You are on page 1of 10

Makalah

PARADIGMA PANCASILA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN

ETIKA, FILSAFAT dan IPTEK

Dosen pengampu
H. Zis Muzahid, M.Si

Oleh
Mei Monika Putri (210501110051)

Kelas B
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas nikmat serta hidayah-Nya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Tak lupa sholawat serta salam selalu
tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang membawa kita dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti yang kita rasakan pada saat ini.

Dalam penulisan ini penulis minta maaf jika masih banyak kekurangan, dan penulis
mengucapkan terima kasih kepada bapak H. Zis Muzahid, M.Si selaku dosen pengampu.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan.

Malang, 13 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
2.1 Pancasila Menjadi Dasar Pengembangan IPTEK.............................................................2
2.2 Pancasila Sebagai Sistem Etika Dalam Kehidupan..........................................................3
2.3 Alasan Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Negara.............................................................4
BAB III.......................................................................................................................................6
PENUTUP..................................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Nilai-nilai Pancasila dipergunakan untuk mengkritisi berbagai aliran filsafat


yang berkembang, baik untuk menemukan hal-hal yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila maupun untuk melihat nilai-nilai yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. Selain itu, nilai-nilai Pancasila tidak hanya dipakai dasar bagi pembuatan
peraturan perundang-undangan, tetapi juga nilai-nilai Pancasila harus mampu menjadi
orientasi pelaksanaan sistem politik dan dasar bagi pembangunan nasional.
Pancasila sebagai sistem etika di samping merupakan way of life bangsa
Indonesia, juga merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan
tuntunan atau panduan kepada setiap warga negara Indonesia dalam bersikap dan
bertingkah laku. Pancasila sebagai sistem etika,ndimaksudkan untuk mengembangkan
dimensi moralitas dalam diri setiap individu sehingga memiliki kemampuan
menampilkan sikap spiritualitas dalam kehidupan bermasycarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Pengembangan iptek tidak dapat terlepas dari situasi yang melingkupinya,
artinya iptek selalu berkembang dalam suatu ruang budaya. Perkembangan iptek pada
gilirannya bersentuhan dengan nilai-nilai budaya dan agama sehingga di satu pihak
dibutuhkan semangat objektivitas, di pihak lain iptek perlu mempertimbangkan nilai-
nilai budaya dan agama dalam pengembangannya agar tidak merugikan umat
manusia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengapa Pancasila bisa dijadikan dasar pengembangan IPTEK?


2. Bagaimana urgensi Pancasila sebagai sistem etika dalam kehidupan?
3. Mengapa Pancasila disebut sebagai dasar filsafat Negara?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui alasan Pancasila dijadikan dasar pengembangan IPTEK

1
2. Untuk mengetahui urgensi Pancasila sebagai sistem etika
3. Mengetahui alasan Pancasila disebut sebagai dasar filsafat Negara

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pancasila Menjadi Dasar Pengembangan IPTEK

Ilmu pengetahuan, teknologi, nilai budaya, dan agama memiliki keterkaitan erat yang
saling memberikan rambu-rambu dalam pengembangannya. Hubungan keempat hal tersebut
dapat ditandai dengan dua kemungkinan, yaitu pertama, pengembangan iptek harus
senantiasa didasarkan atas sikap human-religius, hal ini dikarenakan keberadaan IPTEK
selalu berdampingan dengan kebudayaan dan agama. Kedua, IPTEK menempatkan nilai
agama dan budaya sebagai mitra dalam berdiskusi. Dalam hal ini, pengembangan IPTEK
memerlukan faktor eksternal, yaitu budaya, ideologi, dan agama untuk saling bertukar
pikiran.
Namun, beberapa ilmuwan menganggap bahwa IPTEK sama sekali tidak
berhubungan dengan nilai budaya dan agama. Hal ini akan berdampak pada tidak adanya
nilai human-religius apabila kemajuan atau perkembangan IPTEK tidak dikawal oleh nilai
budaya dan agama. Para ilmuwan tersebut meyakini bahwa IPTEK memiliki hukum sendiri
yang lepas dan tidak perlu dipengaruhi nilai-nilai dari luar, seperti nilai budaya dan agama.
IPTEK yang berkembang di ruang hampa tanpa adanya nilai budaya dan agama, justru akan
membahayakan aspek kehidupan manusia.
Pancasila telah dijadikan dasar nilai bagi pengembangan IPTEK demi kesejahteraan
hidup masyarakat Indonesia. Pengembangan IPTEK sebagai hasil budaya masyarakat
Indonesia harus didasarkan pada nilai moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan
beradab. Pada dasarnya sila-sila pada Pancasila merupakan sumber nilai, kerangka pikir, dan
dasar moralitas bagi pengembangan IPTEK. Sehingga, sila-sila dalam Pancasila
menunjukkan sistem etika dalam pengembangan IPTEK.
pengembangan IPTEK yang terlepas dari nilai ideologi bangsa, justru dapat
mengakibatkan hal-hal negatif. Bangsa Indonesia memiliki akar budaya dan religi yang kuat
dan tumbuh sejak lama dalam kehidupan masyarakat sehingga apabila pengembangan ilmu
tidak berakar pada ideologi bangsa, sama halnya dengan membiarkan ilmu berkembang tanpa
arah dan orientasi yang jelas. Oleh karena itu, ideologi Pancasila berperan sebagai pedoman

