You are on page 1of 25

Laporan Kasus

TUMOR PARU

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
Pada Bagian/SMF Pulmonologi Fakultas Kedokteran USK/
RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Disusun oleh:
Khalilullah
2207501010068

Pembimbing:
dr. Novita Andayani, Sp.P(K), FISR

BAGIAN/ SMF PULMONOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
RSUD Dr. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini dengan judul
“Tumor Paru”. Shalawat beriring salam penulis haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau yang telah membawa
kita semua dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan.
Laporan kasus ini disusun sebagai salah satu tugas dalam menjalani
kepaniteraan klinik senior pada Bagian/SMF Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran
Respirasi RSUD dr. Zainoel Abidin Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala,
Banda Aceh.
Dalam proses penyelesaian laporan kasus ini penulis mendapat bantuan,
bimbingan, dan pengarahan dari banyak pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada dr. Novita Andayani, Sp.P(K), FISR yang
telahbanyak meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis dalam menyelesaikan penulisan laporan kasus ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada keluarga, sahabat, dan rekan-rekan yang telah
memberikan motivasi dan doa dalam menyelesaikan laporan kasus ini.
Penulis telah berusaha melakukan yang terbaik dalam penulisan laporan
kasus ini, namun penulis menyadari laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan. Penulis sangat mengharapkan kritik, saran, dan masukan yang
konstruktif demi perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata, penulis berharap
semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
kedokteran, masyarakat, dan khususnya penulis sendiri. Semoga Allah SWT selalu
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua.

Banda Aceh, September 2022


Penulis

Khalilullah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
BAB II LAPORAN KASUS ........................................................................ 2
2.1 Identitas Pasien............................................................................ 2
2.2 Anamnesis ................................................................................... 2
2.3 Pemeriksaan Fisik ....................................................................... 3
2.4 Pemeriksaan Penunjang .............................................................. 6
2.5 Diagnosis Banding....................................................................... 11
2.6 Diagnosis ..................................................................................... 11
2.7 Tatalaksana.................................................................................. 12
2.8 Prognosis..................................................................................... 12
2.9 Follow Up.................................................................................... 12
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 14
3.1. Definisi ........................................................................................ 14
3.2. Epidemiologi ............................................................................... 14
3.3. Etiologi ........................................................................................ 15
3.4. Patogenesis .................................................................................. 15
3.5. Klasifikasi.................................................................................... 16
3.6. Manifestasi Klinis ....................................................................... 16
3.7. Diagnosis Banding ...................................................................... 17
3.8. Diagnosis ..................................................................................... 17
3.9. Tatalaksana.................................................................................. 17
3.10. Prognosis ..................................................................................... 18
BAB IV ANALISA KASUS......................................................................... 19
BAB V KESIMPULAN................................................................................ 21
BAB VI DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Tumor (juga disebut neoplasma) adalah massa sel abnormal di tubuh. Hal ini
disebabkan oleh sel yang membelah lebih dari batas normal atau tidak mati ketika
mereka seharusnya mati. Tumor dapat diklasifikasikan sebagai jinak atau ganas. Tumor
ganas memiliki sel yang tumbuh tak terkendali dan menyebar secara lokal dan/atau ke
tempat yang jauh. Tumor ganas bersifat kanker (menginvasi tempat lain). Mereka
menyebar ke tempat yang jauh melalui aliran darah atau sistem limfatik. Penyebaran
ini disebut metastasis. Metastasis dapat terjadi di mana saja di tubuh dan paling sering
ditemukan di hati, paru-paru, otak, dan tulang. (Patel, 2020) Keganasan paru-paru,
termasuk tumor primer dan metastasis, adalah yang paling sering didiagnosis dan
penyebab utama kematian terkait kanker. (Milette et al., 2019) Kanker paru-paru secara
histologis dibagi menjadi 2 jenis utama: kanker paru-paru sel kecil (SCLC) dan kanker
paru-paru non-sel kecil (NSCLC). SCLC terdiri dari sekitar 15% dari kanker paru-paru
sementara NSCLC terdiri dari sekitar 85%. (Basumallik and Agarwal, 2022)
Di seluruh dunia, kanker paru-paru tetap menjadi penyebab utama insiden dan
kematian kanker, dengan 2,1 juta kasus kanker paru-paru baru dan 1,8 juta kematian
diprediksi pada 2018, mewakili hampir 1 dari 5 (18,4%) kematian akibat kanker. (Bray
et al., 2018) Berdasarkan data yang didapatkan dari Rumah Sakit Kanker Dharmais
pada tahun 2018 menunjukkan kasus kanker paru-paru sebesar 9,89%. Kanker yang
paling banyak diderita oleh pasien pria adalah paru-paru sebesar 16,77%, Terdapat
beberapa jenis kanker yang tidak spesifik jenis kelamin yang menyerang pasien laki-
laki maupun perempuan yaitu paru-paru, kolorektal, tiroid, leukemia, non-
hodgkinlimphoma, dan hati. (Pangribowo, S., 2019)

