DINAMIKA DAN TANTANGAN DEMOKRASI YANG BERASAL DARI
PANCASILA Demokrasi adalah salah satu bentuk sistem pemerintahan sebuah bangsa / negara yang mengedepankan kebebasan untuk seluruh warga negara dalam hal politik. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dari masa ke masa tidaklah sama, mengingat UUD yang berlaku pun berganti-ganti. Pergantian UUD menyebabkan pergantian sistem pemerintahan. Indonesia telah menganut sistem demokrasi sejak merdeka sampai saat ini. Dimulai dari demokrasi terpimpin pada masa jabatan Soekarno, demokrasi pancasila yang di gunakan Soekarno selama puluhan tahun menjabat menjadi presiden, hingga demokrasi sesungguhnya yang mulai berjalan setelah mas jabatan Soekarno berakhir pada tahun 1998 yang di tandai oleh adanya pemilu serentak dan adil. Demokrasi yang ideologianya berdasarkan Pancasila Pada pembukaan UUD 1945,tertera pada alinea ke empat yang mengatakan ".... Maka di susunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD negara Indonesia, yang terbentuk dalam susunan Negara RI yang Berkedaulatan Rakyat dengan Berdasarkan Kepada...(sila-sila PANCASILA). Dari pernyataan ini, dapat kita ketahui bahwa penerapan demokrasi di Indonesia dalam perjalanannya mengalami banyak dinamika dan tantangan, khususnya dinamika dan tantangan yang bersumber dari pancasila. Untuk memahami dinamika dan tantangan Demokrasi, harusnya dapat membandingkan aturan dasar dalam naskah asli UUD 1945 dan perubahannya berkaitan dengan lembaga permusyawaratan dan perwakilan rakyat. 1. MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat). A. Dinamika susunan keanggotaan dan wewenang MPR. Ketentuan mengenai Majelis Permusyawaratan Rakyat dalam naskah UUD 1945 terdiri atas dua pasal. Kedua pasal tersebut adalah pasal 2 dengan 3 ayat dan pasal 3 tanpa ayat. a. Pasal 2 1) Majelis permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat, di tambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan- golongan, menurut aturan yang di tetapkan dengan UU. 2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu kota negara. 3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat di tetapkan dengan suara terbanyak. b. Pasal 3 "Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan UUD dan garis-garis besar dari haluan negara". B. Setelah perubahan maka: a. Pasal 2 1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang di pilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan UU. 2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di Ibu kota negara. 3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat di tetapkan dengan suara terbanyak. b. Pasal 3 1) Majelis Permusyawaratan Rakyat berwewenang mengubah dan menetapkan UUD. 2) Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik Presiden dan wakil Presiden. 3) Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan Presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya menurut UUD. C. Perubahan secara umum yang terjadi yaitu: a. Perubahan sistem vertik hierarkis dengan prinsip supremasi MPR menjadi system Horizontal fundamental dengan prinsip check and balance. b. MPR terdiri atas anggota DPR dan DPD. c. MPR berwenang untuk melantik Presiden dan wakil presiden. d. MPR berwenang Memberhentikan Presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya. 2. DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) A. Keanggotaan, Susunan, dan waktu sidang MPR. a. "Pasal 19" (Rumusan naskah asli) Susunan Dewan Perwakilan Rakyat ditetapkan dengan UU. Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun. b. "Pasal 19" (Rumusan Perubahan) 1) Angggota Dewan Perwakilan Rakyat di pilih melalui pemilihan umum. 2) Susunan Dewan Perwakilan Rakyat di atur dengan UU. 3) Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun B. Perubahan-perubahan Pasal DPR. Kekuasaan DPR dalam membentuk UU. Pada pasal 20 yaitu: a. Adanya perubahan peran DPR yang di atur dalam pasal 20A. b. DPR memegang kekuasaan membentuk UU. c. Membahas rancangan UU bersama presiden untuk mendapatkan persetujuan bersama. Fungsi dan Hak DPR serta Hak anggota DPR. Pada pasal 20A. a. Fungsi DPR yaitu fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. b. DPR memiliki hak interpretasi, angket, dan hak menyatakan pendapat. c. Anggota DPR memiliki hak mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan hak imunitas. 