You are on page 1of 13

ISBN: 978-602-74598-3-0 Prosiding Seminar Nasional Fisika 5.

0 (2019) (86-98)

Identifikasi miskonsepsi siswa pada materi suhu dan


kalormenggunakan four tier diagnostic test di SMA

Gina Putri Utari*, W. Liliawati

Magister Pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, Indonesia


*gina.puri@upi.edu

Abstrak
Penelitian ini merupakan studi kasus yang bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi siswa pada
materi Suhu dan Kalor. Penelitian dilakukan pada salah satu SMAN di daerah Majalengka dengan
subyek penelitian adalah siswa kelas XII MIA yang terdiri dari tiga puluh tujuh siswa. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode single case study. Analisis penelitian dilakukan
menggunakan model Rasch. Adapun instrumen yang digunakan adalah tes pemahaman konsep
menggunakan instrumen tes diagnostik four tier yangberjumlah 10 soal pada materi Suhu dan Kalor
untuk mengetahui miskonsepsi siswa. Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu: (1)tahap
perencanaan/persiapan (penyusunan instrumen); (2) tahap pelaksanaan; (3) tahap akhir (pengolahan
data). Berdasarkan hasil analisis data, terdapat persentase siswa yang paham konsep sebesar
22,97%, kurang paham konsep sebesar 18,65%, miskonsepsi sebesar 52,70%, dan non kode 5,67%.
Nilai rata-rata miskonsepsi yang dialami oleh siswa menunjukkan kategori sedang untuk materi Suhu
dan Kalor.

Kata kunci: Miskonsepsi, Suhu dan Kalor

1. Pendahuluan
Fisika merupakan salah satu wahana 3. Mengembangkan pengalaman melalui
untuk menumbuhkan kemampuan berpikir percobaan agar dapat merumuskan
yang berguna masalah memecahkan masalah, mengajukan dan menguji
masalah di dalam kehidupan sehari-hari. hipotesis, merancang dan merakit
Menurut Amnirullah (2015) fisika adalah instrumen, mengumpulkan, mengolah
pembelajaran yang mengutamakan dan menafsirkan data, serta
penguasaan konsep. Penguasaan konsep mengkomunikasikan secara lisan dan
menunjukkan siswa menguasai materi- tertulis ;
materi fisika dengan baik. Pemahaman 4. Mengembangkan kemampuan
tentang konsep fisika sangat penting bernalar dalam berpikir analisis induktif
dalam pembelajaran fisika karena dengan dan deduktif dengan menggunakan
menguasai konsep pengetahuan siswa konsep dan prinsip Fisika untuk
akan cenderung bertahan lama meskipun menjelaskan berbagai peristiwa alam
materi sudah lama diajarkan. Hal ini dan menyelesaian masalah baik
sesuai dengan yang tertera dalam Standar secara kualitatif maupun kuantitatif ;
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Fisika 5. Menguasai konsep dan prinsip fisika
SMA, pembelajaran fisika di sekolah serta mempunyai keterampilan
bertujuan agar peserta didik memiliki mengembangkan pengetahuan, dan
kemampuan sebagai berikut (Depdiknas, sikap percaya diri sebagai bekal untuk
2006 : 107 ) : melanjutkan pendidikan pada jenjang
1. Membentuk sikap positif terhadap yang lebih tinggi serta
fisika dengan menyadari keteraturan mengembangkan ilmu pengetahuan
dan keindahan alam serta dan teknologi.
mengagungkan kebesaran Tuhan Terkait dengan konsepsi siswa
Yang Maha Esa ; yang berbeda dengan konsep ilmiah yang
2. Mengembangkan sikap ilmiah yaitu diterima secara umum, Hammer (1996)
jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan memilih menggunakan istilah miskonsepsi
dapat bekerjasama dengan orang lain ; dan mendefinisikannya sebagai konsepsi
87 Prosiding Seminar Nasional Fisika 5.0 (2019) (86-98)

