You are on page 1of 12

Ikuti Wikipedia bahasa Indonesia di Facebook, Twitter, Instagram, dan

Telegram

Manga
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
 

Bagian dari seri

Manga

Daftar manga

Simbol · A · B · C · D ·


E · F · G · H · I · J · K ·
L · M · N · O · P · Q ·
R · S · T · U · V · W ·
X · Y · Z

Daftar mangaka

A · B · C · E · F · H · I ·


K · M · N · O · R · S ·
T · U · W · Y

 l
 b
 s

Bagian dari seri tentang

Anime dan Manga


Anime[tampilkan]

Manga[tampilkan]

Kelompok demografis[tampilkan]

Genre[tampilkan]

Biografi pilihan[tampilkan]

Fandom[tampilkan]

Umum[tampilkan]

Portal Anime dan Manga

 l
 b
 s
Wikipe-tan, bentuk wujud wikipedia yang digambarkan ala manga.

Manga (漫画 Manga?,  dengarkan (bantuan·info); Bahasa Inggris /ˈmæŋ.ɡə/ atau /ˈmɑːŋ.ɡə/)


merupakan komik yang dibuat di Jepang, kata tersebut digunakan khusus untuk
membicarakan tentang komik Jepang, sesuai dengan gaya yang dikembangkan di Jepang
pada akhir abad ke-19.[1] Kata tersebut memiliki prasejarah yang panjang dan sangat rumit di
awal Kesenian Jepang.[2] Mangaka (漫画家) (baca: man-ga-ka, atau ma-ng-ga-ka) adalah
orang yang menggambar manga.[3]

Di Jepang, orang dari segala usia membaca manga. Media mencakup karya dalam berbagai
genre: aksi-petualangan, asmara, olahraga dan permainan, sejarah drama, komedi, fiksi
ilmiah dan fantasi, misteri, detektif, horor, seksualitas, dan bisnis / perdagangan, dan lain-
lain..[4] Sejak 1950-an, manga telah terus menjadi bagian utama dari industri penerbitan
Jepang,[5] mewakili pasar ¥406 miliar di Jepang pada tahun 2007 (sekitar $3.6 miliar) dan
¥420 miliar ($5.5 miliar) pada tahun 2009.[6] Manga juga telah mendapatkan pembaca di
seluruh dunia yang signifikan.[7] Di Eropa dan Timur Tengah pasar manga bernilai $250 juta.
[8]
Pada tahun 2008, di Amerika Serikat dan Kanada, pasar manga senilai $ 175 juta. Pasar di
Perancis dan Amerika Serikat memang sama. Cerita manga biasanya dicetak dalam hitam
putih,[9] meskipun beberapa manga penuh warna sudah ada (contoh Colorful). Di Jepang,
manga biasanya serial di majalah manga besar, sering mengandung banyak cerita, masing-
masing disajikan dalam satu episode kemudian dilanjutkan dalam edisi berikutnya.Jika seri
berhasil, bab dikumpulkan dan dapat dipublikasikan ulang pada buku paperback yang biasa
disebut tankōbon.[10] Seorang seniman manga biasanya bekerja dengan beberapa asisten di
sebuah studio kecil dan berhubungan dengan editor kreatif dari perusahaan penerbitan
komersial.[11] Jika seri manga cukup populer, mungkin dianimasikan setelah atau bahkan
disaat manga sedang berjalan.[12] Terkadang manga terpusat pada dahulu sebelumnya yang
terdapat aksi langsung atau film animasi.[13]
Istilah manga (kanji: 漫画; hiragana: まんが; katakana: マンガ;  dengarkan (bantuan·info);
Bahasa Inggris /ˈmæŋ.ɡə/ atau /ˈmɑːŋ.ɡə/) adalah kata dalam bahasa Jepang yang merujuk
terhadap keduanya, baik untuk komik dan kartunis. "Manga" sebagai istilah yang digunakan
di luar Jepang merujuk secara khusus untuk komik aslinya yang diterbitkan di Jepang.[14]

Komik Manga dipengaruhi, dari karya-karya asli, yang ada juga di bagian negara lain,
khususnya di China, Hong Kong, dan Taiwan ("manhua"), dan Korea Selatan ("manhwa").[15]
[16]
Di Perancis, "la nouvelle manga" telah dikembangkan sebagai bentuk bande dessinée
komik digambar dalam gaya yang dipengaruhi oleh manga. Ada juga OEL manga di Amerika
juga.

