Professional Documents
Culture Documents
Review Jurnal Impact On Lean Dan Agile Strategy On Supply Chain Risk Management
Review Jurnal Impact On Lean Dan Agile Strategy On Supply Chain Risk Management
2. Permasalahan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami pentingnya strategi rantai pasokan
dalam konteks manajemen risiko rantai pasokan dengan penekanan utama pada efektivitas
lean supply chain strategy dan agile supply chain strategy dalam hal menciptakan ketahanan
(resilience) dan ketangguhan (robustness) dalam rantai pasokan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan tujuan penelitian
sebagai berikut :
1. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan secara empiris bagaimana keputusan strategis
seperti lean supply chain strategy dan agile supply chain strategy mempengaruhi
kemampuan manajemen risiko.
2. Penelitian ini berusaha untuk mengeksplorasi dan menjelaskan faktor pendorong yang
berkontribusi untuk merumuskan campuran yang tepat dari strategi tersebut.
3. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengusulkan kerangka kerja umum yang dapat
membantu organisasi untuk menciptakan rantai pasokan yang resilience dan robust
dengan bantuan strategi ini.
Makalah ini tidak hanya berkontribusi melalui menjembatani kesenjangan dengan
menguji dampak strategi rantai pasokan (yaitu lean dan agile) pada rantai pasokan yang
resilience dan robust, tetapi juga berfokus pada bagaimana meningkatkan Supply Chain Risk
Management (SCRM) dengan menyeimbangkan strategi lean dan agile.
Selain itu, penelitian ini tidak hanya dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan terkait
strategi rantai pasok dan manajemen risiko rantai pasok, tetapi juga untuk memverifikasi
hubungan teoritisnya melalui pengujian hipotesis.
3. Teori
3.1 Resource-based view (RBV)
RBV adalah teori dimana perusahaan harus menciptakan kumpulan sumber daya dan
kemampuan strategis untuk mencapai keunggulan kompetitif dengan pemanfaatan peluang
atau mitigasi risiko (Barney, 1991; Hoopes, Madsen, & Walker, 2003). Studi ini secara
khusus berkaitan dengan gagasan perlindungan nilai di mana pengembangan ketahanan
(resilience) dan ketangguhan (robustness) rantai pasok memiliki implikasi yang jelas untuk
mengelola risiko rantai pasok.
4. Hipotesis
H1a Market orientation mempunyai hubungan yang signifikan dengan quality management.
H2b Market orientation mempunyai hubungan yang signifikan dengan lean strategy.
H3c Market orientation mempunyai hubungan yang signifikan dengan agility strategy.
H2a Quality management mempunyai hubungan yang signifikan dengan lean strategy.
H2b Quality management mempunyai hubungan yang signifikan dengan agile strategy.
H3a Lean supply chain strategy mempunyai hubungan yang signifikan dengan supply chain
robustness.
H3b Agile supply chain strategy mempunyai hubungan yang signifikan dengan supply chain
robustness.
H4a Lean supply chain strategy mempunyai hubungan yang signifikan dengan supply chain
resilience.
H4b Agile supply chain strategy mempunyai hubungan yang signifikan dengan supply chain
resilience.
5.3 Hasil
5.4 Kesimpulan dan Rekomendasi
Analisis hasil penelitian:
Organisasi yang lebih agile oriented keduanya akan robust dan resilient.
Organisasi yang lebih lean oriented menunjukkan kinerja yang lebih robust
dibandingkan dengan perusahaan agile oriented namun tidak mendukung kemampuan
resilience.
Robustness meningkatkan kemampuan resilience.
Agility dari perusahaan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan komprehensi pasar.
Internal quality management yang kuat mendukung lean strategy pada perusahaan.
Kerangka konseptual untuk menyelidiki kekuatan internal dan eksternal yang mendorong
strategi rantai pasol dan sebagai hasilnyaakan berdampak pada robustness dan resiliencies
dari strategi rantai pasok (lean dan agile):
1. Market orientation secara signifikan mempengaruhi quality management, artinya
semakin erat departemen pemasaran dan kualitas bekerja maka semakin tercipta
nilai bagi pelanggan. Market orientation juga sangat berhubungan dengan strategi
lean dan agile, walau lebih besar pengaruhnya pada strategi agile karena mampu
secara langsung merespon pasar dengan memahami perubahan kebutuhan
pelanggan (Lee, 2002).