yang dipegang kuat dan merupakan ganda tiga tingkat (three-tier diagnostic
stuktur kognitif yang stabil namun tidak test). Pengembangan tersebut terdapat
sama dengan konsepsi para ahli atau pada ditambahnya tingkat keyakinan
konsep ilmiah. Van den Berg (1991) siswa dalam memilih jawaban maupun
mendefinisikan miskonsepsi sebagai alasan. Four-tier diagnostic test terdiri dari
konsepsi seseorang yang berbeda dengan empat tingkat, dimana tingkat pertama
konsepsi para ahli (konsepsi ilmuwan). merupakan soal pilihan ganda dengan
Konsepsi para ahli lebih canggih, lebih empat pengecoh dan satu kunci jawaban
kompleks, lebih rumit, melibatkan lebih yang harus dipilih siswa. Tingkat kedua
banyak hubungan antar konsep daripada merupakan tingkat keyakinan siswa dalam
konsepsi siswa. Umumnya miskonsepsi memilih jawaban. Tingkat ketiga
menyangkut kesalahan siswa dalam merupakan alasan siswa menjawab
pemahaman hubungan antar konsep. pertanyaan (berupa alasan tertutup).
Definisi-definisi tersebut menunjukkan Tingkat keempat merupakan tingkat
bahwa siswa dikatakan mengalami keyakinan siswa dalam memberi alasan.
miskonsepsi bukan semata-mata karena (Rusilowati, 2015).
tidak konsisten dengan konsep ilmiah, Berdasarkan penjelasan tentang
tetapi juga karena konsep yang salah ini miskonsepsi yang terjadi dalam bidang
diyakini dengan kuat oleh siswa. fisika, maka penelitian ini membahas
mengenai identifikasi miskonsepsi siswa
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan Four-Tier Diagnostic Test
terdahulu yang dilakukan Sri Nurul, dkk. pada pokok bahasan Suhu dan Kalor di
(2016) menyebutkan bahwa berdasarkan salah satu SMAN kabupaten
hasil tes three-tier pada materi Suhu dan Majalengka.Adapun rumusan masalah
Kalor yang diberikan pada 136 siswa berdasarkan latar belakang masalah yang
dinyatakan bahwa sebanyak 47% dikemukakan sebagai berikut: “bagaimana
termasuk dalam kriteria menguasai miskonsepsi siswa pada materi suhu
konsep, 38% mengalami miskonsepsi, 5% dankalor di salah satu SMAN kabupaten
menebak atau tidak percaya diri, dan 10% Majalengka?”.Adapun tujuan berdasarkan
tidak tahu konsep. Berdasarkan hasil rumusan masalah yang dikemukakan
penelitian pada salah satu topik fisika sebagai berikut: untuk menganalisis
dapat dikatakan bahwa pemahaman miskonsepsi siswa pada materi suhu dan
konsep fisika pada siswa di sekolah kalor di salah satu SMAN kabupaten
tersebut masih rendah. Majalengka.
Identifikasi miskonsepsi siswa
sangat penting untuk proses pembelajaran 2. Metode
siswa kedepannya. Apabila miskonsepsi Metode penelitian yang digunakan
tetap dibiarkan dapat mempengaruhi hasil dalam studi kasus pendahuluan ini yaitu
belajar siswa dan proses belajar siswa metode penelitian single case study.
selanjutnya. Jadi, perlu dilakukan tes Analisis penelitian dilakukan
diagnostik untuk mengidentifikasi menggunakan model Rasch melalui tes
miskonsepsi siswa agar dapat ditemukan pemahaman konsep menggunakan four
dan diatasi secara efektif sehingga hasil tier test pada materi Suhu dan Kalor untuk
belajar siswa menjadi lebih baik dan siswa miskonsepsi siswa. Studi kasus
tidak mengalami miskonsepsi. pendahuluan ini dilakukan di salah satu
Usaha untuk mengidentifikasi sekolah di kabupaten Majalengka, Jawa
miskonsepsi harus membedakan antara Barat dengan siswa kelas XII tahun
siswa yang mengalami miskonsepsi pelajaran 2018-2019 yang berjumlah tiga
dengan siswa yang tidak tahu konsep. puluh tujuh siswa sebagai partisipasinya.
Salah satu cara untuk mengetahui Waktu pelaksanaan studi kasus
miskonsepsi pada siswa adalah dengan pendahuluan ini dilakukan hari Jum’at
tes diagnostik. Four-tier diagnostic test tanggal 9 November 2018 pada jam
(tes diagnostik empat tingkat) merupakan kelima dan keenam yaitu pukul 10.00-
pengembangan dari tes diagnostik pilihan 11.30 WIB.Untuk memperoleh data dalam
G.P. Utari., dkk, - Identifikasi miskonsepsi siswa 88

studi lapangan yang relevan dengan secara kuantitatif. Data kuantitatif berupa
masalah yang diteliti, digunakan instrumen skor tes pemahaman konsep dengan
berupa tes pemahaman konsep. menggunakan four tier test untuk melihat
Instrumen berupa tes diagnostik four tier miskonsepsi siswa yang dianalisis dengan
sebanyak 10 soal pada materi Suhu dan uji statistik untuk menggambarkan
Kalor guna melihat miskonsepsi siswa. presentasi miskonsepsi siswa.
Studi pendahuluan melalui tiga Tes miskonsepsi siswa dianalisis
tahapan, yaitu:Tahap menggunakan model rasch. Model rasch
perencanaan/persiapan: a) Berkunjung ke menggunakan prinsip probabilitas pada
sekolah yang dituju untuk mengurus ijin setiap pilihan yang tersedia pada teori tes
penelitian dengan wakil kepala sekolah klasik lebih diutamakan pada total skor
bidang akademik.b) Menghubungi guru hasil tes. Pada penelitian ini digunakan
Fisika untuk menentukan waktu penelitian. software winstep untuk mengolah data
c) Menentukan kelas yang akan dijadikan yang diperoleh dari hasil tes pemahaman
subjek penelitian. d) Menyusun instrumen konsep siswa. Untuk mengetahui
studi kasus pendahuluan.Tahap miskonsepsi yang dimiliki siswa maka
Pelaksanaan, dilakukan dengan perlu dihitung tiap indikator. Perhitungan
pemberian tes pemahaman konsep untuk persentase skor miskonsepsi siswa
melihat miskonsepsi siswa materi Suhu dengan cara:
dan Kalor.Tahap Akhir, yaitu: a) Mengolah
data hasil penelitian; b) Membahas dan
menganalisis data hasil penelitian; c)
Memberikan kesimpulan dan kemudian persentase tersebut diberikan
rekomendasi. Pengolahan data dilakukan interpretasi sebagai berikut:

Tabel 1. Interpretasi Miskonsepsi Siswa


Presentase(%) Kategori
60-100 Tinggi
31-60 Sedang
0-30 Rendah
(Suwarna, 2013)

a. Reliabilitas instrumen kriteria reliabilitas instrumen. Analisis


Kriteria reliabilitas instrumen dengan pemodelan rasch diterapkan
menggunakan nilai alpha cronbach pada data yang diperoleh dari tes dan
pada Rasch Model. Berikut deskripsi angket respon siswa.

