You are on page 1of 45

NOMOR : 189/S/PPB/2014

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN DAN


TEKNIK SOSIODRAMA DALAM MENINGKATKAN
KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK

(Pra-Eksperimen Terhadap Siswa SMP Langlangbuana 2 Bandung


Kelas VII Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari


Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh

NINING SUSANTI
0900417

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN DAN
TEKNIK SOSIODRAMA DALAM MENINGKATKAN
KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK

Oleh
Nining Susanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Nining Susanti 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
NINING SUSANTI
0900417

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN


DAN TEKNIK SOSIODRAMA DALAM MENINGKATKAN
KEPERCAYAAN DIRI SISWA

(Pra-Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VII


SMP Langlangbuana Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

DISETUJUI DAN DI SAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Dr. H. Agus Taufiq, M.Pd.

NIP. 19580816 198503 1 007

Pembimbing II

Dra. Hj. Chandra Affiandary, M.Pd.

NIP. 19570611 198609 2 001

Mengetahui / Mengesahkan
Ketua Jurusan
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Nandang Rusmana, M.Pd.

NIP. 19600501 198603 1 004


ABSTRAK

Nining Susanti. 2014. Efektivitas antara Teknik Permainan dan Teknik


Sosiodrama dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik (Pra-
Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VII SMP Langlangbuana 2 Bandung
Tahun Ajaran 2013/2014)
Penelitian bertujuan mengetahui Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama
untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa. Pendekatan penelitian yang digunakan
adalah kuantitatif dengan teknik penelitian yang digunakan yaitu pra-eksperimen, dengan
Design Pretest-Postest Kelompok Statis. Pengumpulan data dilakukan menggunakan alat
ukur berupa kuesioner yaitu alat ukur kepercayaan diri. Instrumen yang digunakan
mengacu pada aspek dari Burton. Populasi penelitian adalah siswa kelas VII SMP
Langlangbuana 2 Bandung tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini menghasilkan: 1)
Gambaran tingkat kepercayaan diri siswa kelas VII SMP Langlangbuana 2 Bandung
tahun ajaran 2013/2014 berada pada kategori sedang, 2) Terjadi peningkatan skor
kepercayaan diri setelah dilakukannya treatment dengan teknik permainan dan teknik
sosiodrama, 3) Analisis perhitungan data menggunakan Uji t (Paired Sample T test) untuk
efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara teknik permainan dan teknik sosiodrama
dalam meningkatkan kepercayaan diri peserta didik. Rekomendasi untuk guru BK adalah
memahami lebih luas teknik-teknik yang terdapat dalam bimbingan dan konseling untuk
membantu permasalahan yang dihadapi peserta didik serta mampu menerapkan teknik
permainan dan sosiodrama dalam menangani peserta didik yang mengalami kepercayaan
diri rendah.

Kata kunci: kepercayaan diri, peserta didik, teknik permainan dan teknik sosiodrama.

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT

Nining Susanti. 2014. Effectiveness of Games Technique and Sociodrama


Technique to Improving Student’s Self Confidence (Pre-Experimental Research
Against Class VII Students of SMP Langlangbuana 2 Bandung Academic Year
2013/2014)
The objective of this research is effectiveness game and sociodrama technique to
improving student’s self confidence. This research used quantitative approach with pre-
experiment method through group static pretest-posttest design. The data in this research
is collected with measuring instrument as questionnaire. Questionnaire is used to
measure the student’s self confidence. The instrument of this questionnaire is referring to
self confidence aspects from Kate Burton. The population of this research is VII grade
students from Langlangbuana 2 Junior High School Bandung, education period
2013/2014. The result of this research is : 1) explained that student’s self confidence in
VII grade from Langlangbuana 2 Junior High School Bandung is on medium grade. 2)
the student’s self confidence score is increased after researcher did treatment with games
and sociodrama technique. 3) Researcher used Analysis Of uji t (Paired Sample T test)
that there was no significant difference between games and sociodrama technique to
improving student’s self confidence. Researcher recommended for group and counselling
teacher to understand more widely the methods on goup and counselling. So, the teacher
can help student’s problems and able to apply games and sociodrama technique to
handle the student with lower self confidence.

Key word: self confidence; students; games technique and sociodrama technique.

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ………………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ………………………………………………………. iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….. vi
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………….. viii
DAFTAR GRAFIK ………………………………………………………………… ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian …………………………………………………… 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ………………………………………….. 8
C. Tujuan dan Manfaat Peneltian ……………………………………….……… 9
D. Asumsi ………………………………………………………………………. 11
E. Sistematika Skripsi ………………………………………………………….. 12

BAB II MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK


MELALUI METODE PERMAINAN DAN METODE SOSIODRAMA
A. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama …………………… 13
B. Konsep Dasar Kepercayaan Diri Pada Remaja dan Upaya Peningkatannya .. 16
C. Metode Permainan dan Metode Sosiodrama ………………………………... 30
D. Penelitian Terdahulu ………………………………………………………… 47
E. Hipotesis .............................................................................................. 48

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta
didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ……………………………………. 49
B. Metode dan Desain Penelitian ................................................................ 50
C. Definisi Operasional Variabel ………………………………………………. 53
D. Proses Pengembangan Instrumen …………………………………………… 56
E. Uji Validitas ………………………………………………………………… 59
F. Uji Reliabilitas ..................................................................................... 61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian …………………………………………………………. 62
1. Keefektivan antara Metode Permainan dan Metode Sosiodrama Pada
Saat Pre-test …………………………………………………………….. 62
2. Treatment (Penanganan) ………………………………………………… 65
3. Keefektivan antara Metode Permainan dan Metode Sosiodrama Pada
Saat Post-Test …………………………………………………………… 74
4. Perbandingan Hasil Pre-Test Dan Hasil Post-Test Metode Permainan
dan Metode Sosiodrama ………………………………………………… 78
5. Pengujian Hipotesis …………………………………………………….. 87
B. Pembahasan …………………………………………………………………. 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ………………………………………………………………….. 95
B. Saran ………………………………………………………………………… 96

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta
didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan peserta
didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah merupakan tempat bagi para peserta didik untuk mendapatkan
ilmu dan pendidikan yang bermanfaat serta berguna bagi kehidupan mereka di
masa yang akan datang. Pendidikan formal seperti sekolah mempunyai struktur
yang jelas dan memiliki kurikulum yang terstruktur dengan jelas pula. Sekolah
menjadi suatu wadah yang diharapkan mampu membawa kemajuan dan
perubahan ke arah yang lebih baik bagi para peserta didik di masa mendatang.
Sekolah merupakan pendidikan yang bersifat formal. Pendidikan bertujuan
mendidik anak-anak bangsa di semua jenjang usia dari usia kanak-kanak sampe
usia dewasa. Jenjang pendidikan yang ada di Indonesia antara lain yaitu Taman
Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),
Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan
Perguruan Tinggi (PT).
Dilihat dari segi usia, peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP)
umumnya berusia antara 12-15 tahun. Pada usia ini anak-anak bisa juga disebut
sedang memasuki masa transisi yaitu antara masa kanak-kanak dan menjelang
dewasa dan juga mulai mengalamai masa-masa datangnya pubertas. Sejalan
dengan pernyataan Santrock (2007:20) “masa remaja awal kurang lebih
berlangsung dimasa sekolah menengah pertama atau sekolah menengah akhir dan
perubahan pubertas terbesar terjadi di masa ini”.
Tahapan perkembangan menurut Hurlock (1980) yaitu :
“(1) Masa remaja awal (12-15 tahun) pada masa ini individu memulai
meninggalkan peran sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada
orang tua, (2) Masa remaja pertengahan (15-18 tahun) masa ini ditandai

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2

dengan berkembangnya kemampuan berfikir yang baru, (3) Masa remaja


akhir (19-22 tahun) masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki
peran-peran orang dewasa”
.