1
BAB II
LAPORAN KASUS

2.1. Identitas Pasien


Nama : Jalaluddin Bin Abdullah
Umur : 60 tahun
Alamat : Matang Seulumak, Kec. Nurussalam, Kab. Aceh Timur
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
CM : 1-31-68-44
Tanggal Masuk : 09 September 2022

2.2. Anamnesis
Keluhan Utama :
Sesak Napas
Keluhan Tambahan :
Nyeri dada, batuk
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan sesak napas sejak 4 bulan memberat sejak 4 hari
yang ini. Sesak napas tidak dipengaruhi oleh aktivitas, cuaca dan debu. Sesak napas
tidak disertai mengi, batuk (+) sesekali tidak berdahak. Nyeri dada kanan (+) seperti
ditusuk – tusuk tembus ke punggung belakang. Tampak venektasi dari leher ke dada.
Penurunan selera makan (+) penurunan BB (+), mual (-) muntah (-), BAB dan BAK
dalam batas normal
Riwayat Penyakit Dahulu :
Tidak ada
Riwayat Penggunaan Obat :
Tidak ada

2
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada
Riwayat Kebiasaan Sosial :
Pasien sehari – harinya mengonsumsi rokok kretek sebanyak 1 bungkus sejak usia
remaja hingga terakhir merokok 4 tahun yang lalu.

2.3. Pemeriksaan Fisik


Tanda Vital
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 124/69 mmHg
Frekuensi Nadi : 82x/menit
Frekuensi Napas : 20x/menit
SpO2 : 96% on nasal kanul 3L
Suhu : 36,8oC

Status Generalisata
• Kulit : ikterik (-), sianosis (-), edema (-)
• Wajah : Simetris, edema (-), deformitas (-)
• Mata : Sklera ikterik (-/-), anemis (-/-)
• Hidung : Sekret (-), napas cuping hidung (-)
• Mulut : Sianosis (-)
• Leher : Pembesaran KGB (-)

3
Status Lokalis
• Toraks

Pemeriksaan Thorax Dekstra Thorax Sinistra


Fisik Paru
Inspeksi Statis: Asimetris Kanan tertinggal, Venektasi (+)
Dinamis: Asimetris Kanan tertinggal, Venektasi (+)
Palpasi atas Fremitus taktil < Fremitus taktil
Tengah Fremitus taktil < Fremitus taktil
Bawah Fremitus taktil < Fremitus taktil
Perkusi Redup Sonor
Redup Sonor
Sonor Sonor
Vesikuler (+), rhonki Vesikuler (+), rhonki
Auskultasi atas =
(-), (-),
wheezing (-) wheezing (-)
Vesikuler (+), rhonki Vesikuler (+), rhonki
Tengah =
(-), (-),
wheezing (-) wheezing (-)
Vesikuler (+), rhonki Vesikuler (+), rhonki
Bawah =
(-), (-),
wheezing (-) wheezing (-)

• Jantung : BJ 1 > BJ 2, murmur (-)


• Abdomen : Soepel (+), nyeri tekan (-)
• Ektremitas

Superior Inferior
Penilaian
Kanan Kiri Kanan Kiri

Pucat Negatif Negatif Negatif Negatif


Sianosis Negatif Negatif Negatif Negatif
Edema Negatif Negatif Negatif Negatif
Tonus otot Normal Normal Normal Normal

