You are on page 1of 44

PNEUMONIA

Disusun Oleh :

Kelompok : 4 ( Empat )

Nama : 1.Aditya (21121053)


2. Aulia Nurul Azizah (21121059)
3. Elviana Lestari (21121068)
4. Farahdyla (21121070)
5. Triana Putri (21121150)
6. Mega Astuti (21121106)
7. Tegar Muhammad Ghalib(21121099)

Kelas : PSIK KelasB

Dosen : Yulius Tiranda, S.Kep,.Ns,.M.Kep.,Ph.D.

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
1
2
Kata Pengantar

Assalamualaikum WarahmatullahiWabaraktuh.
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya lah, Allhamdulillah kami bisa menyelesaikan makalah singkat
ini yang berjudul “ Pneumonia” yang disajikan secara ringkas yang kami ambil
dari beberapa sumber referensi dan jurnal. Sholawat beriringkan salam tak lupa
saya haturkan kepada junjungan kita, nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW,
beserta para sahabat dan pengikutnya yang InsayaAllah istiqomah hingga akhir
zaman.
Terima kasih kepada bapak Yulius Tiranda, S.Kep,.Ns,. M.Kep.,Ph.Dyang
telah membimbing kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Selain itu, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman, yang telah bersedia
membaca dan mempelaajri makalah singkat ini. Kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami khususnya, dan kita semua semua selaku calon generasi
pendidik masa depanbangsa.

Palembang, 19 September2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTARISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1. LATARBELAKANG........................................................................................................1
2. RUMUSANMASALAH...................................................................................................2
3. TUJUAN PENULISAN....................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A. Definisi..............................................................................................................................3
B. Epidemiologi.....................................................................................................................3
C. TandadanGejala.................................................................................................................3
D. PemeriksaanPenunjang.....................................................................................................4
E. Diagnosa............................................................................................................................4
F. Patofisiologi.......................................................................................................................6
G. Penatalaksanaan................................................................................................................6
BABIII.......................................................................................................................................9
PENUTUP.................................................................................................................................9
A. Kesimpulan.........................................................................................................................9
B. Saran...................................................................................................................................9
DAFTARPUSTAKA..............................................................................................................10

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi saluran nafas bawah masih menjadi masalah utama dalam
bidangkesehatan.World Health Organization (WHO) melaporkan infeksi saluran
nafas bawah sebagai infeksi penyebab kematian paling sering di dunia dengan
hampir 3,5 juta kematian pertahun. Pneumonia dan influenza didapatkan sebagai
penyebab kematian sekitar 50.000 estimasi kematian pada tahun 2010.
Pneumonia didefinisikan sebagai peradangan yang mengenai parenkim
paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius,
dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan
pertukaran gas setempat. Pneumonia berdasarkan tempat didapatkannya
dibagidalam dua kelompok utama yakni, pneumonia komunitas (community
aqquiredpneumonia,CAP) yang didapat dimasyarakat dan pneumonia nosokomial
(hospitalaqquiredpneumonia,HAP).
Pneumonia komunitas (PK) atau community-acquired pneumonia
(CAP)masih menjadi suatu masalah kesehatan utama tidak hanya di negara yang
sedangberkembang, tetapi juga di seluruh dunia. PK merupakan salah satu
penyebabutamakematian diduniadan merupakan penyebab kematian terbesar ke-6
diAmerika Serikat. Di Indonesia, Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
tahun2001 mencatat kematian akibat pneumonia dan infeksi saluran nafas
sebanyak 34per100.000penduduk pada pria dan 28 per 100.000 penduduk pada
wanita.Sementara itu, menurut Riskesdas 2013, pneumonia menduduki urutan ke-
9 dari10penyebab kematian utama diIndonesia,yaitusebesar 2,1%.5,6,7
Pneumonia tentunya perlu mendapat perhatian dan penanganan yang tepat,
mengingat penyakit ini masih menjadi permasalahan kesehatan utama di
Indonesia.Untuk itu, diagnosis yang tepat, pemberian terapi antibiotika yang
efektif, perawatan yang baik,serta usaha preventif yang bermakna terhadap
penyakit ini perlu dilakukan agar berkurangnya morbiditas dan mortalitas pada
pneumonia.

4
2. RumusanMasalah
a. Apa yang dimaksud dengan PenyakitPneumonia?
b. Apa saja Tanda dan Gejala dari PenyakitPneumonia?
c. Bagaimana Diagnosa dari PenyakitPneumonia?

3. TujuanPenulisan
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan pada penderita
Penyakit Pneumonia.
Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada penderita
penyakitPneumonia.
b. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada penderita
penyakit Pneumonia.
c. Mahasiswa mampu membuat perencanaaan keperawatan pada penderita
Penyakit Pneumonia.
d. Mahasiswa mampu membuat evaluasi keperawatan pada penderita Penyakit
Pneumonia.

5
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Definisi
Pneumonia adalah inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi karena eksudat yang
mengisi alveoli dan bronkiolus (Terry & Sharon, 2013). Pneumonia adalah keadaan akut pada
paru yang disebabkan oleh karena infeksi atau iritasi bahan kimia sehingga alveoli terisi oleh
eksudat peradangan (Mutaqin, 2008). Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan
oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing (Ngastiyah,
2015). Pneumonia adalah peradangan pada baru yang tidak saja mengenai jaringan paru tapi
dapat juga mengenai jaringan paru tapi dapat juga mengenai bronkioli (Nugroho, 2011).

B. Epidemiologi
Menurut Nurarif (2015), klasifikasi pneumonia terbagi
berdasarkananatomidanetiologisdanberdasarkanusahaterhadappemberantasanpneumonia
melalui usia :
a. Pembagiananatomis
1. Pneumonia lobularis, melibat seluruh atau suatu bagian besar darisatu atau lebih lobus
paru. Bila kedua paru terkena maka dikenalsebagaipneumonial bilateral atau ganda.
2. Pneumonia lobularis(Bronkopneumonia) terjadi pada ujung
akhirbronkiolus,yangtersumbatoleheksudatmukopurulenuntukmembentukbercakkonsu
lidasidalamlobusyangberadadidekatnya,disebutjuga pneumonia lobularis.
3. Pneumonia Interstitial (Bronkiolitis) proses inflamasi yang terjadi
didalamdindingalveolar(interstinium)danjaringanperibronkialserta interlobular.

b. Pembagianetiologis
1. Bacteria:Diploccocuspneumonia,pneumococcus,streptokokushemolytikus,streptococus
aureus, Hemophilus infuinzae,BacilusFriedlander,Mycobacteriumtuberculosis.
2. Virus:RespiratorySyncytial Virus,Virus Infuinza,Adenovirus.
3. Jamur: HitoplasmaCapsulatum,CryptococusNeuroformans,BlastornycesDermatitides
4. Aspirasi:Makanan,Kerosene(bensin,minyaktanah),cairanamnion,bendaasing
5. PneumoniaHipostatik
6. SindromLoeffler

c. Berdasarkan usaha terhadap pemberantasan pneumonia melalui usia:


1. Usia 2 bulan – 5 tahun
 Pneumonia berat, ditandai secara klinis oleh sesak nafas yang dilihat dengan adanya
6
tarikan dinding dada bagian bawah.
 Pneumonia, ditandai secar aklinis oleh adanya nafas cepat yaitu pada usia 2 bulan – 1
tahun frekuensi nafas 50 x/menit atau lebih, dan pada usia 1-5 tahun 40 x/menit atau
lebih.
 Bukan pneumonia, ditandai secara klinis oleh batuk pilek biasa dapat disertai dengan
demam, tetapi tanpa terikan dinding dada bagian bawah dan tanpa adanya nafas cepat.

2. Usia 0 – 2 bulan
 Pneumonia berat, bila ada tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau nafas cepat
yaitu frekuensi nafas 60 x/menit atau lebih.
 Bukan pneumonia, bila tidak ada tarikan kuat dinding dada bagian bawah dan tidak
ada nafas cepat.

