You are on page 1of 22

i

PENGARUH WORK FROM HOME TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR

AKUNTAN PUBLIK YANISWAR & REKAN

OLEH :

MARHA RAMADANA HADJU

NIM. 19401032

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)

YAYASAN PENDIDIKAN UJUNG PANDANG (YPUP)

MAKASSAR

MEI 2022
ii

Halaman

HALAMAN SAMPUL................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................ii

DAFTAR TABEL....................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................1

1.1. Latar Belakang .................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah ...........................................................................4

1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................4

1.4. Manfaat Penelitian ...........................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................6

2.1. Theory of Planned Behavior ............................................................6

2.2. Work From Home .............................................................................9

2.3. Kinerja Auditor.................................................................................13

BAB III METODE PENELITIAN............................................................15

3.1. Desain Penelitian ...........................................................................15

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .........................................................16

3.3. Teknik Analisis Data ......................................................................16

BAB IV DAFTAR PUSTAKA ................................................................17


iii

DAFTAR TABLE

Halaman

2.2. Konsep work from home................................................................10


iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1. Kerangka Theory of Planned behavior ............................................7

3.1. Desain Penelitian ...........................................................................14


v
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) atau yang

dikenal dengan Virus Covid-19 merupakan jenis virus paling baru dari jenis virus

menular yang dapat menular dengan cepat kepada manusia. Pada penyebaran

virus jenis ini menyerang tanpa melihat umur dan gender. Pada Desember 2019

Virus Covid-19 pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, di China.

Pada Tahun 2020, Penyebaran Virus Corona sudah menyebar di Negara

Indonesia, sehingga pemerintah pusat maupun pemerintah daerah mengambil

tindakan yang Aman dalam memutus rantai penyebaran Virus Corona. Dalam

memutus rantai penyebaran Virus Corona Kebijakan tersebut disusul oleh

penetapan World Health Organization (WHO) melalui pers Dr. Tedros Adhanom

Ghebreyesus.

Pada Tanggal 12 Maret 2020 Presiden Joko Widodo menetapkan sebagai

pandemi global Covid-19 di Istana Bogor, Sehingga Kementrian Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Menyampaikan kebijakan

nasional tentang penyesuaian jam kerja Selama menyebarnya Covid-19. Bapak

Presiden Joko Widodo menghimbau agar semua masyarakat dapat mematuhi

peraturan untuk upaya mencegah Covid-19. Pedoman ini dimaksudkan agar

pelaksanaan kegiatan dengan bekerja dirumah Work From Home (WFH) karena

penyebaran Covid-19 yang sangat begitu cepat.


2

Pemerintah Pusat, pemerintah daerah maupun karyawan melakukan Work From

Home (WFH) dan Protokol kesehatan lainnya yang berupa menjaga jarak minimal

1 meter, mencuci tangan menggunakan sabun, menggunakan masker, serta

menghindari keramaian. Pemerintah Indonesia juga memberlakukan sistem

lockdown atau suatu upaya pengendalian penyebaran Virus Covid-19 dimana

semua warga melakukan karantina mandiri selama 14 hari. Sistem lockdown dan

WFH sudah diterapkan diberbagai wilayah Indonesia. Untuk mangantisipasi

penyebaran serta jumlah penderita Covid-19 di wilayah Indonesia. Dengan

membatasi berbagai kegiatan seperti disekolah, aktifitas diluar rumah, berbagai

kegiatan ibadah, serta bekerja, semua itu dilaksanakan dI rumah atau yang biasa

disebut dengan WFH.

Bekerja dari rumah atau work from home tidak jauh berbeda dengan bekerja dari

kantor atau Work From Office.  Bekerja dari rumah memiliki kewajiban dan

tanggung jawab yang sama dengan bekerja dari kantor. Pada saat

pelaksanaannya, penerapan work from home tentunya memiliki tantangan dan

kendala yang tidak mudah, karena tidak semua sektor pekerjaan dapat dikerjakan

dari rumah. Banyak hal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan work from home

seperti ketidaktersedianya alat kerja dan komunikasi, kurangnya koordinasi, dan

lain sebagainya.

