Professional Documents
Culture Documents
Proposal PKM Semau
Proposal PKM Semau
Tim Pelaksana
2022
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN 2
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM3
BAB I PENDAHULUAN 4
A. Analisis
Situasi................................................................................................................................ 4
B. Permasalahan mitra
......................................................................................................................... 6
C. Tujuan Kegiatan
.............................................................................................................................. 6
D. Manfaat
kegiatan............................................................................................................................. 6
E. Khalayak Sasaran
.............................................................................................................................7
BAB II SOLUSI
PERMASALAHAN.................................................................................................... 8
BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN
..........................................................................................9
A. Tahapan Penyelesaian Permasalahan
.................................................................................................. 9
B. Metode Pelaksanaan
Kegiatan............................................................................................................. 9
C. Evaluasi Pelaksanaan Keberhasilan
Program...................................................................................... 9
D. Jadwal kegiatan
..................................................................................................................................9
2
HALAMAN PENGESAHAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT
3
Mengetahui, Kupang, 26
September 2022
Koordinator Program Studi Ketua Tim Pengusul
Kesehatan Masyakat
Menyetujui,
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Nusa Cendana
4
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
1. Judul PKM :
“PENINGKATAN PENGETAHUAN SISWA SEKOLAH DASAR MENGENAI
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MELALUI PENYULUHAN DI
WILAYAH LAHAN KERING KEPULAUAN DAN PARIWISATA (SD
INPRES HANSISI KECAMATAN SEMAU KABUPATEN KUPANG)”
2. Tim pengusul
Alokasi
Bidang Instansi
No Nama Jabatan Waktu
Keahlian Asal
(minggu/jam)
1 Cathrin Wea Djogo Geghi, Ketua Kesehatan Lingkungan FKM 4
SKM.,M.Sc Undana
5
solusi yang diambil adalah penyuluhan tentang PHBS pada anak-anak
sekolah dasar yang berada di SD Inpres Hansisi Kec. Semau Kab.
Kupang.
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
7
Implementasi PHBS melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan,
dan pembinaan lingkungan sehat yaitu dengan penyuluhan, pemeriksaan, gerak
dan lagu, demonstrasi, praktek langsung, pembiasaan, dan keteladanan dapat
meningkatkan kesadaran siswa-siswa untuk berperilaku bersih dan sehat, seperti
membuang sampah pada tempatnya, mengenakan pakaian bersih, menata rambut
dengan rapi memotong kuku secara rutin, mengonsumsi makanan sehat, mencuci
tangan sebelum makan, menggunakan jamban untuk buang air kecil dan buang air
besar, serta menggosok gigi dengan rajin (Masykuroh, 2020).
Penyuluhan di tingkat sekolah dasar mempunyai peranan yang signifikan
terhadap perilaku anak-anak di sekolah dengan terwujudnya perilaku hidup bersih
dan sehat bagi siswa-siswi sekolah dasar (Purwanti,dkk, 2020).
.Salah satu upaya peningkatan Kesehatan yang telah dilakukan oleh
pemerintah adalah penyuluhan tentang PHBS di berbagai sektor masyarakat, salah
satunya adalah institusi Pendidikan.
Penyakit infeksi masih merupakan penyakit utama di banyak negara berkembang,
termasuk Indonesia. Jenis penyakit infeksi di Indonesia yang banyak diderita oleh
balita adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), baik infeksi saluran
pernafasan bagian atas misalnya batuk pilek, faringitis dan infeksi saluran
pernafasan bagian bawah seperti bronchitis dan pneumonia, yang disebabkan oleh
bakteri (Said, 2006). Di Indonesia kasus Infeksi saluran Pernafasan Akut (ISPA)
selalu menempati urutan pertama penyebab kematian bayi di setiap tahunnya.
