Professional Documents
Culture Documents
Tugas Makalah Pneomonia Pak Yulius
Tugas Makalah Pneomonia Pak Yulius
Disusun Oleh :
Kelompok : 4 ( Empat )
Assalamualaikum WarahmatullahiWabaraktuh.
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya lah, Allhamdulillah kami bisa menyelesaikan makalah singkat
ini yang berjudul “ Pneumonia” yang disajikan secara ringkas yang kami ambil
dari beberapa sumber referensi dan jurnal. Sholawat beriringkan salam tak lupa
saya haturkan kepada junjungan kita, nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW,
beserta para sahabat dan pengikutnya yang InsayaAllah istiqomah hingga akhir
zaman.
Terima kasih kepada bapak Yulius Tiranda, S.Kep,.Ns,. M.Kep.,Ph.Dyang
telah membimbing kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Selain itu, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman, yang telah bersedia
membaca dan mempelaajri makalah singkat ini. Kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami khususnya, dan kita semua semua selaku calon generasi
pendidik masa depanbangsa.
Palembang, 19 September2022
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTARISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1. LATARBELAKANG........................................................................................................1
2. RUMUSANMASALAH...................................................................................................2
3. TUJUAN PENULISAN....................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A. Definisi..............................................................................................................................3
B. Epidemiologi.....................................................................................................................3
C. TandadanGejala.................................................................................................................3
D. PemeriksaanPenunjang.....................................................................................................4
E. Diagnosa............................................................................................................................4
F. Patofisiologi.......................................................................................................................6
G. Penatalaksanaan................................................................................................................6
BABIII.......................................................................................................................................9
PENUTUP.................................................................................................................................9
A. Kesimpulan.........................................................................................................................9
B. Saran...................................................................................................................................9
DAFTARPUSTAKA..............................................................................................................10
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi saluran nafas bawah masih menjadi masalah utama dalam
bidangkesehatan.World Health Organization (WHO) melaporkan infeksi saluran
nafas bawah sebagai infeksi penyebab kematian paling sering di dunia dengan
hampir 3,5 juta kematian pertahun. Pneumonia dan influenza didapatkan sebagai
penyebab kematian sekitar 50.000 estimasi kematian pada tahun 2010.
Pneumonia didefinisikan sebagai peradangan yang mengenai parenkim
paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius,
dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan
pertukaran gas setempat. Pneumonia berdasarkan tempat didapatkannya
dibagidalam dua kelompok utama yakni, pneumonia komunitas (community
aqquiredpneumonia,CAP) yang didapat dimasyarakat dan pneumonia nosokomial
(hospitalaqquiredpneumonia,HAP).
Pneumonia komunitas (PK) atau community-acquired pneumonia
(CAP)masih menjadi suatu masalah kesehatan utama tidak hanya di negara yang
sedangberkembang, tetapi juga di seluruh dunia. PK merupakan salah satu
penyebabutamakematian diduniadan merupakan penyebab kematian terbesar ke-6
diAmerika Serikat. Di Indonesia, Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
tahun2001 mencatat kematian akibat pneumonia dan infeksi saluran nafas
sebanyak 34per100.000penduduk pada pria dan 28 per 100.000 penduduk pada
wanita.Sementara itu, menurut Riskesdas 2013, pneumonia menduduki urutan ke-
9 dari10penyebab kematian utama diIndonesia,yaitusebesar 2,1%.5,6,7
Pneumonia tentunya perlu mendapat perhatian dan penanganan yang tepat,
mengingat penyakit ini masih menjadi permasalahan kesehatan utama di
Indonesia.Untuk itu, diagnosis yang tepat, pemberian terapi antibiotika yang
efektif, perawatan yang baik,serta usaha preventif yang bermakna terhadap
penyakit ini perlu dilakukan agar berkurangnya morbiditas dan mortalitas pada
pneumonia.
4
2. RumusanMasalah
a. Apa yang dimaksud dengan PenyakitPneumonia?
b. Apa saja Tanda dan Gejala dari PenyakitPneumonia?
c. Bagaimana Diagnosa dari PenyakitPneumonia?
3. TujuanPenulisan
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan pada penderita
Penyakit Pneumonia.
Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada penderita
penyakitPneumonia.
b. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada penderita
penyakit Pneumonia.
c. Mahasiswa mampu membuat perencanaaan keperawatan pada penderita
Penyakit Pneumonia.
d. Mahasiswa mampu membuat evaluasi keperawatan pada penderita Penyakit
Pneumonia.
5
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Definisi
Pneumonia adalah inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi karena eksudat yang
mengisi alveoli dan bronkiolus (Terry & Sharon, 2013). Pneumonia adalah keadaan akut pada
paru yang disebabkan oleh karena infeksi atau iritasi bahan kimia sehingga alveoli terisi oleh
eksudat peradangan (Mutaqin, 2008). Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan
oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing (Ngastiyah,
2015). Pneumonia adalah peradangan pada baru yang tidak saja mengenai jaringan paru tapi
dapat juga mengenai jaringan paru tapi dapat juga mengenai bronkioli (Nugroho, 2011).
B. Epidemiologi
Menurut Nurarif (2015), klasifikasi pneumonia terbagi
berdasarkananatomidanetiologisdanberdasarkanusahaterhadappemberantasanpneumonia
melalui usia :
a. Pembagiananatomis
1. Pneumonia lobularis, melibat seluruh atau suatu bagian besar darisatu atau lebih lobus
paru. Bila kedua paru terkena maka dikenalsebagaipneumonial bilateral atau ganda.