C. Etiologi
Menurut Nugroho.T (2011), pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam
etiologi seperti:
a. Bakteri: stapilococus, sterptococcus, aeruginosa.
b. Virus: virus influenza, dll
c. Micoplasma pneumonia
d. Jamur: candida albicans
e. Benda asing
Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia ialah daya tahan tubuh yang menurun
misalnya akibat Malnutrisi Energi Protein (MEP), penyakit menahun, trauma pada paru,
anestesia, aspirasi, dan pengobatan dengan antibiotik yang tidak sempurna (Ngastiyah, 2015)

D. Tanda danGejala
Gambaran klinis pneumonia bervariasi, yang bergantung pada usia anak, respon sitemik
anak terhadap infeksi,agen etiologi, tingkat keterlibatan paru, dan obstruksi jalan napas.
Tanda dan gejala anak yang mengalami pneumonia antara lain : takipnea, demam, dan batuk
disertai penggunaan otot bantu nafas dan suara nafas abnormal (Terry & Sharon, 2013).
Adanya etiologi seperti jamur dan inhalasi mikroba ke dalam tubuh manusia melalui
udara, aspirasi organisme, hematogen dapat menyebabkan reaksi inflamasi hebat sehingga
membran paru-paru meradang dan berlobang. Dari reaksi inflamasi akan timbul panas,
anoreksia, mual, muntah serta nyeri pleuritis. Selanjutnya RBC, WBC dan cairan keluar
masuk alveoli sehingga terjadi sekresi, edema dan bronkospasme yang menimbulkan
manifestasi klinis dyspnoe, sianosis dan batuk, selain itu juga menyebabkan adanya partial
7
oklusi yang akan membuat daerah paru menjadi padat (konsolidasi). Konsolidasi paru
menyebabkan meluasnya permukaan membran respirasi dan penurunanrasio ventilasi perfusi,
kedua hal ini dapat menyebabkan kapasitas difusi menurun dan selanjutnya terjadi
hipoksemia.
Dari penjelasan diatas masalah yang muncul yaitu: nyeri (akut), hipertermi, perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, bersihan jalan nafas tidakk efektif, gangguan pola tidur,
pola nafas tak efekif dan intoleransi aktivitas.
Gejala khas dari pneumonia :
1. Demam
2. Menggigil
3. Berkeringat,
4. Batuk (baik non produktif atau produktif atau menghasilkan sputum
5. Berlendir, purulen, atau bercak darah)
6. Sakit dada karena pleuritis
7. Sesak.
8. Pasien lebih suka berbaring pada bagian yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri
dada.

E. Patofisiologi
Pneumonia merupakan inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi karena eksudat
yang mengisi elveoli dan brokiolus. Saat saluran nafas bagian bawah terinfeksi, respon
inflamasi normal terjadi, disertai dengan jalan obstruksi nafas (Terry & Sharon, 2013).
Sebagian besar pneumoni didapat melalui aspirasi partikel inefektif seperti menghirup
bibit penyakit di udara. Ada beberapa mekanisme yang pada keadaan normal melindungi paru
dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi dihidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh
mukus dan epitel bersilia disaluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru- paru ,
partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme
imun sistemik dan humoral.
Infeksi pulmonal bisa terjadi karena terganggunya salah satu mekanisme pertahanan dan
organisme dapat mencapai traktus respiratorius terbawah melalui aspirasi maupun rute
hematologi. Ketika patogen mencapai akhir bronkiolus maka terjadi penumpahan dari cairan
edema ke alveoli, diikuti leukosit dalam jumlah besar. Kemudian makrofag bergerak
mematikan sel dan bakterial debris. Sisten limpatik mampu mencapai bakteri sampai darah
atau pleura viseral. Jaringan paru menjadi terkonsolidasi. Kapasitas vital dan pemenuhan paru
menurun dan aliran darah menjadi terkonsolidasi, area yang tidak terventilasi menjadi
fisiologis right-to-left shunt dengan ventilasi perfusi yang tidak pas dan menghasilkan
8
hipoksia. Kerja jantung menjadi meningkat karena penurunan saturasi oksigen dan
hiperkapnia (Nugroho.T, 2011)

Pathway :

Normal(sist
Trombus
empertahanan)

terganggu
Toksin,coagulase

organisme
Permukaan lapisan pleuratertutup tebal eksudattrombusvenapulmonalis
Kuman patogenmencapai bronkioli,terminalis merusak selepitelbersilia,selgoblet

Virus Saluran nafas bagian bawahpneumokokus Stapilokokus

Konsulidasiparu
Nekrosis
Cairan edema + leukositkealveoli Eksudatmasuk ke alveoli
Kapasita vital,compliance menurun,hemoragik

alveoli

Leukositosis
Sel darah merah
leukosit,pneumokokusmengisialv
eoli

Bersihan jalannafastidakefektif
Kekurangan volumecairan Intoleransiaktifitas Defisiensipengetahuan

Ketidakefektif
anpolanafa
s
(Sumberpathway :NurarifA.H,2015)

9
F. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan penunjang
1. Radiologi
Pemeriksaan menggunakan foto thoraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan
penunjang utama (gold standard) untuk menegakkan diagnosis
pneumonia.Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsoludasi dengan
air bronchogram, penyebaran bronkogenik dan intertisial serta gambaran kavitas.
2. Laboratorium
Peningkatan jumlah leukosit berkisar antara 10.000 - 40.000 /ul, Leukosit
polimorfonuklear dengan banyak bentuk.Meskipun dapat pula
ditemukanleukopenia. Hitung jenis menunjukkan shift to the left, dan LED
meningkat.
3. Mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi diantaranya biakan sputum dan kultur darah untuk
mengetahui adanya S. pneumonia dengan pemeriksaan koagulasi antigen
polisakarida pneumokokkus.
4. Analisa GasDarah
Ditemukan hipoksemia sedang atau berat.Pada beberapa kasus, tekanan parsial
karbondioksida (PCO2) menurun dan pada stadium lanjut menunjukkan asidosis
respiratorik.

b. Pemeriksaan diagnostik
Menurut Mutaqin (2008), pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukanpada orang
dengan masalah pneumonia adalah:
a. Sinar X: mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar, bronchial); dapat
juga menyatakan abses.
b. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat mengidentifikasi
semua organisme yang ada.
c. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis organisme khusus.
d. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru,menetapkan luas berat
penyakit dan membantu diagnosis keadaan.
e. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis
f. Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi

10
g. Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing.

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kasus pneumonia menurut Mutaqin (2008) antara lain:
a. Manajemen Umum
1. Humidifikasi: humidifier atau nebulizer jika sekret yang kental dan berlebihan.
2. Oksigenasi: jika pasien memiliki PaO2 <60 mmHg.
3. Fisioterapi: berperan dalam mempercepat resolusi pneumonenia pasti; pasien
harus didorong setidaknya untuk batuk dan bernafas dalam untuk memaksimalkan
kemampuan ventilator.
4. Hidrasi: Pemantauan asupan dan keluaran; cairan tambahan untuk
mempertahankan hidrasi dan mencairkan sekresi.
b. Operasi
Thoracentesis dengan tabung penyisipan dada: mungkin diperlukan jika masalah
sekunder seperti empiema terjadi.
c. Terapi Obat
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tapi karena hal itu perlu
waktu dan pasien pneumonia diberikan terapi secepatnya: Penicillin G untuk infeksi
pneumonia. Staphylococcus, amantadine, rimantadine untuk infeksi pneumonia virus.
Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin untuk infeksi pneumonia.

H. Komplikasi
Menurut Mutaqin (2008), komplikasi yang dapat terjadi pada anak dengan
pneumonia adalah:
a. Pleurisi
b. Atelektasis
c. Empiema
d. Abses paru
e. Edema pulmonary
f. Infeksi super perikarditis
g. Meningitis
h.Arthritis

11
I. Kegagalan Terapi
Kepekaan kuman terhadap antibiotika tertentu tidak dapat menjamin efektivitas klinis.
Faktor berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi:
 Dosis kurang
Dosis suatu antibiotika seringkali bergantung dari tempat infeksi, walaupun kuman
penyebanya sama. Sebagai contoh dosis penisilin G yang diperlukan untuk mengobati
meningitis oleh Pneumococcus jauh lebih tinggi daripada dosis yang diperlukan untuk
pengobatan infeksi saluran napas bawah yang disebabkan oleh kuman yang sama.
 Masa terapi yang kurang
Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk setiap jenis infeksi perlu diberikan
antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah ditinggalkan.Pada umunya
para ahli cenderung melakukan individualisasi masa terapi, yang sesuai dengan tercapai
respon klinikyang memuaskan.Namun untuk penyakit tertentu seperti tuberkulosis paru
tetap dipertahankan masa terapi yang cukup walaupun perbaikan klinis cepat terlihat.
 Kesalahan dalam menetapkan etiologi
Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman, virus, jamur, parasit, reaksi obat, dan lain-lain
dapat meningkatkan suhu badan.Pemberian antibiotika yang lazim diberikan dalam
keadaan ini tidak bermanfaat.
 Pilihan antibotika yang kurang tepat
Suatu daftar antibiotika yang dinyatakan efektif dalam uji sensitivitas tidak dengan
sendirinya menyatakan bahwa setiap antibiotika akan memberikan aktivitas klinik yang
sama. Disini dokter harus dapat mengenali dan memilih antibiotika yang secara klinis
merupakan obat terpilih untuk suatu kuman tertentu.Sebagai contoh obat terpilih untuk
infeksi S. faecalis adalah ampisilin, walaupun secara in vitro kuman tersebut juga
dinyatakan sensitif terhadap sefamandol atau gentamisin.
 Faktor pasien
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh (selular dan
humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya terapi antibotika. Sebagai
contoh obat imunosupresan, AIDS.