4
2.4. Pemeriksaan Penunjang
1. Hasil Laboratorium (Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 17 September 2022)
JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN

DARAH RUTIN :
Hemoglobin 9.5 14,0 – 17,0 g/dL
Hematokrit 28 45 – 55 %
Eritrosit 3.2 4,7 – 6,1 106/mm3
Leukosit 7.92 4,5 – 10,5 103/mm3
Trombosit 312 150 – 450 103/mm3
MCV 87 80 – 100 fL
MCH 29 27 – 31 pg
MCHC 34 32 – 36 %
RDW 15.0 11,5 – 14,5 %
MPV 9.5 7,2 – 11,1 fL
PDW 10.0 fL
LED 10.0 <15 mm/Jam
Hitung Jenis :
Eosinofil 4 0–6 %
Basofil 0 0–2 %
Neutrofil Batang 0 2–6 %
Neutrofil Segmen 75 50 – 70 %
Limfosit 13 20 – 40 %
Monosit 7 2–8 %
FAAL HEMOSTASIS
PT
Pasien (PT) 13.30 11,50-15,50 detik
Kontrol 14.0
INR 0.93 < 1,5 detik
APTT
Pasien (APTT) 28,10 26,00-37,00 detik

5
Kontrol 30.9 detik
IMUNOSEROLOGI
HEPATITIS
HBsAg Non Reaktif Non Reaktif
KIMIA KLINIK
HATI & EMPEDU
AST/SGOT 51 < 35 U/L

ALT/SGPT 47 < 45 U/L


Albumin 2.90 3.5-5.2 g/dL
GINJAL-HIPERTENSI
Ureum 83 13-43 mg/dL

Kreatinin 1,40 0,67 - 1,17 mg/dL


ELEKTROLIT - Serum
Natrium (Na) 139 132 – 146 mmol/L
Kalium (K) 4,50 3,7 – 5,4 mmol/L
Klorida (Cl) 108 98 - 106 mmol/L
Kalsium (Ca) 8.8 8.6-10.3 mg/dL

6
2. Foto Toraks

Interpretasi:
Foto toraks dengan proyeksi AP
- Identitas : Jalaluddim bin Abdullah/ 60 th/ LK
- Tanggal Pengambilan foto : 16/09/2022
- Marker R
- Inspirasi cukup dan posisi simetris
Penilaian Foto
- Trakea : Tidak didapatkan deviasi
- Tulang : Tidak ditemukan fraktur pada sela iga
- Mediastinum: tampak melebar
- Jaringan lunak : Tidak ditemukan emfisema subkutis
- Jantung : Kesan Membesar, CTR > 50%
- Aorta : Tidak ditemukan kalsifikasi dan elongasi
- Sudut Costophrenicus : tertutup perselubungan kanan dan kiri
- Paru : Tampak Multiple opacitas dengan ukuran bervariasi di paru kanan
Kesan
- Cardiomegali
- Multiple opacitas dengan ukuran bervariasi di paru kanan dd/metastase
7
- Efusi pleura bilateral
- Pelebaran mediastinum

3. CT- Scan Thorax

Kesimpulan : Massa paru dextra di lobus superior segmen apical ukuran 8.4 x 6.2 x 11 cm

4. USG Thorax

8
Hasil : Efusi Pleura dextra minimal

5. Bronkoskopi

Kesimpulan : Tumor paru kanan pada lobus atas kanan dengan proses metastase ke bronkus
utama paru kiri

