You are on page 1of 15

PROPOSAL

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PENINGKATAN PENGETAHUAN SISWA SEKOLAH DASAR MENGENAI


PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MELALUI PENYULUHAN DI
WILAYAH LAHAN KERING KEPULAUAN DAN PARIWISATA
(SD INPRES HANSISI KECAMATAN SEMAU KABUPATEN KUPANG)

Tim Pelaksana

Cathrin Wea Djogo Geghi, SKM.,M.Sc (Ketua)


drh. Galuh Wiedani Kusuma Dyah Larasati, M.Si. (Anggota)
Tanti Rahayu, S.Si.,M.Sc (Anggota)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA, KUPANG

2022
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN 2
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM3
BAB I PENDAHULUAN 4
A. Analisis
Situasi................................................................................................................................ 4
B. Permasalahan mitra
......................................................................................................................... 6
C. Tujuan Kegiatan
.............................................................................................................................. 6
D. Manfaat
kegiatan............................................................................................................................. 6
E. Khalayak Sasaran
.............................................................................................................................7
BAB II SOLUSI
PERMASALAHAN.................................................................................................... 8
BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN
..........................................................................................9
A. Tahapan Penyelesaian Permasalahan
.................................................................................................. 9
B. Metode Pelaksanaan
Kegiatan............................................................................................................. 9
C. Evaluasi Pelaksanaan Keberhasilan
Program...................................................................................... 9
D. Jadwal kegiatan
..................................................................................................................................9

2
HALAMAN PENGESAHAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT

1. Judul PKM : PENINGKATAN PENGETAHUAN


SISWA SEKOLAH DASAR MENGENAI
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
MELALUI PENYULUHAN DI WILAYAH
LAHAN KERING KEPULAUAN DAN
PARIWISATA (SD INPRES HANSISI
KECAMATAN SEMAU KABUPATEN
KUPANG)
2. Lokasi Pengabdian : SD INPRES HANSISI KECAMATAN
SEMAU
KABUPATEN KUPANG
a. Nama : Cathrin Wea Djogo Geghi, SKM.,M.Sc
b. NIP : 19920708 202203 2 013
c. Jabatan/Golongan : Asisten Ahli/IIIb
d. Program studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
e. Bidang Keahlian : Kesehatan Masyarakat
f. Alamat kantor : Jln. Adi Sucipto Penfui
4. Anggota Tim Pengusul
a. Jumlah Anggota : Dosen 2 Orang b. Nama Anggota
:
- drh. Galuh Wiedani Kusuma Dyah Larasati, M.Si.
- Tanti Rahayu, S.Si., M.Sc.
5. Lokasi kegiatan Mitra
a. Wilayah Mitra : Kecamatan Semau
b. Kabupaten : Kupang
c. Provinsi : Nusa Tenggara Timur
6. Luaran yang dihasilkan : Artikel Karya Pengabdian Kepada
Masyarakat
7. Jangka waktu pelaksanaan : 1 bulan
8. Biaya Total : Rp. 2.000.000
9. Sumber Biaya : Biaya Mandiri

3
Mengetahui, Kupang, 26
September 2022
Koordinator Program Studi Ketua Tim Pengusul
Kesehatan Masyakat

Mustakim Sahdan, SKM,.M.Kes Cathrin W.D. Geghi,


S.KM.,M.Sc
NIP. 19781110 200212 1 001 NIP. 19920708
202203 2 013

Menyetujui,
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Nusa Cendana

Prof. Dr. Apris A. Adu, S.Pt,.M.Kes


NIP. 19760813 200012 1 001

4
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

1. Judul PKM :
“PENINGKATAN PENGETAHUAN SISWA SEKOLAH DASAR MENGENAI
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MELALUI PENYULUHAN DI
WILAYAH LAHAN KERING KEPULAUAN DAN PARIWISATA (SD
INPRES HANSISI KECAMATAN SEMAU KABUPATEN KUPANG)”

2. Tim pengusul

Alokasi
Bidang Instansi
No Nama Jabatan Waktu
Keahlian Asal
(minggu/jam)
1 Cathrin Wea Djogo Geghi, Ketua Kesehatan Lingkungan FKM 4
SKM.,M.Sc Undana

