Professional Documents
Culture Documents
3825 8896 1 PB
3825 8896 1 PB
https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jpp
ISSN: 2775-0590 (online) ISSN: 2665-3856 (Print)
Vol.3 No. 1 2021
Hal.10 – 21
Norsanti
Ilmu Administrasi Publik, STIA Amuntai
Email: santisabila@gmail.com
Abstract
The data from Minister of Health on 2018 shows that Balangan Regency is one of
the areas with a fairly high stunting rate compared than other districts in South
Kalimantan. Based on the data from 12 Puskesmas in 8 sub-districts in Balangan
Regency on 2018, there were still around 34.4% of children under five who
experienced stunting. To reduce the number of stunting under-fives in Balangan
Regency, the Stunting Reduction Acceleration Program was implemented. In 2020,
this program has only been implemented in Batumandi District including Mampari
Village and Banua Hanyar Village. The method of research used a qualitative
method with a descriptive type. The results of the research on the Acceleration of
Stunting Reduction Program in Batumandi District (case studies in Mampari and
Banua Hanyar villages) were quite effective in reducing the number of stunting
toddlers with an achievement percentage of 45% where of the total number of
stunting toddlers, namely 31 children, as many as 5 children were successfully
repaired. their nutritional status is normal toddlers, while the remaining 26 people
are still categorized as stunting toddlers. Factors that affect the effectiveness of the
Stunting Reduction Acceleration Program in Batumandi District (case studies at
Mampari village and Banua Hanyar village) consist of supporting factors and
inhibiting factors. The supporting factor for this program is good cooperation
between nutrition officers from UPT Puskesmas Batumandi, village midwives,
Posyandu cadres and PMT cadres. While the inhibiting factors are the lack of
funding, parental education, the family economy of stunting toddlers and the lack
of socialization about child care patterns.
Keywords: The Stunting, Reduction, Acceleration Program
Abstrak
Data Menteri Kesehatan tahun 2018 menunjukkan Kabupaten Balangan merupakan
salah satu daerah dengan tingkat stunting yang cukup tinggi dari kabupaten lainnya
di Kalimantan Selatan. Berdasarkan data dari 12 Puskesmas di 8 kecamatan pada
Kabupaten Balangan pada tahun 2018 masih ada sekitar 34,4% balita yang
mengalami stunting. Untuk mengurangi jumlah balita stunting di Kabupaten
Balangan maka diterapkan Program Percepatan Penurunan Stunting. Pada tahun
2020, program ini baru diterapkan pada Kecamatan Batumandi termasuk pada
Desa Mampari dan Desa Banua Hanyar. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode kualitatif dengan tipe deskriptif. Hasil penelitian Program Percepatan
Penurunan Stunting di Kecamatan Batumandi (studi kasus pada desa Mampari dan
desa Banua Hanyar) cukup efektif menurunkan jumlah balita stunting dengan
persentasi capaian sebesar 45 % dimana dari total jumlah balita stunting yaitu
sebanyak 31 anak, sebanyak 5 orang anak yang berhasil diperbaiki gizinya menjadi
balita normal sedangkan sisanya yaitu 26 orang masih masuk kategori balita
stunting. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas Program Percepatan
Penurunan Stunting di Kecamatan Batumandi (studi kasus pada desa Mampari dan
desa Banua Hanyar) terdiri dari faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor
pendukung program ini adalah Kerjasama yang baik antara petugas gizi dari UPT
Puskesmas Batumandi, bidan desa, kader Posyandu dan kader PMT. Sedangkan
yang menjadi faktor penghambatnya adalah kurangnya pendanaan, pendidikan
orang tua, ekonomi keluarga balita stunting dan kurangnya sosialisasi tentang pola
asuh anak.
