You are on page 1of 5

GAGAL JANTUNG

A. Definisi

Gagal jantung adalah kondisi kronis dan progresif dimana otot jantung tidak mampu untuk
memompa darah ke seluruh tubuh. Gagal jantung merupakan sindrom klinik yang komplek
dimana terjadi gangguan struktur dan fungsi ventrikel dalam proses pengisian maupun
pemompaan darah.

Gagal jantung secara garis besar di bagi menjadi 2 yaitu gagal jantung akut dan gagal jantung
kronik. Untuk gagal jantung kronik dilapangan banyak mempunyai persamaan istilah yaitu gagal
jantung kongestif, chronic heart failur, decompensasi cordis. Apa yang membedakan penyakit
gagal jantung akut dengan gagal jantung kronik? Gagal jantung dibedakan berdasarkan
lama/waktunya pasien mengalami keluhan gagal jantung, dikatakan gagal jantung kronik apabila
pasien mengalami gangguan lebih dari 6 bulan.Seseorang yang mengalami gagal jantung akan
terjadi beberapa hal di bawah ini :

1. Pembesaran jantung
Ketika jantung mengalami pembesaran, kontraksi yang dibutuhkan untuk memompa
darah juga akan lebih banyak, akan tetapi jantung mengalami kegagalan untuk memenuhi
kebutuhan darah ke seluruh tubuh. Sehingga akan terjadi penumpukan cairan dalam
tubuh, kongesti paru dan jantung akan berkontraksi dengan tidak teratur.
2. Pengembangan massa otot jantung
Kontraksi sel yang berlebihan dalam otot jantung menyebabkan massa jantung
mengalami peningkatan. Hal inilah yang menyebabkan jantung membutuhkan energi
yang lebih tinggi untuk memompa darah
3. Jantung memompa lebih cepat
Pada kondisi gagal jantung, jantung berusaha untuk memompa lebih cepat dengan tujuan
untuk meningkatkan output jantung.
B. Etiologi
Seseorang dengan gagal jantung, sebelum terserang penyakit ini selalu didahului oleh adanya
gangguan jantung sebelumnya. Beberapa kondisi gangguan jantung yang dapat menyebabkan
gagal jantung antara lain : Penyakit arteri koronaria, hipertensi dan serangan jantung
sebelumnya.
C. Manifestasi Klinis
Beberapa tanda dan gejala yang dapat muncul pada gagal jantung antara lain :
1. Dipsnea / Sesak nafas Seseorang dengan gagal jantung pada umumnya akan mengalami
sesak nafas saat melakukan aktivitas, saat istirahat atau bahkan saat tidur dan hal ini
terjadi secara tiba – tiba dan membuat penderita terbangun dari tidurnya. Seseorang
dengan gagal jantung biasanya sesak nafas menjadi semakin berat saat penderita berada
pada posisi terlentang / supine, sehingga penderita gagal jantung seringkali lebih nyaman
dalam posisi kepala lebih tinggi dari ekstremitas atau penderita terkadang menggunakan
dua bantal saat tidur. Selain itu juga seringkali penderita merasa cepat lelah ataupun
merasakan cemas . Sesak nafas terjadi karena jantung tidak mampu memompa darah
yang berasal dari vena pulmonalis sehingga akan terjadi bendungan cairan di dalam paru
– paru. Adanya bendungan cairan di paru – paru ini akan mengganggu terjadinya
pertukaran gas sehingga penderita akan menjadi sesak nafas.
2. Batuk kronis atau muncul wheezing Batuk yang muncul pada penderita gagal jantung
disertai dengan produksi mukus yang berwarna putih atau pink. Hal ini terjadi karena
penderita gagal jantung juga mengalami penumpukan cairan di paru – paru
3. Edema Edema penderita gagal jantung biasanya terjadi di kaki maupun abdomen.
Terjadinya edema ini akan menyebabkan berat badan penderita menjadi meningkat
drastis karena terjadi penumpukan cairan di dalam tubuhnya. Selain itu, ginjal mengalami
gangguan dalam regulasi natrium dan air sehingga akan terjadi peningkatan cairan di
dalam jaringan
4. Fatigue Penderita seringkali merasakan mudah lelah saat melakukan aktivitas sehari –
hari. Hal ini terjadi karena jantung tidak mampu memompa darah secara maksimal