12
J. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan dilakukan dengan cara pengumpulan data secara
subjektif (data yang didapatkan dari pasien/keluarga) melalui metode anamnesa dan
data objektif (data hasil pengukuran atau observasi). Menurut Nurarif (2015),
pengkajian yang harus dilakukan adalah :
a. Indentitas: Nama, usia, jenis kelamin,
b. Riwayat sakit dan kesehatan
1) Keluhan utama: pasien mengeluh batuk dan sesak napas.
2) Riwayat penyakit sekarang: pada awalnya keluhan batuk tidak produktif, tapi
selanjutnya akan berkembang menjadi batuk produktif dengan mukus purulen kekuning-
kuningan, kehijau- hiajuan, kecokelatan atau kemerahan, dan serring kali berbau busuk.
Klien biasanya mengeluh mengalami demam tinggi dan menggigil (onset mungkin tiba-
tiba dan berbahaya). Adanya keluhan nyeri dada pleuritits, sesak napas, peningkatan
frekuensi pernapasan, dan nyeri kepala.
3) Riwayat penyakit dahulu: dikaji apakah pasien pernah menderita penyakit
seperti ISPA, TBC paru, trauma. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya faktor predisposisi.
4) Riwayat penyakit keluarga: dikaji apakah ada anggota keluarga yang menderita
penyakit-penyakit yang disinyalir sebagai penyebab pneumoni seperti Ca paru, asma,
TB paru dan lain sebagainya.
5) Riwayat alergi: dikaji apakah pasien memiliki riwayat alergi terhadap beberapa
oba, makanan, udara, debu.

c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum: tampak lemas, sesak napas
2) Kesadaran: tergantung tingkat keprahan penyakit, bisa somnolen
3) Tanda-tand vital:
-TD: biasanya normal
-Nadi: takikardi
-RR: takipneu, dipsneu, napas dangkal
-Suhu: hipertermi

13
4) Kepala: tidak ada kelainan
Mata: konjungtiva nisa anemis
5) Hidung: jika sesak, ada pernapasan cuping hidung
Paru:
-Inspeksi: pengembangan paru berat dan tidak simetris, ada penggunaan otot bantu
napas
-Palpasi: adanya nyeri tekan, peningkatan vocal fremitus pada daerah yang terkena.
-Perkusi: pekak bila ada cairan, normalnya timpani
-Auskultasi: bisa terdengar ronchi.
6) Jantung: jika tidak ada kelainan, maka tidak ada gangguan
7) Ekstremitas: sianosis, turgor berkurang jika dehidrasi, kelemahan.

14
K. Diagnosa Keperawatan
Menurut Nurarif (2015), diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada masalah
pneumonia:
 Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan mukus berlebihan yang
ditandai dengan jumlah sputum dalam jumlah yang berlebihan, dispnea,sianosis, suara
nafas tambahan (ronchi).
 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernafasan yang
ditandai dengan dispena, dispena, penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan cuping
hidung.
 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar-kalpier
yang ditandai dengan dispnea saat istirahat, dispneu saat aktifitas ringan, sianosis.
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Asupan
diet kurang yang ditandai dengan ketidakmampuan menelan makanan,membran mukosa
pucat, penurunan berat badan selama dalam perawatan.
 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen yang ditadai dengan Dispnea setelah beraktifitas,keletihan,
ketidaknyamanan setelah beraktifitas
 Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan yang ditandai
dengan ibu/keluarga mengatakan tidak mengetahui penyakit yang diderita pasien, cara
penularan, faktor resiko, tanda dan gejala, penanganan dan cara pencegahannya.

L. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan tahap ketiga dalam proses keperawatan dimana pada
tahap ini perawat menentukan suatu rencana yang akan diberikan pada pasien sesuai dengan
masalah yang dialami pasien setelah pengkajian dan perumusan diagnosa. Menurut Moorhead
(2013) dan Bulechek (2013), intervensi keperawatan yang ditetapkan pada anak dengan kasus
pneumonia adalah :
Diagnosake TUJUAN(NOC) INTERVENSI(NIC)
perawatan

A.Ketidakefektif NOC: Manajemenjalan nafas

15
an
bersihanjalan Statuspernafasan: 1. Monitor statuspernafasan
nafas Kepatenanjalan nafas danrespirasisebagaimanamestinya
b.dmukusberle Definisi: saluran 2. Posisikanpasiensemifowler,ataup
bihan Trakeobronkial osisifowler
yangterbukadanlancaruntukper
tukaranudara 3. Observasikecepatan,irama,kedala
man dan kesulitan bernafas.
Setelah dilakukan
4. Auskultasi suara nafas
tindakankeperawatanselama3x
24jam pasien dapat 5. lakukan fisioterapi dada
meningkatkan sebagaimana mestinya
statuspernafasan yang 6. Kolaborasi pemberian O2 sesuai
adekuatmeningkat dari skala 2 instruksi
(cukup) menjadi skala 4
(ringan) dengan kriteria hasil : 7. Ajarkan melakukan batuk efektif
8. Ajarkan pasien dan keluarga
1. Frekuensi pernafasan mengenai penggunaan perangkat
normal (30-50x/menit) oksigen yang memudahkan
mobilitas
2.Irama pernafasan normal
(teratur)
3.Kemampuan untuk
mengeluarkan secret (pasien
dapat melakukan batuk efektif
jikamemungkinkan)
4.Tidak ada suara nafas
tambahan (seperti ;
Ronchi,wezing,mengi)

5. Tidak ada penggunaan otot


bantu napas (tidak adanya
retraksi dinding dada)

6. Tidak ada batuk

Ket:
1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada

16
B.Ketidakefektif Status pernafasan Manajamen Jalan nafas
anpolanapasber Definisi : Proses keluar 1. Posisikan pasien Posisi semi
hubungandenga masuknya udara ke paru- paru fowler, atau posisi fowler
nkeletihanototpe serta pertukaran
rnafasan Manajemen pernafasan
karbondioksidadan oksigen di
alveoli. 2. Observasi kecepatan,irama,keda
Setelah dilakukan laman dan kesulitan bernafas
tindakankeperawatan3x24jam 3. Observasi pergerakan dada,
statuspernafasanyangadekuat
meningkat dari kesimetrisan dada,penggunaan
skala2(berat)menjadi5 oto- otot bantu nafas,dan retraksi
(ringan) dengan kriteria hasil :
pada dinding dada
1. frekuensi pernafasan
normal (30-50x/menit) 4. Auskultasi suara nafas
2. Irama pernafasan Terapi oksigen
normal (teratur)
5. Kolaborasi pemberian O2
3. suara auskultasi nafas
normal (vesikuler) 6. Monitoraliran oksigen
4. Kepatenan jalan nafas Ajarkan pasien dan keluarga
5. Tidak ada penggunaan otot mengenai penggunaan perangkat
bantu nafas (tidak ada retraksi
dinding dada) oksigen yang memudahkan
6. Tidak ada pernafasan mobilitas
cuping hidung
Ket:
1. Deviasi berat dari kisaran
normal
2. Deviasi yang cukup berat
dari kisaran normal
3. Deviasi yang sedang dari
kisaran normal
4. Deviasi ringan dari kisaran
normal
5. Tidak ada deviasi yang
cukup berat dari kisaran
normal
C.Gangguan Status pernafasan: Monitor pernafasan
pertukaran gas PertukaranGas
1.Monitor kecepatan, irama,
berhubungan
dengan perubahan Definisi: kedalaman, dan kesulitan bernapas
membran alveolar- PertukaranKarbondioksida Terapi oksigen
kalpiler dan 2. Pertahankan kepatenan jalan napas
oksigendialveoliuntukmempe
rtahankankonsentrasidarah
arteri