Kata Kunci : Program, Percepatan, Penurunan Stunting
JPP: Jurnal Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3 No.1, Januari-Juni 2021 11
Norsanti
12 JPP: Jurnal Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3 No.1, Januari-Juni 2021
Efektivitas Program Percepatan Penurunan Stunting
JPP: Jurnal Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3 No.1, Januari-Juni 2021 13
Norsanti
14 JPP: Jurnal Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3 No.1, Januari-Juni 2021
Efektivitas Program Percepatan Penurunan Stunting
HASIL DAN PEMBAHASAN serta buruh tani. Pada desa Banua Hanyar
Gambaran Umum Desa Mampari tingkat Pendidikan masyarakat masih
Desa Mampari mempunyai jumlah belum merata dan masih ada masyarakat
penduduk sebanyak 1010 orang yang yang tidak pernah sekolah serta ada anak
terdiri dari laki laki 514 orang dan yang putus sekolah, untuk lebih jelasnya
perempuan 496 orang. dapat dilihat pada tabel berikut :
Jumlah KK di desa Mampari
sebanyak 280, dengan rincian tingkat Tabel 3
kesejahteraan yaitu KK sedang Tingkat Pendidikan Masyarakat
(menengah) mendominasi yaitu 66 %
dari total KK sedangkan KK pra
sejahtera 19 % dan KK miskin 15 %.
Mayoritas mata percaharian penduduk No Tingkat Jumlah
adalah petani/pekebun hal ini disebabkan Pendidikan
karena sudah turun temurun sejak dulu 1 Belum sekolah 177 Orang
bahwa masyakat adalah petani / pekebun. 2 Tidak Pernah 3 Orang
Desa Mampari tingkat pendidikan sekolah
masyarakat rata- rata berpendidikan 3 3- 6 tahun yang 48 Orang
tingkat SD dan sebagian kecil ada yang sekolah TK
tamat SLTP, SLTA dan S1. Di desa
4 7 – 18 tahun yang 62 Orang
Mampari masih terdapat masyarakat sedang sekolah
yang buta huruf, untuk lebih jelasnya
5 18 – 56 tahun 25 Orang
dapat dilihat pada tabel berikut :
pernah SD tapi
tidak tamat
Tabel 2
6 Tamat SD/ 270 Orang
Tingkat Pendidikan Masyarakat
Sedrajat
No Tingkat Jumlah 7 12 – 56 tahun tidak 331 Orang
Pendidikan tamat SLTP
1 Buta Huruf 10 8 18 – 56 tahun tidak 16 Orang
2 Tidak tamat SD 09 tamat SLTA
3 SD 765 9 Tamat 331 Orang
4 SLTP 290 SLTP/sederajat
5 SLTA 221 10 Tamat 410 Orang
6 Diploma/Sarjana 33 SLTA/sederajat
Sumber : Profil Desa Mampari, 2020 11 Tamat D2 11 Orang
12 Tamat D3 5 Orang
13 Tamat S1 55 Orang
Gambaran Umum Desa Banua Hanyar Sumber : Profil Desa Banuahanyar, 2020
Luas desa Banua Hanyar adalah ±
7,00 km² / 700 Ha dan sekarang
mempunyai jumlah penduduk 1.279 jiwa Efektivitas Program Percepatan
yang terdiri dari 623 laki-laki dan 656 Penurunan Stunting pada Kecamatan
perempuan dan terdiri dari 358 Kepala Batumandi Kabupaten Balangan
Keluarga (KK) dan terbagi menjadi 5 (Studi Kasus Pada Desa Mampari dan
wilayah Rukun Tetangga (RT). Tingkat Desa Banua Hanyar)
kesejahteraan masyarakat dibagi menjadi
beberapa kategori yaitu pra sejahtera 259 Efektivitas dalam suatu program
KK, Sejahtera I 37 KK, Sejahtera II 35 sangatlah penting selain efisiensi, karena
KK dan Sejahtera III 27 KK. Sebagian keberhasilan suatu program itu berhasil
besar mata pencaharian masyarakat atau tidak itu terlihat dari efektif atau
adalah petani dan sebagian lainnya tidaknya dalam mengatasi masalah itu.
sebagai PNS, karyawan swasta, pedagang Kata efektif berasal dari bahasa Inggris
JPP: Jurnal Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3 No.1, Januari-Juni 2021 15
Norsanti
yaitu effective yang berarti berhasil atau sehingga orang tua kurang memahami
sesuatu yang dilakukan berhasil dengan bagaimana pencegahan stunting.