2. Pneumonia lobularis(Bronkopneumonia) terjadi pada ujung
akhirbronkiolus,yangtersumbatoleheksudatmukopurulenuntukmembentukbercakkonsu
lidasidalamlobusyangberadadidekatnya,disebutjuga pneumonia lobularis.
3. Pneumonia Interstitial (Bronkiolitis) proses inflamasi yang terjadi
didalamdindingalveolar(interstinium)danjaringanperibronkialserta interlobular.
b. Pembagianetiologis
1. Bacteria:Diploccocuspneumonia,pneumococcus,streptokokushemolytikus,streptococus
aureus, Hemophilus infuinzae,BacilusFriedlander,Mycobacteriumtuberculosis.
2. Virus:RespiratorySyncytial Virus,Virus Infuinza,Adenovirus.
3. Jamur: HitoplasmaCapsulatum,CryptococusNeuroformans,BlastornycesDermatitides
4. Aspirasi:Makanan,Kerosene(bensin,minyaktanah),cairanamnion,bendaasing
5. PneumoniaHipostatik
6. SindromLoeffler
2. Usia 0 – 2 bulan
Pneumonia berat, bila ada tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau nafas cepat
yaitu frekuensi nafas 60 x/menit atau lebih.
Bukan pneumonia, bila tidak ada tarikan kuat dinding dada bagian bawah dan tidak
ada nafas cepat.
C. Etiologi
Menurut Nugroho.T (2011), pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam
etiologi seperti:
a. Bakteri: stapilococus, sterptococcus, aeruginosa.
b. Virus: virus influenza, dll
c. Micoplasma pneumonia
d. Jamur: candida albicans
e. Benda asing
Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia ialah daya tahan tubuh yang menurun
misalnya akibat Malnutrisi Energi Protein (MEP), penyakit menahun, trauma pada paru,
anestesia, aspirasi, dan pengobatan dengan antibiotik yang tidak sempurna (Ngastiyah, 2015)
D. Tanda danGejala
Gambaran klinis pneumonia bervariasi, yang bergantung pada usia anak, respon sitemik
anak terhadap infeksi,agen etiologi, tingkat keterlibatan paru, dan obstruksi jalan napas.
Tanda dan gejala anak yang mengalami pneumonia antara lain : takipnea, demam, dan batuk
disertai penggunaan otot bantu nafas dan suara nafas abnormal (Terry & Sharon, 2013).
Adanya etiologi seperti jamur dan inhalasi mikroba ke dalam tubuh manusia melalui
udara, aspirasi organisme, hematogen dapat menyebabkan reaksi inflamasi hebat sehingga
membran paru-paru meradang dan berlobang. Dari reaksi inflamasi akan timbul panas,
anoreksia, mual, muntah serta nyeri pleuritis. Selanjutnya RBC, WBC dan cairan keluar
masuk alveoli sehingga terjadi sekresi, edema dan bronkospasme yang menimbulkan
manifestasi klinis dyspnoe, sianosis dan batuk, selain itu juga menyebabkan adanya partial
7
oklusi yang akan membuat daerah paru menjadi padat (konsolidasi). Konsolidasi paru
menyebabkan meluasnya permukaan membran respirasi dan penurunanrasio ventilasi perfusi,
kedua hal ini dapat menyebabkan kapasitas difusi menurun dan selanjutnya terjadi
hipoksemia.
Dari penjelasan diatas masalah yang muncul yaitu: nyeri (akut), hipertermi, perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, bersihan jalan nafas tidakk efektif, gangguan pola tidur,
pola nafas tak efekif dan intoleransi aktivitas.
Gejala khas dari pneumonia :
1. Demam
2. Menggigil
3. Berkeringat,
4. Batuk (baik non produktif atau produktif atau menghasilkan sputum
5. Berlendir, purulen, atau bercak darah)
6. Sakit dada karena pleuritis
7. Sesak.
8. Pasien lebih suka berbaring pada bagian yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri
dada.
E. Patofisiologi
Pneumonia merupakan inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi karena eksudat
yang mengisi elveoli dan brokiolus. Saat saluran nafas bagian bawah terinfeksi, respon
inflamasi normal terjadi, disertai dengan jalan obstruksi nafas (Terry & Sharon, 2013).
Sebagian besar pneumoni didapat melalui aspirasi partikel inefektif seperti menghirup
bibit penyakit di udara. Ada beberapa mekanisme yang pada keadaan normal melindungi paru
dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi dihidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh
mukus dan epitel bersilia disaluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru- paru ,
partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme
imun sistemik dan humoral.
Infeksi pulmonal bisa terjadi karena terganggunya salah satu mekanisme pertahanan dan
organisme dapat mencapai traktus respiratorius terbawah melalui aspirasi maupun rute
hematologi. Ketika patogen mencapai akhir bronkiolus maka terjadi penumpahan dari cairan
edema ke alveoli, diikuti leukosit dalam jumlah besar. Kemudian makrofag bergerak
mematikan sel dan bakterial debris. Sisten limpatik mampu mencapai bakteri sampai darah
atau pleura viseral. Jaringan paru menjadi terkonsolidasi. Kapasitas vital dan pemenuhan paru
menurun dan aliran darah menjadi terkonsolidasi, area yang tidak terventilasi menjadi
fisiologis right-to-left shunt dengan ventilasi perfusi yang tidak pas dan menghasilkan
8
hipoksia. Kerja jantung menjadi meningkat karena penurunan saturasi oksigen dan
hiperkapnia (Nugroho.T, 2011)
Pathway :
Normal(sist
Trombus
empertahanan)
terganggu
Toksin,coagulase
organisme
Permukaan lapisan pleuratertutup tebal eksudattrombusvenapulmonalis
Kuman patogenmencapai bronkioli,terminalis merusak selepitelbersilia,selgoblet
Konsulidasiparu
Nekrosis
Cairan edema + leukositkealveoli Eksudatmasuk ke alveoli
Kapasita vital,compliance menurun,hemoragik
alveoli
Leukositosis
Sel darah merah
leukosit,pneumokokusmengisialv
eoli
Bersihan jalannafastidakefektif
Kekurangan volumecairan Intoleransiaktifitas Defisiensipengetahuan
Ketidakefektif
anpolanafa
s
(Sumberpathway :NurarifA.H,2015)
9
F. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan penunjang
1. Radiologi
Pemeriksaan menggunakan foto thoraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan
penunjang utama (gold standard) untuk menegakkan diagnosis
pneumonia.Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsoludasi dengan
air bronchogram, penyebaran bronkogenik dan intertisial serta gambaran kavitas.
