You are on page 1of 11

Contoh Analisis Aset dan Kewajiban

Analisis Pertumbuhan Pos-Pos


Berdasarkan analisis data di atas jumlah asset lancar tahun 2007-2008 mengalami kenaikan
sebesar 10,375,273,363.00. dan jumlah asset tetap tahun 2007-2008 juga mengalami kenaikan
sebesar 915,111,220,551.00. Asset tetap mengalami kenaikan yang lebih besar dari pada asset
lancar. Secara umum kenaikan yang terjadi baik pada asset lancar maupun tetap memberikan
sinyal positif, yaitu menunjukkan adanya pertumbuhan asset.
Pertumbuhan asset lancar tidak lebih besar dari asset tetap sehingga tidak menimbulkan masalah
overliquid. Namun sebaliknya bahwa pertumbuhan aset tetap lebih besar dari asset lancar
sehingga menimbulkan masalah illiquid. Memberi indikasi bahwa keuangannya tidak lancar.
Pertumbuhan investasi jangka panjang
 Jenis investasi jangka panjang yang menjadi pilihan pemda adalah investasi permanen dan
investasi non permanen
 Investasi jangka panjang permanen antara lain :
1. Perusda Percetakan
2. PD BPR Bank Pasar
3. PD BPR BKK
4. Perusda RPH
5. PDAM
6. BPD Jateng Cabang Semarang
7. PT. PRPP JATENG
 Investasi jangka panjang non permanen antara lain :
1. Dana Bergulir pada Dinas Koperasi & UKM
 Secara umum jumlah investasi jangka panjang baik permanen maupun non permanen
mengalami peningkatan. Untuk investasi permanen mengalami kenaikan sebesar
4,072,256,639.00, dan untuk investasi non permanen mengalami kenaikan sebesar
1,000,000,000.00. Untuk keseluruhan jumlah investasi jangka panjang mengalami kenaikan
sebesar 5,072,256,639.00.
 Pertumbuhan asset tetap yang signifikan adalah pertumbuhan asset tetap yang berupa
peralatan dan mesin menunjukan peningkatan sebesar 859,572,438,601.00.

NERACA 2007
Analisis modal kerja
Modal Kerja = Asset Lancar – Kewajiban Lancar
= 325.008.957.901,00 – 2.745.473.457,00
= 322.263.484.444,00
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan hasil yang positif maka dinilai bahwa pemerintah
daerah memenuhi kecukupan keuangan dalam memenuhi kebutuhan pelaksanaan operasi rutin
tanpa harus mencairkan investasi jangka pendek dan jangka panjang, menggunakan dana
cadangan atau pos pembiayaan.

Analisis Rasio Keuangan


a. Rasio Likuiditas
 Rasio Cepat = Aktiva Lancar : Utang Lancar
= 325.008.957.901,00 : 2.745.473.457,00
= 118,3799 : 1
Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki aktiva yang cukup untuk
mencukupi pelunasan hutangnya. Rasio yang dianggap aman adalah 2 : 1, dan rasio cepat
yang diperoleh adalah 118,3799 : 1 merupakan rasio yang sangat besar. Sehingga
dianggap sangat aman.
 Rasio Kas = (Kas + Efek) : Utang Lancar
= (8.082.378.814,00 + 3.700.000.000,00) : 2.745.473.457,00
= 11.782.378.814,00 : 2.745.473.457,00
= 4,2915 : 1
Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki rasio kas yang baik, yaitu
4,2915 : 1 artinya pemda dapat melunasi hutangnya dengan segera menggunakan kas dan
efek.
 Rasio Cepat = (Aktiva Lancar – Persediaan) : Utang Lancar
= (325.008.957.901,00 – 11.351.916.928,00) : 2.745.473.457,00
= 313.657.040.973,00 : 2.745.473.457,00
= 114,2451 : 1
Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki rasio cepat yang baik, yaitu
114,2451 : 1 artinya pemda memiliki tingkat likuiditas yang tinggi untuk melunasi
hutangnya secara langsung dengan jumlah asset lancar yang tersedia setelah dikurangi
oleh persediaan.
 Working Capital to Total Asset
= (Aktiva Lancar – Utang lancar) : Total aktiva
= (325.008.957.901,00 – 2.745.473.457,00) : 4.488.394.278.115,00
= 322.263.484.444,00 : 4.488.394.278.115,00
= 0,0717
Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki rasio Working Capital to
Total Asset yang tidak baik, yaitu sebesar 0,0717 : 1. Hal ini menunjukkan kekurangan
likuiditas dari total aktiva dengan posisi modal kerja netto.
b. Rasio Solvabilitas
= total aktiva : total utang
= 4.488.394.278.115,00 : 20.206.203.583,00
= 222,1295
= 222 : 1
Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki rasio solvabilitas yang sangat
baik, yaitu 222 : 1. Artinya pemda memiliki kemampuan yang tinggi untuk membayar total
utang (jangka pendek maupun jangka panjang) dengan total aktiva yang dimiliki.
c. Rasio Utang (Leverage Ratio)
 Rasio utang terhadap ekuitas
= total utang : ekuitas dana
= 20.206.203.583,00 : 4.468.188.074.532,00
= 0,0045
Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki rasio utang terhadap ekuitas
sebesar 0,0045 : 1. Artinya pemda terbebani oleh utang sebesar 0,45% dari ekuitas dana
yang dimiliki. Besarnya rasio tersebut dianggap masih wajar karena memiliki nilai yang
tidak lebih dari 1, maka dapat disimpulkan bahwa Pemda Semarang tidak memiliki
kelebihan utang/over leveraged.
 Rasio utang terhadap asset modal
= total utang : total asset modal
= 20.206.203.583,00 : 4.100.896.661.327,00
= 0,0049
Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki rasio utang terhadap total
asset modal sebesar 0,0049. Artinya terdapat 0,49% bagian asset modal yang dijadikan
jaminan hutang. Hal tersebut dianggap tidak relevan untuk pemda karena asset
seharusnya tidak boleh dijadikan jaminan bagi Pemda untuk melakukan hutang.