Tabel 2. Kriteria reliabilitas instrumen


Interval Kriteria
KR-20 < 0.67 Lemah
0.67 < KR-20 < 0.8 Cukup
0.8 < KR-20 < 0.9 Bagus
0.91 <KR-20 < 0.94 Bagus sekali
KR-20 > 0.94 Istimewa
Sumber : sumintono & widhiarso, 2015

b. Tingkat kesukaran Keterangan:


Arikunto (2009: 208) menyatakan P = tingkat kesukaran
bahwa indeks kesukaran soal dihitung B = jumlah siswa yang
dengan rumus: menjawab benar
B JS = jumlah seluruh siswa
P
JS
89 Prosiding Seminar Nasional Fisika 5.0 (2019) (86-98)

Tabel 3. Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal


Klasifikasi Kriteria
p<0,30 Sukar
0,30≤p≤0,70 Sedang
p> 0,70 Mudah
Sumber: Arikunto, 2009: 210

c. Daya beda
Arikunto (2009 :211) menyatakan
bahwa “daya pembeda soal adalah Keterangan :
kemampuan soal untuk membedakan D = Daya beda
peserta didik yang berkemampuan tinggi Ba= Jumlah kelompok atas yang
dengan yang berkemampuan rendah.” menjawab benar
Indeks yang digunakan dalam Bb = Jumlah kelompok bawah yang
membedakannya adalah indeks daya menjawab benar
pembeda. Ja = Jumlah peserta kelompok atas
Rumus untuk menentukan indeks Jb=Jumlah peserta kelompok bawah
deskriminasi adalah:

Tabel 4. Klasifikasi Indeks Daya Beda Soal


Indeks Daya Beda Kriteria
0,00 – 0,20 Jelek
0,20 - 0,40 Cukup
0,40 – 0,70 Baik
0,70 – 1,00 Baik sekali
Minus tidak baik
Sumber: Arikunto, 2009: 218

3. Hasil dan Pembahasan yaitu 0.15 dan item reliability yaitu 0.89.
Penelitian ini dilakukan di SMAN 2 dapat disimpulkan bahwa konsistensi
Majalengka dengan mengambil satu kelas jawaban dari siswa lemah, namun kualitas
XII MIA. Jumlah siswa keseluruhan yang butir-butir soal dalam instrumen aspek
mengikuti tes adalah sebanyak 37 siswa. reliabilitasnya kriteria bagus. Nilai alpha
Tes yang diberikan terdiri dari 10 butir soal cronbach untuk mengukur reliabilitas
yang dilengkapi dengan alasan dan tingkat interaksi antara person dan butir-butir soal
keyakinan siswa dalam mengerjakan tes. secara keseluruhan didapatkan hasil 0.07.
Instrumen tes dianalisis dengan Nilai alpha ini menunjukkan reliabilits tes
menggunakan Rasch model, dimana secara umum masih belum memuaskan
diperoleh beberapa kategori diantaranya dan termasuk kategori lemah.
nilai reliabilitas soal, tingkat kesukaran dan Tingkat kesukaran instrumen tes
daya pembeda soal. dapat dilihat berdasarkan kolom measure
Melalui analisis menggunakan model dalam Rasch model.
rasch diperoleh hasil person reliability
G.P. Utari., dkk, - Identifikasi miskonsepsi siswa 90

Gambar 1. Kolom measure dalam Rasch model

dimana menunjukkan nilai logit untuk 30, 37, 03 dan 14. Siswa dengan
setiap item yang diurutkan dari yang kemampuan tinggi terdiri dari 5 orang
tertinggi ke yang terendah. Untuk item ke dengan kode person 01, 02, 06, 22, 24.
1 yaitu 3.95 logit menunjukkan butir soal Data hasil tes diagnostik
yang tersulit, sedangkan item ke-3 miskonsepsi dengan menggunakan soal
merupakan item yang paling mudah pilihan ganda empat tingkat (Four-Tier
sebesar -2,43 logit. Diagnostic Test) dikelompokkan dan
Daya pembeda soal dapat dilihat dihitung jumlah siswa yang termasuk
dari distribusi soal. Urutan distribusi soal dalam kategori paham konsep, tidak
sesuai dengan tingkat kesukaran. Siswa paham konsep, dan miskonsepsi,
dengan kemampuan rendah terdiri dari 8 sehingga didapatkan hasil seperti pada
orang dengan kode person 07, 21, 23, 26, Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah siswa berdasarkan kategori


