You are on page 1of 12

MAKALAH PRAKARYA TENTANG TARI JAIPONG

Disusun Oleh:

1. Alysyah Dwi Rahmayanti


2. Dini Adelina Winanda
3. Lira Virna Reta
4. Tamara Olivia
5. Novallino Adi Zakaria
6. Mardian Syahputra

KELAS : X IPS 2

DINAS KEBUDAYAAN DAN PENDIDIKAN PROPINSI BENGKULU

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 KOTA BENGKULU

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat, taufik serta hidayah-
Nya sehingga penulis mampu dan dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini di buat
untuk memenuhi tugas mata pelajaran Prakarya tentang TARI JAIPONG.

Penulisan makalah ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan bimbingan dan arahan
dari berbagai pihak. Semoga budi baik mereka di terima Allah SWT sebagai amal ibadah dan
akan diberi balasan berupa pahala yang berlipat ganda. Dan penulis menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca guna penyempurnaan
makalah ini.
Penulis mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukan khususnya untuk teman-teman di sekolah dan masyarakat pada umumnya.

Bengkulu, 23 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.....................................................................................4
1.3 TUJUAN PENULISAN.......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
2.1 SEJARAH TARI JAIPONG................................................................................5
2.2 PERKEMBANGAN TARI JAIPONG................................................................5
2.3 GERAKAN DASAR TARI JAIPONG................................................................5
2.4 POLA GERAKAN TARI JAIPONG...................................................................6
BAB III PENUTUP..................................................................................................
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................8
3.2 SARAN................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Tari jaipong adalah sebuah jenis tari pergaulan tradisional masyarakat Sunda,
Jawa Barat, yang cukup populer di Indonesia. Tari Jaipongan boleh disebut sebagai
salah satu identitas keseniaan Jawa Barat, hal ini nampak pada beberapa acara-acara
penting yang berkenaan dengan tamu dari negara asing yang datang ke Jawa Barat,
maka disambut dengan pertunjukan tari Jaipongan. Demikian pula dengan misi-misi
kesenian ke manca negara senantiasa dilengkapi dengan tari Jaipongan. Tari Jaipongan
banyak memengaruhi kesenian-kesenian lain yang ada di masyarakat Jawa Barat, baik
pada seni pertunjukan wayang, degung, genjring/terbangan, kacapi jaipong, dan hampir
semua pertunjukan rakyat maupun pada musik dangdut modern yang dikolaborasikan
dengan Jaipong menjadi kesenian Pong-Dut.Jaipongan yang telah dipelopori oleh Mr.
Nur & Leni. Dalam kehidupan sehari-hari cenderung masih banyak orang yang kurang
mengetahui tentang selu-beluk tari jaipong, khususnya bagi masyarakat Jawa Barat
sendiri.
Berdasarkan permasalahan di atas agar dapat lebih menambah wawasan
mengenai tari jaipong, dapat dilakukan dengan membaca dari berbagai sumber buku,
membuka internet, maupun bertanya kepada orang yang lebih tahu, sehingga kita
tertarik untuk mempelajari tari jaipong sebagai salah satu usaha pelestarian kebudayaan
Jawa Barat.
Terkait dengan permasalahn di atas, penyusun tertarik untuk membuat
makalah yang berjudul “Tari Jaipong” sebagai langkah peluasan pengetahuan dan
wawasan tentang tari jaipong.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun dibuat rumusan makalah ini sebagai berikut
1. Bagaimanakah sejarah terbentuknya tari jaipong?
2. Bagaimanakah perkembangan tari jaipong di Indonesia?
3. Jelaskan gerakan dasar tari jaipong?
4. Bagaimanakah pola gerakan tari jaipong?
1.3 TUJUAN PENULISAN
4
Tujuan dibuat makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah terbentuknya tari jaipong
2. Untuk mengerahui perkembangan tari jaipong di Indonesia.
3. Untuk mengetahui gerakan dasar tari jaipong.
4. Untuk mengetahui pola gerakan tari jaipong.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH TARI JAIPONG
Sebelum bentuk seni pertunjukan ini muncul, ada beberapa pengaruh yang
melatar belakangi bentuk tari pergaulan ini. Di Jawa Barat misalnya, tari pergaulan
merupakan pengaruh dari Ball Room, yang biasanya dalam pertunjukan tari-tari
pergaulan tak lepas dari keberadaan ronggeng dan pamogoran. Ronggeng dalam tari
pergaulan tidak lagi berfungsi untuk kegiatan upacara, tetapi untuk hiburan atau cara
gaul. Keberadaan ronggeng dalam seni pertunjukan memiliki daya tarik yang
mengundang simpati kaum pamogoran. Misalnya pada tari Ketuk Tilu yang begitu
dikenal oleh masyarakat Sunda, diperkirakan kesenian ini populer sekitar tahun 1916.
Sebagai seni pertunjukan rakyat, kesenian ini hanya didukung oleh unsur-unsur
sederhana, seperti waditra yang meliputi rebab, kendang, dua buah kulanter, tiga buah
ketuk, dan gong.

