You are on page 1of 18

AL TADABBUR: JURNAL ILMU ALQURAN DAN TAFSIR Vol: 04 No.

02 November 2019
P-ISSN: 2406-9582
E-ISSN: 2581-2564
DOI: 10.30868/at.v4i02.598

DESIGN OF AL-QUR’AN RESEARCH AND TAFSIR

DESAIN PENELITIAN AL-QUR’AN DAN TAFSIR

Rumba Triana1
1
Prodi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir STAI Al Hidayah Bogor
email: rumba.azzam@gmail.com

ABSTRACT
Research into the interpretation of the Koran has not yet been formulated clearly and
Ajg so that the study and research of the Koran is interpreted narrowly, and also in the
study of the Koran and interpretation has not touched aspects of the manifestation of
the values of the Koran and interpretations in behavior and culture Muslim people.
Qualitative research is considered an appropriate research method applied to
research into the interpretation of the Koran, because several steps and approaches
can be applied to research into interpretation of the Koran.
Keyword: qualitative research, Al-Qur’an, interpretation.

ABSTRAK
Paper ini mendiskusikan tentang metode penelitian tafsir. Harus diakui bahwa
penelitian tafsir Al-Qur’an hingga saat ini belum terumus secara jelas dan ajeg
sehingga kajian dan penelitian Al-Qur’an dimaknai secara sempit, dan juga dalam
kajian Al-Qur’an dan tafsir belum menyentuh aspek manifestasi nilai-nilai Al-Qur’an
dan tafsir dalam perilaku dan budaya orang-orang Muslim. Penelitian kualitatif
dianggap metode penelitian yang tepat diterapkan kepada penelitian tafsir Al-Qur’an,
karena beberapa langkah-langkah dan pendekatan dapat diterapkan pada penelitian
tafsir Al-Qur’an.
Kata Kunci: penelitian kualitatif, Al-Qur’an, tafsir.

A. PENDAHULUAN Pada tahapan-tahapan perkembangannya


Penafsiran terhadap Al-Qur’an telah tersebut, muncullah karakteristik yang
tumbuh dan berkembang sejak masa awal berbeda-beda baik dalam metode maupun
Islam. Sejalan dengan kebutuhan umat corak penafsirannya.
Islam untuk mengetahui seluruh segi Sejarah telah mencatat
kandungan Al-Qur’an serta intensitas perkembangan tafsir yang begitu pesat,
perhatian para ulama terhadap tafsir, seiring dengan kebutuhan dan
maka tafsir Al-Qur’an pun terus kemampuan manusia dalam
berkembang, baik pada masa ulama salaf menginterpretasikan ayat-ayat Tuhan.
maupun khalaf bahkan hingga sekarang.

Desain Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir...


198
Mempelajari Ilmu Tafsir bertujuan Dalam perkembangan ilmu
untuk mengetahui petunjuk Al-Qur’an pengetahuan Al-Qur’an selain diimani
dan mengetahui hukum-hukumnya sebagai kitab suci Umat Islam maka Al-
secara tepat. Dengan demikian Ilmu Qur’an kemudian juga dijadikan sebagai
Tafsir adalah sebuah alat untuk berbagai objek penelitian, sehingga
menafsirkan Al-Qur’an. Oleh karena melahirkan penafsiran-penafsiran yang
itu, kebutuhan terhadap tafsir tidak bisa lintas ilmu pengetahuan. Mustaqim
dihindari dan dipungkiri. Hal ini mengatakan, jika era klasik lebih
menggambarkan kepada kita bahwa Al- menekankan pada praktik eksegetik
Qur’an sebagai sebuah teks yang yang cenderung linier-atomistic dalam
memungkinkan banyak orang untuk menafsirkan Al-Qur’an, serta
melihat makna yang berbeda-beda di menjadikan kitab suci tersebut sebagai
dalamnya. Dengan berbagai metodologi subjek, maka tidak demikian halnya
yang digunakan, para mufassir sering pada era modern dan kontemporer.2
terlihat mempunyai corak sendiri yang Secara umum, cluster dan objek
sangat menarik untuk ditelusuri. Dari dalam penelitian Al-Qur’an bisa
mulai menafsirkan kata perkata dalam terbagi menjadi tiga bagian. Pertama,
setiap ayat sampai menyambungkannya penelitian yang menjadikan interpretasi
dengan masalah fikih, politik, ekonomi, terhadap teks Al-Qur’an sebagai objek
tasawuf, sastra, kalam, dan sebagainya. dalam penelitian. Sejak masa Nabi
Kebutuhan tafsir yang mampu Muhammad sampai dengan hari ini,
menjawab tuntutan zaman dan tempat Al-Qur’an coba untuk difahami dan
juga ditangkap oleh Rasyid Ridha juga ditafsirkan secara tematik dan
penulis kitab Tafsir Al-Manar. Ridha juga secara mushafi, dan kemudian
berupaya untuk mengaitkan ajaran- hasil dari penafsiran tersebut dijadikan
ajaran Al-Qur’an dengan masyarakat sebuah objek kajian tafsir. Dan
dan kehidupan serta menegaskan bahwa kemudian dalam penelitian tafsir
Islam adalah agama universal dan abadi, setelah itu akan dibuat sejumlah
yang selalu sesuai dengan kebutuhan pertanyaan untuk mencari sebuah
manusia di segala waktu dan tempat.1 jawaban dari analisis terhadap faktor-

1 2
A. Athaillah dan Rasyid Ridha. (2006). Abdul Mustaqim. (2012). Epistemologi
Konsep Teologi Rasional dalam Tafsir Al- Tafsir Kontemporer. Yogyakarta: LKiS Group.
Manar. Jakarta: Penerbit Erlangga. hlm. 3. hlm. 61.

