You are on page 1of 5

BAHASA INDONESIA

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA Indonesia


DOSEN PENGAJAR:
DR. AMAL AKBAR, M.PD

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5
ANGGOTA :
1. SULFIKA (105611102922)
2. NUR FATIMA (105611101622)
3. NURQALBI IKHWANA (105611101722)
4. SHERLY IRA LIANA (105611101922)
5. FACHIRAH MAKHUL (105611101522)
6. RIFKY NUR ICHWAN (105611103522)

ILMU ADMNISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2022
Pertemuan 2 : Sejarah dan Perkembangan Bahasa Indonesia

A. Sejarah bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia yang
digunakan di Nusantara. Bentuk bahasa sehari hari ini sering dibatalkan dengan istilah
Melayu pasar. Sebuahda pula bahasa Melayu tinggi yang merupakan bentuk yang lebih
resmi mdan Melayu pasar. Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu dapat
ditemukan dibeberapa peninggalan seperti. Tulisan yang terdapat pada batu nisan di minye
tujoh, Aceh (1380 M), Prasasti Kedudukan Bukit di Palembang (683 M), Prasasti Karang
Brahi Bangko, Merangi, Jambi (684 M). Selain itu juga ditemukan pada beberapa prasasti
yang berlokasi di Jawa, antara lain: Prasasti Gandasuli (832 M) dan Prasasti Bogor (942
M)
Pada awal buruk ke-20, bahasa Melayu pecah menjadi dua. Di tahun 1901, Indonesia
dibawah Belanda mengadopsi ejaan sebuah Ophuijsen, sedangkan pada tahun 1904
Malaysia dibawah Inggris mengadopsi ejaan Wikinson. Dalam bicaranya pada kongres
Nasional kedua di Jakarta, kamuamin mengatakan bahwa, “jika mengacu pada masa depan
bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesustraanya, hanya ada dua bahasa yang
diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa
itu, bahasa Melayu lah yang lambat diluncurkan akan menjadi bahasa pergaulan atau
bahasa persatuan”. Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai bahasa Nasional pada
saat Sumpah Pemuda 28 Oktober penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa Nasional atas
proposal Muhammadkamuamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah.

B. Perkembangan Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia terus semangat mengalam perkembangan sejak diakui sebagai
bahasa Nasional pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Berdasarkan zaman
perkembangannya, perkembanga bahasa Indonesia dibedakan menjadi 3 zaman:
1. Sebelum Kemerdekaan
2. Setelah Kemerdekaan
3. Era Globalisasi

1. Sebelum Kemerdekaan
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober pada saat itu, para pemuda dari
berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam rapat, para pemuda berikrar. Kami putra dan
putri Indonesua mengaku bertumpah darah yang satu tanah udara Indonesia, kami putra
dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu bangsa Indonesia, kami putra dan putri
Indonesia menjunjung tinggi bahasa yang satu bahasa Indonesia. Tidak yakin ketiga dari
“Sumpah Pemuda” merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan
bahasa persatuan bangsa Indonesia.
Pada tahun 1928 bahasa Indonesia dikokohkan kedudukannya sebagai bahasa
Nasional. Selanjutnya perkembangan bahasa dan kesastraan Indonesia berbuah banyak
dipengaruhi oleh sastrawan Minangkabau, seperti: Rusli, Abdul Muis, Nur Sultan Iskandar,
Sultan Takdir Alisyahbana, Hamka, Roestam Effendi, Idrus, dan Chaidir Anwar.
Sastrawan tersebut banyak mengisi dan menambah perbendaharaan kata, sintaksis maupun
morfomasuk bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia pada zaman ini disebut sebagai bahasa
persatuan dan digunakan sebagai alat perekat bangsa. Hal tersebut berdasarkan oleh tujuan
bahasa Indonesia sebagai bahasa Franca yang membantu masyarakat antar suku dapat
berkomnukasi satu sama lain.

