Professional Documents
Culture Documents
BAB 2 - Bulog Jember
BAB 2 - Bulog Jember
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
II-1
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
kawasan tersebut. Karena itulah, pembangunan kawasan baru dan pengembangannya akanmemberikan
pengaruh langsung terhadap sistem jaringan jalan di sekitarnya (Tamin 2000).
Untuk itu diperlukan dasar peraturan formal yang mewajibkan pemilik melakukan analisis
dampak lalu lintas sebelum pembangunan dimulai. Di dalam analisis dampak lalu lintas, perkiraan
banyaknya lalu - lintas yang dibangkitkan oleh fasilitas tersebut merupakan hal yang mutlak penting
untuk dilakukan. Termasuk dalam proses analisis dampak lalu - lintas adalah dilakukannya pendekatan
manajemen lalu lintas yang dirancang untuk menghadapi dampak dari perjalanan terbangkitkan
terhadap jaringan jalan yang ada (Dikun 1993).
Pentingnya 5 faktor/elemen yang akan menimbulkan dampak apabila sistem guna lahan
berinteraksi dengan lalu - lintas kelima elemen tersebut adalah (Djamal 1993). :
a. Elemen Bangkitan / Tarikan Perjalanan, yang dipengaruhi oleh faktor tipe dan kelas
peruntukan, intensitas serta lokasi bangkitan.
b. Elemen Kinerja Jaringan Ruas Jalan, yang mencakup kinerja ruas jalan dan persimpangan.
c. Elemen Akses, berkenaan dengan jumlah dan lokasi akses.
d. Elemen Ruang Parkir.
e. Elemen Lingkungan.
2.1.3. Sasaran Analisis Dampak lalu Lintas
Sasaran analisis dampak lalu - lintas ditekankan pada :
a. Penilaian dan formulasi dampak lalu - lintas yang ditimbulkan oleh daerah pembangunan baru
terhadap jaringan jalan disekitarnya / jaringan jalan eksternal
, khususnya ruas - ruas jalan yang membentuk sistem jaringan utama;
b. Upaya sinkronisasi terhadap kebijakan pemerintah dalam kaitannya dengan penyediaan prasarana
jalan, khususnya rencana peningkatan prasarana jalan dan persimpangan di sekitar pembangunan
utama yang diharapkan dapat mengurangi konflik, kemacetan dan hambatan lalu - lintas;
c. Penyediaan solusi - solusi yang dapat meminimumkan kemacetan lalu lintas yang disebabkan oleh
dampak pembangunan baru, serta penyusunan usulan indikatif terhadap fasilitas tambahan yang
diperlukan guna mengurangi dampak yang diakibatkan oleh lalu - lintas yang dibangkitkan oleh
pembangunan baru tersebut, termasuk di sini upaya untuk mempertahankan tingkat pelayanan
prasarana sistem jaringan jalan yang telah ada;
d. Penyusunan rekomendasi pengaturan sistem jaringan jalan internal, titik – titik akses ke dan dari
lahan yang dibangun, kebutuhan fasilitas ruang parkir dan penyediaan sebesar mungkin untuk
kemudahan akses ke lahan yang akandibangun.
II-2
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
Tabel 2.1 Ukuran minimal peruntukan lahan yang wajib melakukan analisis
dampak lalu - lintas
II-3
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
II-4
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
Dalam mengatasi masalah transportasi, perlu adanya perencanaan suatu sistem transportasi baik
jangka pendek (5 tahun), menengah (10 tahun), maupun jangka panjang (25 tahun). Dalam melakukan
perencanaan, biasanya para ahli menggunakan berbagai pendekatan dan metode analisa. Salah satu
metode analisa transportasi yang paling umum digunakan di dunia adalah 4 tahap model transportasi (4
stage transportation model). Metode ini mengaitkan interaksi antara sistem kegiatan (tata guna tanah)
dengan sistem jaringan dan sistem pergerakan. Isi dari 4 tahap model transportasi itu antara lain :
a. Bangkitan dan tarikan pergerakan (Trip Generation)
Bagian ini merupakan tahapan permodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang
berasal dari suatu zona atau tataguna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu zona atau
tata guna lahan. Bangkitan lalu lintas ini mencakup lalu lintas yang meninggalkan lokasi (trip
production)dan lalu lintas yang menuju ke suatu lokasi (trip attraction). Tipe tipe lalu lintas
diatas sangat dipengaruhi oleh tipe tataguna lahan (pemukiman, perkantoran, dll) dan jumlah
aktivitas dan intensitas pada tataguna lahan tersebut. Sebagai contoh, daerah perkantoran merupakan
trip generation yang puncak frekuensi nya terjadi saat pagi dan sore saja. Selain itu, daerah
pemukiman bertipe padat seperti apartemen akan membangkitkan lalu lintas lebih besar
II-5
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
dibandingkan rumah di daerah pedesaan. Oleh karena itulah trip generation ini sangat dipengaruhi
tipe tata guna dan intensitas tata guna lahan tersebut.