2.5. Diagnosis Banding


1. Pneumonia
2. Tumor Mediastinum
3. TB Paru
4. PPOK
9
2.6. Diagnosis
Tumor paru kanan

2.7. Tatalaksana
1. IVFD RL 10 gtt/i

2. IV Ceftriaxone 1000mg/12jam

3. IV Omeprazole 40mg/12jam

4. PO Paracetamol 500mg/8jam

5. PO Codein 10mg/8jam

6. PO Vastral 1tab/12jam

2.8. Prognosis
• Quo et Vitam : dubia
• Quo et Functional : dubia
• Quo et Sanactionam : dubia

10
2.9 Follow Up Harian

Hari/Tanggal
Catatan Instruksi
Rawatan
Rabu/21 September S/ Th/
2022 Sesak napas perbaikan - IVFD RL 10 gtt/i
- IV Omeprazole 40g /
Nyeri pinggang kanan
12 jam
O/ - Paracetamol 3x500 mg
- Kesadaran : compos mentis - Vastral 1tab/24jam
(PO)
- TD: 136/84 mmHg
- Alprazolam
- HR: 92 x/menit 0.8mg/8jam
- RR: 20 x/menit P/
- Ct-scan Thorax K/NK
- Suhu: 36.8oC
(16/9)
- SPO2 : 96% on 3LPM
- Bronkoskopi (15/9):
A/ Tumor paru kanan
- Tumor paru kanan pada lobus atas kana
dengan proses
metastase ke bronkus
utama
- TTNA USG Guide
(17/9)

11
Kamis/22 S/ Th/
September Sesak napas perbaikan - IVFD RL 10 gtt/i
- IV Omeprazole 40g /
2022 Nyeri pinggang kanan
12 jam
O/ - Paracetamol 3x500 mg
- Kesadaran : compos mentis - Vastral 1tab/24jam
(PO)
- TD: 136/84 mmHg
- Alprazolam
- HR: 92 x/menit 0.8mg/8jam
- RR: 20 x/menit P/
- Ct-scan Thorax K/NK
- Suhu: 36.8oC
(16/9)
- SPO2 : 96% on 3LPM
- Bronkoskopi (15/9):
A/ Tumor paru kanan
- Tumor paru kanan pada lobus atas kana
dengan proses
metastase ke bronkus
utama
- TTNA USG Guide
(17/9)

- Persiapan Kemoterapi
(23/9)

12
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi
Tumor (juga disebut neoplasma) adalah massa sel abnormal di tubuh. Hal ini
disebabkan oleh sel yang membelah lebih dari batas normal atau tidak mati ketika
mereka seharusnya mati. Tumor ganas memiliki sel yang tumbuh tak terkendali dan
menyebar secara lokal dan/atau ke tempat yang jauh. Tumor ganas bersifat kanker
(menginvasi tempat lain). (Patel, 2020) Keganasan paru-paru, termasuk tumor primer
dan metastasis, adalah yang paling sering didiagnosis dan penyebab utama kematian
terkait kanker. (Milette et al., 2019)
3.2 Epidemiologi
Di seluruh dunia, kanker paru-paru tetap menjadi penyebab utama insiden dan
kematian kanker, dengan 2,1 juta kasus kanker paru-paru baru dan 1,8 juta kematian
diprediksi pada 2018, mewakili hampir 1 dari 5 (18,4%) kematian akibat kanker.
(Bray et al., 2018)

Gambar 1. Proporsi kasus kanker (%) pada semua penduduk (laki-laki dan
perempuan) di RS. Kanker Dharmais Tahun 2018

Berdasarkan data yang didapatkan dari Rumah Sakit Kanker Dharmais pada tahun
2018 menunjukkan kasus kanker terbanyak adalah adalah kanker payudara sebesar
19,18%, kanker serviks sebesar 10,69%, dan kanker paru-paru sebesar 9,89%.
(Pangribowo, S., 2019)
13
Berdasarkan penelitian di Shenzen, di antara semua kelompok usia, kanker
paru-paru kurang umum pada orang di bawah 30 tahun (4,8%) dan lebih umum dari
40 hingga 70 tahun (83,7%). Selama 2008 hingga 2018, usia rata-rata saat diagnosis
total kasus kanker paru-paru di Shenzhen adalah 62,9 tahun. (Lei et al., 2020)
3.3 Etiologi
Merokok adalah penyebab utama dari kanker paru-paru, yaitu sebanyak 85%
kasus. Faktor risiko tambahan untuk kanker paru-paru termasuk perokok pasif, asbes,
radon, dan faktor lingkungan lainnya. (Basumallik and Agarwal, 2022) Pembahasan
terkait faktor risiko penyebab dan didiuga menyebabkan kanker paru-paru terdapat
pada tabel berikut.
Tabel 1. Faktor Risiko Kanker Paru-Paru (Schabath and Cote, 2019)
Faktor Risiko Besarnya Hubungan
20 kali lipat meningkatkan risiko
Rokok tembakau
dibandingkan yang tidak merokok
25% sampai 28% meningkatkan risiko
Secondhand smoke
dibandingkan yang tidak merokok
Electronic cigarettes Saat ini belum diketahui
1.9 sampai 4.6 kali lipat meningkatkan
Penggunaan tembakau lain
risiko
Ganja Saat ini belum diketahui
Radon 14% sampai 29% meningkatkan risiko
Asbestos 12% sampai 24% meningkatkan risiko
2- sampai 3 kali lipat meningkatkan
Riwayat PPOK, emfisema, atau bronkitis kronis
risiko
Riwayat asthma 28% sampai 44% meningkatkan risiko
Riwayat pneumonia 30% sampai 57% meningkatkan risiko
1.2 sampai 2.4 kali lipat meningkatkan
Riwayat Chlamydia pneumoniae
risiko
Riwayat tuberculosis 48% sampai 76% meningkatkan risiko
HIV 2 kali lipat meningkatkan risiko

