You are on page 1of 18

Makalah dinamika penduduk

Disusun oleh

Ilham Amru Zain

XI IPA 2

Tahun ajaran 2022/2023


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
   

   
                                                                                             
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

B.     Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A.    Mobilitas penduduk dan pengendaliannya

B.     Masalah kependudukan

C.     Upaya mengatasi permasalahan kependudukan di indonesia

D.    Peta jalan pengenbangan sdm di indonesia

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Mobilitas/Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu
tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas negara (migrasi
internasional). Dengan kata lain migrasi diartikansebagai perpindahan yang relatif permanen dari
suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain. migran menurut dimensi waktu adalah orang yang
berpindah ke tempat lain dengan tujuan menetap dalam waktu enam bulan atau lebih. Migran
sirkuler (migrasi musiman) adalah orang yang berpindah tempat tetapi tidak brmaksud menetap di
tempat tujuan.

Keadaan penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya relatif


lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga dengan tingkat
pendidikan penduduk Indonesia.Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk
mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas
kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi.
Kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi
menganggur. Keadaan demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi
beban bagi orang lain (keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat
kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakuka oleh pemerintah
membawa dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan penduduk.

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana mobilitas dan pengendaliannya?

2.      Permasalahan dan solusinya?

3.      Bagaimana Peta Jalan Pengembangan SDM di Indonesia?


BAB II

PEMBAHASAN

E.     MOBILITAS PENDUDUK DAN PENGENDALIANNYA

Mobilitas/Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu
tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas negara (migrasi
internasional). Dengan kata lain migrasi diartikansebagai perpindahan yang relatif permanen dari
suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain. migran menurut dimensi waktu adalah orang yang
berpindah ke tempat lain dengan tujuan menetap dalam waktu enam bulan atau lebih. Migran
sirkuler (migrasi musiman) adalah orang yang berpindah tempat tetapi tidak brmaksud menetap di
tempat tujuan.

Migran Sirkuler biasanya adalah orang yang masih mempunyai keluarga atau ikatan dengan
tempat asalnya seperti kuli bangunan dan pengusaha warung tegal yang sehari-harinya mencari
nafkah di kota dan pulang ke kampungnya ssetiap bulan atau beberapa bulan sekali. Migran ulang-
alik (commuter) adalah orang yang pergi meninggalkan tempat tinggalnya secara teratur (setiap hari
atau setiiap minggu) pergi ke tempat lain untuk bekerja, berdagang, sekolah, atau untuk kegiatan-
kegiatan lainnya, dan pulang ke tempat asalnya secara teratur pula. Migran ulang-alik biasanya
menyebabkan jumlah penduduk di tempat tujuan lebih banyak pada waktu tertentu, misalnya pada
siang hari.

Jenis-Jenis migrasi

1. Migrasi Internasional

Migrasi intenasional adalah  perpindahan penduduk dari satu negara ke negara lain. Migrasi
internasional terdiri dari:

a.       Imigrasi yaitu migrasi yang merupakan masuknya penduduk ke suatu negara. Orang yang melakukan
imigrasi disebut imigran.

b.      Emigrasi yaitu migrasi yang merupakan keluarnya penduduk suatu negara. Orang yang melakukan
emigrasi disebut emigran.

2. Migrasi Nasional

Migrasi nasional yaitu perpindahan yang terjadi di dalam satu negara misalnya antar propinsi
atau antar kota dalam propinsi. Migrasi Nasional terdiri dari:
a. Urbanisasi

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Orang yang melakukan
urbanisasi disebut urban. Kota-kota besar yang biasanya dituju oleh para urban adalah Jakarta,
Bandung,dan Surabaya. faktor-faktor yang memengaruhi urbanisasi ada dua yaitu faktor pendorong
dari desa dan faktor penarik dari kota.

1)      Faktor pendorong dari desa, di antaranya:

a)      lapangan pekerjaan terbatas,

b)      upah tenaga kerja rendah,

c)      lahan pertanian semakin sempit, dan

d)     fasilitas kurang memadai.