Daftar isi
 1 Etimologi
 2 Penerbitan
 3 Manga di Jepang
o 3.1 Genre
o 3.2 Genre Berdasarkan jenis pembaca
o 3.3 Gaya penggambaran
o 3.4 Doujinshi
 4 Manga di Indonesia
o 4.1 Penerbit
o 4.2 Format baca dan Kejanggalan
o 4.3 Pengaruh pada kultur di Indonesia
o 4.4 Iklan televisi
o 4.5 Kontroversi
 5 Manga di luar Jepang
 6 Jenis manga
o 6.1 Kategori manga pornografis
 7 Referensi dan catatan kaki
 8 Lihat pula
 9 Pranala luar

Etimologi
Karakter Cina (diucapkan "manhua" dalam bahasa Mandarin) yang digunakan untuk menulis
kata manga dalam bahasa Jepang dapat diterjemahkan sebagai "gambar aneh" atau "sketsa
spontan".[17] Awalnya istilah ini muncul pada abad ke-18 pada literati Cina,[17] kata ini
pertama kali muncul ke dalam penggunaan istilah umum di Jepang pada akhir abad ke-18
dengan diterbitkan karya-karya seperti Santō Kyōden buku bergambar Shiji no yukikai
(1798), dan pada awal abad ke-19 dengan karya-karya seperti Aikawa Minwa ini Manga
hyakujo (1814) dan buku-buku terkenal Hokusai Manga (1814–1834) mengandung berbagai
macam gambar dari sketsa dari seniman terkenal ukiyo-e Hokusai.[18] Rakuten Kitazawa
(1876–1955) pertama kali menggunakan kata manga dalam pengertian modern.[19]

Di Jepang, "manga" dapat merujuk ke animasi dan komik. Di kalangan penutur bahasa
Inggris, "manga" memiliki arti "komik Jepang," sejalan dengan penggunaan anime di dalam
dan luar Jepang. Istilah "ani-manga" digunakan untuk menggambarkan komik yang
dihasilkan dari cels animasi.[20]
Penerbitan
Di Jepang, manga mencapai angka ¥40.6 miliar tiap tahunnya (sekitar $395 miliar USD)
berdasarkan industri penerbitan pada tahun 2007.[21] Baru-baru ini, industri manga telah
berkembang di seluruh dunia, di mana perusahaan distributor melisensi dan mencetak ulang
manga ke dalam bahasa negara mereka.

Seiring berjalannya seri untuk sementara waktu, para industri penerbit sering mengumpulkan
cerita dan mencetaknya ke dalam volume buku berukuran khusus, yang disebut tankōbon.
Hal ini setara dengan trade paperback atau novel grafik di Amerika Serikat. Volume ini
menggunakan kertas berkualitas tinggi, dan berguna bagi mereka yang ingin "mengejar" seri,
sehingga mereka dapat mengikutinya di majalah. Old manga juga telah dicetak ulang
menggunakan kertas berkualitas agak rendah dan dijual seharga ¥ 100 (sekitar $1 U.S. dollar)
untuk bersaing dengan penjualan buku bekas.

Pemasar mengelompokkan manga pada usia dan jenis kelamin target pembaca.[22] Pada
khususnya, buku dan majalah yang dijual untuk laki-laki (shōnen) dan perempuan (shōjo)
memiliki desain sampul yang khas dan ditempatkan pada rak-rak yang berbeda di sebagian
besar toko buku. Karena lintas pembaca, respon konsumen tidak dibatasi. Contohnya,
pembaca pria berlangganan sebuah serial yang ditujukan untuk pembaca perempuan dan
sebagainya.

Di Jepang juga memiliki kafe manga, atau manga kissa (kissa merupakan singkatan dari
kissaten, dalam bahasa indonesia yang berarti kedai kopi). Pada manga kissa, orang minum
kopi dan membaca manga, dan kadang-kadang tinggal di sana semalaman.