Desain Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir ... 199


faktor apa saja yang mempengaruhi semacam ini diharapkan dapat
penafsiran seseorang. diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
Kedua, penelitian Al-Qur’an yang sehari, sehingga tujuan dasar dari kajian
memposisikan segala hal yang berada di ini adalah untuk membuka tabir Al-
luar teks Al-Qur’an. Seperti dalam Qur’an dari sudut pandang konsep yang
penelitian yang dilakukan oleh Amin Al- bermacam-macam.
Khuli, dimana ia membuat buku dengan Mustaqim mengatakan bahwa
judul Dirasat Ma haula Al-Qur’an. asumsi Al-Qur’an shalih li kulli zaman
Sebagai contohnya berkaitan dengan tema wa makan sebenarnya diakui oleh
ini adalah muncullah kajian tentang ‘Ulum tradisi penafsiran klasik. Haya saja,
Al-Qur’an, Asbab Al-Nuzul, dan juga dalam paradigma tafsir klasik, asumsi
sejarah pengkodifikasian Al-Qur’an, tersebut dipahami dengan cara
dimana tentang hal ini telah mendapatkan “memaksakan” konteks apa pun ke
perhatian yang besar dari para ulama salaf. dalam teks Al-Qur'an. Akibatnya,
Ketiga, penelitian yang pemahaman yang muncul cenderung
memposisikan lafazh Al-Qur’an menjadi tekstualis dan literalis. Ini berbeda
objek dalam kajian penelitian. Dalam hal dengan paradigma tafsir kontemporer
ini lafazh Al-Qur’an kemudian diteliti dan yang cenderung kontekstual dan bahkan
setelah itu dianalisis dengan memakai liberal; dalam arti selalu berupaya
sebuah metode tertentu sehingga seorang dikontekstualisasikan makna ayat
peneliti peneliti dapat menemukan kajian tertentu dengan mengambil prinisp-
Al-Qur’an yang baru. Bisa berupa konsep- prinsip dan ide universalnya. Oleh
konsep tertentu yang bersumber dari karena itu, jika terdapat ayat-ayat yang
lafazh Al-Qur’an dan dapat berupa secara tekstual dianggap sudah tidak
gambaran dari lafazh yang terdapat dalam relevan dengan perkembangan zaman
Al-Qur’an. Amin Al-Khuli menyebut karena bersifat partikular dan kasuistik,
bahwa sebuah penelitian yang menjadikan maka para mufassir kontemporer
objek kajian berupa teks Al-Qur’an maka berusaha menafsirkan ayat-ayat tersebut
kajian ini disebut dengan istilah Dirasat dengan semangat zamannya. Sebagai
Maa fi Al-Nash.3 Tujuan dari kajian contoh adalah ayat-ayat yang berbicara
tentang pluralisme, perbudakan,
‘Aisyah ‘Abd Al-Rahman Bint Al-Shati’.
3
warisan, poligami, dan juga ayat-ayat
(1978). Al-Qur’an wa Qadaya Al-Insan. Beirut:
Dar Al-‘Ilm li Malayin.

Desain Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir...


200
yang berkaitan dengan masalah sosial mengajukan model hermeneutika
kemasyarakatan. Penafsiran mereka double movement,5 di mana seorang
terhadap masalah-masalah tersebut mufassir harus menangkap makna suatu
cenderung kontekstual. Dengan asumsi teks dengan memperhatikan situasi
tersebut, maka Al-Qur'an perlu sosio-historis masa lalu di saat teks itu
ditafsirkan secara terus-menerus turun, untuk kemudian ditarik lagi ke
sehingga tidak kehilangan relevansinya dalam situasi saat ini.6
dengan perkembangan zaman. Ini juga Dengan demikian, dalam rangka
berarti bahwa meskipun selama ini memelihara relevansi Al-Qur'an dengan
sudah banyak tafsir yang ditulis oleh perkembangan zaman, maka ia harus
para mufassir, tidaklah perlu ada terus-menerus ditafsirkan sebagai
sakralisasi terhadap hasil penafsiran. bentuk perubahan dan transformasi
Sebab, sakralisasi penafsiran Al-Qur'an sosial.7 Hal yang sama juga dinyatakan
tidak saja dapat disebut sebagai “syirik oleh Muhammad Syahrur dalam
intelektual”, tetapi juga dapat bukunya Al-Kitab wa Al-Qur'an;
menyebarkan dinamika pemikiran umat Qira'ah Mu’ashirah.8 Oleh karena itu,
Islam mengalami stagnasi.4 hasil penafsiran Al-Qur’an harus dibaca
Dalam hal ini, Fazlur Rahman secara objektif dan terbuka untuk
menyatakan bahwa ayat-ayat yang turun senantiasa dikritisi. Ini semua
kepada manusia pada setiap fase dimaksudkan agar jangan sampai terjadi
sejarahnya selalu menggunakan apa yang oleh Muhammad Arkoun
ungkapan-ungkapan yang sesuai dengan disebut taqdis al-fikr ad-dini (sakralisasi
situasi yang melatarbelakanginya. pemikiran keagamaan).9
Menurut Rahman, setiap ayat-ayat yang
turun tidak dapat dibatasi hanya pada 5
Fazlur Rahman. (1982). Islam and
Modernitiy: Transformation of an Intelectual
situasi historis pada ayat itu diturunkan. Tradition. London: The University of Chicago
Press. hlm. 4-9.
Oleh karena itu, seorang penafsir harus 6
Abdul Mustaqim. (2012). hlm. 55.
7
senantiasa mampu menangkap ide Rahendra Maya. (2018). Perspektif Al-
Qur’an tentang Perubahan Sosial: Analisis
moral yang ada di balik lafazh Al- Penafsiran Term Al-Tagyir, Al-Ibtila’, Al-
Tamhish, dan Al-Tamkin. Al-Tadabbur: Jurnal
Qur'an yang bersifat literal. Untuk Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, 03(01). hlm. 48.
8
Muhammad Syahrur. (2002) .Al-Kitab wa
tujuan itu, Rahman kemudian Al-Qur'an; Qira'ah Mu’ashirah. Beirut: Dar Al-
Saqi. hlm. 19
9
Muhammad Arkoun. (2002). .Al-Fikr Al-
4
Abdul Mustaqim. (2012). hlm. 55. Ushuli wa Istilahalah At-Tas’shil, Nahwa