Dapat dilihat dari pernyataan-pernyataan tersebut bahwa remaja pada


umumnya berada dalam jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Remaja adalah tahap perkembangan transisi
yang membawa individu dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang ditandai
dengan perubahan fisik serta pemikiran-pemikiran dan hubungan sosial dengan
teman yang luas. Menurut Santrock (2007:20) mengemukakan “masa remaja
adalah periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa,
yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional”.
Pada umumnya seorang remaja tidak dapat dikatakan sebagai anak-anak,
namun juga masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan sebagai orang
dewasa. Remaja sedang berada dalam proses mencari jalan hidup dan karakter
yang paling sesuai. Remaja seringkali mencoba hal-hal yang baru yang terkadang
tidak sesuai dengan pola pikir orang dewasa, sehingga menimbulkan
kekhawatiran orangtuanya serta lingkungannya.
Pada masa remaja awal seseorang tidak akan terlepas dari perubahan fisik
dan psikis pada setiap individu. Perubahan yang sangat jelas pada remaja awal ini
adalah perubahan fisik, karena tubuhnya berkembang menjadi sangat cepat
sehingga akan mencapai bentuk seperti orang dewasa. Remaja biasanya sangat
memberi perhatian lebih terhadap kondisi fisiknya atau pun cara berpakaian
karena remaja merasa ingin diperhatikan oleh lingkungan sekitarnya.
Ali, M, dkk (2009:10) menyebutkan bahwa “perkembangan masa remaja
difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta
berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa”.

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3

Tugas perkembangan remaja pada masa sekolah yang berhubungan


dengan kehidupan sosial menurut Hurlock (1980) adalah “mampu membina
hubungan baik antara anggota kelompok yang berlainan jenis, mencapai
kemandirian emosional, dan mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial
yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa”.
Untuk melaksanakan tugas perkembangan pada remaja diperlukan
kepercayaan diri yang memadai. Dilihat dari sudut pandang perkembangan, pada
usia remaja sangat rentan dengan rasa percaya diri yang dia miliki. Rasa percaya
diri yang dimiliki remaja akan mempengaruhi pengembangan potensi yang
dimilikinya apabila remaja tersebut memiliki rasa percaya diri yang rendah maka
potensi yang ada didalam dirinya akan terhambat. Sebaliknya jika remaja
memiliki kepercayaan diri yang tinggi maka potensi didalam diri remaja tersebut
dapat tereksplorasi dengan baik.
Pada usia remaja perubahan fisik sangat berpengaruh pada kepercayaan
diri. Karena usia remaja sudah menjalin pertemanan dengan lawan jenis dan sudah
memikirkan penampilan. Rasa ketidakpuasan terhadap perkembangan tubuh yang
dialami dalam penampilan fisik, juga dalam bidang akademik. Banyak sekali
remaja di sekolah yang tidak merasa percaya diri atau malu ketika tampil di depan
kelas dan takut atau ragu mengeluarkan pendapatnya. Hal ini menyebabkan
remaja tidak mampu menunjukkan potensi yang dimilikinya secara optimal.
Begitu pentingnya penanganan masalah kepercayaan diri yang dihadapi
remaja saat ini, maka perlu adanya upaya yang dilakukan. Upaya-upaya untuk
meningkatkan kepercayaan diri ini harus menjadi tanggung jawab bersama, dari
mulai remaja itu sendiri, pihak keluarga, sekolah dan masyarakat. Pihak sekolah
memiliki peran penting dalam upaya meningkatkan kepercayaan diri. Karena di
sekolah, seorang peserta didik memiliki waktu dan kesempatan lebih banyak
untuk bersosialisasi dan belajar tentang segala hal yang berkaitan dengan

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4

kepercayaan diri agar dapat memahami dan mengamalkan dalam kehidupannya


sehari-hari.
Kepercayaan diri harus dipupuk sejak dini dan harus mendapat perhatian
yang tinggi, karena dengan kepercayaan diri peserta didik akan mampu meraih
prestasi dengan baik khususnya di bidang akademik. Masalah kepercayaan diri
yang dihadapi peserta didik menjadi masalah yang lebih serius apabila tidak
ditangani dengan baik. Dengan kepercayaan diri yang rendah, peserta didik akan
mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dalam lingkungan, tidak
terpenuhinya tugas perkembangan dan akan sulit dalam mencapai prestasi.
Kepercayaan diri adalah perasaan yakin terhadap kemampuan diri sendiri
bahwa dirirnya mampu menyelesaikan atau mengatasi setiap masalah yang
dihadapi serta yakin akan kemampuan dirinya dalam mencapai tujuan. Menurut
Perry (2005:7), “kepercayaan diri berarti merasa positif tentang apa yang bisa
Anda lakukan dan tidak mengkhawatirkan apa yang tidak bisa Anda lakukan, tapi
memiliki kemauan belajar”. Kepercayaan diri adalah alat untuk memperlancar
hubungan antara sosial, minat dan bakat.
Kurang sesuainya pola asuh orang tua yang terbentuk pada masa kecil
menjadi faktor kurangnya percaya diri pada remaja. Bila pada masa kanak-kanak
kurang menerima ekspresi kasih sayang dari orang terdekatnya terutama orang
tua, jarang mendapat pujian melainkan lebih sering dikritik, mendapat celaan atau
mendapat perlakuan kasar, maka ketika remaja anak tersebut akan mengalami
kepercayaan diri yang rendah. Berdeda dengan anak yang semasa kecil menerima
perhatian yang lebih dari orang tuanya, ketika dewasa akan memiliki kepercayaan
diri yang tinggi.
Dalam diri individu kepercayaan diri perlu ditingkatkan, karena dengan
percaya diri seseorang akan mengenal dirinya serta mengenal potensi yang
dimilikinya. Seseorang yang tidak memiliki kepercayaan diri, ia tidak dapat

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5

bersosialisasi dengan orang lain dan akan sulit menentukan minat serta bakat yang
akan ditentukan. Kepercayaan diri yang rendah salah satunya karena individu
tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan atau individu yang kurang
memiliki kemampuan dan keterampilan dalam berinteraksi dengan orang lain,
sehingga banyak sekali orang0orang yang tidak mempunyai banyak teman.
Menurut Darajat (1982) bahwa
“kepercayaan diri yang rendah ini dapat mengakibatkan rasa pesimis,
apatis, menarik diri dalam pergaulan, tidak berani mengemukakan ide atau
perasaannya, serta tidak berani bertindak ataupun mengambil inisiatif,
dengan demikian kurangnya kepercayaan diri dapat menyebabkan potensi
manusia tidak dapat berkembang secara optimal”.

