You are on page 1of 4

Cara Rasulullah Menebarkan Kasih Sayang pada Umat

Khutbah I

‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل اِلَهَ ِإاَّل هللا َوحْ َدهُ ال‬،‫ريم‬


ِ ‫ َوَأ ْفهَ َمنَا! بِ َش ِر ْي َع ِة النَّبِ ّي ال َك‬،‫لح ْم ُد هللِ ْال َح ْم ُد هللِ الّذي هَدَانَا ُسبُ َل ال ّسالَ ِم‬
َ ‫ْا‬
‫ ُذو‬،‫َش ِريك لَه‬

‫بار ْك َعلَى َسيِّ ِدنا ُم َح ّم ٍد‬ ِ ‫صلِّ و َسلِّ ْم َو‬ َ ‫ اللّهُ َّم‬،‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ ّن َسيِّ َدنَا َونَبِيَّنَا! ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسولُه‬،‫ْال َجال ِل َواإل ْكرام‬
ِ‫ص ْي ُك ْ!م َو نَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللا‬ ُ ْ‫ أو‬،‫ فَيَايُّهَا! اِإل ْخ َوان‬:‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬،‫َو َعلَى الِه َوأصْ حابِ ِه َوالتَّابِعي! بِإحْ سا ِن إلَى يَوْ ِم الدِّين‬
‫ بِس ِْم هللاِ الرَّحْ َما ِن‬،‫ان ال َّر ِجيْم‬ ِ َ‫ َأ ُعوْ ُذ بِاهللِ ِمنَ الَّش ْيط‬:‫ان ْال َك ِري ْم‬ ِ ْ‫الى فِي ْالقُر‬َ ‫ قَا َل هللاُ تَ َع‬،‫َوطَا َعتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ْن‬
‫ يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْ!م َو َم ْن ي ُِط ِع هللا‬،‫ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ َآ َمنُوا اتَّقُوا هللا َوقُولُوا قَوْ اًل َس ِديدًا‬:‫َّح ْي ْم‬ ِ ‫الر‬
. َ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ َّن ِإالَّ َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬َّ ‫َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَوْ ًزا َع ِظي ًما وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا اتَّقُوْ ا هللاَ َح‬
‫ق هللاُ ال َع ِظي ْم‬ َ ‫ص َد‬
َ Jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Akhir-akhir ini banyak
kejadian yang memprihatinkan kita semua, yaitu terjadinya beberapa
kekerasan di tanah air tercinta, Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Contohnya, kejadian bom bunuh diri, tindakan kekerasan dan pembunuhan
terhadap ulama dan tokoh masyarakat, penyerangan terhadap gereja,
penghujatan terhadap sesama Muslim yang tidak sependapat, bahkan ada
yang ingin mengubah dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia yang telah
dirintis oleh para ulama dan para pendiri bangsa. Jelas hal ini kontradiktif
dengan ajaran Islam, karena Islam adalah agama yang cinta damai, agama yang
menebarkan rahmat untuk seluruh alam semesta, agama yang rahmatan lil
alamin. Apalagi Indonesia adalah salah satu negara berpenduduk Muslim
terbesar di dunia yang cinta damai. Indonesia tidak seperti Syiria, tidak seperti
Irak, Yaman, Libya, Afghanistan, Mesir, Turki, dan Pakistan yang sedang dilanda
konflik perang saudara. Mengapa? Karena mayoritas penduduk Muslim
Indonesia bersatu, menjaga persaudaraan, mengedepankan kasih sayang dan
cinta perdamaian. Karena itu, dalam khutbah ini khatib ingin menyampaikan
bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kasih sayang dan anti
kekerasan. Jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Islam adalah agama yang