2)      Faktor penarik dari kota, di antaranya:

a)      lapangan kerja di kota lebih banyak dan bervariasi;

b)      kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik;

c)      kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih baik;

d)     tersedianya berbagai jenis fasilitas seperti fasilitas pendidikan, perumahan, kesehatan, penerangan,
hidup dan transportasi; dan

e)      adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, seperti tempat hiburan dan pusat kebudayaan lainnya.

Urbanisasi memiliki dampak negatif dan dampak positif bagi desa yang ditinggalkan serta
menimbulkan dampak negatif bagi kota yang dituju.

1)      Dampak negatif urbanisasi bagi desa adalah:

a.  tenaga kerja usia muda berkurang,

b.  produksi pertanian menurun, dan

c.  pembangunan terhambat.

2)      Dampak positif urbanisasi bagi desa adalah:


a.  jumlah pengangguran di desa berkurang dan

b.  taraf hidup penduduk di desa meningkat.

3)      Dampak negatif urbanisasi bagi kota adalah:

a. Banyak berdirinya rumah-rumah kumuh


b. Tingkat pengangguran di kota semakin tinggi
c. Pengangguran yang tinggi berpengaruh terhadap tingkat kejahatan yang tinggi, seperti
perampokan, penjambretan dan penipuan.
d. Kepadatan penduduk di kota semakin meningkat
e. Kepadatan penduduk berpengaruh terhadap penurunan kualitas lingkungan hidup, seperti
pencemaran udara, air dan pencemaran suara.

Untuk menghindari dampak negatif dari urbanisasi, maka harus dilakukan upaya untuk
menanggulanginya. Usaha pemerintah untuk mengurangi terjadinya peningkatan urbanisasi di kota
adalah:

1.  melakukan pembangunan di daerah-daerah,

2.  meningkatkan sarana transportasi di desa,

3.  meningkatkan sarana komunikasi di desa,

4.  meningkatkan kegiatan industri kecil di desa untuk menyerap tenaga kerja lebih banyak,

5.  menambah fasilitas seperti fasilitas pendidikan, perumahan, dan kesehatan.

b. Transmigrasi

Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah yang padat penduduknya ke daerah


yang jarang penduduknya.

1)      Tujuan Program Transmigrasi

a.  Meratakan penyebaran jumlah penduduk

b.  Mengurangi kepadatan penduduk

c.  Meningkatkan kesejahteraan penduduk

d.  Mengurangi pengangguran di daerah asal transmigrasi

e.  Menambah tenaga kerja di daerah tujuan transmigrasi

f.  Meningkatkan hasil pertanian di daerah tujuan transmigrasi

g. Memperlancar pembangunan di daerah tujuan transmigrasi


2)      Daerah Asal dan Daerah Tujuan transmigrasi Pada tahun 1975,

pemerintah telah mengeluarkan Keputusan Presiden (Kepres) Republik Indonesia No. 1


Tahun 1973 dan No.2 Tahun 1975 tentang syarat daerah asal dan daerah tujuan transmigrasi.
Daerah asal transmigrasi yang diutamakan adalah pulau Jawa, Madura, Bali dan Lombok. Daerah
tujuan transmigrasi adalah Pulau Sumatera (Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu,
Riau, NAD, dan Lampung), Kalimantan ( Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan), Papua, Maluku
dan Nusa Tenggara.

a)      Syarat-syarat daerah asal transmigrasi adalah:

1.  Daerah yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi

2.  Daerah kering dan tandus

3.  Daerah rawan bencana alam, seperti banjir, gempa, gunung meletus, dan lain-lain.

4.  Daerah dengan penduduk berpenghasilan rendah

5.  Daerah yang digunakan sebagai proyek pembangunan.

b)      Syarat-syarat daerah tujuan transmigrasi adalah :

1)   Memiliki tanah yang subur untuk pertanian

2)   Adanya sumber pengairan untuk pertanian

3)   Aman dari bencana alam

4)   Memiliki fasilitas yang cukup, seperti pendidikan dan kesehatan

5)   Sarana dan prasarana transportasi baik.