Dalam artikel yang dimuat dalam blog Problem Perilaku Anak (2011),
“masalah kepercayaan diri adalah masalah yang paling sering mengganggu pada
masa remaja”. Remaja yang mempunyai masalah kepercayaan diri mudah merasa
tidak puas dengan keadaan diri mereka, dan tanpa sadar mereka terlalu peka
terhadap komentar orang lain meskipun komentar tersebut tidak ditujukan kepada
mereka. Masalah kepercayaan diri merupakan masalah yang wajar dialami saat
melalui masa remaja, tetapi ada baiknya jika orangtua melakukan upaya-upaya
untuk membantu anak mendapatkan kembali kepercayaan dirinya.
Dalam upaya meningkatkan kepercayaan diri pada remaja, perlu adanya
teknik untuk mengembangkan kepercayaan diri. Ada beberapa teknik yang dapat
dilakukan untuk membantu peserta didik dalam menangani permasalahan
kurangnya kepercayaan diri. Teknik yang akan digunakan adalah bimbingan
kelompok. Dalam teknik bimbingan kelompok ada beberapa teknik yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta didik. Teknik yang
dimaksud adalah melakukan teknik bimbingan kelompok dengan teknik
permainan dan teknik sosiodrama.

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6

Teknik yang dirasakan tepat untuk mengatasi permasalahan pribadi-sosial


peserta didik di sekolah adalah teknik permainan. Penelitian Kurniati dilakukan
tahun 2006 (Priyono, 2011) “membuktikan penggunaan permainan kelompok
dalam bimbingan dapat mengembangkan kemampuan penyesuaian diri pribadi-
sosial”.
Teknik permainan yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan
permainan kelompok dimana peserta atau peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok untuk memainkan suatu permainan yang dapat meluapkan dan
mengekspresikan diri para peserta. Permainan dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa macam permainan.
Rusmana (2009:14) menyebutkan bahwa ada tiga jenis permainan, yaitu:
“(1) permainan keterampilan fisik, yang di dalam nya hasil ditentukan
oleh kemampuan-kemampuan gerak pemain, (2) game strategiyang
didalamnya keterampilan kognitif menentukan pemenang, (3) game
untung-untungan yang di dalamnya hasil permainan tersebut acak dan
tidak sengaja”.

Schaefer dan Reid (Rusmana, 2009:16) mengidentifikasi empat kategori


game:
“(1) game komunikasi, biasanya tidak menekankan kompetisi untuk
mendorong ekspresi diri, (2) game pemecahan masalah, merupakan
aktivitas yang sangat terstruktur yang memberi kesempatan untuk
mendiskusikan permasalahan spesifik beserta solusi praktisnya, (3) game
peningkatan ego, menantang para pemain untuk menunjukkan penampilan
pada satu sama lain, (4) game sosialisasi, pada umumnya digunakan dalam
terapi kelompok dan dicocokan pada praktik interaksi sosial dan
peningkatan sensitivitas/kepekaan pada dinamika yang melandasi wacana
sosial”.

Menurut Serok & Blum (Suwarjo & Eliasa, 2011:4) “Permainan atau
Games bersifat sosial, melibatkan proses belajar, mematuhi peraturan, pemecahan
masalah, disiplin diri dan kontrol emosional dan adopsi peran-peran pemimpin
dengan pengikut yang kesemuanya merupakan komponen penting dari
Nining Susanti, 2014
Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7

sosialisasi”. Penelitian dari Kadek Suhardita (2011) dengan judul Efektivitas


Penggunaan Teknik Permainan dalam Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan
Percaya Diri Peserta didik (Penelitian Quasi Eksperimen pada Sekolah Menengah
Atas Laboratorium (Percontohan) UPI Bandung Tahun Ajaran 2010/2011). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan yang signifikan percaya diri
peserta didik setelah diberikan intervensi penggunaan teknik permainan dalam
bimbingan kelompok.
Berdasarkan penelitian Iis Kukuh Prasetyo (2013) Dengan Judul Upaya
Peningkatan Kepercayaan Diri Melalui Teknik Bermain Peran (Role Playing)
Pada Peserta didik Kelas VIII Di SMP N 3 Manisrenggo. Hasil menunjukkan
bahwa adanya peningkatan skala kepercayaan diri pada peserta didik setelah
dilakukannya permainan role playing atau bermain peran tersebut.
Sosiodrama merupakan teknik yang melibatkan sekelompok peserta didik
untuk memerankan tokoh-tokoh yang ada dalam naskah cerita kemudian
menampilkannya di depan kelas. Teknik sosiodrama ini dapat membuat peserta
didik untuk menampilkan karakter apa yang mereka dapat di depan teman-
temannya serta dapat melatih kepercayaan diri mereka. “Tujuan penting dari
sosiodrama adalah wawasan yang lebih besar dan pemahaman tentang hubungan
manusia, yang lebih lengkap dan ekspresi yang tepat dari emosi, dan eksperimen
dengan perilaku atau sikap baru dalam lingkungan yang saling mendukung”
(Propper, 2008).
Monica Zuretti (Kellerman, 2005:45) menceritakan kisah sosiodrama yang
terjadi di Amerika:
“Bertahun-tahun yang lalu, Moreno memiliki panggung di New York di
mana orang bisa datang dari jalan dan berpartisipasi dalam sesi
psikodrama terbuka.Suatu malam, seorang wanita muda muncul di
panggung dan disajikan kesulitannya.Dia baru saja melahirkan seorang
anak yang cantik, tapi dia sangat terpukul, karena anak berkulit hitam, dan
keluarganya tidak menerimanya.Dia telah jatuh cinta dengan seorang pria

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8

kulit hitam dan mereka telah menikah. Pada saat itu, pernikahan antar-ras
adalah bagian yang tidak dapat diterima dan besar masyarakat akan
menolak pasangan dan anak-anak mereka juga. Ketika sesi berlangsung
dan wanita tersebut berbagi keprihatinannya untuk masa depan anaknya,
seorang wanita dari penonton muncul. Secara kebetulan, dia adalah
saudara protagonisnya dan telah mendengar dia berteriak minta tolong.
Dalam sebuah adegan bergerak, dia merangkul ibu yang terpukul itu dan
meyakinkannya bahwa ia akan mendukung mereka berdua”.

“The true subject of a sociodrama is the group”. (Moreno, 1953:88). Felix


Kellerman (2007:17) menyatakan bahwa “sosiodrama adalah pengalaman
kelompok sebagai suatu prosedur untuk eksplorasi sosial dan transformasi konflik
antar kelompok”. Moreno (1942) menyebutkan bahwa “sociodrama was
developed as a deep action method for dealing with intergroup relations and
collective ideologies”. Dengan demikian teknik sosiodrama tepat apabila
digunakan sebagai suatu teknik untuk mengatasi masalah kepercayaan diri pada
peserta didik yang diselesaikan melalui bimbingan kelompok.
Pada studi pendahuluan yang peneliti lakukan di SMP Langlangbuana 2
Bandung dengan judul Perbandingan Keefektivan antara Teknik Permainan dan
Teknik Sosiodrama untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta didik,
didapatkan informasi dari Guru Bimbingan dan Konseling mengenai anak yang
memiliki rasa percaya diri rendah. Di tahun awal penerimaan peserta didik baru,
hampir pada tiap kelas terdapat peserta didik yang memiliki rasa percaya diri
rendah. Rata-rata tiap kelas terdapat lebih dari 20% yang memiliki kepercayaan
diri rendah. Guru Bimbingan dan Konseling di SMP Langlangbuana 2 Bandung
mengatakan pada umumnya anak yang memiliki kepercayaan diri rendah berada
pada peserta didik tingkat awal atau pada peserta didik kelas VII, dengan alasan
pada peserta didik jenjang tersebut mereka dihadapkan pada kondisi yang baru
serta teman-teman yang baru pula.