b. Distribusi pergerakan lalu lintas (Trip Distribution)
Bagian ini merupakan tahapan permodelan yang memperkirakan sebaran pergerakan
yang meninggalkan suatu zona atau yang menuju suatu zona. Meskipun demikian, trip distribution
sering disebut dengan production- attraction pairs dibandingkan origin-destination pairs. Model
distribusi ini merupakan suatu pilihan jalan menuju destinasi yang diinginkan, biasanya
direpresentasikan dalam bentuk garis keinginan (desire line) atau dalam bentuk matriks asal tujuan
(MAT). Pola distribusi lalu lintas antara zona asal dan tujuan adalah hasil dari dua hal yang terjadi
secara bersamaan yakni lokasi dan intensiatas tata guna lah dan interaksi antara 2 buah tata guna
lahan. Tahap 2 ini juga menentukan apakah tipe penghubung tersebut terpusat satu jalur atau
tersebar. Biasanya factor paling menentukan dari trip distribution adalahspatial separation dan
biaya. Tata guna tanah cenderung menarik lalu lintas dari tempat yang lebih dekat dibandingkan
dengan tempat yang jauh.
c. Pemilihan moda angkutan (Modal choice/modal split)
Setelah adanya bangkitan dan pemilihan tipe distribusi, tahapan model transportasi
selanjutnya adalah memilih bagaimana interaksi dari productiondan attraction itu
dilakukan. Pemilihan moda transportasi bergantung dari tingkat ekonomi dari pemilik tata guna
lahan dan biaya transportasi dari moda angkutan. Orang dengan ekonomi tinggi cenderung memilih
mode angkutan pribadi dibandingkan mode angkutan umum. Jika terdapat lebih dari satu moda,
moda yang dipilih biasanya yang memiliki rute terpendek, tercepat atau termurah, atau kombinasi
ketiganya.
d. Pembebanan lalu lintas (Trip Assignment)
setelah dipilihnya tipe moda angkutan dan jalur distribusi, maka akan timbulah aliran
volume lalu lintas. Pada tahapan ini, pengaturan akan arus lalu lintas akan dilakukan. Bila diketahui
suatu jalur distribusi memiliki beban volume yang padat, maka planner bisa mengalihkan satu jalur
lainnya ke jalur yang lain sehingga menjadi tinggal satu jalur. Pemilihan rute baru tetap
memperhitungkan alternative terpendek, tercepat, termurah, dan juga diasumsikan bahwa pemakai
jalan mempunyai informasi cukup tentang kemacetan, kondisi jalan, dll.
II-6
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
Tabel 2.2 Nilai Ekivalen Mobil Penumpang (emp) Untuk Ruas Jalan
II-7
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
dalam MKJI sebagai kecepatan rata - rata ruang dari kendaraan ringan (LV) sepanjang segmen jalan
dan dihitung menggunakan rumus:
V = L/TT
Keterangan :
V = kecepatan rata - rata ruang LV (km/jam) L =
panjang Segmen (km)
TT = waktu tempuh rata - rata LV sepanjang segmen (jam)
B. Kapasitas Jalan Luar Kota
Kapasitas jalan perkotaan dihitung dari kapasitas dasar. Kapasitas dasar adalah jumlah
kendaraan maksimum yang dapat melintasi suatu penampang pada suatu jalur atau jalan selama 1 (satu)
jam, dalam keadaan jalan dan lalu lintas yang mendekati ideal. Besarnya kapasitas jalan dapat
dijabarkan sebagai berikut :
C = Co x Fcw x Fcsp x Fcsf x Fccs
Keterangan :
C = kapasitas ruas jalan (SMP/Jam) Co
= kapasitas dasar
Fcw = faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu lintas Fcsp
= faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah Fcsf = faktor
penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping Fccs = faktor
penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota.
II-8
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
Faktor ukuran kota yang mempengaruhi kapasitas lalu lintas ditunjukkan dalam tabel
berikut.