3)      Jenis-jenis Transmigrasi

Jenis-jenis transmigrasi yang dilakukan di Indonesia adalah:

a)   Transmigrasi umum: transmigrasi yang pelaksanaan dan pembiayaannya ditanggung oleh


pemerintah. Pembiayaan meliputi biaya perjalanan, biaya hidup, perumahan, lahan pertanian, bibit,
dan alat-alat pertanian.

b)   Transmigrasi swakarsa: transmigrasi yang dibiayai oleh transmigran. Pemerintah hanya


menyediakan tanah pertanian seluas dua hektar setiap keluarga.

c)   Transmigrasi bedol desa: transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh penduduk desa beserta aparatur
pemerintah desa. Semua harta benda yang ditinggalkan penduduk mendapat ganti rugi dari
pemerintah. Transmigrasi ini dilaksanakan karena daerah asal transmigran terkena proyek penting
dari pemerintah. Contoh dari program trasmigrasi bedol desa adalah penduduk Wonogiri dan
Kedungombo, Jawa Tengah yang terkena proyek Waduk Gajah Mungkur dan ditransmigrasikan ke
Sitiung (Sumatra Barat).

d)     Trasmigrasi spontan:  transmigrasi yang dilaksanakan atas kesadaran dan kemauan sendiri.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Migrasi

Ada dua pengelompokan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan migrasi, yaitu faktor
pendorong (push factors) dan faktor penarik (pull factors)

Faktor pendorong (ditempat asal)

1. SDA yang semakin berkurang

2. Menyempitnya lapangan kerja karena masuknya teknologi

3. Adanya tekanan-tekanan atau diskriminasi politik, agama, suku dan lain-lain

4. Tidak cocok lagi dengan budaya/kepercayaan di tempat asal

5. Bencana alam atau adanya wabah penyakit

Faktor-faktor penarik (dari tempat tujuan)

a. adanya rasa superior di tempat yang baru atau kesempatan memasuki lapangan pekerjaan

b. Kesempatan mendapatkan pendidikan

c. keadaan lingkungan yang menyenangkan (iklim, perumahan, sekolah dan fasilitas lainnya)

d. Tarikan dari orang yang diharapkan sebagai tempat berlindung

e. Adanya aktivitas di kota besar sebagai daya tarik bagi orang-orang dari desa.

Dampak bagi Daerah yang Ditinggalkan

Adanya migrasi lokal (urbanisasi, transmigrasi) maupun internasional memberikan dampak positif
dan negatif bagi daerah yang ditinggalkan maupun daerah tujuan.

1) Dampak Positif

a) Berkurangnya jumlah penduduk.


Bagi wilayah yang cukup padat, adanya migrasi memberikan dampak berkurangnya

kepadatan penduduk. Dampak ini memberikan akibat berkurangnya tekanan penduduk di wilayah
padat.

b) Berkurangnya jumlah pengangguran.

Migrasi biasanya dilakukan oleh penduduk antara lain dengan tujuan untuk pemenuhan kebutuhan
dengan mencari pekerjaan. Pengangguran yang tadinya menumpuk di daerah

asal migrasi, akan menjadi berkurang. Akibatnya, kesejahteraan penduduk wilayah tersebut pun bisa
terangkat.

2) Dampak Negatif

Meskipun memberi dampak positif yang cukup signifikan bagi daerah yang ditinggalkan, ternyata hal
tersebut juga diikuti dengan munculnya dampak negatif.

a) Berkurangnya tenaga kerja muda dan penggerak pembangunan, karena pada umumnya sebagian
besar penduduk yang melakukan migrasi adalah penduduk usia kerja.

b) Stabilitas keamanan yang menurun, akibat banyaknya penduduk muda yang melakukan

migrasi.

c) Wilayah yang ditinggal pada umumnya merupakan wilayah agraris di mana setiap hari

lahan pertaniannya belum tentu digarap. Jika menunggu musim panen tiba para penggarap

pertanian tidak mempunyai pekerjaan (setengah menganggur). Kondisi inilah yang

mendorong banyak penggarap pertanian bermigrasi. Akibatnya, tenaga penggarap pun

akan berkurang.

