You are on page 1of 15

MUNTAH DAN GUMOH

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah: Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Pra Sekolah

Dosen Pengampu: Erni Dwi Widyana, SST, M.Kes

Oleh:

NurMiftah Choiriyah

P17310211004

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN MALANG

TAHUN 2022

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................4
BAB 1..............................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN..........................................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................................6
1.2.1 Apa pengertian muntah dan gumoh pada bayi?..............................................................................6
1.2.2 Apa penyebab muntah dan gumoh pada bayi?...............................................................................6
1.2.3 Bagaimana penyulit terjadinya muntah dan gumoh pada bayi?......................................................6
1.2.4 Bagaimana komplikasi yang dapat terjadi terhadap muntah dan gumoh pada bayi?......................6
1.3 Tujuan..................................................................................................................................................6
1.3.1 Mahasiswa dan pembaca mengetahui pengertian mutah dan gumoh pada bayi..............................6
1.3.2 Mahasiswa dan pembaca menegtahui faktor penyebab terjadinya muntah dan gumoh pada bayi. .6
1.3.3 Mahasiswa dan pembaca mengetahui penyulit yang terjadi pada muntah dan gumoh pada bayi. . .6
1.3.4 Mahasiswa dan pembaca mengetahui komplikasi yang dapat terjadi karena adanya muntah dan
gumoh pada bayi......................................................................................................................................6
BAB 2..............................................................................................................................................................7
TINJAUAN TEORI.......................................................................................................................................7
2.1 MUNTAH.............................................................................................................................................7
2.1.1 Pengertian.......................................................................................................................................7
2.1.2 Penyebab.........................................................................................................................................7
2.1.3 Penyulit...........................................................................................................................................7
2.1.4 Komplikasi......................................................................................................................................8
2.2 GUMOH................................................................................................................................................8
2.2.1 Pengetian.........................................................................................................................................8
2.2.2 Penyebab.........................................................................................................................................9
2.2.3 Penyulit...........................................................................................................................................9
2.2.4 Komplikasi......................................................................................................................................9
BAB III.........................................................................................................................................................10
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI.......................................................................................................10
BAYI NY.”D” UMUR 8 MINGGU DENGAN MUNTAH DAN GUMOH DI BPM SALSA.................10

2
O : OBJEKTIF.............................................................................................................................................10
BAB III.........................................................................................................................................................13
PENUTUP....................................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................................13
3.2 Saran...................................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................15

3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kami ucapkan. Atas rahmat dan
karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.

Makalah dengan judul “Muntah dan Gumoh” dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah ANBB
dengan Dosen Pengampu Ibu Erni Dwi Widyana, SST, M.Kes.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah informasi dan pengetahuan
yang lebih luas mengenai Muntah dan Gumoh. Dan sebagai wawasan bagi pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Erni Dwi Widyana, SST, M.Kes. selaku dosen
mata kuliah ANBB yang telah memberikan tugas ini sehingga menambah pengetahuan dan sudah
membimbing kami dengan baik. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
mendukung serta membantu penyelesaian makalah ini. Besar harapan penulis agar makalah ini bisa
menjadi rujukan peneliti selanjutnya. Penulis juga berharap agar isi makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.

Dengan kerendahan diri, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan penulisan. Kritik
yang terbuka dan membangun sangat penulis nantikan demi kesempurnaan makalah. Demikian kata
pengantar ini penulis sampaikan. Terima kasih atas semua pihak yang membantu penyusunan dan
membaca makalah ini.

Malang, 8 September 2022

Penulis

4
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asuhan kebidanan adalah perawatan yang diberikan oleh bidan. Jadi asuhan kebidanan pada
neonatus, bayi dan balita adalah perawatan yang diberikan oleh bidan pada bayi baru lahir,
bayi, dan balita. Neonatus, bayi dan balita dengan masalah adalah suatu penyimpangan yang
dapat menyebabkan gangguan pada neonatus, bayi dan balita. Ada beberapa masalah yang
dapat terjadi pada neonatus, bayi dan balita seperti muntah dan gumoh.

Masyarakat di Indonesia khususnya di daerah terpencil yang kehidupannya masih primitif,


masih banyak ibu yang memiliki anak tetapi belum mengetahui penanganan gangguan yang
terjadi pada neonatus, bayi dan balita seperti contohnya muntah dan gumoh yang kerap kali
terjadi. Oleh karena itu dikhawatirkan ibu tidak bisa menangani masalah ini dengan benar.
Dalam keadaan seperti ini maka peran bidan pendidik sangat diperlukan.