17
Setelahdilakukantindakankep
erawatan 3x24 3. Observasiadanyasuara
jamstatuspernafasan:pertukar napastambahan
angasyangadekuatmeningkatd
4. KolaborasipemberianO2
ariskala2(berat)menjadi4(ring
an) 5.Ajarkanpasiendan keluarga
mengenaipenggunaanperangkat
Dengankriteria hasil : oksigenyang memudahkanmobilitas
1. Tidak dispnea
saatistirahat
2. Tidakdispneusaataktifitasr
ingan
3. Tidaksianosisyaitukulitta
mpaknormalatautidak
kebiruan
Ket:
1. Sangatberat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada
D. Ketidakseim Status nutrisi : Asupan nutrisi Manajemennutrisi
bangan nutrisi Definisi : Asupan gizi 1.Observasidancatatasupanpasien(cai
kurang dari untuk memenuhi kebutuhan- rdan padat)
kebutuhan tubuh kebutuhan metabolik
berhubungan 2.Ciptakanlingkunganyangoptimalpa
dengan asupan dasaatmengkonsumsimakan(misaln
Setelah dilakukan asuhan ya;bersih,santai,danbebasdaribauya
diet kurang keperawatan selama 3x24jam ngmneyengat)
pasien dapat meningkatkan
status nutrisi yang 3.Monitorkaloridanasupanmakanan
adekuat dari skala 2 (sedikit 4.Atur diet
adekuat) menjadi skala 3 yangdiperlukan(menyediakanmaka
(cukup adekuat) dengan nan proteintinggi, menambah atau
kriteria hasil : menguragikalori, vitamin,mineral
1. Asupan kalori adekuat atausuplemen)
2. Asupan protein adekuat 5.Kolaborasi pemberianobat-
3. Asupan zat besi adekuat obatansebelummakan(contohobatan
Ket: tinyeri)
1. Sangat berat
6.Ajarkanpasiendankeluarga
2. Berat caramengaksesprogram-program
3. Cukup gizikomunitas
4. Ringan (misalnya ;perempuan,bayi,anak)
5. Tidak ada

18
E. Intoleransi Toleransi terhadapaktifitas Manajemenenergy
Aktifitas berhubun
gan dengan Definisi : Respon Fisiologi 1.Observasi
ketidaksei terhadappergerakan sistemkardiorespirasipasien
mbangan yangmemerlukan energi selamakegiatan(misalnya ;takika
antara suplai dan dalamaktifitassehari-hari. rdi,distrimia,dispnea).
kebutuhan oksigen
Setelah dilakukan 2. Monitorlokasidansumberketidak
tindakankeperawatan2x24jam nyamanan/
pasiendapattoleransiterhadap nyeriyangdialamipasien
aktifitasmeningkatdariskala2( selamaaktifitas
banyak
3. LakukanRomaktifatau pasif
terganggu)menjadi4(sedikitter
ganggu) dengan kriteriahasil:
4. Lakukanterapinonfarmakologis(t
1. Kemudahan erapimusik)
bernapasketikaberaktifitas
5. Kolaborasipemberian
2. Warnakulitidakpucat
terapifarmakologisuntukmengur
3. Kemudahan
angikelelahan
dalammelakukanADL
6.
Ket:

1. Sangatterganggu BeriPenyuluhankepadakeluargad
2. Banyakterganggu an pasien
3. Cukupterganggu tentangnutrisiyangbaikdanistirah
4. Sedikitterganggu atyangadekuat.
5. Tidak terganggu

f.Defisiensipenget Pengetahuan:Manajemenpneu Pengajaran prosespenyakit


ahuanberhubungan monia
dengankurangsum 1. Kaji tingkatpengetahuan
berpengetahuan Definisi: tentangprosespenyakit
Tingkatpemahamanyangdisa 2. Jelaskantentangpenyakit
mpaikan
tentangpneumonia,pengobata 3. Jelaskantandadangejala
nnya
4. Jelaskantentangpenyeba
danpencegahankomplikasinya
5. Jelaskan tentang cara penularan
Setelah dilakukan
tindakankeperawatanselama3 6. Jelaskan tentang cara penangana
0-40menitpasiendankeluarga
dapatmeningkatkanpengetahu 7. Jelakan tentang cara pencegahan
an
Tentang
manajemenpneumonia.
Meningkat dari skala 2
pengetahuan terbatas menjasi
skala 4
19
(pengetahuanbanyak)dengank
riteria hasil:

1. mengetahuitentangpenyak
it

2. mengetahui faktor
penyebab

(dapatmenyebutkanpenye
bab)

3. mengetahuifaktorresikoke
kambuhan(dapatmenyebut
kanfaktorresiko)

4. mengetahuitandadangejala
penyakitdankekambuhanp
enyakit(dapatmenyebutka
ntandadan gejala)

Ket :

1. Tidak adapengetahuan

2. Pengetahuanterbatas

3. Pengetahuansedang

4. Pengetahuan banyak

5. Pengetahuansangat banyak

M.Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah tahap ke empat dalam proses keperawatan yang merupakan
serangkaian kegiatan/tindakan yang dilakukan oleh perawat secara langsung pada klien.
Tindakan keperawatan dilakukan dengan mengacu pada rencana tindakan/intervensi
keperawatan yang telah ditetapkan/ dibuat.

N. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan
identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Evaluasi
keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah keperawatan telah teratasi atau

20
tidak teratasi dengan mengacu pada kriteria evaluasi.

21
BAB 3
LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS
Nama : Aditya Surya Wijaya
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 20 tahun
Alamat : JL. Talang Kelapa KM.12
Bangsa : Indonesia
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Status : Belum Menikah
Tanggal MRS : 20 Februari 2022
Tanggal Pemeriksaan : 21 Februari 2022

B. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Sesak nafas

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke UGD RSMH pada tanggal 20 Februari 2022 dengan keluhan
sesak nafas.Sesak dirasakan sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit (SMRS) dan
bertambah berat sejak 1 hari SMRS.Sesak dirasakan seperti tertekan beban berat pada
kedua dada sehingga pasien sulit untuk bernafas.Sesak dikatakan berat dan dirasakan
sepanjang hari sehingga pasien sulit untuk beraktivitas.Sesak mulai dirasakan hilang
timbul sejak 2 tahun yang lalu.Sesak dikatakan awalnya terasa ringan namun dirasa
terus memberat dan semakin memburuk. Sesak dikatakan terasa bertambah berat
ketika melakukan aktivitas seperti berjalan jauh, saat pasien jalan menaiki tangga,
ataupun saat pasien menghirup debu atau asap kendaraan. Sesak yang dialami pasien
dikatakan tidak membaik dengan perubahan posisi, baik itu dalam keadaan duduk,
terlentang, maupun setengah tidur.
Pasien juga mengeluh batuk yang sudah dirasakan sejak 1 bulan SMRS.Batuk
disertai dahak bewarna putih dengan volume dahak sekali batuk ± 1-2 sendok
makan.Batuk dikatakan hilang timbul.Keluhan batuk ini sudah sering dialami yakni
sejak 2 tahun yang lalu, namun keluhan batuk ini hilang timbul, kadang disertai dengan
dahak kadang tidak.Pasien sempat berobat ke dokter untuk mengatasi keluhannya dan
diberikan obat, kemudian batuk membaik setelah minum obat.Namun, sejak 2 hari
yang lalu batuk dirasakan semakin berat.Batuk dikatakan disertai dahak berwarna putih
kekuningan, sulit dikeluarkan, dengan volume dahak sekali batuk lebih banyak dari
biasanya ± 2-3 sendok makan.Karena batuk yang disertai keluarnya dahak ini, pasien
mengaku mengalami sulit tidur pada malam hari.
Pasien juga mengeluhkan adanya demam.Demam dikatakan muncul sejak 2 hari
SMRS.Keluhan demam dirasakan seperti sumer-sumer pada seluruh tubuh.Demam
dikatakan tidak terlalu tinggi dan berlangsung sepanjang hari.Keluhan demam awalnya
22
dirasakan tiba-tiba setelah keluhan sesak muncul, dirasakan terus-menerus dan
semakin memberaat hingga pasien masuk rumah sakit.Pasien mengatakan tidak ada
mengonsumsi obat untuk meringankan keluhan demam tersebut.Pasien mengaku tidak
ada yang memperberat keluhan demamnya.
Riwayat batuk darah, keringat dingin pada malam hari, dan penurunan berat
badan disangkal oleh pasien.Mual dan muntah disangkal oleh pasien, namun nafsu
makan pasien dikatakan menurun semenjak adanya keluhan sesak dan demam.Buang
air kecil dan buang air besar pasien dikatakan biasa, dengan frekuensi berkemih sekitar
4-5 kali dalam sehari, volume tiap berkemih ± ½ hingga ¾ gelas, warna jernih
kekuningan. Buang air besar dikatakan normal, 1-2 hari sekali dengan konsistensi
padat

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengatakan keluhan sesak nafas pertama kali muncul sekitar 2 tahun
yang lalu.Sesak dirasakan muncul saat beraktivitas berat disertai batuk, yang kadang
batuk disertai dahak dan kadang tidak.Selama 2 tahun ini, ketika keluhan sesak muncul
pasien beberapa kali ke praktik dokter swasta dan membaik setelah diberikan obat-
obatan. Riwayat asma, diabetes mellitus, penyakit jantung, rhinitis alergi, alergi
makanan dan obat-obatan disangkal oleh pasien

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat asma, rhinitis alergi, alergi makanan dan obat-obatan pada keluarga
disangkal.Riwayat penyakit jantung, hipertensi, ataupun diabetes melitus pada keluarga
disangkal. Keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan yang sama seperti pasien

