You are on page 1of 5

Yosef Panji Sumirat

(NIM : 15416226201068)

Luqman Sayudi
(NIM : 15416226201054)

Ilham
(NIM : 15416226201141)

Dea Ledia Apriyadi


(NIM : 15416226201032)

Fifi Fitria Nurul Islami


(NIM : 15416226201155)

A. JUDUL JURNAL

PENINGKATAN FASILITAS PRODUKSI TATA LETAK UNTUK


AREA KEMASAN SEKUNDER PERUSAHAAN FARMASI
DI INDONESIA DENGAN METODE CORELAP

B. NAMA PENULIS / INSTITUTSI

Inaki Maulida Hakim1 *, Vidyahningtyas Istiyanti1/


Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI Depok,
Depok 16424, Indonesia

C. NAMA JURNAL

Jurnal Teknologi Internasional (2015) 6: 1006-1016


ISSN 2086-9614
© IJTech 2015

D. LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia memiliki banyak perusahaan di industri farmasi; Hal itu bisa dilihat dari
kenaikannya dalam total pendapatan industri farmasi yang sejalan dengan kenaikan alokasi anggaran
kesehatan Peningkatan ini didorong oleh peraturan pemerintah yang mendukung dari proyek
kesehatan masyarakat. Faktor lain yang berkontribusi adalah pertumbuhan kelas menengah yang
membayar lebih memperhatikan produk kesehatan yang lebih baik. Meningkatkan jumlah belanja
perawatan kesehatan mendorong setiap perusahaan farmasi di Indonesia untuk terus meningkatkan
efektivitasnya dari proses produksi mereka agar bisa meningkatkan output perusahaan untuk
memenuhi kenaikan dalam permintaan konsumen. Tata letak fasilitas produksi, yang sejajar dengan
proses produksi, merupakan salah satu faktor, yang mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Tata
letak fasilitas produksi adalah dasar utama untuk efisiensi produksi. Mesin dan fasilitas pendukung
produksi lainnya di Indonesia. Pengaturan area kerja memudahkan pergerakan penanganan material.
Tujuannya adalah untuk Dapatkan arus teratur antara bahan dan kondisi kerja untuk menumbuhkan
optimal hubungan. Efisiensi proses produksi akan memungkinkan perusahaan beroperasi dengan
lancar, menyebabkan peningkatan produktivitas. Upaya ini mendukung tujuan akhir perusahaan,
yaitu mengoptimalkan keuntungan. Purnomo (2004) menyebutkan tata letak fasilitas yang dirancang
dengan baik pada umumnya akan memberikan. Kontribusi positif dalam proses operasi
perusahaan. Akhirnya, optimasi seperti itu akan terjadi menyebabkan keberlanjutan dan kesuksesan
perusahaan. Seringkali perusahaan yang ada juga mendesain ulang desainnya layout produksi untuk
meningkatkan efisiensi operasional mereka. Salah satu alasan mengapa manajemen membutuhkan.
Untuk lebih meningkatkan kinerjanya adalah mendapatkan jarak tempuh material yang lebih pendek.
Umumnya, proses produksi menjadi lebih efektif dan efisien setelahnya agar terus menerus menjaga
viabilitas operasi perusahaan. Penelitian ini berfokus pada perusahaan farmasi yang wilayah
produksinya terbagi menjadi Black Area dan Gray Area untuk pengolahan dan pengemasan. Area
Hitam adalah tempat prosesnya pembuatan obat berlangsung, mulai dari menimbang hingga proses
pengemasan primer. Sedangkan Grey Area adalah tempat proses secondary packaging terjadi. Area
Grey atau Area Kemasan Sekunder terdiri dari beberapa proses, yaitu perakitan kecil dan kardus
besar, mengemas obat ke dalam kotak kardus kecil, membubuhkan tanggal kedaluwarsa pelabelan,
menimbang kotak kardus kecil setelah mereka dikenai obat, masukkan kotak kardus kecil ke dalam
kotak kardus besar, dengan berat kotak kardus besar, dan pembungkus label nomor produksi.
Masalah yang terkait dengan tata letak tertentu berkaitan dengan penempatan yang tepat
fasilitas produksi. Tata letak fasilitas produksi yang tidak beraturan berdampak pada penyerahan
yang efisien arus material, sehingga mengurangi optimalisasi proses produksi, terutama pada Area
Kemasan Sekunder. Setelah proses pengemasan primer, barang setengah jadi terakumulasi baik di
Area Penyimpanan maupun di Area Kemasan Sekunder, sehingga memimpin untuk masalah dalam
aliran material dan penanganan material jarak jauh. Dalam Kemasan Sekunder Areanya, ada lima
jenis kelompok proses pengemasan. Masih ada beberapa proses dalam kelompok pengemasan jenis
yang sama yang belum ditempatkan berdekatan satu sama lain. Dalam penelitian ini, penulis akan
mengevaluasi tata letak fasilitas produksi dalam hal ini. Area Pembungkus Sekunder milik
perusahaan farmasi dengan menganalisa jarak total penanganan material yang terjadi di lantai
produksi.

E. MASALAH/PERTANYAAN PENELITIAN
Masalah yang terkait dengan tata letak tertentu berkaitan dengan penempatan yang tepat
fasilitas produksi. Tata letak fasilitas produksi yang tidak beraturan berdampak pada penyerahan
yang efisien arus material, sehingga mengurangi optimalisasi proses produksi, terutama pada Area
Kemasan Sekunder.