2 drh. Galuh Wiedani Kusuma Anggota Biomedik FKM 4


Larasati, M.Si. Undana

3 Tanti Rahayu, S.Si.,M.Sc Anggota Biomedik FKM 4


Undana

3. Objek (khalayak sasaran) Pengabdian kepada masyarakat : Siswa


Sekolah Dasar Kelas II
4. Masa pelaksanaan
Mulai : 30 September 2022
Berakhir : 30 Oktober 2022
5. Biaya Mandiri
Rp. 2.000.000 ( Dua Juta Rupiah)
6. Lokasi Pengabdian Masyarakat : SD INPRES HANSISI KEC. SEMAU
KAB.KUPANG
7. Permasalahan yang ditemukan dan solusi yang ditawarkan:
Minimnya pengetahuan siswa sekolah dasar tentang pentingnya
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam upaya pencegahan
penyakit-penyakit infeksi baik yang disebabkan oleh mikroorganisme
patogenik (seperti bakteri, virus, fungi) dan juga parasit (seperti cacing,
protozoa, atropoda). Adapun penyakit-penyakit infeksi itu seperti diare,
typus, TBC, ISK, disentri, tetanus, hepatitis, dan Covid19 sehingga

5
solusi yang diambil adalah penyuluhan tentang PHBS pada anak-anak
sekolah dasar yang berada di SD Inpres Hansisi Kec. Semau Kab.
Kupang.

6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi

Kesehatan adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan


sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan (WHO,2008). Begitupun juga yang tertuang dalam undang-undang
Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,
sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (Permenkes RI, 2011).
Riskesdas 2007 memang diketahui bahwa rumah tangga yang telah
mempratikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) baru mencapai 38,7%.
Rencana Strategi (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014
mencantumkan target 70% rumah tangga sudah mempratekkan PHBS pada tahun
2014. Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS memang merupakan salah satu
Indikator Kinerja Utama (IKU) dari Kementerian Kesehatan.
Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan
oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk mengoptimalkan
kesehatan melalui kegiatan penyuluhan, penyebarluasan informasi, atau kegiatan
lain untuk menunjang tercapainya hidup sehat (UU RI No.36, 2009).
Sekolah mempunyai peranan dan kedudukan strategis dalam upaya promosi
kesehatan. Anak Sekolah Dasar merupakan suatu masa usia anak yang sangat
berbeda dengan usia dewasa. Permasalahan Kesehatan anak sekolah dasar sangat
menentukan kualitas anak di sekolah. Masalah kesehatan tersebut meliputi
kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan
belajar. Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat
pencapaian prestasi pada peserta didik disekolah (Mustar, 2018).

7
Implementasi PHBS melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan,
dan pembinaan lingkungan sehat yaitu dengan penyuluhan, pemeriksaan, gerak
dan lagu, demonstrasi, praktek langsung, pembiasaan, dan keteladanan dapat
meningkatkan kesadaran siswa-siswa untuk berperilaku bersih dan sehat, seperti
membuang sampah pada tempatnya, mengenakan pakaian bersih, menata rambut
dengan rapi memotong kuku secara rutin, mengonsumsi makanan sehat, mencuci
tangan sebelum makan, menggunakan jamban untuk buang air kecil dan buang air
besar, serta menggosok gigi dengan rajin (Masykuroh, 2020).
Penyuluhan di tingkat sekolah dasar mempunyai peranan yang signifikan
terhadap perilaku anak-anak di sekolah dengan terwujudnya perilaku hidup bersih
dan sehat bagi siswa-siswi sekolah dasar (Purwanti,dkk, 2020).
.Salah satu upaya peningkatan Kesehatan yang telah dilakukan oleh
pemerintah adalah penyuluhan tentang PHBS di berbagai sektor masyarakat, salah
satunya adalah institusi Pendidikan.
Penyakit infeksi masih merupakan penyakit utama di banyak negara berkembang,
termasuk Indonesia. Jenis penyakit infeksi di Indonesia yang banyak diderita oleh
balita adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), baik infeksi saluran
pernafasan bagian atas misalnya batuk pilek, faringitis dan infeksi saluran
pernafasan bagian bawah seperti bronchitis dan pneumonia, yang disebabkan oleh
bakteri (Said, 2006). Di Indonesia kasus Infeksi saluran Pernafasan Akut (ISPA)
selalu menempati urutan pertama penyebab kematian bayi di setiap tahunnya.
Selain itu ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah
sakit. Survey moralitas yang dilakukan di subdit ISPA tahun 2010 menempatkan
ISPA/Pneumonia sebagai penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia (Andha,
2012). Kenyataan tersebut menunjukan bahwa angka kejadian gizi buruk di
Indonesia masih tinggi, hal ini berpengaruh terhadap kekebalan tubuh balita
tersebut. Apabila kekebalan tubuh balita menurun maka penyakit ISPA mudah
menyerang. Penyakit ISPA dan status gizi buruk sering kali bekerjasama dan bila
demikian maka akan menimbulkan dampak yang lebih buruk (Santoso, 2001).
Anak Sekolah Dasar merupakan sasaran strategis dalam perbaikan gizi
masyarakat sehingga perlu dipersiapkan kualitasnya dengan baik. Gizi dibutuhkan
anak sekolah untuk pertumbuhan dan perkembangan, energi, berfikir, beraktivitas