baik. Kamus ilmiah popular
mendefinisikan efektivitas sebagai 1. Aspek rencana atau program
ketepat penggunaan, hasil guna atau Yang dimaksud rencana atau
menunjang tujuan. program disini adalah rencana
Dalam penelitian ini, penulis kegiatan/program yang dibuat oleh
menggunakan beberapa aspek untuk kader PMT. Jika keseluruhan
mengukur tingkat efektivitas program. rencana/program yang telah dibuat
Aspek tugas atau fungsi lembaga oleh pelaksana dapat dilaksanakan
efektif jika melaksanakan tugas atau maka rencana atau program dapat
fungsinya, begitu juga suatu program dikatakan efektif.
akan efektif jika tugas dan fungsi para Upaya pemerintah dalam
implementor dapat dilaksanakan dengan penanggulangan stunting yaitu
baik. Adapun yang menjadi pelaksana dengan pemberian tablet tambah
(implementor) dalam Program darah pada ibu hamil, pemberian
Percepatan Penurunan Stunting adalah makanan tambahan pada ibu hamil,
Puskesmas. Pada program ini Puskesmas Imunisasi dasar lengkap, pemberian
akan menunjuk kader PMT berdasarkan vitamin A, Zinc dan Pemberian
usulan dari bidan desa, dimana jumlah Makanan Tambahan (PMT) Balita.
kader PMT hanya satu orang pada tiap Di Kabupaten Balangan sendiri
desa. Kader PMT akan memberikan upaya penanggulangan stunting
makanan tambahan kepada bayi yang dilakukan oleh pemerintah melalui
masuk kategori stunting setiap hari Puskesmas bekerja sama dengan
selama tiga bulan. Selain pemberian Posyandu dan bidan desa serta kader
makanan tambahan kepada balita yang ada di desa. Selain program
stunting, pihak Puskesmas bekerja sama rutin seperti pemberian tablet
dengan bidan desa juga memberikan tambah darah pada ibu hamil,
penyuluhan kepada ibu hamil, ibu imunisasi dasar lengkap, dan
menyusui dan ibu yang mempunyai anak pemberian vitamin A pada balita,
balita tentang pentingnya memperhatikan Program percepatan penurunan
gizi anak. Stunting di desa Mampari dan Banua
Berdasarkan penelitian, Hanyar memiliki beberapa program
pelaksanaan tugas atau fungsi pelaksana unggulan yaitu :
program Percepatan Penurunan Stuntimg a. Penyuluhan atau sosialisasi
cukup terlaksana karena pihak kepada bumil, ibu menyusui
Puskesmas sudah bekerja sama baik dan ibu yang mempunyai anak
dengan petugas gizi, bidan desa dan juga balita di bawah lima tahun agar
kader untuk menjalankan program ini di selalu memberikan makanan
Kecamatan Batu Mandi Kabupaten bergizi dan rutin kepada
Balangan. Namun salah satu yang anaknya. Kegiatan penyuluhan
menjadi kendala dalam pelaksanaan atau sosialisasi ini dilakukan
tugas pelaksana program ini adalah oleh petugas Puskesmas dengan
jumlah kader PMT yang masih kurang didampingi oleh bidan desa.
memadai karena hanya satu orang tiap Penyuluhan ini belum bisa
desa sehingga cukup kerepotan untuk dilakukan secara rutin karena
memasak dan mendistribusikan makanan tergantung dengan anggaran
tambahan kepada anak stunting. Selain yang tersedia di Puskesmas dan
itu kurangnya pengetahuan kader PMT pemerintah desa. Apalagi di
tentang Bina Keluarga Balita masa pandemi covid-19 ini,
mengakibatkan kurangnya sosialisasi dimana dana desa lebih banyak
kepada masyarakat tentang program dianggarkan untuk Bansos
sehingga kegiatan penyuluhan
16 JPP: Jurnal Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3 No.1, Januari-Juni 2021
Efektivitas Program Percepatan Penurunan Stunting
JPP: Jurnal Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3 No.1, Januari-Juni 2021 17
Norsanti
18 JPP: Jurnal Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3 No.1, Januari-Juni 2021
Efektivitas Program Percepatan Penurunan Stunting
tahun 2020 anggaran dana yang orang tua tentang pola asuh yang
ada di desa Mampari dan Banua baik sangat berpengaruh terhadap
Hanyar difokuskan pada keperluan pelaksanaan program penurunan
penyediaan barang untuk angka stunting karena bagaimana
pencegahan penyebaran virus pengasuhan mereka terhadap
corona dan pemberian Bansos, anaknya sangat ditentukan oleh
sehingga rencana untuk menambah pengetahuan dan pemahaman
kegiatan pada program percepatan mereka. Minimnya pengetahuan
penurunan stunting menjadi orang tua ini, salah satunya
terhambat. disebabkan jarangnya sosialisasi
dari kader kepada ibu-ibu yang
b. Pendidikan orang tua. Pendidikan mempunyai anak balita. Para kader
orang tua yang rendah juga juga ada yang belum mengikuti
menjadi penghambat program ini kegiatan Bina Keluarga Balita
karena baik tidaknya cara sehingga ini mengakibatkan para
mendidik anak juga juga kader juga masih minim
dipengaruhi oleh pendidikan orang pengetahuannya tentang bina
tuanya. Biasanya semakin tinggi keluarga balita.