Work From Home (WFH) menjadi solusi untuk mengantisipasi penyebaran Virus

Covid-19 dan keselamatan karyawan. Disisi lain dari Work From Home (WFH)

untuk mengurangi risiko penularan dan untuk keselamatan karyawan, Work From

Home (WFH) juga Menghemat Biaya Pengeluaran bagi Karyawan. Bekerja dari
3

rumah bagi karyawan dapat menghemat biaya, seperti biaya makan dan biaya

transportasi yang harus dikeluarkan ketika bekerja dari kantor. Berbeda hal jika

karyawan berangkat ke kantor. Meskipun mendapat biaya transportasi dan biaya

makan dari kantor, tapi dengan keluar dari rumah, cobaan untuk membeli

makanan direstoran bisa membuat biaya yang akan dikeluarkan lebih dari

anggaran atau perkiraan pengeluaran yang telah ditetapkan.

Manfaat lain dari Work From Home (WFH) selain dari Menghemat BIaya

Pengeluaran bagi karyawan juga memiliki manfaat lain yaitu lebih fleksibel.

Karyawan yang bekerja dari rumah membuat jam kerja yang lebih fleksibel dan

dapat menentukan sesuai keinginan bekerja pada jam berapa.

Selain manfaat dari Work From Home (WFH) ada pula kekurangan dari Work

From Home (WFH), yaitu Jam Kerja pada saat dirumah menjadi tidak teratur.

Meskipun bekerja dari rumah memang fleksibel, akan tetapi jika Karyawan terlalu

memfleksibelkan diri, tidak akan memiliki batasan jam kerja seperti yang

seharusnya pada saat bekerja dari kantor. Bisa saja karyawan mementingkan

pekerjaan selama 24/7 atau justru sebaliknya malah mengabaikan pekerjaan dan

menundanya secara terus menerus.


4

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh Work From

Home (WFH) dapat mempengaruhi Kinerja Karyawan pada Kantor Akuntan Publik

Yaniswar dan Rekan?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Work From Home dapat mempengaruhi

kinerja karyawan pada Kantor Akuntan Publik Yaniswar dan Rekan

1.4. Manfaat Penelitian

Pada Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang praktis dan

teoritis, antara lain sebagai berikut:

1. Teoritis

a. Bagi Peneliti

Sebagai salah satu cara penambah wawasan tentang bagaimana work from

home dapat mempengaruhi kinerja karyawan di Kantor Akuntan Publik Yaniswar

dan Rekan di Makassar, selain itu penelitian ini juga sebagai salah satu cara

mempraktekkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dikampus.

b. Bagi Kampus

Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat menjadi salah satu tambahan

referensi bagi civitas akademika yang bisa menjadi acuan untuk penelitian

dimasa yang akan datang dengan lebih professional.


5

2. Praktis

Penelitian Ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi bagi semua

pihak untuk merumuskan kebijakan terkait pelaksanaan Work From Home

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
6

2.1. Theory of Planned Behavior

Theory of Planned Behavior adalah teori menggabungkan beberapa konsep

dalam ilmu sosial dan perilaku, dan mendefinisikan konsep-konsep dengan cara yang

memungkinkan prediksi dan pemahaman tentang perilaku tertentu dalam kondisi

tertentu. Pada Theory of Planned Behavior merupakan teori yang memprediksi niat

perilaku dengan tingkat akurasi yang tinggi. Pada teori ini dalam kombinasi dengan

kontrol perilaku yang dirasakan, dapat menjelaskan sebagian besar varian dalam

perilaku. Teori perilaku terencana menelusuri sikap, norma subjektif, dan kontol perilaku

yang dirasakan landasan keyakinan yang mendasari tentang perilaku. Meskipun ada

banyak bukti untuk hubungan yang signifikan antara keyakinan perilaku dan sikap

terhadap perilaku, antara keyakinan normatif dan norma subjektif, dan antara keyakinan

kontrol dan persepsi kontrol perilaku, bentuk yang tepat dari hubungan ini masih tidak

pasti. Pandangan yang paling banyak diterima, yang menggambarkan sifat hubungan

dalam hal model harapan-nolai, telah menerima beberapa dukungan, tetapi jelas ada

banyak ruang untuk perbaikan. Khususnya menjadi perhatian adalah korelasi hanya

dengan besaran sedang yang sering diamati dalam upaya untuk menghubungkan

langkah-langkah berbasis keyakinan dan konstruksi teori dengan ukuran lain yang lebih

global dari konstruksi ini. Theory of Planned Behavior adalah teori untuk memprediksi

sikap atau perilaku yang dapat dipertimbangkan dan direncanakan. Teori ini didasarkan

bahwa manusia adalah makhluk yang logis dalam berperilaku, jadi setiap manusia pasti

memikirkan terlebih dahulu dampak atau konsekuensi aoa yang akan mereka terima

jika mereka melakukan atau tidak melakukan sikap tersebut. Kelebihan dari teori ini
7

adalah dapat mengidentifikasi keyakinan seseorang terhadap sesuatu yang terjadi

sesuai dengan perilaku yang telah dilakukan. Dalam Theory of Reasoned Action ada

dua faktor yang mempengaruhi maksud dari seseorang untuk berperilaku, sedangkan

didalam Theory of Planned Behavior adanya penambahan prediksi orang lain yang bisa

mempengaruhi maksud seseorang dalam berperilaku, yaitu perceivedbehavior control.