Jumlah Siswa
No Soal
PK KPK M E
1 0 6 28 3
2 11 10 16 0
3 25 3 5 4
4 0 3 32 2
5 20 8 6 3
6 1 10 22 4
7 4 4 27 2
8 23 3 9 2
9 0 18 19 0
10 1 4 31 1
Jumlah 85 69 195 21
Presentase 23% 19% 53% 6%
Dengan keterangan PK (paham konsep, kurang paham konsep,
konsep), KPK (kurang paham konsep), M miskonsepsi dan error setiap sub konsep.
(miskonsepsi) dan E (error). Adapun data persentase ditunjukkan pada
Dari data tersebut selanjutnya Tabel 6.
dikelompokkan menjadi data paham
91 Prosiding Seminar Nasional Fisika 5.0 (2019) (86-98)

Tabel 6. Hasil Analisis data PK, KPK, M dan NC


Presentase
No Sub Konsep
PK KPK M E
Kesetimbangan
1 0 16,2 75,7 8,1
Termal
Kesetimbangan
2 termal (dalam 29,7 27 43,2 0
ruangan)
3 Alira Kalor 67,6 8,1 13,5 10,8
Pengaruh Kalor
pada
4 0 8,1 86,5 5,4
Perubahan
Wujud
5 Azas Black 54,1 21 16,2 8,1
Sifat Bahan
6 2,7 27 59,5 10,8
Konduktor
Sifat Bahan
7 10,8 10,8 73 5,4
Isolator
Kecepatan
8 Daya (Aliran) 62,2 8,1 24,3 5,4
Kalor Konveksi
Aliran kalor
9 0 48,7 51,4 0
konduksi
Kecepatan
10 Daya (aliran) 2,7 10,8 83,8 2,7
kalor radiasi

Berdasarkan data tersebut data persentase miskonsepsi siswa setiap


selanjutnya dikelompokkan menjadi data sub konsep ditunjukkan pada Tabel 7.
miskonsepsi setiap konsepnya. Adapun

Tabel 7. Hasil tes miskonsepsi siswa


Soal Sub konsep Persentase Interpretasi
Kesetimbangan
1 75,7 Tinggi
Termal
Kesetimbangan
2 termal (dalam 43,2 Sedang
ruangan)
3 Alira Kalor 13,5 Rendah
Pengaruh Kalor
pada
4 86,5 Tinggi
Perubahan
Wujud
5 Azas Black 16,2 Rendah
Sifat Bahan
6 59,5 Sedang
Konduktor
Sifat Bahan
7 73 Tinggi
Isolator
Kecepatan
8 Daya (Aliran) 24,3 Rendah
Kalor Konveksi
G.P. Utari., dkk, - Identifikasi miskonsepsi siswa 92

Aliran kalor
9 51,4 Sedang
konduksi
Kecepatan
10 Daya (aliran) 83,8 Tinggi
kalor radiasi

Pada Tabel 4.2 menunjukkan 6) didapatkan hasil siswa yang mengalami


persentase siswa yang paham konsep (P), miskonsepsi sebesar 59,5%. Pada sub
kurang paham konsep (KPK), miskonsepsi konsep sifat bahan konduktor (soal nomor
(M), dan error (E) pada konsep yang 7) didapatkan hasil siswa yang mengalami
terdapat pada materi Suhu dan Kalor. miskonsepsi sebesar 73%. Pada sub
Berdasarkan Tabel 3.2 dapat dilihat konsep kecepatan daya (Aliran) kalor
bahwa pada sub konsep kesetimbangan konveksi (soal nomor 8) didapatkan hasil
termal (soal nomor 1) didapatkan hasil siswa yang mengalami miskonsepsi
siswa yang mengalami miskonsepsi sebesar 24,3%. Pada sub konsep aliran
sebesar 75,7%. Pada sub konsep kalor konduksi (soal nomor 9) didapatkan
kesetimbangan termal dalam ruangan hasil siswa yang mengalami miskonsepsi
(soal nomor 2) didapatkan hasil siswa sebesar 51,4%. Pada sub konsep
yang mengalami miskonsepsi sebesar kecepatan daya (aliran) kalor radiasi (soal
43,2%. Pada sub konsep alirankalor (soal nomor 10) didapatkan hasil siswa yang
nomor 3) didapatkan hasil siswa yang mengalami miskonsepsi sebesar 83,8%.
mengalami miskonsepsi sebesar 13,5%. Berdasarkan tes pemahaman
Pada sub konsep pengaruh kalor pada konsep miskonsepsi siswa dapat dilihat
perubahan wujud (soal nomor 4) pada tabel 3.3. hasil miskonsepsi terbesar
didapatkan hasil siswa yang mengalami pada nomor item soal 4 dan miskonsepsi
miskonsepsi sebesar 86,5%. Pada sub terkecil pada nomor item soal 3. hasil
konsep azas black (soal nomor 5) miskonsepsi berdasarkan item soal
didapatkan hasil siswa yang mengalami digambarkan dalam diagram sebagai
miskonsepsi sebesar 16,2%. Pada sub berikut:
konsep sifat bahan konduktor (soal nomor

