You are on page 1of 18

MAKALAH

’’KEPALA SEKOLAH SEBAGAI


ADMINISTRATOR DAN SUPERVISOR”

Disusun Oleh :
1. Nur Jannah
Dosen : UMI KALSUM, M.PdI
STAI Darul Ulum Sarolangun
2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt. yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam
semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad saw.
dan semoga kita akan selalu mendapat syafaatnya baik di dunia maupun di akhirat
kelak.
Dengan pertolongan dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun makalah
ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul Kepala
Sekolah sebagai Administrator dan Supervisor.

2
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah...........................................................................1
B.       Rumusan Masalah.....................................................................................1
C.       Tujuan Pembahasan..................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A.      Administrasi dan Supervisi Pendidikan....................................................3
B.       Pengertian Kepala Sekolah.......................................................................4
C. Kepala Sekolah Sebagai Administrator....................................................4
D. Kepala Sekolah sebagai Supervisor...........................................................8

BAB III PENUTUP


A.       Kesimpulan...............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan pendidikan dalam Sistem Pendidikan Nasional adalah membentuk
manusia Indonesia seutuhnya dalam arti tersedianya sumber daya manusia yang
berkualitas, maka harus didukung oleh tenaga pendidik yang berkinerja baik.
Kinerja tenaga pendidik akan bisa ditingkatkan bila didukung dengan adanya
supervisi, motivasi dan pemberian bimbingan yang baik.
Kepala sekolah memegang peranan penting terhadap kinerja tenaga
pendidik dan juga perkembangan sekolah. Oleh karena itu, ia harus memiliki
jiwa kepemimpinan untuk mengatur para guru, pegawai tata usaha dan pegawai
sekolah lainnya. Dalam hal ini, kepala sekolah tidak hanya mengatur para guru
saja, melainkan juga ketatausahaan sekolah siswa, hubungan sekolah dengan
masyarakat dan orang tua siswa. Tercapai tidaknya tujuan sekolah sangat
bergantung pada kebijaksanaan yang diterapkan kepala sekolah terhadap seluruh
personal sekolah. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pimpinan organisasi
pendidikan di sekolah, kepala sekolah harus memiliki berbagai persyaratan agar
ia dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Masing-masing persyaratan ini
saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Diantaranya adalah
memiliki ijazah, kemampuan mengajar, kepribadian yang baik serta memiliki
pengalaman kerja.
Kepala sekolah harus menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai
administrator dan Supervisor, karena sekolah tidak akan berjalan dengan baik
tanpa sokongan dari kepala sekolah.Selain membuat perencanaan, kepala
sekolah juga harus membuat struktur organisasi sekolah dengan baik, dengan
tujuan untuk membagi tugas masing-masing anggotanya dan harus bisa
menyesuaikan antara tugas dan kemampuannya, sehingga bisa bekerja secara
optimal.

1
Dari latar belakang masalah diatas, sebagian dari tugas dan fungsi kepala
sekolah yaitu sebagi Administrator dan Supervisor, maka penulis menyajikan
makalah dengan judul ”Kepala Sekolah sebagai Administrator dan Supervisor
Pendidikan”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis rumuskan rumusan
masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengertian Administrasi dan Supervisi ?
2. Bagaimanakah pengertian kepala sekolah?
3. Bagaimanakah kepala sekolah sebagai Administrator dan Supervisor
pendidikan?

C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan pembahasan dari makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimanakah pengertian Administrasi dan Supervisi
2. Untuk mengetahui bagaimanakah pengertian kepala sekolah.
3. Untuk mengetahui bagaimanakah kepala sekolah sebagai administrator dan
Supervisor pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Administrasi dan Supervisi Pendidikan