Riwayat Medis
1. Keluhan utama : Sesak nafas
2. Keluhan penyerta :
A. Pusing-pusing : Tidak ada
B. Nyeri kepala : Tidak ada
C. Kesadaran menurun : Tidak ada
D. Selera makan berubah : Menurun
E. Berat badan menurun cepat : Tidak ada
F. Demam : Ada
G. Sulit tidur : Ada
H. Mudah marah / tersinggung : Tidak ada
I. Sakit tenggorokan : Tidak ada
J. Gangguan pendengaran : Tidak ada
K. Gangguan penglihatan : Ada

L. Batuk / pilek / influenza : Tidak ada


M. Batuk-batuk lama : Ada
N. Sesak nafas : Ada
O. Sakit gigi / lidah / gusi : Tidak ada
P. Mual / perut perih/ sakit maag : Tidak ada
Q. Mencret / diare : Tidak ada
23
R. BAB berdarah : Tidak ada
S. Mengompol : Tidak ada
T. Jatuh : Tidak ada
U. Sakit tulang sendi : Tidak ada
V. lainnya : Tidak ada
3. Riwayat penyakit sekarang : Sesak nafas
4. Riwayat penyakit dahulu
A. Gang. pemb. darah otak / stroke : Tidak ada
B. Katarak : Tidak ada
C. Nyeri jantung (Angina) : Tidak ada
D. Serangan jantung IMA (MCI) : Tidak ada
E. Paru-paru (TBC/PPOK/Asma) : Tidak ada
F. Kolesterol tinggi : Tidak ada
G. Trigliserida tinggi : Tidak ada
H. Kegemukan (obesitas) : Tidak ada
I. Kencing manis / diabetes melitus : Tidak ada
J. Tekanan darah tinggi : Tidak ada
K. Batu saluran kencing : Tidak ada
L. Prostat : Tidak ada
M.Sakit ginjal (ISK/CRF) : Tidak ada
N. Tulang keropos / Osteoporosis : Tidak ada
O. Rematik / Osteoatritis : Tidak ada
P. P. Gout Pirai : Tidak ada
Q. Kurang darah / anemia : Tidak ada
R. Kanker : Tidak ada
S. Gangguan lambung : Tidak ada
T. Sakit liver : Tidak ada
U. Batu empedu : Tidak ada
V. Lainnya : Tidak ada
5. Riwayat pembedahan : Tidak ada
6. Riwayat rawat inap : Tidak ada
7. Riwayat kesehatan lain : Tidak ada
8. Riwayat alergi : Tidak ada
9. Obat obatan saat ini
A. Dengan Resep Dokter : Tidak ada
B. Tanpa Resep Dokter : Tidak ada
10.Riwayat sosial-kemasyarakatan-keagamaan
A. Rekreasi : Jarang
B. Kegiatan keagamaan : Sering
C. Silahturahmi dengan keluarga : Sering
D. Silahturahmi dengan sesama lansia : Sering
E. Olahraga : Jarang
11. Analisa Finansial
A. Pekerjaan utama sebelum usia 55 tahun : Pedagang
B. Menerima pensiun : Tidak ada
C. Pekerjaan saat ini :-
24
D. Penghasilan rata-rata perbulan :-
E. Menerima bantuan dalam bentuk uang : Ada
F. Menerima bantuan selain uang : Tidak ada
G. Masih menanggung orang lain : Tidak ada
H. Penghasilan cukup untuk pengeluaran : Cukup

C. ANAMNESIS SISTEM

1. Keadaan umum : Sedang


2. Sistem kardio vaskular
A. Nyeri / rasa berat di dada : Tidak ada
B. Sesak nafas pada waktu kerja : Tidak ada
C. Terbangun tengah malam karena sesak : Tidak ada
D. Sesak saat berbaring tanpa bantal : Tidak ada
E. Bengkak pada kaki / tungkai : Tidak ada
3. Pulmo
A. Sesak Napas : Ada
B. Demam : Ada
C. Batuk berdahak / kering : Ada
4. Saluran cerna
A. Nafsu makan menurun/meningkat : Menurun
B. Berak hitam : Tidak ada
C. Sakit perut : Tidak ada
D. Mencret : Tidak ada
E. Perut terasa kembung : Tidak ada
F. BAB berdarah : Tidak ada
5. Saluran Kencing
A. Gangguan BAK : Tidak ada
B. Nyeri BAK : Tidak ada
C. Pancaran air seni kurang : Tidak ada
D. Menetes : Tidak ada
E. Bangun malam karena BAK : Tidak ada
6. Hematologi
A. Mudah timbul lebam kulit : Tidak ada
B. Bila luka, perdarahan lambat berhenti : Tidak ada
C. Benjolan (di tempat KGB) : Tidak ada
7. Rematologi
A. Kekakuan sendi : Tidak ada
B. Bengkak sendi : Tidak ada
C. Nyeri otot : Tidak ada
8. Endokrin
A. Benjolan di leher depan samping : Tidak ada
B. Gemetaran : Tidak ada
25
C. Lebih suka udara dingin : Tidak ada
D. Banyak keringat : Tidak ada
E. Lekas lelah / lemas : Tidak ada
F. Rasa haus bertambah : Tidak ada
G. Mudah mengantuk : Tidak ada
H. Lesu, lelah, letih, lemah : Tidak ada
I. Tidak tahan dingin : Tidak ada
9. Neurologi
A. Pusing/ Sakit kepala : Tidak ada
B. Kesulitan mengingat sesuatu : Tidak ada
C. Pingsan sesaat : Tidak ada
D. Gangguan penglihatan : Ada
E. Gangguan pendengaran : Tidak ada
F. Rasa baal / kesemutan anggota badan : Tidak ada
G. Kesulitan tidur : Tidak ada
H. Kelemahan anggota tubuh : Tidak ada
I. Lumpuh : Tidak ada
J. Kejang-kejang : Tidak ada
10. Jiwa
A. Sering lupa : Tidak ada
B. Kelakuan aneh : Tidak ada
C. Mengembara : Tidak ada
D. Murung : Tidak ada
E. Sering menangis : Tidak ada
F. Mudah tersinggung : Tidak ada

26
D. PENAPISAN
1. ADL Barthel (BAI)
No Fungsi Skor Keterangan
01 0 Inkontine / tak teratur (perlu enema)
Mengontrol BAB 1 Kadang-kadang inkontine (1 seminggu)
2 Kontinenteratur
02 0 Inkontinen/pakai kateter dan tak terkontrol
Mengontrol BAK 1 Kadang-kadang inkontinen (max 1 x 24 jam)
2 Mandiri
03 Membersihkan diri (lap muka, 0 Butuh pertolongan orang lain
sisir rambut, sikat gigi ) 1 Mandiri
Penggunaan toilet pergi ke 0 Tergantung pertolongan orang lain
04 dalam dari WC(melepas, 1 Perlu pertolongan beberapa aktivitas tetapi
memakai celana, menyeka, dapat mengerjakan sendiri aktivitas yang lain.
menyiram) 2 Mandiri
05 0 Tidak mampu
Makan 1 Perlu seseorang menolong memotong
makan
2 Mandiri
0 Tidak mampu
06 Berpindah tempat dari tidur ke 1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk
duduk (2orang)
2 Bantuan minimal 1 orang
3 Mandiri
0 Tidak mampu
07 Mobilitas / berjalan 1 Bisa berjalan dengan kursi roda
2 Berjalan dengan bantuan satu orang
3 Mandiri
0 Tergantung orang lain
08 Berpakaian (memakai baju) 1 Sebagian di bantu (mis Mengancing baju)
2 Mandiri
0 Tidak mampu
09 Naik turun tangga 1 Butuh pertolongan orang lain
2 Mandiri (naik turun)
10 Mandi 0 Tergantung orang lain
1 Mandiri
Total Skor 10

Skor ADL (BAI)


