You are on page 1of 10

LAPORAN SURVEILANS TUBERKULOSIS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional
yang dilakukan secara berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit menular,
yaitu salah satunya tuberculosis merupakan salah satu upaya pembangunan
dibidang kesehatan yang berperan penting dalam menurunkan angka kesakitan
dan angka kematian akibat penyakit infeksi. Salah satu pengendalian penyakit
tuberculosis agar dapat berlangsung secara efektif, efisien, dan tepat sasaran maka
diperlukan kegiatan survailens tuberculosis. Kegiatan ini dapat membantu
program tuberculosis baik dalam mendeteksi kasus tuberculosis, menjamin
selesainya pengobatan dan kesembuhan pasien TB.
Dalam laporan WHO tahun 2013 diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TB
pada tahun 2012 dimana 1,1 juta orang (13%) diantaranya adalah pasien dengan
HIV positif. Swkitar 75% dari pasien tersebut berada di wilayah Afrika. Pada
tahun 2012 diperkirakan terdapat 450.000 orang yang menderita TB MDR dan
170.000 diantaranya meninggal dunia. Pada tahun 2012 diperkirakan proporsi
kasus TB anak pertahun atau sekitar 8% dari total kematian yang disebabkan TB.
Indonesia berpeluang mencapai penurunan angka kesakitan dan kematian
akibat TB menjadi setengahnya ditahun 2015 jika dibandingkan dengan data
tahun 1990. Angka prevalensi TB pada tahun1990 sebesar 443 per 100.000
penduduk, pada tahun 2015 ditargetkan menjadi 280 per 100.000 penduduk.
Berdasarkan hasil survey prevalensi TB tahun 2013, prevalensi TB paru positif
per 100.000 penduduk umur 15 tahun ke atas sebesar 257.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana distribusi data penyakit tuberculosis dari tahun 2021 sampai tahun
2022 di Rumah Sakit Bangli Medika Canti?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui distribusi dari penyakit Tuberkulosis ddi Rumah Sakit Bangli Medika
Canti
2. Tujuan Khusus
Mengetahui trends penyakit Tuberkulosis di Rumah Sakit Bangli Medika Canti
D. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Hasil kegiatan ini diharapkan masyarakat dapat mengetahui penyakit tuberculosis
sehingga dapat mencegah penularan sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat tuberculosis.
2. Bagi Rumah Sakit
Hasil kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kegiatan survailens di Rumah Sakit
Bangli Medika Canti
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Survailens

Beberapa ahli telah mendefinisikan surveilans salah satu diantaranya adalah


German (2001), surveilans kesehatan masyarakat adalah suatu kegiatan yang dilakukan
secara terus menerus berupa pengumpulan data secara sistematik, analis dan interpretasi
data mengenai suatu peristiwa yang terkait dengan kesehatan untuk digunakan dalam
tindakan kesehatan masyarakat dalam upaya mengurangi angka kesakitan, kematian dan
meningkatkan status kesehatan.

Survailens memantau terus menerus kejadian dan kecenderungan penyakit,


medeteksi dan memprediksi peningkatan kejadian penyakit yang melebihi ekspektasi
normal secara mendadak pada suatu populasi, mengamatifaktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian penyakit, seperti perubahan-perubahan biologis pada agen,
vector dan reservoir, selanjutnya survailens menghubungkan informasi tersebut kepada
pembuat keputusan agar dapat dilakukan langkah-langkan pencegahan dan pengendalian
penyakit-penyakit.

