You are on page 1of 13

Jurnal Administrasi Publik dan Pembangunan

https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jpp
ISSN: 2775-0590 (online) ISSN: 2665-3856 (Print)
Vol.3 No. 1 2021
Hal.10 – 21

EFEKTIVITAS PROGRAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING


DI KECAMATAN BATUMANDI KABUPATEN BALANGAN
(Studi Kasus Pada Desa Mampari dan Desa Banua Hanyar)

Norsanti
Ilmu Administrasi Publik, STIA Amuntai
Email: santisabila@gmail.com

Abstract
The data from Minister of Health on 2018 shows that Balangan Regency is one of
the areas with a fairly high stunting rate compared than other districts in South
Kalimantan. Based on the data from 12 Puskesmas in 8 sub-districts in Balangan
Regency on 2018, there were still around 34.4% of children under five who
experienced stunting. To reduce the number of stunting under-fives in Balangan
Regency, the Stunting Reduction Acceleration Program was implemented. In 2020,
this program has only been implemented in Batumandi District including Mampari
Village and Banua Hanyar Village. The method of research used a qualitative
method with a descriptive type. The results of the research on the Acceleration of
Stunting Reduction Program in Batumandi District (case studies in Mampari and
Banua Hanyar villages) were quite effective in reducing the number of stunting
toddlers with an achievement percentage of 45% where of the total number of
stunting toddlers, namely 31 children, as many as 5 children were successfully
repaired. their nutritional status is normal toddlers, while the remaining 26 people
are still categorized as stunting toddlers. Factors that affect the effectiveness of the
Stunting Reduction Acceleration Program in Batumandi District (case studies at
Mampari village and Banua Hanyar village) consist of supporting factors and
inhibiting factors. The supporting factor for this program is good cooperation
between nutrition officers from UPT Puskesmas Batumandi, village midwives,
Posyandu cadres and PMT cadres. While the inhibiting factors are the lack of
funding, parental education, the family economy of stunting toddlers and the lack
of socialization about child care patterns.
Keywords: The Stunting, Reduction, Acceleration Program

Abstrak
Data Menteri Kesehatan tahun 2018 menunjukkan Kabupaten Balangan merupakan
salah satu daerah dengan tingkat stunting yang cukup tinggi dari kabupaten lainnya
di Kalimantan Selatan. Berdasarkan data dari 12 Puskesmas di 8 kecamatan pada
Kabupaten Balangan pada tahun 2018 masih ada sekitar 34,4% balita yang
mengalami stunting. Untuk mengurangi jumlah balita stunting di Kabupaten
Balangan maka diterapkan Program Percepatan Penurunan Stunting. Pada tahun
2020, program ini baru diterapkan pada Kecamatan Batumandi termasuk pada
Desa Mampari dan Desa Banua Hanyar. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode kualitatif dengan tipe deskriptif. Hasil penelitian Program Percepatan

JPP: Jurnal Administrasi Publik dan Pembangunan


Volume 3 Nomor 1, Januari – Juni 2021
Efektivitas Program Percepatan Penurunan Stunting

Penurunan Stunting di Kecamatan Batumandi (studi kasus pada desa Mampari dan
desa Banua Hanyar) cukup efektif menurunkan jumlah balita stunting dengan
persentasi capaian sebesar 45 % dimana dari total jumlah balita stunting yaitu
sebanyak 31 anak, sebanyak 5 orang anak yang berhasil diperbaiki gizinya menjadi
balita normal sedangkan sisanya yaitu 26 orang masih masuk kategori balita
stunting. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas Program Percepatan
Penurunan Stunting di Kecamatan Batumandi (studi kasus pada desa Mampari dan
desa Banua Hanyar) terdiri dari faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor
pendukung program ini adalah Kerjasama yang baik antara petugas gizi dari UPT
Puskesmas Batumandi, bidan desa, kader Posyandu dan kader PMT. Sedangkan
yang menjadi faktor penghambatnya adalah kurangnya pendanaan, pendidikan
orang tua, ekonomi keluarga balita stunting dan kurangnya sosialisasi tentang pola
asuh anak.
Kata Kunci : Program, Percepatan, Penurunan Stunting