2
dalam kehidupan ilmiah bangsa Indonesia. Para Ilmuwan harus mengembangkan
keilmuannya tanpa mengabaikan nilai ideologis yang bersumber dari masyarakat Indonesia
sendiri.

2.2 Pancasila Sebagai Sistem Etika Dalam Kehidupan

Etika merupakan cabang filsafat Pancasila yang dijabarkan melalui sila-sila Pancasila
dalam mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Etika Pancasila cenderung mendekati pada pengertian etika kebajikan dalam sistem
pemerintahan. Secara politis, Pancasila sebagai sistem etika mengatur masalah perilaku
politikus yang berhubungan dengan praktik institusi sosial, hukum, komunitas, struktur
sosial, politik dan ekonomi. Dengan kata lain, para penyelenggara negara harus
mencerminkan etika dari Pancasila.
Pancasila sebagai sistem etika memerlukan kajian kritis-rasional terhadap nilai moral
yang hidup agar tidak terjebak dalam pandangan yang bersifat mitos. Misalnya korupsi
terjadi karena pejabat diberi hadiah oleh seorang yang membutuhkan sehingga urusannya
lancar. Dia menerima hadiah tanpa memikirkan alasan orang tersebut memberikan bantuan.
Sehingga tidak tahu kalau perbuatannya dikategorikan dalam bentuk suap. Hal yang sangat
penting dalam mengembangkan Pancasila sebagai sistem etika meliputi:
1. Menempatkan Pancasila sebagai sumber moral dan penentu sikap, tindakan serta
keputusan yang akan diambil setiap warga negara.
2. Pancasila memberikan pedoman bagi setiap warga negara agar memiliki orientasi
yang jelas dalam pergaulan regional, nasional dan internasional
3. Pancasila menjadi dasar analisis kebijakan yang dibuat penyelenggara negara
sehingga mencerminkan semangat kenegaraan berjiwa Pancasila
4. Pancasila menjadi filter terhadap pluralitas nilai yang berkembang dalam berbagai
bidang kehidupan
Meskipun nilai-nilai Pancasila merupakan kristalisasi nilai yang hidup dalam realitas sosial,
keagamaan, maupun adat kebudayaan bangsa indonesia, namun sebenarnya nilai-
nilai pancasila juga bersifat universal dapat diterima oleh siapapun dan kapanpun.
 Nilai yang pertama yakni ketuhanan

3
 Secara hirarkis nilai ini bisa dikatakan sebagai nilai tertinggi karena menyangkut nilai
yang bersifat mutlak. Seluruh nilai kebaikan diturunkan dari nilai ini. Suatu perbuatan
baik dikatakan baik apabila tidak bertentangan dengan nilai, kaedah dan hukum tuhan.

 Nilai kedua yakni kemanusiaan


 
Suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, Prinsip
pokok dalam nilai kemanusiaan pancasila adalah keadilan dan keadaban.
 
 Nilai yang ketiga yakni persatuan
 
Perbuatan dikatakan baik apabila dapat memperkuat persatuan dan kesatuan. Karena
sangat mungkin seseorang seakan akan mendasarkan perbuatannya atas nama agama,
namun apabila perbuatan tersebut dapat memecah persatuan dan kesatuan maka
pandangan dari etika pancasila bukan merupakan perbuatan baik.
 