mengajarkan kasih sayang, Kanjeng Nabi Muhammad SAW diutus Allah SWT
untuk menebarkan kasih sayang bagi seluruh alam semesta. Sebagaimana
firman Allah SWT dalam surat al Anbiya’ ayat 107: َ‫َاك ِإاَّل َرحْ َمةً لِ ْل َعالَ ِمين‬ !َ ‫َو َما َأرْ َس ْلن‬
Artinya: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam. (QS al-Anbiya’: 107) Menurut Imam Thabari dalam
Tafsir At-Thabari Juz 16 hlm 439, ayat di atas secara jelas menyatakan bahwa
Nabi Muhammad diutus Allah SWT untuk menebarkan kasih sayang bagi
seluruh umat manusia, tanpa ada pengecualian, baik Muslim maupun non-
Muslim.. Berdasarkan ayat tersebut sebuah keharusan bagi setiap manusia
untuk saling menyayangi satu dengan lainnya. Imam Bukhari meriwayatkan
dalam Shahih Bukhari, Juz 1 halaman 11, Nabi bersabda: ‫ال ُم ْسلِ ُم َم ْن َسلِ َم ال ُم ْسلِ ُمونَ ِم ْن‬
ُ‫ َوال ُمهَا ِج ُ!ر َم ْن ه ََج َر َما نَهَى هَّللا ُ َع ْنه‬،‫“ لِ َسانِ ِه َويَ ِد ِه‬Seorang Muslim adalah orang yang tidak
melukai saudara Muslim lainnya baik dengan lisan dan tangannya, orang yang
hijrah adalah orang yang meninggalkan larangan Allah SWT (HR. Bukhari)”.
Tuntunan Nabi Muhammad SAW jelas, karakter seorang Muslim dalam
kehidupan masyarakat adalah harus saling menghormati, menebarkan kasih
sayang, tidak saling mendzalimi, tidak menghujat dan tidak memusuhi
terhadap orang lain. Baik dengan tindakan maupun ucapan. Menghujat dan
memusuhi bukanlah perbuatan Muslim, karena jauh dari tuntunan Nabi,
merenggangkan persaudaraan sesama Muslim, dan mengakibatkan
permusuhan. Sebagai seorang Muslim, tugas kita adalah menebarkan
perdamaian, menebarkan kasih sayang, memupuk persaudaraan, dan
menebarkan anti kekerasan. Bagaimana cara Rasulullah menebarkan kasih
sayang pada umatnya? Syekh Syamsuddin Muhammad dalam kitab al-Majalis
al-Wa’dziyah Syarah Shahih Bukhari, Juz 2 halaman 50 menjelaskan bahwa
Nabi sangat menganjurkan umatnya untuk menebarkan kasih sayang terhadap
semua makhluk hidup, baik hewan, tumbuh-tumbuhan, alam, dan manusia.
Sayangilah orang bodoh dengan pencerahan ilmu, sayangilah orang hina
dengan kemuliaan, sayangilah orang miskin dengan sedekah harta, sayangilah
anak-anak dan orang tua dengan cinta kasih, sayangilah pendurhaka dengan
kebijaksanaan dakwah, dan sayangilah hewan, tumbuh-tumbuhan, dan alam
dengan sikap bijak dan kasih sayang. Mengapa kita perlu menyayangi mereka?
Karena orang yang paling dekat dengan rahmat Allah adalah orang paling
menyayangi makhluk-Nya. Orang yang senang menebarkan kasih sayang
terhadap makhluk Allah, tentu Allah akan memberikan rahmat dan kasih
sayang-Nya kepada orang tersebut. Begitupun sebaliknya, orang yang senang
membenci dan menghujat terhadap makhluk Allah, tentu Allah akan
membencinya dan menjauhkan rahmat-Nya dari orang tersebut. Imam
Turmudzi meriwayatkan hadis shahih dalam Sunan Turmudzi, Juz 3, hlm 388.