Menurut Sondang P. Siagian, administrasi adalah keseluruhan proses
kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu,
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.Sedangkan menurut
Ars. The Liang Gie dalam Pengertian Kedudukan dan Ilmu Administrasi
mengataknan bahwa administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan
terhadap pekerjaan pokok yang dilaksanakan oleh sekelompok orang dalam
bekerjasama untuk mencpai tujuan tertentu
Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto dalam Administrasi pendidikan, adalah
segenap proses pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu baik personel,
spiritual dan material yang bersangkut paut dengan pencapain tujuan pendidikan.
Dari pengertian administrasi di atas dapat disimpulkan bahwa administrasi
pendidikan adalah suatu ilmu tentang penyelenggaraan pendidikan di sekolah,
agar tercapai tujuan pendidikan di sekolah itu.
Di atas telah dikemukakan pengertian administrasi pendidikan, maka kita
perlu melengkapi dengan pengertian supervisi. Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto
dalam Administrasi Pendidikan, supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai lainnya dalam melakukan
pekerjaan mereka secara efektif.
Menurut N.A. Ametembun dalam supervisi Pendidikan, supervisi
pendidikan adalah pembinaan ke arah perbaikan situasi pendidikan. Pembinaan
bermaksud berupa bimbingan atau tuntutan ke arah situasi pendidikan termasuk
pengajaran pada umumnya, dan peningkatan mutu belajar mengajar pada
khususnya.
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian supervisi
pendidikan adalah pembinaan yang direncanakan dalam perbaikan situasi
pengajaran dengan lebih meningkatkan pendayagunaan sumber personel dan
material dalam pencapain tujuan pendidikan secara lebih efektif dan efisien.

3
B. Pengertian kepala sekolah
Kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala
sekolah. (Sudarman 2002: 145).[6] Meskipun sebagai guru yang mendapat tugas
tambahan, kepala sekolah merupakan orang yang paling betanggung jawab
terhadap aplikasi prinsip-prinsip administrasi pendidikan yang inovatif di sekolah.
Sebagai orang yang mendapat tugas tambahan berarti tugas pokok kepala sekolah
tersebut adalah guru yaitu sebagai tenaga pengajar dan pendidik, di sini berarti
dalam suatu sekolah seorang kepala sekolah harus mempunyai tugas sebagai
seorang guru yang melaksanakan atau memberikan pelajaran atau mengajar
bidang studi tertentu atau memberikan bimbingan. Berarti kepala sekolah
menduduki dua fungsi yaitu sebagai tenaga kependidikan dan tenaga pendidik.
Seorang kepala sekolah pada hakekatnya adalah pemimpin yang menggerakkan,
mempengaruhi, memberi motivasi, serta mengarahkan orang di dalam organisasi
atau lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.

C. Kepala Sekolah sebagai Administrator


Kepala sekolah sebagai administrator bermakna kepala sekolah sebagai
insan yang mengatur penatalaksanaan sistem administrasi pendidikan.
Kepala sekolah sebagai administrator bertanggung jawab terhadap kelancaran
pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya. Ia selalu berusaha agar
segala sesuatu disekolahnya berjalan lancar. Hal tersebut mencakup seluruh
kegiatan sekolah, seperti; proses belajar-mengajar, kesiswaan, personalia, sarana
prasarana, ketatausahaan dan keuangan serta mengatur hubungan sekolah dengan
masyarakat. Selain itu juga, kepala sekolah bertanggung jawab terhadap keadaan
lingkungan sekolahnya. Untuk itu, Kepala sekolah harus mampu menjabarkan
kemampuan di atas dalam tugas-tugas operasional sebagai berikut:
1. Kemampuan mengelola kurikulum harus diwujudkan dalam kelengkapan
penyusunan data administrasi pembelajaran; penyusunan kelengkapan data
administrasi bimbingan konseling; penyusunan kelengkapan data kegiatan

4
praktikum; dan penyusunan kelengkapan data administrasi kegiatan belajar
peserta didik di perpustakaan.
2. Kemampuan mengelola administrasi peserta didik harus diwujudkan
dalam penyusunan kelengkapan data administrasi peserta didik; penyusunan
kelengkapan data administrasi kegiatan ekstrakurikuler, dan penyususnan
kelengkapan data administrasi hubungan sekolah dengan orang tua peserta didik.
3. Kemampuan mengelola administrasi personalia harus diwujudkan dalam
pengembangan kelengkapan data administrasi tenaga guru; serta pengembangan
kelengkapan data administrasi tenaga kependidikan nonguru, seperti pustakawan,
laporan, pegawai tata usaha, penjaga sekolah dan teknisi.
4. Kemampuan mengelola administrasi sarana dan prasarana harus
diwujudkan dalam pengembangan dan kelengkapan data administrasi gedung dan
ruang; pengembangan data administrasi meubeler; pengembangan kelengkapan
data administrasi alat mesin kantor; pengembangan administrasi buku-buku atau
bahan pustaka; dan pengembangan kelengkapan data administrasi alat
laboratorium.
5. Kemampuan mengelola administrasi kearsipan harus diwujudkan dalam
pengembangan kelengkapan data administrasi surat masuk, surat keluar, surat
keputusan, dan surat edaran.
6. Kemampuan mengelola administrasi keuangan harus diwujudkan dalam
mengembangkan administrasi keuangan rutin, administrasi keuangan yang
bersumber dari masyarakat dan orang tua peserta didik, dari pemerintah, dan
bantuan dan operasional.