Demikian pula dengan gerak-gerak tarinya yang tidak memiliki pola gerak
yang baku, kostum penari yang sederhana sebagai cerminan kerakyatan. Seiring
dengan memudarnya jenis kesenian di atas, mantan pamogoran (penonton yang
berperan aktif dalam seni pertunjukan Ketuk Tilu/Doger/Tayub) beralih perhatiannya
pada seni pertunjukan Kliningan, yang di daerah Pantai Utara Jawa Barat (Karawang,
Bekasi, Purwakarta, Indramayu, dan Subang) dikenal dengan sebutan Kliningan
Bajidoran yang pola tarinya maupun peristiwa pertunjukannya mempunyai kemiripan
dengan kesenian sebelumnya (Ketuk Tilu/Doger/Tayub). Dalam pada itu, eksistensi
tari-tarian dalam Topeng Banjet cukup digemari, khususnya di Karawang, di mana
beberapa pola gerak Bajidoran diambil dari tarian dalam Topeng Banjet ini. Secara
koreografis tarian itu masih menampakan pola-pola tradisi (Ketuk Tilu) yang
mengandung unsur gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam
gerak mincid yang pada gilirannya menjadi dasar penciptaan tari Jaipongan. Beberapa
gerak-gerak dasar tari Jaipongan selain dari Ketuk Tilu, Ibing Bajidor serta Topeng
Banjet adalah Tayuban dan Pencak Silat. Kemunculan tarian karya Gugum Gumbira
pada awalnya disebut Ketuk Tilu perkembangan, yang memang karena dasar tarian itu
merupakan pengembangan dari Ketuk Tilu. Jaipongan merupakan karya utama
Gugum Gumbira.

6
2.2 PERKEMBANGAN TARI JAIPONG
Karya Jaipongan pertama yang mulai dikenal oleh masyarakat adalah tari “Daun
Pulus Keser Bojong” dan “Rendeng Bojong” yang keduanya merupakan jenis tari
putri dan tari berpasangan (putra dan putri). Dari tarian itu muncul beberapa nama
penari Jaipongan yang handal seperti Tati Saleh, Yeti Mamat, Eli Somali, dan
Pepen Dedi Kurniadi. Awal kemunculan tarian tersebut sempat menjadi
perbincangan, yang isu sentralnya adalah gerakan yang erotis dan vulgar. Namun
dari ekspos beberapa media cetak, nama Gugum Gumbira mulai dikenal
masyarakat, apalagi setelah tari Jaipongan pada tahun 1980 dipentaskan di TVRI
stasiun pusat Jakarta. Dampak dari kepopuleran tersebut lebih meningkatkan
frekuensi pertunjukan, baik di media televisi, hajatan maupun perayaan-perayaan
yang diselenggarakan oleh pihak swasta dan pemerintah.
Kehadiran Jaipongan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap
para penggiat seni tari untuk lebih aktif lagi menggali jenis tarian rakyat yang
sebelumnya kurang perhatian. Dengan munculnya tari Jaipongan, dimanfaatkan
oleh para penggiat seni tari untuk menyelenggarakan kursus-kursus tari Jaipongan,
dimanfaatkan pula oleh pengusaha pub-pub malam sebagai pemikat tamu
undangan, dimana perkembangan lebih lanjut peluang usaha semacam ini dibentuk
oleh para penggiat tari sebagai usaha pemberdayaan ekonomi dengan nama
Sanggar Tari atau grup-grup di beberapa daerah wilayah Jawa Barat, misalnya di
Subang dengan Jaipongan gaya “kaleran” (utara).
Tari Jaipongan banyak mempengaruhi kesenian-kesenian lain yang ada di
masyarakat Jawa Barat, baik pada seni pertunjukan wayang, degung,
genjring/terbangan, kacapi jaipong, dan hampir semua pertunjukan rakyat maupun
pada musik dangdut modern yang dikolaborasikan dengan Jaipong.