Dampak bagi Daerah Tujuan


1) Dampak positif, yaitu:

a.   Jumlah tenaga kerja meningkat.

b.  Terjadi percampuran budaya antara penduduk pribumi dan pendatang yang pada akhirnya dapat
membentuk budaya baru.

2) Dampak negatif, yaitu:

a.  Terjadi peningkatan kepadatan penduduk.

b.  Kepadatan lalu lintas meningkat.

c.  Munculnya permukiman kumuh dan pedagang kaki lima

d.  Berkurangnya lapangan pekerjaan

F.      MASALAH KEPENDUDUKAN

Permasalahan Kependudukan di Indonesia

1.       Masalah Penduduk yang Bersifat Kuantitatif

a.        Jumlah Penduduk Besar

Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan pembangunan karena
menjadi subjek dan objek pembangunan. Manfaat jumlah penduduk yang besar:

·         Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.

·         Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.

Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk besar, yaitu nomor 4 di
dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:

·         Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan


pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih
banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh.

·         Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial
lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu
pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini.

b.       Pertumbuhan Penduduk Cepat


Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada
kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 %
pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun,
dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun dan periode 2000-2010 sebesar 1,49%.

c.        Persebaran Penduduk Tidak Merata

Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau, provinsi,


kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya
±7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia.
Perkembangan kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, yaitu tahun 1980
sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998 menjadi
938 jiwa per kilo meter persegi (km2).

Selain di Jawa ketimpangan persebaran penduduk terjadi di Irian Jaya dan Kalimantan. Luas
wilayah Irian Jaya 21,99% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 0,92% dari seluruh
penduduk Indonesia. Pulau Kalimantan luasnya 28,11% dari luas Indonesia, tetapi jumlah
penduduknya hanya 5% dari jumlah penduduk Indonesia.

Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit.
Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa
belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah
di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat
tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan
keamanan negara.

Persebaran penduduk antara kota dan desa juga mengalami


ketidakseimbangan.Perpindahan penduduk dari desa ke kota di Indonesia terus mengalami
peningkatan dari waktu ke waktu.Urbanisasi yang terus terjadi menyebabkan terjadinya pemusatan
penduduk di kota yang luas wilayahnya terbatas.Pemusatan penduduk di kota-kota besar seperti
Jakarta, Surabaya, Medan dan kota-kota besar lainnya dapat menimbulkan dampak buruk terhadap
lingkungan hidup seperti:

a)       Munculnya permukiman liar.

b)      Sungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat pembuangan sampah baik oleh masyarakat
maupun dari pabrik-pabrik industri.

c)       Terjadinya pencemaran udara dari asap kendaraan dan industri.

d)      Timbulnya berbagai masalah sosial seperti perampokan, pelacuran dan lain-lain.

2.       Masalah Penduduk yang Bersifat Kualitatif


a.        Tingkat Pendidikan yang Rendah

Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk Indonesia masih
tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan penduduk adalah dengan melihat:

·         Angka Kematian

·         Angka Harapan Hidup

Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah. Angka
harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas kesehatan
penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk
maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang
pendapatannya tinggi dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan.

b.       Tingkat Pendidikan yang Rendah

Keadaan penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya relatif


lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga dengan tingkat
pendidikan penduduk Indonesia.Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk
mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas
kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi.
Kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi
menganggur. Keadaan demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi
beban bagi orang lain (keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat
kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakuka oleh pemerintah
membawa dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan penduduk.

Rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia disebabkan oleh:

·         Pendapatan perkapita penduduk rendah, sehingga orang tua/penduduk tidak mampu sekolah atau
berhenti sekolah sebelum tamat.

·         Ketidakseimbangan antara jumlah murid dengan sarana pendidikan yang ada seperti jumlah kelas,
guru dan buku-buku pelajaran. Ini berakibat tidak semua anak usia sekolah tertampung belajar di
sekolah.

·         Masih rendahnya kesadaran penduduk terhadap pentingnya pendidikan, sehingga banyak orang
tua yang tidak menyekolahkan anaknya.

Dampak yang ditimbulkan akibat dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan
adalah :

·         Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga ahli dari negara
maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk Indonesia besar, tetapi tidak
mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat diperlukan dalam pembangunan.