PENDAHULUAN masyarakatnya itu sendiri, karena


Stunting merupakan salah satu permasalahan ini sangat berkaitan dengan
masalah gizi yang krusial, khususnya di kemiskinan yang berhubungan dengan
negara-negara miskin dan berkembang. masalah kesehatan pangan di tingkat
Stunting merupakan bentuk kegagalan rumah tangga serta menyangkut
tumbuh kembang yang meyebabkan pengetahuan tentang perilaku hidup
gangguan pertumbuhan linear pada balita sehat. Keadaan gizi masyarakat akan
akibat dari akumulasi ketidakcukupan mempengaruhi tingkat kesehatan dan
nutrisi yang berlangsung lama, mulai dari umur serta harapan hidup yang
masa kehamilan sampai usia 24 bulan. merupakan salah satu unsur utama dalam
Kekurangan gizi pada masa tumbuh penentuan keberhasilan pembangunan.
kembang anak di usia dini akan Penanganan masalah gizi ini sangat
menghambat perkembangan fisik, berkaitan dengan strategi sebuah bangsa
meningkatnya kesakitan, menghambat dalam menciptakan Sumber Daya
perkembangan mental anak, dan bahkan Manusia (SDM) yang sehat, cerdas, dan
menyebabkan kematian. Balita yang produktif.
mengalami masalah stunting memiliki Dari data WHO, Indonesia
risiko terjadinya penurunan kemampuan mendapat peringkat ketiga dengan angka
intelektual, produktivitas, dan prevalensi stunting tertinggi di Asia pada
kemungkinan risiko mengalami penyakit tahun 2017, dengan angka mencapai
degeneratif di masa mendatang. Menurut 36,4 %. Namun, pada tahun 2018,
World Healt Organization (WHO), menurut Riset Kesehatan Dasar
Standard petumbuhan anak didasarkan (Riskesdas), angkanya mengalami
pada indeks panjang badan dibanding penurunan hingga 23,6 %. Yang mana
umur (PB/U) atau tinggi badan dibanding naik turunnya tentang angka stunting ini
umur (TB/U) dengan batas (z-score) akan dirilis oleh Riskesdas setiap lima
kurang dari -2 SD. Stunting atau balita tahun sekali. Penurunan angka stunting di
pendek bisa diketahui bila seorang balita Indonesia tersebut memang bisa
sudah diukur panjang atau tinggi dikatakan sebagai kabar baik tapi, belum
badannya, laludibandingkan dengan berarti bisa membuat tenang karena
standar, dan hasil pengukurannya ini masih belum merujuk kepada standar
berada pada kisaran normal (Kemenkes WHO, yang mana batas maksimalnya
RI). adalah 20 % atau seperlima dari jumlah
Masalah gizi seperti stunting ini total anak balita.
harus dijadikan sebagai perhatian khusus Mengacu Peraturan Presiden No.
baik dari pemerintah maupun 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional

JPP: Jurnal Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3 No.1, Januari-Juni 2021 11
Norsanti

Percepatan Perbaikan Gizi, pemerintah Tabel 1


sampai tahun 2019 menetapkan 160 Rekapitulasi Stunting Di Wilayah Kerja
Kabupaten/Kota yang menjadi daerah Puskesmas Batumandi
prioritas penanganan stunting yang Tahun 2020
melingkupi 1.600 desa. Di Provinsi
Kalimantan Selatan sendiri, menurut data No. Desa / Kelurahan Balita
Menteri Kesehatan pada tahun 2018, Stunting
angka stunting mencapai angka 44,24 % 1. Pelajau 12
dan ternyata Kabupaten Balangan lah 2. Kasai 4
yang menjadi salah satu daerah dengan 3. Hamparaya 5
tingkat stunting yang cukup tinggi 4. Timbun Tulang 11
daripada kabupaten lainnya. Dalam 5. Teluk Mesjid 10
sebuah artikel yang dirilis pada 6. Batumandi 9
https://www.balangankab.go.id/ tanggal 7. Bungur 5
12 Desember 2019, berdasarkan data dari 8. Riwa 12
12 Puskesmas di delapan kecamatan di 9. Guha 14
Kabupaten Balangan pada tahun 2018 10. Mantimin 5
masih 34,4% balita yang mengalami 11. Banua Hanyar 15
stunting. 12. Mampari 16
Upaya pemerintah untuk
Jumlah 118
mengatasi masalah stunting dilakukan
dengan upaya peningkatan gizi Sumber : Puskesmas Batumandi, 2020
masyarakat, salah satunya melalui
program Pemberian Makanan Tambahan
(PMT) untuk meningkatkan status gizi Berdasarkan tabel 1 di atas dapat
anak. Di Kabupaten Balangan khususnya diketahui bahwa dua desa yang paling
di Kecamatan Batumandi sendiri sudah banyak jumlah balita stunting di
ada program untuk meningkatkan status kecamatan Batumandi adalah desa
gizi anak dengan memberi makanan Mampari dan desa Banua Hanyar
tambahan. sehingga peneliti tertarik untuk
Pada tahun anggaran 2020 secara melakukan penelitian pada dua desa ini.
serentak di Kecamatan Batumandi Untuk melakukan kajian dan
Kabupaten Balangan telah analisis tentang efektivitas program
mengalokasikan anggaran dana desa percepatan penurunan stunting maka
untuk kegiatan penanganan Stunting. penulis perlu memahami tentang konsep
Yang mana hal ini juga merupakan efektivitas program. Dalam Ensiklopedi
amanah dari Rencana Pembangunan Umum Administrasi, efektivitas berasal
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dari kata kerja efektif, berarti terjadinya
dan Visi Misi Bupati Balangan yaitu suatu akibat atau efek yang dikehendaki
terwujudnnya Kabupaten Balangan yang dalam suatu perbuatan. Efektivitas
maju dan sejahtera melalui merupakan unsur pokok untuk mencapai
pengembangan Sumber Daya Manusia. tujuan atau sasaran yang telah ditentukan
Berdasarkan laporan, ada 12 Puskesmas dalam setiap organisasi. Efektivitas
yang masih banyak terdapat anak-anak di disebut juga efektif, apabila tercapainya
kategorikan stunting, salah satunya yaitu tujuan atau sasaran yang telah ditentukan
Puskesmas Batumandi yang mana jumlah sebelumnya”. (Dyah Mutiarin & Arif
binaan balita stunting di masing-masing Zainudin, 2014: 96)
desa yang menurut data per Desember Robbins juga mendefinisikan
2019 mencapai 118 anak se Kecamatan efektivitas sebagai “sebagai tingkat
Batumandi. pencapaian organisasi atas tujuan jangka
pendek (tujuan) dan jangka panjang
(cara)”. Siagian juga memberikan
pengertian tentang efektivitas yaitu