Dalam melaksanakan tugas-tugas di atas maka:


a) Kepala sekolah harus mampu bertindak situasional, sesuai dengan situasi
dan kondisi yang ada. Meskipun demikian kepala sekolah harus lebih
mengutamakan tugas, tetapi juga harus menjaga hubungan kemanusiaan dengan
para stafnya, agar setiap tenaga kepandidikan dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik.

5
b) Kepala sekolah hendaknya terbuka tetapi tetap menjaga jarak dengan para
tenaga kepandidikan, agar mereka bisa mengemukakan berbagai permasalahn
yang dihadapi.
c) Kepala sekolah menggunakan gaya gabungan antara pembagian tugas dan
hubungan manusiawi.[10]
Sebagai syarat mutlak menjadi kepala sekolah yang berkompeten, harus mampu
dengan baik melaksanakan fungsi-fungsi administrasi pendidikan, yang meliputi
perencanaan, penyusunan organisasi sekolah, pengoordinasian dan pengarahan
serta pengelolaan kepegawaian.[11]
1. Membuat Perencanaan
Perencanaan yang perlu dilakukan oleh kepala sekolah, diantaranya adalah
menyusun program tahunan sekolah, yang mencakup program pengajaran,
kesiswaan, kepegawaian, keuangan, dan penyediaan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan. Perencanaan ini selanjutnya dituangkan dalam rencana tahunan
sekolah yang dijabarkan dalam dua program semester. Adapun cakupan
perencanaan tahunan itu meliputi:
a) Program Pengajaran
b) Kesiswaan
c) Kepegawaian
d) Keuangan
e) Perlengkapan[12]
2. Menyusun Organisasi Sekolah
Organisasi memainkan peranan penting dalam fungsi administrasi karena
merupakan tempat pelaksanaan semua kegiatan administrasi. Selain itu, dilihat
dari fungsinya organisasi juga menetapkan dan menyusun hubungan kerja seluruh
anggota organisasi agar tidak terjadi tumpang tindih dalam melakukan tugasnya
masing-masing.
Penyusunan organisasi merupakan tanggungjawab kepala sekolah sebagai
administrator pendidikan. Sebelumnya ditetapkan, penyusunan organisasi itu
sebaiknya dibahas bersama-sama dengan seluruh anggota agar hasil yang
diperoleh benar-benar merupakan kesepakatan bersama.

6
Selain menyusun struktur organisasi, kepala sekolah juga bertugas untuk
mendelegasikan tugas-tugas dan wewenang kepada setiap anggota administrasi
sekolah sesuai dengan struktur organisasi yang ada.
Dalam penyusunan organisasi sekolah, kepala sekolah perlu memperhatikan
prinsip-prinsip berikut ini; mempunyai tujuan yang jelas, para anggota menerima
dan memahami tujuan tersebut, adanya kesatuan arah sehingga menimbulkan
kesatuan tindakan dan pikiran, adanya kesatuan perintah; para bawahan
mempunyai atasan langsung, adanya keseimbangan antara wewenang dan
tanggung jawab seseorang di dalam organisasi itu, adanya pembagian tugas yang
sesuai dengan kemampuan, keahlian dan bakat masing-masing, struktur organsasi
disusun sesuai dengan kebutuhan koordinasi, pengawasan dan pengendalian, pola
organisasi bersfat permanen dan adanya jaminan keamanan dalam bekerja serta
garis-garis kekuasaan dan tanggung jawab secara hirearki jelas tergambar di
dalam struktur organisasi.[13]
3. Bertindak Sebagai Koordinator
Pengoordinasian organisasi sekolah ini merupakan wewenang dari kepala sekolah.
Dalam melakukan pengoordinasian ini sebaiknya kepala sekolah bekerja sama
dengan berbagai bagian dalam organisasi, agar pengoordinasian yang dilakukan
dapat menyelesaikan semua hambatan dan halangan yang ada.

