, tekanan uji dan
waktu pengujian, jenis dan volume
bejana, tanda-tanda pemeriksaan
atau pengujian
TANGKI TIMBUN
a. pelat nama;
b. pipa pengaman;
c. indikator volume atau berat;
d. pengukur temperatur;
e. katup pengisian dan pengeluaran;
f. lubang lalu orang/lubang pemeriksaan;
g. alat penyalur petir dan pembumian;
h. sarana pemadam kebakaran yang sesuai; dan
i. perlengkapan lainnya untuk pemeriksaan dan pemeliharaan.
a. plat nama;
b. alat pendingin tangki;
c. gas scrubber,
d. tirai air;
e. sistem alarm;
f. katup pengaman;
g. indikator volume atau berat;
h. indikator suhu;
i. alat petunjuk tekanan gas beracun;
j. alat penyalur petir/pembumian;
k. alat perlengkapan lainnya untuk pemeriksaan dan pemeliharaan.
a. plat nama;
b. pipa pengaman;
c. indikator volume atau berat;
d. pengukur temperatur;
e. katup pengisian dan pengeluaran;
f. lubang lalu orang/lubang pemeriksaan;
g. alat penyalur petir dan pembumian; dan
h. perlengkapan lainnya untuk pemeriksaan dan pemeliharaan.
a. Tanda bahaya kebakaran,
b. Larangan merokok,
c. Larangan membawa korek api, alat-alat api lainnya
d. Larangan membawa peralatan yang dapat
menimbulkan peledakan atau kebakaran.
e. Larangan masuk bagi yang tidak berkepentingan
f. Jarak pagar 25 m dari dinding tangki timbun tinggi
pagar 2m
PERSIAPAN SEBELUM PENGISIAN :
a. Pembersihan & pengecekan
b. Pengeringan
c. Pengisian.

MEMASTIKAN TIDAK ADANYA :


a. karatan atau retak-retak;
b. sisa gas;
c. sisa tekanan;
d. kotoran bahan yang mudah terbakar;
e. aseton yang diisikan ke bejana penyimpanan gas >42 % dari
porous mass.

Dengan angin bertekanan atau nitrogen yang


bebas dari kandungan minyak.
➢ Bejana Tekanan yang sudah dibersihkan tidak boleh diisi
dengan zat lain yang berbeda dengan zat semula.

➢ Bejana Tekanan atau Tangki Timbun yang dibubuhi tanda tidak


memenuhi syarat K3 dilarang diisi atau digunakan

➢ Pemindahan Bejana Tekanan isi maupun kosong tidak boleh


dilempar atau dijatuhkan.

➢ Pemindahan harus menggunakan alat bantu.

➢ Bejana Tekanan dilarang dipergunakan sebagai rol pengangkut


atau sebagai alat lainnya.
➢ Bejana Tekanan dilarang diangkat dengan menggunakan magnet
pengangkat sling yang membelit pada Bejana Tekanan.

➢ Alat angkut Bejana Tekanan harus dilengkapi dengan


peralatan yang dapat mencegah timbulnya gerakan atau
geseran yang membahayakan.

➢ Pengangkutan Bejana Tekanan tidak boleh melebihi ukuran


dan kapasitas kendaraan serta harus dilindungi dari panas
matahari

➢ Kendaraan pengangkut Bejana Tekanan dalam keadaan berisi


harus selalu disertai petugas.

➢ Kendaraan pengangkut Bejana Tekanan berisi gas beracun,


iritan, korosif atau mudah terbakar, harus disertai petugas
yang mengerti mengenai cara bongkar muat yang aman.