2. Laboratorium
Peningkatan jumlah leukosit berkisar antara 10.000 - 40.000 /ul, Leukosit
polimorfonuklear dengan banyak bentuk.Meskipun dapat pula
ditemukanleukopenia. Hitung jenis menunjukkan shift to the left, dan LED
meningkat.
3. Mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi diantaranya biakan sputum dan kultur darah untuk
mengetahui adanya S. pneumonia dengan pemeriksaan koagulasi antigen
polisakarida pneumokokkus.
4. Analisa GasDarah
Ditemukan hipoksemia sedang atau berat.Pada beberapa kasus, tekanan parsial
karbondioksida (PCO2) menurun dan pada stadium lanjut menunjukkan asidosis
respiratorik.
b. Pemeriksaan diagnostik
Menurut Mutaqin (2008), pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukanpada orang
dengan masalah pneumonia adalah:
a. Sinar X: mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar, bronchial); dapat
juga menyatakan abses.
b. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat mengidentifikasi
semua organisme yang ada.
c. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis organisme khusus.
d. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru,menetapkan luas berat
penyakit dan membantu diagnosis keadaan.
e. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis
f. Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi
10
g. Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kasus pneumonia menurut Mutaqin (2008) antara lain:
a. Manajemen Umum
1. Humidifikasi: humidifier atau nebulizer jika sekret yang kental dan berlebihan.
2. Oksigenasi: jika pasien memiliki PaO2 <60 mmHg.
3. Fisioterapi: berperan dalam mempercepat resolusi pneumonenia pasti; pasien
harus didorong setidaknya untuk batuk dan bernafas dalam untuk memaksimalkan
kemampuan ventilator.
4. Hidrasi: Pemantauan asupan dan keluaran; cairan tambahan untuk
mempertahankan hidrasi dan mencairkan sekresi.
b. Operasi
Thoracentesis dengan tabung penyisipan dada: mungkin diperlukan jika masalah
sekunder seperti empiema terjadi.
c. Terapi Obat
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tapi karena hal itu perlu
waktu dan pasien pneumonia diberikan terapi secepatnya: Penicillin G untuk infeksi
pneumonia. Staphylococcus, amantadine, rimantadine untuk infeksi pneumonia virus.
Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin untuk infeksi pneumonia.
H. Komplikasi
Menurut Mutaqin (2008), komplikasi yang dapat terjadi pada anak dengan
pneumonia adalah:
a. Pleurisi
b. Atelektasis
c. Empiema
d. Abses paru
e. Edema pulmonary
f. Infeksi super perikarditis
g. Meningitis
h.Arthritis
11
I. Kegagalan Terapi
Kepekaan kuman terhadap antibiotika tertentu tidak dapat menjamin efektivitas klinis.
Faktor berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi:
Dosis kurang
Dosis suatu antibiotika seringkali bergantung dari tempat infeksi, walaupun kuman
penyebanya sama. Sebagai contoh dosis penisilin G yang diperlukan untuk mengobati
meningitis oleh Pneumococcus jauh lebih tinggi daripada dosis yang diperlukan untuk
pengobatan infeksi saluran napas bawah yang disebabkan oleh kuman yang sama.
Masa terapi yang kurang
Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk setiap jenis infeksi perlu diberikan
antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah ditinggalkan.Pada umunya
para ahli cenderung melakukan individualisasi masa terapi, yang sesuai dengan tercapai
respon klinikyang memuaskan.Namun untuk penyakit tertentu seperti tuberkulosis paru
tetap dipertahankan masa terapi yang cukup walaupun perbaikan klinis cepat terlihat.
Kesalahan dalam menetapkan etiologi
Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman, virus, jamur, parasit, reaksi obat, dan lain-lain
dapat meningkatkan suhu badan.Pemberian antibiotika yang lazim diberikan dalam
keadaan ini tidak bermanfaat.
Pilihan antibotika yang kurang tepat
Suatu daftar antibiotika yang dinyatakan efektif dalam uji sensitivitas tidak dengan
sendirinya menyatakan bahwa setiap antibiotika akan memberikan aktivitas klinik yang
sama. Disini dokter harus dapat mengenali dan memilih antibiotika yang secara klinis
merupakan obat terpilih untuk suatu kuman tertentu.Sebagai contoh obat terpilih untuk
infeksi S. faecalis adalah ampisilin, walaupun secara in vitro kuman tersebut juga
dinyatakan sensitif terhadap sefamandol atau gentamisin.
Faktor pasien
Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan tubuh (selular dan
humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya terapi antibotika. Sebagai
contoh obat imunosupresan, AIDS.