7
2.3 GERAKAN DASAR TARI JAIPONG

Dalam melakukan tarian Jaipong, sebagai penari terdapat tiga gerakan dasar tari
Jaipong yang harus dikuasai yaitu sebagai berikut:
 Geol yaitu gerakan tari pada daerah pinggul.
 Gitek yaitu gerakan tari dengan cara mengayunkan pinggul disertai hentakan.
 Goyang yaitu gerak tari pada bagian pinggul tanpa disertai hentakan
2.4 POLA GERAKAN TARI JAIPONG
Setiap seni tari memiliki pola gerakan tersendiri, begitupun dengan Tari Jaipong.
Seni Tari Jaipong memiliki pola gerakan yang energik dan unik namun tetap
memiliki sisi sederhana.
Berikut ini terdapat 4 pola gerakan pada seni tari jaipong:
Bukaaan
Pola gerakan pada tari jaipong yang pertama yaitu bukaan. Bukaan yaitu pola
gerakan pembuka saat pertunjukkan akan dimulai.
Gerakan bukaan ini dilakukan dengan berjalan memutar sambil memainkan
selendang yang dikalungkan pada leher. Saat melakukan gerakan ini, penari
harus melakukannya dengan lemah dan gemulai dengan tujuan agar penonton
tertarik untuk menyaksikan pertunjukan tersebut.
Pencungan
Pola gerak berikutnya pada tari jaipong yaitu pencungan. Pencungan yaitu
pola gerakan tari yang memiliki ritme atau tempo yang cepat disertai alunan
musik yang cepat juga yang mengiringi gerakan tari tersebut.

8
Dalam hal ini penari tentu saja melakukan gerakan dengan cepat dan
energik sehingga penonton terpengaruh dan makin semangat dalam
menyaksikan pertunjukan tari jaipong.
Ngala

Pola gerakan tari berikutnya yaitu ngala. Ngala merupakan gerakan tari berupa
gerakan patah-patah. Hampir sama dengan pencungan, ngala juga memiliki tempo
yang cepat.
Biasanya penari melakukan gerakan ini sebagai perpindahan dari titik satu ke titik
lainnya. Gerakan Ngala ini menjadi salah satu pola gerakan tari jaipong yang
terlihat unik dan menarik.
Mincit

Pola gerakan terakhir pada tari jaipong yaitu mincit.Penari melakukan gerakan
mincit setelah melakukan gerakan Ngala. Karena gerakan Mincit sendiri yaitu
perpindahan gerakan tari dari variasi satu ke variasi gerakan lainnya.

2.5 Kostum Seni Tari Jaipong

Setiap tari tradisional memiliki kekhasan sendiri salah satu nya dari segi busana
atau kostum begitupun dengan tari Jaipong. Meskipun banyak jenis dan corak
busana tari Jaipong yang dikenakan menyesuaikan pementasan, berikut ini kostum
yang dipakai oleh penari jaipong:
1. Sinjang merupakan salah satu kostum yang digunakan penari jaipong berupa
kain yang menyerupai celana panjang. Penggunaan sinjang ini bertujuan agar
penari tetap leluasa dalam bergerak namun tetap terlihat estetik.
2. Sampur merupakan kostum tari jaipong berupa selendang panjang yang
digunakan dan dipasang dibagian leher penari. Kain selendang ini merupakan
properti kostum penari yang sangat penting dan wajib digunakan dalam tari
jaipong. Karena terdapat beberapa gerakan tari jaipong yang menggunakan
selendang, contoh sederhana dalam gerakan bukaan. Sampur atau kain selendang
ini biasa dimainkan penari jaipong dengan lemah gemulai.
3. Apok merupakan kostum yang digunakan oleh penari pria berupa baju atasan
yang dilengkapi dengan kancing. Yang membuatnya semakin menarik, apok
dihiasi corak atau pernak pernik bunga di beberapa bagian.