Tabel 2.7 Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Ukuran Kota (FCcs)
Ukuran kota Faktor penyesuaian
( juta penduduk ) untuk ukuran kota
< 0,1 0.86
0,1 - 0,5 0.9
0,5 - 1,0 0.94
1,0 - 3,0 1
>3,0 1.04
Sumber :Manual Kapasitas Jalan lndonesia, 1997
II-10
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
LANGKAH B: KAPASITAS
B-1: Lebar pendekat dan tipe simpang
B-2: Kapasitas dasar
B-3: Faktor penyesuaian lebar pendekat
B-4: Faktor penyesuaian median jalan utama
B-5:Faktor penyesuaian ukuran kota
B-6:Faktor penyesuaian tipe lingkungan, hambatan samping dan kend. Tak bermotor
B-7:Faktor penyesuaian belok kiri
B-8:Faktor penyesuaian belok kanan
B-9:Faktor penyesuaian rasio arus jalan minor
PERUBAHAN
B-10:Kapasitas
TIDAK
Sumber: MKJI (1997:3-30)
Akhir analisis
Gambar 2.3 Bagan Alir Analisa Simpang Tidak Bersinyal
Pencatatan data masukan yang berkaitan dengan geometri dan arus lalu-lintas paling baik
dilakukan dengan bantuan Formulir USIG-I. Gambar geometri simpang dibuat pada bagian kotak
termasuk seluruh ukuran yang perlu seperti lebar pendekat dan sebagainya. Gambar yang
mencatat seluruh gerakan lalu-lintas dan arus juga dibuat pada kotak di sebelahnya.
Bagian bawah dari Formulir USIG-I dapat digunakan oleh pemakai untuk menghitung
parameter arus lalu-lintas yang diperlukan untuk analisa yang ditunjukkan dengan bantuan
Formulir USIG-II. Pada formulir ini hasil dari berbagai langkah perhitungan yang berbeda dicatat.
Setiap kolom mempunyai nomor dan pengenal, yang digunakan sebagai penjelasan bagaimana
memasukkan data ke dalam formulir. Formulir berikut digunakan untuk perhitungan: USIG-I:
Geometri, Arus lalu-lintas USIG-II: Analisa: Lebar pendekat dantipe simpang, Kapasitas dan
Perilaku lalu-lintas.
2) Kondisi Geometrik
Sketsa pola geometrik digambarkan pada Formulir USIG-I, lihat contoh di bawah pada
gambar berikut. Nama jalan minor dan utama dan nama kota dicatat pada bagian atas sketsa
sebagaimana juga nama pilihan dari alternatif rencana. Untuk orientasi sketsa sebaiknya juga
memuat panah penunjuk arah. Jalan utama adalah jalan yang dipertimbangkan terpenting pada
II-11
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
simpang, misalnya jalan dengan klasifikasi fungsionil tertinggi. Untuk simpang 3-lengan, jalan
yang menerus selalu jalan utama.
Pendekat jalan minor sebaiknya diberi notasi A dan C, pendekat jalan utama diberi notasi B
dan D. Pemberian notasi dibuat searah jarum jam. Informasi dalam sketsa digunakan pada
Formulir USIG-II sebagai data masukan untuk analisa kapasitas.
II-12
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
II-13
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
Perhitungan dilakukan dalam beberapa langkah yang ditunjukkan pada bagan alir di
bawah ini.
II-14
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
a. Untuk menghindari kemacetan simpang akibat adanya konflik arus lalu-lintas, sehingga
terjamin bahwa suatu kapasitas tertentu dapat dipertahankan, bahkan selama kondisi lalu-lintas
jam puncak.
b. Untuk memberi kesempatan kepada kendaraan dan/atau pejalan kaki dari jalan simpang (kecil)
untuk memotong jalan utama.
c. Untuk mengurangi jumlah kecelakaan Ialu-lintas akibat tabrakan antara kendaraan dari arah
yang bertentangan.
Ukuran kualitas dari kinerja simpang adalah dengan menggunakan variable sebagai
berikut.
A. Arus Lalu Lintas (Q)
Arus lalu lintas (Q) untuk setiap arus gerakan kendaraan ringan, kendaraan berat, dan
sepeda motor (QLV, QHV, dan QMC) dikonversi dari kendaran per jam menjadi satuan mobil
penumpang (smp) per jam dengan menggunakan ekivalen kendaraan penumpang (emp) untuk
masing-masing pendekat terlindung dan terlawan. Menurut Abubakar, dkk., (1995),
karakteristik arus lalu lintas terdiri dari:
a. Karakteristik Primer
Karakteristik primer dari arus lalu lintas ada tiga macam, yaitu : volume, kecepatan, dan
kepadatan.
b. Karakteristik Sekunder
Karakteristik sekunder yang terpenting adalah jarak-antara. Ada dua parameter jarak-
antara yaitu waktu-antara kendaraan dan jarak-antara kendaraan.