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9

Peran bimbingan dan konseling sangat penting dalam membantu peserta


didik untuk meningkatkan kepercayaan dirinya karena pelaksanaan bimbingan
dan konseling di sekolah bertujuan agar peserta didik dapat menemukan pribadi,
mengenal lingkungan sosial, dan merencanakan karir atau masa depan.
Bimbingan dan konseling sangat berperan aktif dalam membantu peserta didiknya
untuk mencapai potensi yang dimilikinya secara optimal. Kurangnya percaya diri
akan membuat peserta didik tidak akan berkembang secara optimal, oleh
karenanya guru bimbingan dan konseling dapat membantu peserta didik mencapai
perkembangan potensi yang optimal dalam pribadi-sosial untuk menerapkan
perkembangan diri yang lebih baik. Proses bimbingan dan konseling di sekolah
pun sangat berpengaruh pada individu karena pemberian bantuan dari guru
bimbingan dan konseling ini pun mampu membuat peserta didik memahami
dirinya dan mampu mengarahkan dirinya untuk bertindak wajar sesuai dengan
aturan yang ada di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti
merasa bahwa perlu adanya pengembangan lebih lanjut untuk meningkatkan
kepercayaan diri pada peserta didik. Jadi, peneliti tertarik untuk mengetahui
perbandingan dengan dua teknik dalam teknik bimbingan kelompok yaitu teknik
permainan dan teknik sosiodrama dengan judul “Perbandingan Keefektivan
antara Teknik Permainan dan Teknik Sosiodrama dalam Meningkatkan
Kepercayaan Diri Peserta didik (Pra-Eksperimen Terhadap Peserta didik
Kelas VII SMP Langlangbuana 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)”.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah


Masalah remaja saat ini salah satunya adalah masalah kepercayaan diri.
Memiliki rasa percaya diri sangatlah penting, dengan rasa percaya diri yang

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10

tinggi, seseorang bisa mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya secara
optimal.
Kepercayaan diri yang rendah sering kali menghambat potensi yang ada
dalam diri individu. Rasa percaya diri yang rendah jika tidak ditangani dapat
mengakibatkan seseorang dapat menarik diri dari lingkungan, menjadi pesimis,
serta tidak berani bertindak dan mengemukakan pendapatnya. Kepercayaan diri
dalam bersosialisasi menjadi kurang dikarenakan adanya ketidakmampuan diri
untuk dapat berinteraksi dengan orang lain secara baik. Jika seseorang mengerti
bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain maka kepercayaan diri pun akan
tumbuh.
Peserta didik SMP merupakan masa transisi dari masa anak ke masa
dewasa. Pada masa ini setiap anak dapat dipengaruhi oleh teman sebayanya.
Tidak jarang ada pula anak yang merasa minder karena kekurangan yang ada
dalam dirinya. Pada masa remaja ini kepercayaan pun masih labil. Ada remaja
yang terlihat memiliki kepercayaan diri sehingga dia dapat mengurangi masalah-
masalah kehidupannya tanpa merasa cemas tetapi ada pula remaja yang merasa
cemas dan kurang percaya diri.
Pertumbuhan yang cepat sering menimbulkan permasalahan bagi remaja,
khususnya peserta didik SMP. Permasalahan yang muncul bisa disebabkan karena
kondisi fisik yang tidak sesuai dengan bentuk fisik yang diinginkan. Keadaan
tersebut dapat berdampak terhadap rasa tidak puas dan kurangnya percaya diri.
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran tingkat kepercayaan diri peserta didik SMP
Langlangbuana 2 Bandung kelas VII tahun ajaran 2013/2014?

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11

2. Apakah terjadi peningkatan kepercayaan diri peserta didik dengan


menggunakan teknik permainan dan teknik sosiodrama SMP
Langlangbuana 2 Bandung kelas VII tahun ajaran 2013/2014?
3. Teknik mana secara empirik yang lebih efektif dalam meningkatkan
kepercayaan diri peserta didik SMP Langlangbuana 2 Bandung kelas
VII tahun ajaran 2013/2014?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan
Dalam penelitian ini ditetapkan tujuan secara umum dan khusus. Secara
umum tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengembangkan
permainan kelompok untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta didik.

Sedangkan tujuan secara khusus dalam penelitian ini adalah:


a. Mengetahui gambaran tingkat kepercayaan diri pada peserta didik
SMP Langlangbuana 2 Bandung kelas VII tahun ajaran 2013/2014.
b. Mengetahui peningkatan kepercayaan diri peserta didik dengan
menggunakan teknik permainan dan teknik sosiodrama SMP
Langlangbuana 2 Bandung kelas VII tahun ajaran 2013/2014.
c. Mengetahui keefektivan antara teknik permainan dan teknik
sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan diri peserta didik SMP
Langlangbuana 2 Bandung kelas VII tahun ajaran 2013/2014.

2. Manfaat
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan bagi semua kalangan
tentang kepercayaan diri pada peserta didik.

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12

b. Manfaat Praktis
1) Bagi Konselor
Konselor diharapkan dapat mengaplikasikan hasil dari penelitian ini
sebagai salah satu permainan kelompok untuk meningkatkan
kepercayaan diri peserta didik.
2) Bagi Pihak Sekolah
Sebagai masukan sejauh mana tingkatan kepercayaan diri pada
peserta didik.
3) Bagi Peserta didik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengaruh positif kepada
peserta didik agar dapat mempunyai sifat percaya diri yang tinggi.
4) Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Sebagai masukan bagi pengembangan mata kuliah yang terkait
dengan pribadi-sosial.

D. Asumsi
1. Kepercayaan diri yaitu suatu keyakinan seseorang tehadap segala aspek
yang dimilikinya sehingga keyakinan tersebut membuat merasa mampu
untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya (Hakim, 2002:6).
2. Kepercayaan diri bilatidak ditangani sedini mungkin maka akan menjadi
semakin parah dan menghambat tahapan perkembangan berikutnya, baik
pada masa remaja, dewasa maupun orang tua (Hakim, 2002:46).
3. Bimbingan kelompok menggunakan situasi kelompok sebagai media
untuk memberikan layanan bantuan kepada individu (Rusmana, 2009:13).

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
13

4. Dalam prakteknya bimbingan kelompok dapat dilakukan melalui berbagai


teknik seperti diskusi, simulasi, latihan, karyawisata, homeroom program.
(Rusmana, 2009:14).
5. Games bersifat sosial, melibatkan proses belajar, mematuhi peraturan,
pemecahan masalah, disiplin diri dan kontrol emosional dan adopsi peran-
peran pemimpin dengan pengikut yang kesemuanya merupakan komponen
penting dari sosialisasi (Serok & Blum dalam Suwarjo & Eliasa, 2011:4).
6. Sosiodrama merupakan teknik spontan bermain dan mengeksplorasi aspek
kehidupan kita melalui tindakan nyata. Tujuan penting dari sosiodrama
adalah wawasan yang lebih besar dan pemahaman tentang hubungan
manusia, yang lebih lengkap dan ekspresi yang tepat dari emosi, dan
eksperimen dengan perilaku atau sikap baru dalam lingkungan yang saling
mendukung (Propper, 2008).
7. Sosiodrama adalah pengalaman kelompok sebagai suatu prosedur untuk
eksplorasi sosial dan transformasi konflik antar kelompok (Kellerman,
2007:17).

E. Sistematika Skripsi
Sistematika yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai
berikut :
1. Bab I. Pendahuluan.