9
2. 6 Alat Musik Pengiring Tari Jaipong

Tari tradisional Jaipong dahulu hanya diiringi dengan alunan musik gendang. Namun
seiring dengan perkembangan zaman, musik pengiring tari jaipong semakin sempurna
dan menggunakan banyak alat musik bahkan terdapat lagu yang dinyanyikan oleh
seorang sinden.
Nah, berikut ini beberapa alat musik pengiring tari tradisional Jaipong asal Jawa
Barat:
1. Gendang atau biasa disebut Kendang merupakan alat musik yang biasa
digunakan dalam kesenian tradisional baik Jawa Barat maupun Jawa Tengah.
Gendang ini merupakan alat musik pengiring tari Jaipong yang wajib ada,
karena gerakan tari jaipong mengikuti ketukan bunyi gendang. Alat musik
gendang dibunyikan dengan cara dipukul atau ditabuh.
2. Rebab merupakan alat musik yang dibunyikan dengan cara dipetik. Alat musik
Rebab ini terdiri dari 3 senar. Ritme suara yang dihasilkan dari alat musik
Rebab ini membuat alunan musik pengiring tari jaipong terdengar semakin
hidup.
3. Gong adalah alat musik yang menghasilkan suara dengan cara dipukul
berbentuk bulat besar dengan suara berupa dentuman keras. Alat musik Gong
ini biasa dibunyikan pada hitungan tertentu dan tidak secara intens seperti
bunyi gendang.
4. Kecrek adalah alat musik pengiring tari jaipong yang berfungsi sebagai aba-
aba dengan bunyi berupa “crek crek crek”. Kecrek juga biasa digunakan
sebagai musik pengiring pementasan wayang kulit.
5. Kecapi merupakan alat musik pengiring tari jaipong yang dibunyikan dengan
cara dipetik. Alat musik kecapi ini merupakan alat musik asal Sunda.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tari Jaipong merupakan media hiburan bagi masyarakat dalam kehidupan sosial.
Tidak hanya sebagai media hiburan, tari jaipong juga bisa menjadi media komunikasi
antar masyarakat.
Hal ini bisa dilihat saat pementasan seni tari Jaipong, dapat mengumpulkan
masyarakat bahkan yang saling tidak mengenal dan berinteraksi satu sama lain.

3.2 Saran
Penyusun berharap agar tari jaipong akan terus mengakar di kebudayaan Indonesia
dan akan tetap dilestarikan oleh generasi muda. Penulis juga berharap agar adanya
partisipasi dari para pembaca untuk tetap mengambil peran dalam pelestarian budaya
Indonesia.

Penyusun berharap agar tari jaipong akan terus mengakar di kebudayaan Indonesia
dan akan tetap dilestarikan oleh generasi muda. Penulis juga berharap agar adanya
partisipasi dari para pembaca untuk tetap mengambil peran dalam pelestarian budaya
Indonesia.

11
DAFTAR PUSTAKA
2019, F. F. (2019). bab ii. oleh-oleh bay tat khas bengkulu selatan - Elibrary Unikom.
Arthomoro. ( 2020 , August 20). Cara Mudah Membuat Kue Tat Khas Bengkulu yang
Lembut.
Firdausmarbun. (2019, April 30). Kue Tart, Kuliner Khas Masyarakat Bengkulu. Retrieved
from http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsumbar
Garjito, D., & Saraswati, A. (2019, October 11). Legitnya Bay Tat, Oleh-oleh Khas Bengkulu
yang Wajib Dibawa Pulang.
SW, E. N. (n.d.). 7 Tempat Belanja Oleh-Oleh di Bengkulu yang Wajib Dikunjungi.
Unknown. (2013, DESEMBER 30). SEJARAH ASAL USUL KUE TAT ATAU BAY TAT .

12

You might also like