Tabel 2.9. Konversi kendaran berat, kendaraan ringan, dan sepeda motor terhadap satuan
mobil penumpang
Untuk menghitung arus lalu lintas dapat menggunakan persamaan sebagai berikut:
II-15
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
DS = V/C
Tabel 2.9Tingkat Pelayanan (Level Of Service)
Menurut Peraturan Menteri No. 96 Tahun 2015 bahwasannya tingkat pelayanan jalan
didasarkan pada kecepatan kendaraan yang dapat dijlaskan pada tabel
dibawah ini.
1. Arus bebas dengan volume lalu lintas rendah dan kecepatan sekurang –
kurangnya 80 (Delapan Puluh) Kilometer per jam.
1 A 2. Kepadatan lalu lintas sangat rendah.
3. Pengemudi dapat mempertahankan kecepatan yang
diinginkan tanpa atau dengan sedikit tundaan.
1. Arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan sekurang –
kurangnya 70 (tujuh puluh) kilometer per jam.
2. Kepadatan lalu lintas rendah hambatan internal lalu lintas belum
2 B
mempengaruhi kecepatan.
3. Pengemudi masih punya cukup kebebasan untuk memilih kecepatannya dan
lajur jalan yang digunakan.
II-17
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
5. Fasilitas parkir di luar badan jalan (off street parking) adalah fasilitas parkir kendaraan di luar tepi jalan
umum yang dibuat khusus atau penunjang kegiatan yang dapat berupa tempat parkir dan/atau gedung
parkir.
6. Jalan adalah tempat jalan yang diperuntukan bagi lalu lintas umum.
7. Satuan ruang parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan (mobil penumpang,
bus/truk, atau sepeda motor), termasuk ruang bebas dan lebar buka pintu. Untuk hal-hal tertentu bila tanpa
penjelasan, SRP adalah SRP untuk mobil penumpang.
8. Jalur sirkulasi adalah tempat, yang digunakan untuk pergerakan kendaraan yang masuk dan keluar dari
fasilitas parkir.
9. Jalur gang merupakan jalur antara dua deretan ruang parkir yang berdekatan.
10. Kawasan parkir adalah kawasan atau areal yang memanfaatkan badan jalan sebagai fasilitas parkir dan
terdapat pengendalian parkir melalui pintu masuk.
menghambat arus lalu lintas karena terjadi perlambatan ataupun kemacetan pada sejumlah kendaraan yang
melintas,tetapi parkir di badan jalan masih sangat diperlukan mengingat banyak tempat (sekolah, pertokoan,
tempat ibadah, dll) yang tidak memiliki ruang parkir yang memadai.
b. Parkir di luar badan jalan (Off street parking) Yang dimaksud dengan parkir di luar badan jalan
adalah tersedianya lahan khusus sebagai pelataran parkir, fasilitas ini dilengkapi dengan pintu pelayanan masuk
dan pintu pelayanan keluar yang berfungsi sebagai tempat mengambil atau menyerahkan karcis sehingga dapat
diketahui jumlah kendaraan dan durasi parkir kendaraan yang parkir.
2.1.15. Pembangunan Fasilitas Parkir Kendaraan
b. Pusat Perkantoran
Tabel 2.14 Pusat Perkantoran
Jumlah karyawan 1000 1250 1500 1750 2000 2500 3000 4000 5000
Kebutuhan Administras i 235 236 237 238 239 240 242 246 249
(SRP) Pelayanan
288 289 290 291 291 293 295 298 302
Umum
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
c. Pasar Swalayan
II-19
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
d. Pasar
Tabel 2.16 Pasar
Luas Areal
Total
40 50 75 100 200 300 400 500 1000
(100m2)
Kebutuhan
(SRP) 160 185 240 300 520 750 970 1200 2300
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
e. Sekolah/Perguruan Tinggi
Tabel 2.17 Sekolah/Perguruan Tinggi
Jumlah
Mahasiswa 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 12000
(Orang)
Kebutuhan
60 80 100 120 140 160 180 200 220 240
(SRP)
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
f. Tempat Rekreasi
<100 154 155 156 158 161 162 165 166 167
Tarif 100-
300 450 476 477 480 481 484 485 487
Standart 150
($)
150-2-- 300 450 600 798 799 800 803 804 806
200- 300 450 600 900 1050 1119 1122 1124 1425
II-20
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
250
II-21
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
h. Rumah Sakit
Tabel 2.20 Rumah Sakit
Jumlah 50 75 100 150 200 300 400 500 1000
Tempat
Tidur
(buah)
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
Kebutuhan 235 290 340 390 440 490 540 790 230
(SRP)
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
Berdasarkan ukuran ruang parkir yang dibutuhkan yang belum tercakup dalam Butir 2.a.