➢ Bejana Tekanan kosong hanya boleh diangkut dalam keadaan


keran tertutup.
PENGANGKUTAN
OPERATOR K3
BT & TT

PEMASANGAN
PEMELIHARAAN PERBAIKAN TEKNISI K3 BID. BT & TT
MODIFIKSI & PENGISIAN
BT & TT

PEKERJAAN PENGELASAN
PADA PEMBUATAN JURU LAS
PEMASANGAN PEMELIHARAAN (PERMEN 2/82)
PERBAIKAN & MODIFIKASI
SYARAT – SYARAT :
a. Pendidikan minimal SMK jurusan teknik/SMA jurusan IPA
atau memiliki pengalaman paling sedikit 3 tahun dibidang
Bejana Tekanan

b. berbadan sehat menurut keterangan dokter;


c. umur paling rendah 21 (dua puluh satu) tahun;
d. memiliki Lisensi K3.
a. Pemasangan, perbaikan, atau perawatan
Bejana Tekanan dan Tangki Timbun;
b. Pemeriksaan, penyetelan, dan mengevaluasi
keadaan Bejana Tekanan dan Tangki Timbun
a. Melaporkan kepada atasan langsung, kondisi Bejana
Tekanan dan Tangki Timbun yang menjadi tanggung
jawabnya jika tidak aman atau tidak layak pakai;
b. Bertanggung jawab atas hasil pemasangan,pemeliharaan,
perbaikan, dan/atau pemeriksaan peralatan/komponen
Bejana Tekanan dan Tangki Timbun;
c. Mematuhi peraturan perundang-undangan dan melakukan
tindakan pengamanan yang telah ditetapkan
d. Membantu Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis dalam
pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian Bejana Tekanan
dan Tangki Timbun.
PEMERIKSAAN :
kegiatan mengamati, menganalisis, membandingkan,
menghitung dan mengukur Bejana Tekanan dan Tangki Timbun
untuk memastikan terpenuhinya ketentuan peraturan
perundang-undangan dan/atau standar yang berlaku

PENGUJIAN :
kegiatan pemeriksaan dan semua tindakan pengetesan
kemampuan operasi, bahan, dan konstruksi Bejana Tekanan
dan Tangki Timbun untuk memastikan terpenuhinya ketentuan
peraturan perundang-undangan dan/atau standar yang berlaku
Setiap kegiatan :
a. Perencanaan,
b. Pembuatan, BENTUK PEMERIKSAAN
c. Pemasangan, a. PERTAMA
d. Pengisian, b. BERKALA
e. Pengangkutan,
c. KHUSUS
f. Pemakaian,
g. Pemeliharaan,
d. ULANG
h. Perbaikan,
i. Modifikasi,
j. Penyimpanan
1. PENGAWAS SPESIALIS
PUBT
2. AHLI K3 SPESIALIS PUBT

SURAT KETERANGAN MEMENUHI SYARAT K3


TIDAK MEMENUHI SYARAT K3

Bejana Tekanan dan Tangki Timbun yang tidak memenuhi syarat K3


dibongkar atau dipotong dengan menggunakan prosedur kerja yang aman
LABEL MEMENUHI SYARAT K3
LABEL TIDAK MEMENUHI SYARAT K3
 Gambar rencana konstruksi (gambar detail las-
lasan);
 Perhitungan kekuatan konstruksi sesuai peraturan
perundang-undangan dan atau standar;
 Sertifikat material / mill certificate;
 WPS (welding procedure specification)
 Lembar data keselamatan asetilen dan aseton,
khusus pembuatan bejana penyimpanan asetilen dan
aseton
3

1
3
Dinas Tenaga 3
Perusahaan Pemerintah
Kerja
pembuat Prov/Kota/Kab. 1 2
(Dit. PNK3)
1

PENGAWASAN
1 Evaluasi berkas
BERKAS PERMOHONAN / BA 1 2
Evaluasi berkas
• Surat permohonan 1
• Gambar konstruksi
• Lembar perhitungan
kekuatan
• Dokumen pendukung
Pengesahan
3
Surat Pengantar
2
Contoh Gambar Rencana
Contoh Gambar Rencana
Contoh Sertifikat Bahan (Mill Test
Certificate)
Contoh Perhitungan Desain (Design Calculation)
PROSEDUR PEMBUATAN DAN PENGAWASANNYA
5