8
fisik, dan daya tahan tubuh. Anak yang menderita kekurangan gizi akan
mengakibatkan daya tangkapnya berkurang, penurunan konsentrasi belajar,
pertumbuhan fisik tidak optimal, gangguan pertahanan tubuh, gangguan struktur
dan fungsi otak, serta gangguan perilaku (Mulyadi, 2007). Berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar tahun 2010, prevalensi nasional status gizi anak usia sekolah (6 –
12 tahun) terdiri dari 4,6% sangat kurus, 7,6% kurus, 78,6% normal dan 9,2%
gemuk. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan bahwa secara nasional
pada kelompok anak usia 5 – 12 tahun terdapat prevalensi pendek sebesar 30,7%,
prevalensi kurus sebesar 11,2%, dan prevalensi gemuk sebesar 18,8% (Handayani
dkk., 2013).
Status gizi dipengaruhi oleh keseimbangan antara asupan gizi
mikronutrien dan makronutrien. Faktor yang mempengaruhi kejadian gizi buruk
secara langsung, yaitu anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang,
memadai, dan anak mungkin menderita penyakit infeksi. Selain dipengaruhi oleh
pola konsumsi energi dan protein, status gizi juga dapat dipengaruhi oleh faktor
status kesehatan, pengetahuan, ekonomi, lingkungan, dan budaya (Mulyadi,
2007). Keadaan nutrisi yang buruk akan menyebabkan daya tahan tubuh menurun
dan mengganggu fungsi kekebalan tubuh sehingga meningkatkan resiko terkena
penyakit infeksi bahkan dapat memperberat keadaan penyakit infeksi yang
diderita (Rosali, 2013). Sebaliknya, adanya penyakit infeksi akan memperburuk
status nutrisi seseorang (Simarmata, 2013). Infeksi dapat mempengaruhi status
gizi melalui penurunan asupan makanan, penurunan absorbsi di usus,
meningkatkan katabolisme, dan mengambil nutrisi yang diperlukan tubuh untuk
sintesis jaringan dan pertumbuhan (Rosali, 2013).
Penyebaran penyakit menular di sekolah sangat rentan terjadi, baik dari
teman sekelas yang sedang sakit atau lingkungan sekolah yang tidak bersih. Oleh
karena itu, seluruh masyarakat sekolah harus selalu waspada dan melakukan
berbagai langkah pencegahan agar kesehatan anak tetap terjaga. Anak-anak lebih
berisiko terkena penyakit menular, sebab daya tahan tubuhnya masih lemah.
Terlebih, lingkungan sekolah merupakan tempat yang rentan bagi anak untuk
tertular penyakit, mulai dari jajanan yang tidak sehat, lingkungan yang kotor,
hingga interaksi yang tinggi dengan teman sekelas. Sebagian besar anak juga

9
belum memahami sepenuhnya tentang kebiasaan hidup sehat, seperti mencuci
tangan setiap saat, dan masih perlu selalu diingatkan. Oleh karena itu, bimbingan
dan pengawasan dari guru, orang tua, dan para pemerhati kesehatan sangat
penting dilakukan.
Usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan anak melalui pengelolaan di
sekolah dengan program Trias UKS, yaitu menanamkan pengetahuan kesehatan
pandangan dan kebiasaan hidup sehat untuk diri sendiri dan lingkungannya.
Pelayanan kesehatan dalam bentuk pencegahan penyakit, pengobatan dan
pemulihan. Menciptakan lingkungan sekolah sehat dalam kegiatan
ekstrakurikuler.
Penyelenggaraan upaya kesehatan mempunyai tujuan untuk mencapai
kemampuan hidup sehat bagi setiap manusia. Adanya kemampuan hidup sehat,
merupakan syarat utama bagi tercapainya derajat kesehatan yang optimal,
selanjutnya akan menghasilkan tenaga kerja yang efektif. Anak usia sekolah dasar
mencakup kelompok masyarakat dengan usia antara 7 tahun sampai dengan 12
tahun, merupakan kelompok tingkat kerawanan tinggi khususnya karena dalam
proses pertumbuhan. Intensitas pembinaan menuju terbentuknya perilaku hidup
sehat merupakan bagian penting dari pembinaan kesehatan usia sekolah dasar.

B. Permasalahan Mitra
Dengan melihat kondisi dan rentannya penyakit-penyakit infeksi
menyerang pada siswa-siswa sekolah dasar juga perilaku kebersihan diri di
sekolah dasar.

