You are on page 1of 3

Identifikasi Totalitas Lembaga Dan Kekuatan Eksternal Yang Secara Potensial

Berpengaruh Pada Strategi Pemasaran

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ( dalam tulisan ini hanya menekankan jumlah 6 komponen lingkungan
makro yang meliputi demografi, ekonomi, ekologi, teknologi, politik, dan budaya)
1.2 Perubahan dan Perkembangan lingkungan makro akan menghadirkan banyak kesempatan
dan hambatan berupa the end of baby boom, atau the age discontinuity, dan future shock.
1.3 Sedikit perusahaan yang mempergunakan konsultan luar guna memperbaiki lingkungan
perusahaan secara objektif.

Bab III Ekonomi dan Implikasi Pada Strategi Pemasaran


3.1 Kelambatan tingkat pendapatan riil
3.2 Tingkat inflasi yang berkelanjutan
3.3 Berubahnya tabungan dan pola hutang
3.4 Berubahnya pola pengeluaran konsumsi

1.1. Pemasaran adalah proses mempertemukan produsen dengan konsumen berupa


menjual barang/jasa agar terjadi pertukaran nilai. Teknik pemasaran cukup beragam dan
masing-masing memiliki karakteristik tertentu. Tentunya perusahaan haruslah mengetahui
kondisi dan karakter bisnisnya agar dapat menentukan strategi pemasaran yang optimal.
Analisis strategi pemasaran juga melihat dari berbagai perspektif, baik internal maupun
eksternal karena kedua aspek tersebut bersifat dependen atau saling bergantung.

Beberapa aspek eksternal yang mempengaruhi strategi pemasaran di antaranya adalah


ekonomi, politik, sosial/demografi, budaya, teknologi, dan ekologi. Semua aspek tersebut
saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tak langsung. Contohnya adalah,
perusahaan akan menggunakan promosi dalam bentuk sesuatu yang sedang menjadi trend di
kalangan masyarakat (sosial/demografi) sselama masih dalam koridor norma sosial (budaya),
di mana efektivitas pemasaran cukup bergantung pada engagement antara perusahaan dengan
warganet (teknologi) dan juga kondisi makroekonomi yang stabil dan produktif (ekonomi).

1.2 Perkembangan lingkungan makro membuat perubahan yang masif dan signifikan di
berbagai aspek. Berakhirnya era generasi boomers atau “The End Baby Boom” atau “Age of
Discontinuity” menandakan adanya pergeseran sosial menuju arah pembaruan yang
didominasi oleh generasi Z, Millenial, generasi Y, dan sedikit generasi X. Perubahan sosial
dan kemajuan teknologi membuat kesempatan semakin besar. Teknologi berperan penting
bagi pemerataan pendidikan, kemudahan akses, efisiensi seluruh sistem yang ada. Hal ini
membuat pemerataan informasi menjadi lebih luas dan memperbesar peluang / kesempatan
bagi manusia. Namun di sisi lain, Kemajuan generasi dan teknologi juga menyebabkan
adanya “Future Shock”, yakni suatu krisis, baik fisik maupun psikologis, sebagai akibat
kelebihan beban (overload) pada sistem adaptif organisme manusia dan pada proses
pengambilan keputusannya.

1.3 Kemajuan teknologi membuat batas-batas politik administratif antar wilayah menjadi bias
dan memudahkan adanya proses pertukaran apapun. Baik barang, jasa, maupun tenaga kerja.
Banyak perusahaan yang menggunakan tenaga kerja asing karena berbagai alasan seperti
kompetensi, karakteristik, hingga produktivitas. Namun saat ini, rata-rata perusahaan
menggunakan tenaga pemasaran dari masyarakat lokal karena pertimbangan objekitivitas,
aktualisasi, dan akurasi terhadap analisis kondisi yang terjadi di negara tempat perusahaan
berada.

3.1 Kelambatan tingkat pendapatan riil


Faktor dalam aspek ekonomi yang pertama adalah tingkat pendapatan riil. Salah satu unsur
yang mempengaruhi permintaan (demand) adalah pendapatan. Pendapatan riil adalah
pendapatan aktual yang telah dideflasikan dengan Indeks Harga konsumen (IHK). Penentuan
naik atau tidaknya pendapatan riil juga bisa mengacu pada inflasi. Jika kenaikan pendapatan
riil di atas laju inflasi, maka dapat diartikan pendapatan aktual masyarakat meningkat.
Nominal yang sama dengan tingkat daya beli yang berbeda.

3.2 Tingkat inflasi yang berkelanjutan

Inflasi adalah kenaikan harga barang/jasa pada periode waktu tertentu. Inflasi juga
mempengaruhi kecenderungan belanja konsumen karena adanya perubahan purchasing
power. Misal harga sebuah barang/jasa mengalami kenaikan sebesar 20% dari tahun
sebelumnya, maka permintaannya pasti akan menurun, di mana besar penurunannya
tergantung dari elastis atau tidaknya barang tersebut. Inflasi juga merupakan silent killer yang
menggerus keuangan masyarakat karena angkanya yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Berikut adalah data inflasi selama 10 tahun terakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS) :

3.3 Berubahnya tabungan dan pola hutang


Tingkat tabungan dan hutang juga dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi. Apabila kondisi
ekonomi sedang bagus (boom), masyarakat cenderung lebih suka mengeluarkan uang atau
mengonsumsi barang/jasa. Ketika daya beli masyarakat naik, kurva permintaan agregat
bergeser ke kanan, maka harga barang agregat akan naik. Apabila kenaikan harga terjadi
secara terus menerus, maka akan terjadi inflasi dan kebijakan moneter/fiskal kontraktif pun
akan diberlakukan. Apabila kebijakan kontraktif dilakukan, maka jumlah uang beredar akan
berkurang dan masyarakat akan cenderung menabung dan mengurangi pinjaman/hutang
karena adanya tingkat bunga yang tinggi.

3.4 Berubahnya pola pengeluaran konsumsi

Konsumsi dipengaruhi beberapa hal, diantaranya harga barang/jasa, pendapatan, inflasi,


tingkat bunga, trend di masyarakat, dan lain-lain. Individu akan mengonsumsi suatu barang
dan jasa berdasarkan kebutuhan dan keinginan. Apabila kebutuhan primer terpenuhi,
kebutuhan sekunder dan tersier (keinginan) juga menjadi target konsumen. Untuk itu,
perusahaan harus mengetahui secara holistik kondisi makroekonomi untuk dapat merancang
sistem pemasaran yang efektif.

You might also like