You are on page 1of 8

MASYARAKAT PENERIMA DAMPAK PERTAMBANGAN

Tanggal : 07 April 2022


Lamp : 2 Rangkap
Hal : Aduan atas dugaan pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat
penambangan yang di lakukan oleh izin penguasaan sumber daya air untuk
pengambilan komoditas Material tambang di sungai yang diduga milik
perorang yang berinsial LT di Kel. Masiri

Kepada
Yth. KAPOLRES BUTON
Di
-Tempat

Dasar Hukum :
 UU No. 9 Tahun 1998 Tentang kebebasan menyampaikan pendapat di muka
umum pasal 28 UU. Dasar 1945 yang berbunyi kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, menegeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan di jamin oleh UU.

 UU no 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,


pasal 65 ayat 4 setiap orang berhak berperan dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

 UU. No. 4 Tahun 2009 di Ubah UU. No. 3 Tahun 2020 Tentang Pertambangan
Mineral Batu bara.

 UUD 1945 setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh layanan kesehatan.

Asalam alaikum Wr, Wb.


Semoga kita semua selalu di beri kesehatan dalam menjalankan aktifitas kita sehari hari
sebagai hamba oleh yang maha pemurah ALLAH SWT.
1. Bahwa aktivitas pengerukan pertambangan yang di lakukan oleh izin penggusaan
sumber daya air untuk pengambilan komoditas meterial tambang di sungai dengan
nomor: 352/DPMPTSP/VII/2020 yang di duga milik perorangan yang berinisial LT
yang beroperasi di Kelurahan Masiri, Kecamatan Batauga dalam penambangan pasir
30 maret 2022 telah meresakan warga dan terdampak pada pelebaran sungai
sehingga pada musim hujan luapan sungai membesar sehingga telah masuk
kepemukiman warga dan telah merubah Daerah Aliran Sungai ( DAS ).

2. Bahwa pemerintah Kabupaten Buton Selatan telah mengeluarkan surat perihal


pemberhentian sementara aktifitas kegiatan penambangan pasir dan kerikil yang
duga ilegal di Lingkungan Kolowu dengan nomor surat ; 540/1222 senin 28 maret
2022.
3. Bahwa berdasarkan berita acara kesepakatan hasil audensi masyarakat Kolowu
bersama Dinas Sumber daya air dan Bina Marga Provinsi Sulawesi Tenggara, tim
Dinas penanaman modal dan PTSP provinsi Sulawesi tenggara di fasilitasi oleh
Pemerintah Kab. Buton Selatan pada hari Rabu tanggal 20 maret 2022 di sepakati
pada poin-poin berikut ;

