Professional Documents
Culture Documents
Bab Iv SGD Fix
Bab Iv SGD Fix
A. Hasil Pengujian
1. Analisa Saringan
10 di bawah ini:
68
Tabel 10. Berat Jenis Agregat Kasar
Rata-rata hasil Pengujian Formula Hasil Satuan
69
3) Filler bantak
70
Hasil pengujian Modulus Kehalusan Butir bisa di lihat pada Tabel 15 di
bawah ini:
460,75
= = 4,60 (termasuk dalam zona 1)
100
71
100
95
90
85
80
75
70
65
PERSEN LOLOS
60 F1 :
55 Bantak
JUMLAH
50
45 F2 :
40 Bantak
35
30 F3 :
25 Bantak
20
15
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8
LOLOS SARINGAN
2. Pemeriksaan Aspal
ini terdiri dari aspal AC 60/70, agregat kasar bantak, agregat halus
bawah ini:
72
a. Pemeriksaan Penetrasi Aspal AC 60/70
didalam media air. Dari hasil pengujian diperoleh nilai rata-rata suhu
dari kondisi titik lembek adalah sebesar 52,50°C dan masih dalam
rentang batas suhu kondisi titik lembek yang disyaratkan Revisi SNI
aspal tidak terbakar. Besarnya titik nyala yang disyaratkan Revisi SNI
dari hasil pemeriksaan menunjukkan titik nyala dan titik bakar rerata
memenuhi syarat.
73
d. Pemeriksaan Berat Jenis Aspal AC 60/70
berat air suling dengan volume yang sama. Persyaratan yang ditentukan
untuk berat jenis aspal adalah >1 gr/cc. Dari hasil pemeriksaan
menunjukkan hasil 1,31 gr/cc dengan suhu ruang 30°C, pada hasil
koreksi dengan suhu ruang 25°C didapat hasil 1,09 gr/cc dengan hasil
nilai UPV data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 17, Tabel 18 di
Tabel 17. Hasil pengujian UPV (proporsi agg 68:26:6 tanpa serat):
Kadar aspal
No UPV
(%)
A.1 3,3347
A.2 6% 3,6293
A.3 3,7371
74
Tabel 19. Hasil pengujian UPV (proporsi agg 70:30 + serat):
Kadar Kadar
No aspal Serat UPV
(%) (%)
C.1 3,5886
6% 0,3%
C.2 3,2595
nilai stabilitas (stability), VFB (Voids Filled with Bitumen), VIM (voids in
the mix) dan VMA (voids in mineral aggregate). Untuk mendapatkan nilai
Revisi SNI 03-1737-1989, data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 20,
Tabel 20. Hasil pengujian Marshall (proporsi agg 68:26:6 tanpa serat):
Kadar Kadar Stabilitas VFB VIM VMA MQ
Kode
Benda Aspal Serat (kg) (%) (%) (%) kg/mm
Uji 3,5%-
(%) (%) >800 >60 >13 >250
5,5%
A1 1642,68 21,84 17,17 21,97 289,20
A2 6% 0% 1685,34 21,94 17,09 21,89 313,84
A3 2048,01 27,38 13,32 18,34 296,81
75
Tabel 22. Hasil pengujian Marshall (proporsi agg 70:30+serat):
Kadar Kadar Stabilitas VFB VIM VMA MQ
Kode
Benda Aspal Serat (kg) (%) (%) (%) kg/mm
Uji 3,5%-
(%) (%) >800 >60 >13 >250
5,5%
C1 1621,34 20,96 17,73 22,44 524,71
C2 6% 0,3% 1557,34 21,11 17,60 22,31 763,40
B. Pembahasan.
1. Pengujian UPV
Tabel 23. Hasil pengujian UPV (proporsi agg 68:26:6 tanpa serat):
Kadar aspal
No Rerata UPV (km/s)
(%)
A 6%
3,57
B 6% 0,3% 3,42
76
4
Agregat Bantak :
3,57 proporsi agg 68%
3,5 3,42 3,42
agg kasar 26% agg
halus 6% filler tanpa
3 serat
Agregat Bantak :
1 proporsi agg 70%
agg kasar 30% agg
0,5 halus + serat PP
0
A B C
Benda Uji
Gambar 45. Grafik UPV.