Telah ada peningkatan jumlah penerbitan dari situs web manga asli. Hal ini sangat diminati
oleh para penggemar dari semua kalangan dan ditujukan untuk dibaca online. Dapat juga
dipesan dalam bentuk novel grafis jika tersedia dalam bentuk cetak.

Museum Manga Internasional Kyoto menyimpan daftar situs manga yang sangat besar yang
diterbitkan dalam bahasa Jepang.[23]

Manga di Jepang
Majalah-majalah manga di Jepang biasanya terdiri dari beberapa judul komik yang masing-
masing mengisi sekitar 30-40 halaman majalah itu (satu chapter/bab). Majalah-majalah
tersebut sendiri biasanya mempunyai tebal berkisar antara 200 hingga 850 halaman. Sebuah
judul manga yang sukses dapat terbit hingga bertahun-tahun seperti "ジョジョの奇妙な冒
険 / Jojo no Kimyō na Bōken / JoJo's Bizarre Adventure / Misi Rahasia". Umumnya, judul-
judul yang sukses dapat diangkat untuk dijadikan dalam bentuk animasi (atau sekarang lebih
dikenal dengan istilah ANIME) contohnya adalah seperti Naruto, Bleach dan One Piece

Beberapa manga cerita aslinya bisa diangkat berdasarkan dari novel / visual novel, contohnya
adalah "Basilisk" (tidak beredar di Indonesia) berdasarkan dari novel "甲賀忍法帖, Kōga
Ninpōchō" oleh Futaro Yamada, yang menceritakan pertarungan antara klan ninja
Tsubagakure Iga dan klan ninja Manjidani Koga. Ada juga yang mengangkat dari segi
sejarah, seperti sejarah Tiga Kerajaan (The Three Kingdom) seperti Legenda Naga
(Ryuuroden) dan sejarah-sejarah Jepang, kadang ada yang memakai nama yang benar benar
ada, ada juga yang memakai tokoh fiktif

Tokoh Goku dalam Dragonball Evolution

Setelah beberapa lama, cerita-cerita dari majalah itu akan dikumpulkan dan dicetak dalam
bentuk buku berukuran biasa, yang disebut tankōbon (atau kadang dikenal sebagai istilah
volume). Komik dalam bentuk ini biasanya dicetak di atas kertas berkualitas tinggi dan
berguna buat orang-orang yang tidak atau malas membeli majalah-majalah manga yang terbit
mingguan yang memiliki beragam campuran cerita/judul. Dari bentuk tankōbon inilah manga
biasanya diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain di negara-negara lain seperti Indonesia.

Untuk beberapa judul (yang sukses) bahkan telah/akan dibuat versi manusia (Live Action,
atau kadang disingkat sebagai L.A. di jepang), beberapa judul yang telah diangkat menjadi
Live Action adalah Death Note, Detektif Conan, GeGeGe no Kintaro, Cutie Honie, Casshern,
DevilMan, Saigake!! Otokojuku dan lain lain [24]

Lebih lanjut sebagian judul juga akan dibuat remake kembali secara internasional oleh
produsen di luar negara Jepang, seperti Amerika, yang membuat film Live Action Dragon
Ball versi Hollywood (20'th Century Fox)[25], dan kabarnya juga akan dibuat versi live action
dari Death Note oleh pihak produser barat[26].

Genre

Berikut adalah genre-genre yang ada di manga. Selain itu, banyak dari jenis-jenis berikut
juga berlaku untuk anime dan permainan komputer Jepang.

 Aksi akushon (アクション) : Bercerita tentang pertempuran, perkelahian, atau


kekerasan
 Fantasi fantajī (ファンタジー) : Bercerita tentang benda-benda aneh atau memiliki
kekuatan di luar logika, dunia yang tidak terlihat atau lain
 Historis hisutorikaru (ヒストリカル) : Bercerita tentang sejarah seseorang, benda,
ataupun suatu tempat
 Seni bela diri budō (武道) : Bercerita tentang berbagai seni bela diri
 Misteri Nazo (謎} : Bercerita tentang sebuah misteri
 Roman/Percintaan Romansu (ロマンス) : Bercerita tentang percintaan
 Olahraga supōtsu (スポーツ) : Bercerita tentang berbagai olahraga
 Supernatural chō shizen (超自然) : Orang-orang yang berada dalam manga tersebut
memiliki kekuatan di luar logika