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
14

Yang terdiri dari latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan


masalah, definisi operasional variabel, tujuan penelitian, manfaat
penelitian.
2. Bab II. Kajian Pustaka atau Kerangka Teoretis.
Yang terdiri dari teori-teori yang melandaskan penyusunan skripsi
mengenai konsep remaja, kepercayaan diri dan teknik permainan serta
teknik sosiodrama.
3. Bab III. Teknik Penelitian.
Yang terdiri dari pendekatan, teknik, instrumen pengumpulan data,
populasi dan sampel, teknik analisis data.
4. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan.
Meliputi pemaparan mengenai hasil penelitian berdasarkan aspek dan
sub aspek dalam kepercayaan diri peserta didik.
5. Bab V. Kesimpulan dan Rekomendasi.

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Langlangbuana 2 Bandung yang berlokasi
di Jl. Rusbandi, SH (Aspol) Sukamiskin. Alasan pemilihan lokasi penelitian salah
satunya yaitu belum tersedianya layanan bimbingan dan konseling dengan teknik
sosiodrama dan permainan yang secara khusus meningkatkan kepercayaan diri
peserta didik.
Selain itu pemilihan lokasi penelitian berdasarkan hasil studi pendahuluan
diSMP Langlangbuana 2 Bandung melalui wawancara dengan guru BK masih
terdapat peserta didik yang menunjukan kepercayaan diri rendah.
2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah peserta didik Kelas VII SMP
Langlangbuana 2 Bandung tahun ajaran 2013/2014. Jumlah populasi
penelitian adalah 92 orang dari tiga kelas. Dalam penelitian ini jumlah
populasi berasal dari semua peserta didik kelas VII yang terdiri dari 3 (tiga)
kelas yang dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Jumlah Anggota Populasi
NO KELAS JUMLAH

1 VII – A 27

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50

2 VII – B 34

3 VII – C 31

Jumlah Populasi 92

b. Sampel
Dalam sampel penelitian ini penentuan sampel menggunakan teknik
non-probability sampling, yaitu sampling jenuh yang merupakan teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel
(Sugiyono, 2011:68). Maka sampel dalam penelitian ini adalah seluh peserta
didik kelas VII SMP Langlangbuana 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

B. Metode dan Desain Penelitian


1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah pra-eksperimen, yaitu “metode
penelitian eksperimen yang desain dan perlakuannya seperti eksperimen tetapi
tidak ada pengontrol variabel sama sekali” (Sugiyono, 2010:109). Menurut
Sukmadinata (2009:208) pra eksperimen disebut juga eksperimen lemah karena
tidak ada penyamaan karakteristik dan tidak ada pengontrol variabel.

Alasan peneliti menggunakan metode pra-eksperimen karena peneliti


bermaksud untuk mengetahui keefektifan metode permainan dan metode
sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan diri peserta didik.

2. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan “desain pre-test post-test kelompok
statis yakni desain dalam metode eksperimen yang memberikan perlakuan kepada

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51

dua kelompok dengan dua metode yang berbeda dalam rumpun yang sejenis”
(Sukmadinata, 2009:209). Desain penelitian digunakan untuk memperoleh
gambaran keefektifan metode permainan dan metode sosiodrama untuk
meningkatkan kepercayaan diri peserta didik kelas VII SMP Langlangbuana 2
Bandung tahun ajaran 2013-2014. Desain penelitiannya adalah sebagai berikut:

Desain Pre-Test Post-Test Kelompok Statis

Kelompok pre-test perlakuan post-test


A →0 → X1 →0
B →0 → X2 →0

Agar mempermudah penelitian ini peneliti merencanakan langkah-langkah


yang akan ditempuh dalam penelitian perbandingan keefektifan antara metode
permainan dan metode sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan diri peserta
didik, adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan Proposal
Langkah penyusunan proposal penelitian yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1) Menentukan topik permasalahan yang akan dijadikan tema penelitian
dan membuat rumusan penelitian.

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
52

2) Mendesain pendekatan untuk meneliti masalah yang telah ditentukan


yang meliputi metode penelitian, teknik pengumpulan data, penentuan
sampel dan populasi, teknik pengolahan data, dan teknik analisis data.
3) Menyusun proposal skripsi dengan sistematika penulisan yang telah
ditentukan.

b. Perizinan Penelitian
Perizinan penelitian diperlukan untuk melaksanakan penelitian di sekolah.
Proses perizinan penelitian diperoleh dari Jurusan Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikandan SMP Langlangbuana 2Bandung.

c. Penyusunan dan Pengembangan Alat Pengumpul Data


Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu menggunakan angket,
terdapat 54 butir pernyataan tertulis yang digunakan untuk mengungkap
karakteristik kepercayaan diri peserta didik kelas VII SMP Langlangbuana 2
Bandung. Angket pengungkap karakteristik kepercayaan diri digunakan untuk
pre-test dan post-test.
d. Pre-test
Pelaksanaan pre-test dilakukan dengan menyebar angket kepercayaan diri
pada peserta didik kelas VII SMP Langlangbuana 2 Bandung untuk mengetahui
tingkat kepercayaan peserta didik.

e. Treatment
Pemberian treatment (perlakuan) dengan menggunakan metode permainan
dan metode sosiodrama dilakukan pada peserta didik yang memiliki tingkat
kepercayaan diri rendah berdasarkan hasil pre-test. Pelaksanaan intervensi dari
masing-masing metode dalam meningkatkan kepercayaan diri selama delapan sesi
pertemuan, yang berdurasi 45 menit. Dalam satu sesi intervensi dibagi kedalam

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53

dua metode yang berbeda yaitu metode permainan dan metode sosiodrama.
Pelaksanaan post-test dilakukan setelah sesi intervensi.
Langkah-langkah metode permainan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
tahap satu, asesmen dan diagnosa awal (pre-test) dalam tahap ini konselor
melakukan tes awal guna mengetahui karakeristik kepercayaan diri peserta didik,
konselor menentukan peserta yang akan mengikuti permainan dari hasil pre-test
yang telah dilakukan. Tahap dua, pengarahan. Dalam tahap ini konselor
memberikan arahan mengenai permainan yang akan dilakukan dan memaparkan
maksud dan tujuan dilaksanakannya metode permainan. Tahap tiga, pelaksanaan.
Dalam tahap ini peserta dikondisikan untuk mengikuti kegiatan. Tahap empat,
diskusi dan saran. Tahap ini merupakan tahapan dimana peserta didik
mengemukakan pendapat dan perasaannya mengenai kegiatan yang dilakukan.
Konselor memberikan bimbingan dan saran kepada peserta agar dapat
meningkatkan kepercayaan diri dalam bidang akademik. Tahap lima, tahap
diagnosa akhir. Dalam tahap ini konselor menguji kembali peserta didik yang
telah melakukan permainan.

Langkah-langkah kegiatan metode sosiodrama terdiri dari tahap warming


up, yang terdiri dari: a) tahap persiapan, b) mengucapkan salam dan menyapa
peserta didik, c) menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan peneliti, d)
menentukan masalah pokok, pada tahap ini konselor mengemukakan
permasalahan peserta didik mengenai kepercayaan diri dalam bidang akademik, e)
konselor membuat tema dan garis besar lakon yang akan diperankan. Tahap
pelaksanaan, konselor memberikan arahan kepada peserta didik mengenai cara-
cara bermain, pembagian tokoh dan mengawasi jalannya kegiatan sosiodrama.
Tahap diskusi dan saran, tahap ini bertujuan agar peserta didik mampu
mengemukakan perasaan dan pendapatnya mengenai tokoh yang dia mainkan,

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54

diskusi ini merupakan proses untuk mencari pemecahan masalah secara kelompok
serta diharapkan dapat mengambil hikmah dari pelaksanaan sosiodrama tersebut.
Dalam tahap ini konselor berperan sebagai moderator dan pemberi saran bagi
peserta didik.
f. Post Test
Pelaksanaan post-test dilakukan setelah treatment dilaksanakan pada
peserta didik kelas VII SMP Langlangbuana 2 Bandung untuk mengetahui
keberhasilan dari hasil treatment yang telah dilakukan sebelumnya serta untuk
mengetahui metode mana yang lebih efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri
peserta didik.