F. TUJUAN PENELITIAN

Tujuannya adalah untuk mendapatkan arus teratur antara bahan dan kondisi kerja untuk
menumbuhkan hubungan optimal. Efisiensi proses produksi akan memungkinkan perusahaan
beroperasi dengan lancar, menyebabkan peningkatan produktivitas.
G. METODE

Data yang dikumpulkan dan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah nama
proses dan layout awal di Area Kemasan Sekunder, ukuran area, jenis kemasan, dan proses yang
digunakan untuk setiap jenis kemasan. Ada lima kelompok proses:
• Packaging Material Storage (PM)
• Coding Line (CL)
• Packaging Line (PL)
• Coding Strip (CS)
• Periksa Weigher (CW)

H. HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, dapat dilihat bahwa material handling distance
dari. Tata letak yang diusulkan diperoleh dengan menggunakan metode CORELAP menghasilkan
pengurangan minimal 17,53 meter atau 9,017% dibandingkan dengan jarak penanganan material dari
tata letak awal. Pada layout awal, total handling material adalah 194,41 meter, sedangkan yang
diusulkan
Tata letaknya 176,88 meter. Dengan menggunakan metode CORELAP, faktor hubungan
antara. Proses dan penanganan material dapat diwujudkan dengan menyelaraskan proses terkait
berdasarkan jenisnya dari kemasan sehingga proses produksi berjalan dengan baik, lancar dan efisien.

I. REVIEW / KOMENTAR

Penelitian ini menunjukkan bahwa perbaikan dapat dilakukan untuk minimalkan jarak
penanganan material dengan menggunakan Metode CORELAP. Analisis proses kedekatan dalam
penelitian ini menggunakan Bagan Proses Operasi selanjutnya berkembang menjadi Activity
Relationship Chart (ARC). Metode Perencanaan (CORELAP) yang dipilih menjadi metode terbaik
untuk menangani penanganan material dalam penelitian ini dan merupakan metode yang sangat cocok
untuk mendesain ulang layout yang ada.
J. ABSTRAK JURNAL

Penelitian ini untuk salah satu perusahaan farmasi di Indonesia. Perusahaan Kawasan
produksi terdiri dari dua bagian, yaitu Kawasan Hitam dan Area Keliling untuk pengolahan dan
kemasan. Ada empat jenis kemasan di Area Kemasan Sekunder. Setiap jenis Kemasan
menggunakan proses yang berbeda, namun ada juga beberapa proses yang digunakan oleh semua
jenis kemasannya. Berdasarkan pengamatan tersebut, tata letak areal produksi untuk Kemasan
sekunder di perusahaan farmasi tidak optimal karena bahannya Penanganan jarak masih cukup
panjang dan ada beberapa proses serupa untuk kemasan yang sama tipe yang tidak berdekatan,
sehingga proses produksi tidak efisien. Penelitian ini bertujuan untuk
mendesain ulang tata letak di area tersebut dengan Computerised Relationship Layout
Planning (CORELAP). Data seperti nama proses, urutan proses, dan hubungan antara proses ke
dalam Activity Relationship Chart (ARC), selanjutnya
diproses untuk mendapatkan nilai Total Clanceess Rating (TCR) untuk setiap proses yang
diulangi dengan Metode CORELAP Dari perhitungan tersebut, tata letak yang diusulkan memiliki
jarak penanganan material yang dipersingkat 9,017% dibandingkan dengan tata letak saat ini. Jenis
kemasan yang sama Proses berada pada posisi yang berdekatan.

K. DAFTAR PUSTAKA

Apple, JM, 1990. Tata Letak Pabrik dan Penanganan Material (3rded). Bandung:ITB

Drira, A., Pierreval, H., Gabouj, SH, 2007. Permasalahan Tata Letak Fasilitas: Survei
Tahunan Ulasan di Kontrol, Volume 31, hlm. 255 267

Hidayat, NPA, 2011. Desain Tata Letak pada Jurusan Finishing CV. SG-Bandung. Industri Jurnal
Teknik , hlm. 137 146

Heragu, SS, 2008. Desain Fasilitas (3rded). USA: CRC Tekan Taylor & Francis Group Khan, AJ,
Tidke, DJ, 2013. Merancang Layout Fasilitas untuk Usaha Kecil dan Menengah. Jurnal
Internasional Teknik Resesarch dan Ilmu Pengetahuan Umum , Volume 1 (2), hlm.1 8

Kriel, M., 2010. Optimalisasi Tata Letak Fasilitas Melalui Simulasi. Universitas Pretoria.
Pretoria Moore, JM, 1962. Tata Letak dan Desain Pabrik (1sted). New York: Perusahaan
Macmillan

Purnomo, H., 2004. Perencanaan dan Desain Fasilitas. Yogyakarta: Graha Ilmu (dalam Bahasa)

Setiawati, L., 2012. Perbaikan Tata Letak Sarana Produksi dengan menggunakan Algoritma Blocplan.
Jurnal Teknik Industri Universitas Bung Hatta, Volume 1 (2), hlm. 206 216

Siregar, RM, Sukatendel, D., Tarigan, U., 2013. Desain Ulang Tata Letak Sarana Produksi oleh PT
Melaksanakan Algoritma BLOCPLAN dan Algoritma CORELAP di PT. XYZ.
IndustriRekayasa E-Jurnal FT USU , Volume 1 (1), hal. 35 44

You might also like