II-22
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
Menurut Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat (1998). Satuan ruang parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan
kendaraan (mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor), termasuk ruang bebas dan lebar buka
pintu. Untuk menentukan satuan ruang parkir (SRP) didasarkan atas pertimbangan berikut :
II-23
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
II-24
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
Karyawan/pekerja kantor
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
II-25
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
Berdasarkan tabel penentuan satuan ruang parkir (SRP) dibagi menjadi tiga jenis kendaraan dan
untuk mobil penumpang diklasifikan menjadi tiga golongan seperti Tabel 2.24 berikut ini :
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
Besar satuan ruang parkir untuk tiap jenis kendaraan adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2 Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Mobil Penumpang (dalam cm)
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
B = lebar total kendaraan L = panjang total kendaraan
O = lebar bukaan pintu a1, a2 = jarak bebas arah longitudinal R =
jarak bebas arah lateral
Analisis untuk mobil penumpang yang telah dilakukan secara matematis terhadap masing-
masing golongan dapat dilihat pada tabel 2.26.
II-26
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
Gambar 2.3 Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Bus/Truk (dalam cm)
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
3. Satuan Ruang Parkir untuk Sepeda Motor
Satuan ruang parkir (SRP) sepeda motor disesuaikan dengan tata letak yang dapat dilihat pada gambar
2.4 berikut :
Gambar 2.4 Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Sepeda Motor (dalam cm)
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
II-27
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
II-28
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
a) Membentuk sudut 90
Pada pola parkir ini, arah gerakan lalu lintas kendaraan dapat satu arah atau dua arah.
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
II-29
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
II-30
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
Gambar II.28
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
II-31
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
2) Pola Parkir Dua Sisi
Gambar 2.14 Pola parkir dua sisi
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
d. Pola parkir sepeda motor :
Pada umumnya posisi kendaraan adalah 90°. Dari segi efektifitas ruang, posisi sudut 90° paling
menguntungkan. Diterapkan apabila ketersediaan ruang sempit.
1) Pola parkir Satu Sisi
Gambar 2.15 Pola parkir satu sisi untuk sepeda motor
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
II-32
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Padi Modern
(Modern Rice Milling Plant) | Kabupaten Jember
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
Keterangan :
h = jarak terjauh antara tepi luar satuan ruang parkir w = lebar
terjauh satuan ruang parkir pulau
b = lebar jalur gang
jalur gang yang ini dimaksudkan untuk melayani lebih dari 50 kendaraan
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
Gambar 2.19 Lebar modul, gang, lebar dan panjang ruang parkir pada parkir menyudut
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
II-34
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Modern (Modern Rice Milling Plant)
Perusahaan Umum (Perum) BULOG, Kabupaten Jember
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
IV-
35
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu lintas
Pembangunan Pabrik Penggilingan Modern (Modern Rice Milling Plant)
Perusahaan Umum (Perum) BULOG, Kabupaten Jember
Sumber : Dirjenhubdar272/HK.105/DRJD/96
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pintu masuk dan keluar adalah sebagai berikut.
2. Letak jalan masuk/keluar ditempatkan sedemikian rupa sehingga kemungkinan konflikdengan pejalan kaki dan
yang lain dapat dihindarkan.
3. Letak jalan keluar ditempatkan sedemikian rupa sehingga memberikan jarak pandang yang cukup saat memasuki
arus lalu lintas.
4. Secara teoretis dapat dikatakan bahwa lebar jalan masuk dan keluar (dalam pengertian jumlah jalur) sebaiknya
ditentukan berdasarkan analisis kapasitas.
Pada kondisi tertentu kadang ditentukan modul parsial, yaitu sebuah jalur gang hanya menampung sebuah deretan
ruang parkir di salah satu sisinya.
Jenis modul itu hendaknya dihindari sedapat mungkin. Dengan demikian, sebuah taman parkir merupakan susunan
modul yang jumlahnya tergantung pada luas tanah yang tersedia dan lokasi jalan masuk ataupun keluarnya.
IV-
36