tertinggi pada proporsi agregat 68% agregat kasar, 26% agregat halus dan
6% filler tanpa serat dengan nilai UPV sebesar 3,57km/s. Pada proporsi
3,42km/s dan proporsi agregat 70% agregat kasar, 30% agregat halus
77
2. Pengujian Marshall
a. Stabilitas
yang baik dari lapisan aspal (kohesi), disamping itu proses pemadatan,
mutu agregat, dan kadar aspal juga berpengaruh. Berikut ini adalah
Tabel 26. Hasil pengujian Stabilitas (proporsi agg 68:26:6 tanpa serat):
Kadar aspal
No Rerata Stabilitas (kg)
(%)
A 6% 1792,01
B 6% 0,3% 1749,34
78
Tabel 28. Hasil pengujian Stabilitas (proporsi agg 70:30+serat):
Kadar Kadar
Rerata Stabilitas
No aspal Serat
(kg)
(%) (%)
C 6% 0,3% 1589,34
Agregat Bantak :
1700 proporsi agg 68%
agg kasar 26% agg
1650 halus 6% filler+
serat PP
1600 1589,34 Agregat Bantak :
proporsi agg 70%
agg kasar 30% agg
1550
halus + serat PP
1500
A B C
Benda Uji
tertinggi pada proporsi agregat 68% agregat kasar, 26% agregat halus
dan 6% filler tanpa serat dengan nilai stabilitas sebesar 1792,01kg. Pada
proporsi agregat 68% agregat kasar, 26% agregat halus dan 6% filler
79
nilai stabilitas sebesar 1589,34kg. Dari pengaruh gesekan antar butiran
daya ikat yang dari lapisan aspal (kohesi) untuk agregat yang digunakan
yaitu Agregat Bantak termasuk kurang baik karena termasuk batu dari
alam yang permukaannya licin sehingga daya ikat antar butiran agregat
campuran sesuai dengan sifat elastisnya. Karena itu nilai VIM sangat
lapis keras karena rongga yang terlalu besar akan memudahkan masuknya
air dan udara kedalam lapis perkerasan. Udara akan mengoksidasi aspal
sehingga selimut aspal menjadi tipis dan kohesi aspal menjadi berkurang.
80
sedangkan air akan melarutkan bagian aspal yang tidak teroksidasi
terjadinya bleeding pada lapis keras. Selain bleeding, dengan VIM yang
menerima beban lalu lintas karena tidak cukup lentur untuk menerima
A 6% 15,86
B 6% 0,3% 16,88
81
25
Agregat Bantak :
proporsi agg 68%
agg kasar 26% agg
20 halus 6% filler
17,67 tanpa serat
16,88
15,86
Agregat Bantak :
15
VIM (%)
0
A B C
Benda Uji
pada proporsi agregat 70% agregat kasar, 30% agregat halus menggunakan
serat dengan nilai VIM sebesar 17,67%. Pada proporsi agregat 68%
agregat 68% agregat kasar, 26% agregat halus dan 6% filler tanpa serat
juga mengalami penurunan dengan nilai VIM sebesar 15,86%. Dari semua
hasil yang didapat tersebut dipengaruhi oleh gradasi, kadar aspal dan
82
tabel di atas melebihi persyaratan yaitu pada kadar aspal, proporsi
kekedapan air dan udara, maupun sifat elastis campuran. Nilai VFB
campuran terhadap air dan udara akan semakin tinggi. Nilai VFB (Void
terisi aspal. Dengan banyaknya rongga yang kosong, air dan udara akan
mudah masuk kedalam lapis keras sehingga keawetan dari lapis keras
akan berkurang. Di halaman berikut ini adalah Tabel dan gambar VFB:
83
Tabel 32. Hasil pengujian VFB (proporsi agg 68:26:6 tanpa serat):
Kadar aspal
No Rerata VFB (%)
(%)
A 6% 23,72
B 6% 0,3% 22,16
84
25 23,72 Agregat Bantak :
22,16 proporsi agg 68%
21,04
agg kasar 26% agg
20 halus 6% filler
tanpa serat
Agregat Bantak :
15
VFB (%)
0
A B C
Benda Uji
Gambar 48. Grafik VFB.
Berdasarkan Gambar 48, menunjukan bahwa nilai VFB tertinggi
pada proporsi agregat 68% agregat kasar, 26% agregat halus dan 6%
filler tanpa serat dengan nilai VFB sebesar 23,72%. Pada proporsi
22,16% dan proporsi agregat 70% agregat kasar, 30% agregat halus
sebesar 21,04%. Dari gradasi agregat kasar bantak dan agregat halus
bantak mempunyai gradasi yang bagus dan dari persyaratan RSNI 03-
harus >60%. Maka nilai VFB pada tabel di atas tidak memenuhi
persyaratan yaitu pada kadar aspal, proporsi aggregat dan kadar serat.
85
d. VMA (Void in Mineral Agreggate)
didapatkan termasuk ruang yang terisi aspal. VMA dalam prosentase dari
Tabel 35. Hasil pengujian VMA (proporsi agg 68:26:6 tanpa serat):
Kadar aspal Rerata VMA
No
(%) (%)
A 6% 20,74
B 6% 0,3% 21,69
86
25 Agregat Bantak :
22,37 proporsi agg 68%
21,69
20,74 agg kasar 26% agg
20 halus 6% filler tanpa
serat
Agregat Bantak :
15
VMA (%)
0
A B C
Benda Uji
Gambar 49. Grafik VMA.
tertinggi pada proporsi agregat 70% agregat kasar, 30% agregat halus
21,69% dan proporsi agregat 68% agregat kasar, 26% agregat halus dan
>13%. Nilai VMA yang memenuhi persyaratan yaitu pada kadar aspal,
87
e. Marshall Quotient (MQ)
A 6% 299,95
B 6% 0,3% 267,00
88
700
650 644,05
68% agregat kasar, 26% agregat halus dan 6% filler menggunakan serat
proporsi agregat 68% agregat kasar, 26% agregat halus dan 6% filler
89