3.4 Patogenesis
Patofisiologi kanker paru-paru sangat kompleks dan tidak sepenuhnya
dipahami. Dihipotesiskan bahwa paparan berulang terhadap karsinogen, seperti asap
rokok menyebabkan displasia epitel paru. Jika paparan berlanjut, itu menyebabkan
mutasi genetik dan mempengaruhi sintesis protein. Ini, pada gilirannya, mengganggu
siklus sel dan meningkatkan karsinogenesis. Mutasi genetik paling umum yang
14
bertanggung jawab untuk perkembangan kanker paru-paru adalah MYC, BCL2, dan
p53 untuk kanker paru-paru sel kecil (SCLC) dan EGFR, KRAS, dan p16 untuk
kanker paru-paru non-sel kecil (NSCLC). (Siddiqui, Vaqar and Siddiqui, 2022)

3.5 Klasifikasi

Gambar 2. Klasifikasi Kanker Paru (Sánchez-Ortega, Carrera and Garrido, 2021)

Tumor kanker paru-paru dibagi menjadi dua kategori histologis yang luas:
NSCLC dan SCLC. NSCLC mewakili lebih dari 80% hingga 85% kanker paru-paru
dimana sekitar 40% adalah adenokarsinoma, 25% hingga 30% adalah karsinoma sel
skuamosa, dan 10% hingga 15% adalah karsinoma sel besar. (Schabath and Cote,
2019) Kanker paru-paru sel kecil (SCLC) menyumbang 13-15% dari semua kasus
kanker paru-paru baru di AS. Tumor jenis ini memiliki kecenderungan untuk
menyebar lebih awal sehingga 80-85% pasien didiagnosis dengan penyakit ekstensif
(ES-SCLC). (Saltos, Shafique and Chiappori, 2020)
3.6 Manifestasi Klinis
Suatu penelitian menunjukkan bahwa gejala dan tanda fisik kanker paru yang
paling umum adalah batuk kronis (65,0%), dahak dengan darah (33,0%), nyeri dada
(17,9%), sesak napas (17,0%), limfadenektasis leher dan supraklavikula. 9,8%),
penurunan berat badan (8,3%), nyeri metastasis (5,9%), kelelahan (4,8%), demam
(4,3%), dan dispnea (4,2%). Studi awal melaporkan bahwa 60% -70% pasien yang
akhirnya didiagnosis dengan kanker paru menunjukkan satu atau lebih gejala lokal