12
J. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan dilakukan dengan cara pengumpulan data secara
subjektif (data yang didapatkan dari pasien/keluarga) melalui metode anamnesa dan
data objektif (data hasil pengukuran atau observasi). Menurut Nurarif (2015),
pengkajian yang harus dilakukan adalah :
a. Indentitas: Nama, usia, jenis kelamin,
b. Riwayat sakit dan kesehatan
1) Keluhan utama: pasien mengeluh batuk dan sesak napas.
2) Riwayat penyakit sekarang: pada awalnya keluhan batuk tidak produktif, tapi
selanjutnya akan berkembang menjadi batuk produktif dengan mukus purulen kekuning-
kuningan, kehijau- hiajuan, kecokelatan atau kemerahan, dan serring kali berbau busuk.
Klien biasanya mengeluh mengalami demam tinggi dan menggigil (onset mungkin tiba-
tiba dan berbahaya). Adanya keluhan nyeri dada pleuritits, sesak napas, peningkatan
frekuensi pernapasan, dan nyeri kepala.
3) Riwayat penyakit dahulu: dikaji apakah pasien pernah menderita penyakit
seperti ISPA, TBC paru, trauma. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya faktor predisposisi.
4) Riwayat penyakit keluarga: dikaji apakah ada anggota keluarga yang menderita
penyakit-penyakit yang disinyalir sebagai penyebab pneumoni seperti Ca paru, asma,
TB paru dan lain sebagainya.
5) Riwayat alergi: dikaji apakah pasien memiliki riwayat alergi terhadap beberapa
oba, makanan, udara, debu.
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum: tampak lemas, sesak napas
2) Kesadaran: tergantung tingkat keprahan penyakit, bisa somnolen
3) Tanda-tand vital:
-TD: biasanya normal
-Nadi: takikardi
-RR: takipneu, dipsneu, napas dangkal
-Suhu: hipertermi
13
4) Kepala: tidak ada kelainan
Mata: konjungtiva nisa anemis
5) Hidung: jika sesak, ada pernapasan cuping hidung
Paru:
-Inspeksi: pengembangan paru berat dan tidak simetris, ada penggunaan otot bantu
napas
-Palpasi: adanya nyeri tekan, peningkatan vocal fremitus pada daerah yang terkena.
-Perkusi: pekak bila ada cairan, normalnya timpani
-Auskultasi: bisa terdengar ronchi.
6) Jantung: jika tidak ada kelainan, maka tidak ada gangguan
7) Ekstremitas: sianosis, turgor berkurang jika dehidrasi, kelemahan.
14
K. Diagnosa Keperawatan
Menurut Nurarif (2015), diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada masalah
pneumonia:
Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan mukus berlebihan yang
ditandai dengan jumlah sputum dalam jumlah yang berlebihan, dispnea,sianosis, suara
nafas tambahan (ronchi).
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernafasan yang
ditandai dengan dispena, dispena, penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan cuping
hidung.
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar-kalpier
yang ditandai dengan dispnea saat istirahat, dispneu saat aktifitas ringan, sianosis.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Asupan
diet kurang yang ditandai dengan ketidakmampuan menelan makanan,membran mukosa
pucat, penurunan berat badan selama dalam perawatan.
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen yang ditadai dengan Dispnea setelah beraktifitas,keletihan,
ketidaknyamanan setelah beraktifitas
Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan yang ditandai
dengan ibu/keluarga mengatakan tidak mengetahui penyakit yang diderita pasien, cara
penularan, faktor resiko, tanda dan gejala, penanganan dan cara pencegahannya.
L. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan tahap ketiga dalam proses keperawatan dimana pada
tahap ini perawat menentukan suatu rencana yang akan diberikan pada pasien sesuai dengan
masalah yang dialami pasien setelah pengkajian dan perumusan diagnosa. Menurut Moorhead
(2013) dan Bulechek (2013), intervensi keperawatan yang ditetapkan pada anak dengan kasus
pneumonia adalah :
Diagnosake TUJUAN(NOC) INTERVENSI(NIC)
perawatan
15
an
bersihanjalan Statuspernafasan: 1. Monitor statuspernafasan
nafas Kepatenanjalan nafas danrespirasisebagaimanamestinya
b.dmukusberle Definisi: saluran 2. Posisikanpasiensemifowler,ataup
bihan Trakeobronkial osisifowler
yangterbukadanlancaruntukper
tukaranudara 3. Observasikecepatan,irama,kedala
man dan kesulitan bernafas.