Gambar 2. Diagram Distribusi Miskonsepsi Tiap Item Soal

Setelah dilakukan tes Untuk nilai rata-rata miskonsepsi yang


pemahaman konsep didapatkan hasil dialami siswa dari 37 siswa adalah 52,7 %
miskonsepsi tertinggi pada soal nomor 4 yang menunjukkan miskonsepsi pada
dengan sub konsep pengaruh kalor pada materi Suhu dan Kalor di salah satu
perubahan wujud sebanyak 32 orang SMAN kabupaten Majalengka termasuk
dengan persentase 86,49%, sedangkan dalam kategori sedang. Sehubungan
untuk nilai terendah pada soal nomor 3 dengan permasalahan tersebut, maka
dengan sub konsep aliran kalor sebanyak perlu adanya perbaikan dalam proses
5 orang dengan persentase 13,41%.
93 Prosiding Seminar Nasional Fisika 5.0 (2019) (86-98)

pembelajaran guna mengurangi Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian.


miskonsepsi siswa. Jakarta: Rineka Cipta.
Caleon, I. dan Subramaniam, R. 2010.
4. Simpulan “Development and Application of a
Berdasarkan hasil analisis data dan Three-Tier Diagnostic Test to Assess
pembahasan dapat disimpulkan bahwa Secondary Students’Understanding of
terdapat siswa yang paham konsep, Waves”. International Journal of
kurang paham konsep, miskonsepsi, dan Science Education. 32, (7), 939-961.
non kode. Persentase siswa yang paham Chu, H. E. dkk. 2009. A Stratifield Study of
konsep sebesar 22,97%, kurang paham Students’Understanding of Basic
konsep sebesar 18,65%, miskonsepsi Optics Concepts in Different Context
sebesar 52,70%, dan non kode 5,67%. Using Two-Tier Multiple-Choice Items.
Miskonsepsi tertinggi pada soal nomor 4 Research in Science& Tecnological
dengan sub konsep pengaruh kalor pada Education. 27. (3).
perubahan wujud, sedangkan untuk nilai Depdiknas. 2006. “Kurikulum Tingkat
terendah pada soal nomor 3 dengan sub Satuan Pendidikan Sekolah
konsep aliran kalor. Menengah Atas”. Jakarta: Depdiknas.
Saran yang dapat diajukan setelah Hammer, D. 1996. More Than
dilaksanakannya studi kasus yaitu Misconceptions: Multiple Perspective
memperbaiki pemahaman konsep siswa on Stundent Knowledge and
sehingga dapat mengurangi miskonsespi Reasoning, and an Approprivate Role
siswa. Baik itu dengan melakukan for Education Research. Am. J
praktikum, atau menerapkan Phys.64. (10)
model,metode atau pendekatan yang Kaltachi, dkk. 2017. Development And
dapat membuat siswa mampu memahami Application Of A Four-Tier Test To
konsep lebih mendalam. Assess Pre-Service Physics
Salah satu model pembelajaran Teachers’Misconceptions About
yang dapat dipilih guna mereduksi Geometrical Optics. Research in
miskonsepsi siswa dengan model Science & Technological Education.
pembelajaran ECIRR. Untuk model 35. (2).
pembelajaran ECIRR ada lima tahapan Klammer, J. 1998. An Overview of
menurut Wenning, yaitu: 1). Elicit, tahapan Techniques for Identifying
menggali miskonsepsi siswa dengan cara Acknowledging and Overcoming
mengajukan pertanyaan dan melakukan Alternative Conceptions in Physics
dialog secara singkat. 2) Confront, Education. Educational Resources
tahapan menunjukkan Information Center (ERIC).
demonstrasi,implikasi, pertanyaan dan Presman, H. dan Erylmaz, A. 2010.
diskusi sehingga menimbulkan konflik “Development of a Three-Tier Test to
kognitif dalam pikiran. 3) Identify, tahapan Assess Misconception About Simple
menjelaskan kembali kosepsi-konsepsi Electric Circuits”. The Journal of
yang dimiliki siswa yang diutarakan oleh Educational Research. 103, 208-222
siswa pada tahap sebelumnya.4) Resolve, Rusilowati, A. 2015. Pengembangan tes
tahapan siswa melakukan eksperimen, diagnostik sebagai alat evaluasi
demonstrasi virtual-lab untuk menguji kesulitan belajar fisika. Prosiding
hipotesis. 5) Reinforce, tahapan Seminar Nasional Fisika dan
memperkuat pemahaman siswa yang baru Pendidikan Fisika. 6(2): 2-7.
dan benar secara ilmiah. Sri Nurul W. S, dkk. 2016. Diagnosis
Miskonsepsi Siswa SMA di Kota
Daftar Pustaka Malang pada Konsep Suhu dan Kalor
Amnirullah, L. 2015. Analisis kesulitan Menggunakan Three Tier Test. Jurnal
penguasaan konsep mahasiswa pada Pendidikan Fisika dan
topik rotasi benda tegar dan Teknologi.2(3):103.
momentum sudut. Jurnal Fisika Suwarna, 2013. Analisis Miskonsepsi
Indonesia. 19(55): 34-37. Siswa SMA Kelas X pada Mata
G.P. Utari., dkk, - Identifikasi miskonsepsi siswa 94