Kepala sekolah sebagai admnistrator harus mampu mengoordinasikan


bawahannya, yang kegiatannya meliputi pengawasan, penilaian, pengarahan dan
bimbingan terhadap setiap personal organisasi sekolah. Dalam pelaksanaan
pengoordinasian kepala sekolah sebaiknya bekerja sama dengan berbagai bagian
dalam organsasi sekolah, seperti wali kelas, tata usaha, bimbingan dan
penyuluhan, guru bagian kurikulum dan lain sebagainya.
4. Melaksanaan Pengelolaan Pegawai
Kepala sekolah memiliki kewenangan dalam mengelola kepegawaian dalam
organsasi sekolah, diantaranya kepala sekolah dapat mengangkat,
mempromosikan, menempatkan atau menerima pegawai baru, baik itu sebagai
guru, TU ataupun pembimbing ekstra kurikurer. Dalam pengelolaan kepegawaian,

7
kepala sekolah harus memperhatikan kesinambungan kondisi dan kemampuan
pelaksananya, antara: jenis kelamin, bakat, kekuatan fisik, latar belakang
pendidikan dll.
Adapun cara-cara yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam melakukan
pengelolaan pegawai, antara lain: mengadakan diskusi, membentuk koperasi,
membentuk ikatan keluarga sekolah, memberikan bantuan dan kesempatan seluas-
luasnya kepada para pegawai untuk meningkatkan kemampuannya, mengusulkan
dan mengurus kenaikan gaji atau pangkat guru-guru dan pegawai tepat pada
waktunya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

D. Kepala Sekolah sebagai Supervisor


Kepala sekolah sebagai supervisor adalah upaya yang dilakukan kepala sekolah
untuk membantu mengembangkan profesionalitas guru dan tenaga kependidikan
lainnya. Pelaksanaan supervisi merupakan tugas kepala sekolah untuk melakukan
pengawasan terhadap guru-guru dan pegawai sekolahnya.
Tujuan diadakan supervisi secara umum adalah memberikan bantuan teknis dan
bimbingan kepada guru (dan staf lainnya) agar personil tersebut mampu
meningkatkan kualitas kerjanya, terutama dalam melaksanakan tugas, yaitu
melaksanakan proses pembelajaran.[14]

Beberapa prinsip yang digunakan dalam mengadakan kegiatan supervisi menurut


Ngalim Purwanto adalah sebagai berikut:
1) Supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif
2) Supervisi harus bersifat sederhana, realistis dan informasi dalam
pelaksanaannya
3) Supervisi harus bersifat objektif
4) Supervisi bersifat preventif
5) Supervisi bersifat korektif
6) Supervisi bersifat kooperatif
7) Supervisi harus memperhatikan kemampuan para anggota organisasi.[15]

8
Adapun hal – hal yang harus diperhatikan oleh kepala sekolah sebagai supervisor,
antara lain:
1. Pembinaan Guru
Guru sebagai pelaksana kurikulum harus mendapatkan bimbingan dari kepala
sekolah, sehingga guru mampu melaksanakan kurikulum dengan baik. Maka
sebagai supervisor yang mengadakan pembinaan terhadap guru, kepala sekolah
dituntut harus memiliki sikap diantaranya; memiliki jiwa kepemimpinan,
mengenal keadaan guru dan pegawai lainnya, membangkitkan semangat mereka
dalam bertugas, memberikan kesempatan yang luas kepada mereka untuk
mengembangkan kariernya dan menciptakan rasa kekeluargaan diantara mereka.
Supervisi akademik yang populer adalah supervisi klinis, adapun krakteristiknya
sebagai berikut:
a) Supervisi diberikan berupa bantuan (bukan perintah) sehingga inisiatif tetap
di tangan tenaga kependidikan.
b) Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji bersama kepala
sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan.
c) Instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh guru dan
kepala sekolah.
d) Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan mendahulukan
interpretasi guru.
e) Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka, dan
supervisor lebih banyak mendengarkan dan menjawab pertanyaan guru daripada
memberi saran dan pengarahan.
f) Supervisi klinis sedikitnya mempunyai tiga tahap, yaitu pertemuan awal,
pengamatan, dan umpan balik.
g) Adanya penguatan dan umpan balik dari supervisor terhadap perubahan
perilaku guru yang positif sebagai hasil pembinaan.
h) Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan suatu keadaan
dan memecahkan suatu masalah.