NERACA 2008
Analisis modal kerja
Modal Kerja = Asset Lancar – Kewajiban Lancar
= 335.384.231.264,00 – 5.250.328.592,00
= 330.133.902.672,00
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan hasil yang positif maka dinilai bahwa pemerintah
daerah memenuhi kecukupan keuangan dalam memenuhi kebutuhan pelaksanaan operasi rutin
tanpa harus mencairkan investasi jangka pendek dan jangka panjang, menggunakan dana
cadangan atau pos pembiayaan.

Analisis Rasio Keuangan


a. Rasio Likuiditas
 Rasio Cepat = Aktiva Lancar : Utang Lancar
= 335.384.231.264,00 : 5.250.328.592,00
= 63,8787
Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki aktiva yang cukup untuk
mencukupi pelunasan hutangnya. Rasio yang dianggap aman adalah 2 : 1, dan rasio cepat
yang diperoleh adalah 3,8787 : 1 merupakan rasio yang sangat besar. Sehingga dianggap
sangat aman.
 Rasio Kas = (Kas + Efek) : Utang Lancar
= (9.347.984.759,00 + 4.700.000.000,00) : 5.250.328.592,00
= 14.047.984.759,00 : 5.250.328.592,00
= 2,6756
Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki rasio kas yang baik, yaitu
2,6756 : 1 artinya pemda dapat melunasi hutangnya dengan segera menggunakan kas dan
efek.
 Rasio Cepat = (Aktiva Lancar – Persediaan) : Utang Lancar
= (335.384.231.264,00 – 14.006.599.945,00) : 5.250.328.592,00
= 321.377.631.319,00 : 5.250.328.592,00
= 61,2109
Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki rasio cepat yang baik, yaitu
61,2109 : 1 artinya pemda memiliki tingkat likuiditas yang tinggi untuk melunasi
hutangnya secara langsung dengan jumlah asset lancar yang tersedia setelah dikurangi
oleh persediaan.
 Working Capital to Total Asset
= (Aktiva Lancar – Utang lancar) : Total aktiva
= (335.384.231.264,00 – 5.250.328.592,00) : 5.438.328.438.918,00
= 330.133.902.672,00 : 5.438.328.438.918,00
= 0,0607
Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki rasio Working Capital to
Total Asset yang tidak baik, yaitu sebesar 0,0607 : 1. Hal ini menunjukkan kekurangan
likuiditas dari total aktiva dengan posisi modal kerja netto.
b. Rasio Solvabilitas
= total aktiva : total utang
= 5.438.328.438.918,00 : 17.338.540.765,00
= 313,6554
Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki rasio solvabilitas yang sangat
baik, yaitu 313,6554 : 1. Artinya pemda memiliki kemampuan yang tinggi untuk membayar
total utang (jangka pendek maupun jangka panjang) dengan total aktiva yang dimiliki.
c. Rasio Utang (Leverage Ratio)
 Rasio utang terhadap ekuitas
= total utang : ekuitas dana
= 17.338.540.765,00 : 5.420.989.898.153,00
= 0,0031
Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki rasio utang terhadap ekuitas
sebesar 0,0031 : 1. Artinya pemda terbebani oleh utang sebesar 0,31% dari ekuitas dana
yang dimiliki. Besarnya rasio tersebut mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
(2007) yaitu sebesar 0,45%. Rasio yang diperoleh dianggap masih wajar karena memiliki
nilai yang tidak lebih dari 1, maka dapat disimpulkan bahwa Pemda Semarang tidak
memiliki kelebihan utang/over leveraged.
 Rasio utang terhadap asset modal
= total utang : total asset modal
= 17.338.540.765,00 : 5.016.007.881.878,00
= 0,0034
Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki rasio utang terhadap total
aset modal sebesar 0,0034. Artinya terdapat 0,34% bagian asset modal yang dijadikan
jaminan hutang. Rasio utang terhadap aset mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
(2007) yaitu dari 0,49% menjadi sebesar 0,34%. Menunjukkan terjadi pengurangan asset
yang dijadikan sebagai jaminan utang. Hal tersebut dianggap tidak relevan untuk pemda
karena asset seharusnya tidak boleh dijadikan jaminan bagi Pemda untuk melakukan
hutang.