Pelajaran Fisika melalui CRI Apakah anda yakin dengan jawaban


(Certainty of Response Index) anda?
Termodifikasi. Jurnal Laporan Lemlit 1. Yakin
Analisis Miskonsepsi Dosen 2. Tidak
Pendidikan Fisika FITK UIN Syarif Alasan yang tepat pada jawaban anda
Hidayatullah. 5(2): 221. adalah …
Treagust,D. F. 1988. Development and 1) Kalor dari besi mengalir ke kayu
Use of Diagnostic Tests to Evaluate sebab besi lebih cepat panas
Student’ Misconception in Science. daripada kayu
International Journal of Science 2) Kalor dari kayu mengalir ke besi
Education. 10.(2). sebab besi lebih cepat panas dari
Van den Berg, E. 1991. Misconceptions of pada kayu
Floating And Sinking Using Hands-On 3) Tidak adalagi kalor yang mengalir
Activities. Journal of Baltic Science dari besi ke kayu atau sebaliknya
Education. 7. (3) sebab suhu kedua benda sama
Wenning, C. J. 2008. Dealing More dan keduanya memiliki kalor jenis
Effectively with Alternative yang berbeda sehingga jumlah
Conceptions in Science. Journal of kalor yang dibutuhkan keduanya
Physics Teacher Educations Online. juga berbeda
34. (1) 4) Kedua balok memiliki kalor yang
sama besar karena suhu keduanya
Lampiran yang sama besar saat mencapai
1. Sebuah balok besi dan balok kayu kesetimbanga termal
yang berada pada suatu ruangan Apakah anda yakin dengan alasan
awalnya memiliki suhu yang berbeda. atas jawaban anda?
Balok besi memiliki suhu yang lebih 1. Yakin
besar dari balok kayu. Kemudian balok 2. Tidak
besi diletakan di atas balok kayu
seperti pada gambar dibawah, 2. Di atas sebuah meja di tempatkan 2
sehingga keduanya memiliki suhu buah gelas air. Gelas pertama diisi air
yang sama saat mencapai dengan suhu 60oC dan gelas kedua
kesetimbangan termal. berisi air dengan suhu 20oC. Jumlah
air dalam kedua gelas adalah sama.
Kemudian kedua gelas disentuhkan
BESI sehingga iar yang berada di dalamnya
KAYU mengalami interaksi termal. Setelah
beberapa saat, air dalam kedua gelas
Maka pernyataan berikut yang benar tersebut mencapai kesetimbangan
adalah … termal. Maka pernyataan yang benar
A. Balok besi memiliki kalor yang adalah …
lebih besar A. Tidak ada kalor yang berpindah
B. Balok kayu memiliki kalor yang pada kedua gelas
lebih besar B. Air pada kedua gelas memiliki kalor
C. Tidak terjadi lagi aliran kalor pada yang sama besar
kedua balok, tetapi pada kedua C. Air pada gelas pertama meiliki
balok tersebut jumlahnya berbeda kalor lebih besar
D. Tidak terjadi lagi aliran kalor pada D. Air pada gelas kedua memiliki kalor
kedua balok karena kalor pada lebih besar
kedua balok tersebut jumlahnya E. Air pada kedua gelas tidak memiliki
sama besar kalor
E. Kedua balok memiliki kalor yang Apakah anda yakin dengan jawaban
sama besar karena suhu keduanya anda?
yang sama besar 1. Yakin
95 Prosiding Seminar Nasional Fisika 5.0 (2019) (86-98)

2. Tidak 4) Kalor ditarik oleh benda dingin


Alasan anda yang tepat atas jawaban sampai menjadi panas, sedangkan
anda adalah … benda dingin menjadi netral
1) Kedua gelas berisi zat cair yang Apakah anda yakin dengan alasan
sama dengan klor jenis yang sama atas jawaban anda?
sehingga kalor yang dimiliki 1. Yakin
keduanya pun sama 2. Tidak
2) Benda dengan suhu yang berbeda
tidak akana mengalami 4. Sejumlah air dalam sebuah paci,
perpindahan kalor untuk mencapai dipanaskan di atas kompor. Pada saat
kesetimbangan termal mulai muncul banyak gelembung-
3) Jika terjadi kesetimbangan temal gelembung pada permukaan air yang
maka akan timbul kalor dianara dipanskan tersebut, suhunya adalah
kedua benda, benda dengan suhu 95oC. satu menit kemudian,
tinggi akan memilki jumlah kalor gelembung-gelembung air masih
yang lebih besar terbentuk. Suhu air setelah satu menit
4) Jika terjadi kesetimbangan termal dimana gelembung-gelembung masih
maka akan timbul kalor diantara terbentuk adalah …
kedua benda, benda dengan suhu A. 96oC
tinggi akan memiliki kalor yang B. 100oC
lebih kecil C. 110oC
Apakah anda yakin dengan alasan D. 115oC
atas jawaban anda? E. 120oC
1. Yakin Apakah anda yakin dengan jawaban
2. Tidak anda?
1. Yakin
3. Riska memasak beberapa telur dalam 2. Tidak
air mendidih. Setelah beberapa telur Alasan yang tepat atas jawaban saya
tersebut matang, Riska mendinginkan …
telur tersebut dengan menempatkan 1) Air hanya mendidih pada suhu
ke dalam mangkuk berisi air dingin. 100oC
Pada proses pendinginan telur 2) Suhu akan naik terus selama air
tersebut … mendidih
A. Suhu ditransfer dari telur ke air 3) Pemanasan selalu menghasilkan
B. Terjadi aliran kalor dari telur ke air peningkatan suhu
C. Benda panas secara alami akan 4) Pada saat mendidih, kalor
dingin digunakan untuk melakukan
D. Suhu dingin bergerak dari air ke perubahan wujud sehingga tidak
dalam telur ikut naik
E. Telur menjadi dingin bukan kerena Apakah anda yakin dengan alasan
air dingin atas jawaban anda?
Apakah anda yakin dengan jawaban 1. Yakin
anda? 2. Tidak
1. Yakin
2. Tidak 5. Di suatu pagi, Amy diminta oleh ibunya
Alasan apa yang tepat dengan menyiapkan air hangat untuk adiknya
jawaban anda … mandi. Kemudian Amy bergegas untuk
1) Perbedaan suhu mengakibatkan memasak air. Setelah beberapa saat,
terjadinya perpindahan suhu air tersebut mendidih dan menjadi
2) Transfer kalor terjadi akibat panas, sehingga Amy mencampurkan
perbedaan suhu antara 2 benda air yang hangat kedalam wadah berisi
3) Sama halnya dengan kalor, dingin air dingin. Maka pernyataan berikut
juga dapat bergerak/berpindah yng benar adalah …
G.P. Utari., dkk, - Identifikasi miskonsepsi siswa 96