Desain Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir ... 201


Seorang muslim hendaknya kaidah dan aturan yang harus ditaati
berpegang teguh pada penafsiran dan ketika menafsirkan ayat-ayat Al-
pemahaman salafush shalih terdahulu, Qur’an.10 Ilmu tentang tentang metode
sehingga tidak terjerembab dan terbawa penafsiran disebut sebagai metodologi
arus pemahaman-pemahaman yang jauh penafsiran. Jika metode penafsiran
dari kebenaran. adalah cara-cara untuk menafsirkan Al-
Qur`an, maka metodologi tafsir adalah
B. KAJIAN PUSTAKA
ilmu tentang cara penafsiran itu.11
Kata metode berasal dari bahasa
Metode tafsir adalah kerangka atau
Yunani, methodos, yang berarti jalan
kaidah yangn dipergunakan ketika
atau cara. Dalam bahasa Inggris kata ini
menafsirkan ayat-ayat Al-Qur`an,
ditulis method. Adapun dalam bahasa
sedangkan metodologi tafsir adalah
Arab diistilahkan dengan kata thurūq
pembahasan ilmiah tentang metode-
dan manhāj. Kemudian dalam bahasa
metode penafsiran ayat dalam Al-
Indonesia metode memiliki pengertian
Qur’an.12
yaitu cara yang teratur dan berpikir baik
untuk mencapai maksud yang dituju C. METODOLOGI PENELITIAN
atau juga diartikan dengan cara kerja Penelitian ini menggunakan
yang bersistem untuk memudahkan metodologi penelitian kualitatif
pelaksanaan suatu kegiatan untuk kepustakaan. Pada jenis-jenis penelitian
mencapai sesuatu yang ditentukan. kualitatif terdapat banyak ragam
Pengertian metode yang bersifat penelitian kepustakaan, akan tetapi dari
umum dapat digunakan oleh berbagai keseluruhannya bisa dikelompokkan
objek, baik yang berkaitan dengan menjadi empat jenis penelitian, yaitu:
pemikiran, ataupun yang berkaitan (1) Studi teks kewahyuan, (2) kajian
dengan pekerjaan fisik. Jadi, metode pemikiran tokoh, (3) analisis buku teks,
merupakan salah satu sarana yang sangat dan (4) kajian sejarah.13
penting untuk medapat tujuan yang
hendak dicapai.
10
Dalam kaitannya dengan tafsir, Ahamd Izzan. (t.t.). Metodologi Ilmu
Tafsir. Bandung: Tafakkur. hlm. 97.
11
maka metode tafsir adalah seperangkat Ahamd Izzan. (t.t.). hlm. 97.
12
Ahamd Izzan. (t.t.). hlm. 98.
13
Amir Hamzah. (2019). Metode
Tarikh Akhar li Al-Fikr Al-Islami. Beirut: Dar Penelitian Kepustakaan. Malang: Literasi
Al-Saqi. hlm. 25. Nusantara. hlm. 33.

Desain Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir...


202
Penelitian mengambil penelitian akibatnya. Kebenaran dalam karya
kepustakaaan dengan cara menganalisis ilmiah itu adalah kebenaran yang
buku-buku teks, dimana teks-teks yang objektif-positif, sesuai dengan data dan
diteliti adalah materi-materi yang fakta di lapangan, dan bukan kebenaran
berkaitan dengan metodologi penelitia yang normatif.14
tafsir. Adapun analisis buku teks dalam Penelitian menurut pengertian
tulisan ini adalah penelitian yang kamus, berasal dari kata research (re
mengkhususkan untuk meneliti berbagai dan to search) yang artinya mencari
refrensi dalam rangka untuk kembali. Dalam kamus Webster’s New
mengembangkan, atau International Dictionary, penelitian
mengimplementasikan teori yang telah adalah penyelidikan yang hati-hati dan
ada, dan relevansinya dengan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-
perkembangan keilmuan tafsir. prinsip, suatu penyelidikan yang amat
cerdik untuk menetapkan sesuatu.15
D. PEMBAHASAN
Definisi penelitian oleh beberapa
1. Jenis Penelitian Tafsi.
tokoh disebutkan oleh kaelan, bahwa:
Untuk mendalami dan mengetahui
1) Menurut Hillway, penelitian
jenis penelitian apa yang dapat
tidak lain dari suatu studi yang
digunakan dalam penelitian tafsir, maka
dilakukan seseorang untuk
berikut ini adalah penjelasan secara
penyelidikan yang hati-hati,
umum mengenai jenis-jenis penelitian:
sempurna terhadap suatu
a. Karya Ilmiah dan Jenis-jenis
masalah sehingga diperoleh
Penelitian
Dalam pengertian karya ilmiah suatu pemecahan yang tepat

maka karya tafsir termasuk karya terhadap masalah tersebut.16

ilmiah, menurut Brotowidjoyo karya 2) Witney menyatakan bahwa

ilmiah adalah karangan ilmu penelitian di samping untuk

pengetahuan yang menyajikan fakta dan memperoleh kebenaran, kerja

ditulis menurut metode penulisan yang menyelidiki harus dilakukan

baik dan benar. Dalam ciri khusus karya 14


E. Zaenal Arifin. (2008). Dasar-dasar
illmiah, dikatakannya pula, karya ilmiah Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Grasindo. hlm. 3.
15
Faisal Ananda Arfa dan Watni
harus ditulis secara jujur dan akurat Marpaung. (2016). Metodologi Penelitian
Hukum Islam. Jakarta: Kencana. hlm.12.
berdasarkan kebenaran tanpa mengingat 16
Faisal Ananda Arfa dan Watni
Marpaung. (2016). hlm. 6.