C. Definisi Operasional Variabel


1. Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri dalam penelitian ini adalah keyakinan diri terhadap
kemampuan dan kompetensi yang dimiliki oleh diri. Kepercayaan diri merupakan
rasa yakin seseorang terhadap apa yang dia bisa lakukan, tidak merasa rendah diri
ketika menghadapi sesuatu yang tidak dikuasainya. Burton (2006:11)
menyebutkan “indikator kepercayaan diri sebagai berikut: direction and values,
motivation, emotional stability, a positive mind-set, self-awareness, flexibility in
behavior, eagerness to develop, health and energy, a willingness to take risk, a
sense of purpose”.
Secara operasional yang dimaksud dengan kepercayaan diri dalam
penelitian ini adalah keyakinan terhadap kemampuan diri secara akademik yang
dimiliki oleh peserta didik kelas VII SMP Langlangbuana 2 Bandung.
2. Metode Permainan

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55

Permainan merupakan aktivitas yang terstruktur dan memiliki beberapa


aturan yang harus dipatuhi oleh setiap peserta dan juga ditandai dengan adanya
menang dan kalah. “Games bersifat sosial, melibatkan proses belajar, mematuhi
peraturan, pemecahan masalah, disiplin diri dan control emosional dan adopsi
peran-peran pemimpin dengan pengikut yang kesemuanya merupakan komponen
penting dalam bersosialisasi” (Rusmana, 2009).
Menurut Rusmana (2009), “mekanisme pelaksanaan permainan pada
proses bimbingan menggunakan metode pembelajaran eksperiensial (experiencial
learning). Metode pembelajaran ini adalah metode mengajar yang
mengakomodasi tiga jenis pembelajaran, yaitu kognitif, emosional dan fisik,
dengan menggunakan ketiga jenis pembelajaran ini diharapkan akan diperoleh
suatu perspektif kelompok yang dimunculkan oleh lingkungan kelas itu sendiri”.
Dalam penelitian ini permainan yang digunakan adalah social play yaitu
bermain sosial, yang didalamnya terdapat interaksi dalam kelompok, dimana
peserta mampu melibatkan diri dalam kerjasama dan ikut bermain. Social play
merupakan langkah penting dalam tahap perkembangan sosial (Suwarjo&Eliasa,
2011:6).
Tahapan dalam metode permainan adalah sebagai berikut:
a) Tahap awal
Pada tahap awal dibentuk kelompok dengan fokus masalah mengenai
kepercayaan diri.Pada tahap ini konselor menjelaskan mengenai pentingnya
memiliki rasa percaya diri serta menjelaskan maksud dan tujuan dari kegiatan
yang akan dilaksanakan. Dalam tahap ini konselor memilih permainan yang
sesuai dengan fokus masalah.
b) Tahap inti
Tahap inti merupakan tahap pelaksanaan kegiatan permainan yang
telah dipilih sebelumnya. Dalam tahap ini peserta didik dipersilahkan untuk

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56

memainkan permainan dengan tema yang telah ditentukan oleh konselor.


Dalam tahap ini konselor betindak untuk mengawasi jalannya permainan.
c) Tahap akhir
Dalam tahap akhir peserta didik diberikan kesempatan untuk
mengemukakan pendapatnya mengenai permainan yang telah dilaksanakan.
Konselor memberikan kesimpulan mengenai serangkaian kegiatan yang telah
dilakukan.
Dalam penelitian ini, permainan atau games yang akan digunakan oleh
peneliti adalah permainan yang bersifat sosial yang dapat meningkatkan interaksi
dan kerjasama antar kelompok serta memungkinkan peserta didik untuk
mengeksplorasi dan mengekspresikan dirinya sehingga kepercayaan diri peserta
didik dapat ditingkatkan.
3. Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama dalam penelitian ini adalah metode belajar dengan
cara memainkan peran atau memainkan drama yang dilakukan oleh para peserta
didik yang dibimbing oleh fasilitator atau guru untuk menampilkan masalah-
masalah sosial yang terjadi di masyarakat agar peserta didik mengetahui
permasalahan yang dihadapi serta memahami solusi atas masalah tersebut.
Ada beberapa tahapan dalam metode sosiodrama menurut Leveton
(2010:21) :
a) Tahap Pemanasan
Pada tahap ini konselor menjelaskan mengenai maksud dan tujuan
mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan. Konselor bertugas
menentukan tema sosiodrama yang sesuai dengan fokus masalah yang
dihadapi. Dalam tahap pemanasan ini berisi persiapan-persiapan sebelum
tahap aksi dimulai dari menyesuaikan peran, memilih musik yang akan
dipakai dan melatih peserta didik mendalami peran yang akan diperankan.

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
57

b) Tahap Aksi
Tahap aksi ini bersisi mempertunjukkan adegan yang diperankan oleh
peserta didik dalam beberapa karakter yang sudah ditentukan. Dalam tahap
ini konselor mengawasi dan mengarahkan jalannya proses kegiatan dari
awal sampai akhir. Konselor juga mencatat hal-hal yang berkaitan dengan
proses kegiatan sebagai dasar evaluasi.
c) Tahap Hasil dan pembahasan
Tahap ini merupakan tahapan dimana pemeran mengungkapkan
perasaannya pada saat memerankan tokoh yang diperankan, kemudian
permasalahan yang ada dalam cerita tersebut diselesaikan melalui diskusi.
Pada tahap ini konselor bertugas sebagai moderator untuk memimpin
jalannya diskusi mengenai proses yang telah dilaksanakan, konselor juga
menerangkan apa kesimpulan dan nilai yang dapat diambil dari kegiatan
sosiodrama yang telah dilaksanakan.

Metode sosiodrama dilaksanakan dengan naskah drama yang diberikan


dari peneliti terhadap peserta didik. Kemudian peserta didik dibagi menjadi
beberapa kelompok kemudian memerankan peran sesuai dengan naskah yang
didapat oleh masing-masing kelompok.
Sosiodrama memberikan manfaat bagi peserta didik untuk lebih
merasakan persoalan sosial yang dihadapi oleh orang lain serta dengan metode
sosiodrama peserta didik dituntut untuk berani memainkan peran didepan peserta
lain.

D. Proses Pengembangan Instrumen


1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
58

Kisi-kisi instrumen untuk mengungkapkan karakteristik kepercayaan diri


dikembangkan dari definisi operasional variabel penelitian. Kisi-kisi instrumen
dimaksudkan sebagai acuan dalam penyusunan instrumen agar tetap sesuai
dengan tujuan penelitian. Kisi-kisi instrumen untuk mengukur kepercayaan diri
peserta didik mengacu pada aspek direction and value ( arah dan nilai),
motivation (motivasi), emotional stability (kestabilan emosi), a positive mind-
set(sebuah pola piker positif), self-awareness (kesadaran diri), flexibility in
behavior (fleksibilitas dalam perilaku), eagerness to develop (semangat untuk
kemajuan), Health and energy (kesehatan dan kekuatan), a willingness to take
risks (kemauan untuk mengambil resiko), a sense of purpose (memiliki tujuan).
Lebih lanjut, perumusan kisi-kisi instrumen kepercayaan diri peserta
didik disajikan dalam tabel 3.2.

Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Kepercayaan Diri Peserta Didik

Aspek Indikator No item ∑

(+) (-)

Arah dan nilai 1. Mengetahui keinginan diri 1 2 2

2. Mengetahui prioritas bagi diri sendiri 3,5 4,6 4

Motivasi 1. Memiliki motivasi tinggi dalam belajar 7 8 2

2. Menikmati apa yang dilakukan 9 10 2

Kestabilan 1. Bersikap tenang dan fokus menghadapi 11 12 2


segala situasi

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
59

Emosi 2. Mengendalikan emosi 13 14 2

3. Bertindak dengan penuh kesadaran 15 16 2

4. Memperhatikan perasaan orang lain 17,19 18,20 4

Pola Pikir Positif 1. Optimis dan melihat sisi baik dari segala 21 22 2
situasi
2. Mengatasi masalah yang dihadapi 23 24 2

3. Berbagi dan belajar dari pengalaman 25,27 26,28 4

Kesadaran Diri 1. Mengetahui kemampuan diri 29 30 2

2. Menerima keterbatasan diri 31 32 2

3. Menyadari keberhasilan adalah melalui usaha 33 34 2

Fleksibel dalam 1. Dapat berperilaku sesuai keadaan yang 35 36 2


perilaku dihadapi

2. Mengambil keputusan dari pendapat orang 37 38 2


banyak

Semangat Untuk 1. Berani memulai hal baru 39 40 2


Kemajuan
2. Memiliki rasa ingin tahu 41 42 2

Kesehatan dan 1. Mampu mengelola stress 43 44 2


Tenaga (energi)
2. Menjaga kesehatan jiwa dan raga 45 46 2

Kemampuan 1. Mampu menghadapi ketidakpastian 47 48 2


Mengambil
Resiko 2. Berani mengambil risiko 49 50 2

Memiliki Tujuan 1. Menetapkan tujuan 51 52 2

2. Memiliki visi dan misi dalam hidup 53 54 2

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
60

2. Pedoman Skor
Instrumen dalam penelitian ini dikembangkan dengan lima alternatif
jawaban. Lima alternatif jawaban tersebut menggambarkan orientasi kepercayaan
diri yang tersebar dalam pilihan SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), KS (Kurang
Sesuai), TS (Tidak Sesuai), STS (Sangat Tidak Sesuai). Kriteria penyekoran
instrumen disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.3
Kriteria Penyekoran Instrumen Kepercayaan Diri

Pemberian Skor
Alternatif Jawaban
Positif (favorable) Negatif (unfavorable)

Sangat Sesuai (SS) 5 1

Sesuai (S) 4 2

Kurang Sesuai (KS) 3 3

Tidak Sesuai (TS) 2 4

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
61

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 5

E. Uji Validitas
1. Uji Kelayakan Instrumen
Uji kelayakan instrumen untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen
dari segi konstruk, isi dan bahasa. Uji kelayakan instrumen dilakukan oleh tiga
dosen ahli untuk memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi
Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Item yang diberikan nilai M berarti item
tersebut bisa digunakan dan item yang diberi nilai TM memiliki dua kemungkinan
yaitu item tersebut tidak bisa digunakan atau masih bisa digunakan dengan
merevisi terlebih dahulu.
Hasil penilaian menunjukkan secara konstruk seluruh item pada angket
kepercayaan diri termasuk memadai dan terdapat beberapa item yang perlu
diperbaiki dari segi bahasa dan isi. Hasil penimbangan dari ketiga dosen ahli
dapat disimpulkan bahwa item-item pernyataan dapat digunakan dengan adanya
beberapa perbaikan yang dapat dilihat dari segi konstruk, bahasa dan isi agar
mudah dipahami oleh peserta didik.

2. Uji Keterbacaan
Uji keterbacaan instrumen dilaksanakan kepada sampel setara di sekolah
lain yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel penelitian.
Tujuan uji keterbacaan ini adalah untuk mengukur tingkat keterbacaan instrumen
dari segi kata-kata, istilah dan kalimat secara utuh. Hasil uji keterbacaan adalah
penyederhanaan kalimat tanpa mengubah makna dari pernyataan tersebut.

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
62

Berdasarkan uji keterbacaan pada tiga kelas tersebut, tidak terdapat


kekeliruan dalam butir pernyataan. Para peserta didik memahami dan mampu
untuk mencerna maksud dari setiap butir pernyataan.

3. Uji Validitas Butir item


Uji validitas butir item dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen
yang digunakan layak untuk dijadikan alat uji dalam penelitian. Pengujian
validitas alat pengumpul data yang dilakukan dalam penelitian adalah seluruh
item yang terdapat dalam angket yang mengungkap kepercayaan diri peserta
didik.

Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Item Kepercayaan Diri Peserta didik

Signifikansi No.Item Jumlah


Valid 2,3,4,5,6,7,9,10,11,12,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24, 46
26,28,30,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,44,45,46,47,
48,49,50,51,52,53,54

Pengujian validitas pada butir-butir item dilakukan dengan bantuan SPSS


for Windows Versi 20.0.

F. Uji Reliabilitas

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
63

Menurut Sukmadinata (2009:229), “reliabilitas berkenaan dengan tingkat


keajegan atau ketetapan hasil pengukuran”. Suatu instrumen memiliki tingkat
reliabilitas yang memadai, bila instrument tersebut digunakan mengukur aspek
yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama.
Berdasarkan hasil uji validitas menunjukan, dari 54 item pernyataan
terdapat 46 item pernyataan yang valid dan dari 46 item pernyataan tersebut dapat
digunakan untuk menghitung reliabilitas. Uji reliabilitas dihitung dengan
menggunakan program SPSS for Windows Versi 20,0.
Menurut sugiono (2011:257), klasifikasi rentang koefisien reliabilitas
sebagai berikut:
0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah
0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah
0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup
0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi
0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi
Dari hasil pengolahan data dapat terlihat bahwa dari ke 46 item
pernyataan, menunjukkan koefisien reliabitas sebesar 0.761 yang artinya tingkat
korelasi dan derajat keterandalan instrumen kepercayaan diri berada pada kategori
tinggi dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

Tabel 3.5
Tingkat Reliabilitas Instrumen Kepercayaan Diri Peserta Didik

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
64

0,761 47

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Gambaran tingkat kepercayaan diri siswa SMP Langlangbuana 2 pada saat
pre-test berada pada kategori tinggi, sedang, rendah dengan kategori yang
terbanyak adalah sedang. Oleh karena itu, peserta didik harus mendapat
penanganan guna meningkatkan kepercayaan diri.
2. Terjadi peningkatan skor kepercayaan diri setelah peneliti melakukan
treatment dengan metode permainan dan metode sosiodrama pada saat
post-test.
3. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara metode permainan dan metode sosiodrama dalam
meningkatkan kepercayaan diri peserta didik kelas VII SMP
Langlangbuana 2 Bandung.

B. Rekomendasi
Hasil penelitian menunjukkan metode permainan dan metode sosiodrama
efektif dalam meningkatkan kepercayaan diri peserta didik. Dengan demikian
peneliti dapat memberikan rekomendasi sebagai berikut :
1. Guru BK
a. Diharapkan mampu memahami lebih luas metode-metode yang terdapat
dalam bimbingan dan konseling untuk mengatasi dan membantu
permasalahan yang dihadapi peserta didik.