20 : Mandiri
12–19 : Ketergantungan ringan
9 – 11 : Ketergantungan sedang
5–8 : Ketergantungan berat
0–4 : Ketergantungan total
27
2. IADL
No Aktivitas Independen (tidak perlu Dependen (tidak perlu Nilai
. bantuan orang lain)Nilai = 0 bantuan orang lain)Nilai = 1
 Mengoperasikan telepon
sendiri
 Mencaridan  Tidak bisa
menghubunginomer menggunakan 0
1 Telepon  Menghubungi beberapa telepon sama sekali
nomer yang diketahui
 Menjawab telepon
tetapi tidak
menghubungi
2  Perlu bantuan untuk
 Mengatur semua mengantar belajar
Belanja kebutuhan belanja  Sama sekali 1
sendiri tidakmampu belanja
3  Merencanakan,  Menyiapkan
menyiapkan, dan makanan jika sudah
menghidangkan disediakan bahan
makanan makanan
Persiapan makanan  Menyiapkan
makanan tetapi tidak 1
mengatur diet yang
cukup
 Perlu disiapkandan
dilayani
4 Perawatan rumah  Merawat rumah sendiri  Perlu bantuan untuk
atau bantuan kadang- semua perawatan
kadang rumah sehari – hari
 Mengerjakan  Tidak berpartisipasi 1
pekerjaanringan sehari- dalam perawatan
hari (merapikan tempat rumah
tidur, mencuci piring)
5 Mencuci baju  Mencuci semua pakaian  Mencuci hanya
sendiri beberapa pakaian
 Mencuci pakaian yang  Semua 1
kecil pakaiandicuci oleh
orang lain
6 Transport  Berpergian sendiri
menggunakan
kendaraan umum atau  Perjalanan terbatas
menyetir sendiri ke taxi atau
 Mengatur perjalanan kendaraan dengan 1
sendiri bantuan orang lain
 Perjalanan  Tidak
menggunakan melakukanperjalana
transportasi umum jika n sama sekali
ada yang menyertai
7 Pengobatan  Meminum obat secara  Tidak mampu
tepat dosis dan waktu menyiapkan obat 1
tanpa bantuan sendiri
8 Manajemen Keuangan  Mengatur masalah
finansial ( tagihan, pergi
ke bank)  Tidak mampu
 Mengatur pengeluaran mengambil 1
28
sehari-hari, tapi perlu keputusan finansial
bantuan untuk ke bank atau memegang
untuk transaksi penting uang
TOTAL 7
SkorIADL:
0 :Independen
1 :Kadang-kadangperlu bantuan
2 :Perlubantuan sepanjangwaktu
3-8 : Tidakberaktivitas/Dikerjakanolehoranglain

3. Penapisan Kognitif
AMT (Abreviated Mental Test)
a. Umur :65tahu 0.Salah1.Benar0.Salah1.Benar0.Salah1.Benar0.Salah1.Benar0.Salah
n 1.Benar0.Salah1.Benar0.Salah1.Benar0.Salah1.Benar0.Salah1.Bena
b. Waktu/ r
jamsekarang:1 0.Salah1.Benar
3.30WITA
c. Alamattempat
tinggal:Denpa
sar
d. Tahunini:201
7
e. Saatiniberada
dimanadiSang
lah
f. Mengenali
orang
lain
di
RS

(dokter,pera
wat,dll)
g. Tahunkemerd
ekaan RI
h. Namapresiden
RI
i. Tahunkelahira
npasien:1942
Menghitungterbalik
(20s/d1)
Skor AMT:
0–
3:Gangguankognit Total Skor : 4
ifberat
4–7:Gangguan
kognitifsedang
29
8–10:Normal
Perasaanhati(afeksi)
oBaik oLabil oDepresi oAgitasi oCemas

4. MMSE (Mini Mental State Examination)


SKOR Skor
Maks Lansia
ORIENTASI
5 1 Sekarang (hari), (tanggal), (tahun), berapa, (musim) apa?
5 2 Sekarang kita berada di mana?
(jalan), (nomor rumah), (kota), (kabupaten), (propinsi)
REGISTRASI
3 2 Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, 1 benda, 1 detik untuk
tiap benda.
Kemudian mintalah klien mengulang ke 3 nama benda
tersebut. Berikan 1 angka untuk tiap jawaban yang benar. Bila masih
salah, ulangi penyebutan ke 3 namabenda tersebut sampai ia dapat
mengulangnya dengan benar. Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah
(bola, kursi, sepatu)
Jumlah Percobaan : 1
ATENSIDANKALKULASI
5 1 Hitunglah berturut- turut selang 7 mulai dari 100, kebawah berilah 1 angka
untuk jawaban yang benar, berhenti setelah 5 hitungan (93, 86, 79, 72, 65)
kemungkinan lain ejalah kata “dunia” dari akhir ke
awal (a-i-n-u-d)
MENGINGAT
3 1 Tanyalah kembali nama ke 3 benda yang telah disebutkan di atas. Berilah
1 angka untuk setiap
jawaban yang benar
BAHASA
9 4 Apakah nama benda-benda ini? Perlihatkan pensil dari arloji (2 angka)
Ulanglah kalimat berikut : “Jika Tidak, dan Atau Tapi”. (1 angka)
Laksanakan 3 buah perintah ini : “ peganglah selembar kertas dangan
tangan kananmu, lipatlah kertas itu pada pertengahan dan letakkanlah di
lantai”
. (3 angka )
Bacalah dan laksanakan perintah berikut “PEJAMKAN MATA ANDA”,
(1 angka)
Tulislah sebuah kalimat (1 angka)
Tirulah gambar ini (1 angka)

Normal : 25-30
Gangguan Kognitif Ringan (MCI) : 20-25 (score 24)
Gangguan Kognitif Pasti : <20

5. PenapisanDepresi
GDS(GeriatriDepressionScale)
No Keterangan Ya Tidak
01 Apakahandasebenarnyapuasdengankehidupan anda? 0 1
30
02 Apakahandatelahmeninggalkanbanyakkegiatandanminat 1 0
ataukesenangan anda?
03 Apakahandamerasakehidupanandakosong? 1 0
04 Apakah andaseringmerasabosan? 1 0
05 Apakahandasangatberharapterhadapmasadepan? 0 1
06 Apakah anda merasa targanggu dengan 1 0
pikiranbahwaandatidakdapatkeluardaripikirananda?
07 Apakahandamerasamempunyaisemangatyangbaiksetiap saat? 0 1
08 Apakahandamerasatakutbahwasesuatuyangburukakan 1 0
terjadipadadiri anda?
09 Apakahandamerasabahagiauntuksebagianbesarhidupanda? 0 1
10 Apakahandaseringmerasa tidakberdaya? 1 0
11 Apakahandaseringmerasaresah dangelisah? 1 0
12 Apakahandalebihsenangberadadirumah
daripadapergikeluarrumah danmelakukanhal-halyangbaru? 1 0
13 Apakahandaseringmerasakhawatirterhadapmasadepananda? 1 0
Apakahandamerasamemilikibanyakmasalah
14 dengandayaingatandadibandingkankebanyakanorang? 1 0
15 Apakahmenurutandahidupandasaatinimenyenangkan? 0 1
16 Apakah andaseringmerasasedih? 1 0
17 Apakahsaatiniandamerasa tidakberharga? 1 0
18 Apakahandasangatmengkhawatirkanmasalaluanda? 1 0
19 Apakahandamerasahidupinisangatmenarikdanmenyenangkan? 0 1
20 Apakahsulitbagiandauntukmemulaisesuatuhalyangbaru? 1 0
21 Apakahandamerasapenuhsemangat? 0 1
22 Apakahandamerasabahwakeadaanandatidakadaharapan? 1 0
23 Apakahandamerasaoranglainmemilikikeadaanyanglebihbaik dari 1 0
anda?
24 Apakahandaseringmerasasedihterhadaphal-hal kecil ? 1 0
25 Apakahandaseringmerasainginmenangis? 1 0
26 Apakahandamempunyaimasalahdalamberkonsentrasi? 1 0
27 Apakahandamerasasenangketikabangundipagihari? 0 1
28 Apakahandalebihmemilihuntuktidakmengikutipertemuan- 1 0
pertemuansosialataumasyarakat?
29 Apakahmudahbagiandauntukmembuatkeputusan? 0 1
30 Apakahpikiranandasecerahbiasanya? 0 1
Total 12

Skor antara 0-9 : Normal


Skor antara 10-19 : Mild depression
Skor antara 20-30 : Severe depression

6. Penapisan Inkontinensia
Pertanyaan : Apakah anda mengompol atau BAB tanpa disadari ?

31
0 Tidakpernah
1,0 Kadang-kadangkehilangankontrolberkemih/menggunakan
alatbantuuntukberkemih&BAB
2,5 Kehilangankontrolberkemihsedikitnyasekalidalamsebulan
4,0 Kehilangankontrolberkemihsedikitnya2kalisebulan/kadang-kadangkehilangan kontrol
BAB
5,0 KehilangankontrolBABsedikitnyasekalidalamsebulan
5,5 Kehilangankontrolberkemihsedikitnyasekalidalamseminggu
6,5 KehilangankontrolBABsedikitnya2kalisebulan
8,0 KehilangankontrolBABsedikitnyasekaliseminggu/
kehilangankontrolberkemihsedikitnyasekalitiaphari
10 KehilangankontrolBABsedikitnyasekalisehari
10, Tidakbisamengontrolfungsiberkemihsamasekali
5
11, TidakbisamengontrolBABsama sekali
5

Inkontinensia dikelompokkan menjadi :


0 : Tidak ada inkontinensia
1-2,5 : Inkontinensia ringan
4,0-6,5 : Inkontinensia sedang
≥8 : Inkontinensia berat