12 JPP: Jurnal Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3 No.1, Januari-Juni 2021
Efektivitas Program Percepatan Penurunan Stunting

“penyelesaian pekerjaan tepat pada keberhasilan organisasi yang relatif


waktu yang telah ditetapkan. Artinya seperti tercapainya suatu tujuan
apakah pelaksanaan suatu tugas dinilai organisasi. Suatu kegiatan dapat dinilai
baik atau tidak, terutama menjawab efektif apabila output yang dihasilkan
pertanyaan bagaimana cara memenuhi tujuan yang diharapkan.
melaksanakannya dan berapa biaya yang Efektivitas program dapat
diperlukan untuk itu”. (Indrawijaya, didefinisikan sebagai tingkat perwujudan
2014: 175-176) sasaran yang menunjukkan sejauh mana
Efektivitas mengacu “pada tercapainya sasaran program yang telah
kemampuan untuk memiliki tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Efektivitas
tepat atau mencapai tujuan yang telah merupakan sebuah patokan untuk
ditetapkan. Efektivitas juga berhubungan membandingkan antara proses yang
dengan masalah cara pencapaian tujuan dilakukan dengan tujuan dan sasaran
atau hasil yang diperoleh, kegunaan atau yang dicapai. Suatu program dikatakan
manfaat dari hasil yang diperoleh, tingkat efektif apabila usaha atau tindakan yang
daya fungsi unsur atau komponen serta dilakukan sesuai dengan hasil yang
masalah tingkat kepuasan diharapkan.
pengguna/client”. (Wardiah, 2016: 244) Menurut Muasaroh (dalam Dyah
Berikutnya Handoko Mutiarin & Arif Zainudin, 2014: 97)
mendefinisikan efektivitas, sebagai efektivitas suatu program dapat dilihat
kemampuan untuk memilih tujuan yang dari aspek-aspek berikut:
tepat atau peralatan yang tepat untuk 1. Aspek tugas atau fungsi, yaitu suatu
mencapai tujuan yang telah ditentukan. lembaga dapat dikatakan efektif jika
Menurut Drucker, efektivitas berarti melaksanakan tugas atau fungsinya,
melakukan sesuatu yang benar atau begitu juga suatu program akan
sejauhmana kita mencapai tujuan. (Dyah efektiv jika tugas dan fungsi para
Mutiarin & Arif Zainudin, 2014: 96) implementor (pelaksana) dapat
Jika dihubungkan dengan dilaksanakan dengan baik;
kegiatan-kegiatan pemerintah (dalam 2. Aspek rencana atau program, yang
pelaksanaan pembangunnan), efektivitas dimaksud rencana atau program
yang hendak dicapai orientasinya lebih disini adalah rencana
tertuju pada pengeluaran (output) bila kegiatan/program yang dibuat oleh
dibandingkan dengan penggunaan pendamping PKH. Jika seluruh
masukan (input). Definisi tersebut sesuai rencana dapat dilaksanakan maka
dengan penjelasan Saxena, bahwa rencana atau program dapat
“efektivitas adalah suatu ukuran yang dikatakan efektiv;
menyatakan seberapa jauh target 3. Aspek ketentuan atau peraturan,
(kualitas, kuantitas, waktu) telah dicapai. efektivitas suatu program juga dapat
Makin besar target yang dicapai, maka dilihat dari berfungsi atau tidaknya
semakin tinggi tingkat efektivitas. aturan yang telah dibuat dalam
Konsep ini orientasinya lebih tertuju rangka menjaga berlangsungnya
pada keluaran. masalah penggunaan proses kegiatannya;
masukan tidak menjadi isu dalam konsep 4. Aspek tujuan atau kondisi ideal,
ini. Pada umumya organisasi pemerintah suatu program dikatakan efektiv dari
(yang tidak mencari laba) berorientasi sudut hasil jika tujuan atau kondisi
kepada pencapaian efektivitas. ideal program tersebut dapat dicapai.
(Indrawijaya, 2014: 176)
Berdasarkan pengertian tersebut, Beberapa penelitian sebelumnya
dapat dijelaskan bahwa efektivitas juga ada yang sudah mengkaji tentang
seringkali berarti kuantitas atau kualitas program penurunan stunting di daerahnya
(keluaran) dari barang dan jasa. masing-masing, misalnya pada tahun
Efektivitas adalah ciri yang baik dalam 2019 Sri Hajijah Purba melakukan
suatu organisasi, dapat dilihat dari tingkat penelitian dengan judul Analisis

JPP: Jurnal Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3 No.1, Januari-Juni 2021 13
Norsanti