C. Tujuan Kegiatan

Adapun yang menjadi tujuan dari kegiatan pengabdian ini sebagai upaya
pemberdayaan siswa SD melalui perubahan Perilaku hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) yaitu dengan :
1. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para siswa tentang kesehatan
(promotif) yang dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan
latihan keterampilan.
2. Pencegahan (preventif) dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan daya
tahan tubuh, kegiatan pemutusan mata rantai penularan penyakit dan

10
kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul
penyakit melalui penyuluhan.
3. Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) dilakukan melalui
kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau
untuk peningkatan kemampuan peserta didik yang cedera/cacat agar dapat
berfungsi optimal.

D. Manfaat Kegiatan
Adapun yang menjadi manfaat dari kegiatan ini pengabdian kepada
masyarakat adalah :
1) Menumbuhkan semangat dan kesadaran para siswa untuk dapat
berperilaku hidup bersih dan sehat.
2) Program ini juga diharapkan mampu memutus rantai penularan atau
kejadian dari beberapa penyakit-penyakit infeksi yang rentan terjadi pada
siswa.

E. Khalayak Sasaran
Adapun yang menjadi khalayak sasaran dari kegiatan ini pengabdian
kepada masyarakat ini adalah seluruh siswa Sekolah Dasar Inpres Hansisi kelas
I & II.

11
BAB II

SOLUSI PERMASALAHAN

Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh para siswa dalam upaya
bersama memerangi atau mengeliminasi penyakit-penyakit infeksi tersebut maka
solusi yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan edukasi kepada para
siswa melalui penyuluhan sebagai upaya pemeliharaan dan pembinaan lingkungan
sekolah serta dapat dimasukkan ke dalam program pendidikan kebersihan, antara
lain:
1. Pembersihan dan pemeliharaan kebersihan ruang kelas, yang meliputi
lantai, dinding, perabot, hiasan dinding dan lemari buku;
2. Pembersihan dan pemeliharaan kebersihan halaman, selokan, tempat
penampungan sampah, ruang tempat bermain, lapangan olahraga, dan
taman bunga;
3. Pembersihan dan pemeliharaan kebersihan kamar mandi, WC, sumber air
bersih (sumur, dll);
4. Pembersihan dan pemeliharaan kebersihan taman dan kebun sekolah.

Langkah-langkah pencegahan yang dapat Anda lakukan, yaitu:


1. Ajarkan para siswa pola hidup bersih dan sehat dengan membiasakan diri
mencuci tangan setiap saat.
2. Pastikan para siswa mendapatkan vaksin sesuai jadwal.

12
3. Ajarkan para siswa agar tidak berbagi barang-barang pribadi dengan
teman-temannya.
4. Jaga kebersihan lingkungan rumah dan sekolah, terutama kebersihan
makanan dan toilet.

13
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN

A. Tahapan Penyelesaian Permasalahan


Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam bentuk pemberian
edukasi dengan cara penyuluhan.

B. Metode Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan ini akan kita lakukan pada pagi hari bertempat di sekolah.
Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
Tim dari Fakultas Kesehatan Masyarakat melakukan survei ke Pulau
Semau Kabupate Kupang. Kerja sama dengan Pemerintah Daerah
Kabupaten Kupang serta OPD-OPD terkait.
b. Tahap Pelaksanaan Kegiatan
 Penandatanganan MoU antara FKM Undana dengan Pemeritah
Daerah Kabupaten Rote Ndao serta OPD-OPD terkait.
 Penentuan lokasi Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) bersama
OPD Dinas Kesehatan
 Melakukan pretest dan dilanjutkan dengan
penyuluhan tentang “ Pemberdayaan Anak SD Melalui PHBS
untuk Pencegahan Penyakit-Penyakit Infeksi.
 Melakukan post test

C. Evaluasi Pelaksanaan Keberhasilan Program


Mengetahui perbedaan hasil penyuluhan siswa dapat diukur melalui hasil
dari nilai pre-test dan post-test. Pre-test merupakan tes yang dilakukan untuk
mengukur kemampuan awal siswa sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran.
Sedangkan post-test merupakan tes yang dilakukan setelah siswa mengikuti
pembelajaran

14
D. Jadwal Kegiatan

Rencana Jadwal Kegiatan PKM tertera pada tabel berikut :

Rencana Jadwal Kegiatan


MINGGU MINGGU
(September 2022) (Oktober 2022)
NO JENIS KEGIATAN
IV I II III IV
1 Perijinan dan Koordinasi oleh Tim Xx xx
2 FKM
Persiapan Bahan Dan Alat xx
3 Penyuluhan xx
4 Evaluasi Kegiatan xx xx
5 Penulisan Laporan xx

15

You might also like