7. Penapisan Nutrisi Mini (Mini Nutritional Assessment)


No. Penilaian Nilai
1 Indeks masa tubuh : BB/TB (m2) 0
a. < 19 = 0 c. 21-23 = 2
b. 19-21= 1 d. >23 = 3
Lingkarlenganatas(cm)
2 a. <21 = 0 c. >22=1 0
b. 21-22=0.5
3 Lingkarbetis(cm)
0
a. ≤ 31 = 0 b. >31=1
BBselama 3bulanterakhir:
Kehilangan>3kg=0
4 Tidaktahu=1 2
Kehilanganantara1-3kg=2
TidakkehilanganBB=3
5 Hiduptidaktergantung(tidakditempatperawatanatauRS):
1
Tidak= 1/Ya=0
6 Menggunakanlebihdari3obatperhari
1
Tidak= 1/Ya=0
7 Mengalamistrespsikologisataupenyakitakutdalam3blnterakhir:Tidak=1 /Ya=0
0
Mobilitas
Hanyaterbaringataudiataskursiroda=0 1
8 Dapatbangkitdaritempattidurtptidakkeluarrumah=1
Dapatpergikeluarrumah=2
32
Masalahneuropsikologis
Demensiaberatdandepresi=0 2
9 Demensiaringan=1
Tidakadamasalahpsikologis=2
10 Nyeritekanataulukakulit
1
Tidak=1/ Ya=0
Berapabanyakdagingyangdikonsumsisetiaphari?
1xmakan=0 2
11 2xmakan=1
3xmakan=2
Asupanproteinterpilih
Minimal1xpenyajian poduk-produksusuolahan (susu,keju,yoghurt,es
krim)perhari.
Ya= 1/Tidak=0
12 Duaataulebihpenyajianprodukkacang-kacangan(tahu,tempe,susukedelai)dan 3
telurperminggu
Ya= 1/Tidak=0
Daging,ikan,unggastiaphari
Ya= 1/Tidak=0
13 Konsumsi2ataulebihpenyajiansayurataubuah-buahanperhari
1
Ya= 1/Tidak=0
Bagaimanaasupanmakanan3bulanterakhir
Kehilangannafsumakanberat=0 1
14 Kehilangannafsumakansedang=1
Tidakkehilangannafsumakan=2
15 Berapabanyakcairan(air,jus,kopi,teh,susu)yangdikonsumsiperhari 0.5
a. < 3 cangkir = 0
b. 3 - 5 cangkir = 0,5
c. > 5 cangkir = 1
Polamakan
16 Tidakdapatmakantanpabantuan=0 1
Dapatmakansendiridengansedikitkesulitan=1
Dapatmakansendiritanpamasalah=2
Apakahmerekatahubahwamerekamemilikimasalahgizi?
17 Malnutrisi= 0, 1
Tidaktahuataumalnutrisisedang=1
Tidakada masalahgizi=2
Dibandingkan dengan orang lain dengan usia yang sama,
18 bagaimanamerekamenilai kesehatanmereka sekarang ? 0.5
Tidakbaik=0,Tidaktahu=0.5,Baik=1,Lebih baik=2
Total 18

Interpretasi:
Skor > 24 : Gizi baik
Skor 17-23,5 : Berisiko malnutrisi
Skor < 17 : Malnutrisi

E. PEMERIKSAANFISIK(22Februari2017)
1. Kesadaran : E4V5M6
33
2. Tekanan darah/nadi:
Tidur : 120/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
3. Laju respirasi : 24 x/menit
4. Suhu Axilla : 37,60C
5. Antropometri
Berat badan : 38 kg
Tinggi badan : 160 cm
BMI : 14,7 kg/m2
Lingkar lengan atas : 16,5 cm (kanan dan kiri)
Tinggi lutut : 45 cm
6. Kulit
Kekeringan : Tidak ada
Bercak kemerahan : Tidak ada
Lesi kulit lain : Tidak ada
Curiga keganasan : Tidak ada
Dekubitus : Tidak ada
7. Pendengaran
Dengar suara nomal : Normal
Pakai alat bantu dengar : Tidak ada
8. Penglihatan
Membaca huruf koran dengan kacamata : Tidak bisa di evaluasi
Jarak penglihatan : Memendek
Jarak baca : Tidak bisa di evaluasi
Katarak : Tidak Ada
Temuan funduskopi : Tidak bisa di evaluasi
Anemis : Tidak ada
Ikterus : Tidak ada
Refleks pupil : +/+ Isokor
Edema palpebra : Tidak ada
9. Mulut
Hygiene mulut : Kurang
Gigi palsu : Tidak ada
Gigi palsu terpasang baik : Tidak ada
Lesi di bawah gigi palsu : Tidak ada
Kelainan yang lain : Tidak ada
10. Leher
Derajat gerak : Normal
Kelenjar tiroid : Normal
Bekas luka pada tiroid : Tidak ada
Massa lain : Tidak ada
Kelenjar limfa membesar : Tidak ada
JVP : PR + 0 cmH2O
11. Thorax
Massa teraba : Tidak ada
34
Kelainan lain : Tidak ada
12. Paru
Inspeksi : Simetris saat statis dan
dinamis, retraksi (+), barrel
chest (-)
Palpasi : Pelebaran sela iga,VP N /
N
Perkusi : Sonor / Sonor
Auskultasi suara dasar : Bronkial +/+
+/+
-/- -/-
Auskultasi suara tambahan : Rhonki+/-Wheezing -/-
+/- -/-
13. Jantung dan pembulu darah
Irama : Reguler
Inspeksi : Iktus kordis tak tampak
Palpasi : Iktus kordis tak teraba
Perkusi : batas atas: ICS II
batas kiri: 2 cm lateral
MCL S ICS V
batas kanan : PSL D
Bising : Tidak ada
Gallop : Tidak ada
Bising A. Karotis : Tidak ada
Bising A. Femoralis : Tidak ada
Denyut A. Dorsalis pedis : Teraba
Edema pedis : Tidak ada
Edema tibia : Tidak ada
Edema sacrum : Tidak ada
14. Abdomen
Bising : Normal
Hati membesar : Tidak ada
Massa perut : Tidak ada
Limpa membesar : Tidak ada
15. Otot dan kerangka
Deformitas : Tidak ada
Gerak terbatas : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada
Benjol/ radang : Tidak ada
16. Saraf
Penghidu : Kesan normal
Ketajaman penglihatan : Kesan menurun
Lapangan penglihatan : Kesan normal
Fundus : Tidak dievaluasi
Pupil : Normal
35
Ptosis : Tidak ada
Nistagmus : Tidak ada
Gerakan bola mata : Kesan normal
Sensasi kulit occuli : Kesan normal
Sensasi kulit mandibularis : Kesan normal
Sensasi kulit maksilaris : Kesan normal
Otot mengunyah : Kesan normal
Refleks kornea : Normal
Jerk jaw : Tidak ada
Saraf muka simetris : Normal
Kekuatan otot wajah : Normal
Pendengaran : Normal
Uvula : Normal
Refleks trapesius : Kesan normal
Otot trapesius : Normal
Sternokleidomastoideus : Normal
Lidah : Normal
17. Motorik
Anggota tubuh atas Kekuatan Tonus Refleks
Bahu (5)/(5) (N)/(N) (+)/(+)
Siku (5)/(5) (N)/(N) (+)/(+)
Pergelangan tangan (5)/(5) (N)/(N) (+)/(+)

Anggota tubuh bawah


Paha (5)/(5) (N)/(N) (+)/(+)
Lutut (5)/(5) (N)/(N) (+)/(+)
Pergelangan kaki (5)/(5) (N)/(N) (+)/(+)
18. Sensorik
Anggota tubuh atas Anggota tubuh bawah
Tajam (Nyeri) kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)
Raba kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)

Getar kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)


Suhu kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)
19. Koordinasi
Jari ke hidung : Normal
Tumit ke lutut : Normal

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap
Indikator 21-02-2017 Nilai Normal

36
WBC 14,22 4,1-11,0103/μL
NE% 88,83 47-80 %
LY% 8,90 13-40 %
MO% 2,07 2,0-11,0%
EO% 0,05 0,0-5,0%
BA% 0,14 0,0-2,0%
NE# 8,07 2,5-7,5103/μL
LY# 0,81 1,0-4,0103/μL
MO# 0,19 0,1-1,2103/μL
EO# 0,0 0,0-0,5103/μL
BA# 0,01 0,0-0,1103/μL
RBC 4,66 4,5-5,9106/μL
HGB 12,78 13,5-17,5g/dL
HCT 43,83 41,0-53,0%
MCV 94,04 80-100,0fL
MCH 27,43 26,0-34,0pg
MCHC 29,16 31,0-36,0g/dl
RDW 13,13 11,6-14,8%
PLT 157,50 150-440103/μL