B. Tujuan Survailens
Surveilans bertujuan memberikan informasi tepat waktu tentang masalah
kesehatan populasi, sehingga penyakit dan factor risiko dapat dideteksi dini dan dapat
dilakukan respon pelayanan kesehatan yang lebih efektif.
1. Tujuan Umum Surveilans
a. Untuk mengetahui gambaran epidemiologi masalah kesehatan atau penyakit pada
suatu wilayah
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan prioritas masalah kesehatan\
c. Untuk mengetahui cakupan pelayanan
d. Untuk memantau dan menilai program
2. Tujuan Khusus Surveilans
a. Memonitor kecendrungan (trends) penyakit
b. Memantau kesehatab populasi , menaksir besarnya beban penyakit pada populasi
c. Mengevaluasi cakupan dan efektifitas program kesehatan
d. Mengidentifikasi kebutuhan riset
e.
C. Manfaat Surveilans
1. Identifikasi dan perhitungan trends dan pola penyakit
2. Identifikasi kelompok risiko dan penyebab lainnya
3. Dapat memonitoring kecenderungan penyakit endemis
4. Memberikan informasi dan data dasar untuk proyeksi kebutuhan pelayanan kesehatan
dimasa datang.
5.
D. Pendekatan Surveilans
1. Surveilans pasif memantau penyakit secara pasif dengan menggunakan data penyakit
yang harus dilaporkan yang tersedia difasilitas pelayanan kesehatan.
2. Surveilans aktif menggunakan petugas kesehatn khusus surveilans untuk kunjungan
berkala ke lapangan dengan tujuan mengidentifikasi kasus baru penyakit atau
kematian.
3.
E. Definisi Tuberkuolsis
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang langsung disebabkan oleh kuman
Tuberkulosis (TB) yang dikenal dengan nama M tuberculosis. Sebagian besar kuman TB
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai oragn tubuh lainnya. Penularan terjadi
secara aerogen. Pasien Tb menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan
dahak). Sumber penularan adalah pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis (BTA
Positif) yang saat batu pasien , bersin atau berbicara mengeluarkan droplet (percikan
dahak) yang mengandung kuman M. Tuberculosisi. Pada Tb ekstra paru gejala dan
keluhan tergantung organ yang terkena, misalnya kaku duduk pada meningitis TB, nyeri
dada pada TB pleura, pembesaran kelenjar limfe superfisial pada limfadenitis TB serta
deformitas tulang belakang (gibbus) pada spondylitis TB.
F. Gejala Klinis
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk selama 2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat
diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas,
badan lemas , nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat pada
malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari 1bulan. Mengingat prevalensi
TB di Indonesai masih tinggi, maka setiap orang yang datang ke Fasyankkes dengan
gejala tersebut diatas dianggap sebagai seorang suspek Tb dan perlu dilakukan
pemeriksaan BTA.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Data ini diperoleh dari surveilans pasif data dikumpulkan dari hasul penjaringan
pasien TB dirawat jalan maupun rawat inap, yang terdiagnosa TB paru BTA (+)
maupun TB paru terdiagnosa klinis dan TB ekstra paru. Data yang dikumpulkan dari
tahun 2021-2022

Gambar 1.1 Distribusi Frekuensi Penyakit TB di Rumah Sakit Bangli Medika Canti
tahun 2021-2022.

Jumlah Penderita TBC Tahunan


35

30

25

20

15

10

0
2021 2022

POSITIF NEGATIF
Gambar 1.2 Distribusi Pasien TB Paru suspek dan terkonfirmasi positif berdasarkan
jenis kelamin di Rumah Sakit Bangli Medika Canti Tahun 2021-2022

Jumlah Penderita TBC


Tahun 2021
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
LAKI-LAKI PEREMPUAN

POSITIF NEGATIF

Jumlah Penderita TBC


Tahun 2022
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
LAKI-LAKI PEREMPUAN

POSITIF NEGATIF

B. Pembahasan
Kegiatan surveilans yang dilakukan di Rumah Sakit Bangli Medika Canti meliputi
kegoatan survailens aktif yang diambil saat kunnungan rawat jalan dan rawat inap
utnuk melihat angka kejadian TB tahun 2021-2022.
Dari data diatas didapatkan jumlah kasus TB di Rumah Sakit Bangli Medika
Canti sebanyak terduga laki laki tahun 2021 sebanyak 17 orang dan tahun 2022
sebanyak 18 sedangkan yang terkonfirmasi positif tahun 2021 6 orang dan tahun 2022
sebanyak 12 orang. Dan terduga perempuan tahun 2021 sebanyak 11 orang dan tahun
2022 sebanyak 15 sedangkan yang terkonfirmasi positif tahun 2021 4 orang dan tahun
2022 sebanyak 3 orang.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil kegiatan dan pembahasan dapat diambil simpulan sebagai
berikut:
1. Distribusi frekuensi penyakit TB pada tahun 2021 sampai dengan 2022 di
Rumah Sakit Bangli Medika Canti
2. Distribusi jeni kelamin penderita TB didapatkan jenis kelamin yang lebih
banyak mengalami TB adalah laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan yang
berjenis kelamin perempuan sebanyak 7 orang.

B. Saran
Disarankan kepada Rumah Sakit Bangli Medika Canti agar dapat
mengoptimalkan tenaga kerja yang ada untuk diberikan pengetahuan dan
pemahaman tentang surveilans TB agar kegiatan surveilans TB lebih baik lagi
dalam menurunkan angka kesakitan maupun angka kematian yang disebabkan
oleh TB begitu pula untuk menurunkan tingkat penularan dan kekambuhan
pasien TB.

You might also like