sehingga kebutuhan darah yang mengandung oksigen dan zat – zat lain yang dibutuhkan
oleh tubuh menjadi berkurang.
5. Nausea Nausea / tidak nafsu makan merupakan gejala yang dapat muncul pada penderita
gagal jantung. Hal ini dapat diakibatkan oleh karena saluran pencernaan mengalami
penurunan kebutuhan aliran darah sehingga akan menyebabkan gangguan dalam
pencernaan.
6. Konfusi Seseorang dengan gagal jantung dapat muncul kurang perhatian / penurunan
daya konsentrasi dan disorientasi. Perubahan ini dapat terjadi karena perubahan
kandungan elektrolit seperti natrium dalam tubuh yang akan menyebabkan seseorang
menjadi konfusi.
7. Takikardia Penderita gagal jantung seringkali mengalami palpitasi. Hal ini karena jantung
berusaha memompa darah lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan.
D. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk
mengangkat diagnose gagal jantung antara lain:
1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah digunakan untuk mengambil sampel darah : Elektrolit
(mengetahui kadar natrium dan kalium) Albumin Kreatinin (mengetahui fungsi
ginjal) Hasil abnormal dari pemeriksaan diatas dapat dihubungkan dengan adanya
gangguan pada penderita gagal jantung
2. Foto thoraks
Foto thoraks diperlukan untuk mengetahui : Pembesaran jantung Kongesti paru
3. Pemeriksaan EKG
Pemeriksaan EKG bertujuan untuk mendapatkan data tentang : Adanya serangan
jantung sebelumnya Gangguan konduksi pada ventrikel, Irama jantung abnormal
4. Pemeriksaan ekokardiografi Gambar yang ditunjukkan dalam ekokardiografi akan
dapat menampilkan ketebalan dinding otot jantung serta seberapa baik jantung
menjalankan fungsinya dalam memompa darah
5. Tes latihan stress Dengan menggunakan tes latihan stress akan dapat mengetahui :
Respon jantung terhadap aktivitas Penurunan suplai darah di arteri yang menyuplai
jantung Jenis dan tingkatan latihan yang sesuai bagi penderita
6. Kateterisasi jantung Kateterisasi jantung dilakukan untuk mengetahui : Adanya
sumbatan pada arteri koronaria maupun penyempitan arteri.
E. Tatalaksana
Penderita gagal jantung tidak dapat diobati, namun penatalaksanaan dapat dilakukan dengan
sebagai strategi untuk memperbaiki gejala – gejala yang muncul agar penderita tetap
memiliki kualitas hidup yang baik. Keberhasilan tatalaksana penderita gagal jantung
tergantung dari kesadarannya untuk memanajemen kondisinya sendiri serta dukungan dari
orang – orang disekitar penderita maupun dukungan dari petugas kesehatan. Tatalaksana
penderita gagal jantung meliputi:
1. Perubahan gaya hidup Perubahan gaya hidup penderita gagal jantung meliputi :
a. Menghindari merokok
Kandungan nikotin dalam rokok secara bertahap akan meningkatkan frekuensi
denyut jantung dan tekanan darah. Merokok juga dapat semakin merusak
lapisan pembuluh darah sehingga meningkatkan resiko terjadinya plak pada
arteri koronaria yang menyuplai jantung. Sehingga penderita gagal jantung
yang berhenti merokok maka dimungkinkan akan meningkatkan kualitas
hidup mereka. Memelihara berat badan Kenaikan berat badan atau penurunan
berat badan yang terjadi secara tiba – tiba merupakan salah satu tanda gejala
gagal jantung. Pengontrolan berat badan setiap pagi hari dianjurkan sebelum
makan pagi dan setelah buang air kecil, merupakan salah satu cara untuk
mengetahui kondisi seseorang. Jika terjadi peningkatan berat badan lebih dari
3 pound dalam satu hari, atau lebih dari 5 pound dalam satu minggu, maka
penderita gagal jantung harus segera datang ke pelayanan kesehatan untuk
melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
b. Menjaga intake cairan
Munculnya edema pada tubuh merupakan salah satu tanda gagal jantung.
Ketika hal ini terjadi, maka perlu dilakukan pembatasan intake cairan.