Kimia Klinik
Pemeriksaan 21-02-2017 Normal
AST/SGOT 38,4 11,00-33,00
ALT/SGPT 14,90 11,00-50,00
Albumin 3,4 3,40-4,80
BUN 15,0 8,00-23,00
Kreatinin 0,71 0,70-1,20
AsamUrat 3,3 2,00-7,00
GlukosaDarah 140 70-140
(sewaktu)
Analisa Gas Darah + Elektrolit
pH 7,34 7,35-7,45
Pco2 65,2 35,00-45,00
Po2 43,80 80,00-100,00
BEecf 8,8 -2– 2
HCO3- 34,5 22,00-26,00
SO2c 75,4 95%-100%
TCO2 36,50 24,00-30,00
Naserum 119 136-145
Kserum 4,28 3,50-5,10
37
Cl 80 96-108

EKG (22/02/2017)
Irama : sinus
Rate : 110x
Axis : normal
Gelombang : p amplitudo > 2.5 mm, durasi < 2.5 kotak kecil
Pr interval 0.16 detik
Qrs complex < 0.12 detik
R/s v1 > 1
Sv2 + rv5 < 35 mm
St-t change : negatif
Q-t complex : normal
Kesan : sinus takikardi, Right ventricular hypertrophy, Right atrial hyperthrophy

Foto Rontgen (21/02/2017)


Thorax PA
 Cor : Besar dan bentuk kesan normal
 Pulmo : Tampak hiperaerated paru pada kedua paru, tampak infiltrat pada
paracardialkananSinus pleura kanan dan kiri tajam Diafragma kanan kiri
mendatar Tulang-tulang tidak tampak kelainan.

G. DAFTAR MASALAH
Dari data-data yang dikumpulkan, didapatkan bahwa penderita memiliki masalah
sebagai berikut :
 ADL Barthel : Ketergantungan berat
 IADL : Tidak beraktivitas / Dikerjakan oleh orang lain
 MMSE : Gangguan kognitif pasti
 GDS : Mild Depression
 MNA : Beresiko malnutrisi
 Inkontinensia : Inkontinensia ringan

H. REKAPITULASI ASSESSMENT PERORANGAN


Community Aquired Pneumonia (CAP) PSI class IV Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK) Eksaserbasi Akut Hipoksemia dengan hiponatremia.

I. REKOMENDASI PENATALAKSANAAN
a. Terapi Farmakologis
 IVFD NaCl 0,9 % 20 tpm
 O2 facemask 8-10 liter per menit
 Cefoperazone 1 g tiap 12 jam Intra Vena
 Levofloxacin 750 mg tiap 24 jam Intra Vena
 N-Acetilcystein 200 mg tiap 8 jam Intra Oral
 Methyl Prednisolon 62,5 mg tiap 12 jam Intra Vena
38
 Nebul Combivent (ipratropium bromide and albuterol sulfate) tiap 8 jam
 Diet lunak (bubur saring) Energi 1600 kkal, Protein 41,12 gram, Extra susu
b. Edukasi
 Berikan informasi tentang penyakit pasien secara lengkap
 Mengisi waktu dengan kegiatan yang menarik, bermanfaat bagi pasien
 Menjaga asupan nutrisi yang bergizi baik dan seimbang
 Hygiene dan mobilisasi ringan
c. Planing Diagnosis
 Tes spirometri
 Pemeriksaan sputum gram /kultur/ sensitivitas tes
d. Planing Monitoring
 Vital sign
 Keluhan
 Cairan Masuk-Cairan Kelu

39
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian yang mengenai


parenkim paru. Pneumonia adalah salah satu penyakit yang menyerang saluran nafas
bagian bawah yang terbanyak kasusnya didapatkan di praktek-praktek dokter atau
rumah sakit dan sering menyebabkan kematian tervesar bagi penyakit saluran nafas
bawah yang menyerang anak- anak dan balita hamper di seluruh dunia. Diperkirakan
pneumonia banyak terjadi pada bayi kurang dari 2 bulan, oleh karena itu pengobatan
penderita pneumonia dapat menurunkananak.
B. Saran
Penyakit pneumonia sebenarnya merupakan manifestasi dari rendahnya daya
tahan tubuh seseorang akibat adanya peningkatan kuman pathogen seperti bakteri yang
menyerang saluranpernapasan.
Dalam keadaan sehat pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan mikroorganisme,
keadaan ini disebabkan oleh adanya mekanisme oertahan paru. Terdapatnya bakteri di
dalam paru merupakan ketidak seimbangan anatara daya tahan tubuh, sehingga
mikroorganisme dapat berkembang biak dan berakibat timbulnya infeksi penyakit.
Oleh karena itu sangat di perlukan menjaga daya tahan tubuh dengan memperhatikan
nutrisi dan kesehatan tubuh.

40
DAFTAR
PUSTAKA

1. Wunderink RG, Watever GW. 2014. Community-acquired pneumonia. N Engl


J Med.2014;370:543-51.
2. PDPI. 2003. Pneumonia komuniti-pedoman diagnosis dan penatalaksaan di
Indonesia. Perhimpunan Dokter ParuIndonesia.
3. Dahlan Z. 2009. Pneumonia, dalam Sudoyo AW, dkk (editor). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam UniversitasIndonesia.
4. Allen JN. 2004. Eusinophilic Lung Disease, dalam James CD, dkk (editor).
Baum's Textbook of Pulmonary Diseases. Philadephia: Lippincott W &W.
5. Sajinadiyasa GK, Rai IB, Sriyeni LG. 2011. Perbandingan antara Pemberian
Antibiotika Monoterapi dengan Dualterapi terhadap Outcome pada Pasien
Community Acquired Pneumonia (CAP) di Rumah Sakit Sanglah Denpasar. J
PenyDalam;12:13-20.
6. Niederman MS, Mandel LA, Anzueto A, Bass JB, Broughton WA, Campbell
GD, Dean N, File T, Fine MJ, Gross PA et al. VICTOR L. YU,M.D.
Guidelines for the Management of Adults with Community-acquired
Pneumonia
– Diagnosis, Assessment of Severity, Antimicrobial Therapy, and Prevention.
Am J Respir Crit Care Med 2001; 163: 1730-1754.
7. Summary Executive. Pola Penyakit Penyebab Kematian di Indonesia. Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT). 2001:2.
8. Sudoyo, 2005. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi IV. Penerbit
FK UI
9. Dunn, L. Pneumonia : Classification, Diagnosis and Nursing
Management.Royal Collage of Nursing Standard Great Britain. 2007. 19(42).
hal:50-54.
10. Wilson LM. Penyakit pernapasan restriktif dalam Price SA, Wilson LM.
2012. Patofisiologi: konsep klinis prosses-proses penyakit E/6 Vol.2.
Jakarta:EGC. Hal:796-815
11. Luttfiya MN, Henley E, Chang L. Diagnosis and treatment of community
acquired pneumonia. American Family Physician.2010;73(3):442-50.
12. TaskForceonCAP.PhilippineClinicalPracticeGuidelinesontheDiagnosis,
Empiric Management, and Prevention of Community-acquired Pneumonia (CAP) in
Immunocompetent Adults. 2010
13. Wexner Medical Center.Community-Aqquired Pneumonia: Pneumonia Severy Index.
Akses oline pada tanggal 3 Maret 2017 dihttps://internalmedicine.osu.edu
/pulmonary/cap/10675.cfm.
14. Djojodibroto, R.D. Respirologi : Respiratory Medicine. 2013. Jakarta :ECG.
15. Jeremy, P.T. At Glance Sistem Repiratory Edisi II. 2007. Jakarta : Erlangga
MedicalSeries.
16. Alberta Clinical Practice. Guidelines for the diagnosis and management community
aquuired pneumonia. Akses online pada tanggal 3 Maret 2017 di
http://www.albertadoctors.org/bcm/ama/amawebsite.nsf/alldocsearch/87256D
B000705C3F87256E0500553605/$File/pneumoniapediatrics.pdf
17. Nuryasni. Pola Kepekaan Bakteri Gram Negatif pada Penderita Infeksi Saluran
Pernapasan Bawah terhadap Amoksisilin di Laboraturium Mikrobiologi Klinik
Departemen Mikrobiologi FK UI tahun 2001-2005. 2009. Program Sarjana Pendidikan
Dokter Umum. Universitas Indonesia :Jakarta.
18. National Health Services. Pneumonia : Pneumonia Complication. 2014. Akses online
pada tanggal 3 Maret 2017 di
www.nhs.uk/Conditions/Pneumonia/Pages/Complication.aspx
19. Center of Disease Control and Prevention. Pneumonia: Pneumococcal disease.
2015. Diunduh dari:
http://www.cdc.gov/pneumococcal/clinicians/clinical-features.html. Diunduh paa 3
Maret2017.
20. World Health Organization. Global action plan for prevention and control of
pneumonia.2009.
12

You might also like