A. Tidak terjadi perubahan pada C. Kalor dari tangan sofi berpindah


pencampuran air tersebut lebih lambat ke penggaris besi dari
B. Air panas dan air dingin tidak dapat pada ke penggaris kayu
bercampur D. Secara ilmiah kyu sifatnya
C. Campuran air tersebut menjadi memamng lebih hangat dari pada
panas besi
D. Campuran air tersebut menjadi E. Dingin lebih mudah mengalir pada
dingin logam
E. Campuran air tersebut menjadi Apakah anda yakin dengan jawaban
hangat anda?
Apakah anda yakin dengan jawaban 1. Yakin
anda? 2. Tidak
1. Yakin Alasan yang tepat atas jawaban
2. Tidak adalah …
Alasan yang tepat atas jawaban anda 1) Benda yang konduktivitas termal
adalah … yanga besar mempunyai
1) Tidak terjadi pertukaran kalor kemampuan melepas kalor lebih
antara air panas danair dingin cepat dibandingkan dengan benda
2) Air panas melepaskan kalor, yang mempunyai konduktivitas
sedangkan air dingin tidak termal kecil
menyerap maupun melepas kalor 2) Benda dengan konduktivitas termal
3) Jumlah kalor yang dilepaskan oleh yang besar mempunyai
air panas sama dengan jumlah kemampuan melepas kalor lebih
kalor yag diterima air dingin lambat dibandingkan dengan
4) Jumlah kalor yang dilepaskan oleh benda yang mempunyai
air panas tidak sama dengan konduktivitas termal kecil
jumlah kalor yang diterima air 3) Benda dengan konduktivitas termal
dingin yang besar mempunyai
Apakah anda yakin dengan alasanatas kemampuan menyerap kalor lebih
jawaban anda? cepat dibandingkan dengan benda
1. Yakin yang mempunyai konduktivitas
2. Tidak termal kecil
4) Benda denga konduktivitas termal
6. Sofi mengambil sebuah penggaris besi yang besar mempunyai
dan penggaris kayu dari kotak kemampuan menyerap kalor lebih
pensilnya. Pada saat menyentuh lambat dibandingkan dengan
kedua penggaris itu dengan benda yang mempunyai
menggunakan tangan secara konduktivitas termal kecil
bersamaan, dia menyadari bahwa Apakah anda yakin dengan alasan
penggaris besi terasa lebih dingin dari atas jawaban anda?
penggaris kayu. Diketahui 1. Yakin
konduktivitas termal besi = 40 J/msoC 2. Tidak
dan konduktivitas termal kayu = 0,08
J/msoC. alasan Sofi mengalami 7. Keika berada di pegunungan pada
fenomena tersebut adalah … malam hari minggu pagi hari, tubuh
A. Penggaris kayu memilki jumlah merasa lebih hangat jika
kalor yang lebih banyak dari pada menggunakan sweather. Hal tersebut
jumlah kalor yang dimiliki disebabkan karena …
penggaris besi A. Hawa dingin tidak dapat masuk ke
B. Kalor dari tangan sofi berpindah tubuh karena terhalang oleh
lebih cepat ke panggaris besi dari sweather
pada ke pemggaris kayu
97 Prosiding Seminar Nasional Fisika 5.0 (2019) (86-98)