pendidikan orang tua maka
pengetahuan dan wawasan mereka KESIMPULAN
juga semakin luas termasuk Berdasarkan penelitian yang telah
tentang pola asuh dan asupan gizi dilakukan dapat disimpulkan sebagai
anak. Pengetahuan orang tua berikut:
terutama ibu mengenai gizi akan
menentukan perilaku orang tua a. Program Percepatan Penurunan
dalam memenuhi asupan gizi si ibu Stunting pada Kecamatan
ketika hamil, menyusui dan Batumandi (studi kasus pada desa
menyediakan makanan untuk Mampari dan Banua Hanyar) cukup
anaknya setelah lahir. Kader PMT efektif. Hal itu dapat dilihat dari
hanya bertugas memberikan beberapa indikator yaitu pertama,
makanan tambahan kepada anak aspek tugas dan fungsi : pelaksanaan
balita tiga kali sehari selama tiga tugas atau fungsi pelaksana program
bulan selebihnya asupan gizi anak Percepatan Penurunan Stuntimg
akan diatur oleh orang tua cukup terlaksana karena pihak
terutama ibu. Puskesmas sudah bekerja sama
dengan bidan desa dan juga kader
c. Faktor ekonomi. Faktor ekonomi untuk menjalankan program ini.
keluarga menjadi salah satu faktor Namun yang menjadi kendala dalam
penghambat dalam pelaksanaan pelaksanaan tugas pelaksana
program percepatan penurunan program ini adalah jumlah dan
stunting karena peningkatan gizi kemampuan kader PMT yang masih
balita hanya mengandalkan kurang memadai. Kedua, aspek
pemberian makanan tambahan dari rencana atau program : rencana atau
kader PMT padahal kebutuhan program percepatan penurunan
nutrisi anak bisa jadi lebih dari itu. stunting sudah terlaksana terutama
Keterbatasan ekonomi keluarga kegiatan yang bersifat rutin dan
menyebabkan orang tua tidak pemberian makanan tambahan,
terlalu memperhatikan sedangkan untuk sosialisasi tentang
keseimbangan nutrisi makanan bina keluarga balita kepada ibu
anak yang penting kenyang. hamil, ibu menyusui dan ibu yang
mempunyai anak balita belum bisa
d. Kurangnya sosialisasi tentang pola rutin dilaksanakan karena
asuh anak. Faktor pengetahuan terbatasnya anggaran. Ketiga, aspek
JPP: Jurnal Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3 No.1, Januari-Juni 2021 19
Norsanti
20 JPP: Jurnal Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3 No.1, Januari-Juni 2021
Efektivitas Program Percepatan Penurunan Stunting
Secanggang Kabupaten
Langkat (Skripsi Thesis,
Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara, Medan).
Diambil dari
http://repository.uinsu.ac.id/7908/1/skrip
si_sri%20hajijah%20purba%20
pdf.pdf
Jannah, C. N. (2019). Pendampingan
Masyarakat Dalam Upaya
Mencegah Terjadinya Stunting
Pada Balita Di Desa
Karangturi Kecamatan Glagah
Kabupaten Lamongan Melalui
Tim Kader Posyandu. (Skripsi
Thesis, Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel,
Surabaya). Diambil dari
http://digilib.uinsby.ac.id/30019/1/Chafid
hotun%20Nur%20Jannah_B92
214060.pdf.
JPP: Jurnal Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3 No.1, Januari-Juni 2021 21