Genre Berdasarkan jenis pembaca


 Manga yang khusus ditujukan untuk anak-anak disebut kodomo (子供) — untuk
anak-anak.
 Manga yang khusus ditujukan untuk (Wanita) dewasa disebut josei (女性) (atau
redikomi) — wanita.
 Manga yang khusus ditujukan untuk dewasa disebut seinen (青年) — pria.
 Manga yang khusus ditujukan untuk perempuan disebut shōjo (少女) — remaja
perempuan.
 Manga yang khusus ditujukan untuk laki-laki disebut shōnen (少年) — remaja lelaki.

Banyak dari jenis-jenis ini juga berlaku untuk anime dan permainan komputer Jepang.

Dua penerbit manga terbesar di Jepang adalah Shogakukan (小学館) dan Shueisha (集英社).

Gaya penggambaran

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ikonografi manga

Rata-rata mangaka di Jepang menggunakan gaya/style sederhana dalam menggambar manga.


Tetapi, gambar latar belakangnya hampir semua manga digambar serealistis mungkin,
biarpun gambar karakternya benar-benar sederhana. Para mangaka menggambar sederhana
khususnya pada bagian muka, dengan ciri khas mata besar, mulut kecil dan hidung sejumput.
Ada juga gaya menggambar Lolicon maupun Shotacon.

Tidak semua manga digambarkan dengan sederhana. Beberapa mangaka menggunakan style
yang realistis, walaupun dalam beberapa elemen masih bisa dikategorikan manga. Seperti
contohnya Vagabond, karya Takehiko Inoue yang menonjolkan penggunaan arsir, proporsi
seimbang dan setting yang realistis.[butuh rujukan] Tetap, Vagabond dikategorikan manga karena
gaya penggambaran mata, serta beberapa bagian yang simpel. Manga juga biasa digambar
dalam monochrome dan gradasinya yang biasa disebut tone.

Untuk komik jangka panjang atau yang memiliki ratusan volume, umumnya seiring dengan
perkembangan waktu, para mangaka akan mengalami perubahan goresan yang cukup
signifikan.[butuh rujukan] Contoh yang umum di Indonesia mungkin karaya Hojo Tsukasa yang
dari Cat Eyes berubah menjadi seperti dalam City Hunter. Atau karya lain Ah ! My Goddess
yang dimulai sejak 1988 dan sampai sekarang masih terus berjalan. One Piece and Naruto
pun cukup berubah bila dibandingkan pada goresan volume volume awal.[butuh rujukan]

Doujinshi

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dōjinshi

Doujinshi adalah sebutan bagi manga yang dibuat oleh fans manga tersebut yang memiliki
alur cerita atau ending yang berbeda dari manga aslinya. Para fans ini biasa
mendistribusikannya dari tangan ke tangan, dijual secara indie di toko doujinshi, atau
mengikuti konvensi akbar doujinshi yang biasa disebut Comiket. Disini dijual ribuan judul
doujinshi tiap tahunnya. Pengunjungnya bisa mencapai 400.000 orang.

Doujinshi sendiri kadang menjadi batu loncatan seseorang/kelompok untuk menjadi


mangaka. Ken Akamatsu (Love Hina, Negima) juga sering membuat dojin karyanya sendiri.
Manga yang bertema hentai biasanya adalah dojin dari manga tertentu yang sudah terkenal.
Biasanya karakter manga tersebut memang didesain untuk jadi "sasaran" para dojin-ka
(sebutan bagi para pembuat dojin, sama seperti manga-ka).