Nabi berabda: ‫َّح ُم‬ ِ ْ‫ ارْ َح ُموا َم ْن فِي اَألر‬، ُ‫الرَّا ِح ُمونَ يَرْ َح ُمهُ ُم الرَّحْ َمن‬
ِ ‫ الر‬،‫ض يَرْ َح ْم ُك ْ!م َم ْن فِي ال َّس َما ِء‬
ُ‫صلَهُ هَّللا ُ َو َم ْن قَطَ َعهَا! قَطَ َعهُ هللا‬ َ ‫ فَ َم ْن َو‬،‫ ُشجْ نَةٌ ِمنَ الرَّحْ َم ِن‬Artinya: Orang-orang yang
َ ‫صلَهَا َو‬
memiliki sifat kasih sayang akan disayang oleh Allah yang Maha Penyayang,
sayangilah semua yang ada di bumi, maka semua yang ada di langit akan
menyayangimu. Kasih sayang itu bagian dari rahmat Allah, barangsiapa
menyayangi, Allah akan menyayanginya. Siapa memutuskannya, Allah juga
akan memutuskannya (HR. Tirmidzi) Sikap kasih sayang ini tidak hanya beliau
terapkan kepada kawan-kawan (kaum Muslimin saja), tetapi kepada lawanpun
beliau senantiasa menunjukkan sikap kasih sayangnya. Imam Jalaludin Suyuti
dalam Kitab Durru Al-Mantsur, Juz 3, hlm 117, menjelaskan bahwa ketika nabi
berdakwah kepada orang musyrik Quraisy untuk masuk ajaran Islam, mereka
melempar Nabi dengan batu dan debu. Namun Rasulullah SAW tidak
membalas mereka dengan kekerasan dan anarkhisme, Nabi justru mendoakan
mereka dengan doa: َ‫" اَلَّلهُ َّم ا ْه ِد قَوْ ِمى! فَِإنَّهُ ْم الَيَ ْعلَ ُموْ ن‬Ya Allah, mohon berikanlah
petunjuk pada kaumku, karena mereka tidak tahu." Dalam riwayat lain, Imam
Bukhori dalam Shahih Bukhori, Juz 4 hlm 175 meriwayatkan sebuah hadits,
bahwa Nabi Muhammad SAW pernah menceritakan prilaku para nabi-nabi
terdahulu, ketika mereka dilukai oleh para umatnya, Nabi mendoakan: ْ‫اَللّهُ َّم ا ْغفِر‬
َ‫“ لِقَوْ ِم ْي فَِإنَّهُ ْم الَ يَ ْعلَ ُموْ ن‬Ya Allah, ampunilah umatku, karena mereka tidak tahu.” (HR
Bukhari) Rasulullah SAW dalam membina masyarakat (umatnya) selalu
mengutamakan sikap kasih sayang. Bahkan sikap terhadap musuh pun
dilandasi dengan kasih sayang, walaupum musuh tersebut melukai nabi hingga
berdarah-darah, Nabi memaafkan mereka, bahkan mendoakan agar Allah SWT
mengampuni mereka. Justru dengan kasih sayang, terbukti Nabi dapat
mengubah era jahiliyah dan dapat membangun satu masyarakat marhamah
yaitu kehidupan masyarakat yang diwarnai dengan semangat kasih sayang,
cinta mencintai, tolong menolong, harmonis, dan menjaga persaudaraan.
Kesimpulannya menjadi sangat jelas, Nabi Muhammad SAW bukanlah Nabi
yang pembenci, bukan Nabi yang pendendam, bukan Nabi yang penghujat,
bukan Nabi yang pembohong, bukan Nabi yang pemarah, Bukan Nabi yang
kaku dan keras.. Namun Nabi Muhammad adalah Nabi yang lemah lembut,
fleksibel, mudah, akrab, dan Nabi yang mengutamakan kasih sayang kepada
umatnya. Semoga sikap kasih sayang Nabi dapat menjadi teladan bagi kita
semua dan menjadi inspirasi dalam segala prilaku dan tindakan. Baik dalam
bekerja, dalam berkeluarga, dalam bermasyarakat, maupun dalam bernegara.
Sehingga kita semua selalu dekat dengan rahmat dan kasih sayang Allah SWT
dan jauh dari Murka-Nya. Allahumma Aamiin.
‫َج َعلَنا هللاُ َوإيَّاكم ِمنَ الفَاِئ ِزين اآل ِمنِين‪َ ،‬وأدْخَ لَنَا‬