Implementasi Kebijakan Penurunan Batumandi Kabupaten Balangan (studi


Stunting di Desa Secanggang Kabupaten kasus pada desa Mampari dan desa
Langkat dan Chafidhotun Nur Jannah Banua Hanyar).
dengan judul Pendampingan Masyarakat
Dalam Upaya Mencegah Terjadinya METODE PENELITIAN
Stunting Pada Balita di Desa Karangturi Pendekatan penelitian yang
Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan digunakan adalah metode kualitatif.
Melalui Kader Posyandu. Kedua Pendekatan ini dipilih untuk menganalisa
penelitian tersebut membahas program permasalahan yang berkaitan dengan
penurunan stunting sesuai dengan efektivitas Program Percepatan
kegiatan yang diterapkan pada daerah Penurunan Stunting pada Kecamatan
masing-masing. Misalnya pada desa Batumandi Kabupaten Balangan (studi
Secanggang program ini meliputi kasus pada desa Mampari dan desa
kegiatan pemberian tablet tambah darah Banua Hanyar)
pada ibu hamil, pemberian makanan Mengacu pada ragam penelitian
tambahan kepada ibu hamil KEK, kualitatif, maka jenis penelitian yang
memberikan kelambu pada ibu hamil, digunakan bersifat deskriptif. Menurut
melakukan IMD setelah ibu melahirkan, Bogdan & Taylor (dalam Moleong, 2016:
memberikan ASI Eksklusif dan 4) metodologi kualitatif merupakan
memberikan ASI penuh sampai usia 24 penelitian yang menghasilkan data
bulan didampingi dengan pemberian deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
makanan pendamping ASI (MP-ASI), lisan dari orang-orang dan perilaku yang
melakukan imunisasi dasar lengkap, dapat diamati.
menyediakan obat cacing dan pemberian Adapun populasi penelitian ini
oralit untuk pencegahan dan pengobatan adalah seluruh pihak yang terlibat dalam
diare. Pada desa Karangturi program pelaksanaan program percepatan
penurunan stunting dilakukan dengan penurunan stunting yang meliputi Dinas
membentuk Sekolah gizi bernama Kesehatan Kabupaten Balangan, petugas
Gerbang Kartacita (Gerakan Karang gizi dari Puskesmas Batumandi, kepala
Taruna Cinta Balita) yang melibatkan desa, bidan desa, kader PMT serta
Posyandu, ahli gizi dan bidan desa. masyarakat yang menjadi sasaran
Sedangkan pada penelitian ini juga program ini. Informan pada penelitian ini
membahas program percepatan berjumlah 15 orang. Untuk mendapatkan
penurunan stunting sesuai dengan data yang akurat sebagaimana yang
kegiatan yang pada tahun 2020 baru diharapkan maka dilakukan teknik
diterapkan pada satu kecamatan di pengumpulan data yang meliputi
kabupaten Balangan yaitu di kecamatan wawancara secara purposive sampling,
Batu Mandi. Kegiatan tersebut meliputi observasi dan studi dokumentasi.
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Analisa data dalam penelitian ini
kepada balita stunting selama tiga bulan menggunakan model Miles and
serta sosialisasi kepada ibu hamil, ibu Huberman (dalam Sugiyono, 2015 : 91-
menyusui dan ibu yang mempunyai anak 99). Data-data yang dikumpulkan
balita stunting. dianalisis melalui beberapa tahapan yaitu
Berdasarkan pemaparan di atas data reduction, data display dan
maka yang menjadi tujuan penelitian ini conclusion drawing/verification sehingga
yaitu untuk mengetahui efektivitas dapat diambil suatu kesimpulan.
Program Percepatan Penurunan Stunting
pada Kecamatan Batumandi Kabupaten
Balangan (studi kasus pada desa
Mampari dan desa Banua Hanyar) dan
faktor-faktor yang mempengaruhi
efektivitas Program Percepatan
Penurunan Stunting pada Kecamatan

14 JPP: Jurnal Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3 No.1, Januari-Juni 2021
Efektivitas Program Percepatan Penurunan Stunting

HASIL DAN PEMBAHASAN serta buruh tani. Pada desa Banua Hanyar
Gambaran Umum Desa Mampari tingkat Pendidikan masyarakat masih
Desa Mampari mempunyai jumlah belum merata dan masih ada masyarakat
penduduk sebanyak 1010 orang yang yang tidak pernah sekolah serta ada anak
terdiri dari laki laki 514 orang dan yang putus sekolah, untuk lebih jelasnya
perempuan 496 orang. dapat dilihat pada tabel berikut :
Jumlah KK di desa Mampari
sebanyak 280, dengan rincian tingkat Tabel 3
kesejahteraan yaitu KK sedang Tingkat Pendidikan Masyarakat
(menengah) mendominasi yaitu 66 %
dari total KK sedangkan KK pra
sejahtera 19 % dan KK miskin 15 %.
Mayoritas mata percaharian penduduk No Tingkat Jumlah
adalah petani/pekebun hal ini disebabkan Pendidikan
karena sudah turun temurun sejak dulu 1 Belum sekolah 177 Orang
bahwa masyakat adalah petani / pekebun. 2 Tidak Pernah 3 Orang
Desa Mampari tingkat pendidikan sekolah
masyarakat rata- rata berpendidikan 3 3- 6 tahun yang 48 Orang
tingkat SD dan sebagian kecil ada yang sekolah TK
tamat SLTP, SLTA dan S1. Di desa
4 7 – 18 tahun yang 62 Orang
Mampari masih terdapat masyarakat sedang sekolah
yang buta huruf, untuk lebih jelasnya
5 18 – 56 tahun 25 Orang
dapat dilihat pada tabel berikut :
pernah SD tapi
tidak tamat
Tabel 2
6 Tamat SD/ 270 Orang
Tingkat Pendidikan Masyarakat
Sedrajat
No Tingkat Jumlah 7 12 – 56 tahun tidak 331 Orang
Pendidikan tamat SLTP
1 Buta Huruf 10 8 18 – 56 tahun tidak 16 Orang
2 Tidak tamat SD 09 tamat SLTA
3 SD 765 9 Tamat 331 Orang
4 SLTP 290 SLTP/sederajat
5 SLTA 221 10 Tamat 410 Orang
6 Diploma/Sarjana 33 SLTA/sederajat
Sumber : Profil Desa Mampari, 2020 11 Tamat D2 11 Orang
12 Tamat D3 5 Orang
13 Tamat S1 55 Orang
Gambaran Umum Desa Banua Hanyar Sumber : Profil Desa Banuahanyar, 2020
Luas desa Banua Hanyar adalah ±
7,00 km² / 700 Ha dan sekarang
mempunyai jumlah penduduk 1.279 jiwa Efektivitas Program Percepatan
yang terdiri dari 623 laki-laki dan 656 Penurunan Stunting pada Kecamatan
perempuan dan terdiri dari 358 Kepala Batumandi Kabupaten Balangan
Keluarga (KK) dan terbagi menjadi 5 (Studi Kasus Pada Desa Mampari dan
wilayah Rukun Tetangga (RT). Tingkat Desa Banua Hanyar)
kesejahteraan masyarakat dibagi menjadi
beberapa kategori yaitu pra sejahtera 259 Efektivitas dalam suatu program
KK, Sejahtera I 37 KK, Sejahtera II 35 sangatlah penting selain efisiensi, karena
KK dan Sejahtera III 27 KK. Sebagian keberhasilan suatu program itu berhasil
besar mata pencaharian masyarakat atau tidak itu terlihat dari efektif atau
adalah petani dan sebagian lainnya tidaknya dalam mengatasi masalah itu.
sebagai PNS, karyawan swasta, pedagang Kata efektif berasal dari bahasa Inggris