3. DPD (Dewan Perwakilan Daerah). A. Ketentuan DPD merupakan hal baru dalam UUD 1945. Pada pasal 22C. a. Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi yang dilakukan secara Pemilu. b. Jumlah anggota DPD tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota DPR. c. Dewan Perwakilan Daerah bersidang sedikitnya sekali dalam setahun. d. Susunan dan kedudukan DPD diatur dalam UU. Pada pasal 22D. a. DPD dapat mengajukan serta ikut membahas rancangan UU yang berkaitan dengan otonomi daerah kepada DPR. b. DPD ikut membahas rancangan UU yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran, penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah, serta memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan UU anggaran pendapatan dan belanja negara dan rancangan UU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama. c. DPD dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU mengenai otonomi daerah, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengolahan sumber daya alam dari sumber ekonomi lainnya. Pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada DPR sebagai bahan pertimbangan untuk ditindak lanjuti. d. Anggota DPD dapat diberhentikan dari jabatannya, yang Syarat-syarat dan tata caranya diatur dalam UU sistem Perwakilan di Indonesia merupakan sistem yang khas. Sebab di samping terdapat DPR sebagai lembaga Perwakilan berdasarkan aspirasi rakyat, juga ada DPR sebagai lembaga penampung aspirasi daerah. Demikianlah dinamika yang terjadi dengan lembaga Permusyawaratan dan Perwakilan di negara kita yang secara langsung mempengaruhi kehidupan Demokrasi. Dinamika ini tentu saja kita harapkan akan mendatangkan kemaslahatan kepada semakin sehat dan dinamis nya Demokrasi Pancasila yang tengah melakukan konsolidasi menuju Demokrasi yang matang (maturation democracy). Hal ini merupakan puang dan sekaligus tantangan bagi segenap komponen bangsa. DEMOKRASI INDONESIA Setiap warga negara mendambakan pemerintahan yang demokratis yang menjamin tegaknya kedaulatan rakyat. Oleh karena itu Demokrasi perlu dijaga, hormati, dan di hargai oleh setiap warga negara. Pengertian Demokrasi memiliki banyak pandangan.Secara etimologi Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu "Demos" yang berarti Rakyat dan "gratis atau cratein" yang berarti Pemerintahan atau kekuasaan. Jadi Demokrasi itu Pemerintahan Rakyat/Kekuasaan Rakyat. Secara Terminologi banyak pandangan tentang Demokrasi yang dipandang sebagai salah satu bentuk pemerintahan, sistem politik, dan sebagai pola kehidupan Bernegara dengan prinsip-prinsip yang menyertainya. Menurut pendapat ahli dapat di simpulkan bahwa Demokrasi adalah sebuah konsep kehidupan negara atau masyarakat dimana warga negara dewasa itu turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang di pilih. Menurut carlos Alberto Terros (1998), demokrasi dapat di liat dari tiga tradisi pemikiran politik yaitu Classical Aristolelian Theory, Medieval Theory, Contemporary Doctrine. 2.URGENSI DEMOKRASI A). Kriteria Negara Demokrasi. 1). Perlindungan secara konstitusional atas hak-hak warga negara. 2). Badan kehakiman atau peradilan yang bebas dan tidak memihak. 3). Pemilihan umum yang bebas. 4). Kebebasan untuk menyampaikan pendapat. 5). Kebebasan untuk berorganisasi. 