Professional Documents
Culture Documents
Modul Praktikum KMB 2 - Pemasangan NGT
Modul Praktikum KMB 2 - Pemasangan NGT
PEMASANGAN NGT
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum:
Mahasiswa mampu memberi asuhan keperawatan pada pasien gangguan kebutuhan
Nutrisi.
Tujuan Khusus:
Mahasiswa mampu melakukan pemasangan NGT dengan
1. Menjelaskan pengertian nasogastric tube (NGT)
2. Menyebutkan tujuan pemasangan NGT.
3. Menyebutkan indikasi dan kontraindikasi NGT.
4. Menyebutkan peralatan untuk pemasangan NGT.
5. Menyebutkan cara memasang NGT.
6. Memperagakan cara pemasangan
B. POKOK BAHASAN
1. Pengertian NGT
2. Indikasi pemasangan NGT
3. Tujuan pemasangan NGT
4. Kontra indikasi pemasangan NGT
5. Peralatan pemasangan NGT
6. Cara pemasangan NGT
C. MATERI
1. Pengertian Pemasangan Nasogastric Tube/NGT
Nasogastric Tube/NGT adalah alat yang digunakan untuk memasukkan nutsrisi cair
dengan selang plastic yang dipasang melalui hidung sampai lambung. Sering
digunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak
mampu untuk mengkomsumsi makanan, cairan dan obat-obatan secara oral atau
dilakukan untuk mengeluarkan isi lambung. Nasogastric terdiri dari dua kata yaitu dari
bahasa latin dan bahasa yunani. Naso adalah suatu kata yang berhubungan dengan
hidung. Sedangkan dari bahasa yunani Gaster yang artinya perut (berhubungan
dengan perut).
5. Persiapan Alat
Peralatan yang dipersiapkan diantaranya adalah:
a. Selang NGT ukuran dewasa, anak – b. Handscun bersih
anak dan juga bayi. Melihat kondisi c. Handuk kecil
pasiennya. Ukuran NGT diantaranya d. Perlak Bengkok
di bagi menjadi 3 kategori yaitu: e. Spuit 50 cc – 100 cc
1) Dewasa ukurannya no 14-20 f. Jelli atau lubricant
2) Anak-anak ukurannya no 8-16 g. Klem
3) Bayi ukuran no 5-7 h. Baskom berisi air
Jenis-Jenis NGT : i. Gunting
1) Selang NGT dari karet j. Pen light / Senter kecil
6. Prosedur
Prosedur
Pengkajian
a. Mengkaji kembali program/instruksi medis.
b. Pengkajian harus berfokus pada:
1) Instruksi dokter tentang tipe slang dan penggunaan slang
2) Ukuran selang yang digunakan sebelumnya, jika ada
3) Riwayat masalah sinus atau nasal
4) Distensi abdomen, nyeri atau mual
Perencanaan
a. Siapkan peralatan dan dekatkan, Secara etika perawat saat memasang NGT
berada di sebelah kanan pasien
b. Siapkan lingkungan dan jaga privasi pasien
Implementasi
Fase osientasi
a. Memberi salam
b. Klarifikasi identitas klien
c. Menjelaskan tujuan tindakan
d. Menjelaskan langkah prosedur
e. Menanyakan kesiapan klien
Fase kerja
a. Mencuci tangan
b. Membaca doa
c. Mengatur posisi klien dengan semi fowler
d. Cek kondisi lubang hidung pasien , perhatikan adanya sumbatan
e. Untuk menentukan insersi NGT, instruksikan klien untuk rileks dan bernapas
secara normal dengan menutup salah satu hidung. Kemudia ulangi pada
lubang hidung lainnya (bagi pasien sadar)
f. Pakai handscun kemudian posisikan pasien dengan kepala hiper ekstensi
g. Pasang handuk didada pasien untuk menjaga kebersihan kalau pasien muntah
h. Letakkan bengkok di dekat pasien
i. Ukur selang NGT yang akan dimasukan dengan menggunakan metode:
Metode tradisional: Ukur jarak mulai dari puncak hidung ke telinga bagian
bawah, kemudian dari telinga tadi ke prosesus xipoideus
j. Setelah selesai tandai selang dengan plaster untuk batas selang yang akan
dimasukkan
k. Olesi jelly pada NGT sepanjang 10-20 cm
l. Instruksikan pada pasien bahwa selang akan dimasukan dan instruksikan pada
pasien untuk mengatur posisi ekstensi
m. Masukkan selang dengan pelan-pelan, jika sudah sampai epiglottis suruh
pasien untuk menelan dan posisikan kepala pasien fleksi, setelah sampai batas
plester cek apakah selang sudah benar-benar masuk dengan pen light jika
ternyata masih di mulut tarik kembali selang dan pasang lagi
n. Jika sudah masuk cek lagi apakah selang benar-benar masuk lambung atau
trakea dengan memasukkan angin sekitar 5-10 cc dengan spuit. Kemudian
dengarkan dengan stetoskop, bila ada suara angin berarti sudah benar masuk
lambung. Kemuadian aspirasi kembali udara yang di masukkan tadi
o. Jika sudah sampai lambung akan ada cairan lambung yang teraspirasi
p. Kemudian fiksasi dengan plester pada hidung, setelah fiksasi lagi di leher.
Jangan lupa mengklem ujung selang supaya udara tidak masuk
q. Setelah selesai rapikan peralatan dan permisi pada pasien atau keluarga.
r. Cuci tangan
Evaluasi
Dokumentasi
D. LATIHAN
Skenario