Muntah dan gumoh pada neonatus, bayi dan balita dapat terjadi disebabkan posisi saat
menyusu yang tidak tepat, minum terburu-buru, atau bayi sudah kenyang tetapi diberi minum
serta dapat disebabkan karena faktor fisiologis seperti kelainan kongenital dan infeksi, juga
karena gangguan psikologi seperti cemas. Kasus seperti ini merupakan hal yang lazim terjadi
pada neonatus, bayi dan balita yang dapat dicegah dengan mudah.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian muntah dan gumoh pada bayi?
1.2.2 Apa penyebab muntah dan gumoh pada bayi?

5
1.2.3 Bagaimana penyulit terjadinya muntah dan gumoh pada bayi?
1.2.4 Bagaimana komplikasi yang dapat terjadi terhadap muntah dan gumoh pada bayi?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa dan pembaca mengetahui pengertian mutah dan gumoh pada bayi
1.3.2 Mahasiswa dan pembaca menegtahui faktor penyebab terjadinya muntah dan gumoh
pada bayi
1.3.3 Mahasiswa dan pembaca mengetahui penyulit yang terjadi pada muntah dan gumoh pada
bayi
1.3.4 Mahasiswa dan pembaca mengetahui komplikasi yang dapat terjadi karena adanya
muntah dan gumoh pada bayi

BAB 2

TINJAUAN TEORI
2.1 MUNTAH
2.1.1 Pengertian
Muntah adalah keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang
terjadi secara paksa melalui mulut, disertai dengan kontraksi lambung dan abdomen
(Markum, 1992). Umumnya bersifat sementara dan tidak mengganggu pertumbuhan bayi.

6
Selain itu muntah juga dapat diartikan sebagai keluarnya sebagian besar atau seluruh isi
lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk ke lambung, disertai kontraksi
lambung dan abdomen. Dalam beberapa jam pertama setelah lahir bayi mungkin mengalami
muntah lendir, bahkan kadang disertai sedikit darah. Muntah ini tidak jarang menetap setelah
pemberian ASI atau makanan, keadaan tersebut kemungkinan disebabkan karena iritasi
mukosa lambung oleh sejumlah benda yang ditelan selama proses persalinan.

2.1.2 Penyebab
Muntah dapat disebabkan karena faktor fisiologis seperti kelainan kongenital dan
infeksi, juga karena gangguan psikologi seperti cemas. Muntah harus dibedakan dengan
gumoh/regurgitasi.
Gangguan yang diidentifikasikan menyerti muntah antara lain :
a. Muntah terjadi beberapa jam setelah keluarnya lendir yang kadang disertai
sedikit darah. Kemungkinan iritasi lambung akbiat sejumlah bahan yang tertelan
selama proses kelahiran.
b. Muntah yang terjadi pada hari-hari pertama kelahiran, dalam jumlah banyak
tidak proyektil, cenderung menetap biasanya terjadi akibat dari obstruksi usus
halus.
Muntah proyektil merupakan tanda adanya stenosis pilorus, juga merupakan tanda
peningkatan tekanan intrakranial.

2.1.3 Penyulit
Suatu keadaan dimana anak/ bayi menyemprotkan isi perutnya keluar, kadang-
kadang sampai sleuruh isinya dikeluarkan. Pada bayi sering timbul pada minggu pertama.
Hal tersebut merupakan aksi refleks yang dikoordinasi dalam medulla oblongata dimana isi
lambung dikeluarkan dengan paksa melalui mulut. Muntah dapat dikaitkan dengan
keracunan, penyakit saluran penceranaan, penyakit intracranial dan toksin yang dihasilkan
oleh bakteri.

2.1.4 Komplikasi
Muntah yang terjadi pada bayi umumnya mengalir melalui mulut saja namun dalam
jumlah yang banyak. Namun apabila muntah pada bayi terjadi secara proyektil atau
menyemprot secara tidak biasa kemungkinan terjadi stenosis pylorus yaitu kondisi umum
yang mempengaruhi pembukaan pilorus (katup otot yang menjaga makanan diperut sampai
masuk ke tahap pencernaan berikutnya) antara lambung dan usus kecil pada bayi. Sehingga
makanan bayi tertimbun dalam lambung dan saat ditambah makanan lagi isi lambung akan
naik ke atas lagi dengan cara menyemprot melalui mulut bayi secara tidak biasa.
7
Selain itu, muntah yang berlebihan pada bayi dapat menimbulkan dehidrasi atau
alkaliosis karena kehilangan cairan tubuh/elektrolit, ketosisi karena bayi cenderung tidak
ingin makan dan minum, asidosis yang disebabkan adanya ketosis dapat berkelanjutan
menjadi syok bahkan sampai kejang serta ketegangan otot perut, perdarahan konjungtiva
ruptur esofagus, aspirasi yang disebabkan karena muntah yang sangat sehat.