2. Setelah Kemerdekaan
Dengan di ucapkannya Proklamasi kemerdekaan oleh Soekarno, maka Indonesia
menyatakan diri telah bebas dari campur tangan negara asing dan mulai menata kehidupan
bernegara secara mandiri. Banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan setelah
memproklamasikan diri, diantaranya masalah ekonomi, sosial, budaya dan yang tidak
kalah penting adalah bahasa. Sehari setelah menyatakan diri merdeka, tepatnya pada
tanggal 18 agustus 1945 UUD 1945 disahkan, dimana didalamnya terdapat pengakuan
bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara. Peristiwa tersebut lagi lagi jadi sebuah acara
sejarah yang cukup terpendam bagi perkembangan bahasa Indonesia kedepannya tentunya
setelah kemerdekaan dan juga di akuinya bahasa Indonesia dalam UUD 1945, bahasa
Indonesia semakin memiliki jati diri yang tidak lagi bisa diganggu gugat oleh siapapun.
Zaman kemerdekaan juga memunculkan ejaan ejaan baru ejaan mobil van ophuijsen
pada zaman kolonial dan jepang kemudian bisa oleh ejaan Republik yang di resmikan pada
tanggal 19 Maret 1947 oleh Menteri pendidikan dan pengajaran Republik Indonesia,
Soewandi. Kemudian ejaan ini di kenal dengan ejaan Soewandi. Ciri dari ejaan ini adalah
(1) Huruf oe diganti dengan kamu pada kata kata guru, itu, umur, dsb. (2) bunyi Hamzah
dan bunyi sentak (‘) ditulis dengan “k” misalnya pada kata kata tak, pak , rakjat. (3) kata
ulang bisa ditulis dengan angka 2 seperti anak2, berjalan2, kebarat2-an. (4) SEBUAH
awalan di-dan kata depan keduanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya,
misalnya dibacakan, dirumah setelah ejaan Soewandi, kemudian muncul ejaan yang
disempurnakan (EYD) yang dipakai hingga hari ini.
Ejaan yang disempurnakan (EYD) diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada
tanggal 16 Agustus 1972 serta dikuatkan pula oleh keputusan Presiden tidak 57 Tahun 1972
semula, ejaan disusun bersama antara Malaysia dengan Indonesia sejak tahun 1959, ejaan
tersebut dikenal dengan nejaan Melindo (Melayu-Indonesia). Namun, karena sebuah
situasi politik dan perkembangan hubungan antara Indonesia-Malaysia tidak berjalan
dengan baik maka peresmian ejaan Melindo kemudian di urungkan perubahan ejaan
Soewandi ke ejaan EYD adalah sebagai berikut (1) tj (tjinta) menjadi (cinta), (2) dj (djika)
menjadi (jika), (3) ch (chusus) menjadi kh (khusus), (4) nj (jonja) menjadi ny (nyonya), (5)
sj (sjarat) menjadi sy (syarat), (6) j (saja) menjadi kamu(saya).

3. Globalisasi Era
Globalisasi pada hakikatnya adalah proses yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan yang
selanjutnya berkelanjutan melibihi batas batas kebangsaan dan kenegaraan selain
memberikan dampak pada perekonomian, pendidikan, sosial, dan budaya, globalisasi juga
memberikan pengaruh terhadap perkembangan bangsa Indonesia. Sejauh ini tanpa teras
banyak kosa kata yang sebenarnya hasil serapan dari bahasa lain terapi sudah kita anggap
sebagai bahasa kosa kata Melayu/Indonesia. Misalnya sebagai berikut.
a. Sebuah bahasa sansekerta: agama, bahasa, cerita, cita, guru, harta, pertama, sastra,
sorga, warta.
b. Bahasa Inggris: penjaga gawang. Konsel, tim, gol, terakhir, tes, organisasi, proklamasi,
kaki, administrasi, berhenti.
c. Bahasa Belanda: pipa, baut, kaos, pesta, pelit, setir, brankas, balok, pelopor, dongkrak,
nol, bom, saku.
d. Bahasa Cina: loteng, kuah, kue, teh, cengkeh, cawan, teko, anglo, toko, tauco.
e. Bahasa tamil: keledai, pelindung, tirai, peri, cemeti, kedai, modal,paulam, ragam,
gurindam.
f. Bahasa Portugis: meja, kemeja, gereja, bendera, peluru, almari, mentega, roda, lentera,
armada, paderi.
Bahasa Persia: banda, syahbandar, kenduri, kelasi, anggur, istana, tamasya, tahta,
nahkoda, bius.
g. Bahasa Arab: alam, adiaku, adat, haram, haji, kitab, perlu, sah, subuh, hisab, madrasah,
musyawarah.

Bahasa kendil lebih sering digunakan lebih dari bahasa Indonesia hampir di semua
sektor kehidupan, seperti “Tidak Merokok” lebih dari “Dilarang Sip”, “Berhenti” untuk
digunakan oleh sebagian masyarakat modern contoh, kata “gw” dan “lu”.globalisasi
memberikan dampak signifikan terhadap bahasa Indonesia. Dampak tersebut tidak hanya
dampak positif namun juga dampak negatif.

Dampak Positif:
Sebuah. Bahasa Indonesia mulai dikenal oleh dunia internasional
a. Meningkatnya pengetahuan masyarakat internasional tentang bahasa Indonesia
b. Peningkatan terjemahan teks buku buku kedalam bahasa Indonesia
c. Pengaruh global teknologi akan kosa kata bahasa Indonesia

Dampak Negatif
Sebuah. Masyarakat Indonesia tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
a. Berkurangnya minat generasi muda untuk mempelajari bahasa Indonesia
b. Bercampurnya bahaasa Indonesia dengan bahasa asing
c. Hilangnya budaya tradisional

You might also like