A. ANALISIS KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA PEMDA SEMARANG


 Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan, kewajiban adalah utang yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
pemerintah
Mahmudi, Analisis Lap. Keuangan Pemda, 2007
 Utang adalah klaim pihak ketiga atas arus kas Pemda karena pihak ketiga telah memberikan
sejumlah dana pada Pemda di masa lalu.

 Klasifikasi kewajiban
 Jk. Pendek à jatuh tempo kurang dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan
 Jk. Panjang à jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan
 Analisis Pertumbuhan Utang
Mengetahui perkembangan utang pemerintah dari tahun ke tahun.
Untuk utang jangka pendek pemerintah tahun 2007 sebesar 2.745.473.457,00 dan tahun 2008
mengalami peningkatan menjadi sebesar 5.250.328.592,00. Sementara utang jangka panjang
pemerintah tahun 2007 sebesar 17.460.730.126,00 dan tahun 2008 mengalami penurunan
menjadi sebesar 12.088.212.173,00. Secara umum jumlah kewajiban pemerintah kota
Semarang dari tahun 2007 sampai tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 14,19%, yaitu
pada tahun 2007 sebesar 20.206.203.583,00 kemudian tahun 2008 menjadi
17.338.540.765,00.
Untuk perencanaan dan pengendalian utang, pertumbuhan utang harus dikendalikan agar
tidak menganggu stabilitas ekonomi dan keuangan daerah. Khusunya utang jangka pendek
untuk daerah Semarang.

NERACA 2007
Rasio Utang Pemda
 Analisis Rasio Utang per Kapita = total utang : jumlah penduduk
= 20.206.203.583,00 : 1.454.594
= 13.891
Berdasarkan analisis di atas menunjukkan bahwa beban utang per penduduk daerah setempat
sebesar 13.891. Perbandingan rasio utang per kapita dengan pendapatan perkapita.
Pendapatan perkapita = total pendapatan penduduk 2007 : total penduduk 2007.
= 1.173.526.736.688,00 : 1.454.594
= 806.772,70
Maka perbandingannya sebagai berikut :
= Rasio utang per kapita : Pendapatan
= 13.891 : 806.772,70
= 0,017 : 1
Maka dapat disimpulkan hasilnya adalah baik à rasio utang perkapita jauh lebih kecil dari
pendapatan per kapita
 Analisis Rasio Utang terhadap Ekuitas
= Total utang : Jumlah ekuitas dana
= 20.206.203.583,00 : 4.468.188.074.532,00
= 0,0031 : 1
Rasio besar à ketergantungan utang pada pembiayaan besar à resiko keuangan daerah
besar.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa rasio kecil à ketergantungan utang pada
pembiayaan kecil à resiko keuangan daerah kecil.
 Analisis Rasio utang terhadap Asset Modal
= Total utang : Total Asset modal
= 20.206.203.583,00 : 4.100.896.661.327,00
= 0,0049 : 1
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa besarnya utang masih lebih kecil dari total
asset modal, yaitu sebesar 0,49% dari total asset modal.
 Analisis Rasio Utang terhadap Pertumbuhan Pajak
= Total utang : Pendapatan pajak daerah
= 20.206.203.583,00 : 120.194.862.565,00
= 0,1681 : 1
Menggambarkan kemampuan pemerintah untuk membayar kewajibannya dengan pendapatan
pajak yang diterimanya. Semakin kecil rasio semakin baik.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan rasio utang terhadap pertumbuhan pajak sebesar
0,1681, dimana rasio tersebut tergolong kecil. Maka pemerintah memiliki kemampuan untuk
membayar kewajiban dengan pendapatan pajak yang diterimanya.
 Analisis Rasio Utang terhadap PAD
= Total Utang : PAD
= 20.206.203.583,00 : 222.447.630.197,00
= 0,0908
Menggambarkan kapasitas Pemda untuk membayar utang dari penerimaan PAD-nya.
Semakin rendah rasionya semakin baik
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan rasio utang terhadap PAD sebesar 0,0908, dimana
rasio tersebut tergolong rendah. Maka pemerintah memiliki kemampuan untuk membayar
kewajiban dari penerimaan PAD-nya.
 Analisis Rasio Utang terhadap Total Pendapatan Daerah
= Total utang : total pendapatan daerah
= 20.206.203.583,00 : 1.173.526.736.688,00
= 0,0172
Semakin kecil rasio semakin baik
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan rasio utang terhadap total pendapatan daerah sebesar
0,0172, dimana rasio tersebut tergolong kecil. Maka pemerintah memiliki kemampuan untuk
membayar kewajiban dengan total pendapatan daerahnya.