 Bahwa aktivitas penambangan material (batu pasir dan kerikil) usaha


penguasaan sumber daya air untuk pengambilan komoditas material
tambangan di sungai nomor; 352/DPMPTSP/W11/2020 an. LA ODE TARMIN
tanggal 3 juli tahun 2020 yang berlokasi di sungai Kolowu, Kelurahan Masiri,
Kecamatan Batauga, Kab. Buton Selatan telah menimbulkan dampak
kerusakan lingkungan sesuai dengan hasil peninjauan lapangan pada hari
rabu tanggal 30 maret 2022.
 Terhadap rekomendasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Selatan
nomor ; 660/14, Perihal ; rekomendasi pengambilan komoditas tambangan
untuk an. LA ODE TARMIN pada tanggal 6 februari 2020 dinyatakan tidak
berlaku.
 Terhadap rekomendasi teknis Dinas Sumber daya air dan Bina Marga Provinsi
Sulawesi Tenggara nomor ; 600/328 perihal ; rekomendasi teknis penguasaan
sumber daya air untuk kegiatan pengambilan komoditas material tambang di
sungai, tanggal 9 april 2020 atas pemohon sodara an. LA ODE TARMIN
berdasarkan fakta-fakta di lapangan telah melanggar poin-poin syarat
rekomendasi yang di berikan sehingga surat rekomendasi yang di berikan
tersebut tidak berlaku.
 Terhadap izin pengguanan sumber daya air untuk pengambilan komoditas
material tambang di sungai nomor; 352/DPMPTSP/V11/2020 tanggal 3 juli
2020 an LA ODE TARMIN oleh DPM PTSP Provinsi Sultra berdasarkan
rekomendasi dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten buton Selatan dan
surat pemberitauan dari Dinas Sumber daya air dan Bina Marga Provinsi
Sultra akan segera di cabut.
4. Dugaan terjadinya mal administrasi dan penyalahgunaan kewenangan dalam
penerbitan izin perseorangan penggunaan sumber daya air untuk pengambilan
komoditas material tambang di sungai Nomor; 352/DPMPTSP/VII/2020 Tanggal 3 Juli
2020 dengan uraian sebagai berikut:
 Berdasarkan ketentuan Permen PUPR Nomor 01/PRT/M/2016 tentang tata
cara perizinan penguasaan sumber daya air dan penggunaan sumber air:
a. Pasal 1 angka 8 penguasaan sumber daya air adalah upaya
pemanfaatan sumber daya air untuk memenuhi kebutuhan usaha.
b. Pasal 9 ayat 1 penguasaan sumber daya air atau penggunaan sumber
daya air sebagaimana di maksud dalam pasal 5 dapat di lakukan oleh
perseorangan atau badan usaha berdasarkan izin air dan ayat 2 izn
penguasan sumber daya air atau izin penggunaan sumber daya air
sebagaimana di maksud pada ayat 1 di tetapkan berdasarkan
ketersediaan air dan peruntukan air sebagaimana tercantum dalam
rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai yang
bersangkutan.
c. Pasal 11 ayat 1 huruf F izin penguasaan sumber daya air sabagaimana
di maksud dalam pasal 9 harus di miliki oleh perseorangan yang
menggunakan air sumber air dan daya air untuk kegiatan usaha.
Secara umum berdasarkan uraian sebagai mana dimaksud pada huruf a-c di atas
definisi penguasaan sumber daya air sangat jelas yakni pengambilan/ pemanfaatan
air untuk mendukung kegiatan usaha dan bukan usaha untuk mengambil material
tambang di sungai.
 Berdasarkan ketentuan Permen PUPR Nomor 01/PRT/M/2016 tentang tata
cara perizinan penguasaan sumber daya air dan penggunaan sumber daya air
pasal 19 ayat 3 dalam hal kegiatan usaha pemanfaatan sumber air untuk
kegiatan pengambilan komoditas tambang, izin usaha pertambangan di
berikan oleh instansi yang membidangi pertambangan setelah mendapatkkan
rekomendasi teknis dari kepala BBWS/BWS. Terdapat beberapa kejanggalan
dianatarnya sebagai berikut:
a. Terkait aktifitas pengambian material komoditas tambang di sungai
seharusnya yang bersangkutan menggunakan izin usaha
pertambangan yang di berikan oleh instansi yang membidangi
pertambangan. Oleh karena itu dalam ketentuan ini tentunya melekat
peraturan perundang undangan di bidang pertambangan sebagai
mana di amanatkan dalam undang undang Nomor 4 tahun 2009
sebagai mana telah di ubah dengan undang undang Nomor 3 Tahun
2020.
b. Kenyataan di lapangan yang bersangkutan menggunakan izin
penguasaan sumber daya air berdasarkan rekomendasi yang di
keluarkan oleh dinas sumber daya air dan bina marga provinsi
sulawesi tenggara pada tanggal 9 April 2020 Nomor 600/328 perihal
rekomendasi teknis penggunaan sumber daya air untuk kegiatan
pengambilan komoditas material tambang di sungai.

KETENTUAN PIDANA DAN UNSUR PIDANA LINGKUNGAN HIDUP


1. Pasal 41 Barang siapa yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan
perbuatan yang mengakibatkan pencemaran/atau kerusakan lingkungan hidup,
di ancam dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak
Rp. 500.000.000,00( lima ratus juta rupiah)

2. UU. No. 4 Tahun 2002 yang di Ubah UU. No. 3 Tahun 2020 Tentang
pertambangan mineral dan Batu bara pasal 158 setiap orang yang melakukan
penambangan tanpa izin sebagaiman di maksud dalam pasal 35 Di pidana
dengan pidana penjara paling lama 5. Tahun dan denda paling banyak
100.000.000.000 ( Seratus miliar rupiah ).