JPP: Jurnal Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3 No.1, Januari-Juni 2021 15
Norsanti

yaitu effective yang berarti berhasil atau sehingga orang tua kurang memahami
sesuatu yang dilakukan berhasil dengan bagaimana pencegahan stunting.
baik. Kamus ilmiah popular
mendefinisikan efektivitas sebagai 1. Aspek rencana atau program
ketepat penggunaan, hasil guna atau Yang dimaksud rencana atau
menunjang tujuan. program disini adalah rencana
Dalam penelitian ini, penulis kegiatan/program yang dibuat oleh
menggunakan beberapa aspek untuk kader PMT. Jika keseluruhan
mengukur tingkat efektivitas program. rencana/program yang telah dibuat
Aspek tugas atau fungsi lembaga oleh pelaksana dapat dilaksanakan
efektif jika melaksanakan tugas atau maka rencana atau program dapat
fungsinya, begitu juga suatu program dikatakan efektif.
akan efektif jika tugas dan fungsi para Upaya pemerintah dalam
implementor dapat dilaksanakan dengan penanggulangan stunting yaitu
baik. Adapun yang menjadi pelaksana dengan pemberian tablet tambah
(implementor) dalam Program darah pada ibu hamil, pemberian
Percepatan Penurunan Stunting adalah makanan tambahan pada ibu hamil,
Puskesmas. Pada program ini Puskesmas Imunisasi dasar lengkap, pemberian
akan menunjuk kader PMT berdasarkan vitamin A, Zinc dan Pemberian
usulan dari bidan desa, dimana jumlah Makanan Tambahan (PMT) Balita.
kader PMT hanya satu orang pada tiap Di Kabupaten Balangan sendiri
desa. Kader PMT akan memberikan upaya penanggulangan stunting
makanan tambahan kepada bayi yang dilakukan oleh pemerintah melalui
masuk kategori stunting setiap hari Puskesmas bekerja sama dengan
selama tiga bulan. Selain pemberian Posyandu dan bidan desa serta kader
makanan tambahan kepada balita yang ada di desa. Selain program
stunting, pihak Puskesmas bekerja sama rutin seperti pemberian tablet
dengan bidan desa juga memberikan tambah darah pada ibu hamil,
penyuluhan kepada ibu hamil, ibu imunisasi dasar lengkap, dan
menyusui dan ibu yang mempunyai anak pemberian vitamin A pada balita,
balita tentang pentingnya memperhatikan Program percepatan penurunan
gizi anak. Stunting di desa Mampari dan Banua
Berdasarkan penelitian, Hanyar memiliki beberapa program
pelaksanaan tugas atau fungsi pelaksana unggulan yaitu :
program Percepatan Penurunan Stuntimg a. Penyuluhan atau sosialisasi
cukup terlaksana karena pihak kepada bumil, ibu menyusui
Puskesmas sudah bekerja sama baik dan ibu yang mempunyai anak
dengan petugas gizi, bidan desa dan juga balita di bawah lima tahun agar
kader untuk menjalankan program ini di selalu memberikan makanan
Kecamatan Batu Mandi Kabupaten bergizi dan rutin kepada
Balangan. Namun salah satu yang anaknya. Kegiatan penyuluhan
menjadi kendala dalam pelaksanaan atau sosialisasi ini dilakukan
tugas pelaksana program ini adalah oleh petugas Puskesmas dengan
jumlah kader PMT yang masih kurang didampingi oleh bidan desa.
memadai karena hanya satu orang tiap Penyuluhan ini belum bisa
desa sehingga cukup kerepotan untuk dilakukan secara rutin karena
memasak dan mendistribusikan makanan tergantung dengan anggaran
tambahan kepada anak stunting. Selain yang tersedia di Puskesmas dan
itu kurangnya pengetahuan kader PMT pemerintah desa. Apalagi di
tentang Bina Keluarga Balita masa pandemi covid-19 ini,
mengakibatkan kurangnya sosialisasi dimana dana desa lebih banyak
kepada masyarakat tentang program dianggarkan untuk Bansos
sehingga kegiatan penyuluhan