Selain itu ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah
sakit. Survey moralitas yang dilakukan di subdit ISPA tahun 2010 menempatkan
ISPA/Pneumonia sebagai penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia (Andha,
2012). Kenyataan tersebut menunjukan bahwa angka kejadian gizi buruk di
Indonesia masih tinggi, hal ini berpengaruh terhadap kekebalan tubuh balita
tersebut. Apabila kekebalan tubuh balita menurun maka penyakit ISPA mudah
menyerang. Penyakit ISPA dan status gizi buruk sering kali bekerjasama dan bila
demikian maka akan menimbulkan dampak yang lebih buruk (Santoso, 2001).
Anak Sekolah Dasar merupakan sasaran strategis dalam perbaikan gizi
masyarakat sehingga perlu dipersiapkan kualitasnya dengan baik. Gizi dibutuhkan
anak sekolah untuk pertumbuhan dan perkembangan, energi, berfikir, beraktivitas
8
fisik, dan daya tahan tubuh. Anak yang menderita kekurangan gizi akan
mengakibatkan daya tangkapnya berkurang, penurunan konsentrasi belajar,
pertumbuhan fisik tidak optimal, gangguan pertahanan tubuh, gangguan struktur
dan fungsi otak, serta gangguan perilaku (Mulyadi, 2007). Berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar tahun 2010, prevalensi nasional status gizi anak usia sekolah (6 –
12 tahun) terdiri dari 4,6% sangat kurus, 7,6% kurus, 78,6% normal dan 9,2%
gemuk. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan bahwa secara nasional
pada kelompok anak usia 5 – 12 tahun terdapat prevalensi pendek sebesar 30,7%,
prevalensi kurus sebesar 11,2%, dan prevalensi gemuk sebesar 18,8% (Handayani
dkk., 2013).
Status gizi dipengaruhi oleh keseimbangan antara asupan gizi
mikronutrien dan makronutrien. Faktor yang mempengaruhi kejadian gizi buruk
secara langsung, yaitu anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang,
memadai, dan anak mungkin menderita penyakit infeksi. Selain dipengaruhi oleh
pola konsumsi energi dan protein, status gizi juga dapat dipengaruhi oleh faktor
status kesehatan, pengetahuan, ekonomi, lingkungan, dan budaya (Mulyadi,
2007). Keadaan nutrisi yang buruk akan menyebabkan daya tahan tubuh menurun
dan mengganggu fungsi kekebalan tubuh sehingga meningkatkan resiko terkena
penyakit infeksi bahkan dapat memperberat keadaan penyakit infeksi yang
diderita (Rosali, 2013). Sebaliknya, adanya penyakit infeksi akan memperburuk
status nutrisi seseorang (Simarmata, 2013). Infeksi dapat mempengaruhi status
gizi melalui penurunan asupan makanan, penurunan absorbsi di usus,
meningkatkan katabolisme, dan mengambil nutrisi yang diperlukan tubuh untuk
sintesis jaringan dan pertumbuhan (Rosali, 2013).
Penyebaran penyakit menular di sekolah sangat rentan terjadi, baik dari
teman sekelas yang sedang sakit atau lingkungan sekolah yang tidak bersih. Oleh
karena itu, seluruh masyarakat sekolah harus selalu waspada dan melakukan
berbagai langkah pencegahan agar kesehatan anak tetap terjaga. Anak-anak lebih
berisiko terkena penyakit menular, sebab daya tahan tubuhnya masih lemah.
Terlebih, lingkungan sekolah merupakan tempat yang rentan bagi anak untuk
tertular penyakit, mulai dari jajanan yang tidak sehat, lingkungan yang kotor,
hingga interaksi yang tinggi dengan teman sekelas. Sebagian besar anak juga
9
belum memahami sepenuhnya tentang kebiasaan hidup sehat, seperti mencuci
tangan setiap saat, dan masih perlu selalu diingatkan. Oleh karena itu, bimbingan
dan pengawasan dari guru, orang tua, dan para pemerhati kesehatan sangat
penting dilakukan.
Usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan anak melalui pengelolaan di
sekolah dengan program Trias UKS, yaitu menanamkan pengetahuan kesehatan
pandangan dan kebiasaan hidup sehat untuk diri sendiri dan lingkungannya.
Pelayanan kesehatan dalam bentuk pencegahan penyakit, pengobatan dan
pemulihan. Menciptakan lingkungan sekolah sehat dalam kegiatan
ekstrakurikuler.
Penyelenggaraan upaya kesehatan mempunyai tujuan untuk mencapai
kemampuan hidup sehat bagi setiap manusia. Adanya kemampuan hidup sehat,
merupakan syarat utama bagi tercapainya derajat kesehatan yang optimal,
selanjutnya akan menghasilkan tenaga kerja yang efektif. Anak usia sekolah dasar
mencakup kelompok masyarakat dengan usia antara 7 tahun sampai dengan 12
tahun, merupakan kelompok tingkat kerawanan tinggi khususnya karena dalam
proses pertumbuhan. Intensitas pembinaan menuju terbentuknya perilaku hidup
sehat merupakan bagian penting dari pembinaan kesehatan usia sekolah dasar.
B. Permasalahan Mitra
Dengan melihat kondisi dan rentannya penyakit-penyakit infeksi
menyerang pada siswa-siswa sekolah dasar juga perilaku kebersihan diri di
sekolah dasar.
C. Tujuan Kegiatan
Adapun yang menjadi tujuan dari kegiatan pengabdian ini sebagai upaya
pemberdayaan siswa SD melalui perubahan Perilaku hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) yaitu dengan :
1. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para siswa tentang kesehatan
(promotif) yang dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan
latihan keterampilan.
2. Pencegahan (preventif) dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan daya
tahan tubuh, kegiatan pemutusan mata rantai penularan penyakit dan
10
kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul
penyakit melalui penyuluhan.
3. Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) dilakukan melalui
kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau
untuk peningkatan kemampuan peserta didik yang cedera/cacat agar dapat
berfungsi optimal.
D. Manfaat Kegiatan
Adapun yang menjadi manfaat dari kegiatan ini pengabdian kepada
masyarakat adalah :
1) Menumbuhkan semangat dan kesadaran para siswa untuk dapat
berperilaku hidup bersih dan sehat.
2) Program ini juga diharapkan mampu memutus rantai penularan atau
kejadian dari beberapa penyakit-penyakit infeksi yang rentan terjadi pada
siswa.
E. Khalayak Sasaran
Adapun yang menjadi khalayak sasaran dari kegiatan ini pengabdian
kepada masyarakat ini adalah seluruh siswa Sekolah Dasar Inpres Hansisi kelas
I & II.
11
BAB II
SOLUSI PERMASALAHAN
Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh para siswa dalam upaya
bersama memerangi atau mengeliminasi penyakit-penyakit infeksi tersebut maka
solusi yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan edukasi kepada para
siswa melalui penyuluhan sebagai upaya pemeliharaan dan pembinaan lingkungan
sekolah serta dapat dimasukkan ke dalam program pendidikan kebersihan, antara
lain:
1. Pembersihan dan pemeliharaan kebersihan ruang kelas, yang meliputi
lantai, dinding, perabot, hiasan dinding dan lemari buku;
2. Pembersihan dan pemeliharaan kebersihan halaman, selokan, tempat
penampungan sampah, ruang tempat bermain, lapangan olahraga, dan
taman bunga;
3. Pembersihan dan pemeliharaan kebersihan kamar mandi, WC, sumber air
bersih (sumur, dll);
4. Pembersihan dan pemeliharaan kebersihan taman dan kebun sekolah.
12
3. Ajarkan para siswa agar tidak berbagi barang-barang pribadi dengan
teman-temannya.
4. Jaga kebersihan lingkungan rumah dan sekolah, terutama kebersihan
makanan dan toilet.
13
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN
14
D. Jadwal Kegiatan
15