 Nilai keempat yakni kerakyatan
 
Dalam kaitan dengan kerakyatan terkandung nilai lain yang sangat penting yaitu nilai
hikmat/kebijaksanaan dalam permusyawaratan. Kata hikmat/kebijaksanaan
berorientasi pada tindakan yang mengandung nilai kebaikan tertinggi. Atas nama
mencari kebaikan, pandangan minoritas belum tentu kalah di banding mayoritas.
 Nilai yang kelima yakni keadilan
 
Nilai keadilan pada sila kelima lebih di arahkan pada konteks sosial. Suatu perbuatan
dikatakan baik apabila sesuai dengan prinsip keadilan masyarakat banyak. Menurut
kohlberg, keadilan merupakan kebajikan utama bagi setiap pribadi masyarakat.
Keadilan mengandaikan sesama sebagai partner yang bebas dan sama derajatnya.

2.3 Alasan Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Negara

Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mengandung makna
bahwa setiap aspek kehidupan kebangsaan, kenegaraan dan kemasyarakatan harus didasarkan

4
pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan, karena itu
semua merupakan dasar dari negara Indonesia yang tercantum dalam lima sila Pancasila.
Pancasila adalah filsafat negara yang lahir sebagai ideologi kolektif (cita-cita
bersama) seluruh bangsa Indonesia. Pancasila dikatakan sebagai filsafat karena merupakan
hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh para pendahulu, yang kemudian
dituangkan dalam suatu sistem yang tepat. Jika ditilik dari soal tempat, Filsafat Pancasila
merupakan bagian dari Filsafat Timur dan juga bagian dari Filsafat Barat. Nilai Ketimuran
yang termuat dalam Pancasila seperti, soal pengakuan akan adanya Tuhan(yang tercantum
dalam sila pertama), kerakyatan(dalam sila keempat), keadilan yang diidentikkan dengan
paham mengenai “ratu adil”(yang termuat dalam sila kelima), dan sebagainya. Sedangkan
paham Barat yang termuat dalam Pancasila seperti, kemanusiaan(tercantum dalam sila
kedua), demokrasi(sama seperti “mufakat” dalam usulan Soekarno sebagai sila ketiga), dan
seterusnya.
Pancasila sebagai filsafat berarti mengungkapkan konsep-konsep kebenaran Pancasila
yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan juga bagi manusia pada
umumnya. Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek penyelidikan Ontologis,
Epistemologis, dan Aksiologis. Ketiga bidang tersebut dapat dianggap mencakup
kesemestaan. Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat
Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Pancasila sebagai sistem filsafat pada
hakikatnya juga merupakan sistem pengetahuan. Ini berarti Pancasila telah menjadi suatu
belief system, sistem cita- cita, menjadi suatu ideologi Oleh karena itu Pancasila harus
memiliki unsur rasionalitas terutama dalam kedudukannya sebagai sistem pengetahuan.
Dalam filsafat Pancasila, disebutkan ada tiga tingkatan nilai, yaitu nilai dasar, nilai
instrumental, dan nilai praktis.
1. Nilai dasar adalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang bersifat mutlak,
sebagai sesuatu yang benar atau tidak perlu dipertanyakan lagi. Nilainilai dasar dari
Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan,
dan nilai keadilan.
2. Nilai instrumental adalah nilai yang berbentuk norma sosial dan norma hukum
yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme lembaga-
lembaga negara.
3. Nilai praktis adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan.
Nilai ini merupakan batu ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental itu benar-
benar hidup dalam masyarakat.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila-silanya harus merupakan sumber


nilai, kerangka berpikir serta asas moralitas bagi pembangunan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pancasila sebagai sistem etika adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari
sila-sila Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara di Indonesia. Oleh karena itu, di dalam etika Pancasila terkandung nilai-
nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai
tersebut membentuk perilaku manusia Indonesia dalam semua aspek kehidupannya.
Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sedangkan
Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain.

6
DAFTAR PUSTAKA

Surajiyo. Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Tekhnologi. 2018.


Universitas indraprasta PGRI

Safitri , rada. Konsep Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. 2020.


STIE AKBP KBP Padang

Yanzi , Hermi. Urgensi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Iptek.


2020. Universitas Lampung

Aprilia , Inung. Pancasila Sebagai Sistem Etika. 2020. Institut agama islam (IAI) Ngawi

You might also like