‫َّحي ْم‪ :‬يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ‬


‫مان الر ِ‬ ‫َّجي ْم‪ ،‬بِس ِْم هللاِ الرَّحْ ِ‬ ‫وِإيَّاكم! فِي ُز ْم َر ِة ِعبَا ِد ِه ال ُمْؤ ِمنِ ْينَ ‪ :‬أعُو ُذ بِاهللِ ِمنَ ال َّشيْطا ِن الر ِ‬
‫ت و ِذ ْك ِر َ‬
‫الح ِكي ِْم‪.‬‬ ‫ك هللاُ لِ ْي َولك ْم فِي القُرْ ِ‬
‫آن ال َع ِظي ِْم‪َ ،‬ونَفَ َعنِ ْي َوِإيّا ُك ْم بِاآليا ِ‬ ‫آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ اًل َس ِديدًا با َ َر َ‬
‫ف َر ِح ْي ٌم‬ ‫ك بَرٌّ َرُؤ وْ ٌ!‬ ‫إنّهُ تَعاَلَى َجوّا ٌد َك ِر ْي ٌم َملِ ٌ‬

‫َلى تَوْ فِ ْيقِ ِه َواِ ْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وَأ ْشهَ ُ!د َأ ْن الَ اِلَهَ ِإالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ الَ ‪Khutbah II‬‬ ‫َلى ِإحْ َسانِ ِه َوال ُّش ْك ُر لَهُ ع َ‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ ع َ‬
‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ِه‬ ‫اعى إل َى ِرضْ َوانِ ِه‪ .‬اللهُ َّم َ‬ ‫أن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ ال َّد ِ‬‫َش ِر ْيكَ لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َّ‬
‫َوَأصْ َحابِ ِه َو َسلِّ ْم تَ ْسلِ ْي ًما ِكث ْيرًا َأ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُواهللاَ فِ ْي َما َأ َم َر َوا ْنتَهُوْ ا َع َّما نَهَى َوا ْعلَ ُموْ ا َأ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم‬
‫َلى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا‬ ‫ُصلُّوْ نَ ع َ‬ ‫بَِأ ْم ٍر بَ َدَأ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل ِئ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَا َل تَعاَلَى ِإ َّن هللاَ َو َمآلِئ َكتَهُ ي َ‬
‫آل َسيِّ ِدنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ْم َو َعلَى ِ‬ ‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا! تَ ْسلِ ْي ًما‪ .‬اللهُ َّم َ‬ ‫َ‬
‫ْ‬ ‫َأ‬
‫ض اللهُ َّم ع َِن ال ُخلَفَا ِء الرَّا ِش ِد ْينَ بِى بَ ْك ٍر َو ُع َمر َوعُث َمان َو َعلِى َوع َْن‬ ‫ْ‬ ‫ّ‬ ‫ْ‬
‫ك َو َمآلِئ َك ِة ال ُمقَ َّربِ ْينَ َوارْ َ‬ ‫ك َو ُر ُسلِ َ!‬ ‫اَ ْنبِيآِئ َ‬
‫ض َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َرحْ َمتِكَ يَا َأرْ َح َم‬ ‫ان اِلَىيَوْ ِم ال ِّد ْي ِن َوارْ َ‬ ‫ص َحابَ ِة َوالتَّابِ ِع ْينَ َوتَابِ ِعي! التَّابِ ِع ْينَ لَهُ ْم بِاِحْ َس ٍ‬ ‫بَقِيَّ ِة ال َّ‬
‫ت اللهُ َّم َأ ِع َّز ْاِإل ْسالَ َم‬ ‫ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْنهُ ْم َو ْاالَ ْم َوا ِ‬‫ت َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬‫َّاح ِم ْينَ اَللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬
‫الر ِ‬
‫اخ ُذلْ َم ْن َخ َذ َل‬ ‫َص َر ال ِّد ْينَ َو ْ‬ ‫ك ْال ُم َو ِّح ِديَّةَ َوا ْنصُرْ َم ْن ن َ‬ ‫َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوَأ ِذ َّل ال ِّشرْ كَ َو ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ َوا ْنصُرْ ِعبَا َد َ‬
‫لوبَا َء َوال َّزالَ ِز َل َو ْال ِم َحنَ‬ ‫ك ِإلَى يَوْ َم ال ِّدي ِْن‪ .‬اللهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَالَ َء َو ْا َ‬ ‫ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو َد ِّمرْ َأ ْعدَا َء ال ِّد ْي ِن َوا ْع ِل َكلِ َماتِ َ‬
‫َان ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عآ َّمةً يَا َربَّ‬ ‫صةً َو َساِئ ِر ْالب ُْلد ِ‬ ‫َوسُوْ َء ْالفِ ْتنَ ِة َو ْال ِم َحنَ َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ع َْن بَلَ ِدنَا اِ ْندُونِي ِْسيَّا خآ َّ‬
‫اإن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا‬ ‫ار‪َ .‬ربَّنَا ظَلَ ْمنَا اَ ْنفُ َسنَا َو ْ‬ ‫اب النَّ ِ‬‫آلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬ ‫ْال َعالَ ِم ْينَ ‪َ .‬ربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْا ِ‬
‫ان َوِإيْتآ ِء ِذي ْالقُرْ ب َى َويَ ْنهَى َع ِن‬ ‫َوتَرْ َح ْمنَا! لَنَ ُكوْ ن ََّن ِمنَ ْالخَا ِس ِر ْينَ ‪ِ .‬عبَا َدهللاِ ! ِإ َّن هللاَ يَْأ ُم ُرنَا بِاْل َع ْد ِل َو ْاِإل حْ َس ِ‬
‫ْالفَحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ َو ْاذ ُكرُوا! هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ هُ ع َ‬
‫َلى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْ!م‬
‫َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَرْ‬

You might also like