Desain Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir ... 203


secara sungguh-sungguh dalam lebih mendalam tentang suatu
waktu yang lama. Dengan fenomena;20 2) Bertujuan untuk
demikian penelitian merupakan memahami makna dari suatu fenomena;21
suatu metode untuk menemukan 3) Memandang fenomena secara utuh dan
kebenaran sehingga peneltian holistik;22 4) Desain penelitian bersifat
juga merupakan metode berpikir emergensi,23 artinya terbuka untuk
secara kritis dan sistematis.17 disempurnakan.
3) Dewey mendefinisikan Metode kualitatif memulai dengan
penelitian sebagai transformasi definisi dan konsep yang umum,
yang terkendali atau terarah dari melakukan pengamatan dengan lensa
situasi yang dikenal dalam yang lebar, mencari pola-pola
kenyataan-kenyataan yang ada antarhubungan dan antarkonsep yang
padanya dan hubungannya, sebelumnya tidak ditentukan. Untuk
seperti mengubah unsur dari mencapai tujuan penelitian kualitatif
situasi orisinal menjadi suatu seperti ini, langkah yang diambil
keseluruhan yang bersatu padu.18 adalah: (l) membangun model teori
Dari sekian banyak definisi yang melalui pengembangan unsur teori dan
ada di atas maka sebuah penelitian ini unsur kajian yang telah ada; (2)
pasti sebuah penyelidikan atas sesuatu. mengumpulkan data melalui informan
Dalam dunia ilmiah, saat ini sesuai dengan data yang dibutuhkan; (3)
setidaknya ada dua metode penelitian menetapkan peneliti sendiri sebagai
yang sangat populer, yang umumnya juga instrumen utama penelitian; dan (4)
sering dipertentangkan penggunaannya, melakukan analisis data secara
dan bukan disandingkan. Metode itu ialah kualitatif, yang dilakukan baik ketika
metode penelitian kualitatif dan metode berada di lapangan maupun setelah
penelitian kuantitatif. Metode penelitian pekerjaan lapangan selesai.
kualitatif-naturalistik19 memiliki karakter: Sedangkan yang disebut metode
1) Bertujuan memperoleh gambaran yang penelitian kuantitatif adalah penelitian

17 20
Faisal Ananda Arfa dan Watni A. Muri Yusuf. (2014). hlm. 62.
21
Marpaung. (2016). hlm. 13. Syamsudin AB. (2016). Pengantar
18
Faisal Ananda Arfa dan Watni Sosiologi Dakwah. Jakarta: Kencana. hlm. 142.
22
Marpaung. (2016). hlm.13. A. Muri Yusuf.(2014). hlm. 336.
19 23
A. Muri Yusuf.(2014). Metode Punaji Setyosari. Metode Penelitian
Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:
Gabungan. Jakarta: Kencana. hlm. 388. Prenamedia Grup. hlm. 62.

Desain Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir...


204
yang menggunakan logika positivistik emosional dengan subyek penelitian.
dan menghindari hal-hal yang bersifat Analisis data dilakukan setelah semua
subyektif.24 Untuk itu, proses data terkumpul, dan dalam analisis data,
penelitiannya mengikuti prosedur yang peneliti dituntut memahami teknik-
telah direncanakan, karena tujuan dari teknik statistik. Hasil akhir dari
penelitian kuantitatif adalah untuk penelitian kuantitatif adalah generalisasi
menyusun ilmu nomotetik25 yaitu ilmu dan prediksi, lepas dari konteks waktu
yang didasarkan pada kajian-kajian dan situasi.
makro yang luas dan banyak terjadi, b. Relevansi Penelitian Kualitatif
dengan Studi Tafsir
kemudian dijabarkan pada hal-hal yang
Tipologi utama dalam penelitian
khusus.26 Jadi obyek yang diteliti, data
kualitatif didalam paradigma
yang dikumpulkan dan sumber data
postpositivisme adalah upaya untuk
yang dibutuhkan, serta alat pengumpul
mencari makna dibalik data. Penelitian
data yang dipakai, harus sesuai dengan
kualitatif dalam aliran postpositivisme
apa yang telah direncanakan
dibedakan menjadi dua jenis penelitian,
sebelumnya. Dalam hal ini
yaitu penelitian kualitatif dalam
pengumpulan data dilakukan melalui
paradigma fenomenologi dan penelitian
pengukuran dengan menggunakan alat
kualitatif dalam paradigma bahasa.
yang obyektif dan baku, melibatkan
Penelitian kualitatif dalam jenis
penghitungan angka atau kuantifikasi
Paradigma fenomenologi bertujuan
data.
mencari hakikat makna di balik sebuah
Karenanya dapat dipahami jika
fenomena, sedangkan dalam jenis
peneliti menempatkan diri secara
paradigma bahasa bertujuan mencari
terpisah dengan obyek penelitian, dalam
makna kata ataupun makna kalimat
arti dirinya tidak terlibat secara
serta makna tertentu yang terdapat
24
Riset Keperawatan. (2003). Sejarah dan dalam Sebuah teks, termasuk teks tafsir
Metodologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC. hlm. 44. dan teks hasil penelitian.
25
Eriyanto. (2011). Analisis Isi Pengantar
Dalam perkembangan selanjutnya,
Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi
dan Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: ada sejumlah cara dalam meneliti yang
Kencana. hlm. 29.
26
Nur Salam. (2008). Konsep dan gunakan para ahli tentang metodologi
Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pendoman Skripsi, Tesis, dan penelitian kualitatif, seperti,
Intrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika. hlm. 5. interpretative, grounded research,