4 3
4
Perusahaan Kandep / Dinas Pemerintah
pembuat Tenaga Kerja (Dit. PKK)
1 2

PENGAWASAN
Pengesahan gambar 1 ❑ Evaluasi
rencana ❑ Verifikasi Dok teknik
dok. teknik 1 2
3 4

Dokumen teknik 2
bahan baku ❑ Riksa/ uji
1. Visual, NDT, dll
2. Hydrotest
Bahan baku SERTIFIKAT
Kelayakan pembuatan

Proses pembuatan 5
Laporan
barang produk pengawasan 4
Dokumen teknik Surat Keterangan
3
pembuatan Barang produk Pemakaian
1 2 3 4 5
TANGKI TIMBUN
Riksa Uji
➢ Alat pembumian
➢ Instalasi Penyalur petir
➢ Sarana penanggulangan kebakaran

➢ Hidrotest selama 2 x 24 jam


JIKA terjadi kebocoran atau perubahan
bentuk pada Tangki Timbun, kaki rangka
baja, fondasi, dan lantai maka harus
dilakukan perbaikan sebelum digunakan.

TABUNG LPG
Pengujian
➢ Sifat Mekanik SNI 1452 TH 2007
➢ Uji Pecah
a. Gambar konstruksi/instalasi
b. Sertifikat bahan
c. Catatan data pembuatan (manufacturing data record)
d. Cara kerja Bejana Tekanan untuk bejana proses
e. Bagian luar dan bagian dalam Bejana Tekanan
f. Ukuran/dimensi teknis
g. Pengujian tidak merusak
h. Hidrostatic test
- P Pengujian 1,5 kali
- Volume tdk boleh lebih 0,2%
WPS dan PQR harus dilakukan evaluasi penilaian oleh
Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis.
a. gambar konstruksi/instalasi;
b. sertifikat bahan dan keterangan lain;
c. catatan data pembuatan [manufacturing data record];
d. cara kerja Bejana Tekanan untuk bejana proses;
e. bagian luar dan bagian dalam Bejana Tekanan;
f. bagian luar untuk Tangki Timbun;
g. ukuran/dimensi teknis;
h. pengujian tidak merusak.

Jika tidak memenuhi persyaratan K3


maka harus dilakukan hidrostatic test

Bejana Tekanan Volume sampai 60 liter harus


ditimbang berat  5% X berat semula
➢Pemeriksaan
➢ Pengujian paling lambat 2
Sesuai isi BT tahun

➢ Pengujian
lambat 5 tahun.
Dilakukan setelah terjadinya :
➢Kecelakaan kerja,
➢Kebakaran,
➢Peledakan.
Pemeriksaan dan/atau pengujian ulang
dilakukan apabila hasil pemeriksaan
sebelumnya terdapat keraguan.
 Standar Plat baja
canai panas
berbentuk roll
plate dengan
ketebalan 2,6 mm
(SNI1452-2011)
 Plat baja dipotong-potong sesuai ukuran
 Setelah dipotong dilakukan pengepresan
sehingga berbentuk cembung
 Pembuatan lubang dengan menggunakan
mesin pond
Pengelasan cincin leher (GMAW) Penyambungan melingkar badan
dan penyetelan tabung (SAW)
Penyambungan pegangan tangan dan cincin kaki dg las (SMAW)
dan
Juru las / operator las yang mengelas harus yang kompeten
Pengetesan dengan media air Pengetesan dengan media udara
2 2
Ditekan sampai 31 kg/cm Ditekan sampai 18,6 kg/cm
TABUNG BBG DARI LUAR NEGERI