2.2 GUMOH
2.2.1 Pengetian
Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan melalui mulut
tanpa paksaaan, beberapa saat setelah minum susu (Depkes RI, 1999). Umumnya bersifat
sementara dan tidak mengganggu pertumbuhan bayi.
Selain itu gumoh juga dapat diartiakn sebagai keluarnya kembali sebagian kecil isi
lambung setelah beberapa saat makanan masuk lambung. Muntah susu adalah hal ynag agak
umum, terutama pada bayi yang mendapatkan ASI. Hal ini tidak akan mengganggu
pertambahan berat badan yang memuaskan, pada umumnya disebabkan karena bayi menelan
udara pada saat menyusui.
Selanjutnya, gumoh dalam istilah kedokteran disebut regurgitasi, regurgitasi adalah
gejala klinis dna merupakan keadaan fisiologis yang normal pada bayi berusia dibawah satu
tahun. Kejadian tersebut akan menurun seiring pertambahan usia.
Jika terjadi gumoh secara berlebihan, frekuensi sering dan terjadi dalam waktu lama
akan menyebabkan masalah tersendiri, yang bisa mengakibatkan gangguan pada bayi
tersebut. Baik gangguan pertumbuhan karena asupan gizi berkurang maupun karena asupan
makanan tersebut keluar lagi dan dapat merusak dinding kerongkongan akibat asam
lambung yang ikut keluar dan mengiritasi. Apalagi kalau sampai gumoh melalui hidung dan
bahkan disertai muntah.
Perlu diwaspadai juga adanya kelainan organ lain yang mungkin ada. Bila disertai
kondisi tidak ada cairan yang bisa masuk sama sekali, dapat menyebabkan terjadinya
kekurangan cairan tubuh.
Gumoh terjadi karena ada udara di dalam lambung yang terdorong keluar kala
makanan masuk ke dalam lambung bayi. Gumoh terjadi secara pasif atau terjadi secara
spontan. Berbeda dari muntah, ketika isi perut keluar karena anak berusaha
mengeluarkannya. Dalam kondisi normal, gumoh bisa dialami bayi antara 1-4 kali sehari.
Gumoh dikategorikan normal, jika terjadinya beberapa saat setelah makan dan
minum serta tidak diikuti gejala lain mencurigakan. Selama berat badan bayi meningkat

8
sesuai standar kesehatan, tidak rewel, gumoh tidak bercampur darah dan tidak susah makan
atau minum, maka gumoh tak perlu dipermasalahkan.

2.2.2 Penyebab
Penyebab terjadinya gumoh memang bisa bermacam-macam. Diantaranya adalah :
a. Susu atau ASI yang diminum bayi melebihi kapasitas lambung, padahal di usia itu
kapasitas lambung bayi masih sangat kecil.
b. Terlalu aktif, misalnya pada saat bayi menggeliat atau terus-terus menangis.
c. Klep penutup lambung belum berfungsi sempurna, akibatnnya apabila setelah menyusu
bayi ditidurkan atau dibiarkan dalam posisi salah, susu akan keluar dari mulut.
d. Bayi sudah kenyang tapi tetap diberi minum.
e. Posisi salah saat menyusui atau pemberian susu botol.
f. Tergesa-gesa saat pemberian susu.
g. Kegagalan dalam mengeluarkan udara yang tertelan.

2.2.3 Penyulit
Pada keadaan biasanya sudah dalam keadaan terisi penuh, sehingga kadang-kadang
gumoh bercampur dengan air liur yang mengalir kembali ke atas dan keluar melalui mulut
pada sudut-sudut bibir. Hal tersebut disebabkan karena otot katup diujung lambung tidak
bisa bekerja dengan baik yang seharusnya mendorong isi lambung ke bawah. Keadaan ini
juga dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak yang lebih besar. Kebanyakan gumoh
terjadi pada bayi bulan-bulan pertama kehidupannya.

2.2.4 Komplikasi
Gumoh yang terjadi biasanya akan berhenti apabila isi lambung sudah sesuai dengan
kapasitasnya dalam arti tidak melebihi kapasitas lambung bayi lagi. Akan tetapi gumoh dapat
pula terjadi secara terus menerus dimana cairan akan terus keluar lewat mulut bayi tanpa
henti setelah diberi ASI atau susu maupun makanan. Hal tersebut kemungkinan karena
obstruksi esofagus (tidak berkembangnya esofagus sehingga makanan tidak dapat
dilewatkan dari mulut ke lambung). Oleh karena itu ASI atau susu yang masuk ke
kerongkongan akan naik dan kembali lagi keluar melewati mulut bayi.