Setelah dilakukan
4. Auskultasi suara nafas
tindakankeperawatanselama3x
24jam pasien dapat 5. lakukan fisioterapi dada
meningkatkan sebagaimana mestinya
statuspernafasan yang 6. Kolaborasi pemberian O2 sesuai
adekuatmeningkat dari skala 2 instruksi
(cukup) menjadi skala 4
(ringan) dengan kriteria hasil : 7. Ajarkan melakukan batuk efektif
8. Ajarkan pasien dan keluarga
1. Frekuensi pernafasan mengenai penggunaan perangkat
normal (30-50x/menit) oksigen yang memudahkan
mobilitas
2.Irama pernafasan normal
(teratur)
3.Kemampuan untuk
mengeluarkan secret (pasien
dapat melakukan batuk efektif
jikamemungkinkan)
4.Tidak ada suara nafas
tambahan (seperti ;
Ronchi,wezing,mengi)
Ket:
1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada
16
B.Ketidakefektif Status pernafasan Manajamen Jalan nafas
anpolanapasber Definisi : Proses keluar 1. Posisikan pasien Posisi semi
hubungandenga masuknya udara ke paru- paru fowler, atau posisi fowler
nkeletihanototpe serta pertukaran
rnafasan Manajemen pernafasan
karbondioksidadan oksigen di
alveoli. 2. Observasi kecepatan,irama,keda
Setelah dilakukan laman dan kesulitan bernafas
tindakankeperawatan3x24jam 3. Observasi pergerakan dada,
statuspernafasanyangadekuat
meningkat dari kesimetrisan dada,penggunaan
skala2(berat)menjadi5 oto- otot bantu nafas,dan retraksi
(ringan) dengan kriteria hasil :
pada dinding dada
1. frekuensi pernafasan
normal (30-50x/menit) 4. Auskultasi suara nafas
2. Irama pernafasan Terapi oksigen
normal (teratur)
5. Kolaborasi pemberian O2
3. suara auskultasi nafas
normal (vesikuler) 6. Monitoraliran oksigen
4. Kepatenan jalan nafas Ajarkan pasien dan keluarga
5. Tidak ada penggunaan otot mengenai penggunaan perangkat
bantu nafas (tidak ada retraksi
dinding dada) oksigen yang memudahkan
6. Tidak ada pernafasan mobilitas
cuping hidung
Ket:
1. Deviasi berat dari kisaran
normal
2. Deviasi yang cukup berat
dari kisaran normal
3. Deviasi yang sedang dari
kisaran normal
4. Deviasi ringan dari kisaran
normal
5. Tidak ada deviasi yang
cukup berat dari kisaran
normal
C.Gangguan Status pernafasan: Monitor pernafasan
pertukaran gas PertukaranGas
1.Monitor kecepatan, irama,
berhubungan
dengan perubahan Definisi: kedalaman, dan kesulitan bernapas
membran alveolar- PertukaranKarbondioksida Terapi oksigen
kalpiler dan 2. Pertahankan kepatenan jalan napas
oksigendialveoliuntukmempe
rtahankankonsentrasidarah
arteri
17
Setelahdilakukantindakankep
erawatan 3x24 3. Observasiadanyasuara
jamstatuspernafasan:pertukar napastambahan
angasyangadekuatmeningkatd
4. KolaborasipemberianO2
ariskala2(berat)menjadi4(ring
an) 5.Ajarkanpasiendan keluarga
mengenaipenggunaanperangkat
Dengankriteria hasil : oksigenyang memudahkanmobilitas
1. Tidak dispnea
saatistirahat
2. Tidakdispneusaataktifitasr
ingan
3. Tidaksianosisyaitukulitta
mpaknormalatautidak
kebiruan
Ket:
1. Sangatberat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada
D. Ketidakseim Status nutrisi : Asupan nutrisi Manajemennutrisi
bangan nutrisi Definisi : Asupan gizi 1.Observasidancatatasupanpasien(cai
kurang dari untuk memenuhi kebutuhan- rdan padat)
kebutuhan tubuh kebutuhan metabolik
berhubungan 2.Ciptakanlingkunganyangoptimalpa
dengan asupan dasaatmengkonsumsimakan(misaln
Setelah dilakukan asuhan ya;bersih,santai,danbebasdaribauya
diet kurang keperawatan selama 3x24jam ngmneyengat)
pasien dapat meningkatkan
status nutrisi yang 3.Monitorkaloridanasupanmakanan
adekuat dari skala 2 (sedikit 4.Atur diet
adekuat) menjadi skala 3 yangdiperlukan(menyediakanmaka
(cukup adekuat) dengan nan proteintinggi, menambah atau
kriteria hasil : menguragikalori, vitamin,mineral
1. Asupan kalori adekuat atausuplemen)
2. Asupan protein adekuat 5.Kolaborasi pemberianobat-
3. Asupan zat besi adekuat obatansebelummakan(contohobatan
Ket: tinyeri)
1. Sangat berat
6.Ajarkanpasiendankeluarga
2. Berat caramengaksesprogram-program
3. Cukup gizikomunitas
4. Ringan (misalnya ;perempuan,bayi,anak)
5. Tidak ada
18
E. Intoleransi Toleransi terhadapaktifitas Manajemenenergy
Aktifitas berhubun
gan dengan Definisi : Respon Fisiologi 1.Observasi
ketidaksei terhadappergerakan sistemkardiorespirasipasien
mbangan yangmemerlukan energi selamakegiatan(misalnya ;takika
antara suplai dan dalamaktifitassehari-hari. rdi,distrimia,dispnea).
kebutuhan oksigen
Setelah dilakukan 2. Monitorlokasidansumberketidak
tindakankeperawatan2x24jam nyamanan/
pasiendapattoleransiterhadap nyeriyangdialamipasien
aktifitasmeningkatdariskala2( selamaaktifitas
banyak
3. LakukanRomaktifatau pasif
terganggu)menjadi4(sedikitter
ganggu) dengan kriteriahasil:
4. Lakukanterapinonfarmakologis(t
1. Kemudahan erapimusik)
bernapasketikaberaktifitas
5. Kolaborasipemberian
2. Warnakulitidakpucat
terapifarmakologisuntukmengur
3. Kemudahan
angikelelahan
dalammelakukanADL
6.