Desain Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir ... 205


ethnometodologi, paradigma data yang bersifat kuantitatif
naturalistik, interaksi simbolik, semiotik, ditafsirkan dan dimaknai lebih
heuristik, hermeneutik, atau holistik, lanjut secara kualitatif. Pada
yang semua itu merupakan klasifikasi penelitian jenjang pendidikan
metodologi penelitian postpositivisme strata satu (Sl), istilah penelitian
fenomenologik interpretif. Berdasarkan kualitatif lebih banyak menunjuk
beragam istilah ataupun makna pada pengertian jenis pertama
kualitatif, dalam dunia penelitian istilah, ini. Beberapa peneliti
penelitian kualitatif setidaknya memiliki menyebutnya dengan istilah
dua makna, yaitu makna dari aspek penelitian deskriptif kualitatif.
filosofi penelitian dan makna dari aspek 2) Penelitian kualitatif dalam
desain penelitian. paradigma bahasa Penelitian
Dari aspek filosofi, penelitian kualitatif dalam paradigma
kualitatif dapat dibedakan menjadi tiga bahasa (dan sastra)
macam, yaitu sebagai berikut. menggunakan paradigma
1) Penelitian kualitatif dalam postpositivisme. Penelitian
paradigma kuantitatif kualitatif pada jenis yang kedua
(positivisme) ini berusaha untuk mencari
Penelitian kualitatif jenis makna, baik makna yang berada
pertama ini menggunakan di balik kata, dalam kalimat-
paradigma positivisme. Kriteria kalimat maupun dalam karya
kebenaran menggunakan ukuran sastra. Dalam perinciannya
frekuensi tinggi. Data yang penelitian kualitatif dalam
terkumpul bersifat kuantitatif, paradigma bahasa dapat
kemudian dibuat kategorisasi, dibedakan menjadi beberapa
baik dalam bentuk tabel, jenis berikut ini.
diagram maupun grafik. Hasil a) Sosiolinguistik, yang
kategorisasi tersebut berupaya untuk mempelajari
dideskripsikan, ditafsirkan dari teori linguistik, atau studi
berbagai aspek, baik dari segi perkembangan bahasa dan
latar belakang, karakteristik, dan atau studi kebahasaan.
sebagainya. Dengan kata lain,

Desain Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir...


206
b) Strukturalisme linguistik makna kata-kata dan
yang berupaya mempelajari hermeneutik, yaitu
struktur dari karya sasta. pembacaan hermeneutik
c) Strukturalisme genetik. menelaah makna dengan
Yaitu analisis karya sastra melihat keseluruhan karya
(dan bahasa) dalam sastra.
strukturalisme genetik lebih Secara umum, metode penelitan
menekankan makna berhubungan erat dengan prosedur,
sinkronik daripada makna teknik, alat, serta desain penelitian yang
lain, seperti makna ikonik, digunakan. Desain penelitian disusun
simbolik, ataupun sesuai dengan pendekatan penelitian
indeksikal. yang dipilih prosedur, teknik, serta alat
d) Strukturalisme dinamik yang digunakan dalam penelitan pun
adalah sebuah paradigma harus sesuai pula dengan metode
bahasa dalam bentuk penelitian yang ditetapkan.27
mengakui kesadaran Dalam pengantar buku Metodologi
subjektif dari pengarang, Penelitian Living Qur'an dan Hadis,
mengakui peran sejarah Sahiron Syamsuddin membagi genre
serta lingkungan sosialnya, penelitian Al-Qur’an menjadi empat
meskipun titik berat analisis bagian berikut:
harus tetap pada karya sastra 1) Penelitian yang menempatkan
itu sendiri. teks Al-Qur’an sebagai objek
e) Strukturalisme semiotik kajian atau dirasat ma fi almds.
adalah strukturalisme yang Dalam hal ini, peneliti/pengkaji
dalam membuat analisis meneliti dan menganalisis teks
pemaknaan suatu karya Al-Qur’an (yang terdapat dalam
sastra mengacu pada mushaf) menggunakan metode
semiologi. Dalam dan pendekatan tertentu sehingga
strukturalisme semiotik peneliti dapat menemukan
terdapat dua cara konsep, dalil, features (gambaran-
pembacaan, yaitu heuristik
27
Dadan Rusmana. (2015). Metode
yaitu menelaah dan mencari Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir. Bandung: CV
Pustaka Setia. hlm. 32.

Desain Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir ... 207


gambaran), atau pandangan dunia berkaitan erat dengan
(weltanschaung) Al-Qur’an. “kemunculannya”, sebagai objek
Menurutnya, kajian seperti ini kajian (dirasat ma haul Al-
banyak dilakukan kalangan Qur'an). Contoh bidang ini,
Muslim dalam bentuk tafsir misalnya kajian asbab al-nuzul,
maudhu’i (tafsir tematik) atau sejarah kodifikasi Al-Qur’an,
dirasah Qur’aniyyah kajian makki wa madani. Kajian
maudhu’iyyah (kajian Quran bidang ini banyak dilakukan oleh
tematik). Sebagian pengkaji kalangan sarjana Muslim, seperti
berupaya menjelaskan aspek Al-Zarkasyi dalam Al-Burhan fi
“metodis sastra” (literally ‘Ulum Al-Qur’an dan As-Suyuthi
metodical aspect) ketika dalam Al-ltqan fi 'Ulum Al-
menerangkan dirinya (sel- Qur’an.
referementiality) dan ketika 3) Penelitian yang menjadikan
menyampaikan pesan-pesannya. pemahaman terhadap teks Al-
Kajian ini misalnya dilakukan Qur’an sebagai objek kajian. Al-
oleh 'Aisyah 'Abdurrahman (Bint Qur’an sebagai sumber utama dari
Al-Syati) dalam Al-Qur'an wa ajaran Islam terus-menerus
Qadhaya Al-Insan dan dipahami dan ditafsirkan, sejak
Muhammad Ahmad Khalaf Allah zaman Nabi S.A.W. hingga
dalam Al-Fann Al-Qashashi fi Al- sekarang dan masa yang akan
Qur'an. Para Islamolog juga datang. Hasil dari pemahaman dan
banyak melakukan kajian dalam penafsirannya dapat ditemui
bidang ini sekalipun mengarahkan dalam bentuk teks-teks tafsir.
penelitian pada aspek linguistik Sejumlah kajian pun lahir dari
Al-Qur’an. Beberapa metode kajian bidang ini, yakni studi
adaptif diperkenalkan dalam tentang tafsir, baik dari aspek
kajian ini, seperti strukturalis, sejarah, isi, metodologi, maupun
semantik, semiotik, dan ilmu pendekatan tafsir. Penelitian pun
komunikasi.“ banyak diarahkan pada analisis
2) Penelitian yang menempatkan hal- latar belakang sosial, budaya,
hal di luar teks Al-Qur’an, tetapi politik, pembaca, dan intelektual