15
(batuk, dispnea, atau nyeri dada), dan 41% memiliki gejala umum (demam,
penurunan berat badan, atau kelelahan). (Xing et al., 2019)
Lakukan rontgen dada (akan dilakukan dalam waktu 2 minggu) untuk menilai
kanker paru-paru pada orang berusia 40 tahun ke atas jika mereka memiliki 2 atau
lebih dari gejala berikut, atau jika mereka pernah merokok dan memiliki 1 atau lebih
dari gejala berikut:
• Batuk
• Kelelahan
• Sesak napas
• Sakit dada
• Penurunan berat badan
• Kehilangan nafsu makan (Bradley, Kennedy and Neal, 2018)
3.7 Diagnosis Banding
Beberapa diagnosis banding dari kanker paru antara lain tumor mediastinum,
metastasis tumor di paru, dan tuberculoma. (Thai et al., 2021)
3.8 Diagnosis
Kanker paru-paru biasanya terdeteksi oleh kelainan di radiografi dada atau
adanya gejala sistemik atau lokal seperti batuk, sulit bernapas, mengi, darah dalam
dahak, penurunan berat badan, dan keras menelan. Diagnosis kanker paru-paru terkait
dengan jenis paru-paru kanker (SCLC, NSCLC), posisi tumor primer, ukuran tumor,
metastasis, dan derajat klinis individu. (Mottaghitalab et al., 2019)
Untuk mendiagnosis dan mengetahui stadium kanker paru-paru, tes pencitraan
(seperti CT scan) dan tinjauan jaringan/patologis diperlukan. Ada beberapa
pendekatan untuk mengevaluasi jaringan, seperti bronkoskopi dengan biopsi atau
aspirasi jarum halus (FNA), mediastinoskopi, dan thoracentesis. (Alexander, Kim and
Cheng, 2020)

3.9 Tatalaksana
Pengobatan NSCLC adalah tahap tertentu. Pasien dengan stadium I atau II
harus dirawat dengan reseksi bedah lengkap bila tidak ada kontraindikasi. Pasien non-
bedah harus dipertimbangkan untuk dilakukan konvensional atau stereotactic
radioterapi. Prosedur seperti cryoablation, microwave, dan ablasi frekuensi radio telah
16
ditemukan dan menjadi pilihan pengobatan yang berguna dalam pengaturan terapi
penyelamatan setelah operasi, radioterapi, atau kemoterapi atau untuk paliatif pada
stadium lanjut NSCLC. (Duma, Santana-Davila and Molina, 2019)
Pendekatan awal untuk pengobatan SCLC bervariasi secara substansial
berdasarkan tahap. Dalam SCLC non-metastatik, tujuan pengobatan termasuk
mencapai kontrol yang tahan lama terhadap penyakit toraks dan mengurangi risiko
penyebaran metastasis. Tingkat kelangsungan hidup lima tahun sebesar 25-30% dapat
dicapai dengan perawatan modalitas gabungan. Pilihan pengobatan lokal untuk
mengendalikan penyakit toraks termasuk pembedahan dan radioterapi. Kemoterapi
dapat menambah kemanjuran radiasi lokal dan berpotensi mengobati penyakit
mikrometastatik. (Rudin, Brambilla, Faivre-Finn and Sage, 2021)

3.10 Prognosis
Apabila ditemukan pada stadium awal, sekitar 40-50 persen pasien bisa bertahan
hidup sampai 5 tahun. Namun untuk penderita yang telah memasuki stadium lanjut,
perkiraannya hanya 1-5 persen dapat bertahan hidup, sedangkan kankernya sudah
tidak dapat dioperasi. (Rejeki, M. and Pratiwi, E.N., 2020)