Ket:
1. Sangatterganggu BeriPenyuluhankepadakeluargad
2. Banyakterganggu an pasien
3. Cukupterganggu tentangnutrisiyangbaikdanistirah
4. Sedikitterganggu atyangadekuat.
5. Tidak terganggu
1. mengetahuitentangpenyak
it
2. mengetahui faktor
penyebab
(dapatmenyebutkanpenye
bab)
3. mengetahuifaktorresikoke
kambuhan(dapatmenyebut
kanfaktorresiko)
4. mengetahuitandadangejala
penyakitdankekambuhanp
enyakit(dapatmenyebutka
ntandadan gejala)
Ket :
1. Tidak adapengetahuan
2. Pengetahuanterbatas
3. Pengetahuansedang
4. Pengetahuan banyak
5. Pengetahuansangat banyak
M.Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah tahap ke empat dalam proses keperawatan yang merupakan
serangkaian kegiatan/tindakan yang dilakukan oleh perawat secara langsung pada klien.
Tindakan keperawatan dilakukan dengan mengacu pada rencana tindakan/intervensi
keperawatan yang telah ditetapkan/ dibuat.
N. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan
identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Evaluasi
keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah keperawatan telah teratasi atau
20
tidak teratasi dengan mengacu pada kriteria evaluasi.
21
BAB 3
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama : Aditya Surya Wijaya
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 20 tahun
Alamat : JL. Talang Kelapa KM.12
Bangsa : Indonesia
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Status : Belum Menikah
Tanggal MRS : 20 Februari 2022
Tanggal Pemeriksaan : 21 Februari 2022
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Sesak nafas
Riwayat Medis
1. Keluhan utama : Sesak nafas
2. Keluhan penyerta :
A. Pusing-pusing : Tidak ada
B. Nyeri kepala : Tidak ada
C. Kesadaran menurun : Tidak ada
D. Selera makan berubah : Menurun
E. Berat badan menurun cepat : Tidak ada
F. Demam : Ada
G. Sulit tidur : Ada
H. Mudah marah / tersinggung : Tidak ada
I. Sakit tenggorokan : Tidak ada
J. Gangguan pendengaran : Tidak ada
K. Gangguan penglihatan : Ada
C. ANAMNESIS SISTEM
26
D. PENAPISAN
1. ADL Barthel (BAI)
No Fungsi Skor Keterangan
01 0 Inkontine / tak teratur (perlu enema)
Mengontrol BAB 1 Kadang-kadang inkontine (1 seminggu)
2 Kontinenteratur
02 0 Inkontinen/pakai kateter dan tak terkontrol
Mengontrol BAK 1 Kadang-kadang inkontinen (max 1 x 24 jam)
2 Mandiri
03 Membersihkan diri (lap muka, 0 Butuh pertolongan orang lain
sisir rambut, sikat gigi ) 1 Mandiri
Penggunaan toilet pergi ke 0 Tergantung pertolongan orang lain
04 dalam dari WC(melepas, 1 Perlu pertolongan beberapa aktivitas tetapi
memakai celana, menyeka, dapat mengerjakan sendiri aktivitas yang lain.
menyiram) 2 Mandiri
05 0 Tidak mampu
Makan 1 Perlu seseorang menolong memotong
makan
2 Mandiri
0 Tidak mampu
06 Berpindah tempat dari tidur ke 1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk
duduk (2orang)
2 Bantuan minimal 1 orang
3 Mandiri
0 Tidak mampu
07 Mobilitas / berjalan 1 Bisa berjalan dengan kursi roda
2 Berjalan dengan bantuan satu orang
3 Mandiri
0 Tergantung orang lain
08 Berpakaian (memakai baju) 1 Sebagian di bantu (mis Mengancing baju)
2 Mandiri
0 Tidak mampu
09 Naik turun tangga 1 Butuh pertolongan orang lain
2 Mandiri (naik turun)
10 Mandi 0 Tergantung orang lain
1 Mandiri
Total Skor 10
3. Penapisan Kognitif
AMT (Abreviated Mental Test)
a. Umur :65tahu 0.Salah1.Benar0.Salah1.Benar0.Salah1.Benar0.Salah1.Benar0.Salah
n 1.Benar0.Salah1.Benar0.Salah1.Benar0.Salah1.Benar0.Salah1.Bena
b. Waktu/ r
jamsekarang:1 0.Salah1.Benar
3.30WITA
c. Alamattempat
tinggal:Denpa
sar
d. Tahunini:201
7
e. Saatiniberada
dimanadiSang
lah
f. Mengenali
orang
lain
di
RS
(dokter,pera
wat,dll)
g. Tahunkemerd
ekaan RI
h. Namapresiden
RI
i. Tahunkelahira
npasien:1942
Menghitungterbalik
(20s/d1)
Skor AMT:
0–
3:Gangguankognit Total Skor : 4
ifberat
4–7:Gangguan
kognitifsedang
29
8–10:Normal
Perasaanhati(afeksi)
oBaik oLabil oDepresi oAgitasi oCemas
Normal : 25-30
Gangguan Kognitif Ringan (MCI) : 20-25 (score 24)
Gangguan Kognitif Pasti : <20
5. PenapisanDepresi
GDS(GeriatriDepressionScale)
No Keterangan Ya Tidak
01 Apakahandasebenarnyapuasdengankehidupan anda? 0 1
30
02 Apakahandatelahmeninggalkanbanyakkegiatandanminat 1 0
ataukesenangan anda?
03 Apakahandamerasakehidupanandakosong? 1 0
04 Apakah andaseringmerasabosan? 1 0
05 Apakahandasangatberharapterhadapmasadepan? 0 1
06 Apakah anda merasa targanggu dengan 1 0
pikiranbahwaandatidakdapatkeluardaripikirananda?
07 Apakahandamerasamempunyaisemangatyangbaiksetiap saat? 0 1
08 Apakahandamerasatakutbahwasesuatuyangburukakan 1 0
terjadipadadiri anda?