Untuk tabung dari luar negeri


harus dilengkapi MDR dan
Inspection Report dari pihak Ketiga
yang diakui di dunia Internasional
1. UJI HIDROSTATIK
1,5 x TEKANAN KERJA
1,5 x 200 BAR = 300 BAR
2. UJI PECAH
MINIMUM PECAH PADA TEKANAN 450 BAR
3. UJI DITEMBAK (GUN FIRE TEST)
4. UJI BAKAR (BONFIRE TEST) Temperatur > 590 C
5. IMPACT TEST/DROP TEST
DIJATUHKAN DARI KETINGGIAN 1,8 M
6. UJI DI LINGKUNGAN ASAM
7. CYCLING TEST/UJI PENGISIAN
MINIMAL 45.000 KALI
8. UJI PADA TEMPERATUR EKSTRIM
pada temperatur - 40 C dan 50 C
Uji Pecah 45 MPa untuk CNG NZS 5454 : 1989
Uji Hidro Test 36 MPa
BURST TEST
HYDROSTATIC TEST
BENDING TEST
TENSILE TEST
PAPARAN
PAPARAN TANKI BAHAN BAKAR
PANAS
PANAS GAS CAIR
Lepaskan semua alat perlengkapan
Riksa Uji Bejana Tekanan

Pusat
(DPKK)

Koordinasi
Obyek Pengawasan Peg. Pengawas K3
K3 Lintas Propinsi Spesialis Uap & BT
Pengawasan langsung lintas propinsi
Dinas yang berwenang PJK3 Uap
di Propinsi
Obyek Pengawasan AK3 Uap & BT
Peg. Pengawas K3

Koordinasi
K3 Lintas Kab/ Kota Spesialis
Pengawasan langsung lintas kab/kota

Dinas yang berwenang


di Kab/ Kota
Obyek Pengawasan Peg. Pengawas K3
BT Spesialis Uap & BT
Pengawasan langsung

Pemberdayaan lembaga2 K3
b. Prosedur Penerbitan Pengesahan
❑ Mengajukan permohonan ke Disnaker setempat
❑ Permohonan dilampiri dokumen teknis, antara lain :
➢ Gambar rencana
➢ Perhitungan kekuatan konstruksi
➢ Sertifikat material/verifikasi
➢ Sertifikat juru las
➢ WPS/PQR
➢ Pemeriksaan ketebalan
➢ Pengukuran dimensi
➢ Pemeriksaan ketidakbulatan
➢ Pemeriksaan tidak merusak (NDT)
➢ Laporan data pembuatan

❑ Pegawai Pengawas Spesialis Uap dan Bejana Tekan melakukan


Pemeriksaan dan Pengujian
❑ Laporan Pemeriksaan dan Pengujian Pegawai Pengawas
• CNG tidak lebih 3 tahun
• Botol Baja tidak lebih 5 tahun
• Bejana transfor tidak lebih 5 tahun
• Bejana penyimpan tidak lebih 5 tahun
• Bejan pendingin tidak lebih 5 tahun

Pemeriksaan dan Pengujian

❖ Pemeriksaan visual
❖ Pemeriksaan tidak merusak (NDT), bila perlu
❖ Pemeriksaan ketebalan, bila perlu
❖ Pengujian padat dengan air jika diperlukan tidak
kurang dari 1,5 x P
11
8
11
9
12
0
12
1
Uji Pecah 45 MPa untuk CNG NZS 5454 : 1989
Uji Hidro Test 36 MPa
• Bejana Tekan untuk zat asam berwarna biru muda
• Bejana Tekan untuk gas yang mudah terbakar berwarna merah
• Bejana Tekan untuk gas beracun berwarna kuning
• Bejana Tekan untuk gas beracun dan mudah terbakar berwarna
kuning dan merah
PEWARNAAN BEJANA PENYIMPANAN GAS
Prinsip pewarnaan (color coding) bejana penyimpanan gas
harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan/atau standar yang berlaku

Berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, bahwa:


1. Warna bejana penyimpanan gas berhubungan dengan sifat kimia
dan/atau fisika dan gas-gasnya yang hendak ditonjolkan potensi
bahaya.

2. Bejana penyimpanan gas yang mengandung lebih dari satu


potensi bahaya yang akan ditonjolkan, ditandai dengan
gabungan warna dasar.