16 JPP: Jurnal Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3 No.1, Januari-Juni 2021
Efektivitas Program Percepatan Penurunan Stunting

hanya dilakukan sekali saja lauknya berupa ayam atau telor


dalam setahun. rebus.
b. Pemberian makanan tambahan
selama tiga bulan yang 2. Aspek ketentuan atau peraturan
dilaksanakan oleh kader PMT. Efektivitas suatu program juga
Pada tahun 2020, kecamatan dapat dilihat berfungsi atau tidaknya
Batu Mandi merupakan satu- aturan yang telah dibuat dalam
satunya kecamatan di rangka menjaga keberlangsungan
Kabupaten Balangan yang proses kegiatannya. Program
melaksanakan program percepatan penurunan stunting di
pemberian makanan tambahan desa Mampari dan Banua Hanyar
kepada balita stunting. yang merupakan kegiatan rutin
Pemberian makanan tambahan seperti pemberian tablet tambah
ini dilakukan selama tiga bulan, darah pada ibu hamil, imunisasi
pada bulan pertama, kegiatan dasar lengkap, dan pemberian
dilakukan dengan memberikan vitamin A pada balita, dan
sembako tapi kegiatan ini tidak Pemberian Makanan Tambahan
terlalu efektif karena pemberian sudah dilaksanakan berdasarkan
sembako tersebut tidak bisa arahan dari UPT Puskesmas
diawasi karena kadang Batumandi. Salah satu SOP yang
sembako itu bukan hanya untuk dijadikan acuan dalam program ini
balita stunting tapi juga adalah SOP tentang Pemantauan
dikonsumsi oleh seluruh Pertumbuhan Bayi dan Balita dalam
anggota keluarga. Bulan kedua, Rangka Penurunan Stunting. SOP ini
diberikan makanan tambahan mengatur tentang bagaimana
yang sudah dimasak namun mekanisme pemantauan
balita stunting dikumpulkan di pertumbuhan bayi dan balita yang
suatu tempat kemudian balita meliputi :
tersebut diberikan makanan a. Balita datang ke Posyandu;
tambahan. Tetapi kegiatan ini b. Petugas melakukan pengukuran
juga belum efektif karena tinggi badan;
masih ada orang tua yang tidak c. Petugas melakukan pencatatan
membawa anaknya pada tinggi badan;
kegiatan tersebut karena d. Petugas memasukkan data
kesibukan mereka ditambah penilaian status gizi sesuai
lagi dengan adanya pandemi standar WHO;
covid-19 yang menyebabkan e. Petugas melaporkan hasil
orang tua khawatir untuk penilaian status gizi stunting;
membawa anaknya keluar f. balita pulang.
rumah. Pada bulan ketiga, baru
diadakan pembagian makanan 3. Aspek tujuan atau kondisi ideal
tambahan ke rumah-rumah Suatu program dapat dikatakan
balita stunting. Makanan efektif dari sisi hasil, jika tujuan atau
tambahan tersebut dimasak kondisi ideal program tersebut dapat
sendiri oleh kader PMT di desa dicapai. Kondisi ideal yang
masing-masing dan dibagikan dimaksud pada program percepatan
tiga kali sehari yaitu pada pagi, penurunan stunting ini adalah
siang dan sore hari. Untuk terjadi penurunan angka anak balita
menu makanannya berubah- yang mengalami stunting.
ubah sesuai arahan pihak Untuk Kecamatan Batumandi,
puskesmas, seperti pencapaian target program masih
nasi+sayur+ikan atau bisa juga kurang maksimal karena dari sekian
banyak anak balita yang terkena

JPP: Jurnal Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3 No.1, Januari-Juni 2021 17
Norsanti