Jadi dalam teori ini disempurnakan dengan adanya tiga prediksi utama yang dapat

mempengaruhi perilaku individu untuk berperilaku, 16 diantaranya sikap terhadap

perilaku atau attitude toward behavior, norma subjektif tentang suatu perilaku atau

subjective norm, dan persepsi tentang kontrol perilaku atau perceived behavior control.

Adapun kerangka model dari Theory of Planned Behaviour, Yaitu :

Attitude / Sikap

Intention / Norma Behavior /


Subjective Norm /

Norma Subjektif Subjektif Perilaku

Perceived Behavior

Control / Kontrol

Perilaku

Gambar 2.1 Kerangka Theory of Planned Behavior


8

Pada Theory of Planned Behavior memiliki tiga konsep dalam kerangka konseptual,

dan pada gambar diatas menjelaskan model Theory of Planned Behavior yang

dijelaskan oleh (Azjen, 1991) yaitu :

1. Attitude / Sikap

Sikap terhadap perilaku merupakan salah satu yang utama dari niat

sebelum melakukan suatu tindakan. Pada teori ini sikap terhadap perilaku merupakan

suatu evaluasi secara positiff atau negative terhadap kejadian, perilaku atau niat yang

sudah dilakukan.

2. Subjective Norm / Norma Subjektif

Norma Subjektif merupakan prediksi penting lain yang ada dalam teori ini,

dimana merupakan diluar faktor individu yang akan memberikan persepsi seseorang

tentang perilaku yang akan dilaksanakan.

3. Perceived Behavior Control / Kontrol Perilaku

Salah satu variabel yang dapat mempengaruhi teori ini juga merupakan

kontrol perilaku, dimana persepsi atau kemampuan seorang individu mengenai kontrol

individu terhadap suatu perilaku, yaitu dengan adanya pengalaman masa lalu yang bisa

menjadi suatu cerminan seseorang melakukan suatu perilaku dengan mudah ataupun

kesulitan.

Alasan penulis menggunakan Theory of Planned Behavior dalam

penelitian ini guna untuk menjelaskan bahwa seseorang atau perilaku tindakan dari

seseorang yang berkaitan dengan Kinerja Auditor dalam melaksanakan pekerjaan

dapat dipengaruhi oleh adanya Work From Home. Pengaruh dari Work From Home
9

terhadap kinerja seorang auditor dapat berubah jika adanya faktor lain yang dapat

memperkuat atau memperlemah suatu tindakan yaitu dengan adanya budaya yang

telah ditetapkan dan diberlakukan oleh masing-masing perusahaan atau kantor dimana

tempat auditor melakukan pekerjaannya.

2.2. Work From Home

a) Pengertian Work From Home

Istilah Work From Home atau bekerja dari rumah pertama kali muncul

dalam buku The Human Use of Human Beings Cybernetics and Society oleh

Nobert Wiener pada tahun 1950.

Work From Home merupakan istilah dari bekerja dari jarak jauh, atau yang

lebih tepatnya pekerjaan yang biasanya dilakukan dikantor dari rumah. Jadi yang

biasanya pekerja datang kekantor bertatap muka dengan pekerja yang lain pada

saat Work From Home tidak perlu lagi datang kekantor.

Dalam Kerangka Work From Home merupakan suatu konsep yang dimana

pekerjaan dari jarak jauh (telecommuting) yang sebenarnya bukanlah sesuatu

hal yang baru dalam dunia kerja dan perencanaan kota, sehingga setelah

dikenal sejak tahun 1970 an sebagai salah satu solusi kemacetan lalulintas dari

perjalanan rumah kekantor pulang pergi setiap hari, Mungkasa (2020). Work

from Home adalah salah satu Bahasa lain dari bekerja dari jarak jauh (remote

working), tepatnya melakukan pekerjaan di rumah. Jadi pekerja kantor tidak


10

perlu datang ke kantor tatap muka dengan para pekerja kantor lainnya (Ashal,

2020).

b) Konsep Work From Home

Konsep karyawan yang bekerja dari rumah (Work From Home) Disebut juga Telework

atau Telecommuting Work. Telework diartikan sebagai pengaturan alternatif kerja di

mana karyawan bekerja dari lokasi yang alternatif misalnya, jauh dari kantor utama,

setidaknya dari jadwal kerja mereka sebagian besar menggunakan media sosial untuk

berkomunikasi dengan karyawan lain dari kantor sambil melakukan pekerjaan (Bailey &

Kurland, 2002; Baruch, 2001; Feldman & Gainey, 1997 dalam (Holland et al., 2016).