2. Quality management adalah pendorong internal untuk kedua strategi. Hasil penelitian
menyarankan sebelum mengimplementasikan kedua strategi, perusahan pertama kali
butuh memfokuskan pada quality management.
3. Kedua strategi (lean dan agile) secara signifikan berdampak positif terhadap
robustness dari rantai pasok. Namun, manajer lebih baik pertama-tama menekankan
pengimplementasian strategi lean supply chain.
4. Kedua strategi (lean dan agile) berperan penting dalam mengelola risiko rantai pasok.
Agile supply chain strategy mempunyai pengaruh yang kuat terhadap ketahanan
(resilience), namun sebaliknya lean supply chain strategy tidak signifikan
mempengaruhi ketahanan (resilience). Waters (2007) juga menyoroti bahwa efisiensi
tinggi dalam rantai pasokan lebih berfokus pada isu-isu terkait biaya itulah sebabnya
penanganan kejadian yang tidak direncanakan menjadi tidak mungkin.
5. Hasil penelitian kuat mendorong asumsi bahwa kedua strategi penting dalam
mengelola risiko rantai pasok. Artinya, dengan implementasi strategi lean dan agile,
perusahaan menciptakan robustness yang mengarah ke rantai pasok yang resilient dan
ini adalah rantai pasok yang ideal yang secara reaktif dan proaktif mengelola
risikonya sendiri dari rantai pasok hulu ke hilir.
Implikasi manajerial:
1. Penelitian ini menganggap market orientation sebagai kekuatan pendorong eksternal
dan quality management sebagai kekuatan pendorong internal untuk menerapkan
kedua strategi supply chain yaitu lean dan agile.
2. Jika hubungan antara informasi eksternal dan kegiatan operasional internal tidak
terhubung dengan baik, ada kemungkinan informasi pasar tidak dipahami dengan baik
atau dikelola dengan buruk.
3. Manajer akan belajar bahwa situasi yang ideal bagi organisasi itu dimulai dari fokus
pada pelanggan dan terus mengumpulkan informasi pasar serta menyebarluaskan
informasi berorientasi pelanggan tersebut di seluruh organisasi, kemudian
mengkolaborasikan informasi tersebut dan mengelola kualitas yang akan sangat
signifikan dalam mendorong kedua strategi dan menciptakan nilai bagi pelanggan.
4. Penelitian ini juga menyarankan para pembuat kebijakan untuk menekankan pada
pengelolaan kualitas sebagai prioritas pertama yang dapat dilakukan dengan
menyediakan produk yang berkualitas, yang harus sesuai dengan standar dan sesuai
dengan kebutuhan pelanggan.
5. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa profesional rantai pasokan harus mulai
berfokus pada implementasi strategi lean dan agile dalam konteks menciptakan rantai
pasokan yang resilience dan robust karena makalah ini menyarankan bahwa kedua
strategi bekerja dengan baik ketika suara pelanggan diketahui dan informasi dibagikan
dengan setiap departemen. Keuntungan dari kedua strategi (lean dan agile) dapat
dikonsumsi bersama-sama dengan mengintegrasikan kedua strategi ini.
6. Model yang disarankan membantu para profesional rantai pasokan untuk
mendapatkan lebih banyak keuntungan dengan menghemat biaya dengan mencoba
mengatasi gangguan rantai pasokan dan meningkatkan daya tanggap dengan
memberikan visibilitas dan fleksibilitas yang membuat rantai pasokan lebih robust
(tangguh) dan sebagai imbalannya meningkatkan robustness (ketangguhan) dengan
agile supply chain strategy mengarah ke rantai pasokan yang resilient.
7. Tujuan inti penerapan lean supply chain strategy adalah untuk mengurangi
pemborosan dan memanfaatkan sumber daya secara maksimal, yang penting untuk
secara proaktif menilai semua operasi untuk organisasi manufaktur. Di sisi lain,
tujuan inti dari agile supply chain strategy adalah untuk secara cepat menanggapi
permintaan yang tidak terduga dan lingkungan yang rentan karena dua unsur
utamanya: visibilitas dan fleksibilitas.
8. Hasil menunjukkan untuk organisasi manufaktur tentang bagaimana lean supply
chain strategy sangat signifikan dalam menciptakan ketahanan dan bagaimana agile
supply chain strategy sangat penting dan memiliki kemampuan dalam menciptakan
rantai pasokan tangguh yang membantu perusahaan untuk menentukan arah terbaik
untuk rantai pasokan ideal mereka.