09 Apakahandamerasabahagiauntuksebagianbesarhidupanda? 0 1
10 Apakahandaseringmerasa tidakberdaya? 1 0
11 Apakahandaseringmerasaresah dangelisah? 1 0
12 Apakahandalebihsenangberadadirumah
daripadapergikeluarrumah danmelakukanhal-halyangbaru? 1 0
13 Apakahandaseringmerasakhawatirterhadapmasadepananda? 1 0
Apakahandamerasamemilikibanyakmasalah
14 dengandayaingatandadibandingkankebanyakanorang? 1 0
15 Apakahmenurutandahidupandasaatinimenyenangkan? 0 1
16 Apakah andaseringmerasasedih? 1 0
17 Apakahsaatiniandamerasa tidakberharga? 1 0
18 Apakahandasangatmengkhawatirkanmasalaluanda? 1 0
19 Apakahandamerasahidupinisangatmenarikdanmenyenangkan? 0 1
20 Apakahsulitbagiandauntukmemulaisesuatuhalyangbaru? 1 0
21 Apakahandamerasapenuhsemangat? 0 1
22 Apakahandamerasabahwakeadaanandatidakadaharapan? 1 0
23 Apakahandamerasaoranglainmemilikikeadaanyanglebihbaik dari 1 0
anda?
24 Apakahandaseringmerasasedihterhadaphal-hal kecil ? 1 0
25 Apakahandaseringmerasainginmenangis? 1 0
26 Apakahandamempunyaimasalahdalamberkonsentrasi? 1 0
27 Apakahandamerasasenangketikabangundipagihari? 0 1
28 Apakahandalebihmemilihuntuktidakmengikutipertemuan- 1 0
pertemuansosialataumasyarakat?
29 Apakahmudahbagiandauntukmembuatkeputusan? 0 1
30 Apakahpikiranandasecerahbiasanya? 0 1
Total 12
6. Penapisan Inkontinensia
Pertanyaan : Apakah anda mengompol atau BAB tanpa disadari ?
31
0 Tidakpernah
1,0 Kadang-kadangkehilangankontrolberkemih/menggunakan
alatbantuuntukberkemih&BAB
2,5 Kehilangankontrolberkemihsedikitnyasekalidalamsebulan
4,0 Kehilangankontrolberkemihsedikitnya2kalisebulan/kadang-kadangkehilangan kontrol
BAB
5,0 KehilangankontrolBABsedikitnyasekalidalamsebulan
5,5 Kehilangankontrolberkemihsedikitnyasekalidalamseminggu
6,5 KehilangankontrolBABsedikitnya2kalisebulan
8,0 KehilangankontrolBABsedikitnyasekaliseminggu/
kehilangankontrolberkemihsedikitnyasekalitiaphari
10 KehilangankontrolBABsedikitnyasekalisehari
10, Tidakbisamengontrolfungsiberkemihsamasekali
5
11, TidakbisamengontrolBABsama sekali
5
Interpretasi:
Skor > 24 : Gizi baik
Skor 17-23,5 : Berisiko malnutrisi
Skor < 17 : Malnutrisi
E. PEMERIKSAANFISIK(22Februari2017)
1. Kesadaran : E4V5M6
33
2. Tekanan darah/nadi:
Tidur : 120/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
3. Laju respirasi : 24 x/menit
4. Suhu Axilla : 37,60C
5. Antropometri
Berat badan : 38 kg
Tinggi badan : 160 cm
BMI : 14,7 kg/m2
Lingkar lengan atas : 16,5 cm (kanan dan kiri)
Tinggi lutut : 45 cm
6. Kulit
Kekeringan : Tidak ada
Bercak kemerahan : Tidak ada
Lesi kulit lain : Tidak ada
Curiga keganasan : Tidak ada
Dekubitus : Tidak ada
7. Pendengaran
Dengar suara nomal : Normal
Pakai alat bantu dengar : Tidak ada
8. Penglihatan
Membaca huruf koran dengan kacamata : Tidak bisa di evaluasi
Jarak penglihatan : Memendek
Jarak baca : Tidak bisa di evaluasi
Katarak : Tidak Ada
Temuan funduskopi : Tidak bisa di evaluasi
Anemis : Tidak ada
Ikterus : Tidak ada
Refleks pupil : +/+ Isokor
Edema palpebra : Tidak ada
9. Mulut
Hygiene mulut : Kurang
Gigi palsu : Tidak ada
Gigi palsu terpasang baik : Tidak ada
Lesi di bawah gigi palsu : Tidak ada
Kelainan yang lain : Tidak ada
10. Leher
Derajat gerak : Normal
Kelenjar tiroid : Normal
Bekas luka pada tiroid : Tidak ada
Massa lain : Tidak ada
Kelenjar limfa membesar : Tidak ada
JVP : PR + 0 cmH2O
11. Thorax
Massa teraba : Tidak ada
34
Kelainan lain : Tidak ada
12. Paru
Inspeksi : Simetris saat statis dan
dinamis, retraksi (+), barrel
chest (-)
Palpasi : Pelebaran sela iga,VP N /
N
Perkusi : Sonor / Sonor
Auskultasi suara dasar : Bronkial +/+
+/+
-/- -/-
Auskultasi suara tambahan : Rhonki+/-Wheezing -/-
+/- -/-
13. Jantung dan pembulu darah
Irama : Reguler
Inspeksi : Iktus kordis tak tampak
Palpasi : Iktus kordis tak teraba
Perkusi : batas atas: ICS II