9
Kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam kemampuan
menyusun, dan melaksanakan program supervisi pendidikan, serta memanfaatkan
hasilnya. Secara lebih rinci, perwujudannya adalah:
a. Kemampuan menyusun program
Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan harus diwujudkan dalam
penyusunan program supervisi kelas, pengembangan program supervisi untuk
kegiatan ekstrakurikuler, pengembangan program supervisi perpustakaan,
laboratorium dan ujian.
b. Kemampuan melaksanakan program supervisi pendidikan
Kemampuan melaksanakan program supervisi pendidikan harus diwujudkan
dalam pelaksanaan program supervisi klinis, program supervisi nonklinis, dan
program supervisi kegiatan ekstra kurikuler.
c. Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi pendidikan
Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi pendidikan harus diwujudkan dalam
meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan pengembangan sekolah.[16]
Kepala sekolah sebagai supervisor dapat dilakukan secara efektif antara lain
melalui:
1) Dikusi kelompok, merupakan suatu kegiatan yang dilakukan bersama guru-
guru dan bisa juga melibatkan tenaga administrasi, untuk memecahkan berbagai
masaah di sekolah dalam mencapai suatu keputusan.
2) Kunjungan kelas, dapat digunakan oleh kepala sekolah sebagai salah satu
teknik untuk mengamati kegiatan pembelajaran secara langsung.
3) Pembicaraan individual, merupakan teknik bimbingan dan konseling, yang
dapat digunakan kepala sekolah untuk memberikan konseling kepada guru baik
berkaitan dengan masalah pembelajaran maupun masalah yang menyangkut
profesionalisme guru.
4) Simulasi pembelajaran, merupakan suatu teknik supervisi berbentuk
demonstrasi pembelajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah, sehingga guru
dapat menganalisa penampilan yang diamatinya sebagai instropeksi diri.[17]
2. Pembagian tugas kepada guru

10
Sebelum membagikan tugas-tugas kepada guru, kepala sekolah terlebih dulu harus
mengetahui jumlah guru yang akan memberikan pelajaran di sekolah, apakah
perlu ditambah, apakah memerlukan guru-guru honorer. Bila semua telah
diketahuinya, kepala sekolah dapat memulai pembagian tugas-tugas kepada
mereka. Pembagian ini dapat dilakukan dengan cara penetapan sistem guru kelas,
sistem guru bidang studi, dan sistem campuran antara keduanya

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Administrasi pendidikan adalah suatu ilmu tentang penyelenggaraan
pendidikan di sekolah, agar tercapai tujuan pendidikan di sekolah itu.
Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang direncanakan dalam perbaikan
situasi pengajaran dengan lebih meningkatkan pendayagunaan sumber personel
dan material dalam pencapain tujuan pendidikan secara lebih efektif dan efisien.
Kepala sekolah sebagai administrator bermakna kepala sekolah sebagai insan
yang mengatur penatalaksanaan sistem administrasi pendidikan.
Kepala sekolah sebagai administrator bertanggung jawab terhadap
kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya. Ia selalu
berusaha agar segala sesuatu disekolahnya berjalan lancar. Hal tersebut mencakup
seluruh kegiatan sekolah, seperti; proses belajar-mengajar, kesiswaan, personalia,
sarana prasarana, ketatausahaan dan keuangan serta mengatur hubungan sekolah
dengan masyarakat. Selain itu juga, kepala sekolah bertanggung jawab terhadap
keadaan lingkungan sekolahnya.
Sebagai syarat mutlak menjadi kepala sekolah yang berkompeten, harus
mampu dengan baik melaksanakan fungsi-fungsi administrasi pendidikan, yang
meliputi perencanaan, penyusunan organisasi sekolah, pengoordinasian dan
pengarahan serta pengelolaan kepegawaian
Kepala sekolah sebagai supervisor adalah upaya yang dilakukan kepala
sekolah untuk membantu mengembangkan profesionalitas guru dan tenaga
kependidikan lainnya. Pelaksanaan supervisi merupakan tugas kepala sekolah
untuk melakukan pengawasan terhadap guru-guru dan pegawai sekolahnya.
Tujuan diadakan supervisi secara umum adalah memberikan bantuan teknis dan
bimbingan kepada guru (dan staf lainnya) agar personil tersebut mampu
meningkatkan kualitas kerjanya, terutama dalam melaksanakan tugas, yaitu
melaksanakan proses pembelajaran.
.

12
13
DAFTAR PUSTAKA

H. M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2005),


Mohib Asrori, Kompetensi Peran dan Tugas Kepala Sekolah dalam Manajemen
Kurikulum, (22 Februari 2011),
http://gurutrenggalek.blogspot.com/2011/02/kompetensi-peran-dan-tugas-
kepala.html
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Dalam konteks menyukseskan
MBS dan KBK, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005).

Muhammad Fauzi, Kepala Sekolah sebagai Supervisor, Administrator, dan


Pemimpin, (25 Desember 2009)
http://mufazi881.blogspot.com/2009/12/kepala-sekolah-sebagai-
supervisor.html

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Supervisi, (Jakarta: Rineka Cipta,2004).z

14

You might also like