You are on page 1of 5

RUNDOWN KEGIATAN

SOSIALISASI PROGRAM PENCEGAHAN STUNTING MELALUI DISKUSI KELOMPOK/KOMUNITAS


SINGARAJA, 28 MARET 2022

Hari/
NO. Jam A C A R A NARA SUMBER Keterangan
Tanggal

1 Senin 09.00-09.30 REGISTRASI PESERTA Panitia


22 Maret 2021

2 09.30-10:30 Pembukaan MC
(Mahasiswa/I
- Doa Panitia Undiksha)

- Menyanyikan Lagu Indonesia Raya Dirigent (Mahasiswa/I Undiksa)

- Menyanyikan Lagu Mars KB Dirigent (Mahasiswa/I Undiksa)

- Laporan Panitia Panitia

- Sambutan dan keynote speak Rektor Undiksha Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd
sekaligus membuka kegiatan

3 10:30 - 12:30 Panel & Diskusi Moderator


(dari undiksha)

- Kesehatan Reproduksi Remaja dan Penyiapan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali
Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, M.For.,
M.A.R,S)
- Pemenuhan Gizi Seimbang bagi remaja melalui Ahli Gizi
pola makan yang sehat untuk pencegahan
stunting
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
SOSIALISASI PROGRAM PENCEGAHAN STUNTINGMELALUI DISKUSI
KELOMPOK/KOMUNITAS
TAHUN 2022
PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI

I. PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan masa yang paling sulit untuk dilalui oleh individu, masa yang
paling kritis bagi perkembangan pada tahap kehidupan selanjutnya untuk menuju pada tahap
dewasa. Umumnya, masa remaja sering diartikan sebagai masa peralihan dengan ditandai
perubahan aspek biologis, psikologis, dan sosial.
Masa remaja adalah masa pertumbuhan dan perkembangan pada fisik dan mental serta
aktivitas yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan asupan zat-zat gizi.. Perubahan fisik karena
pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya. Ketidak cukupan
kebutuhan asupan zat-zat gizi pada remaja mengakibatkan timbulnya masalah-masalah gizi baik itu
gizi lebih ataupun gizi kurang. Masalah gizi yang biasa dijumpai pada remaja antara lain, anemia,
obesitas, kekurangan energi kronis atau KEK, perilaku makan menyimpang seperti anoreksia
nervosa dan bulimia.
Masalah kesehatan remaja perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah Indonesia,
khususnya remaja putri. Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita
malnutrisi, terjadinya menstruasi dan penyakit infeksi pada remaja putri merupakan salah satu
penyebabnya. Penyakit infeksi disebabkan karena faktor lingkungan dan sanitasi yang rendah yang
menyebabkan sistem imun menurun dan pertumbuhan terhambat (stunting)
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan
gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya yang berada
dibawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kesehatan, masalah gizi kronis yang ditandai dengan kegagalan seorang anak untuk tumbuh
dan berkembang secara optimal akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu lama. Anak menjadi
terlalu pendek untuk usianya diikuti dengan penurunan kemampuan kognitif dan risiko tinggi di
masa depan mengalami berbagai komplikasi penyakit. Masalah Stunting pada anak ketika di masa
depan menghasilkan angkatan kerja yang tidak kompetitif. Stunting menjadi salah satu yang harus
diselesaikan untuk mencapai pembangunan SDM yang berkualitas, dinamis, terampil serta
menguasai IPTEK, sehingga dalam visi dan misi kerja lima tahunan, pemerintah sangat
memperioritaskan penyelesaian persoalan Stunting di Indonesia.
Hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, menunjukkan angka prevalensi
stunting di Indonesia sebesar 24,4%, sementara untuk Provinsi Bali di angka 10,9%, yang
merupakan angka terendah di nasional.
Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan
Stunting, pencegahan stunting harus dilakukan sejak 3 (tiga) bulan sebelum menikah. Hal ini
dikarenakan tingginya angka anemia dan kurang gizi pada remaja putri sebelum menikah sehingga
pada saat hamil menghasilkan anak stunting. Terdapat remaja putri usia 15-19 tahun dengan
kondisi berisiko kurang energi kronik sebesar 36,3%, wanita usia subur 15-49 tahun dengan risiko
kurang energi kronik masih 33,5% dan mengalami anemia sebesar 37,1%.
Untuk mencapai keberhasilan tersebut, diperlukan sinergitas dan kolaborasi antara
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)dengan berbagai lintas sektor
terkait, termasuk Perguruan Tinggi yang merupakan tempat para remaja mengembangkan
kompetensinya. Agar substansi sinergitas dan kolaborasi dalam pencegahan stunting dari hulu
tersebut dapat diimplementasikan, maka BKKBN perlu melakukan sosialisasi, komunikasi, informasi
dan edukasi terhadap para remaja tentang pentingnya pemenuhan gizi untuk pencegahan stunting
melalui kegiatan Sosialisasi Program Pencegahan Stunting melalui Diksusi Kelompok/Komunitas.

II. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Mengembangkan sosialisasi dan KIE pencegahan stunting dari Hulu dalam upaya percepatan
penurunan stunting.
B. Tujuan Khusus
1. Membangun pemahaman yang sama tentang pentingnya pencegahan stunting dari hulu
kepada remaja dalam upaya percepatan penurunan stunting.
2. Membangun komitmen bersama dalam implementasi pencegahan stunting dari hulu kepada
remaja dalam upaya percepatan penurunan stunting di berbagai tingkatan wilayah.
3. Meningkatkan komitmen mitra kerja dan lintas sektor terkait dalam upaya percepatan
penurunan stunting.

III. PESERTA
Peserta kegiatan berjumlah 50 orang, yang terdiri dari:
- Mahasiswa/i pada perguruan tinggi : 40 orang
- Forum Genre : 2 orang
- OPD-KB : 5 orang
- PKB/PLKB : 3 orang
IV. NARASUMBER
- Peran remaja dalam Percepatan Penurunan Stunting oleh Rektor Universitas Pendidikan
Ganesha Singaraja
- Kesehatan Reproduksi Remaja dan Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja oleh Kepala
Perwakilan BKKBN Provinsi Bali
- Pemenuhan Gizi Remaja melalui Pola Makan yang Sehat untuk Pencegahan Stunting oleh Ahli
Gizi

V. PELAKSANAAN KEGATAN
Hari/Tanggal : Senin/28 Maret 2022
Pukul : 09.30-13.00
Tempat : Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja
Jl. Udayana No.11, Banjar Tegal, Singaraja, Kabupaten Buleleng

VI. SUMBER DANA


Pelaksanaan kegiatan dibiayai dari DIPA satker Perwakilan BKKBN Provinsi Bali tahun 2022

VII. PENUTUP
Demikian kerangka acuan kegiatan Sosialisasi Program Pencegahan Stunting melalui Diksusi
Kelompok/Komunitas ini disusun untuk menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan secara baik
dan terarah.

Denpasar, 14 Maret 2022


Koordinator Bidang ADPIN

Ir. Desak Nyoman Triarsini


NIP. 19670505 199203 2 003

You might also like