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
96

b. Diharapkan mampu menerapkan metode permainan dan metode


sosiodrama dalam menangani peserta didik yang mengalami kepercayaan
diri yang rendah.
2. Peneliti Selanjutnya
a. Dalam penelitian selanjutnya ukuran subyek diharapkan lebih
diperhatikan.
b. Diharapkan dapat memilih waktu intervensi yang mendukung agar subjek
dapat menerima intervensi dengan baik, sehingga pemberian intervensi
dapat berjalan dengan lancar serta dapat meningkatkan kualitas penelitian
eksperimen dari pra-eksperimen menjadi eksperimen kuasi agar hasil
penelitian lebih kuat.
c. Diharapkan lebih memperluas perbandingan yang diteliti tidak hanya
terbatas pada teknik-teknik yang terdapat pada metode bimbingan
kelompok.
DAFTAR PUSTAKA

Adywibowo, Inge P. 2010. Memperkuat Kepercayaan Diri Anak Melalui


Percakapan Referensial.Jurnal Pendidikan Penabur - No.15/Tahun ke-9/.

Ali, M, dkk. 2009. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta : PT


Bumi Aksara.

Al-Uqshari, Yusuf. 2005. Percaya Diri, Pasti!. Jakarta: Gema Insani Press.

Aprianty, Wulandari. Efektivitas Sosiodrama untuk Meningkatkan Kepercayaan


Diri Siswa Kelas V SD (Penelitian Tindakan terhadap Siswa Kelas V SD
Negeri Sukakarya III Kota Sukabumi Tahun Ajaran 2009/2010).
Bandung : Skripsi PPB FIP UPI. Diterbitkan.

Burton, Kate. 2006. Confidence For Dummies. Chichester: Ltd. Wiley, J& Sons.

Darajat, Zakiyah. 1982. Penyesuaian Diri, Pengertian dan Peranannya Dalam


Kesehatan Mental. Jakarta: Bulan Bintang.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010. Stategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.

Djannah, W., & Yulita, A. 2012. Teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan


Kepercayaan Diri Siswa Kelas VIII B SMP Kristen 1 Surakarta Tahun
Pelajaran 2011/2012. Surakarta.

Eliasa. 2012. (Games) Permainan Dalam Bimbingan Dan Konseling. [Online].


Tersedia :
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132318571/Microsoft_Word_Ga
mes_Dalam_BK_Workshop_Nasional_.pdf. Tanggal 14 Desember 2012.

Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta : Puspa
Swara.

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hurlock, E.B. 1996. Psikologi perkembangan: suatu pendakatan sepanjang
rentang kehidupan (alih bahasa Istiwidayanti dan Sudjarwo). Jakarta:
Erlangga.

Hurlock, Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentan Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Husniah, Nur Aqlia. 2011. Penerapan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan


Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam (Ski) Kelas IV B Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Sukun Malang
Penerapan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa dalam Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (Ski) Kelas IV
B Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Sukun Malang. Malang: Skripsi UIN
Maulana Malik Ibrahim.

Kellerman, Felix Peter. 2007. Sociodrama and Collective Trauma. London:


Jessica Kingsley Publishers.

Lauster, Peter. 2002. Tes Kepribadian. (Alih Bahasa D.H. Gulo). Edisi Bahasa
Indonesia. Cetakan Ketigabelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Leveton, Eva. 2010. Healing Collective Trauma Using Sociodrama And Drama
Therapy. Newyork : Springer Publishing Company.

Moreno, J.L. 1942. The concept of sociodrama: a new approach to the problem
of inter-cultural relations. New York: Beacon House.

Moreno, J.L. 1953. Who shall survive? New York: Beacon House.

Perry, Martin. 2005. Confidence Boosters (Pendongkrak Kepercayaan Diri).


Jakarta : Esensi.

Prasetyo, Iis Kukuh. 2013. Upaya Peningkatan Kepercayaan Diri Melalui Metode
Bermain Peran (Role Playing) Pada Siswa Kelas VIII Di SMP N 3
Manisrenggo. Universitas Negeri Yogyakarta.

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Priyono, Rini. 2011. Efektivitas Bimbingan Kelompok Dengan Menggunakan
Teknik Bercerita Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Korban
Bencana Alam. Bandung : Skripsi Psikologi FIP UPI. Tidak diterbitkan.

Problem Perilaku Anak. 2011. Kurangnya Percaya Diri. [Online]. Tersedia:


http://problemperilakuanak.blogspot.com/2011/06/kurang-percaya-
diri_11.html. Tanggal 4 April 2013.

Propper, Herb Ph.D., T.E.P. 2008. A Concise Introduction to Psychodrama,


Sociodrama and Sociometry. Vienna.

Rohayati, Iceu. 2011. Program Bimbingan Teman Sebaya Untuk meningkatkan


Kepercayaan Diri Siswa. BAndung : Tesis PPB FIP UPI. Tidak
Diterbitkan.

Rusmana, Nandang. 2009. Permainan (Play & Games). Permainan untuk para
pendidik, pembimbing, pelatih, dan widyaiswara. Bandung: RIZQI
PRESS.

Rusmana, Nandang. 2009. Konseling Kelompok bagi anak berpengalaman


Traumatis. Bandung: RIZQI PRESS.

Sa’adah, Munjiati. (2011). Efektivitas Teknik Sosiodrama Untuk meningkatkan


Percaya Diri Siswa. Bandung : TESIS BK Pascasarjana UPI.

Saomah, Aas. 2012. Tugas-tugas PErkembangan Tugas SMP. [Online]. Tersedia:


http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIM
BINGAN/196103171987032-AAS_SAOMAH/Tugas-
tugas_Perkembangan_Siswa_SMPx.pdf. Tanggal 10 September 2013.

Sarwono. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada

Santrock, J. W. 2006. Human Adjustment. University Of Texas at Dallas. Mc


Graw Hill Companies.

Santrock, John, W. 2007. Remaja. Edisi 11. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Schaefer, Charles & Reid, D. S. 2001. Game Play (Theurapeutic Use of


Childhood Games). Canada: John Wiley & Sons, Inc.

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Shofiatun, Nani. 2012. Pengaruh Bermain Peran (Role Playing) dalam
Meningkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris. [Online]. Tersedia:
http://www.infodiknas.com/207-pengaruh-bermain-peran-role-playing-
dalam-meningkatkan-pembelajaran-bahasa-inggris./ [23 Desember
2013]..

Sugiyono, Dr. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit:
Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Suhardita, Kadek. 2011. Efektivitas Penggunaan Teknik Permainan dalam


Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa.
Bandung. Skripsi PPB FIP UPI. Tidak Diterbitkan.

Sukmadinata. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosda.

Suwarjo dan Eliasa. 2011. 55 Permainan (Games) Dalam Bimbingan Dan


konseling. Yogyakarta: Paramitra Publishing.

Suryana, Dodi. 2012. Efektivitas Permainan Kelompok Untuk Mengembangkan


Kreativitas Siswa. Bandung : Skripsi PPB FIP UPI. Tidak Diterbitkan.

Uno, Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar


Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Willis, Sofyan. 2004. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.

Winkel, W. S. 2012. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.


Yogyakarta: Media Abadi.

Yeung, Rob. 2010. Confidence. New Jersey: Pearson Education, Inc. publishing
as FT. Press.

Yusuf, Syamsu. 2002. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yusuf, Syamsu. 2007. Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung:
Rosda.

Nining Susanti, 2014


Efektivitas teknik permainan dan teknik sosiodrama dalam meningkatkan kepercayaan
peserta didik
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

You might also like