batas kiri: 2 cm lateral
MCL S ICS V
batas kanan : PSL D
Bising : Tidak ada
Gallop : Tidak ada
Bising A. Karotis : Tidak ada
Bising A. Femoralis : Tidak ada
Denyut A. Dorsalis pedis : Teraba
Edema pedis : Tidak ada
Edema tibia : Tidak ada
Edema sacrum : Tidak ada
14. Abdomen
Bising : Normal
Hati membesar : Tidak ada
Massa perut : Tidak ada
Limpa membesar : Tidak ada
15. Otot dan kerangka
Deformitas : Tidak ada
Gerak terbatas : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada
Benjol/ radang : Tidak ada
16. Saraf
Penghidu : Kesan normal
Ketajaman penglihatan : Kesan menurun
Lapangan penglihatan : Kesan normal
Fundus : Tidak dievaluasi
Pupil : Normal
35
Ptosis : Tidak ada
Nistagmus : Tidak ada
Gerakan bola mata : Kesan normal
Sensasi kulit occuli : Kesan normal
Sensasi kulit mandibularis : Kesan normal
Sensasi kulit maksilaris : Kesan normal
Otot mengunyah : Kesan normal
Refleks kornea : Normal
Jerk jaw : Tidak ada
Saraf muka simetris : Normal
Kekuatan otot wajah : Normal
Pendengaran : Normal
Uvula : Normal
Refleks trapesius : Kesan normal
Otot trapesius : Normal
Sternokleidomastoideus : Normal
Lidah : Normal
17. Motorik
Anggota tubuh atas Kekuatan Tonus Refleks
Bahu (5)/(5) (N)/(N) (+)/(+)
Siku (5)/(5) (N)/(N) (+)/(+)
Pergelangan tangan (5)/(5) (N)/(N) (+)/(+)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap
Indikator 21-02-2017 Nilai Normal
36
WBC 14,22 4,1-11,0103/μL
NE% 88,83 47-80 %
LY% 8,90 13-40 %
MO% 2,07 2,0-11,0%
EO% 0,05 0,0-5,0%
BA% 0,14 0,0-2,0%
NE# 8,07 2,5-7,5103/μL
LY# 0,81 1,0-4,0103/μL
MO# 0,19 0,1-1,2103/μL
EO# 0,0 0,0-0,5103/μL
BA# 0,01 0,0-0,1103/μL
RBC 4,66 4,5-5,9106/μL
HGB 12,78 13,5-17,5g/dL
HCT 43,83 41,0-53,0%
MCV 94,04 80-100,0fL
MCH 27,43 26,0-34,0pg
MCHC 29,16 31,0-36,0g/dl
RDW 13,13 11,6-14,8%
PLT 157,50 150-440103/μL
Kimia Klinik
Pemeriksaan 21-02-2017 Normal
AST/SGOT 38,4 11,00-33,00
ALT/SGPT 14,90 11,00-50,00
Albumin 3,4 3,40-4,80
BUN 15,0 8,00-23,00
Kreatinin 0,71 0,70-1,20
AsamUrat 3,3 2,00-7,00
GlukosaDarah 140 70-140
(sewaktu)
Analisa Gas Darah + Elektrolit
pH 7,34 7,35-7,45
Pco2 65,2 35,00-45,00
Po2 43,80 80,00-100,00
BEecf 8,8 -2– 2
HCO3- 34,5 22,00-26,00
SO2c 75,4 95%-100%
TCO2 36,50 24,00-30,00
Naserum 119 136-145
Kserum 4,28 3,50-5,10
37
Cl 80 96-108
EKG (22/02/2017)
Irama : sinus
Rate : 110x
Axis : normal
Gelombang : p amplitudo > 2.5 mm, durasi < 2.5 kotak kecil
Pr interval 0.16 detik
Qrs complex < 0.12 detik
R/s v1 > 1
Sv2 + rv5 < 35 mm
St-t change : negatif
Q-t complex : normal
Kesan : sinus takikardi, Right ventricular hypertrophy, Right atrial hyperthrophy
G. DAFTAR MASALAH
Dari data-data yang dikumpulkan, didapatkan bahwa penderita memiliki masalah
sebagai berikut :
ADL Barthel : Ketergantungan berat
IADL : Tidak beraktivitas / Dikerjakan oleh orang lain
MMSE : Gangguan kognitif pasti
GDS : Mild Depression
MNA : Beresiko malnutrisi
Inkontinensia : Inkontinensia ringan
I. REKOMENDASI PENATALAKSANAAN
a. Terapi Farmakologis
IVFD NaCl 0,9 % 20 tpm
O2 facemask 8-10 liter per menit
Cefoperazone 1 g tiap 12 jam Intra Vena
Levofloxacin 750 mg tiap 24 jam Intra Vena
N-Acetilcystein 200 mg tiap 8 jam Intra Oral
Methyl Prednisolon 62,5 mg tiap 12 jam Intra Vena
38
Nebul Combivent (ipratropium bromide and albuterol sulfate) tiap 8 jam
Diet lunak (bubur saring) Energi 1600 kkal, Protein 41,12 gram, Extra susu
b. Edukasi
Berikan informasi tentang penyakit pasien secara lengkap
Mengisi waktu dengan kegiatan yang menarik, bermanfaat bagi pasien
Menjaga asupan nutrisi yang bergizi baik dan seimbang
Hygiene dan mobilisasi ringan
c. Planing Diagnosis
Tes spirometri
Pemeriksaan sputum gram /kultur/ sensitivitas tes
d. Planing Monitoring
Vital sign
Keluhan
Cairan Masuk-Cairan Kelu
39
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
40
DAFTAR
PUSTAKA