You are on page 1of 2

Nama : Nevisa Adhea

NPM : 120104190083

Matkul : Metode Penelitian Bisnis ( C )

ANALISA KASUS PENGGELAPAN PAJAK DIREKTUR UTAMA PT TP

Latar belakang dari penelitian ini adalah penunggakan pajak yang dilakukan oleh Direktur Utama PT TP
dengan inisial DHR dan Adapun tindak pidana yang dilakukan adalah dengan sengaja tidak
menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) dan menyampaikan SPT atau keterangan yang isinya tidak
benar. Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar wajib pajak seperti Direktur Utama PT PP inisial DHR
(50) masih enggan membayar pajak dengan benar, mereka akan selalu berusaha untuk mengelak dari
pembayaran pajak,

Rumusan masalah Dalam pembahasan ini, akan di bahas mengenai kasus penunggakan pajak yang telah
membuat kerugian negara mencapai Rp. 6,3 Miliar dan Tindak pidana yang dilakukan, yaitu dengan
sengaja tidak menyampaikan surat pemberitahuan dan menyampaikan surat pemberitahuan atau
keterangan yang isinya tidak benar pada masa Juni 2007 sampai dengan Desember 2008.

Penagihan Pajak adalah serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya
penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan
sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan,
melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita (Pasal 1 angka 9 UU No. 19 tahun 2000
tentang penagihan pajak dengan surat paksa). Dalam Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan atau KUP, Dasar penagihan pajak yaitu:3

1) Pasal 18 ayat (1) UU KUP menyebutkan dasar penagihan pajak adalah:

a. Surat Tagihan Pajak(SPT)

b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)

c. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)

d. Surat Keputusan Pembetulan , Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, yang menyebabkan
jumlah pajak yang harus dibayar bertambah.

2) Pasal 12UU PBB menyebutkan dasar penagihan pajak adalah :

a. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)

b. Surat ketetapan pajak

c. Surat Tagihan Pajak (SPT) merupakan dasar penagihan pajak

Dengan demikian akibat adanya kasus penunggakan pajak oleh Direktur Utama PT TP beinisial DHR (50),
maka Ditjen Pajak berhak melakukan serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak
dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika
dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan,
melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita sebagaimana telah diatur pada Pasal 1
angka 9 UU No. 19 tahun 2000 tentang penagihan pajak dengan surat paksa tersebut.

Tahap-tahap awal dalam penagihan pajak yaitu Penerbitan Surat Teguran, Surat peringatan, atau Surat
lain yang sejenis. Tahap tersebut merupakan awal tindakan penagihan pajak sehingga hal tersebut
menjadi pedoman tindakan penagihan pajak berikutnya yaitu penyampaian Surat Paksa dan sebagainya.

Terkait dengan kasus DHR, apabila langkah awal dalam penagihan pajak yaitu Penerbitan Surat Teguran,
Surat peringatan, atau Surat lain yang sejenis diabaikan. Maka Ditjen pajak dapat melakukan langkah-
langkah berikutnya yaitu penyampaian Surat Paksa dan sebagainya. Dalam penyampaian Surat Paksa
tersebut apabila telah melampaui jangka waktu yang ditentukan maka hak untuk melakukan penagihan
pajak tersebut menjadi daluwarsa.

Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak melalui Kantor Wilayah (Kanwil) DJP Jakarta Selatan 1 akan
menyerahkan tersangka kasus tindak pidana perpajakan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Selatan.
Tersangka yang berinisial DHR merupakan Direktur Utama PT TP ditangkap dan ditahan di Lembaga
Permasyarakatan (Lapas) Cipinang, Jakarta Timur. Sebab Tindak pidana yang dilakukan telah membuat
kerugian negara mencapai Rp 6,3 Miliar.4

You might also like