3. Bahwa pengerukan pasir dan kerikil yang di lakukan oleh izin penggusaan sumber
daya air untuk pengambilan komoditas merial tambang di sungai dengan nomor:
352/DPMPTSP/VII/2020 tidak sesusi dengan peruntukan ijinya karena
pengerukan pasir dan kerikil di atur dalam UU no 3 tahun 2020 tentang
pertambangan mineral dan batu bara yaitu setiap aktifitas pengerukan adalah
pemegang IUP ( Izin usaha pertambangan ) yang di atur dalam UU. No. 3 Tahun
2020 sehingga pengerukan pasir dan kerikil yang di lakukan oleh izin penggusaan
sumber daya air untuk pengambilan komoditas merial tambang di sungai dengan
nomor: 352/DPMPTSP/VII/2020 di duga illegal dan bertentangan dengan UU.

4. Dengan demikian kami dari Masyarakat terkena dampak pertambangan Daerah


Aliran Sungai ( DAS) Kelurahan Masiri, Lingkungan Kolowu, Kecamatan Batauga,
Kabupaten Buton Selatan secara bersama-sama melaporkan aktifitas
pertambangan yang di duga illegal tersebut ke pihak kepolisian untuk di proses
hukum sesusai dengan ketentuan UU yang berlaku.

5. Bahwa aktifitas yang di lakukan oleh perseorangan yang di maksud telah


melakukan perusakan lingkungan hal tersebut di sampaikan oleh Dinas
Lingkungan Hidup dan dituangkan dalam Surat berita acara kesepatan tanggal 30
maret 2022 di kantor Pekerjaan Umum ( PU ) Kabupaten Buton Selatan.

UNSUR TINDAK PIDANA ; 1

 UU. No. 4 Tahun 2002 yang di Ubah UU. No. 3 Tahun 2020 Tentang pertambangan
mineral dan Batu bara pasal 158 setiap orang yang melakukan penambangan tanpa
izin sebagaiman di maksud dalam pasal 35 Di pidana dengan pidana penjara paling
lama 5. Tahun dan denda paling banyak 100.000.000.000 ( Seratus miliar rupiah ).
 Fakta dan temuan di lapangan oleh dinas lingkungan hidup Kabupaten Buton Selatan
dan Sumber daya air dan Bina Marga Provinsi Sultra bahwa yang bersankutan telah
melakukan pengrusakan lingkungan
 Fakta di lapangan bahwa yang bersangkutan dalam pengerukan pasir dan kerikil
tidak memiliki IUP sebagai mana yang di atur di dalam UU no 3 tahun 2020.

KESIMPULAN ;
Atas uraian dan poin-poin di atas kami dari Masyarakat terkena dampak pertambangan
Daerah Aliran Sungai ( DAS) mendesak pihak kepolisian Polres Buton dan jajaranya untuk
melakukan pemanggilan dan pemeriksaan kepada para pihak yang melakukan
penambangan di duga secara illegal dan di proses hukum apabilah dalam waktu 7 x 24 jam
pihak kepolisian tidak melakukan langkah-langkah hukum maka kami dan masyarakat akan
turun ke Polres Buton untuk mempertanyakan kinerja Kepolisian Polres Buton.

BATAUGA. 07 APRIL 2022

TEMBUSAN ;
1. MABES POLRI
2. POLDA SULTRA
3. KEMENTRIAN LINGKUNGAN HIDUP
4. ARSIP
PENINJAUAN PROSES PENAMBANGAN YANG DI DUGA ILEGAL

DAMPAK PERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT TAMBANG YANG DI DUGA ILEGAL


SURAT TANDA TERIMA LAPOR

Nama ;
Jabatan ;
NRP ;
TTd ;

Alamat POLRES BUTON ;

PASARWAJO,…. APRIL 2022

You might also like