Professional Documents
Culture Documents
Metodologi Penelitian IMD
Metodologi Penelitian IMD
TAHUN 2022/2023
PROPOSAL
OLEH :
DEKA INDRIANI
NIM. 2021206203194P
TAHUN 2022
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian IMD
IMD merupakan kemampuan bayi mulai menyusu sendiri segera setelah dia
dilahirkan. Pada prinsipnya IMD merupakan kontak langsung antara kulit ibu dan kulit bayi,
bayi segera ditengkurapkan di dada atau di perut ibu setelah seluruh badan dikeringkan
(bukan dimandikan), kecuali pada telapak tangannya. Kedua telapak tangan bayi dibiarkan
tetap terkena cairan ketuban karena bau dan rasa cairan ketuban ini sama dengan bau yang
dikeluarkan payudara ibu yang akan menuntun bayi untuk menemukan puting
(Siswosuharjo dan Chakrawati, 2010). Menurut UNICEF dan WHO (2014) IMD dilakukan
satu jam pertama setelah kelahiran.
Pengertian IMD menurut Kemenkes (2014) adalah proses bayi menyusu segera
setelah dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak dituntun
ke puting susu). Dua puluh empat jam pertama setelah ibu melahirkan adalah saat yang
sangat penting untuk keberhasilan menyusui selanjutnya. Pada jam-jam pertama setelah
melahirkan dikeluarkan hormon oksitosin yang bertanggung jawab terhadap produksi ASI.
Menurut pokok-pokok Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 2012 tentang pemberian
ASI eksklusif IMD adalah suatu proses dimana bayi begitu dilahirkan dari rahim ibu, tanpa
dimandikan terlebih dahulu segera diletakkan pada perut dan dada ibu dengan kulit bayi
melekat atau bersentuhan langsung pada kulit ibu. Proses ini dilakukan sekurangnya selama 1
jam dan /atau sampai dengan bayi berhasil meraih puting ibu untuk menyusu langsung sesuai
kebutuhannya atau lamanya menyusu saat IMD ditentukan oleh bayi. IMD dapat dilakukan
dalam semua jenis kelahiran normal maupun dengan bantuan vakum atau operasi.
IMD adalah pemberian air susu ibu dimulai sedini mungkin segera setelah bayi lahir,
setelah tali pusat dipotong, letakkan bayi tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi melekat
pada kulit ibu. Biarkan kontak kulit bayi ke kulit ibu menetap selama setidaknya 1 jam
bahkan lebih sampai bayi dapat menyusu sendiri (JNPK-KR 2007 dalam Martini, 2012)
2. Manfaat IMD
Manfaat kontak kulit dengan kulit segera setelah lahir dan bayi menyusu
sendiri dalam satu jam pertama kehidupan (Roesli, 2012):
a. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak
mencari payudara.
b. Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernapasan dan detak jantung bayi
lebih stabil.
c. Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari
kulit ibunya dan dia akan menjilat-jilat kulit ibu, menelan bakteri baik
dari kulit ibu. Bakteri baik ini akan berkembang biak membentuk
koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi bakteri jahat dari lingkungan.
d. Ikatan kasih sayang (Bonding) antara ibu-bayi akan lebih baik karena
pada 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu bayi
biasanya tidur dalam waktu yang lama. Pemberian ASI lebih awal
dapat membantu bayi untuk belajar menyusu (UNICEF, 2015)
e. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui
eksklusif dan akan lebih lama disusui. Menunda permulaan menyusu
lebih dari satu jam menyebabkan kesukaran menyusui.
f. Pelekatan bayi pada ibu dan penghisapan puting ibu merangsang
pengeluaran horman oksitosin dan prolaktin. Hormon prolaktin akan
merangsang produksi ASI. Sedangkan, fungsi hormon oksitosin
adalah:
1) Membantu rahim berkontraksi sehingga membantu pengeluaran
ari-ari (plasenta) dan mengurangi perdarahan ibu.
2) Merangsang produksi hormon lain yang membuat ibu menjadi
lebih rileks, lebih mencintai bayinya, meningkatkan ambang nyeri,
dan perasaan sangat bahagia.
3) Menenangkan ibu dan bayi serta mendekatkan mereka berdua.
4) Merangsang pengaliran ASI dari payudara. Jika dirangsang oleh
hormon oksitosin, otot yang melingkari pabrik ASI ini akan
mengerut (berkontraksi) dan menyemprotkan ASI dari pabrik ASI
ke saluran ASI (Roesli, 2009).
Bayi mendapatkan ASI kolostrum yaitu ASI yang pertama kali keluar.
Bayi yang diberi kesempatan inisiasi menyusu dini lebih dulu mendapatkan
kolostrum daripada yang tidak diberi kesempatan. Menurut Queensland
Maternity and Neonatal Clinical Guidelines Program (2010)
kontak kulit ke kulit memiliki beberapa manfaat bagi ibu dan bayi. Manfaat bagi
ibu yaitu menstimulus pelepasan oksitosin yang akan meminimalkan kehilangan
darah, mengurangi kecemasan, meningkatkan ikatan emosional ibu dan bayi, serta
dapat mencegah atau meringankan masalah menyusui (misalnya pembengkakan,
puting sakit). Sedangkan manfaat bagi bayi yaitu menjaga suhu tubuh agar tetap
hangat, mengurangi lamanya waktu menangis, meningkatkan interaksi dengan ibu,
meningkatkan kebiasaan menyusu sejak lahir, meningkatkan durasi menyusu, dan
menjaga kadar glukosa darah normal.