3. Bejana penyimpanan gas walaupun di udara mengandung


potensi bahaya yang bersifat fatal, ditandai dengan warna dasar
menyolok.
Selain Prinsip-prinsip di atas, masih dapat
ditambahkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Jenis wama dasar diusahakan seminimal mungkin, agar


orang awam mudah mengenal dan mengingat potensi
bahaya dari bejana penyimpan gas tersebut.

2. Gas-gas yang berbeda jenisnya tetapi potensi


bahayanya sama diberi warna dasar yang sama, namun
dibedakan dengan penandaan khusus berupa tulisan
nama gas pada badan atau leher atau berupa labeling
tanda peringatan khusus yang ditempelkan pada bagian
leher.
3. Gas-gas yang jenisnya beraneka ragam dapat dikelompokkan
menurut sifat dan potensi bahayanya menjadi:
a. klasifikasi berdasarkan potensi bahaya, antara lain
mencekik, mengoksidasi, mudah terbakar, beracun dan atau
korosif
b. klasifikasi gas-gas spesifik, antara lain asetilen, oxygen,
nitrous oxide.
c. klasifikasi gas-gas inert untuk pemakaian jenis industri dan
medis, antara lain argon, nitrogen, carbon dioxide, helium.
d. klasifikasi gas-gas campuran untuk jenis medis atau yang
dipergunakan untuk pernafasan, antara lain udara atau
udara sintetik, helium/oxygen, oxygen/carbon dioxide,
oxygen/nitrogen, oxygen/nitrous oxide, nitric oxide/nitrogen
N0<1000 ppm (V/V),
e. klasifikasi gas-gas industri dan gas campuran, antara lain
Udara atau udara sintetik {O2 ^ 23.5 %), Ammonia,
Chlorine, Hydrogen, Krypton, Methane, Argon/Carbon dioxide,
Nitrogen / carbon dioxide.
KLASIFIKASI WARNA BERDASAR POTENSI BAHAYA
KLASIFIKASI GAS-GAS SPESIFIK
Klasifikasi gas-gas inert untuk pemakaian
jenis industri dan medis
Klasifikasi gas-gas campuran untuk jenis medis atau
yang dipergunakanuntuk pemafasan
Klasifikasi gas-gas industxi dan gas campuran
PELABELAN BEJANA PENYIMPANAN GAS

BEJANA PENYIMPANAN GAS WAJIB diberi label untuk menunjukan isi


gas di dalamnya, dan keterangan lain yang mendukung, dikarenakan
label adalah yang utama untuk keperluan identifikasi isi gas di dalam
botol baja/tabung gas bertekanan tersebut.

Pewamaan tabung hanya sebagai penanda.


Untuk keperluan medis, pelabelan mengikuti ketentuan yang ditetapkan
oleh Peraturan Kementerian Kesehatan.
a. Pictogram, yang menampilkan potensi bahaya utama dan tambahan
b. Nomor UN;
c. Nama gas dan sifat gas;
d. Nama gas huruf besar;
e. Keterangan potensi bahaya;
f. Keterangan dimensi dan tekanan tabung;
g. Standard yang dipakai;
h. Nama perusahaan pembuat tabung;
i. Alamat perusahaan pembuat tabung;
 Gas adalah zat tidak berbentuk, mengisi ruangan pada
suhu dan tekanan normal, tidak terlihat, tidak berbau
pada konestrasi rendah, dengan perubahan suhu dan
tekanan dapat berubah menjadi cair atau padat.

 Gas Elpiji, pelafalan bahasa Indonesia dari


akronim bahasa Inggris; LPG (liquified Petroleum
gas, harafiah: "gas minyak bumi yang dicairkan").
Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya,
gas berubah menjadi cair.

 Gas CNG atau Gas alam


terkompresi atau sienji (Compressed natural gas, CNG)
adalah alternatif bahan bakar selain bensin atau solar.
Di Indonesia, kita mengenal CNG sebagai bahan bakar
gas (BBG). Bahan bakar ini dianggap lebih 'bersih' bila
dibandingkan dengan dua bahan bakar minyak karena
emisi gas buangnya yang ramah lingkungan.

You might also like