B. Sweather dapat menghambat Keterangan:


transfer panas dari lingkungan ke Luas permukaan panci 1 < Luas permukaan
panci 2 < Luas permukaan panci 3 < Luas
tubuh permukaan panci 4 < Luas permukaan panci 5
C. Hawa panas tidak dapat masuk ke Kelima panci terbuat dari bahan yang sama
tubuh karena terhalang oleh dan mempunyai ketinggian yang sama
sweather Jika air yang akan Tata panaskan
D. Sweather dapat menghambat bermassa 1 kg, maka panci yang tepat
transfer panas dari tubuh ke digunakan Tata agar air cepat panas
lingkungan adalah .....
E. Terjadi proses perpindahan kalor A. Panci 1
dari lingkungan ke tubuh B. Panci 2
Apakah anda yakin dengan jawaban C. Panci 3
anda? D. Panci 4
1. Yakin E. Panci 5
2. Tidak Apakah anda yakin dengan jawaban
Alasan yang tepat atas jawabananda anda?
adalah … 1. Yakin
1) Sweather terbuat dari bahan kain 2. Tidak
yang bersifat konduktor, sehingga Alasan yang tepat atas jawabananda
akan menghambat transfer panas adalah …
yang ada dalam tubuh ke 1) Laju konveksi tidak dipengaruhi
lingkungan oleh luas permukaan benda,
2) Sweather terbuat dari bahan kain meskipun laju konveksi semakin
yang bersifat isolator, sehingga cepat, luas permukaan benda
akan mudah menghasilkan panas adalah tetap
yang dapat menghangatkan tubuh 2) Laju konveksi berbanding terbalik
3) Sweather terbuat dari bahan kain dengan luas permukaan benda,
yang bersifat isolator, sehingga jika luas permukaan semakin
akan menghambat transfer panas besar, maka laju konveksi semakin
yang ada dalam tubuh ke lambat
lingkungan 3) Luas permukaan benda tidak
4) Sweather terbuat dari bahan kain mempengaruhi laju konveksi,
yang baesifat isolator, sehingga meskipun luas permukaan benda
akan menghambat transfer panas semakin besar, nilai laju konveksi
yang ada di lingkungan ke tubuh adalah tetap
Apakah anda yakin dengan alasan 4) Laju konveksi sebanding dengan
atas jawaban anda? luas permukaan benda, jika luas
1. Yakin permukaan semakin besar maka
2. Tidak laju konveksi semakin cepat
Apakah anda yakin dengan alasan
8. Dipagi hari, Tata diminta ibunya untuk atas jawaban anda?
memanaskan air yang akan digunakan 1. Yakin
untuk adiknya mandi. Sedangkan Tata 2. Tidak
harus bergegas untuk pergi ke
sekolah. Tata melihat ada lima panci di 9. Penjual menawarkan tiga tempat
dapur yang dapat digunakan seperti penanak nasi yaitu X, Y dan Z. Ketiga
gambar. tempat penanak nasi tersebut memiliki
tebal yang berbeda. Tebal ketiga
1
tempat berturut-turut yaitu Z>X>Y.
2
Bahan maupun luas permukaan yang
3 mengenai tonjolan sumber panas
4 antara ketiga tempat tersebut adalah
5 sama. Tempat penanak nasi yang
G.P. Utari., dkk, - Identifikasi miskonsepsi siswa 98

seharusnya dipilih oleh ibu Yuli adalah D. Tempat X,Y, dan Z


..... E. Tidak memilih semuanya
A. Tempat X Apakah anda yakin dengan jawaban
B. Tempat Y anda?
C. Tempat Z 1. Yakin
2. Tidak
Alasan yang tepat atas jawaban
adalah …
1) Semakin tebal bahan yang
digunakan, maka semakin besar
laju perpindahan kalor secara ukuran ketiga rantang tersebut adalah
konduksi sama dan jumlah sup krim yang
2) Semakin tipis bahan yang dituangkanpun adalah sama. Setelah
digunakan, maka semakin besar beberapa saat kemudian, sup krim
laju perpindahan kalor secara yang paling panas adalah .....
konduksi A. Sup krim pada rantang putih
3) Tebal atau tipisnya bahan tidak B. Sup krim pada rantang hitam
mempengaruhi besar laju C. Sup krim pada rantang abu-abu
perpindahan kalor secara konduksi D. Sup krim pada ketiga rantang
4) Tebal bahan sebanding dengan memiliki panas yang sama
besar laju perpindahan kalor E. Sup krim pada ketiga rantang
secara konduksi sudah tidak memiliki panas
Apakah anda yakin dengan alasan atas Apakah anda yakin dengan jawaban
jawaban anda? anda?
1. Yakin 1. Yakin
2. Tidak 2. Tidak
Alasan yang tepat atas jawaban
10. Ibu menuangkan sup krim panas yang adalah …
dibuatkan ke dalam tiga buah rantang 1) Permukaan putih menyerap kalor
besi yang berbeda warna yaitu hitam, paling buruk
putih dan abu-abu. Alasan ibu 2) Permukaan hitam menyerap kalor
menunagkna sup krim tersebut ke paling buruk
dalam tiga rantang yang berbeda 3) Permukaan yang berwarna cerah
karena ketiga anaknya mempunyai menyerap kalor paling baik
kesukaan warna yang berbeda-beda. 4) Perpindahan kalor secara radiasi
tidak dipengaruhi oleh warna
benda
Apakah anda yakin dengan alasan
atas jawaban anda?
1. Yakin
2. Tidak

You might also like