Manga di Indonesia
Penerbit

Dua penerbit manga terbesar di Indonesia adalah Elex Media Komputindo dan m&c Comics
yang merupakan bagian dari kelompok Gramedia. Sekitar tahun 2005, kelompok Gramedia
juga telah menghadirkan Level Comics, yang lebih terfokus pada penerbitan manga-manga
bergenre Seinen (dewasa)

Tedapat beberapa penerbit ilegal di Indonesia, namun tampaknya peredarannya hanya sebatas
di wilayah kota kota besar, karena untuk beberapa daerah tidak ditemukan komik-komik jenis
ini. Perbedaan yang mencolok dari penerbit ilegal ini, mereka tampak lebih terbuka terhadap
sensor dibandingkan dengan manga terbitan Elex yang jauh lebih ketat dalam hal sensor.[27]

Format baca dan Kejanggalan

Aslinya bahasa Jepang biasanya ditulis dari kanan ke kiri, sehingga penggambaran manga
dan ditulis dengan sistem seperti ini di Jepang, yang umum disebut sebagai istilahnya "raw"
(mentah). Hal ini berbeda dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang biasa membaca dari
kiri (atau sebagai patokan cover depan ada di bagian kiri) ke kanan. Sebelum tahun 2000-an,
menyikapi masalah perbedaan budaya ini, ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
gambar dan halamannya umumnya di-flip sehingga dapat dibaca dari kiri ke kanan. Hal ini
menyebabkan sering terlihat tokoh tokoh dalam komik terlihat kidal (penggunaan tangan kiri
yang dominan) dan sedikit aneh

Contoh halaman yang terjemahannya tidak sesuai dengan gambar

Untuk beberapa manga yang tidak mempermasalahkan keadaan terbalik ini, hal semacam ini
tidak terlalu dipermasalahkan, namun kerancuan menjadi sangat mengganggu dalam
terjemahan manga genre detektif seperti Detektif Conan, Q.E.D atau Detektif Kindaichi yang
sering memberikan informasi/petunjuk yang sangat menyesatkan pembaca karena pada
bagian cerita di bab depan tidak sesuai dengan hasil deduksi/kesimpulan dari tokoh utama
maupun fakta yang tergambar dalam cerita. Bahkan dalam suatu buku cerita, kadangkala
hanya satu panel yang dibalik (pada bagian deduksi) yang semakin memperparah inti cerita.
(lihat gambar di samping)

Manga pertama yang mepertahankan format seperti format Jepang asli (raw) adalah Rurouni
Kenshin. Selain itu, beberapa penulis komik seperti Takehiko Inoue yang menciptakan komik
Slam Dunk tidak setuju karya mereka diubah begitu saja dan minta agar karya mereka
dibiarkan dalam format aslinya (raw). Kini, manga-manga yang terbit di Indonesia biasanya
sudah diterbitkan dalam format aslinya, terutama untuk pernerbit terbitan "LEVEL
COMICS" semuannya sudah mengikuti format asli RAW Jepang, kecuali untuk beberapa
judul dari penerbit "Elex Media Komputindo" yang sebagian ada yang telah mulai diterbitkan
sebelum tahun 2000-an.

Beberapa judul (yang telah diterjemahkan / dikenal dalam bahasa Indonesia) yang telah
memakai format baca ala jepang (raw) adalah :

 Monster (2003) m&c


Monster - Urasawa Naoki (1995)

 Comic Bomber (2008) Elex Media Komputindo


Hoero Pen - SHIMAMOTO Kazuhiko (2002)

 ROAD to St. ANDREWS DANDOH XI (2008) Elex Media Komputindo


DAN DOH!! XI - SAKATA Nobuhiro & BANJO Daichi (2002)

 AEGIS in the DARK (2008) Elex Media Komputindo


YAMI NO AEGIS - NANATSUKI Kyouichi & FUJIWARA Yoshihide (2006)

 C.M.B. (2008) Elex Media Komputindo


C.M.B. - Shinra Hakubutstukan no Jiken Mokuroku - Motohiro Katou (2006)

 Kungfu Boy Legends (2008) Elex Media Komputindo


Tekken Chinmi Legends - Takeshi Maekawa (2007)

 A.S.Animal Sense (2008) Elex Media Komputindo


A.S.(Animal Sense) - Takeshi Maekawa (2006)

 Yotsuba &! (2008) Elex Media Komputindo


Yotsubato! - Kiyohiko Azuma / Yotuba Sutazio (2007)

 Azumanga DAIOH Elex Media Komputindo


 ONE PIECE Elex Media Komputindo
 Gash Bell m&c
 Ghost Sweeper Mikami Elex Media Komputindo

