Professional Documents
Culture Documents
Makalah Geoteknik 3 PDF Free
Makalah Geoteknik 3 PDF Free
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
3. Bagaimana cara pemantauan kestabilan lereng?
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Struktur geologi ini merupakan hal yang penting di dalam analisa
kemantapan lereng karena struktur geologi merupakan bidang lemah di
dalam suatu masa batuan dan dapat menurunkan atau memperkecil
kestabilan lereng.
3. Geometri lereng
Geometri lereng yang dapat mempengaruhi kestabilan lereng
meliputi tinggi lereng, kemiringan lereng dan lebar berm (b), baik itu
lereng tunggal (Single slope) maupun lereng keseluruhan (overall slope).
Suatu lereng disebut lereng tunggal (Single slope) jika dibentuk oleh satu
jenjang saja dan disebut keseluruhan (overall slope) jika dibentuk oleh
beberapa jenjang.
Lereng yang terlalu tinggi akan cenderung untuk lebih mudah
longsor dibanding dengan lereng yang tidak terlalu tinggi dan dengan
jenis batuan penyusun yang sama atau homogen. Demikian pula dengan
sudut lereng, semakin besar sudut kemiringan lereng, maka lereng
tersebut akan semakin tidak stabil. Sedangkan semakin besar lebar berm
maka lereng tersebut akan semakin stabil.
4. Tinggi muka air tanah
Muka air tanah yang dangkal menjadikan lereng sebagian besar
basah dan batuannya mempunyai kandungan air yang tinggi, kondisi
ini menjadikan kekuatan batuan menjadi rendah dan batuan juga akan
menerima tambahan beban air yang dikandung, sehingga menjadikan
lereng lebih mudah longsor.
5. Iklim
Iklim berpengaruh terhadap kestabilan lereng karena iklim
mempengaruhi perubahan temperatur. Temperatur yang cepat sekali
berubah dalam waktu yang singkat akan mempercepat proses pelapukan
batuan. Untuk daerah tropis pelapukan lebih cepat dibandingkan dengan
daerah dingin, oleh karena itu singkapan batuan pada lereng di daerah
tropis akan lebih cepat lapuk dan ini akan mengakibatkan lereng mudah
tererosi dan terjadi kelongsoran.
6. Gaya luar
4
Gaya luar yang mempengaruhi kestabilan lereng penambangan
adalah beban alat mekanis yang beroperasi diatas lereng, getaran yang
diakibatkan oleh kegiatan peledakan, dll.
2. Cara komputasi
Cara dengan melakukan hitungan berdasarkan rumus (Fellenius,
Bishop, Janbu, Sarma, Bishop modified dan lain-lain). Cara Fellenius dan
Bishop menghitung Faktor Keamanan lereng dan dianalisis kekuatannya.
Menurut Bowles (1989), pada dasarnya kunci utama gerakan tanah adalah
kuat geser tanah yang dapat terjadi :
a. tak terdrainase
5
Dalam menghitung besar faktor keamanan lereng dalam analisis
lereng tanah melalui metoda sayatan, hanya longsoran yang
mempunyai bidang gelincir saja yang dapat dihitung.
3. Cara grafik
Cara dengan menggunakan grafik yang sudah standar (Taylor, Hoek
& Bray, Janbu, Cousins dan Morganstren). Cara ini dilakukan untuk
material homogen dengan struktur sederhana. Material yang heterogen
(terdiri atas berbagai lapisan) dapat didekati dengan penggunaan rumus
(cara komputasi). Stereonet, misalnya diagram jaring Schmidt (Schmidt
Net Diagram) dapat menjelaskan arah longsoran atau runtuhan batuan
dengan cara mengukur strike/dip kekar-kekar (joints) dan strike/dip
lapisan batuan.
6
e. Adanya scrarp dan rayapan (creep) pada permukaan lereng.
Scraps terjadi jika material telah bergerak ke bawah secara
vertical ataupun hamper vertical
Rayapan lereng bias dilihat dari lendutan yang terjadi di muka
lereng atau terjadinya pergerakan subsurface perlahan-lahan dari
lereng.
f. Adanya aliran air tidak normal yang mengakibatkan erosi pada muka
lereng.
Peningkatan aliran air di dalam lereng dapat menyebabkan
pengaruh yang buruk pada lereng
7
b. Radar
c. Patok Geser
d. Ekstensometer
e. Crackmeter
Prinsip kerja alat yaitu dengan memasang 2 patok pada kedua sisi
yang berlawanan dari arah retakan.
f. Inclinometer
8
secara horisontal dan 90 derajat secara vertikal. Proses scan di ulang
berkali-kali secara otomatis sampai seluruh area yang akan diamati tertangkap
oleh radar. Semua data akan di tangkap oleh komputer yang ada di radar dan
akan di kirimkan melalui suatu jaringan tanpa kabel ke rungan pengamat. Data
yang ada bisa dilihat secara utuh dari satu scan ke scan berikutnya. Yang perlu
di catat adalah SSR melakukan pengukuran perpindahan atau pergerakan
bukan mengukur jarak.
9
Gambar 2. Hasil pembacaan SSR dalam bentuk Pixel dan Foto
10
Perbedaan phase ini yang dihitung oleh suatu perangkat lunak untuk
memberikan nilai perpindahan atau pergerakan dinding. Ketika hal ini
dilakukan berulang-ulang maka akan bisa dihasilan total pergerakan atau total
perpindahan. Dengan adanya total perpindahan dan waktu maka akan bisa
dihitung rata-rata pergerakan (gambar 4).
11
aktivitas disekitar area dan jika parameternya terlalu longgor maka akan bisa
mengakibatkan indikasi ketidakstabilan tidak bisa terpantau dengan baik
sehingga ketika terjadi ketidakstabilan tidak akan tertangkap oleh radar.
Selaian itu komunikasi yang baik terhadap semua pihak yang terlibat dalam
suatu aktivitas menjadi sangat penting. Tidaklah ada artinya jika radar sudah
memberikan signal tanda bahaya namun tidak bisa disampaikan informasi ini
kesemua pihak yang berkepentingan.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Cara analisis kestabilan lereng secara garis besar dapat dibagi menjadi
tiga kelompok, yaitu cara pengamatan visual, cara komputasi dan cara
grafik.
13
3. Pemantauan stabilitas lereng bisa dilakukan secara visual dan
pemantauan menggunakan alat.
DAFTAR PUSTAKA
http://lerengtambang.blogspot.co.id/
14
http://herisusanto-tambang.blogspot.co.id/2013/01/analisa-kestabilan-lereng-tanah
.html
https://fahrizalzul.blogspot.co.id/2016/06/pemantauan-kestabilan-lereng.html
https://fahrizalzul.blogspot.co.id/2016/06/pemantauan-kestabilan-lereng-secara.ht
ml
http://repository.upnyk.ac.id/629/1/B-6.pdf
15