You are on page 1of 7

PEDOMAN TRIASE

DI PUSKESMAS RAWAT INAP MALINGPING

PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS RAWAT INAP MALINGPING
Jl. Alun- alun Utara no 06 Malingping 42391
Email : pkm.malingping@gmail.com

TAHUN 2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sasaran
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATA LAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Triase merupakan suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan suatu cara yang
memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang paling efisien
dengan tujuan untuk memilih atau menggolongkan semua pasien yang memerlukan pertolongan
dan menetapkan prioritas penanganannya. Triase merupakan usaha pemilahan korban sebelum
ditangani berdasarkan tingkat kegawat daruratan trauma atau penyakit dengan
mempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber daya yang ada. Triase adalah suatu sistem
pembagian/ klasifikasi prioritas klien berdasarkan berat ringannya kondisi klien/ kegawatannya
yang memerlukan tindakan segera. Dalam triase, perawat dan dokter di puskesmas mempunyai
batasan waktu (respon time) untuk mengkaji keadaan dan memberikan intervensi yaitu < 5 menit.

B. Tujuan
Triase memiliki tujuan sebagai pedoman bagi dokter dan perawat puskesmas untuk
mengkaji secara cepat dan fokus dalam menangani pasien berdasarkan tingkat kegawat daruratan,
trauma, atau penyakit dengan mempertimbangkan penanganan dan sumber daya yang ada.

C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah semua tenaga kesehatan di Puskesmas Rawat Inap
Malingping baik dokter, perawat, ataupun bidan.
BAB II
RUANG LINGKUP

Triase diberlakukan sistem prioritas, penentuan/ penyeleksian mana yang harus didahulukan
mengenai penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul dengan seleksi pasien
berdasarkan :
1. Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit.
2. Dapat mati dalam hitungan jam
3. Trauma ringan
4. Sudah meninggal
Pada umumnya penilaian pasien dalam triase di Puskesmas Rawat Inap Malingping dapat
dilakukan dengan :
1. Menilai tanda vital dan kondisi umum korban
2. Menilai kebutuhan medis
3. Menilai kemungkinan bertahan hidup
4. Menilai bantuan yang memungkinkan
5. Memprioritaskan penanganan definitive
6. Tag warna
BAB III
TATA LAKSANA

Triase adalah cara pemilahan penderita untuk menentukan prioritas penanganan pasien
berdasarkan tingkat kegawatanya dan masalah yang terjadi pada pasien. Triase terutama dilakukan di
ruang tindakan. Pelaksanaan Triase di dalam keadaan sehari hari dilakukan oleh dokter dan atau
perawat yang kompeten di ruang tindakan. Sedangkan dalam keadaan bencana dilakukan oleh perawat
dan dilakukan di luar atau di depan gedung puskesmas.
Triase dilakukan untuk mengidentifikasi secara cepat korban yang membutuhkan stabilisasi
segera dan mengidentifikasi korban yang hanya dapat diselamatkan dengan pembedahan darurat (life-
saving surgery). Dalam aktivitasnya, digunakan label pasien merah, hijau dan hitam sebagai kode
identifikasi korban.
Proses dimulai ketika pasien masuk ke pintu Ruang Tindakan Puskesmas Rawat Inap
Malingping, perawat harus mulai memperkenalkan diri, kemudian menanyakan riwayat singkat dan
melakukan pengkajian serta pemeriksaan tanda-tanda vital, misalnya melihat sekilas kearah pasien
yang berada di brankar sebelum mengarahkan ke ruang perawatan yang tepat.
Pengumpulan data subyektif harus dilakukan dengan cepat, tidak lebih dari 5 menit karena
pengkajian ini tidak termasuk pengkajian perawat penanggung jawab pasien. Perawat dan dokter
bertanggung jawab untuk menempatkan pasien di area pengobatan yang tepat. Tanpa memikirkan
dimana pasien pertamakali ditempatkan setelah triase, setiap pasien tersebut harus dikaji ulang oleh
perawat sedikitnya setiap 30 menit.
Untuk pasien yang dikategorikan sebagai pasien yang mendesak atau gawat darurat, pengkajian
dilakukan setiap 1 menit. Setiap pengkajian ulang harus didokumentasikan dalam rekam medis.
Informasi baru akan mengubah kategorisasi keakutan dan lokasi pasien di area pengobatan.
Bila kondisi pasien ketika datang sudah tampak tanda-tanda obyektif bahwa pasien mengalami
gangguan pada airway, breathing dan circulation, maka pasien ditangani dahulu. Pengkajian awal
hanya didasarkan atas data obyektif dan data subyektif sekunder dari pihak keluarga. Setelah keadaan
pasien membaik, data pengkajian kemudian dilengkapi dengan data subyektif yang berasal langsung
dari pasien.
Kategori triase Kegawatan pasien berdasarkan skala triase :
a. Segera - Immediate (Warna Merah)
Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup bila ditolong
segera.
b. Tunda - Delayed (Warna Kuning)
Pasien memerlukan tindakan definitive tetapi tidak ada ancaman jiwa segera
c. Minimal (Warna Hijau)
Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau mencari
pertolongan