Beberapa penderita gagal jantung juga mengkonsumsi obat – obatan golongan
diuretik untuk membantu mengeluarkan cairan tersebut. Jika edema terjadi,
hubungi petugas kesehatan untuk mendapatkan informasi jumlah intake cairan
dalam tiap harinya.
c. Menghindari alkohol
Hindari mengkonsumsi alkohol berlebihan karena akan memperberat gejala
pada penderita gagal jantung
d. Menghindari / membatasi kafein
Menghindari / membatasi konsumsi kopi dalam tiap harinya merupakan hal
yang penting untuk mencegah gagal jantung semakin berat.
e. Mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi
Diet rendah kolesterol dan garam dianjurkan bagi penderita gagal jantung.
f. Melakukan aktivitas fisik
Aktivitas fisik setiap hari sangat penting bagi penderita gagal jantung.
Melakukan program latihan fisik sesuai anjuran petugas kesehatan merupakan
hal yang harus diperhatikan. Aktivitas fisik dilakukan sesuai dengan
kemampuan seseorang.
g. Memanajemen stress Meluangkan waktu sebanyak 15 – 20 menit dalam setiap
harinya untuk duduk dan latihan nafas dalam serta menenangkan pikiran
merupakan salah satu cara untuk memanajemen stress.
h. Mengontrol tekanan darah Melakukan pemeriksaan tekanan darah secara
teratur merupakan salah satu langkah efektif yang dapat digunakan untuk
mengontrol tekanan darah. Selain itu hindari mengkonsumsi makanan yang
dapat meningkatkan tekanan darah.
i. Istirahat yang cukup Gunakan bantal saat tidur di malam hari untuk
meningkatkan kenyamanan dan menghindari sesak nafas.
j. Peningkatan dukungan Dukungan dari keluarga dan orang – orang di sekitar
penderita gagal jantung sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita.
k. Mematuhi pedoman aktivitas seksual bagi penderita jantung Aktivitas seksual
tetap dapat dilakukan oleh penderita gagal jantung, namun tetap
memperhatikan kondisi kesehatannya. Jika penderita dalam kondisi stress,
maka sebaiknya aktivitas seksual dihindari.
l. Melakukan vaksinasi untuk mencegah flu dan pneumonia Flu dan pneumonia
lebih berbahaya terjadi pada penderita gagal jantung daripada orang sehat. Hal
ini karena pada pneumonia terjadi infeksi paru dan terjadi gangguan dalam
proses oksigenasinya. Sehingga apabila penderita gagal jantung mengalami
pneumonia, maka akan meningkatkan kerja jantung untuk memenuhi
kebutuhan oksigen paru. Sehingga hal ini akan memperburuk kondisi
penderita.
2. Pengobatan
Pengobatan yang dapat diberikan pada penderita gagal jantung antara lain :
a. Angiotensin Converting Enzyme (ACE) Inhibitors Captopril (Capoten),
Enalapril (Vasotec), Fosinopril (Monopril), Lisinopril (Prinivil, Zestril),
Perindopril (Aceon), Quinapril (Accupril), Ramipril (Altace), Trandolapril
(Mavik)
b. Angiotensin II Receptor Blockers (ARBs) /Angiotensin-2 Receptor
Antagonists Candesartan (Atacand), Losartan (Cozaar), Valsartan (Diovan)
c. Angiotensin Receptor Neprilysin Inhibitors (ARNIs) Sacubitril/valsartan
d. Beta Blockers Bisoprolol (Zebeta), Metoprolol succinate (Toprol XL),
Carvedilol (Coreg), Carvedilol CR (Coreg CR)Toprol XL
e. Aldosterone Antagonists Spironolactone (Aldactone), Eplerenone (Inspra)
f. Hydralazine and isosorbide dinitrate
g. Diuretik Furosemide (Lasix), Bumetanide (Bumex), Torsemide (Demadex),
Chlorothiazide (Diuril), Amiloride (Midamor Chlorthalidone (Hygroton),
Hydro-chlorothiazide (Esidrix, Hydrodiuril), Indapamide (Lozol), Metolazone
(Zaroxolyn), Triamterene (Dyrenium).
3. Pembedahan Beberapa prosedur pembedahan yang dapat dilakukan antara lain :
a. Implantable Cardioverter-Defibrillator (ICD)
b. Cardiac Resynchronization Therapy (CRT)
c. Left ventricular assist device (LVAD)
d. Transplantasi jantung
e. Percutaneous coronary intervention (PCI)
f. Coronary artery bypass
g. Penggantian katup jantung

You might also like