9
BAB III

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI

BAYI NY.”D” UMUR 8 MINGGU DENGAN MUNTAH DAN GUMOH DI BPM SALSA

Hari/tanggal : Kamis 02/11/2017


Pukul : 10:00 wib

S : SUBJEKTIF

- Ibu mengatakan ingin memeriksakan bayinya


- Ibu mengatakan bayinya sering rewel dan gelisah
- Ibu mengatakan bayinya mengeluarkan kembali susu yang telah ditelan 2 kali sehari. Sajak 2
hari yang lalu
- Ibu mengatakan bayinya tidak mau menyusu setelah muntah
- Ibu mengatakan bayinya selalu menangis saat atau setelah menyusu

O : OBJEKTIF

1. Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaraan : Compos Metris
Tanda-Tanda Vital : S : 36,50C N : 130 x/menit R : 40 x/menit
PB : 53 cm BB : 5.600 gram
2. Pemeriksaan Fisik
Head to toe :
Normal
Mulut : bibir pucat, kering dan pecah-pecah
Ekstremitas : kurang aktif
Jenis kelamin : Laki-laki

A : ASSESMENT
Diagnosa : bayi Ny.”D” umur 8 minggu dengan Muntah dan Gumoh.

P: PLANNING
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum baik, suhu : 36,50C, Nadi : 140
x/ menit, Respirasi : 40x/menit, PB : 50 cm, BB : 3.600 gram dan bayinya mengalami gumoh.
Hasil : Ibu telah mengetahui keadaan bayinya.
2. Memberitahukan kepada ibu bahwa gumoh dan muntah adalah hal yang biasa( normal )
dan ibu tidak perlu merasa cemas dengan keadaan bayinya.
Hasil : Ibu merasa tenang karena telah mengetahui bahwa gumoh dan muntah yang dialami
10
oleh bayinya adalah hal yang normal.

11
3. Menjelaskan kepada ibu penyebab terjadinya gumoh pada bayi yaitu ASI yang
diberikan jumlahnya terlalu banyak, posisi menyusui ibu salah, fungsi pencernaan bayi
belum sempurna, dan saat minum ASI udara ikut tertelan.
Hasil : Ibu telah mengetahui penyebab terjadinya gumoh pada bayi.
4. Menjelaskan kepada ibu proses terjadinya gumoh pada bayi yaitu gumoh sering
terjadi pada bayi setelah diberikan ASI yang disebabkan karena posisi saat menyusui
salah. Hal ini menyebabkan cairan yang masuk ke tubuh bayi akan mencari posisi yang
paling rendah dan bila ada makanan yang masuk ke esofagus atau saluran sebelum ke
lambung, maka ada refleks yang bisa menyebabkan bayi gumoh. Lambung yang penuh
juga bisa membuat bayi gumoh. Ini terjadi karena makanan yang terdahulu belum
sampai ke usus, sudah diisi makanan lagi akibatnya bayi akan mengalami gumoh
karena lambung bayi mempunyai kapasitasnya sendiri.
Hasil : Ibu telah mengerti mengenai proses terjadinya gumoh pada bayi.
5. Menjelaskan kepada ibu cara mengatasi gumoh dan muntah yaitu dengan
memperbaiki teknik menyusui meliputi posisi bayi saat disusui sebaiknya kepala
berada lebih tinggi dan posisi bayi tidak terlentang, Beri bayi ASI sedikit-sedikit tetapi
sering (minimal 2 jam sekali), jangan langsung banyak atau on demand, jangan biarkan
bayi menghisap puting saja, tetapi areola (bagian kecoklatan di sekitar puting ) juga
harus masuk atau menempel ke mulut bayi. Hal ini dapat mengurangi udara yang
masuk selama bayi menghisap ASI, kemudian tepuk- tepuk punggung bayi sampai
sendawa sesaat setelah di beri minum. Jangan langsung membaringkan anak anda di
tempat tidur.
Hasil : Ibu mengetahui dan mengerti cara mengatasi gumoh dan muntah yang terjadi
pada bayi.
6. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang jika gumoh dan muntah belum
dapat teratasi. Dan bila muntah terus berlanjut dan bertambah parah anjurkan kepada
ibu untuk membawa bayi ke fasilitas kesehatan yang lebih baik ( misalnya ke rumah
sakit/ dokter spesialis )
Hasil : Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang jika gumoh belum dapat teratasi. Dan
bersedia mengikuti anjuran bidan.
7. Mendokumentasikan asuhan yang telah dilakukan.
Hasil : Asuhan telah didokumentasikan.