1. Merah, sebagai penanda korban yang membutuhkan stabilisasi segera dan korban yang mengalami:
a. Syok oleh berbagai kausa
b. Gangguan pernapasan
c. Trauma kepala dengan pupil anisokor
d. Perdarahan eksternal massif. Pemberian perawatan lapangan intensif ditujukan bagi korban yang
mempunyai kemungkinan hidup lebih besar, sehingga setelah perawatan di lapangan ini penderita
lebih dapat mentoleransi proses pemindahan ke Rumah Sakit, dan lebih siap untuk menerima
perawatan yang lebih invasif. Triase ini korban dapat dikategorisasikan kembali dari status
“merah” menjadi “kuning” (misalnya korban dengan tension pneumothorax yang telah dipasang
drain thoraks (WSD).
2. Kuning, sebagai penanda korban yang memerlukan pengawasan ketat, tetapi perawatan dapat
ditunda sementara. Termasuk dalam kategori ini:
a. Korban dengan risiko syok (korban dengan gangguan jantung, trauma abdomen)
b. Fraktur multipel
c. Fraktur femur / pelvis
d. Luka bakar luas
e. Gangguan kesadaran / trauma kepala
f. Korban dengan status yang tidak jelas Semua korban dalam kategori ini harus diberikan infus,
pengawasan ketat terhadap kemungkinan timbulnya komplikasi, dan diberikan perawatan
sesegera mungkin.
3. Hijau, sebagai penanda kelompok korban yang tidak memerlukan pengobatan atau pemberian
pengobatan dapat ditunda, mencakup korban yang mengalami:
1. Fraktur minor
2. Luka minor, luka bakar minor
3. Korban dalam kategori ini, setelah pembalutan luka dan atau pemasangan bidai dapat
dipindahkan pada akhir operasi lapangan.
4. Korban dengan prognosis infaust, jika masih hidup pada akhir operasi lapangan, juga akan
dipindahkan ke fasilitas kesehatan.

Alur proses triase


1. Pasien datang diterima petugas Ruang Tindakan
2. Di ruang triase dilakukan anamneses dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas) untuk
menentukan derajat kegawatannya oleh perawat dan mencatat waktu datang pasien.
3. Bila jumlah penderita/ korban melebihi kapasitas ruangan Ruang Tindakan, maka triase dapat
dilakukan di luar ruang triase (di depan Ruang Tindakan)
4. Penderita dibedakan menurut kegawatannya dan mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan
warna merah, kuning, hijau
5. Pasien kategori triage merah dapat langsung diberikan pengobatan di Ruang Tindakan. Tetapi bila
memerlukan tindakan medis lebih lanjut pasien dapat dirujuk ke rumah sakit setelah dilakukan
stabilisasi.
6. Pasien kategori triage kuning yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut dapat menunggu giliran
setelah pasien kategori triage merah selesai ditangani.
7. Pasien kategori triage hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan atau bila memungkinkan dapat
dipulangkan.
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi yang dijadikan bukti bahwa petugas sudah melakukan pemantauan dengan tepat
dan mengkomunikasikan perkembangan kepada tim kesehatan. Pada tahap pengkajian, pada proses
triase yang mencakup dokumentasi :
1. Waktu dan datangnya pasien
2. Keluhan utama
3. Pengkodean prioritas atau keakutan perawatan
4. Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat
5. Penempatan di area penanganan yang tepat
6. Permulaan intervensi.
Petugas Ruang Tindakan harus mengevaluasi secara kontinu perawatan pasien berdasarkan hasil
yang dapat diobservasi untuk penentuan perkembangan pasien ke arah hasil dan tujuan serta harus
mendokumentasikan respon pasien terhadap intervensi pengobatan dan perkembangannya. Proses
dokumentasi triase menggunakan Form Rekam Medis

You might also like