Desain Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir...


208
yang mengitari kelahiran tafsir- penelitian Al-Qur’an dan tafsir.
tafsir tersebut. Berdasarkan desain penelitian yang
4) Penelitian yang memberikan disusun, penelitian kualitatif berkaitan
perhatian pada respons dengan Al-Qur’an dan tafsir ini dapat
masyarakat terhadap teks Al- dibedakan menjadi dua macam.
Qur’an dan hasil penafsiran a. Desain Penelitian Kualitatif
Non-Standar
seseorang. Termasuk dalam
Desain penelitian dalam paradigma
pengertian “respons masyarakat”
positivistik kuantitatif bersifat
adalah resepsi mereka terhadap
terstandar, maksudnya di dalam
teks tertentu dan hasil penafsiran
penelitian kualitatif non-standar yaitu
tertentu. Resepsi sosial terhadap
dimana ada aturan yang sama yang
Al-Qur’an dapat ditemui dalam
harus dipenuhi oleh peneliti untuk
kehidupan seharifhari, seperti
mengadakan penelitian dalam bidang
tradisi bacaan surat atau ayat
apa pun. Pelaksanaan penelitian dimulai
tertentu pada acara atau seremoni
dari permasalahan, pembatasan objek
sosial keagamaaan tertentu. Teks
penelitian, mencari teori dan hasil
Al-Qur’an yang 'hidup' di
penelitian yang relevan, melakukan
masyarakat itulah yang disebut
desain metode penelitian,
dengan The Living Qur'an."28
pengumpulkan data, memberikan
Maka dengan genre penelitian Al-
analisis terhadap data, membuat
Qur’an tersebut, jenis penelitian yang
kesimpulan, dan memberikan tambahan
lebih tepat digunakan adalah penelitian
dengan implikasi, saran, dan/atau
kualitiatif.
rekomendasi. Dan sebelum data diolah,
2. Desain Penelitian Al-Qur’an dan
Tafsir maka ada upaya pengujian terlebih
Salah satu fokus dalam kajian dan dahulu terhadap validitas dan
penelitian Al-Qur’an dan tafsir adalah reliabilitasnya, baik dari segi konstruk
upaya mendesain rencana (desain) teori, isi maupun empiriknya.
penelitian. Oleh karena itu, pada bagian Sistematika penulisan sudah
ini diupayakan untuk mendeskripsikan terstandar, yaitu: Bab I. Pendahuluan
secara singkat mengenai desain (latar belakang masalah, identifikasi
masalah, rumusan/batasan masalah, dan
28
Dadan Rusmana. (2015). hlm. 51-53.
sebagainya). Bab II. Kajian teori atau

Desain Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir ... 209


kajian pustaka (kajian teori yang sesuai disusun dimana seorang peneliti belum
dengan masalah yang diteliti, hasil terjun ke lapangan dan dijadikan
penelitian yang relevan, kerangka sebagai acuan dalam mengadakan
pikirhipotesis/pertanyaan penelitian). penelitian. Sedangkan desain penelitian
Bab III. Metode penelitian (desain tentatif disusun sebelum peneliti terjun
tempat dan waktu penelitian, populasi ke lapangan juga. Namun setelah
dan sampel, variabel penelitian peneliti memasuki lapangan penelitian,
instrumen, dan teknik analisis data) Bab desain penelitian dapat berubah-ubah
IV. Hasil penelitian. Bab V Kesimpulan untuk menyesuaikannya dengan kondisi
(ada yang menambah implikasi, realitas lapangan yang sedang
keterbatasan penelitian, dan saran). dihadapinya. Acuan pelaksanaan
Desain penelitian kualitatif non- penelitian tidak sepenuhnya bergantung
standar, pada hakikatnya, menggunakan pada desain yang telah disusun
standar seperti kuantitatif, tetapi sebelumnya, tetapi lebih memerhatikan
memiliki ciri tidak kaku (fleksibel). kondisi realitas yang dihadapi.
Dengan kata lain, model ini merupakan Desain penelitian terstandar
modifikasi dari model penelitian maupun non-standar dapat terformalkan
paradigma positivistik kuantitatif dengan istilah-istilah seperti: masalah,
dengan menyederhanakan sistematika kerangka teori, metode penelitian,
ataupun mempertemukan beberapa analisis, dan kesimpulan dan lainnya. Di
bagian dalam bab yang sama, seperti dalam Model tentatif, penelitian ini
misalnya memasukkan metode menggunakan dasar sistematika yang
penelitian dalam Bab I. Model desain berbeda. Sistematika model ini unit-
penelitian kualitatif non-standar ini unitnya atau bab babnya disesuaikan
digunakan untuk penelitian kualitatif dengan sistematika substantif objeknya.
pada paradigma positivistik dan Misalnya: penelitian tentang “Sikap
penelitian kualitatif dalam paradigma Masyarakat Banten terhadap Al-
bahasa. Qur’an” maka Bab 1 (bagian awal)
b. Desain Penelitian berisi Pendahuluan termasuk metode
Model ini sama sekali berbeda dari penelitian: Bab II berisi “Kondisi
model-model di atas. Dalam desain Objektif tentang Masyarakat Banten dan
penelitian terstandar dan non-standar Eksistensi Al-Qur’an di Kalangan

Desain Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir...