Semua bayi akan melalui 5 tahapan yang sama saat IMD, antara lain (Yuliarti,
2010 ; Roesli, 2012) :
a. Selama 30 menit pertama merupakan stadium istirahat/diam dalam
keadaan siaga. Bayi diam tidak bergerak. Masa tenang yang istimewa
ini merupakan penyesuian peralihan dari keadaan dalam kandungan ke
keadaan di luar kandungan. Bonding (hubungan kasih sayang) ini
merupakan dasar pertumbuhan bayi dalam suasana aman serta
meningkatkan kepercayaan diri ibu dan ayah terhadap kemampuan
keberhasilan menyusui (Roesli, 2012)
d. Bayi mulai bergerak ke arah payudara dan menekan payudara dan hal
tersebut akan merangsang susu keluar. Sambil bergerak, ia menjilat
dan mengambil bakteri dari kulit ibunya. Seberapa banyak ia menjilat
cuma ia yang tahu berapa kebutuhannya akan bakteri yang masuk ke
pencernaaannya itu dan menjadi bakteri Lactibacillus. Ia kulum dulu,
kemudian dijilat sampai ia yakin okstitusi ibunya cukup, baru dia naik
ke atas. Jadi, hanya ia yang tahu.
4. Syarat-syarat ibu dan bayi yang dapat dan tidak dapat dilakukan IMD
Syarat dilakukannya IMD adalah apabila ibu dan bayi dalam keadaan
sehat, bugar, tidak gawat darurat, meskipun kelahiran dilakukan melalui operasi
caesar, IMD tetap bisa dilakukan (Info, 2013). Menurut PP No. 33 Tahun 2012
tentang Pemberian ASI eksklusif bahwa pelaksanaan IMD ini dapat tidak
dilaksanakan apabila terdapat indikasi medis demi keselamatan ibu dan bayi.
Sekalipun upaya untuk memberikan ASI digalakkan tetapi pada beberapa kasus
pemberian ASI tidak dibenarkan (Manuaba, 1998)
a. Faktor dari ibu
Ibu dengan penyakit jantung yang berat akan menambah beratnya penyakit
ibu, ibu dengan preeklampsia dan eklampsia, karena banyaknya obat-obatan yang
telah diberikan, sehingga dapat mempengaruhi bayinya, penyakit infeksi berat pada
payudara, sehingga kemungkinan menular pada bayinya, karsinoma payudara
mungkin dapat menimbulkan metastasis, ibu dengan psikosis, dengan
pertimbangan kesadaran ibu sulit diperkirakan sehingga dapat membahayakan
bayi, ibu dengan infeksi virus, ibu dengan TBC atau lepra.
Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi
medis.
B. ASI Ekslusif
2. Fisiologi Laktasi
h. Oksitosin
Oksitosin sebagai hormon yang merangsang pengeluaran ASI.
Menyusui merangsang pelepasan oksitosin untuk melancarkan
pengeluaran ASI. Selain itu penglihatan, suara dan sentuhan bayi
juga meningkatkan pengeluaran ASI. Oksitosin juga menimbulkan
ketenangan tetapi akan terhambat apabila terjadi stres.
3. Komposisi ASI
1.Kolostrum
2.ASI transisi / peralihan
3.ASI matang ( mature)
4. Manfaat ASI
b. Bagi ibu
c. Bagi keluarga
14) Efisien. Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, repot
merebus air, atau membeli peralatan susu.
15) Pegeluaran biaya perawatan lebih sedikit karena bayi sehat.
Kerangka teori akan memuat teori-teori yang relevan dalam menjelaskan masalah yang
sedang di teliti. Kemudian kerangka teori ini digunakan sebagai landasan teori atau dasar
pemikiran dalam penelitian (Adelia, 2018:10).
GAMBAR 1.1
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah rangkaian atau uraian dari variable yang saling berkaitan
antara variable satu dengan variable lain ( Dini, 2018:30 ).
Bagian 3.1. Kerangka Konsep Penelitian tentang Hubungan IMD terhadap Keberhasilan ASI
Ekslusif di ruang Perina RSU Muhammadiyah Metro.
B. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono,
2018:63).
Hipotesis Alternatif (Ha) : Ada hubungan inisiasi menyusui dini (IMD) terhadap
keberhasilan asi eksklusif di RS Muhammadiyah
Metro.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
B. Variabel Penelitian
Variabel atau peubah merupakan suatu konsep yang mempunyai variasi nilai dan variasi
nilai itu tampak jika variabel itu didefinisikan secara operasional atau ditentukan tingkatannya
( Danim, 2003 ).Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel independen dan
variabel dependen .Variabel independen (variabel bebas) merupakan variabel yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel dependen ( variabel terikat ) merupakan variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas ( Hidayat, 2007).
Penelitian ini mengkaji 2 variabel yaitu variabel bebas ( independen) yakni IMD,sedangkan
variabel terikat ( dependen) yaitu keberhasilan ASI eksklusif.
C. Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
3 Data Keberadaan responden sejak dia lahir Wawancara Kuisioner 3.A 1 = Kelompok usia Ordinal
Demografi hingga waktu umur itu dihitung, ordinal tidak ideal
: Pengelompokkan usia dalam kehamilan ( < 20 tahun dan >
a.Usia ( Raharja, 2013 : 35 tahun )
- kelompok ideal dengan kriteria 2 = kelompok usia
usia 20-35 tahun ideal ( 20- 35
- kelompok usia tidak ideal yaitu tahun)
usia dibawah 20 tahun dan usia
diatas 35 tahun