Pengaruh pada kultur di Indonesia

Karena banyaknya manga yang diterbitakan di Indonesia sejak dari zaman Doraemon, Candy
Candy, Detective Conan, maupun Kungfu Boy yang membanjiri pasar Indonesia yang
berlangsung selama bertahun-tahun dengan distribusi yang cukup teratur sehingga
menyebabkan manga terbitan Elex Media Komputindo sangat mudah diperoleh apabila
dibandingkan dengan peredaran komik Eropa/Amerika yang relatif lebih susah dan lebih
mahal, kecuali Donal Bebek yang masih bisa didapat secara teratur tiap minggunya.

Hal ini mengakibatkan terjadinya debat kusir pada proses pembentukan komik karya
"Indonesia", karena secara tidak langsung banyak generasi komikus muda di Indonesia baik
tanpa sadar maupun sadar, terpengaruh oleh gaya aliran Jepang (manga) ini. Hal ini pun
masih diperdebatkan, namun mengingat dengan beberapa pengarang asal Korea dan Hong
Kong yang memiliki goretan yang cukup mirip dengan manga Jepang, harusnya hal ini tidak
dipermasalahkan.

Di Indonesia juga terdapat komunitas-komunitas penggemar manga dan anime. Biasanya


mereka berkumpul dan berbagi dengan penggemar lain lewat internet atau berkumpul di
suatu tempat. Para penggemar yang bertemu di internet/forum biasa mengadakan gathering
(pertemuan) untuk saling berjumpa satu sama lain.

Iklan televisi

Ada sebuah iklan produk makanan yang memakai tokoh yang sangat mirip dengan tokoh
Kamen Rider dan baltan (Ultraman) yang disebut lobstozilla. Namun iklan ini lebih mirip
jiplakan secara kasar daripada sebuah pengaruh.[28]

Kontroversi

Sekitar tahun 2005 - 2007, penerbit Indonesia seperti Level Comics, berani menerbitkan
manga yang berbau DEWASA (Seinen). Pada awal kemunculannya, ini sempat ditentang
keras. Bahkan manga Vagabond sempat ditarik dari peredaran. Setelah pemberlakuan sensor
yang lebih ketat, para penerbit tidak lagi diprotes oleh para ibu yang anaknya membaca
manga-manga tersebut. Manga juga sering dinilai tidak mengindahkan rating karena
pencantumannya kurang mengena oleh sebagian kalangan yang menilai.

Manga di luar Jepang


Manga telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa di negara-negara di luar Jepang
termasuk Cina, Perancis, Italia, Malaysia, Indonesia dan lainnya. Untuk beberapa negara
terdapat sebutan tersendiri untuk menyebut komik:

 Manhua untuk China/Hongkong/Taiwan


 Manhwa untuk Korea

Jenis manga
Kategori manga pornografis

Biasanya disebut "hentai" (変態) dalam bahasa Inggris, meskipun istilah ecchi (H) lebih
sering dipakai. Ecchi sendiri sebenarnya merupakan cara penyebutan orang Jepang untuk
huruf "H" dari kata 'hentai'.

 Softcore
o lolicon (perempuan muda)
o shota-con (laki-laki muda)
o Shounen-ai (gay)
o Shoujo-ai (lesbian)
 Hardcore
o ero-guro (erotic-grotesque)
o futanari (hermafrodit)
o kemono (hewan setengah manusia)

Sesuatu yang menyerupai manga-manga sub-culture modern telah lama ada di Jepang.
Seperti, gulungan gambar binatang pada pertengahan abad XII yang disebut dengan “Choju
Jinbutsu Giga”(Burung dan Hewan-hewan yang Memainkan Manusia), yang mana menyindir
masyarakat masa kini. Pada pertengahan ke dua di tahun 1600-an ilustrasi novel dengan
cetakan blok kayu menjadi populer. Kira-kira seabad kemudian, beberapa penulis mulai
menggambar ilustrasi untuk novel mereka masing-masing dalam sebuah format yang
mengingatkan kita tentang beberapa manga masa kini.