210
Masyarakat Banten. Bab III (Bagian a. Merumuskan masalah, yaitu
Pembahasan dan Analisis) berisi tentang mengajukan pertanyaan untuk
“Berbagai Persepsi Masyarakat Banten dicari jawabannya. Karena tanpa
tentang Al-Qur’an” serta “Implikasi merumuskan masalah, tidak
Persepsi tentang Al-Qur’an dan akan terjadi penelitian
Pengaruhnya dalam kehidupan sehari- dikarenakan penelitian
hari”. Bab IV berisi “Kesimpulan dan dilakukan untuk memecahkan
Saran.” Model ini digunakan dalam masalah. Rumusan masalah
penelitian kualitatif naturalistik. penelitian pada umumnya
3. Langkah Penelitian Al-Qur’an diajukan dalam bentuk
dan Tafsir
pertanyaan.
Penelitian sebagai upaya
b. Mengajukan hipotesis, adalah
memperoleh kebenaran harus didasari
mengemukakan jawaban
oleh proses bernalar ilmiah yang
sementara (masih bersifat dugaan)
dituangkan dalam metode ilmiah.
atas pertanyaan yang telah
Metode ilmiah adalah kerangka
diajukan sebelumnya. Hipotesis
landasan bagi terciptanya pengetahuan
penelitian dapat diperoleh dengan
ilmiah. Penelitian yang dilakukan
mempehatikan berbagai teori
menggunakan metode ilmiah
yang berkaitan dengan bidang
mengandung dua unsur penting, yaitu
ilmu yang dijadikan dasar dalam
pengamatan (observation) dan
perumusan masalah. Peneliti
penalaran (reasoning). Metode ilmiah
mencari berbagai konsep, prinsip,
didasari oleh pemikiran bahwa apabila
generalisasi dari sejumlah
ingin diterima sebagai kebenaran, suatu
literatur, jurnal, dan sumber lain
pernyataan harus dapat diverifikasi atau
berkaitan dengan masalah yang
diuji kebenarannya secara empirik
diteliti. Kajian terhadap teori
(berdasarkan fakta).
merupakan pokok dalam
Ada empat langkah dalam dasar-
mengurai kerangka berpikir
dasar pada metodologi ilmiah di tradisi
sehingga dapat diajukan hipotesis
positivistik yang akan mendasari
sebagai alternatif jawaban atas
langkah-langkah penelitian tafsir, yaitu
masalah yang akan dikaji.
sebagai berikut:

Desain Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir ... 211


c. Verifikasi data, adalah yang disusun dalam bentuk
mengumpulkan data secara proposisi atau pernyataan yang
empiris kemudian langkah telah teruji kebenarannya.
selanjutnya adalah mengolah Berdasarkan proses tersebut, dari
dan menganalisis data untuk langkah kajian teori sampai kemudian
diuji kebenaran hipotesisnya. kepada perumusan hipotesis termasuk
Jenis data yang nanti diperlukan dalam berpikir rasional atau berpikir
akan diarahkan oleh makna yang deduktif, sedangkan mulai dari
terkandung dalam rumusan verifikasi data sampai kepada
hipotesis. Adapun data empiris generalisasi merupakan sebuah proses
yang diperlukan adalah jenis berpikir induktif. Proses tersebut adalah
data yang bisa digunakan untuk wujud dari proses berpikir ilmiah. Oleh
menguji hipotesis. Dalam hal sebab itu, penelitian dikatakan sebagai
ini, peneliti harus menentukan operasionalisasi metode ilmiah.
jenis data, dari mana data Untuk mendapatkan kebenaran
didapatkan, serta teknik untuk ilmiah, penelitian harus mengandung
memperoleh data. Kemudian unsur keilmuan dalam aktivitasnya.
setelah itu data yang terkumpul Penelitian yang dilaksanakan secara
diolah dan dianalisis dengan ilmiah berarti kegiatan penelitian
cara-cara tertentu yang didasarkan pada karakeristik keilmuan,
memenuhi kesahihan dan yaitu:
keterandalan sebagai bahan a. Rasional: penyelidikan ilmiah
untuk menguji hipotesis. adalah sesuatu yang masuk akal
d. Mengambil kesimpulan. Adalah dan terjangkau oleh penalaran
menentukan jawaban yang pasti manusia.
(definitif) atas setiap pertanyaan b. Empiris: menggunakan cara-cara
yang diajukan. Hasil uji dari tertentu yang dapat diamati
hipotesis adalah berupa temuan orang lain dengan menggunakan
penelitian atau juga bisa hasil pancaindra manusia.
penelitian. Kesimpulan c. Sistematis: menggunakan proses
merupakan jawaban atas dengan langkah-langkah tertentu
rumusan masalah penelitian yang bersifat logis.

Desain Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir...