17
BAB IV
ANALISA KASUS

Pasien laki-laki dengan nama Tn JBA berusia 60 tahun Pasien datang datang ke
RSUDZA dengan keluhan sesak napas sejak 4 bulan memberat sejak 4 hari yang ini.
Sesak napas tidak dipengaruhi oleh aktivitas, cuaca dan debu. Sesak napas tidak
disertai mengi, batuk (+) sesekali tidak berdahak. Nyeri dada kanan (+) seperti ditusuk
– tusuk tembus ke punggung belakang. Sebuah studi yang menunjukkan bahwa di
antara semua kelompok usia, kanker paru-paru kurang umum pada orang di bawah 30
tahun (4,8%) dan lebih umum dari 40 hingga 70 tahun (83,7%), berdasarkan studi
tersebut pasien ini sudah memasuki usia 60 tahun dan termasuk dalam kategori rentan
untuk mengidap kanker paru-paru. (Lei et al., 2020)
Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, pasien mempunyai riwayat berkerja
sebagai petani dengan riwayat merokok setiap hari sebanyak 1 bungkus rokok kretek
dengan filter. Pasien sudah merokok sejak usia remaja hingga 4 tahun SMRS saat
pasien sudah mulai merasakan nyeri pada dadanya. Hal ini sejalan dengan penelitian
lain yang mengatakan bahwa merokok adalah penyebab utama dari kanker paru-paru,
yaitu sebanyak 85% kasus. (Basumallik and Agarwal, 2022) Serta dapat meningkatkan
faktor risiko hingga 20 kali lipat. (Schabath and Cote, 2019)
Dari pemeriksaan fisik pasien pada tanggal 21 September 2022 didapatkan
TD: 136/84 mmHg, HR: 92 x/menit, RR: 20 x/menit, Suhu: 36.8 oC dan SPO2 : 96%
on 3LPM, inspeksi dada ditemukan dada kanan dan kiri asimetris dengan dada kanan
tertinggal saat statis maupun dinamis, palpasi dada ditemukan fremitus taktil lapangan
paru kiri > kanan , perkusi di lapangan paru atas tengah dan bawah kiri ditemukan
sonor serta pada lapangan paru kanan atas tengah ditemukan redup namun bawah
ditemukan sonor, dan auskultasi hanya ditemukan suara vesikuler tanpa suara
tambahan seperti ronkhi dan wheezing. Pada tanggal 22 September 2022 didapatkan
TD: 130/70 mmHg, HR: 84 x/menit, RR: 20 x/menit, Suhu: 36.5 oC dan SPO2 : 95%
on 2LPM, inspeksi dada ditemukan dada kanan dan kiri asimetris dengan dada kanan
tertinggal saat statis maupun dinamis, palpasi dada ditemukan fremitus taktil lapangan
paru kiri > kanan , perkusi di lapangan paru atas tengah dan bawah kiri ditemukan
18
sonor serta pada lapangan paru kanan atas tengah ditemukan redup namun bawah
ditemukan sonor, dan auskultasi hanya ditemukan suara vesikuler tanpa suara
tambahan seperti ronkhi dan wheezing.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan oleh Tn. JBA meliputi pemeriksaan
laboratorium lengkap, foto thorax, CT-Scan, USG Thorax dan elektrokardiografi. Pada
pemeriksaan fotothorax didapatkan gambaran pada pemeriksaan USG-Thorax tidak
ditemukan adanya cairan, Gambaran CT-Scan menunjukkan adanya tumor pada paru
kanan Tn. JBA.
Diagnosis tumor paru ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis dimana pasien
sudah mengeluhkan sesak napas selama 4 bulan dan memberat sejak 4 hari SMRS,
pasien juga menglami nyeri dada serta batuk dan mudah lelah saat melakukan aktivitas.
Pasien juga mengaku bahwa dirinya adalah perokok dengan riwayat konsumsi rokok
kretek sejak remaja sebanyak 1 bungkus perharinya. Pada pemeriksaan fisik masih
ditemukan gambaran beberapa kelainana pada tanda-tanda vital serta inspeksi, palpasi,
perkusi, serta auskultasi dada pasien. Pada pemeriksaan penunjang CT-Scan barulah
terlihat massa yang ada pada paru-paru pasien yang terduga sebagai tumor paru pada
apicao posterior lobus superior paru kanan, pasien juga sudah melakukan bronkoskopi
dan didapatkan tumor pada paru kanan lobus superior pasien.

Terapi yang diberikan pada pasien ini berupa terapi simtomatik dan suportif
dimana pasien diberikan IVFD RL untuk menjaga hidrasi pasien, Omeprazole,
Paracetamol untuk meredakan nyeri pada pasien.

19
BAB V

KESIMPULAN

Pasien berusia 60 tahun didiagnosa dengan tumor paru kanan berdasarkan hasil
pemeriksaan fisik dan didukung dengan hasil CT-Scan thoraks dan pemeriksaan
bronkoskopi, biopsi dilakukan untuk mengetahui jenis tumor yang berada di paru kanan
pasien. Saat ini pasien diberikan terapi simtomatik dan juga suportif guna mengurangi
dan memperbaiki KU pasien.