stunting hanya 26,23 % yang Berdasarkan observasi, masih ada


berhasil diperbaiki gizinya karena balita stunting itu dikarenakan perhatian
dari total 118 anak yang terkena orang tua yang masih membiarkan
stunting hanya 20 anak yang anaknya sering makan makanan ringan
berhasil diperbaiki gizinya, seperti snack dan lainnya yang membuat
sedangkan 98 anak masih masuk pemberian makanan tambahan kurang
kategori stunting (sumber : diminati anak tersebut. Ditambah lagi
Rekapitulasi evaluasi PMT kurangnya pengetahuan orang tua tentang
Pemulihan Stunting pada Puskesmas pola asuh anak menyebabkan banyak
Batumandi, tahun 2020). Namun yang menganggap bahwa jika anaknya
pada desa Mampari dan Banua aktif maka dia sehat walaupun makannya
Hanyar program ini cukup efektif tidak teratur dan tidak bergizi.
menurunkan jumlah angka balita Dari hasil penelitian di desa Mampari
stunting. Pada desa Mampari, dari dan desa Banua Hanyar, efektivitas
16 anak stunting sebanyak 3 orang Program Percepatan Penurunan Stunting
yang menjadi bayi normal dan pada ini dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut
desa Banua Hanyar dari 15 anak yaitu :
stunting sebanyak 2 orang yang
menjadi bayi normal. Untuk lebih 1. Faktor Pendukung
jelasnya dapat dilihat pada tabel Kerjasama antara petugas gizi
berikut : dari UPT Puskesmas Batumandi,
bidan desa, kader Posyandu dan
Tabel 4 kader PMT. Adanya kerjasama
antara lintas sekor yaitu petugas
Rekapitulasi Evaluasi PMT Pemulihan gizi, kapala desa, bidan desa, dan
Stunting Pada Desa Mampari dan Banua kader desa sehingga kegiatan yang
Hanyar mendukung penurunan stunting bisa
berjalan, seperti posyandu,
Evaluasi Sesudah Pemberian Makanan Tambahan
Pemberian Pmt (PMT) dan kegiatan-kegiatan lain
B dalam program percepatan
ali penurunan stunting. Semua petugas
Balita Balita ta bekerja sama dalam menentukan
Stuntin Sanga Balita Y
g t Pende an %
pelaksanaan kegiatan, mengarahkan
No Desa Seblm Pende k g Capai masyarakat agar merubah pola pikir
Pembe k Menj M an dan menambah pengetahuan tentang
rian Menj adi as pentingnya memahami pola asuh
Pmt adi Norm ih anak dan asupan gizi yang baik
Pende al St untuk anak.
k un
ti 2. Faktor-faktor Penghambat
ng
Mamp 25.00 a. Kurangnya pendanaan. Kurangnya
1 16 1 3 13
ari % dana menjadi salah satu faktor
Banua
20.00 penghambat dalam pelaksanaan
2 Hanya 15 1 2 13
% kegiatan, belum lagi jika
r
45,00 kegiatannya berupa sosialisasi
31 2 5 26 yang harus mendatangkan
TOTAL %
Sumber : Rekapitulasi Puskesmas Batumandi, 2020 masyarakat karena masyararakat
mau ikut berpartisipasi jika ada
insentif untuk mereka.
Berdasarkan hasil observasi di
lapangan ditemukan bahwa untuk

18 JPP: Jurnal Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3 No.1, Januari-Juni 2021
Efektivitas Program Percepatan Penurunan Stunting

tahun 2020 anggaran dana yang orang tua tentang pola asuh yang
ada di desa Mampari dan Banua baik sangat berpengaruh terhadap
Hanyar difokuskan pada keperluan pelaksanaan program penurunan
penyediaan barang untuk angka stunting karena bagaimana
pencegahan penyebaran virus pengasuhan mereka terhadap
corona dan pemberian Bansos, anaknya sangat ditentukan oleh
sehingga rencana untuk menambah pengetahuan dan pemahaman
kegiatan pada program percepatan mereka. Minimnya pengetahuan
penurunan stunting menjadi orang tua ini, salah satunya
terhambat. disebabkan jarangnya sosialisasi
dari kader kepada ibu-ibu yang
b. Pendidikan orang tua. Pendidikan mempunyai anak balita. Para kader
orang tua yang rendah juga juga ada yang belum mengikuti
menjadi penghambat program ini kegiatan Bina Keluarga Balita
karena baik tidaknya cara sehingga ini mengakibatkan para
mendidik anak juga juga kader juga masih minim
dipengaruhi oleh pendidikan orang pengetahuannya tentang bina
tuanya. Biasanya semakin tinggi keluarga balita.
pendidikan orang tua maka
pengetahuan dan wawasan mereka KESIMPULAN
juga semakin luas termasuk Berdasarkan penelitian yang telah
tentang pola asuh dan asupan gizi dilakukan dapat disimpulkan sebagai
anak. Pengetahuan orang tua berikut:
terutama ibu mengenai gizi akan
menentukan perilaku orang tua a. Program Percepatan Penurunan
dalam memenuhi asupan gizi si ibu Stunting pada Kecamatan
ketika hamil, menyusui dan Batumandi (studi kasus pada desa
menyediakan makanan untuk Mampari dan Banua Hanyar) cukup
anaknya setelah lahir. Kader PMT efektif. Hal itu dapat dilihat dari
hanya bertugas memberikan beberapa indikator yaitu pertama,
makanan tambahan kepada anak aspek tugas dan fungsi : pelaksanaan
balita tiga kali sehari selama tiga tugas atau fungsi pelaksana program
bulan selebihnya asupan gizi anak Percepatan Penurunan Stuntimg
akan diatur oleh orang tua cukup terlaksana karena pihak
terutama ibu. Puskesmas sudah bekerja sama
dengan bidan desa dan juga kader
c. Faktor ekonomi. Faktor ekonomi untuk menjalankan program ini.
keluarga menjadi salah satu faktor Namun yang menjadi kendala dalam
penghambat dalam pelaksanaan pelaksanaan tugas pelaksana
program percepatan penurunan program ini adalah jumlah dan
stunting karena peningkatan gizi kemampuan kader PMT yang masih
balita hanya mengandalkan kurang memadai. Kedua, aspek
pemberian makanan tambahan dari rencana atau program : rencana atau
kader PMT padahal kebutuhan program percepatan penurunan
nutrisi anak bisa jadi lebih dari itu. stunting sudah terlaksana terutama
Keterbatasan ekonomi keluarga kegiatan yang bersifat rutin dan
menyebabkan orang tua tidak pemberian makanan tambahan,
terlalu memperhatikan sedangkan untuk sosialisasi tentang
keseimbangan nutrisi makanan bina keluarga balita kepada ibu
anak yang penting kenyang. hamil, ibu menyusui dan ibu yang
mempunyai anak balita belum bisa
d. Kurangnya sosialisasi tentang pola rutin dilaksanakan karena
asuh anak. Faktor pengetahuan terbatasnya anggaran. Ketiga, aspek