·        
Perumahan kumuh sebagai dampak permasalahan kependudukan

Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-hal yang baru. Hal
ini tampak dengan ketidakmampuan masyarakat merawat hasil pembangunan secara benar,
sehingga banyak fasilitas umum yang rusak karena ketidakmampuan masyarakat memperlakukan
secara tepat. Kenyataan seperti ini apabila terus dibiarkan akan menghambat jalannya
pembangunan.

c.        Tingkat Pendapatan(Kemakmuran)yang Rendah

Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah
garis kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis
kemiskinan menurut standard yang ditetapkan PBB. Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas
SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Banyak
negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran penduduknya tinggi. Indonesia
dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam.

Dengan pendapatan perkapita yang masih rendah berakibat penduduk tidak mampu
memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, sehingga sulit mencapai manusia yang
sejahtera.Pendapatan per kapita rendah juga berakibat kemampuan membeli (daya beli) masyarakat
rendah, sehingga hasil-hasil industri harus disesuaikan jenis dan harganya. Bila hasil industri terlalu
mahal tidak akan terbeli oleh masyarakat. Hal ini akan mengakibatkan industri sulit berkembang dan
mutu hasil industri sulit ditingkatkan.Penduduk yang mempunyai pendapatan perkapita rendah juga
mengakibatkan kemampuan menabung menjadi rendah.Bila kemampuan menabung rendah,
pembentukan modal menjadi lambat, sehingga jalannya pembangunan menjadi tidak lancar.

G.    UPAYA MENGATASI PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

1.     Upaya mengatasi masalah pertumbuhan penduduk yang besar dan cepat

Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada
kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 %
pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun,
dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun.Penurunan pertumbuhan penduduk ini tentunya
cukup menggembirakan, hal ini didukung oleh pelaksanaan program keluarga berencana di seluruh
tanah air.

Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga,
demi kesejahteraan keluarga.Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau
tiga anak saja atau merupakan keluarga kecil.
Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga
dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera.Dari uraian di atas jelaslah bahwa
Program Keluarga Berencana mempunyai dua tujuan pokok yaitu:

a.       Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan peningkatan
produksi.

b.      Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera.

2.     Upaya mengatasi masalah penyebaran penduduk yang tidak merata

Oleh karena dampak yang dirasakan cukup besar maka perlu ada upaya untuk meratakan
penyebaran penduduk di tiap-tiap daerah.Upaya-upaya tersebut adalah:

a)       Pemerataan pembangunan.

b)      Penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya dan daerah pedesaan.

c)       Pemberian penyuluhan terhadap masyarakat tentang pengelolaan lingkungan alamnya.

Untuk mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata dilaksanakan program


transmigarasi.Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu:

a)       Meratakan persebaran penduduk di Indonesia.

b)      Peningkatan taraf hidup transmigran.

c)       Pengolahan sumber daya alam.

d)      Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.

e)       Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran.

f)        Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.

g)       Meningkatkan pertahanan dan kemananan wilayah Indonesia.

3.     Upaya mengatasi masalah rendahnya kualitas kesehatan

Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk Indonesia yaitu:

a)       Melaksanakan program perbaikan gizi.

b)      Perbaikan lingkungan hidup dengan cara mengubah perilaku sehat penduduk, serta melengkapi
sarana dan prasarana kesehatan.

c)       Penambahan jumlah tenaga medis seperti dokter, bidan, dan perawat.

d)      Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.

e)       Pembangunan Puskesmas dan rumah sakit.


f)        Pemberian penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.

g)       Penyediaan air bersih.

h)      Pembentukan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu),

4.     Upaya mengatasi masalah rendahnya kualitas pendidikan

Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah dalam mengatasi masalah pendidikan.
Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia yaitu:

a)       Menambah jumlah sekolah dari tingkat SD sampai dengan perguruan tinggi.

b)      Menambah jumlah guru (tenaga kependidikan) di semua jenjang pendidikan.

c)       Pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun yang telah dimulai tahun ajaran
1994/1995.

d)      Pemberian bea siswa kepada pelajar dari keluarga tidak mampu tetapi berprestasi di sekolahnya.