NERACA 2008
Rasio Utang Pemda
 Analisis Rasio Utang per Kapita = total utang : jumlah penduduk
= 17.338.540.765,00 : 1.481.640
= 11.702
Berdasarkan analisis di atas menunjukkan bahwa beban utang per penduduk daerah setempat
sebesar 11.702. Perbandingan rasio utang per kapita dengan pendapatan perkapita.
Pendapatan perkapita = total pendapatan penduduk 2007 : total penduduk 2007.
= 1.343.295.606.072,00 : 1.481.640
= 906.627,52
Maka perbandingannya sebagai berikut :
= Rasio utang per kapita : Pendapatan
= 11.702 : 906.627,52
= 0,013 : 1
Maka dapat disimpulkan hasilnya adalah baik à rasio utang perkapita jauh lebih kecil dari
pendapatan per kapita
 Analisis Rasio Utang terhadap Ekuitas
= Total utang : Jumlah ekuitas dana
= 17.338.540.765,00 : 5.420.989.898.153,00
= 0,0045 : 1
Rasio besar à ketergantungan utang pada pembiayaan besar à resiko keuangan daerah
besar.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa rasio kecil à ketergantungan utang pada
pembiayaan kecil à resiko keuangan daerah kecil.
 Analisis Rasio utang terhadap Asset Modal
= Total utang : Total Asset modal
= 17.338.540.765,00 : 5.016.007.881.878,00
= 0,0034 : 1
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa besarnya utang masih lebih kecil dari total
asset modal, yaitu sebesar 0,34% dari total asset modal.
 Analisis Rasio Utang terhadap Pertumbuhan Pajak
= Total utang : Pendapatan pajak daerah
= 17.338.540.765,00 : 132.916.027.470,00
= 0,1304 : 1
Menggambarkan kemampuan pemerintah untuk membayar kewajibannya dengan pendapatan
pajak yang diterimanya. Semakin kecil rasio semakin baik.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan rasio utang terhadap pertumbuhan pajak sebesar
0,1304, dimana rasio tersebut tergolong kecil. Maka pemerintah memiliki kemampuan untuk
membayar kewajiban dengan pendapatan pajak yang diterimanya.
 Analisis Rasio Utang terhadap PAD
= Total Utang : PAD
= 17.338.540.765,00 : 251.171.579.641,00
= 0,0690 : 1
Menggambarkan kapasitas Pemda untuk membayar utang dari penerimaan PAD-nya.
Semakin rendah rasionya semakin baik
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan rasio utang terhadap PAD sebesar 0,0690, dimana
rasio tersebut tergolong rendah. Maka pemerintah memiliki kemampuan untuk membayar
kewajiban dari penerimaan PAD-nya.
 Analisis Rasio Utang terhadap Total Pendapatan Daerah
= Total utang : total pendapatan daerah
= 17.338.540.765,00 : 1.343.295.606.072,00
= 0,0129 : 1
Semakin kecil rasio semakin baik
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan rasio utang terhadap total pendapatan daerah sebesar
0,0129, dimana rasio tersebut tergolong kecil. Maka pemerintah memiliki kemampuan untuk
membayar kewajiban dengan total pendapatan daerahnya.

You might also like