Kategori Manfaat/Kelebihan/Keunggulan Kelemahan/

Kekurangan/Tantangan

Dimensi Ekonomi – Manajemen

 kemandirian dan  kurangnya proses

keleluasaan menentukan belajar langsung

jadwal kerja dan berkurangnya

sharing

pengetahuan secara

langsung

 meminimalisir jadwal  kurangnya hubungan


Pekerja
perjalanan ke kantor dengan pimpinan

yang dapat
11

berpengaruh

pada karir dan pekerjaan

 Berkurangnya dana  merasa terisolasi dari

perjalanan, dan parkir jejaring sosial kantor

 mengembakan semangat,  menganggap tidak

komitmen bekerja, dan disukai oleh rekan

tingkat kepuasan kerja kerja

 terhindarnya dari pengaruh  bertambahnya dana

orang lain secara sembunyi- rumah tangga baik

sembunyi listrik, pulsa, dan

lainnya

 mengembangkan  menyamakan alat kerja

kompetensi dan kemampuan di rumah dan di kantor

 mengambakan pemasukan  tidak tersedianya cukup

dan pengeluaran tempat serta lingkungan

yang mendukung untuk

bekerja di rumah

 penyediaan peraturan

yang memadai

 mengembakan kapasitas  manajer berpandangan

pekerja dan kualitas sebagai ancaman

pekerjaan terhadap identitas,

harga diri dan jabatan


12

 menurunkan tingkat  kesusahan mengawasi

Pemberi ketidakhadiran dan kinerja pekerja

Kerja keterlambatan pekerja

 mengembangkan jam  kesusahan dalam

kerja pekerja terutama mengukur tingkat

pekerja berkualitas produktivitas

pekerja

 berkurangnya biaya kantor  mendukung

perubahan organisasi

keluar dari kegiatan

monoton

 pekerja kantor diharapkan  kesusahan dalam

bertambah tanpa penerapan untuk

menambah luasan kantor organisasi dengan

manajemen yang

terpusat

 memanfaatkan  kesusahan mendukung

manajemen pengetahuan, sinergitas tim

bekerja jarak

jauh, dan e-learning dapat

Table 2.2 Konsep Work From Home


13

c) Dimensi Work From Home

Ada tiga aspek penerapan atau terwujudnya suatu Work From Home yang

dikemukakan oleh Gądecki et al., 2018 yaitu:

a. Peran sosial: penjelasan tentang individu sebagai pekerja dari rumah, sebuah

peran dan posisi teleworker yang konsisten dilakukan.

b. Ruang: perubahan ruang pribadi yaitu rumah sebagai tempat mencapai sesuatu

yang direncanakan atau kesukaan dan mengekspresikan diri ke dalam ruang

dimana seseorang dapat berkumpul untuk menyelesaikan sesuatu yang harus

terselesaikan.

c. Waktu: penggunaan ruang pribadi atau ruang kerja yang mengarah kepada dua

sistem waktu yang berbeda: waktu siklik (pekerjaan rumah tangga) dan waktu

linier (tugas profesional), yang bertumpuk.

2.3 Kinerja Auditor

Menurut Gunawan (2013) juga merumuskan jika kinerja berarti tercapainya

individu atau sumber daya manusia (SDM) pada waktu yang telah ditetapkan,

baik diukur secara kualitas maupun diukur secara kuantitas untuk upaya

menyelesaikan tanggung jawab yang telah diamanatkan kepada orang tersebut

melalui tahap dan keinginan untuk terus dapat meningkatkan kualitas kerjanya,

yang akan diberikan penilaian oleh atasan, sehingga pekerja kantor selalu
14

mengoptimalkan upayanya demi tercapainya peningkatan kinerja atau prestasi,

serta adanya keinginan pekerja kantor untuk mendapatkan penghargaan dari

hasil yang dikerjakannya. Dengan terciptanya pengembangan kinerja atau

pengahargaan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.