212
Penelitian dikatakan tidak ilmiah menyebarkan dan
apabila tidak mempergunakan penalaran mengumpulkan daftar isian saja.
logis, tetapi menggunakan prinsip Dikarenakan ia hanya
kebetulan, coba-coba, atau spekulasi. mengumpulkan data atau
Maka bentuk dan cara seperti ini tidak informasi. Walaupun
dapat digunakan untuk pengembangan Pengumpulan data hanya
suatu profesi ataupun keilmuan tertentu. merupakan salah satu bagian
Dan suatu penelitian dapat dikatakan kegiatan dari rangkaian proses
baik dalam pengertian ilmiah apabila penelitian. Tapi untuk
mengikuti langkah-langkah yang telah mewujudkannya perlu untuk
ditentukan serta penelitian tersebut melanjutkan langkah-langkah
dilaksanakan dengan unsur kesengajaan, berikutnya agar kegiatan
bukan dilakukan secara kebetulan. tersebut dapat dikatan sebuah
Dalam fakta kehidupan manusia penelitian yaitu melakukan
kerap didapatkan sebuah konsep yang analisis dalam daftar isian
kurang tepat dalam memahami tersebut. Kemudian data yang
penelitian, di antara kesalah pahaman telah diperolehnya dapat
tersebut adalah: digunakan, contohnya digunkan
a. Penelitian bukan hanya sebuah untuk meneliti pengaruh dari
kegiatan dengan tujuan untuk latar belakang pendidikan
mengumpulkan data atau orangtua terhadap prestasi
mengumpulkan informasi. belajar santri atau siswa.
Seperti misalnya, seorang b. Penelitian tidak hanya
pimpinan pondok pesantren atau memindahkan fakta dari suatu
madrasah bermaksud untuk tempat ke tempat lain.
melakukan penelitian terhadap Contohnya, di dalam kegiatan
latar belakang pendidikan pimpinan pesantren atau
orangtua siswa di dalam madrasah yang telah berhasil
pesantren atau madrasahnya. mengumpulkan data dan
Pimpinan pondok tersebut informasi yang cukup tentang
belum bisa dikatakan melakukan implementasi pembelajaran di
penelitian, jika ia hanya pesantren dan madrasahnya

Desain Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir ... 213


yang ia pimpin kemudian ia penggunaan metode penelitian tafsir
menyusunnya dalam sebuah maudhu’i (tematik). Ada empat langkah
laporan bukanlah dinilai sebagai pokok metode ilmiah dalam penelitian
penelitian, melainkan hanya kualitatif; (1) Merumuskan masalah, (2)
sebagai penyusunan laporan Mengajukan hipotesis, (3) Verifikasi
saja. Laporan yang data, dan (4). Menarik kesimpulan.
dihasilkannya pun bukan Pengarusutamaan kajian dan
laporan penelitian. Kegiatan penelitian pada wilayah tafsir
tersebut akan menjadi suatu diharapkan dapat memberikan hasil
penelitian, ketika pimpinan yang maksimal untuk menjawab
tersebut melakukan langkah- problematika umat. Dan juga realitas
langkah analisis data lebih lanjut dialog antara teks dan pengguna. Dan
sehingga diperoleh suatu makalah ini dapat membantu untuk
kesimpulan. Misalnya: (1) memudahkan para peneliti Al-Qur’an
faktor-faktor yang memengaruhi untuk memberikan kajian-kajian tafsir
keberhasilan implementasi yang baik dan bermutu.
pembelajaran; atau (2) faktor-
faktor penghambat implementasi DAFTAR PUSTAKA
pembelajaran serta upaya Sumber dari Jurnal/Penelitian
mengatasinya.29 Maya, R. (2018). Perspektif Al-Qur’an
tentang Perubahan Sosial: Analisis
Penafsiran Term Al-Tagyir, Al-
E. KESIMPULAN Ibtila’, Al-Tamhish, dan Al-Tamkin.
Karya tafsir merupakan karya Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-
Qur’an dan Tafsir, 03(01).
ilmiah, sehingga metodologi penelitian
Sumber dari Buku
yang relevan dalam penggalian data dan
AB. Syamsudin. (2016). Pengantar
penggumpulan data adalah melalui Sosiologi Dakwah. Jakarta:
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif Kencana.

adalah penelitian tentang riset yang Al-Rahman Bint Al-Shati’, ‘A.A.


(1978). Al-Qur’an wa Qadaya Al-
bersifat deskriptif dan cenderung Insan.Beirut: Dar Al-‘Ilm li
menggunakan analisis. Maka jenis Malayin.

penelitian yang bisa dipakai untuk Arfa , F.A. dan Marpaung, W. (2016).
Metodologi Penelitian Hukum
Islam. Jakarta: Kencana.
29
Dadan Rusmana. (2015). hlm. 85-89.

Desain Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir...


214
Arifin, E.Z. (2008).Dasar-dasar Rusmana, D. (2015).Metode Penelitian
Penulisan Karya Ilmiah. Al-Qur’an dan Tafsir. Bandung:
Jakarta:Grasindo. Pustaka Setia.
Athaillah, A. dan Ridha, R. (2006). Riset Keperawatan. (2003). Sejarah dan
Konsep Teologi Rasional dalam Metodologi. Jakarta: Penerbit Buku
Tafsir Al-Manar. Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC.
Erlangga. Salam, N. (2008).Konsep dan
Eriyanto. (2011). Analisis Isi Pengantar Penerapan Metodologi Penelitian
Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Ilmu Keperawatan: Pendoman
Komunikasi dan Ilmu-ilmu Sosial Skripsi Tesis dan Intrumen
Lainnya. Jakarta: Kencana. Penelitian Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Hamzah, A. (2019). Metode Penelitian
Kepustakaan. Malang: Literasi Setyosari, H.P. Metode Penelitian
Nusantara. Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta: Prenamedia Grup.
Mustaqim, A. (2012). Epistemologi
Tafsir Kontemporer. Yogyakarta: Syahrur, M. (2002).Al-Kitab wa Al-
LkiS Group. Qur'an; Qira'ah Mu’ashirah.
Beirut: Dar Al-Saqi.
Rahman, F. (1982).Islam and
Modernitiy Transformation of an Yusuf, A.M.(2014). Metode Penelitian
Intelectual Tradition. London: The Kualitatif, Kuantitatifdan
University of Chicago Press. Penelitian Gabungan. Jakarta:
Kencana.

Desain Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir ... 215

You might also like