JPP: Jurnal Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3 No.1, Januari-Juni 2021 19
Norsanti

ketentuan atau program : Nomor 1. Banjarmasin :


pelaksanaan program percepatan Kopertis Wilayah XI.
penurunan stunting di kecamatan Indrawijaya, A. I. (2014). Teori,
Batumandi berdasarkan arahan dari Perilaku, dan Budaya
UPT Puskesmas Batumandi. Salah Organisasi. Bandung: PT
satu SOP yang dijadikan acuan Refika Aditama.
dalam program ini adalah SOP Moleong, L. J. (2016). Metodologi
tentang Pemantauan Pertumbuhan Penelitian Kualitatif. Bandung:
Bayi dan Balita dalam Rangka PT Remaja Rosdakarya.
Penurunan Stunting. SOP ini Mutiarin, D., & Arif, Z. (2014).
mengatur tentang bagaimana Manajemen Birokrasi dan
mekanisme pemantauan Kebijakan (Penelusuran
pertumbuhan bayi dan balita. Konsep dan Teori).
Keempat, aspek tujuan atau kondisi Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
ideal : pada desa Mampari dan Sugiyono. (2015). Memahami Penelitian
Banua Hanyar program ini cukup Kualitatif. Bandung: CV
efektif menurunkan jumlah angka Alfabeta.
balita stunting, dengan persentasi Wardiah, M. L. (2016). Teori Perilaku
capaian sebesar 45 % dimana dari dan Budaya Organisasi.
total jumlah balita stunting yaitu Bandung: Pustaka Setia.
sebanyak 31 anak, sebanyak 5 orang Antara Kalsel. (2020, Maret). Desa
anak yang berhasil diperbaiki Peduli Stunting – Anak Sehat
gizinya menjadi balita normal Untuk Masa Depan Hebat.
sedangkan sisanya yaitu 26 orang Diambil dari
masih masuk kategori balita https://www/google.com/amp/s/kalsel.ant
stunting. aranews.com/amp/berita/15207
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi 0/desa peduli-stunting-anak-
efektivitas Program Percepatan sehat-untuk-masa-depan-hebat
Penurunan Stunting terdiri dari Kabupaten Balangan. (n.d). Diakses pada
faktor pendukung dan faktor 16 September 2020, dari
penghambat. Faktor pendukung https://www.balangankab.go.id/?set=vie
program ini adalah Kerjasama yang wBk&flag_template2=1&page
baik antara petugas gizi dari UPT =1&id=1088 (diakses pada
Puskesmas Batumandi, bidan desa, tanggal 12 September 2020)
kader Posyandu dan kader PMT. Tribun News. (2019, Desember). Pemkab
Sedangkan yang menjadi faktor Balangan Gelar Rembuk
penghambatnya adalah kurangnya Stunting Lakukan Upaya
pendanaan, Pendidikan orang tua, Penurunan Angka Stunting.
ekonomi keluarga balita stunting Diambil dari
dan kurangnya sosialisasi tentang https://banjarmasin.tribunnews.
pola asuh anak. com/2019/12/13/pemkab-
balangan-gelar-rembuk-
DAFTAR PUSTAKA stunting-lakukan-upaya-
Abidin, S. Z. (2016). Kebijakan Publik. penurunan-angka-stunting
Jakarta: Salemba Humanika. Kabar Kalimantan. (2020, Maret).
Budiastutik, I., & Marlenywati, (2017). Kabupaten Balangan Peduli
Faktor Resiko Kejadian Tumbuh Kembang Anak.
Stunting pada Balita Usia 24- Diambil dari
59 Bulan (Studi Di Wilayah https://redkal.com/kabupaten-balangan-
Kerja UPK Puskesmas Siantan peduli-tumbuh-kembang-anak/
Hulu Kecamatan Pontianak Purba, S. H. (2019). Analisis
Utara). Socioscientia (Jurnal Implementasi Kebojakan
Ilmu-ilmu Sosial) Volume 9 Penurunan Stunting Di Desa

20 JPP: Jurnal Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3 No.1, Januari-Juni 2021
Efektivitas Program Percepatan Penurunan Stunting

Secanggang Kabupaten
Langkat (Skripsi Thesis,
Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara, Medan).
Diambil dari
http://repository.uinsu.ac.id/7908/1/skrip
si_sri%20hajijah%20purba%20
pdf.pdf
Jannah, C. N. (2019). Pendampingan
Masyarakat Dalam Upaya
Mencegah Terjadinya Stunting
Pada Balita Di Desa
Karangturi Kecamatan Glagah
Kabupaten Lamongan Melalui
Tim Kader Posyandu. (Skripsi
Thesis, Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel,
Surabaya). Diambil dari
http://digilib.uinsby.ac.id/30019/1/Chafid
hotun%20Nur%20Jannah_B92
214060.pdf.

JPP: Jurnal Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3 No.1, Januari-Juni 2021 21

You might also like