Job Performance atau yang biasa disebut kinerja dijelaskan adalah penyesuaian

kualitas dan kuantitas hasil yang diperoleh dari individu, pekerja kantor tersebut

dengan tugas dan tanggung jawab serta tugas yang diberikan kepada individu

tersebut. (Mangkunegara, A. A., & Prabu, A. 2017).

Kinerja auditor merupakan hasil karya yang dicapai oleh seorang yang telah

menyelesaikan pekerjaan yang telah diberikan kepadanya. Hasil dari kinerja

auditor yaitu atas pengalaman, kecakapan, dan manajemen waktu yang telah

diatur dalam mempertimbangkan kualitas,kuantitas, dan ketepatan waktu dalam

mencapai tujuan organisasi. (Trisnaningsih (2007).

Seorang akuntan publik yang telah menjalankan tugasnya dan memperoleh

hasil dalam melakukan pemeriksaan secara independen atas pemeriksaan

laporan keuangan suatu perusahaan merupakan hasil dari kinerja auditor. (Asih

2006)
15

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Gambar 3.1

Desain Penelitian

Keadaan Auditor yang harus

beradaptasi dengan cepat

Pengaruh Work Kinerja Auditor

From Home
16

Berdasarkan masalah yang ada, penulis melakukan penelitian ini di Kantor Akuntan

Publik Yaniswar dan Rekan dengan penelitian yang berbentuk deskriptif kualitatif.

Teknik yang digunakan pada penelitian ini yaitu wawancara dan dokumentasi.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian ini dilakukan Pada Kantor Akuntan Publik Yaniswar dan

Rekan Yang berlokasi di Jalan Langgau Lorong 8 No. 6, Kel. Timungan Lompoa

Kec. Bontoala Makassar, Sulawesi Selatan 90152. Sedangkan aktu Penelitian ini

dilakukan kurang lebih 2 (dua) bulan.

3.3. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data kualitatif deskriptif

pendekatan fenomenologi dimana data kualitatif merupakan proses analisis data

yang tidak melibatkan berbentuk angka. Data kualitatif adalah data yang

menggambarkan secara langsung objek yang sedang diteliti. Dalam penelitian

kualitatif peneliti mengumpulkan data dari berbagai sumber dan dilakukan

dengan cara wawancara dan dokumentasi sehingga dapat diketahui sampai

sejauh mana wawancara dapat menjadi alat ukur dalam mengukur suatu

pengaruh yang ada


17

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I. (1991). The Theory Of Planned Behavior. Organizational Behavior And Human
Decision Processes.
Ashal R.A. 2020. Pengaruh Work From Home Terhadap Kinerja Aparatur Sipil Negara
Di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Tpi Medan. Medan. Volume 14, Nomor 2, Juli
2020, h, 223.
Asih, Rike Dewi. 2006. Pengaruh Interaksi Locus Of Control Auditor dan Struktur Audit
Terhadap Kinerja Auditor: Studi pada KAP di Kota Surabaya dan Malang, Jurnal
Ilmiah Bidang Manajemen dan Akuntansi, September, Vol. 3, No. 2, hlm. 121-
143.
Gądecki, J., Jewdokimow, M., & Żadkowska, M. (2018). New Technologies And Family
Life In The Context Of Work At Home. The Strategies Of Work-Life 94 Balance.
Studia Humanistyczne Agh, 17(4).
Gunawan, I. (2013). Pengaruh Komitmen Organisasional Dan Locus Of Control
Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Nikkatsu Electric Works Bandung. Fakultas
Ekonomi Program Studi Manajemen, Universitas Komputer Indonesia.
Holland, S. J., Simpson, K. M., Dalal, R. S., & Vega, R. P. (2016). I can’t steal from a
coworker if I work from home: Conceptual and measurement-related issues
associated with studying counterproductive work behavior in a telework setting.
Human Performance.
Mangkunegara, A. A., & Prabu, A. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, Cetakan 14, Pt. Remaja Rosdkarya Offset, Bandung
Mungkasa O. 2020. Bekerja dari Rumah (Working From Home/WFH): Menuju Tatanan
Baru Era Pandemi COVID 19. The Indonesian Journal of Development Planning
Volume IV No. 2, 2020 h,127- 128.
Trisnaningsih, Sri. 2007. Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi Sebagai
Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan dan
Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. Prosiding Simposium Nasional
Akuntansi X, 26-28 Juli, hlm. 1-56

You might also like