20
DAFTAR PUSTAKA

Alexander, M., Kim, S. Y. and Cheng, H. (2020) ‘Update 2020: Management of


Non-Small Cell Lung Cancer’, Lung, 198(6), pp. 897–907. doi:
10.1007/s00408-020-00407-5.

Basumallik, N. and Agarwal, M., (2022). Small Cell Lung Cancer. [online]
Ncbi.nlm.nih.gov. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482458/ [Accessed 17 July
2022].

Bradley, S. H., Kennedy, M. P. T. and Neal, R. D. (2019) ‘Recognising Lung


Cancer in Primary Care’, Advances in Therapy, 36(1), pp. 19–30. doi:
10.1007/s12325-018-0843-5.

Bray, F. et al. (2018) ‘Global cancer statistics 2018: GLOBOCAN estimates of


incidence and mortality worldwide for 36 cancers in 185 countries’,
CA: A Cancer Journal for Clinicians, 68(6), pp. 394–424. doi:
10.3322/caac.21492.

Duma, N., Santana-Davila, R. and Molina, J. R. (2019) ‘Non–Small Cell Lung


Cancer: Epidemiology, Screening, Diagnosis, and Treatment’, Mayo
Clinic Proceedings, 94(8), pp. 1623–1640. doi:
10.1016/j.mayocp.2019.01.013.

Lei, L. et al. (2021) ‘Spatial and temporal analysis of lung cancer in Shenzhen,
2008–2018’, International Journal of Environmental Research and Public
Health, 18(1), pp. 1–13. doi: 10.3390/ijerph18010026.

Milette, S. et al. (2019) ‘The innate immune architecture of lung tumors and its
implication in disease progression’, Journal of Pathology, 247(5), pp.
589–605. doi: 10.1002/path.5241.

Mottaghitalab, F. et al. (2019) ‘New insights into designing hybrid nanoparticles


for lung cancer: Diagnosis and treatment’, Journal of Controlled Release,
295(January), pp. 250–267. doi: 10.1016/j.jconrel.2019.01.009.

Pangribowo, S. (2019) ‘Beban Kanker di Indonesia’, Pusat Data Dan Informasi


Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, pp. 1–16.

Patel, A. (2020) ‘Benign vs Malignant Tumors’, JAMA Oncology, 6(9), p. 1488.


doi: 10.1001/jamaoncol.2020.2592.

21
Rejeki, M. and Pratiwi, E. N. (2020) ‘Diagnosis dan Prognosis Kanker Paru,
Probabilitas Metastasis dan Upaya Prevensinya’, Proceeding of The
URECOL, 1(1), pp. 73–78.

Rudin, C. M. et al. (2021) ‘Small-cell lung cancer’, Nature Reviews Disease


Primers, 7(1). doi: 10.1038/s41572-020-00235-0.

Saltos, A., Shafique, M. and Chiappori, A. (2020) ‘Update on the Biology,


Management, and Treatment of Small Cell Lung Cancer (SCLC)’,
Frontiers in Oncology, 10(July), pp. 1–13. doi: 10.3389/fonc.2020.01074.

Sánchez-Ortega, M., Carrera, A. and Garrido, A., (2021). ‘Role of NRF2 in Lung
Cancer’. Cells, 10(8), p.1879.

Schabath, M. and Cote, M., (2019). ‘Cancer Progress and Priorities: Lung
Cancer’. Cancer Epidemiology, Biomarkers &amp; Prevention, 28(10),
pp.1563-1579.

Siddiqui, F., Vaqar, S. and Siddiqui, A., (2022). Lung Cancer. [online]
Ncbi.nlm.nih.gov. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482357/#_NBK482357_pubd
et_ [Accessed 16 July 2022].

Thai, A. A. et al. (2021) ‘Lung cancer’, The Lancet, 398(10299), pp. 535–554. doi:
10.1016/S0140-6736(21)00312-3.

Xing, P. Y. et al. (2019) ‘What are the clinical symptoms and physical signs for
non-small cell lung cancer before diagnosis is made? A nation-wide
multicenter 10-year retrospective study in China’, Cancer Medicine, 8(8),
pp. 4055–4069. doi: 10.1002/cam4.2256.

22

You might also like