12
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Muntah adalah keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang
terjadi secara paksa melalui mulut, disertai dengan kontraksi lambung dan abdomen
(Markum, 1992). Umumnya bersifat sementara dan tidak mengganggu pertumbuhan bayi.
Selain itu muntah juga dapat diartikan sebagai keluarnya sebagian besar atau
seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk ke lambung, disertai
kontraksi lambung dan abdomen. Dalam beberapa jam pertama setelah lahir bayi mungkin
mengalami muntah lendir, bahkan kadang disertai sedikit darah. Muntah ini tidak jarang
menetap setelah pemberian ASI atau makanan, keadaan tersebut kemungkinan disebabkan
karena iritasi mukosa lambung oleh sejumlah benda yang ditelan selama proses persalinan.
Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan melalui mulut
tanpa paksaaan, beberapa saat setelah minum susu (Depkes RI, 1999). Umumnya bersifat
sementara dan tidak mengganggu pertumbuhan bayi.
Selain itu gumoh juga dapat diartiakn sebagai keluarnya kembali sebagian kecil
isi lambung setelah beberapa saat makanan masuk lambung. Muntah susu adalah hal ynag
agak umum, terutama pada bayi yang mendapatkan ASI. Hal ini tidak akan mengganggu
pertambahan berat badan yang memuaskan, pada umumnya disebabkan karena bayi
menelan udara pada saat menyusui.
Selanjutnya, gumoh dalam istilah kedokteran disebut regurgitasi, regurgitasi
adalah gejala klinis dna merupakan keadaan fisiologis yang normal pada bayi berusia
dibawah satu tahun. Kejadian tersebut akan menurun seiring pertambahan usia.
Jika terjadi gumoh secara berlebihan, frekuensi sering dan terjadi dalam waktu
lama akan menyebabkan masalah tersendiri, yang bisa mengakibatkan gangguan pada bayi
tersebut. Baik gangguan pertumbuhan karena asupan gizi berkurang maupun karena
asupan makanan tersebut keluar lagi dan dapat merusak dinding kerongkongan akibat
asam lambung yang ikut keluar dan mengiritasi. Apalagi kalau sampai gumoh melalui
hidung dan bahkan disertai muntah.
Perlu diwaspadai juga adanya kelainan organ lain yang mungkin ada. Bila disertai
kondisi tidak ada cairan yang bisa masuk sama sekali, dapat menyebabkan terjadinya
kekurangan cairan tubuh.

13
Gumoh terjadi karena ada udara di dalam lambung yang terdorong keluar kala
makanan masuk ke dalam lambung bayi. Gumoh terjadi secara pasif atau terjadi secara
spontan. Berbeda dari muntah, ketika isi perut keluar karena anak berusaha
mengeluarkannya. Dalam kondisi normal, gumoh bisa dialami bayi antara 1-4 kali sehari.
Gumoh dikategorikan normal, jika terjadinya beberapa saat setelah makan dan minum
serta tidak diikuti gejala lain mencurigakan. Selama berat badan bayi meningkat sesuai
standar kesehatan, tidak rewel, gumoh tidak bercampur darah dan tidak susah makan atau
minum, maka gumoh tak perlu dipermasalahkan.
Peran bidan sebagai pendidik sangat penting dalam menangani kasus semacam
ini. Bidan berkewajiban memberikan pengetahuan dan informasi kepada ibu bagaimana
cara mencegah dan menangani neonatus, bayi dan balita yang mengalami muntah dan
gumoh.

3.2 Saran
Saran kepada para ibu yang memiliki bayi baru lahir maupun balita agar segera
mencari tahu informasi tentang bagaimana cara menangani kasus yang sering terjadi pada
neonatus, bayi dan balita. Dengan ini ibu diharapkan dapat selalu memantau anak agar
kesehatannya dapat terjaga dengan baik, serta apabila sewaktu-waktu bayi mengalami
salah satu kasus yang sering terjadi pada neonatus, bayi dan balita ibu dapat melakukan
tindakan sesuai dengan anjuran.

14
DAFTAR PUSTAKA

Karyuni, P.E dan Eny Meliya (Ed). 2008. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir.
Jakarta : EGC.

Kosim, M. S, Achmad Surdjono dan Dwikisworo Setyowireni (Ed). 2005. Buku Panduan
Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Untuk Dokter, Perawat, Bidan di Rumah Sakit
Rujukan Dasar. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Rukiyah, A.Y dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta : CV. Trans
Info Media.

Sudarti. 2010. Kelainan dan Penyakit pada Bayi dan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika.

15

You might also like