Namun gulungan-gulungan gambar kuno tersebut dan ilustrasi di novel-novel tidak


menggunakan bingkai berseri seperti manga yang sebenarnya. Manga yang sebenarnya, yaitu
telah menggunakan bantuan alur adegan tokoh dan balon dialog yang menggambarkan
percakapan antar-tokohnya, muncul pada tahun 1800-an. Dalam teks lama, kalimat-kalimat
panjang seringkali diletakkan di samping gambar ilustrasi. Perlahan namun pasti, teks dialog
mulai di letakkan dalam balon dialog bersama dengan bingkai-bingkai berseri. Di sinilah
pada tahun 1920 – an serial kartun koran “Shocan no Boken” (Petualangan Sho-chan) terbit.
Peristiwa ini menjadi trend, segera setelah itu setiap perusahaan koran memiliki kartun strip.
Tahun 1930-an terlihat banyak buku manga dicetak. Dan majalah dengan cerita manga yang
panjang seperti “Nora kuro” (Blackie Si Pengembara) karya Tagawa Suiho. Dalam periode
yang sama komik-komik anak menggali alur cerita dan menunjukkan banyak potensinya.
Namun kemudian pecahlah perang dan mengakibatkan dunia manga sub-culture merana.
Permagaan kembali bergairah setelah berakhirnya perang dunia II. Pasti, dengan banyak
pilihan. Seorang seniman bernama Tezuka Osamu. Bingkai-bingkai miliknya memiliki
sebuah sentuhan sinematik. Dan karena kedinamisan, manganya, maka bekembang pesat
hingga menjadi sebuah medium yang menceritakan kisahnya sendiri.Unsur-unsur tragis juga
menemukan caranya dalam setiap halaman, hal inilah yang akhirnya banyak digemari.
Orang-orang seperti Tezuka juga berpacu mengembangkan genre manga. Seniman seperti
Fujiko Fujio, Akatsuka Fujio, Ishimori Shotaro, dan Matsumoto Reiji memberikan variasi
yang lebih beragam kepada para pembaca. Dan di tahun 1960-an, manga yang ditulis oleh
Tezuka – yaitu manga dari Osaka yang lebih dramatis mendobrak bentuk aslinya. Di bawah
besutan Saito Takao dan kawan-kawan, hadirlah manga bentuk baru yang menekankan karya
realistik (nyata) ke dalam drama. Hadir bersama mereka, Shirato Sanpei, Mizuki Shigeru, dan
Chiba Tetsuya. Komik yang hadir sebagai drama ini segera menjadi kekuatan yang
mendominasi dan menginspirasi seniman-seniman hebat lainnya seperti Otomo Katsuhiro
dan Shiro Masamune. Sebagai penyeimbang komik aksi dan komik drama, perlakuan psikis
terhadap tokoh menjadi sebuah tema komik-komik remaja wanita pada tahun 1970-an di
bawah seniman-seniman bertangan dingin seperti Hagio Moto dan Takemiya Keiko. Yang
lain, khususnya seperti Ikeda Ryoko, Miuchi Suzue menekuni karier mereka di ladang ini,
mulai dari komik remaja wanita ke sebuah genre penting di Jepang. Saat ini Jepang adalah
kekuatan dinamis dalam dunia komik, dan sudah banyak manga yang dibaca di seluruh
penjuru dunia. Berikut ini yang pernah terkenal adalah Sailor moon, Dragon Ball, Slam
Dunk, Crayon Shincan, Naruto, dan Nana. Film-film animasi Jepang juga mendunia. Anime-
anime sub-culture hadir di Jepang pada pertengahan 1960-an, menggambarkan energi dari
peningkatan popularitas cerita manga. Banyak dari cerita-cerita itu yang dihidupkan menjadi
anime, dan sebagian lagi dijadikan komoditas ekspor. Ini sebenarnya menjadikan manga
menarik peminat lebih luas dari luar Jepang. Sehingga manga dan anime saling menunjukkan
perannya masing-masing, menjadi sebuah media yang akan terus berkembang dan pasti akan
berkembang dari masa ke masa

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/alvinkoloway/perkembangan-manga-dari-masa-
ke-masa_55e1a82b36977354048b4567

You might also like