6). Pendidikan kewarganegaraan. Rakyat memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, Memiliki persamaan di muka Hukum, dan Memperoleh pendapatan yang layak karena terjadi Distribusi pendapatan yang adil. Ada tiga sumber yang menghidupkan cita-cita Demokrasi dalam kalbu bangsa Indonesia 1) Tradisi kolektivisme dari permusyawaratan Desa. a) Paham kedaulatan rakyat sebenarnya sudah tumbuh sejak lama di Nusantara. Kekuasaan raja di batasi oleh ketundukannya pada keadilan dan kepatutan (abadi XIV-XV dialam Minangkabau). Rakyat ber-raja pada penghulu, penghulu ber-raja pada mufakat, dan mufakat ber-raja pada alur dan patut. b) Tradisi Demokrasi asli Nusantara tetap bertahan sekalipun di bawah kekuasaan feodalisme raja-raja Nusantara. Karena di banyak tempat Nusantara tanah sebagai faktor produksi yang penting tidaklah di kuasai oleh Raja. Ada dua anasir lagi dari tradisi Demokrasi desa yang asli Nusantara yaitu Hak untuk mengadakan protes bersama dan Hak rakyat untuk menyingkir dari daerah kekuasaan raja. 2) Nilai Demokrasi yang berasal dari islam bersumber dari akar theologisme. Inti keyakinan Islam adalah pengakuan pada ketuhanan YME (Tauhad, Monoterisme), yang artinya hanya Tuhan yang satu-satunya wujud yang pasti. Semua bentuk pengaturan hidup sosial manusia yang Melahirkan kekuasaan mutlak, dinilai bertentangan dengan jiwa Tauhid (latif 2011), serta merupakan hal yang tidak adil dan tidak beradab. Stimulasi Islam membawa transformasi Nusantara dari System Kemasyarakatan Feodalistis berbasis kasta menuju sistem kemasyarakatan yang lebih egaditer dan muncul istilah "Raja Adil, Raja di sembah, Raja zalim, Raja di sanggah". 3) Sumber nilai yang berasal dari Barat. Masyarakat Barat (Eropa) mempunyai akar Demokrasi yang panjang. Pelaksanaan Demokrasi partisipatif, Sistem pemerintahan Republik. DEMOKRASI PANCASILA Arti Demokrasi secara luas adalah kedaulatan atau kekuasaan tertinggi ada pada rakyat yang dalam penyelenggaraannya di jiwai oleh nilai-nilai pancasila. Pengertian secara sempit adalah kedaulatan rakyat yang di laksanakan menurut hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Demokrasi pancasila juga di sebut pula sebagai Demokrasi konstitusional karena selain di rumuskan nilai dan normanya dalam UUD 1945, konstitusi Indonesia juga bersifat membatasi kekuasaan pemerintahan dan menjamin hak-hak dasar warga negara. Pernyataan Budiardjo (2008) menyatakan bahwa dari sudut perkembangan sejarah Demokrasi Indonesia sampai masa Orde Baru dapat di bagi dalam empat masa, yaitu: 1) Masa Republik Indonesia I (1945-1959).Demokrasi konstitusional yang menonjolkan peranan Parlemen & Partai-partai, karena dinamakan Demokrasi Parlementer. 2) Masa Republik Indonesia II (1959-1965). Demokrasi Terpimpin yang banyak penyimpanhan dari Demokrasi konstitusional yang secara formal merupakan landasan, Penunjukan beberapa aspek Demokrasi Rakyat. 3) Masa Republik Indonesia III (1965-1998). Demokrasi pancasila yang merupakan Demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem presidensial. 4) Mas Republik Indonesia IV (1998-Sekarang). Masa Reformasi yang mengingatkan tegaknya Demokrasi di Indonesia, sebagai Koreksi terhadap praktik politik yang terjadi pada masa Republik Indonesia III. Dinamika dan Tantangan Demokrasi yang bersumber dari pancasila. Memahami dinamika dan tantangan Demokrasi dapat diliat dengan membandingkan aturan dasar dalam naskah asli UUD 1945 dan perubahannya berkaitan dengan MPR, DPR, dan DPD. Pilar Utama Demokrasi Pancasila 1) Demokrasi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 2) Demokrasi dengan kecerdasan. 3) Demokrasi yang berkedaulatan rakyat. 4) Demokrasi dg Rule of law. 5) Demokrasi dg Pembagian kekuasaan. 6). Demokrasi dg HAM. 6) Demokrasi dengan peradilan yang merdeka. 7) Demokrasi dengan OTODA. 8) Demokrasi dengan kemakmuran Rakyat. 9) Demokrasi yang berkeadilan Sosial. DEMOKRATISASI 1) Penerapan kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip Demokrasi pada setiap kegiatan politik kenegaraan untuk terbentuknya kehidupan politik yang bercirikan Demokrasi. 2) Proses menegakkan nilai-nilai Demokrasi sehingga sistem politik Demokrasi dapat terbentuk secara bertahap. Karakteristik Demokratisasi yaitu: 1) Berlangsung secara evolusioner. 2) Proses perubahan secara persuasif. 3) Proses yang tidak pernah selesai.