e)       Membangun perpustakaan dan laboratorium di sekolah-sekolah.

f)        Menambah sarana pendidikan seperti alat ketrampilan dan olah raga.

g)       Menggalakkan partisipasi pihak swasta untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan dan


ketrampilan.

h)      Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di Indonesia.

i)        Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja

j)        Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga pendidikan milik pemerintah

k)      Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja

l)        Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembaga- lembaga pemerintah

5.     Upaya mengatasi masalah rendahnya tingkat pendapatan penduduk

Masih rendahnya pendapatan perkapita penduduk Indonesia, terutama disebabkan oleh:

·         Pendapatan/penghasilan negara masih rendah, walaupun Indonesia kaya sumber daya alam tetapi
belum mampu diolah semua untuk peningkatan kesejahteraan penduduk.

·         Jumlah penduduk yang besar dan pertambahan yang cukup tinggi setiap tahunnya.

·         Tingkat teknologi penduduk masih rendah sehingga belum mampu mengolah semua sumber daya
alam yang tersedia.
Oleh karena itu upaya menaikan pendapatan perkapita, pemerintah melakukan usaha:

a)       Meningkatkan pengolahan dan pengelolaan sumber daya alam yang ada.

b)      Meningkatkan kemampuan bidang teknologi agar mampu mengolah sendiri sumber daya alam
yang dimiliki bangsa Indonesia.

c)       Memperkecil pertambahan penduduk diantaranya dengan penggalakan program KB dan


peningkatan pendidikan.

d)      Memperbanyak hasil produksi baik produksi pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan


maupun fasilitas jasa (pelayanan)

e)       Memperluas lapangan kerja agar jumlah pengangguran tiap tahun selalu berkurang.

f)        Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang- nya usaha/investasi, baik
PMDN ataupun PMA.

g)       Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat lebih banyak
menyerap tenaga kerja.

h)      Penyederhanaan birokrasi dalamperizinan usaha. Pembangunan/menyediakan fasilitas umum


(jalan, telepon) sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi.

H.    PETA JALAN PENGENBANGAN SDM DI INDONESIA

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Mobilitas/Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu
tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas negara (migrasi
internasional). Dengan kata lain migrasi diartikansebagai perpindahan yang relatif permanen dari
suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain. migran menurut dimensi waktu adalah orang yang
berpindah ke tempat lain dengan tujuan menetap dalam waktu enam bulan atau lebih. Migran
sirkuler (migrasi musiman) adalah orang yang berpindah tempat tetapi tidak brmaksud menetap di
tempat tujuan.
DAFTAR PUSTAKA

Anjayani, Eni., dkk. Geografi untuk Kelas XI SMA/MA. Jakarta: Pusbuk Depdiknas

Badan Pusat Statistik. 2010.Hasil Sensus Penduduk Indonesia Tahun 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik:
Republik Indonesia

_________________________. 2013.Poyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2010-2035. Jakarta: Badan Pusat


Statistik: Republik Indonesia

BKKBN. 2013. Profil Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia tahun 2013. Jakarta: BKKBN

Soegimo, Dibyo., dkk. 2009. Geografi untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Pusbuk Depdiknas

Sumardi., dkk. 2009. Geografi 2 Lingkungan Fisik dan Sosial, Jakarta: Pusbuk Depdiknas

Utoyo, Bambang. 2009. Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XI. Jakarta: Pusbuk Depdiknas

Yosepana, Sandra. Belajar Efektif Geografi untuk Kelas XI SMA. Jakarta: Pusbuk Depdiknas

http://bumiindonesiapertiwi.blogspot.com/2013/07/permasalahan-kependudukan-di-indonesia_3.html

http://bumiindonesiapertiwi.blogspot.com/2013/07/upaya-upaya-mengatasi-permasalahan_3.html

http://sabangsampaimeraoke.wordpress.com/masalah-kependudukan-dan-solusinya/

http://mutiahand.blogspot.com/2013/10/masalah-kependudukan-dan-upaya.html

https://ringkasanbukugeografi.blogspot.co.id/2016/01/mobilitas-penduduk-dan-pengendaliannya.html

You might also like